0
Dalam sesi mediasi mereka, Hyung Woo terluka mendengar pernyataan Eun Jae kalau ia tidak pernah mencintai Hyung Woo dengan benar. Ia mengira kalau maksudnya adalah Eun Jae tidak pernah mencintainya. Ia mengumumkan kalau ia akan meneruskan proses perceraian ini.
Prof Jo hampir pingsan mendengar keputusan mereka. Ia pun marah dan mengejek mereka dengan cara berteriak-teriak. Ia kemudian menjadi tenang dan menyarankan kalau mereka menghentikan perdebatan mereka sampai sesi mediasi berikutnya. Tapi pasangan suami istri itu menolak dan ingin meneruskannya ke pengadilan.
Hyung Woo menuduh Eun Jae hanya berakting dan mereka berdua bersumpah untuk menunjukkan di pengadilan kesalahan masing-masing dalam perkawinan mereka.
Prof Jo melihat kalau keduanya serius dan berkata kalau seharusnya mereka tahu kalau proses perceraian itu sangat panjang dan melelahkan. Tapi karena keduanya sudah serius ia tidak akan menghentikan mereka. Dengan getir, ia berkata kalau ia tetap akan menangani kasus ini untuk mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah.
Setelah proses mediasi itu, merekapun berpisah. Eun Jae menangis, berkata pada dirinya sendiri kalau ia bodoh karena telah mempertimbangkan untuk memberi Hyung Woo kesempatan kedua.
Mereka berpura-pura tersenyum ketika kembali ke kantor, membuat para staffnya berpikir kalau sesi mediasi mereka berhasil. Hyung Woo melingkarkan lengannya ke bahu Eun Jae dan berkata, “Tidak, kami akan ke pengadilan.”
Para staff pun jadi terbelah, Go Ki segera berbicara dengan Hyung Woo sedangkan Woo Shik pergi ke kantor Eun Jae. Kedua pengacara itu menyarankan pada pengikutnya untuk merahasiakan perkataan mereka dan diminta untuk mencari info pihak yang lain. Mereka juga diperintahkan untuk membawa Deuk Hee ke kubu mereka.
Eun Jae memikirkan kembali bukti-bukti yang telah dikumpulkannya saat ia mengajukan perceraian yang terdiri dari foto Hyung Woo bersama Hee Soo serta sebuah grafik yang menunjukkan perbandingan pendapatan mereka. Eun Jae memutuskan kalau ia harus mengumpulkan lebih banyak lagi.
Pembelaan diri Hyung Woo dan taktiknya adalah mencari cara untuk menahan Eun Jae membuat kasus yang melawannya.
Go Ki dan Woo Shik makan malam bersama di restoran Young Joo, dimana prof Jo yang bermuka masam masuk dan menolak untuk duduk bersama mereka. Ia berkata kalau ia menjaga jarak dengan orang-orang yang terlibat dalam kasus perceraian. Tapi kemudian ia mendesah dan berbicara dengan keras seolah-olah pada dirinya, tapi mengarahkan komentarnya yang tajam pada anak buah yang bertengkar, laki-laki yang terjebak dalam tindakan-tindakan yang remeh seperti itu bukanlah seorang laki-laki. Sindiran yang benar-benar menusuk mereka.
Ia menambahkan bahwa selalu ada cara untuk membuat pengacara yang bertikai itu kembali pada akal sehat mereka. Kata-katanya menarik perhatian Woo Shik dan Go Ki. Jawabannya adalah sabotase.
Go Ki dan Woo Shik meminta saran pada Prof Jo sambil berpura-pura kalau mereka tidak berbicara padanya. Jadi mereka hanya mengatakan pertanyaan mereka tanpa berpaling dan Prof Jo hanya berkata ya atau tidak, sampai ia mengarahkan mereka ke hal yang ia inginkan.
Go Ki mendapat ide kalau didepan Hyung Woo dan Eun Jae mereka membantunya tapi kemudian memberi informasi yang salah pada mereka, seperti pihak yang lain sedang sangat mencintai mereka dan patah hati.
Makan malam Eun Jae yang terdiri dari ramen dan bir diganggu oleh suara mengebor yang keras. Ternyata Hyung Woo melepas sekrup pada kunci pintu, sehingga ia bisa masuk ke dalam. Eun Jae menyuruhnya pergi, tapi Hyung Woo berkata kalau ibunya akan curiga kalau ia terus tinggal dirumahnya. Apakah Eun Jae mau kalau ibunya tahu. Eun Jae hanya bisa menyeringai.
Hyung Woo duduk dan membicarakan urusan hutang piutang mereka dan meminta Eun Jae membayar 100 ribu won yang dipinjamnya ketika berbelanja sayuran, karena ia membeli barang-barang yang dimakannya. Eun Jae menyahut, karena ia lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli tempat mereka maka ia akan mengeklaim lebih banyak untuk digunakannya. Mereka memperdebatkan masalah-masalah kecil seperti membatasi mandi hanya 10 menit, membagi jatah bersih-bersih dll.
Ketika Eun Jae berada di ruangan lain, Hyung Woo mengeluarkan kameranya dan segera mengambil bukti ketidak mampuan Eun Jae dalam mengurus rumah.
Ketika ia mandi, Eun Jae mematikan air panasnya dan berkata kalau waktu mandinya telah habis. Kemudian ia berdiri didepan pintu dan memandang dengan pandangan mencemooh.
Ibu Hyung Woo menelpon Ibu Eun Jae untuk memberitahu berita gembira kalau Hyung Woo sudah pulang ke rumahnya. Itu hal yang bagus dan mereka berharap segera mendapatkan cucu, jadi ibu Hyung Woo bisa memanjakannya dan merawatnya.
Ibu Eun Jae bertanya dengan ragu-ragu apakah ia juga boleh melakukannya dan ibu Hyung Woo meyakinkannya kalau ia bisa datang ketika cucu mereka ada dirumahnya, tanpa sepengetahuan Eun Jae tentu saja.
Hyung Woo menunggu sampai Eun Jae tertidur malam itu. Ia kemudian menyelinap masuk ke ruang kerja mereka dan berniat untuk memeriksa isi laptop Eun Jae. Hanya saja Eun Jae sudah mengantisipasinya dan meletakkan wallpaper yang berisi peringatan di halaman loginnya.
Hyung Woo menyerah dan pergi ke ruang kerjanya sendiri, dimana ia membaca email yang baru saja masuk. Bukan email yang aneh-aneh, hanya berisi “Hai, akhir-akhir ini aku sibuk. Bagaimana kabarmu?”, tapi reaksi Hyung Woo mencurigakan; ketika Eun Jae membuka pintu, ia segera menutup laptopnya dan berpura-pura melakukan hal yang lain.
Paginya, Eun Jae batuk-batuk dan menggigil. Ia mengerang kesakitan dan berkata kalau ia akan bekerja dirumah saja. Hyung Woo curiga kalau Eun Jae hanya berpura-pura, tapi ia tetap menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Setelah Hyung Woo pergi, Eun Jae segera masuk ke ruang kerja Hyung Woo. Ia mencoba untuk memecahkan password laptop Hyung Woo dan membalik-balik buku manual troubleshooting pc untuk mencari bantuan.
Ia sedang mencoba untuk memecahkannya, ketika ia mendengar suara pintu yang dibuka. Hyung Woo pulang, ia tidak bisa membiarkan Eun Jae yang sakit. Eun Jae segera pergi ke mejanya sendiri dan meletakkan kepalanya di meja, berpura-pura sakit lagi. Hyung Woo meletakkan beberapa obat untuknya.
Setelah Hyung Woo pergi, Eun Jae mengambil kertas hasil printnya, yang berisi email Hyung Woo. Ia membacanya dan menemukan kalau Hyung Woo telah menulis pada alamat green tea selama dua tahun. Sebenarnya isi email itu biasa-biasa saja, tapi yang menyakitkan adalah karena Hyung Woo merahasiakannya.
Eun Jae pergi ke kantor dan berkata kalau ia lebih baik sekarang dan menemukan kalau Hyung Woo telah menggantikan menemui kliennya. Eun Jae datang ke pertemuan itu dan berkata pada Hyung Woo kalau ia akan menggantikannya, tapi Hyung Woo telah melakukan pekerjaannya dengan baik sehingga kliennya sangat senang dan menginginkan Hyung Woo tetap disana dan Hyung Woo yang sekarang yakin kalau Eun Jae hanya berpura-pura, membalasnya dengan perhatian yang palsu dan menyuruh Eun Jae beristirahat saja, karena ia sudah menangani kliennya dengan baik.
Jadi Eun Jae dipaksa untuk mundur. Saat ia pergi, Eun Jae menggerutu kalau Hyung Woo tidak cocok melakukan pekerjaan ini (pekerjaan yang berbayar, bukan sosial), walaupun itu hanya seperti ia meyakinkan dirinya kalau itu masalahnya ketika Hyung Woo melakukan pekerjaannya dengan baik. Ketika Hyung Woo kembali kekantor untuk bertemu dengan kliennya sendiri, ia menemukan kalau Eun Jae telah menggantikannya. Ia menggunakan alasan yang sama pada Eun Jae, kalau kasus seperti itu tidak cocok untuknya, tapi Eun Jae menjawab kalau ia cukup tertarik pada kasus jenis ini, hanya saja ia terlalu sibuk mengumpulkan uang sehingga tidak pernah sempat mengambil kasus seperti ini.
Saatnya untuk sabotase. Go Ki membagi penemuan barunya yang berhubungan dengan cerita Woo Shik dan Eun Jae yang sedang makan siang bersama, dimana Eun Jae mengaku kalau kadang-kadang ia masih berpikir kalau Hyung Woo bisa begitu mengesankan. Hyung Woo menuduh Go Ki berbohong karena ia tahu kalau Eun Jae tidak makan Nae jang tang (sup jerohan ikan)
Hal yang sama dilakukan oleh Woo Shik yang memberitahu Eun Jae bagaimana Go Ki dan Hyung Woo pergi ke sauna bersama, dimana Hyung Woo mengaku kalau ia berharap seseorang menghentikan Eun Jae untuk meneruskan perceraian ini karena Eun Jae adalah satu-satunya orang yang dicintainya. Eun Jae mencium sesuatu yang mencurigakan dan berkata kalau Hyung Woo tidak tahan dengan suhu yang panas dan tidak mungkin pergi ke sauna.
Go Ki dan Woo Shik mendesah karena kegagalan mereka. Go Ki berkata kalau kebohongan tidak bisa bekerja pada keduanya, tapi Woo Shik berkata kalau ceritanya benar, Eun Jae benar-benar makan nae jang tang, tapi karena Hyung Woo berpikir kalau Eun Jae tidak menyukainya. Padahal Eun Jae tidak memakannya, karena Hyung Woo tidak menyukainya. Dan cerita Go Ki juga benar, ia telah menyeret Hyung Woo pergi ke sauna.
Mereka bertanya-tanya apakah mereka perlu mengklarifikasi pada pasangan itu kalau cerita mereka benar, tapi mereka kemudian berpikir kalau hal itu tidak akan berpengaruh karena pasangan itu akan berpikir kalau semuanya hanya bohong saja.
Eun Jae pergi keluar untuk menemui seseorang dan Hyung Woo yang curiga mengikutinya. Emosinya naik ketika melihat Eun Jae bertemu dengan Tae Young. Hyung Woo segera mengambil kameranya dan mengambil beberapa bukti.
Mereka masuk ke toko Brooks Brother dan Eun Jae mengambil beberapa baju untuk wanita, tetapi Hyung Woo yang cemburu melihatnya seperti kencan, khususnya ketika Tae Young pergi sambil membawa barang belanjaan mereka.
Tae Young membawa baju-baju itu ke tempat ibu Eun Jae. Ibu berkata kalau seharusnya Tae Young tidak usah membelikannya baju, karena ia tahu kalau Tae Young tidak punya banyak uang. Tae Young hanya mengatakan hal- hal yang telah diajarkan Eun Jae padanya, bahwa baju bisa menambah semangat dan baju itu bisa digunakan ibu untuk bepergian.
Hyung Woo tiba di rumah dan menemukan kalau Eun Jae mengundang para staff dan Young Joo untuk makan malam dan berbicara dengan manis pada mereka, ia jelas-jelas ingin agar mereka berpihak padanya. Eun Jae memberitahu mereka kalau ia benar-benar mencintai Hope dan ia berharap kalau mereka akan setia padanya bahkan ketika ia harus mengurus Hope sendirian. Hyung Woo akan segera meninggalkan Hope dan ia akan mempekerjakan pengacara yang baru. Hyung Woo yang mendengarnya segera menyahut kalau ia tidak akan pergi kemana-mana.
Malam pun tiba, Go Ki mabuk yang membuatnya tidak dapat mengendalikan kata-katanya. Ia berkata kalau ia benar-benar tidak mau kalau pasangan itu berpisah. Itu membuatnya berdebat dengan istrinya, yang mengeluh karena dulu ia berhenti kerja dan Go Ki menyahut sambil menangis, “Aku tidak berhenti! Aku…..dipecat.”
Itu merubah semuanya dan Young joo mendesah karena frustasi. Ia memberitahunya kalau seharusnya Go Ki dulu memberitahunya dan tidak membuatnya marah karena alasan yang salah. Go Ki menangis dan berkata kalau ia tidak bisa melakukannya karena ia tidak ingin mengecewakan Young Joo. Ia pun diseret keluar oleh Hyung Woo ketika masih menangis.
Hyung Woo mengkritik Eun Jae karena berperan dalam hal ini dan membuat Go Ki terluka. Eun Jae mengkoreksinya dan berkata kalau Go Ki jujur tentang perasaannya dengan Young Joo dan itu membuat mereka akan lebih dekat lagi. Sebenarnya ia iri pada Young Joo, karena jika Hyung Woo bisa jujur seperti itu dan tidak merahasiakan banyak hal darinya, mungkin mereka tidak akan seperti ini.
Berita baik/buruk muncul keesokan harinya, ketika Young Jo pergi ke kantor Go Ki yang lama dan memarahi mantan bossnya karena telah memecat Go Ki. Ia memecatnya bukan karena Go Ki tidak cakap dalam pekerjaannya, tapi karena Go Ki menantangnya karena kebiasaan korupsinya. Manager itu mendorong Young Joo yang membuatnya jatuh ke tanah. Hal itu membuat Go Ki (yang baru saja datang bersama Hyung Woo) segera menghampirinya. Young Joo meminta maaf karena selalu memarahinya dan Go Ki pun menghadapi mantan bossnya.
Mantan bossnya menyuruh Go Ki untuk menuntutnya, ia tidak tahu kalau ada dua pengacara berdiri didekatnya sedang mendengarkan kata-kata Go Ki tentang bagaimana ia membuat pengaduan di kantor dan bagaimana ia tidak mendapat pesangon yang layak. Eun Jae pergi setelah manager itu pergi dan Hyung Woo berkata kalau mereka akan menuntut karena pemecatan yang tidak benar dan upah yang kurang.
Mereka benar-benar bekerja sama sampai bekas manager Go Ki pergi. Pada saat itu mereka melakukan gencatan senjata.
Tapi ketika mereka kembali kekantor, seorang pengantar paket menyerah surat untuk Eun Jae dan Hyung Woo. Mereka membukanya dan menemukan dokumen hukum yang diajukan oleh Hyung Woo dan Eun Jae yang berisi pengklaiman kepemilikan Hope dimana mereka sama-sama ingin memilikinya dan menginginkan yang lain pergi dengan pemberian tunjangan yang sesuai.
Jadi ketika mereka duduk bersama untuk mengerjakan kasus Go Ki, mereka mulai mempermasalahkan hal-hal yang remeh. Hyung Woo meminta penanya lagi yang mengingatkan Eun Jae kalau Hyung Woo sedang memakai jaket yang dibelikannya. Eun Jae merengut kalungnya dan Hyung Woo menendang sepatunya. Mereka seperti anak kecil yang sedang ngambek.
Mereka berjalan keluar dari kantor hanya menggunakan sandal mandi dan mengucapkan selamat Chuseok pada para staffnya. Eun Jae berniat pergi ke rumah Hyung Woo untuk merayakan hari Chuseok. Hyung Woo kaget dan memberitahunya kalau ia boleh tidak datang ke rumahnya, karena mereka sedang melakukan proses perceraian, selain itu Eun Jae tidak menyukai ibunya.
Eun Jae terlihat terluka mendengar kata-katanya. Ia berkata kalau ia tetap akan datang. Ia tidak ingin melewatkan hari raya tanpa keluarga.
Ia duduk dan makan sendirian di restoran Young Joo. Young Joo baru datang setelah mengambil minuman anggur yang mirip dengan jus, minuman itu akan diminumnya untuk menghilangkan frustasinya karena harus pergi ke rumah mertuanya. Eun Jae pun mendapat ide dan ia meminta 6 boks minuman itu untuk dirinya dan memutuskan untuk tetap menjalankan rencananya merayakan chuseok di rumah Hyung Woo.
Young Joo bertanya-tanya apa sebaiknya Eun Jae menghentikan proses perceraiannya. Tapi Eun Jae menjawab dengan sedih kalau sekarang Hyung Woo yang bersemangat untuk bercerai. Ia juga memperingatkan Young Joo untuk tidak bercerai, karena dapat membuatnmu merasa kacau.
Hyung Woo dan Go Ki pergi minum-minum bersama. Go Ki bertanya apakah Hyung Woo akan meneruskan proses perceraiannya, tapi Hyung Woo masih merasa terluka dengan pengakuan Eun Jae dalam mediasi kemarin. Dan sekarang ia merasa hatinya sakit.
Go Ki mendesah karena besok ia akan berada di medan perang ketika ia terjebak diantara ibu dan istrinya. Ia menangis, “Pernikahan itu seperti matematika. Banyak masalah yang sulit yang harus dipecahkan, meskipun jika kau tidak ingin melakukannya!”
Hyung Woo memberi saran pada Go Ki untuk selalu bersama dengan istrinya, karena ia sudah memilih kejujuran daripada harga diri. Ia menambahkan supaya Go Ki jangan sampai bercerai karena itu sangat kejam dan melelahkan.
Ibu Eun Jae duduk di restorannya sendirian, ia memandang foto pernikahan Eun Jae. Saat ia pergi keluar, Hyung Woo melihatnya dan berkata pada dirinya sendiri, “Aku benar-benar minta maaf ibu.”
Hari berikutnya, Hyung Woo dan Eun Jae pergi ke rumah ibu Hyung Woo bersama-sama. Mereka sudah membuat kesepakatan kalau mereka akan menjaga mulut mereka ketika ada disini.
Ibu menyuruh Eun Jae menjaga penggorengan yang besar. Ia mencemoohnya ketika melihat Eun Jae kesulitan membalik bindae dduk (pancake gurih) dengan benar. Eun Jae mengeluarkan anggurnya dan meminumnya. Ia pun kembali menggambil botol selanjutnya. Itu pekerjaan yang melelahkan dan membosankan.
Setelah menghabiskan lima atau enam boks, Eun Jae menemukan Hyung Woo sedang mencuci piring dan Hyung Woo menyuruhnya untuk beristirahat. Ia pun duduk di sofa. Ibu melihatnya dan berkata pasti menyenangkan punya suami yang melakukan semua pekerjaan untuknya, tapi Eun Jae tidak merasa terganggu dan berkata kalau orang lain tidak akan mengerti masalah sepasang suami istri kecuali pasangan itu sendiri.
Ibu bertanya-tanya melihat sikap Eun Jae yang aneh dan memanggil Hyung Woo. Hyung Woo membauinya dan tahu kalau Eun Jae mabuk. Hyung Woo menyuruh Eun Jae pergi tidur saja, tapi karena didorong oleh minuman yang diminumnya, Eun Jae menjadi lebih berani dan bertanya pada ibu dengan datar, “Kenapa kau tidak menyukaiku?”
Ibu berkata dengan sedikit membela diri kalau ia tidak membencinya, tapi Eun Jae mengingatkannya atas semua yang pernah dikatakannya, ia lebih tua, berasal dari keluarga yang lebih miskin, punya tinggi tubuh yang tidak berguna. Eun Jae mengaku dengan senyum yang penuh air mata, “Tapi Ibu, aku kesepian. Aku bahkan tidak punya seseorang tempatku mengeluh."
Ibu membungkuk dan bertanya, “Apakah kau menangis?” Eun Jae mulai menangis, “Aku benar-benar ingin berteman denganmu. Aku ingin pergi ke kafe bersama, melihat film dan pergi berbelanja.” Ibu berkata kalau lain kali mereka bisa melakukannya, tapi Eun Jae berkata kalau mereka tidak punya waktu lagi.
Hyung Woo mencoba untuk menyeret Eun Jae pergi dengan cepat sebelum ia sempat membocorkan rahasia mereka, tapi Eun Jae malah berkata, “Sekarang kau tidak akan bertemu denganku lagi! Apakah kau senang?”
Hyung Woo meletakkannya di tempat tidur dan melihatnya jatuh tertidur dengan hati yang berat. Paginya merekapun kembali pulang ke rumah. Hyung Woo berkata untungnya ibu tidak menangkap arti perkataan Eun Jae.
Tapi sebenarnya ibu merasa curiga dan menelpon Soju dan Go Ki untuk menanyai mereka. Keduanya merasa gugup dan gelisah dan ketika ibu berusaha mencari tahu dan menggunakan kata perceraian, Go Ki menyahut, “Apakah mereka menyebutkan perceraian?” Soju mencoba menutup mulutnya, tapi Ibu terlanjur tahu dan menyuruh keduanya untuk jujur saja atau mereka akan mati.
Eun Jae membaca email Hyung Woo pada green tea. Kata-kata mereka terlihat aneh dan berbunga-bunga, contohnya, “Aku sedang melihat langit hari ini dan warnanya sangat biru. Apakah kau masih suka memandangi langit dari halamanmu?”
Di kantor, Hyung Woo dan Eun Jae berbicara pada staff mereka sebelum mereka diberi desposisi, tapi mereka malah mendapatkan 3 surat pengunduran diri. Ketika petugas dari pengadilan datang, ketiga staffnya pergi.
Eun Jae memulai dengan email korespondensi Hyung Woo. Hyung Woo menjelaskan kalau email itu untuk ibunya, Eun Jae tidak percaya, ia memberitahu petugas kalau Hyung Woo menyembunyikan banyak hal dibelakangnya dan kepercayaan dalam perkawinan mereka telah hancur.
Hyung Woo mengungkapkan kencannya dengan Tae Young dan kemudian mengeluarkan alat perekamnya, yang merupakan salah satu buktinya karena ia menggunakannya seperti diari. Alat perekam itu berisi tentang beberapa keluhannya tentang Eun Jae. Ia memainkan ketika ia menamai Hope, dimana Eun Jae mendiamkannya dan ketika Eun Jae memukulnya.
Hal diatas membentuk 2 kesimpulan, pertama, bukan hanya Eun Jae yang mengeluh dan yang kedua Hyung Woo telah merekam semuanya selama setahun, yang membuat Eun Jae menjadi kecewa, karena walaupun Hyung Woo tidak bermaksud demikian, itu mengindikasikan kalau Hyung Woo telah mengantisipasi kalau suatu saat ia membutuhkan rekaman.