0
Prof Go datang ke Hope dan bertanya apakah istrinya bersedia untuk bercerai diluar pengadilan. Eun Jae mencubit Hyung Woo memberinya tanda untuk meminta maaf. Mereka berdua masih menduga kalau Prof Go hanya ingin memberi pelajaran pada mereka, sampai ketika Prof Go melemparkan sebuah dokumen perceraian di atas meja.
Hyung Woo dan Eun Jae kaget ketika membacanya, sedangkan Prof Go bertanya, kenapa mereka berdua boleh bercerai sedangkan ia tidak?
Hyung Woo dan Eun Jae menjadi bingung, Hyung Woo memberitahu Prof Go kalau sidang perceraian itu sangat melelahkan, Eun Jae juga menambahkan kalau bertemu orang yang dicintai dalam suasana yang seperti itu sangat berat. Prof Go malah memarahi mereka berdua dan berkata kalau ia tidak akan muncul di pengadilan, karena mereka berdualah yang akan mewakilinya. Ia juga menambahkan kalau ia tidak ingin bertemu dengan mereka dalam 4 minggu dan menyuruh mereka menyelesaikan perceraiannya dengan cepat
Hyung Woo berkata kalau Prof Go harus menghadiri pesta ulang tahunnya yang ke80, tapi Prof menyuruh mereka untuk membatalkannya. Ia berdiri, tapi tiba-tiba merasa pusing. Hyung Woo merasa khawatir, tapi Prof hanya berkata kalau ia lapar dan mengajak mereka berdua makan.
Mereka pergi ke restoran daging panggang. Mereka memakan babi panggang. Eun Jae mengambilkan beberapa potong untuk Prof Go, tapi Prof Go kesusahan mengambilnya dengan sumpit. Hyung Woo memperhatikan hal itu.Eun Jae bertanya apakah ia tidak akan makan, Prof menyahut kalau kualitas dagingnya tidak begitu bagus. Karena kesal, Prof Go pergi. Hyung Woo dan Eun Jae segera mengikutinya.
Prof Go mengajak mereka berkeliling ke berbagai tempat, tapi setiap kali sampai ditempat itu, ia tidak ingat kenapa ia disana. Eun Jae dan Hyung Woo hanya menganggapnya orang tua yang cerewet saja.
Mereka bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan untuk menghentikan kasus perceraiannya dan staff Hope menganggap kalau mereka munafik, bagaimana mereka bisa memberitahu seseorang untuk tidak bercerai jika mereka sendiri melakukannya.
Ketika tiba saatnya untuk mendaftarkan kasus perceraian, Eun Jae mengusulkan agar mereka mendaftarkannya bersama, tapi Hyung Woo memberitahunya kalau ia akan melakukannya sendiri, karena ini bukan hal yang menyenangkan. Eun Jae pun tidak mendebatnya lagi.
Eun Jae menghabiskan malamnya dengan berolahraga sesuai dengan daftar yang ditulis Hyung Woo. Tapi ia tidak serius melakukan.
Sedangkan Hyung Woo menjadi zombie di tempat Woo Shik dimana Woo Shik dan Go Ki melayaninya. Ketika Go Ki memanjakan istrinya yang sedang hamil, tidak bisa membantunya merubah moodnya. Go Ki membawakan bubur kacang merah untuk Young Joo, tapi Young Joo tidak menyukainya dan menyuruhnya untuk membeli bubur labu saja.
Malamnya, bel pintu Eun Jae berdering dan ternyata Prof Go yang datang dengan tas ditangannya. Ia ingin menginap ditempat Eun Jae.
Ia tidak memberi Eun Jae banyak pilihan dan berkata kalau ia lapar. Eun Jae pun segara pergi ke dapur dan berusaha untuk membuatkan makanan yang sederhana dan kemudian menelpon Hyung Woo dengan panik.
Ia berkata pada Hyung Woo kalau ia membuatkan makanan untuk Prof Go yang sekarang sedang tertidur dan Hyung Woo kaget, “Kau memasak?”
Ia bergegas pergi ke apartemen Eun Jae, dimana Prof Go tertidur di sofa. Ia terbangun dan memberitahu Hyung Woo kalau keputusannya bercerai sangat tepat karena Eun Jae tidak memberinya makan dengan benar. Hyung Woo menyarankan supaya Prof menginap di hotel saja, Prof pun memarahi Eun Jae supaya bertemu dengan pria yang lebih baik.
Kelihatannya ia telah menginap di tempat mahasiswanya secara bergantian selama beberapa waktu. Ia meminta channel TV di ubah ke CNN, bukan karena ia mengerti bahasa Inggris, tetapi karena ia fans dari pembawa beritanya.
Eun Jae memberitahu Hyung Woo kalau ia harus menginap disini, karena ia tidak bisa menghadapi Prof Go sendirian. Ketiganya tidur bersama. Mereka tertidur di bahu Prof. Prof pun mendesah, “Kalian bodoh.”
Mereka terbangun paginya. Mereka tertidur di ruang keluarga. Prof Go telah pergi, jadi mereka mulai bertengkar lagi. Eun Jae menyuruh Hyung Woo pergi dan Hyung Woo menyadari kalau Eun Jae sudah membalik semua foto pernikahan mereka dan hatinya menjadi sedih.
Eun Jae bertanya apakah Hyung Woo sudah mendaftarkan berkas perceraian mereka dan berkata kalau Hyung Woo pasti sudah sangat menderita menikah dengannya. Hyung Woo hanya berkata kalau Eun Jaelah yang menderita.
Setelah pergi dari apartemen Eun Jae, Hyung Woo sarapan di tempat Young Joo, ternyata Eun Jae juga pergi kesana untuk tujuan yang sama. Hyung woo pun pergi agar Eun Jae bisa sarapan dengan tenang.
Eun Jae berpura-pura dingin dan bertanya pada Go Ki untuk memperkenalkannya pada temannya yang masih single. Go Ki, “Temanku adalah teman Hyung Woo juga. Bagaimana kalau Soju?” Eun Jae meringis
Hyung Woo mendapat telpon dari ibu yang ingin makan malam dengannya. Ketika ia muncul, ternyata ibu membohonginya, ia dipaksa untuk kencan buta. Ia segera meminta maaf dan pergi untuk mengkonfrontasi ibu.
Ibu memberitahunya kalau ia harus menyembuhkan lukanya dengan seseorang yang baru dan Hyung Woo memberitahu ibu bukan dirinya yang terluka, tapi Eun Jae. Ia akhirnya memberitahu ibu kalau Eun Jae ingin membatalkan perceraian mereka, tapi dialah yang memaksanya untuk meneruskan sampai akhir.
Ibu tidak mengerti dan Hyung Woo memberitahunya kalau seharusnya dirinya juga tahu, bagaimana rasanya menikah dengan pria seperti dirinya. Hyung Woo, “Aku tidak menceraikannya karena aku tidak mencintainya. Ia menderita, jadi aku melepaskannya.”
Hyung Woo pun pergi menemui Tae Young, tapi ternyata Eun Jae juga disana.
Eun Jae bertanya-tanya kenapa Hyung Woo ada disini dan Hyung Woo memberitahunya kalau ia dan Tae Young sudah memutuskan akan jadi kakak beradik. Eun Jae melotot pada Tae Young yang dengan gugup memberitahunya kalau Hyung Woo benar-benar suka mempunyai adik laki-laki dan berkeras untuk menjadikannya adik.
Eun Jae menatap Hyung Woo, “Apa kau mencoba mencuri adikku?”
Mereka berdebat, berbicara pada Tae Young tapi pada dasarnya berdebat satu sama lain. Tae Young hanya menatap mereka dan akhirnya ia bertanya apa yang sebenarnya mereka lakukan disini, mereka bertingkah seperti pasangan dan masih memakai cincin pernikahan mereka.
Kata-katanya membuat Hyung Woo dan Eun Jae terdiam, mereka pun menyembunyikan jari yang bercincin dengan canggung.
Malamnya, mereka berdua merenung, apakah akan mencopot cincin itu atau tidak. Eun Jae mencoba melepaskannya dan memandang tangannya dan segera memasang cincin itu lagi, ia tak sanggup untuk melepasnya.
Hari berikutnya, ia mengambil kasus yang melibatkan korban kecelakaan mobil yang dipenuhi oleh rasa bersalah. Go Ki pergi bersamanya dan berbicara dengan korban itu seperti ia pernah mengalami situasi semacam itu. Eun Jae memperhatikan dengan penasaran.
Ibu Eun Jae membawa banyak makanan dan menitipkannya ke pos satpam tanpa meninggalkan pesan. Eun Jae pun kaget karena ibu tidak pernah melakukan itu. Ia menatap gunungan makanan itu dan menelpon semua orang untuk membantunya menghabiskannya.
Hari berikutnya, ia mengambil kasus yang melibatkan korban kecelakaan mobil yang dipenuhi oleh rasa bersalah. Go Ki pergi bersamanya dan berbicara dengan korban itu seperti ia pernah mengalami situasi semacam itu. Eun Jae memperhatikan dengan penasaran.
Ibu Eun Jae membawa banyak makanan dan menitipkannya ke pos satpam tanpa meninggalkan pesan. Eun Jae pun kaget karena ibu tidak pernah melakukan itu. Ia menatap gunungan makanan itu dan menelpon semua orang untuk membantunya menghabiskannya.
Ia pun menelpon Hyung Woo. Hyung Woo senang ketika melihat yang menelpon adalah Eun Jae, sayangnya ia sudah terlanjur memakai sarung tangan tinju, jadi tidak bisa memegang ponselnya. Ia mencoba meraihnya dengan panik, tapi gagal. Akhirnya ia menyuruh Soju untuk mengangkatnya, tapi terlambat.
Eun Jae tidak percaya kalau Hyung Woo mengabaikan telponnya, ia pun mematikan ponselnya dengan kesal.
Tapi akhirnya ia membawakan sedikit makanan ke tempat Woo Shik, Hyung Woo hampir saja melihatnya berada di luar gedung apartemen, jadi Eun Jae bersembunyi sampai Hyung Woo melewatinya dan mengendap-endap pergi di belakangnya.
Tapi tetap saja ia terlihat. Hyung Woo berbalik dan mengendap-endap dibelakangnya, kemudian menakutinya. Merekapun akhirnya pergi ke tempat Woo Shik bersama dan menghancurkan pesta ulangtahun kejutan untuk Prof Jo.
Untungnya Eun Jae membawa makanan dari ibunya yang membuat Prof Jo menjadi senang. Hyung Woo mengantarnya keluar. Ia memperlakukan Eun Jae dengan manis, bahkan ia memberikan jaketnya dan mengelus rambutnya. Merekapun memutuskan untuk pergi ke pojangmacha untuk minum soju.
Eun Jae heran kenapa Hyung woo dulu tidak pernah melakukan semua ini dan keduanya setuju kalau perpisahan ini membuat semuanya menjadi lebih mudah.
Eun Jae mengaku kalau kadang-kadang ia merasa kesepian. Hyung Woo memberitahunya kalau ia akan terbiasa, tapi itu bukan kalimat yang ingin didengar Eun Jae.
Eun Jae membaui jaket Hyung Woo dan mengenakannya ketika ia tidur dan akhirnya menelpon Young Joo supaya datang sehingga ia bisa curhat. Eun Jae: “Aku merasa sangat terganggu! Yeon Hyung Woo…sejak kami berpisah….aku menyukainya!?”
Young Joo kaget, ia mengerti apa yang melukai harga diri Eun Jae, punya perasaan pada Hyung Woo setelah mereka bercerai.
Eun Jae mengatakan kalau Hyung Woo melakukan hal-hal yang nakal. Ia mendekatinya sedkit tapi kemudian menjauh seperti bermain tarik ulur. Young Joo tidak dapat menolak kalau pria tipe itu yang membuat wanita tergila-gila. Eun Jae mengakui kalau hal itulah yang dulu membuatnya jatuh cinta pada Hyung Woo dan hal ini terjadi sekali lagi.
Eun Jae, “Hal-hal yang membuatnya menarik menghilang ketika kami menikah…..Aku melihatnya sekarang!” Young Joo memberitahunya untuk selalu kuat dan tidak menunjukkannya dan Eun Jae mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, bersumpah untuk merahasiakannya.
Hyung Woo dan Eun Jae menemui Prof Go bersama sebelum pesta ulang tahunnya yang ke 80. Prof Go menyuruh mereka berdua duduk untuk memastikan kalau keduanya mengurus proses perceraiannya. Akhirnya Hyung Woo setuju dan mereka akan mewakilinya dan memberitahunya kalau mereka akan memberitahu istrinya di pesta ulangtahunnya.
Eun Jae marah karena Hyung Woo mengalah. Tapi Hyung Woo menjelaskan padanya kalau ini hanya triknya supaya Prof Go mau datang ke acara ualngtahunnya. Mereka menunggu ketika prof pergi ke kamar mandi dan mulai khawatir ketika ia belum kembali setelah beberapa lama.
Mereka mencarinya, tapi ia telah pergi beberapa saat yang lalu. Akhirnya ia tidak muncul di pesta ulangtahunnya. Prof Jo pun memarahi mereka karena gagal membawa tamu kehormatan mereka. Mereka semua duduk bersama istri Prof Go yang memberitahu mereka kalau itu bukan kesalahan mereka.
Ternyata Prof Go menderita dementia dan desakannya untuk menceraikannya karena ia ingin membuat jarak dan tidak ingin menjadi beban baginya. Ia memberitahu mereka kalau Prof Go mengunjungi semua mantan muridnya satu persatu saat ia masih bisa mengontrol otaknya jadi ia bisa mengucapkan selamat tinggal dengan caranya sendiri. Aw
Istrinya menduga kalau ia tidak muncul di pestanya supaya tidak ketahuan. Hyung Woo memberitahu istri Prof Go kalau prof pernah menyebutkan beberapa tempat ketika mereka berkeliling kota dan Istri Prof mengatakan kalau itu tempat mereka bertemu dan tempat Prof melamarnya.
Hari berikutnya istri Prof berhasil melacak keberadaannya. Hyung Woo dan Eun Jae pun bergegas bertemu dengan mereka. Dalam perjalanan kesana, Hyung Woo membetulkan tali sepatu Eun Jae tanpa kata, sedangkan Eun Jae memandanginya dengan penuh cinta.
Ketika mereka datang, kedua pasangan itu sedang berdebat. Prof Go tidak mengenali istrinya dan bertanya apakah ia wanita yang dikirim oleh istrinya dan ia tidak akan pergi. Istrinya bertanya apakah ia sangat membenci istrinya. Prof berkata kalau ia sangat sakit dan itu pasti berat bagi istrinya.
Eun Jae dan Hyung Woo berhenti dan saling menatap satu sama lain. Apa yang mereka lihat adalah refleksi dari konflik mereka sendiri.
Prof hampir berubah seperti anak kecil. Ia bermain dengan anak anjing dan kemudian menyeret Hyung Woo dan Eun Jae untuk diam-diam memberi mereka permen. Ia memberitahu mereka kalau ia akan berdiri diantara mereka seperti jembatan . Eun Jae dan Hyung Woo berjuang untuk menahan airmata mereka.
Mereka berjalan menuruni gunung dengan diam dan dalam setiap langkah, mereka memikirkan perkataan satu sama lain dengan perspektif yang berbeda, kenapa Eun Jae memintanya untuk bertahan dan mencoba dan kenapa Hyung Woo berkeras kalau Eun Jae lebih baik hidup tanpa dirinya.
Ibu Hyung Woo datang untuk menemui Eun Jae dan meminta maaf karena telah salah paham padanya. Ia memberitahu Eun Jae kalau ia tidak membenci ibunya. Pada kenyataannya mereka telah membuat sebuah ikatan setelah semua pertengkaran itu.
Eun Jae meminta maaf atas kesalahannya dan Ibu memberitahunya kalau Hyung Woo juga bersalah, “Ia berpikir kalau ini yang terbaik untukmu, tapi ia akan tahu nanti kalau pasangan suami istri itu harus merasakan rasa sakit bersama. Karena itulah mereka menjadi keluarga.”
Ia menambahkan kalau inilah cara Hyung Woo untuk merawatnya, memikirkannya. Ibu mendesah kalau melihat mereka berdua itu membuatnya sangat frustasi, “Waktu akan memperbaiki segalanya. Kenapa kau tak tahu itu?”
Kemudian ibu Hyung Woo pergi menemui Ibu Eun Jae dan mengaku kalau ia kesepian. Ia bertanya apakah mereka bisa berteman, walaupun anak-anak mereka sudah berpisah. Ia menambahkan harus melakukan sesuatu supaya harapan mereka tetap ada.
Hyung Woo mampir ke Hope dan Eun Jae merasa sangat senang karena ada yang membantu kasusnya yang terbaru. Ia menyerahkan foto kecelakaan mobil itu dan Hyung Woo tersentak, Go Ki segera menyingkirkan foto-foto itu dan Hyung Woo pun segera berdiri dan pergi.
Eun Jae menuduhnya Hyung Woo meninggalkannya ketika ia meminta bantuan. Tapi Hyung Woo tidak mendengarkannya dan segera pergi. Awalnya Eun Jae marah, tapi perilaku Hyung Woo membuatnya terdiam, khususnya ketika ia mempertimbangkan komentar Hyung Woo ketika mereka pergi ke Misari dan keakraban Go Ki dengan situasi semacam ini.
Eun Jae bertanya pada Go Ki tentang apa yang sebenarnya terjadi dan akhirnya Go Ki bercerita tentang kecelakaan yang membuat Hyung Joo meninggal. Ibu pingsan karena shock dan menjadi lupa, jadi selama ini Hyung Woo berpura-pura kalau adiknya masih hidup, untuk kepentingan ibu.
Eun Jae berusaha menelpon Hyung Woo, tapi ia tidak mengangkatnya dan Ia akhirnya bertanya pada Go Ki kemana Hyung Woo pergi ketika ia sedang stress. Ia mencaci maki dirinya karena tidak tahu tentang suaminya, pantas saja ia diceraikan.
Tentu saja Hyung Woo sedang berada di tempat latihan tinju.
Ketika Hyung Woo pulang kerumah, ia menemukan Eun Jae menunggunya di luar. Ia memberitahu Eun Jae kalau ia tidak marah padanya. Eun Jae meletakkan tangan Hyung Woo ke tangannya dan mendesah kalau ia ingin berpura-pura tidak tahu tapi ternyata ia tidak bisa.
Eun Jae memberitahunya kalau mereka sekarang bukan keluarga. Jika ada sesuatu yang tidak bisa ia katakan pada keluarganya, karena mereka keluarga….sekarang ia bisa mengatakannya kepadanya.
Eun Jae, “Kecelakaan adikmu….bukanlah kesalahanmu. Seberapa berat hal ini untukmu, menanggungnya sendiri?”Hyung Woo membela diri dan mencoba menarik dirinya. Ia takut pada kata-kata yang keluar dari mulut Eun Jae. Tapi Eun Jae tidak membiarkannya pergi.
Eun Jae memeluk Hyung Woo, “Mungkin kau tidak pernah menangis dengan benar, karena kau mengkhawatirkan ibu….”
Eun Jae menepuk bahu Hyung Woo dan mulai menangis, Ia memberitahu Hyung woo, tidak apa-apa, hanya sekali saja, ia bisa mengeluarkan semuanya. Hyung Woo gemetar dan mulai menangis dipelukan Eun Jae.
“Aku….karena diriku….adikku…bagaimana ia bisa pergi dengan cara seperti itu?”