Can’t Lose Episode 8

Posted: Sabtu, 31 Desember 2011 by khyunkhyun in Label:
0


Ibu Hyung Woo menghambur masuk dan mengusir petugas dari pengadilan, berkeras kalau ia tidak akan bertemu dengan pasangan itu lagi. Ia duduk dengan Hyung Woo dan Eun Jae untuk mendengar semuanya secara langsung daripada ia hanya mendengar sedikit-sedikit dari Go Ki dan So Ju.
Ibu berbicara dengan Hyung Woo yang berusaha menghindari kontak mata dengannya, Hyung Woo kemudian menatap Eun Jae untuk meminta bantuan. Ibu membentaknya, bertanya-tanya kenapa ia menatap Eun Jae ketika ia tidak berbuat salah padanya.
Wah ternyata ibu berada di pihak Eun Jae. Eun Jae mendongak, ia kaget. Ibu terus memarahi Hyung Woo kalau ia sudah bertindak seenaknya sendiri, ia tidak boleh berkata apa-apa lagi dan menyuruhnya menerima kalau ia salah, kemudian meminta maaf pada Eun Jae dan menghentikan semuanya.
Hyung Woo tidak percaya kalau ibu membela Eun Jae dan ibu tidak membantah, “Itu karena aku menikah dengan orang yang persis dirimu, jadi aku tahu bagaimana rasanya.”
Ia berkata pada Hyung Woo kalau ia selalu melakukan apa yang ia inginkan dan ia tahu itu. Eun Jae tersenyum kecil, ia merasa dibenarkan. Hyung Woo hanya memberitahu ibu kalau Eun Jaelah yang ingin bercerai, ia kemudian keluar dari ruangan itu.
 

Ibu duduk disebelah Eun Jae dan memintanya untuk mempertimbangan kembali perceraian itu demi dirinya, karena ia tidak bisa melihat perceraian putranya. Eun Jae hanya menunduk dan meminta maaf, ia berkata kalau mereka berdua itu mempunyai banyak perbedaan.
Ibu menyuruhnya melakukan apa yang diinginkannya dan berpindah ke rencana B
Eun Jae memberitahu Hyung Woo kalau alat perekam itu telah membuatnya kaget dan marah karena secara diam-diam Hyung Woo merekamnya setiap hari. Eun Jae memutuskan kalau ia akan menggunakan email sebagai senjatanya sedangkan Hyung Woo memutuskan kalau ia akan menggunakan Tae Young sebagai kartu asnya.
 

Eun Jae memohon pada Woo Shik untuk menjadi saksi dalam kasus perceraiannya, tapi Woo Shik menolaknya. Ia memberitahunya kalau pernikahan itu sulit, tapi perceraian itu lebih sulit lagi dan ia tidak ingin melihat Eun Jae kesepian.
Eun Jae mendesah, ia tidak bisa mempercayai Hyung Woo lagi. Ketika ia berpikir tentang Hyung Woo dan Hee Soo ia menjadi khawatir. Ia berkata kalau ini seperti cinta bertepuk sebelah tangan.
Pada saat yang sama, Hyung Woo mencoba meyakinkan Go Ki untuk menjadi saksi dipihaknya Go Ki melakukan hal yang sama, ia menolak Hyung Woo. Eun Jae masuk kedalam, ia ingin meminta Young Joo hal yang sama dan Young Joo menjawab kalau ia dan Go Ki tidak akan berpihak pada siapapun.
 

Prof Jo masuk dan mengabaikan mereka seperti biasanya dan ketika pasangan itu berdiri dibelakangnya dan menarik perhatiannya, ia memperlakukan mereka seperti lalat yang tidak terlihat. Bertanya-tanya kenapa tempat ini dipenuhi oleh orang-orang yang tidak berguna.
Mereka segera pergi sebelum Prof Jo marah dan mengingkit-ungkit perceraian mereka. Ia bertanya-tanya kenapa mereka selalu pergi bersama-sama, ketika mereka sedang berusaha untuk bercerai.
 

Ibu Hyung Woo bertemu dengan Ibu Eun Jae. Ia memberitahunya kalau Hyung Woo dan Eun Jae akan bercerai, yang membuat ibu Eun Jae menjadi marah, tapi ibu Hyung Woo berkata kalau ia sudah mencoba untuk meyakinkan mereka untuk tidak bercerai dengan pergi kesana dan meneriaki mereka, khususnya karena Eun Jae tidak mau menemui ibunya.
 

Ia berkata kalau kepala mereka tidak hanya digunakan untuk penggeritingan, mereka harus menggunakan kepala mereka untuk membuat suatu rencana.
Ketika anak-anak mereka sedang sibuk mencari saksi untuk pihak mereka masing-masing (semua menolak kecuali Deuk Hee yang berkata dengan senang kalau ia akan bersaksi untuk orang yang memperlakukannya paling baik), ibu-ibu mereka sedang memikirkan sebuah strategi.
 

Mereka memanggil Go Ki dan So Ju untuk beraksi mewakili mereka.
Go Ki dan Young Joo menelpon pasangan itu untuk datang ke tempat mereka dan setuju untuk menjadi saksi untuk mereka, tetapi ada satu syarat. Mereka harus mengikuti sesi penyembuhan pasangan dengan mereka dan bekerja keras ketika mereka ada disana.
Eun Jae setuju dan Hyung Woo terkejut mendengar keputusan Eun Jae. Mereka setuju untuk pergi ke sesi itu asalkan Go Ki dan Young Joo menandatangani kontrak yang berisi persetujuan mereka untuk menjadi saksi.
 

Mereka pergi sesi penyembuhan pasangan itu dengan memakai baju yang sesuai. Go Ki dan Young Joo menempel satu sama lain seperti lem, sedangkan Hyung Woo dan Eun Jae memperdebatkan semua hal-hal kecil.
 

Mereka disuruh untuk bergandengan tangan, jadi Hyung Woo mencubit jari Eun Jae dan memegangnya tanpa gairah, seperti Eun Jae punya kutu. Sebaliknya ketika giliran Eun Jae. Ia memuntir tangan Hyung Woo dengan kasar.
Melihat Go Ki dan Young Joo yang penuh cinta, membuat mereka lebih marah dan mereka pun memijat satu sama lain untuk terapi stress…..bagi orang yang memijat.
Hyung Woo terjatuh ke lantai dan meringis kesakitan, sedangkan Eun Jae menertawakannya, karena Hyung Woo seperti bayi besar.
 

Hal berikutnya yang harus mereka lakukan adalah kontak mata dan berkata aku mencintaimu, dimana Hyung Woo hanya menggumamkannya setengah hati dan Eun Jae hanya mengucapkan kata-kata seperti campuran bahasa Inggris – Cina - Perancis.
Kemudian mereka disuruh untuk mengucapkannya sebanyak 5 kali. Eun Jae mengadukan pada instruktur mereka ketika Hyung Woo hanya mengucapkannya 4 kali.
Go Ki dan Young Joo mengejek mereka kalau mereka sama sekali tidak berusaha. Karena takut kehilangan saksi penting, pasangan itu berjanji akan berusaha lebih baik pada pertemuan berikutnya.
Hyung Woo dan Go Ki sedang mengerjakan kasus mereka. Hyung Woo memberitahu Go Ki tentang pacar Eun Jae. Ia meminta Go Ki untuk bersaksi kalau ia melihat mereka, Go menolak keras kalau ia harus berbohong. Tapi ia kaget ketika tahu Eun Jae punya pria lain. Di tempat lain Young Joo dan Eun Jae sedang mengobrol. Young Joo juga terkejut ketika ia tahu kalau Hyung Woo sudah melakukan korespondensi selama 2 tahun. Ia setuju pada Eun Jae ia tidak mungkin melakukan hal itu dengan ibunya.
 

Hyung Woo pulang kerumah, tapi hanya untuk mengepak barangnya, karena sekarang mereka sedang berperang. Tapi ia berhenti ketika ia mendapat email dari green tea. Ternyata green tea itu adalah ibunya, karena dalam emailnya, ia mengatakan kalau ia sangat marah karena Hyung Woo akan bercerai.
Ternyata selama ini Hyung Woo berpura-pura sebagai adiknya untuk mengurangi rasa khawatir ibunya.
 

Ia kemudian pergi ke kantor untuk tidur disana. Woo Shik yang masih ada disana menawarkan supaya Hyung Woo menginap ditempatnya saja. Tapi ketika Hyung Woo datang, ia ngeri melihat tempat itu sangat berantakan. Woo Shik hanya mendesah, beginilah kehidupan pria yang bercerai.
Hyung Woo mulai membayangkan dirinya hidup seperti ini, menjadi ajusshi yang kotor tanpa apapun kecuali buku hukum dan bir. Hyung Woo menjadi ngeri dan berusaha menghilangkan khayalannya itu.
Tapi yang kita tahu. Eun Jaelah yang ditakdirkan untuk menjadi orang yang berantakan dengan kaleng bir dan bekas ramen instan yang menggunung. Eun Jae duduk sendirian di apartemennya, membuka bungkus keripik yang baru dan berkata dengan keras untuk meyakinkan dirinya bahwa sangat nyaman hidup seperti ini.
Woo Shik memberitahu Hyung Woo kalau ia punya “pacar” ketika ia masih menikah; bukan seseorang untuk berselingkuh, tapi seorang teman untuk curhat, mengatakan hal-hal yang tidak  bisa ia katakan pada istrinya. Tapi bagi istrinya itu pengkhianatan yang lebih besar daripada berselingkuh.
Ia memberitahu Hyung Woo kalau kadang-kadang pria melakukan sesuatu tanpa berpikir itu adalah hal yang besar…..tapi bagi wanita itu hal yang sangat besar dan bisa meninggalkan luka yang dalam. Itu membuat Hyung Woo diam sesaat. Ia baru tahu sekarang dan tidak pernah memikirkan sebelumnya. Woo Shik meminta Hyung Woo untuk tidak mengatakan pada Eun Jae kalau ia tinggal disini, karena ia bisa dikira berpihak padanya.
 

Pada sesi Penyembuhan Pasangan selanjutnya, mereka harus memecahkan balon yang ada diantara mereka, jadi Eun Jae dan Hyung Woo melakukannya dengan enggan. Mereka terus bertengkar selama mencobanya. Akhirnya Hyung Woo hanya memeluknya yang  membuat keduanya kaget.
 

Jantung mereka mulai berdebar kencang dan mereka terdiam sejenak, mereka bingung dengan perasaan merek masing-masing….sampai Go Ki dan Young Joo memecahkan sebuah balon.
Tugas selanjutnya adalah permainan tebak kata. Mereka berdua gagal dengan menyedihkan, Hampir semua jawaban mereka salah. Dan pertanyaan terakhir adalah “Lee Eun Jae “ dan Hyung Woo langsung membuat petunjuk “Hal yang paling penting bagiku!”
Eun Jae menyebutkan beberapa jawaban, kecuali dirinya. Hyung Woo memberi petunjuk lagi, “Dirimu!” dan Eun Jae menjawab, “Pengadilan? Perceraian?”. Setelah waktunya habis, ia berbalik dan melihat namanya di plakat dan bertanya dengan pahit, “Sejak kapan?”
Go Ki dan Soju melaporkan pada tim ibu kalau rencana mereka tidak berjalan dengan lancar. Soju bertanya-tanya jika mereka memaksa mereka berdua bersama, memberi mereka lebih banyak waktu, mungkin segalanya akan lebih baik. Tapi Go Ki khawatir kalau ada kesalahan di bagian “bersama” dari rencana  mereka, lagipula waktu tidak berpihak pada mereka.
 

Ibu Eun Jae khawatir, jadi ia pergi menemui Eun Jae dan menyeretnya kesebuah kafe. Ia bertanya tentang perceraiannya, tapi Eun Jae tetap dingin seperti biasanya, bertanya-tanya apa urusannya dengannya.
Ia mengingatkan kalau ibulah yang telah membuat keputusan untuk meninggalkannya untuk merawat “laki-laki itu”. Ibu mengingatkannya kalau laki-laki itu adalah ayahnya, tapi Eun Jae hanya mencemooh kalau ia tidak punya ayah seperti dia.
Eun Jae kemudian membuka sedikit tentang masa kecilnya. Ia memberitahu ibu ia terbuang di sekolah karena anak-anak yang lain tahu kalau ia tidak punya ayah. Suatu hari “istri orang itu” datang kesekolah dan berkata kalau “orang itu” berselingkuh dengan ibu dan kemudian menampar wajah Eun Jae. 
Ia tidak punya seseorang untuk bersandar dan seseorang untuk curhat dan ibu selalu membesarkannya dangan keras. Ibu berkata kalau itu dilakukannya supaya ia kuat dan tidak kekurangan apapun kecuali seorang ayah.
 

Eun Jae, “Bersandar pada diri sendiri. Aku benar-benar kesepain.” Ibu menyuruhnya untuk tetap bersama Hyung Woo. Tapi Eun Jae mendesah, “Ketika aku bersamanya. Aku merasa lebih kesepian.”
Ibu kembali ke restorannya dan menangis.
 

Pasangan itu menghabiskan waktu mereka sebelum persidangan pertama perceraian mereka. Paginya semua sudah hadir dipengadilan, termasuk Young Joo, Go Ki dan ibu Hyung Woo.  Ibu Hyung Woo tiba-tiba memukuli Go Ki dengan dompetnya didepan semua orang.
Soju dan yang lainnya harus menyeretnya keluar dan kemudian mereka mulai membeberkan bukti-bukti yang ada, foto keduanya ketika berselingkuh dan fotokopi email Hyung Woo selama 2 tahun dengan Green Tea.
 

Bukti yang terakhir yang membuat Eun Jae menjadi pihak yang kuat. Hyung Woo berkeras kalau ia tidak berbohong, tapi Eun Jae mengagetkannya dengan berkata itu tidak penting, yang penting baginya adalah isi dari email itu.
Ia mendeskripsikan sebagai kata-kata yang baik, biasa dan manis. Ia bertanya-tanya bagaimana Hyung Woo bisa menulis seperti itu untuk orang lain, bukan istrinya sendiri.
Faktanya, Hyung Woo berbagi dengan orang lain tetapi tidak dengan Eun Jae.
Hakim Joo memberitahu mereka email-email itu benar-benar berharga  yang membuat Eun Jae mendapat keuntungan. Tapi ia menekankan bahwa lain kali mereka membawa bukti yang lebih kuat. Sidang pun di istarahatkan.
Mereka kembali kekantor. Eun Jae berterimakasih kepada Go Ki karena tidak muncul dalam persidangan mereka, karena membuatnya menjadi pihak yang diuntungkan. Hyung Woo bersumpah untuk tidak berteman lagi dengannya, mengingatkan Go Ki kalau Eun Jae menang, maka ia akan bercerai. Ia mendesah pada Go Ki, ia pikir yang menjadi masalah adalah pengirim email, bukan isinya. Ia benar-benar bingung tentang wanita.
 

Eun Jae memutuskan untuk melakukan sesuatu untuk memperoleh keuntungan lagi di sidang berikutnya. Ia pergi ketempat Woo Shik sambil membawa belanjaan. Ia mengagetkannya didepan pintu yang membuat Hyung Woo dan Woo Shik menjadi panik.
 

Mereka berhenti ditengah acara makan mereka dan mengambil semua barang Hyung Woo, kemudian menyuruhnya bersembunyi di kamar mandi, karena tidak ada tempat sembunyi lagi diapartemen Woo Shik.
 

Woo Shik makan malam dengan Eun Jae yang sangat ingin ke kamar mandi. Akhirnya Woo Shik berhasil mengusir Eun Jae dengan berjanji kalau ia akan memikirkan masalah menjadi saksi.
Hyung Woo pergi ke pengadilan untuk kasus anak nakal. Ia memberitahu Go Ki bahwa ia sangat khawatir karena ia baru saja tahu kalau ibu anak nakal itu telah pindah ke Jepang tiga tahun yang lalu. Eun Jae yang mendengar hal itu, muncul dan memberi gadis muda itu saran secara langsung.
Ia memberitahunya untuk berpikir tentang dirinya saja. Ia menyarankan agar gadis itu mengaku saja dan berteman dengan dirinya sendiri, “Itu tidak begitu buruk. Aku tahu karena aku telah mengalaminya.” Ia memberitahu gadis itu untuk menulis surat permohonan maaf dan kembali ke sekolah dan ia akan menemuinya diluar sekolah
 

 “Dan kemudian aku akan memberi sesuatu yang diambil dari mimpimu, dorongan yang hangat.” Gadis itu menangis, bertanya-tanya bagaimana bisa ibunya menelantarkan dirinya seperti itu. Hyung Woo memandang kejadian itu dengan tenang, mungkin ia melihat sekilas penderitaan Eun Jae untuk pertama kalinya. 
Saat ia keluar, Eun Jae mendapat telpon dari ibu mertuanya, bertanya untuk terakhir kalinya apakah ia tetap berniat untuk bercerai. Ibu mengumumkan bahwa ia boleh melakukan apa yang diinginkannya, tapi ia akan mengusir ibunya dari restoran itu.
 

Eun Jae mencoba berpura-pura kalau ia tidak peduli. Tapi ia kemudian mengecek keadaan ibu, tapi tokonya telah tutup. Ia kemudian menelponnya (nama ibu disimpan dengan nama selalu dirindukan) bertanya apakah ia akan menyerah begitu saja dan mengakhiri telponnya dengan memberitahu ibu untuk melakukan apa yang diinginkannya.
 

Rupanya ibu juga tinggal di tokonya, jadi Eun Jae bertanya-tanya dimana ia sekarang, ibu tidak mau mengatakannya. Ternyata ia berada di rumah Hyung Woo dan duduk di samping ibu Hyung Woo.
Ibu Eun Jae berpikir terlalu berlebihan kalau ia tinggal disini, tapi Ibu Hyung Woo berkeras supaya ia tetap disini, memohon kalau dirinyalah yang butuh ditemani, karena  putranya akan bercerai.
Woo Shik pulang ke rumah dan menemukan alat perekam Hyung Woo yang tergeletak sembarangan. Ia kaget ketika mendengar isinya dan bertanya-tanya apa yang akan ia lakukan.
 

Hyung Woo menunggu Eun Jae pulang didepan apartemen mereka dan berbalik ketika melihat Eun Jae diantar pulang lagi oleh Tae Young. Ia mengeluarkan kameranya, tapi ketika ia melihat Tae Young membantu Eun Jae keluar dari mobil, ia berlari mendekat dan menghentikannya.
Tae Young berkata dengan datar kalau Hyung Woo menunjukkan banyak perhatian ketika mereka akan bercerai, seharusnya ia memperlakukan Eun Jae lebih baik ketika ia masih memilikinya.
Hyung Woo berteriak kalau Tae Young tidak tahu apa-apa, tapi Tae Young menjawab, “Aku tahu semuanya!” Mereka pun akhirnya berkelahi dan saling memukul.
 

Mereka memegang kerah baju masing-masing dan Eun Jae keluar dari mobil dan berkata, “Lee Tae Young kau benar-benar memukulnya. Tae Young dengan enggan melepaskan Hyung Woo.
Hyung Woo mencemooh kalau Tae Young benar-benar mendengarkan Eun Jae dan mengangkat tangannya untuk memukul Tae Young lagi. Tapi Eun Jae berteriak, “Jika kau mencoba untuk memukul adikku…”
 

Kata-kata Eun Jae menghentikan Hyung Woo. Ia terkejut kalau ternyata Tae Young adalah adik Eun Jae.
Hyung Woo berhenti, “Dongsaeng? Seperti….adik?” Eun Jae berkata kalau ia pernah memberitahunya.
Hyung Woo bertanya pada Tae Young apakah itu benar dan ketika ia melihat kalau Eun Jae marah pada keduanya, Hyung Woo mencoba ramah pada Tae Young, “Ia menakutkan ya!” Tae Young hanya menatapnya dengan waspada kemudian berjalan pergi.
 

Hyung Woo memanggilnya, memanggil dengan sebutan adik ipar dan mereka pun minum soju bersama, walaupun Tae Young tetap menjaga jarak. Hyung Woo bertanya-tanya bahwa ia bukanklah Hong Gil Dong tapi ia tidak bisa menyebut ibu mertuanya dengan sebutan ibu mertua dan adik ipar dengan sebutan adik ipar.
 

Tae Young berkata kalau ia mendengarnya secara berbeda, Hyung Woo persis seperti Hong Gil Dong, berlarian kesana kemari untuk menolong orang, tapi ia malahan tidak menolong kakaknya.
Hyung Woo bertanya kenapa ia tidak memanggil Eun Jae noona. Tae Young bergidik, ia muak dengan sebutan yang manis. Ia tidak mau membicarakan keluarganya secara detil dan meminta Hyung Woo bertanya langsung pada Eun Jae.
Hyung Woo pulang ke rumah dan bertanya bagaimana hubungannya dengan Tae Young, tapi Eun Jae juga tidak mau mengatakannya. Ia hanya berkata kalau hal yang terpenting adalah Hyung Woo telah kehilangan buktinya yang lain untuk kasus perceraian mereka.
 

Sidang kedua pun di mulai. Eun Jae mempersiapkan saksinya yaitu Woo Shik, tapi ketika mereka memulai, Hyung Woo memanggil saksinya. Seseorang yang duduk didalam ruang pengadilan.
Eun Jae setuju, jadi ia memanggil saksinya untuk maju ke depan dan orang itu adalah Woo Shik…..

Related Posts by Categories

0 komentar: