0
Karena merasa dipersalahkan, Eun Jae menangis, ia mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya. Hyung Woo memeluknya dan berkata kalau seharusnya ia menelponnya. Eun Jae menangis di bahu Hyung Woo dan Hyung Woo mengusulkan kalau mereka pergi dari apartemen ini untuk beberapa waktu, tapi Eun Jae mengingatkannya kalau kunci pintu mereka sudah dirusak.
Hyung Woo menawarkan diri untuk membersihkan semua kekacauan itu, tapi Eun Jae memegang tangannya, “Jangan pergi.”
Ia berbaring, kepalanya berada di pangkuan Hyung Woo yang menenangkannya sampai ia tertidur. Setelah itu, ia mulai membersihkan apartemen mereka, sehingga terlihat normal kembali dan aman.
Ketika Eun Jae terbangun, ia sendirian dan menemukan apartemen mereka telah kembali seperti semula. Ia pun bangun dan melihat Hyung Woo sedang memasang kunci dan gerendel yang baru. Karena saat-saat rapuhnya sudah berlalu, ia menyuruh Hyung Woo untuk pergi.
Tapi Hyung Woo tidak ingin membiarkan Eun Jae berbuat seenaknya lagi, dan memintanya untuk duduk dan mengobrol dengannya. Hyung Woo memberitahunya kalau setelah ia meninggalkan kantor, ia menjadi sadar berapa besar yang telah dilakukan Eun Jae untuk Hope dan betapa keras ia telah bekerja selama ini.
Ia tahu sekarang, berkat semua yang telah dilakukan Eun Jae, ia bisa bekerja pada kasus yang disukainya. Ia dengan tulus meminta maaf karena telah berbohong, masalah Hee Soo dan karena telah bertindak bodoh. Hyung Woo memberitahunya kalau Eun Jae adalah hal terpenting dalam hidupnya.
Eun Jae juga meminta maaf atas semua hal yang dilakukannya. Ia mengaku kalau ia berkali-kali menyesali keputusannya. Ia bertanya-tanya apakah ia menyerah terlalu cepat, ia tahu mungkin bukan hanya dirinya yang terluka.
Hyung Woo mengungkapkan kalau perceraian seperti masalah yang harus mereka pecahkan. Ia meminta waktu untuk memikirkan jawabannya. Eun Jae setuju untuk berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki semuanya sampai sidang berikutnya.
Keesokan harinya mereka terbangun, saling meringkuk dipelukan masing-masing. Eun Jae sedikit kaget karena Hyung Woo menginap, tapi Hyung Woo hanya berkata kalau ia tidak ingin meninggalkan Eun Jae sendirian. Ia memberitahu Eun Jae kalau ia akan kembali kesini dan Eun Jae tidak boleh menghentikannya. Eun Jae tidak menghentikannya dan malah terlihat senang, walaupun ia tidak menunjukkannya.
Hyung Woo bertanya-tanya apa sebaiknya ia bolos kerja dan menemaninya di rumah, tapi Eun Jae protes. Hyung Woo pun menyarankan kalau mereka pergi kerja bersama. Ketika mereka tiba di kantor bersama-sama, para staffnya ternganga.
Hyung Woo mengumumkan dengan senyum lebar kalau mereka sudah memutuskan untuk menyelesaikan semua masalah bersama-sama. Semua staffnya ber ooh dan aah ketika tahu dimana semalam Hyung Woo menginap yang membuat Eun Jae segera berlari ke kantornya karena merasa malu.
Prof. Jo mendengar berita bagus itu dan mampir ke Hope untuk menawarkan pada keduanya villa yang tidak pernah dipakainya. Mereka mencoba menolak, tapi Prof. Jo kemudian mengomel, kalau seharusnya mereka pergi berlibur untuk menyelesaikan masalah mereka. Jelas mereka tidak punya pilihan lain lagi. Ia bahkan menyuruh mereka membuat laporan setelah menyelesaikan liburan mereka.
Go Ki memberitahu Hyung Woo kalau cara terbaik untuk memperbaiki sebuah hubungan adalah dengan kontak fisik. Jadi ia harus mencari cara untuk mulai mendekati Eun Jae. Young Joo pada saat yang sama juga memberitahu Eun Jae kalau ini waktunya untuk membicarakan masalah mereka.
Ibu Eun Jae bertanya-tanya apakah Eun Jae benar-benar sedang mengalami cobaan yang berat. Ia bertanya pada Tae Young tentang perceraian itu dan alasan sebenarnya dibalik semua itu. Tae Young memberitahu semuanya, tentu saja dari sudut pandang Eun Jae dan dirinya sendiri.
Ia pun pulang ke rumah ibu Hyung Woo dengan prespektif yang baru, bertanya-tanya jika Hyung Woo yang membuat putrinya hidup susah.
Hyung Woo dan Eun Jae pergi berlibur dengan penuh semangat. Setelah mereka tiba, mereka langsung pergi berjalan-jalan. Hyung Woo dengan malu-malu mencoba untuk memegang tangannya, walaupun akhirnya ia hanya bisa memandangi tangan Eun Jae dan menunggu.
Eun Jae tersadar apa sedang dilakukan Hyung Woo dan menatapnya. Sambil tersenyum ia meletakkan tangannya diatas tangan Hyung Woo. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dan didukung oleh kepercayaan yang baru mereka peroleh kembali. Hyung Woo merangkulnya, Eun Jae juga melakukan hal yang sama.
Kemudian mereka berada diatas tempat tidur, saling mencium dan merapat satu sama lain. Mereka saling memandang dengan pandangan penuh cinta….
Ternyata semua itu hanya khayalan Hyung Woo semata. Sebenarnya mereka berdua masih duduk di villa itu sejak mereka datang.
Mereka pergi keluar dan Eun Jae memberitahu Hyung Woo yang ia inginkan adalah suami yang mau mendengarkannya sepanjang malam. Hyung Woo berjanji untuk melakukannya, dan mereka pun begadang sepanjang malam, mengobrol ditempat tidur.
Yang ternyata hanya khayalan Eun Jae saja. Mereka masih duduk di sofa, menatap satu sama lain dan mengantisipasi apa yang akan dilakukan yang lain. Dalam pikiran Eun Jae, ia ingin mengobrol, daam pikiran Hyung Woo, ia ingin kontak fisik. Kapan nyambungnya nih????
Akhirnya mereka pergi keluar, ketika Hyung Woo mencoba untuk meraih tangan Eun Jae, ponselnya berdering dan ketika Eun Jae mencoba mengajaknya berbicara, gantian ponselnya yang berdering. Cape deh.
Dan sebelum mereka pergi jauh, Eun Jae tersandung tali sepatunya dan terpaksa Hyung Woo menggendongnya masuk ke dalam kamar.
Eun Jae pun pergi kekamar mandi dan mengambil alat-alat mandi terlebih dahulu, ia berkeras akan membawanya pulang. Sampai-sampai Hyung Woo harus mencegahnya untuk mengambil semua handuk juga. Heh…
Ketika Eun Jae akan mandi busa, tiba-tiba Hyung Woo membuka pintu kamar mandi dengan dramatis. Hyung Woo menatap Eun Jae dengan pandangan yang mengerikan. Mengerikan bagi Eun Jae karena ia ingin mandi sendirian dan tidak tahu apa yang dilakukan Hyung Woo.
Ia mencondongkan badannya ke arah Eun Jae dan Eun Jae memberitahunya kalau mereka belum menyelesaikan masalah mereka, tapi Hyung Woo tidak mendengarkannya, ia mencoba memaksakan diri untuk bertindak romantis, tapi situasinya malah menjadi canggung. Hyung Woo mencondongkan badannya ke depan, sedangkan Eun Jae kebelakang. Tak sengaja, Eun Jae menjatuhkan ponselnya ke dalam bathtub.
Eun Jae kaget, ia takut kalau kehilangan semua nomor telpon yang ada di ponselnya. Ia pun berkeras untuk kembali ke Seoul sekarang juga. Hyung Woo menolak, mencoba mengingatkannya untuk apa mereka ada disini. Tapi Eun Jae tidak bisa fokus ke hal yang lain.
Akhirnya mereka pergi juga. Eun Jae terpincang-pincang dan menggenggam ponselnya erat-erat. Hyung Woo merasa tidak senang, Eun Jae juga tak kalah kecewa dan mengingatkan Hyung Woo kalau tanpa kontak itu, Hope ada dalam bahaya.
Mereka pun kembali ke kantor. Hyung Woo berbohong kalau liburan mereka sukses dan Eun Jae menanggapinya dengan gigi terkatup. Tapi rasa frustasinya tidak bertahan lama karena ia menemukan kalau Hyung Woo meminjam uang ibunya untuk mendukung Hope ketika ia tidak ada.
Ia mengingatkan Hyung Woo kalau ia sudah berjanji kalau ia tidak akan pernah meminta uang dari ibu Hyung Woo karena semua itu akan melukai harga dirinya. Ia sudah terlanjur menjadi menantu yang tidak disukai ibunya dan hal ini akan menambah daftar hal yang bisa digunakan ibu Hyung Woo untuk menyerangnya.
Hyung Woo meyakinkannya bahwa ia hanya melakukannya kali ini saja dan ia juga tidak menyukainya sama seperti Eun Jae. Eun Jae meminta Hyung Woo untuk menagih hutang Go Ki padanya supaya mereka bisa membayar hutang mereka kepada ibu. Tapi Hyung Woo membantah, ia tidak bisa menagihnya karena ia tahu situasi keuangan Go Ki.
Eun Jae mencoba diam-diam menyenggol Hyung Woo supaya ia menanyakan pada Go Ki, tapi Hyung Woo menolak dan menghindari kontak mata dengannya. Akhirnya Eun Jae yang memintanya, tapi Go Ki sama saja dengan Hyung Woo, ia menyuruh Eun Jae untuk meminta pada istrinya yang mengatur keuangan mereka.
Hyung Woo berusaha dengan ekstrim untuk memenangkan hati Eun Jae. Ia mencoba terlalu keras. Ia bertemu dengan seorang pengacara yang dibencinya dan juga membencinya. Ia mencoba untuk mengembangkan Hope.
Hyung Woo harus melakukan hal yang paling dibencinya, merayu dan menjilat. Dari wajahnya terlihat kalau ia sangat sulit melakukannya.
Tapi Eun Jae tahu apa yang dilakukan Hyung Woo dan menyeretnya keluar, berkeras jika ia mau mengerti dirinya, ia akan terus berusaha untuk mencari uang, sedangkan Hyung Woo bisa terus melakukan apa yang disukainya. Hyung Woo menolak, ia tidak ingin Eun Jae menghadapi pria itu sendirian.
Hyung Woo terus berusaha dengan keras. Ia bahkan mencoba memakan masakan kesukaan Eun Jae, sup jerohan ikan yang hanya membuatnya pergi ke kamar mandi untuk memuntahkannya.
Hyung Woo mencoba lagi untuk melewati beberapa langkah dan ingin melakukan kontak fisik lagi dan Eun Jae mengusirnya dari sisi ranjang. Hyung Woo cemberut dan berbalik membelakangi Eun Jae. Akhirnya ia pun memutuskan kalau kontak pantat lebih baik dari pada tidak sama sekali. Yang membuat mereka jadi berperang pantat.
Ketegangan antara ibu Eun Jae dan ibu Hyung Woo masih tinggi dan akhirnya meledak juga. Ibu Hyung Woo tidak berpikir kalau meminjamkan uang pada anak-anak mereka adalah hal yang besar, tapi ibu Eun Jae sangat mengenal putrinya dan harga dirinya.
Ia tahu kalau Eun Jae tidak akan menerima uang begitu saja dan bertanya-tanya betapa hal ini berat baginya. Pertengkaran mereka meningkat ke hal yang lain dan akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah.
Eun Jae akhirnya memberanikan diri untuk menagih hutang Go Ki pada Young Joo. Tapi Young Joo berkata kalau ia telah memberikan uang pada Go Ki untuk diberikan pada Eun Jae setiap bulannya.
Young Joo memarahi Go Ki yang ternyata mengirim uang itu untuk ayahnya yang sedang sakit. Masalahnya adalah, Go Ki tidak mau mengatakan pada Young Joo sebelum ia menggunakan uangnya.
Tapi pertengkaran mereka berhenti ketika Young Joo merasa mual, mungkin ia sedang hamil. Mereka pun pergi ke dokter untuk memastikannya. Young Joo mendesah karena ia merasa waktunya belum tepat sedangkan Go Ki melompat-lompat seperti anak kecil.
Eun Jae mendapatkan uang pembayaran dari Young Joo dan segera membawanya ke rumah Ibu Hyung Woo. Ibu memberitahunya kalau itu bukan pinjaman, ia memberikan uang itu pada mereka. Eun Jae menolaknya, memberitahunya kalau mereka tidak pernah meminta uang padanya dan mereka tidak mau memulainya.
Ibu merasa tersinggung karena Eun Jae menolak uangnya. Ia mendesah, jika Hyung Woo bertemu dengan seseorang yang lebih mengerti dirinya, ia akan bisa melakukan hal yang disukainya tanpa harus memikirkan hal-hal yang rumit seperti ini. Ouch…
Dengan sambil lalu ia juga berkata kalau ia tidak menyukai besannya. Eun Jae menjadi marah karena ibu Hyung Woo menghina ibunya dan menyahut, “ Well, kau tidak perlu berbesan dengannya lagi!” Ia memberitahunya kalau mereka bisa segera bercerai dan ibu Hyung Woo tidak perlu berurusan dengan keluarganya lagi.
Ibu Hyung Woo bertanya-tanya kenapa Eun Jae begitu membela ibunya padahal ia sendiri menolak untuk bertemu dengannya. Tapi Eun Jae menekankan kalau ia hidup tanpa melihat ibunya adalah urusan pribadinya, tapi ia tidak suka kalau orang lain menghina ibunya. Ibu Hyung Woo membentak juga dan menyuruhnya untuk segera bercerai saja, ia sudah lelah dengan semua ini.
Hyung Woo pergi ke rumah ibu Eun Jae yang mengaku kalau ia tinggal bersama ibu Hyung Woo sampai saat ini. Tapi ia berkata kalau ia harus pergi karena ia tidak bisa melihat putrinya menderita.
Hyung Woo memberitahunya kalau ia sedang berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Eun Jae. Ibu Eun Jae memberitahu apa yang ada dalam pikirannya, ketika Eun Jae bersama dengan Hyung Woo, ia telah membuat Eun Jae lebih kesepian daripada sebelumnya.
Ibu memberitahunya dengan air mata berlinang, bahwa sebelum Eun Jae menikah, Eun Jae selalu terlihat bersinar dan ceria, tapi sekarang…..
Wajah Hyung Woo menjadi suram ketika ia mulai memahami kata-kata ibu.
Hyung Woo pulang ke apartemennya dan menemukan Eun Jae duduk diam di sofa. Ia memberitahu Hyung Woo kalau ia sudah membayar hutangnya pada ibu Hyung Woo dengan uang yang diperolehnya dari Young Joo. Hyung Woo menjadi marah, tapi Eun Jae memberitahunya kalau ibunya sudah menyuruhnya untuk bercerai karena ia tidak menyukai besannya.
Hyung Woo berkata kalau ia akan terus berusaha memperbaiki hubungan mereka, tapi Eun Jae berkata ada sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi.
Eun Jae memberitahunya kalau ia sudah selesai berusaha.
Hyung Woo pergi ke tempat Woo Shik dimana Go Ki sudah ada disana dan sedang minum bir. Ketiganya duduk dengan pandangan kosong di depan TV selama berjam-jam, berbicara pada diri mereka sendiri tentang masalah wanita dalam hidup mereka, tapi tidak saling mendengarkan.
Eun Jae mendapat telpon dari sunbae yang pernah mabuk bersama Hyung Woo malam sebelumnya dan bergegas menemuinya dengan senang. Sunbae itu memberinya kasus yang besar, tapi memberitahunya supaya Hyung Woo menjauhi kasus itu.
Ia meyakinkan kalau Hyung Woo sedang sibuk, tapi tiba-tiba Hyung Woo masuk ke kantor itu dan menyeret Eun Jae keluar, menyebutnya istrinya. Sunbae itu menekankan kalau sekarang Eun Jae akan menjadi single lagi dan menarik tangannya yang lain.
Hyung Woo menjadi marah dan ia selalu siap untuk memasukkannya ke dalam penjara. Eun Jae bertanya apakah ini caranya untuk membantunya dan Hyung Woo bertanya apakah ia harus bekerja dengan orang itu. Hyung Woo sudah membelanya dari orang yang brengsek, tapi mengkritiknya didepan wajahnya.
Hyung Woo menolak bantuannya, jadi Eun Jae meninggalkannya di penjara. Hyung Woo memikirkan kata-kata Eun Jae dulu kalau ia tidak menginginkan dompet yang tebal, tapi juga bukan dompet yang kosong. Sedangkan Eun Jae juga memikirkan kata-kata Hyung Woo sebelumnya kalau ia tidak ingin disebut sebagai suami yang baik oleh orang lain kecuali oleh Eun Jae.
Hyung Woo pulang ke rumah setelah setengah hari menghabiskan harinya di penjara. Ia bertanya pada Eun Jae apakah ia berniat untuk meneruskan perceraian mereka. Eun Jae berkata kalau sebenarnya ia merasa berat, tapi pemikiran untuk terus menghadapi ibunya membuatnya seperti tercekik.
Hari berikutnya, ia tidak melihat Eun Jae di kantor dan bertanya pada staffnya dimana ia berada. Ternyata ia kembali ke kantor sunbae itu karena ia masih ingin mendapatkan kasus itu. Hyung Woo menemukannya disana dan yang mengejutkan, ia melupakan harga dirinya dan meminta maaf pada sunbae itu atas kejadian kemarin.
Tapi kali ini Eun Jae yang marah, ia menginginkan Hyung Woo untuk menghentikan permintaan maafnya, “Kenapa kau meminta maaf pada si brengsek ini?” Eun Jae berkata kalau ia datang untuk mencoba mendapatkan beberapa kasus untuk Hope, tapi ia tidak menginginkan Hyung Woo meminta maaf jika ia tidak melakukan hal yang salah.
Sunbae itu memandang mereka berdua dengan tidak percaya dan bertanya apakah mereka benar-benar akan bercerai, karena baginya tidak terlihat seperti itu. Eun Jae mengungkapkan pemikirannya dan segera keluar meninggalkan Hyung Woo yang ternganga.
Hyung Woo akhirnya tersadar dan pergi mengejar Eun Jae. Ia mengejarnya dan memeluknya dari belakang.
Hyung Woo: “Apakah selama ini kau hidup seperti ini? Apa yang telah kita lihat selama ini?”
Eun Jae: “Ini adalah cara hidup kita. Hanya melihat ke depan, tidak melihat kesamping.”
Mereka berdiri disana, bergandengan tangan sebentar. Mungkin ini pertama kalinya mereka ada ditempat yang sama dan diwaktu yang sama secara emosional. Mungkin akhirnya Hyung Woo sedikit mengerti apa yang telah dikorbankan Eun Jae untuknya.
Itu adalah hari sebelum persidangan mereka berikutnya. Young Joo bertanya apakah Eun Jae sudah membuat keputusan. Eun Jae belum membuat keputusan, karena ia merasa kalau ia bisa mengerti Hyung Woo, tapi ia takut kedua ibunya tidak bisa menyelesaikan masalah mereka.
Keesokan harinya, Hyung Woo pergi lebih cepat. Ia pergi kekuil untuk mencari tahu kapan peringatan kematian adiknya.
Ia memikirkan semua yang telah dikatakan oleh ibu mertuanya dan apa yang telah dialami Eun Jae beberapa hari ini karena dirinya.
Eun Jae pergi ke pengadilan dan semua staff Hope melihat kalau wajahnya terlihat cerah. Ia memberitahu mereka kalau ia sudah membuat keputusan. Eun Jae pun tersenyum.
Mereka masuk ke ruang sidang dan Hyung Woo datang terlambat. Eun Jae berdiri untuk memberikan pernyataan….
Tapi Hyung Woo juga berdiri dan memotong perkataan Eun Jae. Ia meminta untuk berbicara terlebih dahulu karena persidangan ini tidak dibutuhkan lagi. Eun Jae tersenyum padanya, ia berpikir kalau mereka membuat keputusan yang sama.
Dan kemudian Hyung Woo berkata, “Aku akan melakukan apa yang diinginkan penggugat. Aku akan menceraikannya.”