Can’t Lose Episode 19

Posted: Sabtu, 31 Desember 2011 by khyunkhyun in Label:
0

Ki Soo sedang berpikir di ruang kerjanya. Dia mengambil ponselnya dan menelpon Jung Woo. Ki Soo mengatakan bahwa ada yang ingin ia bicarakan dengan Jung Woo sebelum Ia pergi meninggalkan Korea Selatan. Ia akan memberitahukannya jika mereka bertemu. Telepon ditutup. Jung Woo memasuki mobilnya dan pergi ke pusat penelitian energi nuklir. Ia turun dari mobil dan menunjukkan kartu identitasnya kepada para penjaga kemudian penjaga itu mempersilahkannya masuk.

"Joon Ho akan mencari dan menunggu di sini. Aku akan masuk dan memeriksa situasi secara langsung. Jae Hee dan Hye In, pergilah ke apartemen dan mendiskusikan rencana operasi dengan anggota lain," kata Jung Wo pada Jae Hee sebelum Ia masuk ke dalam gedung.
"Baiklah aku tahu," kata Jae Hee.
Jae Hee dan Hye In pergi, ketika mereka sudah keluar dari gerbang gedung penelitian, ternyata sebuah mobil telah menunggu mereka dan kemudian mengikuti keduanya.
Jung Woo masuk ke dalam menemui Joon Ho yang sedang bersama dengan Tae Hyun.
"Kami sudah menganalisa sebuah peti mati yang kami temukan," kata Tae Hyun.
"Apa hasil yang keluar sebelumnya?"
"Kami menemukan sebuah lekukan dalam dengan menggunakan scanner. Kita harus bisa mengira-ira apa yang ada di dalam peti mati itu," jawab Tae Hyun.
"Lalu?"
"Panjangnya sekitar 183 sampai 190 cm. Itu adalah ukuran laki-laki dewasa. Itu cocok dengan profil Son Hyuk," kata Joon Ho.
"Tidak ada bekas bahan peledak atau bahan bakar roket," lanjut Tae Hyun.
"Meskipun situasinya agak mencurigakan, tetapi kita tidak bisa mengkonfirmasi apakah Son Hyuk benar-benar ada di dalam," kata Joon Ho sambil melihat Tae Hyun. Tae Hyun hanya diam sebagai pembenaran.
Son Hyuk sedang bersama dengan anak buahnya yang juga petinggi Athena. Mereka sedang berada di dalam lift.
"Apa yang dilakukan pemerintahan Korsel sekarang?"
"Sedang melacak informasi yang berkaitan dengan kita. Mereka mungkin akan gagal dan kalang kabut"
"Apakah truknya dijaga dengan baik?"
"Sampai saat ini kami telah menyelesaikan misi kami, tidak ada jalan untuk mereka menemukan itu"
"Persiapan?"
"Telah siap, silahkan Anda periksa sendiri"
Lift akhirnya terbuka. Nampak orang-orang sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka sedang menjalankan tugas agar misi mereka segera terlaksana. Mereka memberi hormat saat Son Hyuk datang. Son Hyuk memeriksa sendiri kesiapan rencana.

Son Hyuk mendapatkan telepon dari anak buahnya. Anak buah itu yang mengikuti Jae Hee dan Hye In, ia melaporkan keberadaan Hye In. Son Hyuk menyuruh anak buahnya untuk tetap mengikuti Hye In. Telepon ditutup. Son Hyuk segera berjalan menuju lift kembali. Andy mengikutinya.
"Apa yang terjadi?" tanya Andy.
"Hye In, dia di sini sekarang," jawab Son Hyuk datar.
Lift terbuka, Son Hyuk hendak ke mobilnya tetapi dihalangi oleh Andy, "Apa yang akan kau lakukan sekarang, dan alasan untuk itu. Aku tahu."
"Minggir!"
"Jika posisi kita diketahui, upaya kita untuk berada di luar pengawasan pemerintah akan sia-sia"
Son Hyuk tidak memedulikan Andy, Ia tetap berjalan mendekati mobil. Andy mendahului Son Hyuk dan membukakan pintu. (uri Son Hyuk klo soal Hye In dia pasti nekad hiks-kim nana rf)
"Ini sangat berbahaya untuk pergi sendirian. Aku akan pergi denganmu"

Di markas NTS, direktur sedang mendengarkan laporan mengenai peti mati dari Jung Woo lewat video call.
"Dari jejak yang tertinggal dalam peti mati, ada kemungkinan bahwa Son Hyuk ada di sini," lapor Jung Woo.
"Jejak apa yang kau temukan?" tanya direktur.
"Lekukan di sebelah kiri peti, konsisten dengan Son Hyuk"
"Apakah ada jejak lain untuk bahan peledak?"
"Tidak"
"Truk yang menghilang dari pelabuhan, apakah sudah terlihat di Kyeongju?"
"Sejauh ini tidak"
"Apa yang kita dapatkan tidak cukup. Kita membutuhkan bukti yang lebih jelas. Tolong lakukan itu"
"Baiklah"
Komunikasi berhenti. Asisten direktur mendatangi direktur dan melaporkan bahwa Blue House sekarang telah membentuk Cabinet darurat. Para pejabat telah diperintahkan untuk bertindak tegas terhadap serangan rudal. Apakah sudah ada pemerintah yang sudah berada di Kyeongju.
Direktur menjawab belum, masih ada cukup bukti dan meminta NTS untuk melakukannya lebih dahulu dengan meninggalkan Jin Xin tim dan membentuk tim yang lebih kecil di belakang. Tugaskan staf yang tersisa untuk menahan operasi darurat. Asisten direktur sudah memahami perintah lalu ia memohon diri.

Jung Woo mendapat telepon yang memintanya untuk bertemu. Jung Woo lalu menunggu ditempat yang telah disepakati dan mencari orang yang akan ditemuinya.

Jae Hee dan Hye In sudah sampai di apartemen.
Rupanya Ki Soo yang telah menelpon Jung Woo dan memintanya bertemu. Jung Woo menanyakan maksud dari pernyataan Ki Soo di telepon. Awalnya Ki Soo protes kenapa Jung Woo tidak menanyakan kabar sebagai seorang teman. Tetapi Jung Woo tak peduli dan menanyakan ada apa sebenarnya mengapa Ki Soo berniat untuk meninggalkan Korea Selatan.
Ki Soo menjelaskan bahwa Korea Utara sedang mencari dan menghabisi mantan agen elit mereka, dan Ki Soo memberitahu bahwa sekarang ia juga target mereka. Ia menceritakan beberapa agen datang ke tempatnya beberapa hari yang lalu dan mereka mencoba untuk membunuhnya. Jung Woo terkejut mendengar kisah Ki Soo dan menawarkan untuk melindungi Ki Soo semampunya. Tetapi Ki Soo menolak karena ini bukan sebuah perjanjian besar yang harus membawa nama NTS, ia tetap memutuskan untuk pergi. Tetapi sebelum Ki Soo pergi Ia ingin membalas dendam kepada Son Hyuk mengenai kematian Sung Chul dan meminta Jung Woo untuk mempertimbangkannya. Jung Woo menyanggupi.

Jae Hee bertemu dengan agen NTS lain di lobi apartemen. Jae Hee menanyakan keadaan disekitar apartemen, salah satu agen mengatakan bahwa tidak ada kegiatan yang tidak dikenal di sini. Agen itu menanyakan dimana Hye In dan ia menjawab Hye In sedang berada di kamar apartemen.

Jae Hee meninggalkan mereka dan berjalan menuju resepsionis. Tiba-tiba salah satu pegawai apartemen berlari panik dan menanyakan kereta barang yang sebelum ada di dekat situ. Jae Hee mendengarnya dan segera teringat dengan Hye In. Jae Hee menekan lift, tetapi lift itu sedang digunakan. Akhirnya Jae Hee berlari melewati tangga.
Hye In mengeluarkan kunci apartemen. Di belakangnya ada kereta barang. Di baliknya ada Son Hyuk yang menyamar sebagai petugas pengantar barang dengan memakai masker dan kacamata. Saat Hye In menemukan kamar yang ditujunya, Son Hyuk memanggil Hye In. Hye IN menengok ke belakang dan terkejut melihat Son Hyuk. Sementara itu Jae Hee masih menaiki tangga.
Son Hyuk melepas masker dan kacamatanya. Son Hyuk memeriksa sekeliling dan langsung mendekati Hye In. Ia meminta Hye In jangan berbicara cukup mendengarkannya saja. Son Hyuk meminta Hye In untuk meninggalkan tempat ini, tak masalah jika Hye In tidak kembali disisinya, tetapi Ia minta Hye In untuk meninggalkan tempat ini sebisa mungkin karena jika Hye In tidak pergi maka Hye In akan mati. Saat itu Jae Hee sudah berada di lantai yang sama.
"Jika oppa tidak menghentikannya, maka aku juga tidak akan berhenti!" kata Hye In nekad
"Dengarkan aku Hye In," Son Hyuk mencoba menjelaskan tetapi Jae Hee sudah menemukan Son Hyuk. Son Hyuk tetap meminta Hye In untuk meninggalkan tempat ini (terharu dengernya hiks) segera kabur. Jae Hee mengejar Son Hyuk dan memanggil semua agen.
Son Hyuk lari menuruni tangga. Jae Hee memerintahkan semua agen untuk menutup jalan keluar. Son Hyuk lari menuju dapur, Ia membuang semua barang yang menyentuh tangannya untuk menghalang-halangi pengejaran. Jae Hee sampai di dapur dan para koki menunjuk pintu keluar yang langsung menuju parkir mobil. Son Hyuk langsung masuk mobil yang telah menunggunya. Jae Hee berusaha menembaki mobil yang dikemudikan Andy, tetapi saat itu juga tangannya gemetaran hingga Ia tak bisa menembak. Jae Hee lalu melaporkan bahwa Son Hyuk telah keluar dan plat nomornya 6971, Ia kesal karena tangannya tak berhenti bergetar.
Jae Hee duduk sendiri. Ia masih memegangi tangannya dan mengingat kejadian tadi. Ki Soo tiba-tiba muncul, Ia melihat Jae Hee yang sedang terduduk dan menyapanya. Jung Woo juga muncul di belakang Ki Soo.
"Dimana Hye In?" tanya Jung Woo langsung.
"Dia ada di lobi," jawab Jae Hee.
"Dan Son Hyuk?"
Jae Hee hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Laki-laki itu benar-benar seperti bola," keluh Ki Soo. Jung Woo segera pergi. Ki Soo sempat mengajak Jae Hee berbicara tetapi Jae Hee mengacuhkannya.

Jung Woo mendatangi Hye In dan menanyakan keadaannya. Hye In hanya terdiam. Yang lainnya juga terdiam.
Jung Woo menelpon direktur memberitahukan peringatan Son Hyuk pada Hye In. Jung Woo menyimpulkan bahwa target Son Hyuk adalah pusat penelitian nuklir. Mereka harus berpacu dengan waktu dan meminta semua agen untuk fokus terhadap hal ini.
Direktur memberi tahu hal ini sudah di perluas hingga kabinet, tetapi mereka tidak akan mengalihkan pencarian dari menginvestigasi misil.
Jung Woo menunjukkan ketidaksetujuannya.
Direktur berjanji untuk melanjutkannya dan mencoba menambah bala bantuan dan hanya meminta JUng Woo untuk fokus pada pencarian Son Hyuk.
Jung Woo menyanggupi dan telepon ditutup.
Jae Hee dan Jung Woo ada di lobi hotel.
"Apa yang dikatakan Direktur?" tanya Jae Hee.
"Dia akan mengumpulkan dan mengirimkan bantuan, tetapi dia tidak bisa mengirim seluruhnya. Ini karena Son Hyuk. Dia sengaja membuat pimpinan salah"
Mereka terdiam sejenak.
"Ini ironis. Son Hyuk menjadi tidak masuk akal melakukan semua ini dan obsesinya terhadap Hye In mengingatkanku pada apa yang aku lakukan seperti itu. Hidup dengan rasa ketakutan kehilangan cinta membuatku benar-benar kehilangan. Khawatir dan takut sepanjang waktu benar-benar jalan hidup yang bodoh dan menggelikan. Ini membutuhkan waktu yang lama untuk aku bisa mengerti," kata Jae Hee. Jung Woo menatap Jae Hee dengan rasa bersalah karena Ia yang telah menyebabkan Jae Hee seperti itu.
"Jangan melihatku seperti itu! Aku baik-baik saja," kata Jae Hee kemudian sambil tersenyum pada Jung Woo.
Jung Woo melihat jam tangannya, "Aku harus kembali ke markas"
Jung Woo pergi.
Direktur NTS sedang memeriksa berkas laporan di ruangannya. Asisten direktur datang karena telah di panggil oleh direktur.
"Sekarang ini di Nts ada berapa agen yang masih tersisa?" tanya direktur.
"Hanya ada grup kedua"
"Tugaskan Hong Jin Su dan timnya ke Kyeongju"
"Apa? Tetapi komite darurat..."
"Utusan kepala dan kepala keamanan akan segera datang. Aku akan menghandle hal ini dengan komite darurat. Berangkatkan mereka terlebih dahulu"
"Aku mengerti" Asisten direktur kemudian pergi.
Hye In berada di sebuah ruangan sendirian. Ia mengingat memorinya bersama Son Hyuk. Saat itu Hye In baru saja lulus dari sekolah dan Ia ingin bergabung dengan Son Hyuk. Saat itu Son Hyuk menolak Hye In bergabung karena itu terlalu berbahaya. Tetapi Hye In tetap meminta untuk bergabung karena Ia ingin bersama Son Hyuk (adegan yang paling kusuka hye In kliatan manja banget sama son hyuk -nana rf-). Di sisi lain, setelah semuanya terjadi, Son Hyuk meminta maaf pada Hye In karena Ia telah membawanya pada dunia Athena, tetapi jika Hye In akan kembali itu tidak mungkin karena itu akan membuat mereka berpisah dan tidak baik. Son Hyuk meminta Hye In menunggunya sedikit lebih lama agar Ia bisa menyelesaikan semuanya. Hye In masih merenungkan percakapannya dengan Son Hyuk.
Son Hyuk sedang bersama anak buahnya mempersiapkan segala peralatan.
"Persiapan bertempur sudah selesai" lapor anak buahnya.
Son Hyuk membalikkan badan dan meminta semuanya pergi. Son Hyuk meneliti roket dan menyentuhnya. Pandangannya tak fokus.
Direktur NTS sedang merenung di ruangannya.
Sementara itu, Joon Ho sedang mencocokan data sedang Tae Hyun sedang meneliti foto yang ada dan menempelkannya di dinding. Ketua Wu sedang meneliti bersama asistennya. Semua orang di NTS sibuk.
Jae Hee memberikan instruksi kepada anak buahnya, "Mulai sekarang, perketat keamanan di sekeliling. Laksanakan!" Semuanya menyebar meninggalkan Jae Hee. Jung Woo sedang menyetir mobil dan berpikir. Ki Soo sedang merenung di dekat jendela. Hye In merenung sendirian di kamar hotel. Ini kok serba merenung atau nggak berpikir yaa?? haha
Son Hyuk sedang memikirkan Hye In. "Walaupun aku terbangun, aku masih bermimpi buruk, bagaimana aku bisa beristirahat?" tanya Hye In suatu hari pada Son Hyuk ketika baru bangun tidur dengan terengah-engah. Di lain sisi, Hye In pernah meminta Son Hyuk untuk membawanya pergi karena Ia tak ingin orang-orang memanggilnya Yu Jin. Ia takut jika identitasnya yang sekarang dan dulu diketahui. Son Hyuk ingat saat Ia memperingatkan Hye In di hotel. Dan saat itu Hye In menolaknya dan tetap tinggal. Hye In hanya akan menghentikan jika Ia juga menghentikan semua aksinya. Saat itu Son Hyuk sedang berada di dekat menara. Matanya berkaca-kaca. (its complicated)
Auckland, New Zealand, Di sebuah pekuburan. Kim Sun Hwa mendatangi makam anak dan suaminya. Ia meletakkan bunga dan boneka dan menangisi kepergian mereka. Ia mengingat serangan di rumahnya.
Ia berhasil mengalahkan semua pembunuh bayaran itu, tetapi anak dan suaminya juga ikut dibunuh oleh para pembunuh itu. Ia mengingat saat-saat bahagia dengan keluarga kecilnya itu. (Sekilas suaminya mirip ama Lee Min Ho :D) Ia memutuskan untuk kembali ke Korea membalas dendam.

Di NTS sedang ada diskusi direktur dengan 2 orang dari komite darurat. "Bahkan jika Son Hyuk sudah mencapai di Kyeongju, apakah Ia tidak mengancam tempat strategis lainnya?" tanya seorang dari pertahanan negara. "Penyebaran dari jaringan anti-pesawat tempur dan pertahanan di zona bahaya, hanya bisa dalam situasi tertentu. Hari ini adalah hari Kekuatan
nuklir baru digunakan. Ini pertama kalinya di buka untuk publik"
"Bagaimana tentang kemungkinan misil di Kyengju, Apakah sudah ada berita?"
"Sejauh ini tidak ada," kata direktur.
"Bagaimana dengan objek Son HYuk? Jika tidak ada bukti, kami hanya bisa mengutamakan pada situasi tertentu. Untuk mencegah kepanikan publik terhadap ancaman teror, kami emutuskan untuk tidak mengungkap itu sampai situasi berubah. Kyeongju tidak akan dikecualikan"
Direktur mencoba untuk membujuk lagi, "Jika tidak ada militer yang mendukung, kalau begitu
bantulah di bagian pesawat tempur dan tim patriot misil"
"Aku mengerti, aku akan membicarakannya dengan komite darurat"
"Ketua, tidak cukup waktu untuk membicarakannya. Tolong putuskan dengan cepat," pinta Direktur memohon. Kedua orang itu saling berpandangan. Direktur melanjutkan perkataannya lagi, "Aku akan menelpon komite sekarang." Direktur berlalu meninggalkan mereka.
Son Hyuk berjalan memandang anak buahnya satu-satu. Son Hyuk memerintahkan untuk memulai. Semua orang mengangguk patuh, semua orang pergi menjalankan tugas masing-masing. Anak buah Son Hyuk ada yang memasuki sebuah mobil dan satunya melepas label yang ada pada mobil ternyata di baliknya ada label lain bertuliskan OSBC. sepertinya itu nama sebuah media massa karena mereka akan menyamar sebagai wartawan
Jung Woo sedang menelpon. Ia diperintahkan untuk memeriksa semua jalan sepanjang Kyeongju dan tempat reaktor nuklir secara keseluruhan dalam segala transportasi yang memungkinkan. Ia mengerti. Ketika hendak menutup teleponnya Joon Ho masuk dan melaporkan bahwa kendaraan yang besar telah diketahui lokasinya dekat Pusat Kesenian. Joon Ho telah memeriksa sekitar tempat itu dan menemukan sesuatu.
"Apa?" tanya Jung Woo.
"Pusat kesenian memperbaiki beberapa mesin yang diperlukan dan tutup sementara dalam seminggu kemarin, para staff dihentikan"
"Apa kata manager utama?"
"Tidak ada tanda keberadaannya sejak dua hari yang lalu"
"Son Hyuk membuat persiapannya di Kyeongju 2 hari yang lalu, aku akan pergi dan melihatnya. Tetap tinggal di sini untuk berjaga-jaga"
"Oke"
Jung Woo mengambil jaketnya dan pergi.
Jalanan dijaga oleh para tentara. Untuk memasuki tempat reaktor nuklir harus menunjukkan ID. Anak buah Son Hyuk hendak masuk. Seorang tentara meminta kartu IDnya. Ia memberikan
sebuah kartu wartawan dan berkata bahwa mereka akan melakukan sebuah interview mengenai program baru pada reaktor nuklir.
Tentara itu meminta untuk melihat isi kendaraan. Mereka kemudian memeriksa isi mobil itu beserta barang yang ada di dalamnya. Para tentara itu tidak menemukan barang yang berbahaya mereka pun membiarkannya pergi.
Jung Woo datang bersama pasukan NTS. Ia membagi mereka dalam 2 kelompok, satu ditempatkan dipintu masuk dan satunya mengikuti Jung Woo masuk. Ada mobil di dekat tempat itu --Orang Son Hyuk-- Ia melaporkan keadaan darurat. Jung Woo menyuruh anak buahnya masuk ke dalam.
Beberapa orang NTS masuk melewati pintu belakang, mereka melihat truk sampah yang hendak pergi. Orang-orang NTS itu menyuruh mereka bergegas pergi. Padahal para petugas truk sampah itu adalah anak buah Son Hyuk.

Andy tergesa-gesa mendekati Son Hyuk yang sedang duduk di sebuah tempat untuk pertunjukan.
"Ada apa?" tanya Son Hyuk.
"Tempat kita telah diketahui, NTS telah memasuki tempat ini," jawab Andy
"Apakah segala muatan sudah dimasukkan ke dalam kendaraan?"
"Ya"
"Persiapkan segalanya dengan cepat lalu pergi. Aku akan tinggal di sini untuk beberapa waktu. Dalam 30 menit, aku akan menyusul ke tempat pertemuan"
"Aku akan tinggal di sini"
"Lakukan apa yang aku katakan" Andy terlihat keberatan, "Jangan khawatir, aku tidak akan mati dengan mudah"
Jung Woo dan anak buahnya sudah berada di dalam. Mereka berpencar memeriksa seluruh ruangan. Tiba-tiba ada serangan dari arah basement dan mengenai anak buah Jung Woo.
Jung Woo mendapat laporan itu dan memerintahkan anak buahnya untuk membantu mereka yang ada di basement. Tiba-tiba Jung Woo melihat Son Hyuk berada di atas. Jung Woo segera mengontak Joon Ho. Jung Woo memberitahu Ia hanya menemukan Son Hyuk.

Joon Ho segera memerintahkan Tae Hyun menghubungi Direktur untuk meminta bantuan. Joon Ho melaporkan pada Jae Hee dan agen lain bahwa Son Hyuk ditemukan di Pusat Kesenian. Jae Hee menjawab laporan Joon Ho lalu Ia meminta agen lain untuk tidak meninggalkan Hye In di hotel dan akan memperketat pengamanan. Jae Hee pergi. Asisten direktur memberitahu direktur bahwa Son Hyuk telah ditemukan. Direktur meminta untuk dihubungkan dengan Lee Jung Woo. Mereka melihat adegan baku tembak dari layar.
Jung woo sedang mengejar Son Hyuk ke atas. Son Hyuk juga sedang turun ke bawah. Jung Woo berhenti di lantai kedua sedang rekannya terus ke atas. Ia bersiaga dan berjalan memeriksa lantai itu. Son Hyuk berada tepat di depannya, tetapi Jung Woo tidak melihat karena terhalang oleh dinding. Son Hyuk segera memasuki lift.
Jung Woo melihat Son Hyuk dan tepat pada saat itu pintu lift tertutup. Jung Woo berlari ke bawah. Dia mendapat laporan Son Hyuk ada di pintu belakang. Son Hyuk berhasil keluar, Andy menembaki orang-orang yang menghalanginya dan memasuki mobil. Ia menjemput Son Hyuk dan pergi.
"Sebuah mobil hitam telah pergi," lapor anak buah Jung Woo.
"Oke, aku tahu." Jung Woo menghubungi NTS dan meminta kendaraan itu dilacak melalui satelit. NTS segera melacak keberadaan mobil hitam yang baru saja keluar dari Pusat kesenian Kyeonju, pemindaian satelit sedang berjalan.
Sementara itu Son Hyuk masih di sekitar jalanan keluar dari Pusat Kesenian Kyeongju. Ia melewati mobil-mobil yang parkir berjajar. Ada celah kosong di antara mobil-mobil itu, mobil Son Hyuk diam-diam bergeser dan menempati parkiran kosong. Kemudian muncul mobil hitam yang sejenis dengan mobil Son Hyuk melaju terus mengecoh NTS. (Pinter juga, mana mobilnya canggih bener bisa geser 180 derajat.)
Pemindaian satelit selesai. Staf NTS mengatakan bahwa mereka sedang menuju arah Barat Kyeongju. Jung Woo mendengar itu, dan segera memacu mobilnya. Jung Woo melewati jajaran mobil tempat Son Hyuk dan Andy bersembunyi, tapi Ia tidak memperhatikan mobil-mobil itu
dan berlalu begitu saja.
Jae Hee sedang menyetir mobilnya. Ia juga mendapat laporan Son Hyuk ada di wilayah Barat.
Para wartawan memasuki pusat energy nuklir. Termasuk anak buah Son Hyuk yang menyamar
sebagai wartawan. Pemandu menjelaskan tentang cara tempat itu mengoperasikan nuklir. Kedua anak buah Son Hyuk saling melirik.
Sementara itu, NTS sudah menemukan tempat persembunyian Athena yang ternyata baru saja ditinggalkan. Mereka menemukan sebuah proyektil. Melalui kamera, Tae Hyun dan Joon Ho menyaksikan penggeledahan itu. Tae Hyun memperhatikan proyektil itu.
Ia menyadari sesuatu. "Itu perangkap!!!" teriak Tae Hyun. Tepat setelah itu, gambarpun menghilang. Di NTS orang-orang juga sedang menyaksikan dan terkejut saat gambar tiba-tiba menghilang. Jung Wo kaget karena di belakangnya tiba-tiba ada ledakan. Tepat di Pusat Kesenian yang baru saja Ia tinggalkan.
"Orang-orang kita berjalan menuju jebakan," lapor Joon Ho pada Jung Wo dengan tatapan nanar.
"Apa yang hilang dari kita?"
"Itu belum bisa dipastikan"
Jung Woo geram dengan kejadian itu.

Di hotel beberapa agen berbagi tugas. Ki Soo datang setelah para agen berpisah dan tersisa 2 orang agen.
"Aigoo.. sudah lama kita tidak bertemu sejak terpisah di Itali," kata Ki Soo kepada 2 agen.
"Kau tidak datang untuk bermain di tempatku?" tanya Ki Soo pada agen laki-laki.
"Aku tidak punya waktu"
"Mengapa semua orang gelisah?"
"Sekarang mereka sedang mengejar Son Hyuk"
"Kau menemukannya?"
"Ya, dia mencoba untuk kabur"
Mobil hitam itu masih melaju menghindari pengejaran NTS. Di sebuah jembatan mereka terperangkap. Jung Woo keluar dan menodongkan pistol. Para agen lain juga sudah melakukannya. Anak buah Son Hyuk keluar dengan mengangkat tangan. Salah satunya tersenyum pada Jung Woo karena berhasil mengecohnya.
"Dimana Son Hyuk?!!" teriak Jung Woo. Keduanya saling memberi aba-aba dan berusaha untuk
menyerang. Tetapi dihentikan oleh agen lain. Mereka tertembak. Jung woo mencoba mendekati sambil terus menodongkan pistol. Ia memeriksa mobil dan tidak menemukan keberadaan Son Hyuk.
"Bagaimana keadaan di Pusat Kesenian?" tanya Jung Woo ke NTS.
"Walaupun masih belum jelas tetapi sepertinya kehilangan kita tidak kecil," jawab asisten
direktur.
"Orang-orang sebelum kami yang melakukan aksi cari mereka sebisa mungkin"
"Baiklah," jawab staf NTS.
"Aku akan menghubungi lagi nanti."

Di depan pusat reaktor nuklir, para wartawan sedang berkumpul. Mereka mendengarkan jubir sedang menceritakan bahwa nuklir akan menjadi energi negeri ini. Menjadi energi yang efisien dan aman. Mereka berjalan memasuki gedung kembali.

Staf NTS sedang berbicara melalui layar dengan Joon Ho dan Tae Hyun. "Aku melihat video rekaman dari kejadian tadi dan menemukan ini" Muncul gambar anak buah Son Hyuk sedang membawa sebuah kotak. Joon Ho memintanya berhenti sebentar dan meminta memperbesar pada kotak itu. Tae Hyun mengenalinya bahwa itu adalah bunker peledak bom.
"Bunker peledak bom?" tanya Jung Woo memastikan dari lapangan.
"Definisi itu tidak salah"
Walaupun terlihat bentuknya rusak, itu adalah salah satu proyek terbaru dari militar US.
Tipe baru GBU-28," jelas Joon Ho.
"Itu benar," kata Ketua wu.
Direktur meminta penjelasan lebih banyak.
Tae Hyun menjelaskan, "Unit bom dengan laser digunakan oleh tentara udara. Itu bisa dijadikan sebuah misil,"
"Jika serangan dengan bunker bom peledak, jarak jangkauan, berapa skalanya?"
"Tentu saja, kekuatan merusak paling dahsyat berada di bagian hulu ledak. Masalah besar adalah jika apa yang kita miliki di sini, mungkin diproduksi sendiri"
"Maksudnya, mereka akan menjadikan nuklir sebagai misil?" tanya asisten direktur.
"Berdasarkan rekaman video sekarang, kami tidak bisa mengkonfirmasi tipe hulu ledak
itu," kata Joon Ho.

Direktur berpikir keras. "Ketua tim Wu, masukkan kemungkinan hulu ledak sebuah nuklir dan semua hulu ledak yang memungkinkan, dan simulasikan seberapa besar kerusakannya."
"Baik, aku akan melakukannya." Ia lalu pergi.
"Jika kau tahu misil yang umum dipakai, mungkin itu bisa jadi prediksi tempat peluncurannya. Lebih banyak informasi akan sangat diperlukan. Cari lagi banyak video rekaman, dan kirimkan kemari," pinta Joon Ho. Sambungan di tutup.
"Baiklah, kita harus menggunakan kekuatan militer. Gunakan anti serangan udara dan misil patriot untuk mendukung," kata direktur pada asistennya.
"Aku mengerti, aku akan kembali ke markas sekarang."
Jung Woo melihat sebuah truk sampah melintasi tempat itu. "Apakah sebuah truk sampah termasuk ke dalam daftar inspeksi?" tanya Jung Woo. Joon Ho memeriksa daftar dan mengatakan tidak. Mereka telah dilarang.
"Tolong konfirmasi lagi apakah ada truk sampah yang meninggalkan Pusat Kesenian."
Joon Ho langsung mencari, "Ya, ada truk sampah yang meninggalkan tempat itu sebelum
kita mencari bom"

FLASHBACK
NTS menyuruh truk sampah segera pergi. Di dalamnya ada anak buah
Son Hyuk.

"Itu dia! Son Hyuk memindahkan misilnya menggunakan truk sampah. Teliti semua truk sampah yang ada di area Kyeongju."
"Baik"
"Truk sampah?" tanya Jae Hee. Ia melihat truk sampah yang melintas di depannya. Jae Hee
segera memutar balik mobilnya mengikuti sebuah truk sampah.

Direktur mengadakan pertemuan. Mereka berkomunikasi melalui layar.
"Berdasarkan dorongan sistem roket dan kapasitasnya, misil membakar dalam jarak 15 kilometer. Dorongan itu relatif lemah jika dibakar dari tanah. Berbeda jika misil di luncurkan daritempat yang tinggi," kata Joon Ho.
"Dua set misil patriot telah siap. Apa kemungkinannya jika itu tidak efektif?"
"Dengan perkiraan penyerangan, waktunya singkat untuk penerbangan. Ada kurang lebih 10% kesempatan target akan terkena. Kita bisa mengasumsikan tidak mungkin untuk mengenai target dengan misil patriot," kata Tae Hyun.
"Untuk mencegah serangan misil, terlepas dari mengetahui tempat launchingnya, tidak ada jalan
lain."
Truk sampah sudah sampai di tempat peluncuran. Mereka menurunkan barang bawaan. Jae Hee menemukan mereka. Ia melaporkan pada Jung Woo. Mereka berada di Expo Park.
"Baiklah. Aku akan mengirim bantuan dengan segera. Tetap siaga dan tunggu sampai mereka
sampai"
"Baiklah"
Jae Hee melihat sekeliling. Ia juga melihat mobil hitam yang kemungkinan membawa Son Hyuk
tadi.


Joon Ho dan Tae Hyun sedang menganalis data. Joon Ho bangkit dari tempat duduknya, Ia meminta Tae Hyun untuk mengambil alih komando di tempat itu. Joon Ho segera pergi, Ia hendak ke tempat kejadian.Kayaknya Ia punya firasat buruk tuh..

Ketua Wu selesai mensimulasikan hulu ledak yang ada. Ia memperlihatkan kepada direktur. Direktur nampak khawatir dengan hasil yang akan tercapai apabila itu meledak. Ia kemudian meninggalkan ketua Wu yang juga nampak terkejut dengan kekuatan serangan hulu ledak itu. Semua staf NTS yang berada di markas gelisah menunggu kabar.
Di Expo Park, anak buah Son Hyuk yang satu-satunya perempuan sedang menset misil dengan laptopnya. Seseorang sedang berjaga-jaga. Seorang lagi membenahi koneksi misil. Jae Hee
melihat orang-orang mondar-mandir mempersiapkan. Ia tidak bisa tinggal diam. Akhirnya Ia memutuskan untuk bergerak terlebih dahulu sambil menunggu bantuan datang. Jae Hee berjalan mengendap-endap.
"Bagaimana persiapannya?" tanya Son Hyuk pada anak buahnya yang baru saja datang.
"Dalam 5 menit, kita bisa meluncurkannya." Mereka masih mempersiapkan misilnya. Sementara itu para wartawan masih mendengarkan penjelasan tentang proyek reaktor nuklir. Jae Hee menjatuhkan penjaga. Anak buah Son Hyuk mengatakan mereka sudah siap. Son Hyuk menyuruh untuk memasang target laser.
Anak buah Son Hyuk yang menyamar sebagai wartawan menekan kameranya dan keluar laser yang diarahkan pada tangki nuklir. Pengaturan target telah siap.
"Ada gelombang elektrik statis, mungkin butuh sedikit lebih lama"
Son Hyuk mendekati anak buahnya, "Cepatlah"
"Baik aku mengerti"
Jae Hee sudah sampai di tempat Son Hyuk berada. Ia menembak anak buah Son Hyuk yang mendekat. Mendengar suara tembakan, mereka semua bersiaga dan mengarahkan pistolnya pada Jae Hee. Son Hyuk sudah ditodong pistol oleh Jae Hee. Jae Hee menyuruh untuk menjauhi komputer. Son Hyuk dengan tenang mendekati Jae Hee. Son Hyuk berbalik dan menyuruh anak buahnya tetap bekerja. Jae Hee mengancam jika Ia tetap meneruskan maka Son Hyuk akan Ia tembak. Anak buah Son Hyuk sempat bingung tapi Ia meneruskan pekerjaannya kembali. Jae Hee menembak anak buah Son Hyuk. Son Hyuk yang berada tepat di depan Jae Hee dan membelakangi Jae Hee segera mendorong Jae Hee hingga jatuh. Jae Hee menembaki orang-orang yang berlindung. Jung Woo mendengar suara tembakan. Ia memanggil-manggil Jae Hee tetapi tidak ada jawaban. Jung Woo melaporkan bahwa Ia tidak bisa mengontak Jae Hee. Jung Woo bertanya berapa lama lagi tim bantuan akan datang. Ia terkejut saat mendengar jawaban. Dan berteriak untuk cepat.

Jae Hee lari sambil membawa laptop. Anak buah Son Hyuk hendak menembak Jae Hee tetapi
Son Hyuk melarangnya. Jae Hee berlari menuruni tangga. Son Hyuk akhrinya menembak Jae Hee dan mengenai punggung Jae Hee. Jae Hee terus menuruni tangga tanpa mempedulikan lukannya. Son Hyuk mengikuti Jae Hee dan menembak kaki Jae Hee. Darah mengucur dari tubuh Jae Hee tetapi Ia berusaha terus berjalan. Son Hyuk turun mengikuti.(ga tega liatnya -nana rf). Dari atas Andy menembak Jae Hee hingga Jae Hee tak bisa berdiri. Son Hyuk sudah berada di dekat Jae Hee dan meminta Jae Hee untuk menyerahkan laptopnya. Jae Hee melemparkannya. Son Hyuk hendak mengambil tetapi Jae Hee lebih dulu menembak laptop itu.
Son Hyuk terlihat shock dengan ulah Jae Hee. Anak buah Son Hyuk mendekati Son Hyuk dan akan melakukan operasi manual, Ia membutuhkan waktu selama 10 menit. Son Hyuk menyuruhnya melakukan.
"Jika aku memiliki kekuatan untuk menghancurkan komputer itu, aku tidak akan menggunakan
peluru terakhirku di jalan itu"
"Benar-benar kasihan"
"Kau tidak akan pernah berhasil"
Son Hyuk mengarahkan pistolnya pada Jae Hee. Tiba-tiba Ki Soo datang menembaki Son Hyuk. Anak buah son Hyuk yang berada di atas menembaki Ki Soo. Son Hyuk memberi aba-aba untuk segera pergi. Ki Soo melihat Jae Hee yang terkapar. Ia mendekati Jae Hee.
Jung Woo masuk ke dalam. Ia melihat Jae Hee yang terkapar. Jung Woo segera berlari dan meneriakkan tim medis. Ki Soo segera menghubungi tim medis. Jung Woo mengangkat Jae Hee, saat itu Jae Hee masih sadar. Jae Hee berbicara tentang misil dan keberadaannya ada di Kyeongju Tower dengan kontrol manual. Jae Hee hendak menutup matanya tetapi Jung Woo memanggil-manggil Jae Hee.
Jae Hee bangun lagi dan memanggil nama Jung woo. Jae Hee meneteskan air mata dan tersenyum pada Jung Woo memintanya untuk segera menghentikan. Jung Woo melaporkan keberadaan misil itu dan memanggil Jae Hee lagi. Jae Hee sempat membuka matanya dan kemudian menutup lagi. Jung Woo masih memanggil-manggil Jae Hee.



Episode 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Related Posts by Categories

0 komentar: