0
Son Hyuk memerintahkan kepada anak buahnya untuk mengatur mesin penghitung waktu otomatis. Sementara itu disisi lain tepatnya di tangga terlihat Jae Hee mulai berjalan mengendap-endap mendekat ke arah Son Hyuk dan Son Hyuk sama sekali tidak menyadarinya.
Jae Hee bersembunyi di balik pilar. Saat melihat anak buah Son Hyuk, Jae Hee dengan cepat menembaknya. Semua sontak berbalik dan mengarahkan senjata kepada Jae Hee.
“Menjauh dari komputer,” ucap Jae Hee tegas dan menatap tajam Son Hyuk.Son Hyuk tertawa menyeringai dan perlahan-lahan maju ke arah Jae Hee. “Jangan bergerak!” teriak Jae Hee.
“Kau benar-benar sulit didekati, mengingat hubungan di masa lalu, aku ingin membiarkanmu hidup. Apa kau begitu ingin masuk ke dalam neraka? Kalaupun kau ingin melakukannya, juga tidak akan merubah segalanya, aku datang kemari tidak untuk keluar hidup-hidup, tapi untuk mati” ucap Son Hyuk tegas.
Son Hyuk kemudian berbalik dan memerintahkan anak buahnya untuk memencet tombol pemicu. “Jangan bergerak, kau akan mati!” teriak Jae Hee pada anak buah Son Hyuk yang memegang kendali kontrol.
“Lanjutkan!” perintah Son Hyuk. Baru saja anak buah Son Hyuk ingin memencet tombol pemicu, sebuah peluru bersarang di dadanya. Son Hyuk mendorong Jae Hee hingga terjatuh, namun Jae Hee lebih pintar. Jae Hee membawa lari komputer (kalau menurutku lebih tepatnya laptop) dan dengan cepat menuruni tangga. Anak buah Son Hyuk yang lain ingin menembak Jae Hee namun Son Hyuk menahan mereka.
Son Hyuk dengan tangannya sendiri menembak Jae Hee tepat di bahunya. Jae Hee tetap berlari menuruni tangga dan tidak memperdulikan darah yang terus mengalir dari bahunya.
Son Hyuk terus mengikuti Jae Hee yang mulai berjalan terseok-seok dan kembali meluncurkan sebuah timah panas tepat di kaki Jae Hee.
Dengan sisa-sisa kekuatan yang dimilikinya, Jae Hee berhasil sampai di lantai dasar, namun sebuah peluru kembali menancap di bahunya. Kali ini Andy yang turun tangan dan menembak Jae Hee dari lantai dua. Jae Hee terkulai lemah di lantai dengan tangannya yang memegang erat komputer.
“Serahkan komputer itu,” ucap Son Hyuk. Son Hyuk tersenyum tipis dan menyangka kalau Jae Hee sudah menyerah. Saat Son Hyuk ingin memungut komputer yang tergeletak di lantai, Jae Hee dengan cepat menembak komputer tersebut. Son Hyuk jelas terkejut. Tiba-tiba anak buah Son Hyuk datang dan mengatakan kalau dia akan mengambil alih peluncuran dengan menggunakan alat manual.
“Kau tidak akan berhasil” ucap Jae Hee dan tersenyum mengejek. Son Hyuk membalas senyuman Jae Hee dengan senyuman licik dan bersiap menembak Jae Hee hingga mati.
Ki soo datang tepat pada waktunya dan menggagalkan tindakan Son Hyuk. Son Hyuk segera memberi isyarat kepada anak buahnya untuk meninggalkan tempat ini sekarang juga. Son Hyuk memberitahukan kepada anak buahnya yang sudah berada di alat pengontrol manual untuk bersiap-siap sementara dirinya dan yang lainnya akan mencoba mengalihkan perhatian NTS.
Ki soo mendekat ke arah tubuh Jae Hee yang terkulai lemas.
“Jae Hee!” teriak Jung Woo yang baru saja masuk dari pintu. “Jae Hee sadarlah” teriak Jung Woo dan mengangkat tubuh Jae Hee “Panggil tim medis!” teriak Jung Woo lagi.
Jae Hee menangis dan tersenyum dipangkuan Jung Woo “Kau tidak boleh mati, kau tidak boleh mati,” ucap Jung Woo.
“Kau berencana untuk seperti ini terus,” kata Jae Hee lirih dan menutup matanya.
“Jae Hee, Jae Hee, bertahanlah” panggil Jung Woo. Jae Hee kembali membuka matanya.
Sementara itu di markas NTS, Direktur menanyakan pada agen analisis apa posisi rudal sudah ditemukan.
“Sudah,” jawab agen analisis.
“Kalau begitu kirim agen kesana dan tanyakan bagaimana keadaan Jae Hee” tambah direktur.
Joon Ho sampai di lokasi kejadian. Joon Ho melihat Jae Hee terbaring lemah di atas kasur yang sudah disiapkan tim medis. “Sunbae, kau baik-baik saja?” panggil Joon Ho ketika mendekat. Jae Hee tidak menjawab “Sunbae, ini aku Joon Ho, Sunbae” panggil Joon Ho dan menggerak-gerakkan tubuh Jae Hee. Tetap tidak ada reaksi dari Jae Hee. Joon Ho melihat ke arah tim medis untuk meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi pada Jae Hee, namun tim medis hanya terdiam. Joon Ho melihat ke tim medis yang lain dan akhirnya menemukan jawabannya "Dia sudah meninggal”.
Joon Ho tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Jae Hee selama ini yang dikenalnya adalah orang yang kuat dan tegar. “Sunbae, bangunlah!” teriak Joon Ho histeris “Aku adalah Joon Ho, buka matamu dan lihatlah aku, sebentar saja. Aku mohon, bukalah matamu Unnie...” tambah Joon Ho dan mulai menangis (Omooooo, nggak kuat ngeliatnya. Aku juga sampai menangis melihat adegan ini).
“Bukankah kau akan menungguku? Unnie, buka matamu.” Jae Hee tetap terdiam dan sama sekali tidak menjawab panggilan Joon Ho. Selamat tinggal Jae Hee……(Dewi Rf).
Para agen lapangan NTS mulai menyergap tempat persembunyian Son Hyuk. Baku tembak pun tidak bisa dihindari antara kubu Son Hyuk dan NTS.
Sementara itu di luar gedung, baku tembak pun terjadi. Satu persatu korban mulai berjatuhan dari kubu Son Hyuk dan NTS. Salju yang tadinya putih akhirnya terkotori dengan darah-darah korban yang tidak berdosa.Anak buah Son Hyuk yang berada di luar gedung sudah tidak berdaya. Kepala Hong memerintahkan kepada penembak jitu untuk masuk.Namun naas, salah seorang anak buah Son Hyuk yang sedari tadi berjaga dibalik pilar memencet tombol pemicu Bom dan akibatnya NTS harus kembali kehilangan beberapa penembak jitunya.
Sementara itu baku tembak di dalam gedung masih terus berjalan dan baku tembak di luar gedung yang sempat terhenti kembali terjadi lagi.
Asisten direktur memberitahukan kepada Direktur kalau tenaga tambahan sudah dikirimkan ke lokasi.
Jung Woo melihat para penembak jitu mulai mengangkat jasad teman mereka yang sudah tidak bernyawa lagi. Jung Woo mengambil salah satu senjata dari tangan penembak jitu dan ikut membantu Kapten Hong.
Anak buah Son Hyuk yang sekarang memegang kendali manual memberitahukan kepada Son Hyuk kalau persiapan sudah selesai melalui alat penghubung. Dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Jung Woo yang bersiap-siap menggagalkan rencananya.
Setelah melaporkan persiapan yang sudah selesai, dia baru menyadari kehadiran Jung Woo tepat di dihadapannya.
“Jangan lakukan itu!” teriak Jung Woo saat anak buah Son Hyuk ingin memencet tombol. Jung Woo terpaksa menembaknya hingga berulang kali hingga mati.
Son Hyuk mencoba menghubungi anak buahnya “Apa yang terjadi, jawab aku” ucap Son Hyuk “Sudah berakhir, sudah kukatakan, kau pasti akan mati di tanganku, tunggu aku, aku pasti akan menemukanmu,” ucap Jung Woo yang mengambil alih alat penghubung antara Son Hyuk dan anak buahnya.
Son Hyuk kesal karena rencananya lagi-lagi digagalkan oleh Jung Woo. Son Hyuk dengan emosi mulai menembaki anggota NTS yang tersisa dengan membabi buta. Son Hyuk bahkan tidak memperdulikan panggilan Andy yang mengatakan untuk meninggalkan tempat ini sekarang juga. Anak buahnya menarik Son Hyuk dengan paksa tepat disaat Ki soo datang dan menembak anak buah Son Hyuk yang masih tersisa.
Ki soo mulai menelusuri tempat yang baru saja dilewati Son Hyuk, namun hasilnya nihil. Son Hyuk berhasil meloloskan diri. Ki soo melaporkan kepada Jung Woo kalau Son Hyuk berhasil meloloskan diri lagi. Ki soo terlihat sedih dan kesal, karena lagi-lagi tidak bisa menangkap Son Hyuk, padahal alasannya untuk tinggal lebih lama di Korea selatan adalah untuk membalas dendam atas kematian Hyungnya.
Jung Woo melihat jenazah Jae Hee untuk yang terakhir kalinya sebelum dibawa ke dalam ambulans, sementara itu Joon Ho yang berdiri disamping jenazah Jae Hee tidak kuasa membendung air matanya. Jung Woo menatap Jae Hee yang sudah terbujur kaku, perlahan-lahan Jung Woo menutup kain putih ke wajah Jae Hee.
Direktur menelepon Jung Woo dan menanyakan Son Hyuk.
“Sedang dalam pengejaran,” jawab Jung Woo berusaha tegar
“Tidak peduli apapun, Son Hyuk harus tertangkap!” perintah Direktur. “Bagaimana keadaan Jae Hee?” tanya Dr.Kwon lagi. Jung Woo melihat jenazah Jae Hee mulai dimasukkan ke mobil ambulans.
“Han Jae Hee sudah meninggal” ucap Jung Woo. Direktur dan para agen terkejut mendengarnya. Direktur lagi-lagi harus kehilangan agen berbakat seperti Jae Hee. (kasihan Jae Hee padahal dia simpai keramat keluarganya -orang terakhir dalam keluarga-, tetapi Ia juga harus pergi menyusul keluarga yang lain lebih cepat :( -- ooppie rf)
Joon Ho ikut masuk ke mobil ambulans, Joon Ho berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah lagi, namun tetap tidak bisa.
Jung Woo kembali ke TKP dan bertemu dengan Kapten Hong. Kapten Hong memberitahukan kepada Jung Woo kalau Son Hyuk berhasil melarikan diri. Jung Woo memutuskan berjalan sendirian. Ingatannya kembali melayang saat dirinya pertama kali bertemu dengan Jae Hee setelah Ayah Jae Hee melarang mereka untuk bersama. Saat Jae Hee membantunya meloloskan diri dan senyuman terakhir dari Jae Hee sebelum meninggal. Hal itu membuat dadanya terasa sesak.
Direktur meletakkan bunga mawar putih di makam Jae Hee. Setelah itu Direktur kembali menggelar rapat bersama para agen lapangan yang tersisa. Direktur menanyakan tentang mobil yang mereka temukan.
“Kami sudah memeriksanya dan tidak ada hal yang mencurigakan,” ucap Kepala Oh.
“Sepertinya memang tidak ada rudal, ini hanya akal-akalan Son Hyuk untuk menjebak kita,” ucap Jung Woo.
“Kami sudah menutup perbatasan dan jalan untuk Son Hyuk melarikan diri ke luar negeri,” ucap asisten Direktur.
“Dalam waktu dekat ini tidak mungkin Son Hyuk akan melakukan perlawanan” tambah Joon Ho. Direktur tidak setuju dengan pendapat Joon Ho “Dia pasti sedang merencanakan sesuatu, tidak perduli apapun yang terjadi harus menangkapnya.”
Jung Woo menemui Hye in dan menanyakan pendapatnya tentang Son Hyuk. “Dia berharap ada orang yang bisa menghalanginya dan itu adalah aku,” ucap Hye in.
Oh So Kyung mentraktir ibu dan adiknya makan bersama. Hari ini bertepatan dengan ulang tahun ibu Oh So kyung.
“Bukannya kau tidak enak badan, kenapa masih ingin mengajak kami keluar,” ucap ibu Oh So kyung.
“Tidak apa-apa Omma,” ucap Oh So kyung dan tersenyum.
“Tahun depan, aku berharap bisa memiliki menantu, sekarang aku tidak pemilih lagi, asalkan dia orang yang baik” tambah Ibu Oh So kyung.
“Ibu ini benar-benar, aku juga tidak akan mencari sembarangan” ucap Oh So kyung cemberut. “Aku akan membawakan yang terbaik untukmu, tunggulah sebentar lagi,” tambah Oh So kyung dan memeluk ibunya dengan manja.
“apakah masih ada pria baik yang ingin menikah dengan wanita yang tidak pernah berpacaran,” ledek adik Oh So kyung. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil.
Oh So kyung menelepon anak buahnya di NTS untuk mengabarkan kalau dirinya sedikit terlambat karena makan bersama dengan ibu dan adiknya.
Oh So Kyung sangat terkejut saat sebuah mobil tiba-tiba menghadangnya. “Ahhhh” teriak Oh So kyung, ibu dan adiknya bersamaan pada saat Oh So kyung mengerem mobil mendadak. Beberapa orang pria turun dari mobil tersebut.
Oh So kyung yang memang notabene anggota NTS, mengetahui kalau dirinya, ibu dan adiknya berada dalam bahaya dengan cepat memundurkan mobil. Namun sayang sebuah mobil lain datang dan menyergapnya. Para pria tersebut mendekat dan mengacungkan pistol kepada Oh So kyung dan keluarganya yang ketakutan di dalam mobil.
“Ada apa? Apa seseorang mengirim sinyal darurat?” tanya Asisten Direktur saat mendengar kabar dari agen analisis.
“Ya, Kepala Oh So Kyung mengirim sinyal darurat. Sebelumnya dia memberitahukan kalau dirinya akan terlambat datang,” jawab salah satu agen wanita.
“Suruh Joon Ho ke lokasi sekarang!” perintah asisten Direktur.
Oh So kyung dibawa ke sebuah gudang tua. “Tidak perlu khawatir, keluargamu aman” ucap salah satu dari pria tersebut yang tidak lain adalah anggota Athena dan merupakan anak buah Son Hyuk.
“Apa Son Hyuk yang mengirim kalian?” tanya Oh So Kyung dengan tangan terikat.
“Kau hebat sekali, kalau begitu kami akan langsung ke intinya saja, asal kau melakukan sesuai perintah, keluargamu akan baik-baik saja,” jawab pria tersebut.
“Apa yang kalian inginkan?” tanya Oh So kyung ketakutan.
“Sederhana saja, sambungkan server NTS dan matikan sensor keamanan di luar tembok gedung NTS”.
Sementara itu di tempat lain terlihat Son Hyuk dan anak buahnya yang lain mulai menjalankan rencana mereka.
“Meskipun sensor luar dimatikan, kalian juga tidak bisa melewati pintu keamanan,” ucap Oh So kyung berusaha berkelit
“Kami bisa mengurusnya sendiri, kau hanya perlu melakukannya sesuai perintah” jawab Pria tersebut.
“Aku tidak bisa melakukannya,” ucap Oh So kyung tegas. Tiba-tiba pria tersebut mengacungkan pistol ke arah Oh So kyung. Oh So kyung menutup mata dan pasrah jika dirinya nanti ditembak.
Pria tersebut tidak jadi menembak Oh So kyung dan perlahan-lahan menurunkan pistolnya. Dia mempunyai cara lain agar Oh So Kyung mau mendengarkan perintahnya.
“Seret kemari!” teriak Pria tersebut pada temannya. Oh So kyung perlahan-lahan membuka matanya dan sangat terkejut saat melihat adiknya diseret ke arahnya.
“Min Juu, kau baik-baik saja?” teriak Oh So kyung panik.
“Unnie, apa yang terjadi?” tanya Min Juu sambil menangis.
“Apa yang kalian lakukan?” tanya Oh So kyung pada pria tersebut. Pria tersebut tidak menjawab dan malah memberikan isyarat kepada temannya untuk menembak kaki adik Oh So kyung.
“Arggghhhhh” teriak Oh So kyung ketakutan dan Min juu yang kesakitan.
“Selanjutnya adalah kepala, tembak” perintah Pria tersebut kepada temannya. Oh So kyung jelas terkejut, rasa terkejutnya karena adiknya ditembak belum reda sekarang ditambah mereka ingin menembak kepala adiknya.
”Berhenti, hentikan, aku akan melakukannya” teriak Oh So kyung histeris.
Son Hyuk, Andy dan anak buahnya menunggu hingga lampu sensor dimatikan. Beberapa menit kemudian lampu sensor mati. Son Hyuk dan anak buahnya kembali bergerak dan mulai berpacu dengan waktu.
Sebuah mobil putih terlihat berhenti di lokasi kejadian tempat Oh So kyung dan keluarganya ditangkap. Joon Ho turun dari mobil dan disusul Tae hyun. Mereka mulai memeriksa TKP.
“Lihat bekas roda, Kepala Oh So kyung pasti mengerem mendadak disini” ucap Tae hyun mulai mengungkapkan analisanya
“Lalu kenapa mobil Kepala Oh bisa berada disini?” tanya Joon Ho dan mulai melihat ke sekeliling.
Tae hyun memeriksa tanah bekas roda mobil Oh So kyung. “Pasti dia melihat sesuatu dan mengerem mendadak, lalu saat dia memutar balik mobil terjadi sesuatu di belakang sehingga mobil terhenti di sini."
"Tidak ada CCTV di daerah sini. Bahkan tidak ada kendaraan yang terekam dan dalam tempat yang luas ini tiba-tiba menginjak rem lalu berbalik, seharusnya ada sesuatu yang terjadi. Itu alasan yang dia lakukan"
Tae Hyun mengangguk, "Tidak ada yang membahayakan dan tidak terlibat dalam kecelakaan. Tidak ada bekas kerusakan, dalam mobil kondisinya baik"
"Kepala Oh pasti dalam keadaan bahaya," kata Tae Hyun. Joon Ho menyetujui. Ia kemudian menghubungi NTS.
"Ini aku Kim Joon Ho. Sesuatu terjadi pada Kepala Oh," lapor Joon Ho.
"Apa maksudnya?" tanya direktur. Anggota lain juga ikut mendengarkan dengan raut wajah penasaran.
"Setelah mengobservasi tempat kejadian, kemungkinan terbesar Ia diculik"
"Joon Ho, coba temukan jika ada saksi di tempat kejadian lalu cari petunjuk lainnya"
"Baiklah"
Direktur memanggil Lee Jung Woo dan memerintahkannya untuk ke tempat kejadian.
Son Hyuk dan anak buahnya sedang bersiap-siap melakukan penyerbuan. Seorang anak buahnya menghubungi penculik Kepala Oh untuk memulai langkah selanjutnya. Penculik itu mengiyakan kemudian sambungan telepon tertutup.
Anak buah Son Hyuk mendapat laporan bahwa penghentian kerja NTS sudah selesai. Son Hyuk memerintahkannya menyiapkan bom EMP (itu bom yang bisa mematikan seluruh alat elektronik -ooppie Rf). Bom EMP di set selama 20 detik, selesai mengaktifkan bom EMP. Son Hyuk dan anak buahnya berlari menjauh .
Semua sistem dan listrik di NTS padam. Para staf yang ada di pusat kendali NTS terkejut. Hye In yang sedang sendiri di ruangan para agen juga tak mengerti tiba-tiba listrik padam. Jung Woo yang hendak pergi, tiba-tiba mobilnya tak bisa keluar karena pintu gerbang menutup dan mobilnya juga tiba-tiba mati.
"Ada apa?" tanya asisten direktur.
"Semua sistem terhenti"
Jung Woo mencoba menyalakan mobilnya lagi, tetapi tidak ada tanda-tanda mau menyala. Ia menghubungi markas tetapi handsetnya tidak berfungsi.
"Ini pasti karenyanya -Son Hyuk-"
Jung Woo dan rekannya berbalik menuju markas dengan menggunakan penerangan senter.
Son Hyuk dan anak buahnya segera memasuki markas NTS. Hye In curiga dengan apa yang terjadi. Ia meninggalkan ruangan agen.
Penculik Ketua Wu mendapatkan laporan bahwa mereka berhasil masuk. Ia kemudian hendak menyusul. Ketua Wu menghentikannya dan meminta agar keluarganya dibebaskan. Saat Ia memohon, Ia melihat Tae Hyun sedang menghabisi anak buah penculiknya di pintu masuk.
Penculiknya hendak berbalik menuju arah Tae Hyun berada dengan segara Ketua Wu berteriak minta tolong untuk mengalihkan perhatian. Penculiknya kesal dan menodongkan pistol pada Ketua Tim. Ia hendak melepaskan pelatuk pistol. Ketika tiba-tiba Tae Hyun berhasil menembak tangan penculiknya. Joon Ho datang melindung Tae Hyun yang hendak ditembak anak buah penculik. Terjadi pertarungan. (Mereka berdua keren banget pas disini. Sepertinya ooppie mulai kesengsem ama mereka berdua. Muhahaha -ooppie Rf-)
Joon Ho menolong ketua Wu.
"Sekarang NTS sedang diserang," kata Ketua Wu. "Cepat kembali!"
"Baiklah"
"Adik perempuanku tertembak"
"Aku sudah menelpon ambulans, mereka akan segera datang," kata Tae Hyun.
Joon Ho berdiri, "Aku akan kembali ke NTS. Tolong jaga Kepala Oh." Tae Hyun mengangguk.
Para anggota Athena mulai memasuki NTS. Mereka memasang handset di telinganya. Sebelumnya handset itu diletakkan di sebuah tempat yang sepertinya tahan akan pengaruh bom EMP.
"Bersihkan SRT terlebih dahulu!" perintah Son Hyuk setelah semua persiapan mereka selesai. "Ikuti aku" Beberapa orang mengikuti Son Hyuk dan sisanya menyebar. Ada agen yang mencoba menghentikan gerakan mereka. Tetapi Son Hyuk langsung menembaki mereka tanpa menghentikan langkahnya. Mereka memasukkan bom asap ke dalam kamar-kamar yang berjejer dan menembaki secara membabi buta di dalam kamar itu untuk memastikan apakah ada ruang lebih baik.
Direktur berlari keluar dari ruangannya menuju pusat kendali NTS.
"Apa yang terjadi?" tanyanya.
"Sistem gagal dan komunikasi juga terganggu," jawab seorang staf.
"Semua alat elektronik tiba-tiba terhenti. Ini pasti karena serangan bom EMP," lapor asisten direktur.
"Telah terjadi pertarungan di dalam. Kami tidak bisa mengetahui identitas penembak yang menyerbu," kata staf lain.
"Yang bukan agen lapangan pergilah ke ruangan yang aman. Ini darurat. Persiapkan semuanya untuk bertarung!" perintah direktur.
Asisten direktur mengiyakan.
Direktur masuk lagi ke ruangannya dan mengambil pistol.
Jung Woo dan rekannya sampai di depan lift jalan masuk menuju kendali NTS. Tetapi lift tidak terbuka karena mesin lift juga mati.
"Ini pasti karena bom EMP. Tidak ada tempat lain yang mencurigakan," kata teman Jung Woo sambil melihat sekeliling.
Jung Woo mencoba membuka pintu lift dibantu oleh temannya. Setelah pintu lift terbuka Jung Woo mencari tangga dan mulai menapakinya.
Son Hyuk sudah sampai di markas NTS. Baku tembak terjadi karena disitulah banyak agen yang berjaga-jaga. Athena menembak dengan membabi buta.
"Jangan tinggalkan seorang pun. Bunuh mereka semua!" perintah Son Hyuk.
Direktur datang ke pusat kendali NTS.
"Apa yang terjadi? Mengapa semua agen bukan lapangan masih belum pergi?" Direktur menghampiri seseorang, "Ketua Tim Jiang, kau bertanggungjawab membawa mereka ketempat yang aman."
"Baiklah"
"Jika kalian tetap tinggal maka untuk bertarung"
Tiba-tiba tempat itu sudah ditembaki oleh para Athena. Para agen berlindung di bawah meja. Direktur menembak mengenai salah satu anggota Athena. "Cepat mundur!" perintahnya. Para agen berusaha lari menghindar. Namun ada satu agen yang terkena tembakan. Agen perempuan yang melihatnya segera mendekati agen yang tertembak, Ia pun juga ikut tertembak. Direktur dan asisten keluar paling akhir untuk melindungi agen yang mundur.
Hye In berjalan di koridor markas NTS. Ia melihat orang-orang yang terbunuh. Ia berlari pergi.
Jung Woo membuka pintu lift yang menghubungkan dengan markas utama NTS. Ia berjalan tanpa suara dan melihat orang yang terbunuh. Jung Woo menyiapkan pistolnya.
Tiba-tiba dari arah pintu masuk markas muncul orang Athena dan langsung menembakkan pelurunya ke arah Jung Woo dan rekannya. Tetapi Jung Woo berhasil menembak duluan.
Agen yang tadi diperintahkan Direktur membawa agen non lapangan sedang berusaha membawa mereka ke tempat aman. Tiba-tiba di depan mereka ada serangan. Agen lapangan dipaksa berjongkok dan anggota Athena hendak menembak satu persatu.
Saat peluru dimuntahkan, Hye In datang dan mengubah target tembakan serta merebut pistol mereka. Sehingga agen non lapangan tidak jadi tertembak. Hye In menodongkan pistol ada anggota Athena yang masih tersisa disitu. "Cepat pergi ke tempat yang aman!" katanya pada agen non lapangan.
Mereka segera pergi. "Dimana kau sekarang?" tanyanya pada agen Athena.
Agen lapangan lain membawa agen non lapangan ke tempat yang aman. Mereka di masukkan ke sebuah ruangan dengan kode.
Direktur dan asistennya juga sedang berjibaku dengan athena. Ia memerintahkan asistennya pergi ke tempat yang aman.
"Cepatlah pergi!" perintahnya ketika musuh-musuh itu sudah tertembak semua dan mereka berada di tempat aman.
"Aku tidak bisa pergi," kata asisten.
"Pergilah, lindungi agen non lapangan!" teriak direktur.
"Aku tidak bisa!" asisten juga ikut berteriak.
"Masuklah!"
Direktur mendorong asisten masuk ke dalam dan menutup pintunya. Ia kemudian menembaki kotak kode agar orang lain tidak bisa membukanya lagi. Direktur turun ke bawah.
Jung Woo dan rekannya masih waspada. Mereka mendengar suara tembakan.
"Sepertinya suara itu terdengar dari ruang aman," kata Jung Woo. Mereka mencoba mendekat.
Anak buah Son Hyuk sedang mencoba membuka pintu ruang aman. "Ini telah dirusak tidak bisa dibuka dari luar," katanya pada Son Hyuk ketika datang.
"Kau tetap berjaga di sini, yang lain ikut denganku," kata Son Hyuk. Mereka menuruni tangga. "Cari Yoon Hye In dan Lee Jung Woo"
Jung Woo dan temannya sudah sampai dekat ruang aman. Mereka menunggu dari bawah jika ada orang yang terlihat akan turun dari atas. Tiba-tiba ada orang yang muncul Jung Woo segera menembak. Rekan musuh yang lain menyadari dan hendak menembak Jung Woo tetapi Jung Woo sudah menembaknya duluan. Mereka langsung ke atas dan melihat ternyata kotak kodenya telah rusak.
"Ini pemikiran yang bagus mereka akan tetap berada di ruangan yang aman," kata Jung Woo setelah melihat kotak kode yang rusak.
Son Hyuk berada di sebuah tempat dengan banyak pipa, seperti ruang kendali. Anak buahnya meletakkan tas koper. "Bunuh semua orang yang mendekat ke sini!" Mereka berempat segera pergi dari tempat itu meninggalkan Son Hyuk sendirian. Son Hyuk membuka koper itu dan melihat bom yang mereka siapkan (sepertinya itu bom hidrogen atau gg oksigen, daya ledak bom hidrogen lebih ampuh daripada oksigen).
Hye In masuk ke dalam ruang kendali. Ia bertemu dengan anak buah Son Hyuk.
"Minggir dari situ!" perintah Hye In.
"Kau tidak berada dalam posisi kami sekarang"
"Jangan hentikan aku. Aku tidak ingin melukaimu"
Anak buah Son Hyuk hanya tersenyum sinis dan menyuruh kawannya menghabisinya. Hye In segera menembakkan ke orang-orang yang mencoba menghalanginya. Ia berhasil menghabisi semua orang namun bahunya terkena tembakan.
Jung Woo dan rekannya juga sudah sampai di ruang kendali. Temannya menaiki tangga terlebih dahulu. Langkahnya terhenti. Ia melihat Jung Woo. Di bagian atas ternyata Andy sudah siap dengan pistolnya. Jung Woo menggelang pada temannya. Tetapi temannya tidak menghiraukan Jung Woo dan tetap berusaha menembak Andy. Ia tertembak dulu sebelum berhasil menembak Andy. Jung Woo langsung ke atas dengan membungkuk.
Andy masih menembaki tangga. Jung Woo menembak Andy dengan berlindung di tangga. Tembakannya mengenai kaki Andy. Andy terduduk dan masih berusaha menembak Jung Woo. Tetapi Jung Woo berhasil menembak duluan dan membuat Andy benar-benar tak bisa menembak lagi.
Son Hyuk hendak menekan tombol merah yang ada pada bom itu. Tapi tiba-tiba Ia melihat berkas sinar. Jung Woo datang menuju tempat Son Hyuk dengan diterangi senter. Ia melihat bom yang tergeletak tanpa ada Son Hyuk di situ.Rupanya Son Hyuk berada di belakang Jung Woo. Jung Woo merasakan ada seseorang di belakangnya. Son Hyuk sedang menodongkan pistolnya, ketika itu Jung Woo langsung mengarahkan sinar senter tepat di mata Son Hyuk sehingga tembakan Son Hyuk meleset. Mereka bertarung hingga keduanya berada dekat. Kaki Son Hyuk terkena tembakan.
"Mengapa kau membunuh orang-orang tak bersalah. Ini tindakan gila"
"Sesuatu yang membuatku sedih, bahkan jika aku membunuh banyak orang. Tetapi, tidak ada seorang pun yang telah aku bunuh membuatku kehilangan dalam tingkat ini. Dan orang itu adalah kau. Lalu kau hidup hanya untuk menyesali itu. Jika masih ada kehidupan, seharusnya kau mati dengan menyedihkan" Mereka bertarung lagi.
Masing-masing saling menyerang dan membalas serangan. Son Hyuk berhasil menedang Jung Woo hingga Jung Woo terjatuh. Son Hyuk pun mendekati Jung Woo untuk menyerang lagi tapi dengan sigap Jung Woo bias menangkis tendangan Son Hyuk sehingga Son Hyuk pun berhasil dijatuhkan.
Ketika berjalan di lorong, Hye in tidak tahu ada musuh dibelakangnya sehingga Hye In pun dengan mudah ditembak. Hye In sudah terkepung dan akan ditembak lagi tapi beruntung Direktur NTS datang dan menembaki para penjahat tersebut dengan beruntun. Hye In juga memberitahu musuh datang dari belakang Direktur NTS dan dengan sigap Direktur NTS pun menebaki musuh-musuh tersebut. Direktur NTS langsung membantu Hye In berdiri dan memerintahkan Hye In untuk mencari Son Hyuk.
Sementara itu Jung Woo dan Son Hyuk masih saling menyerang satu sama lain hingga posisi Son Hyuk terjatuh. Son Hyuk berusaha berdiri tetapi Jung Woo langsung memberikan tendangannya sampai Son Hyuk terjatuh lagi. Tetapi diam-diam Son Hyuk mengeluarkan senjata dari dalam jasnya dan menodongkan kearah Jung Woo.
Son Hyuk merasa diatas angin karena Son Hyuk memegang senjata tetapi Jung Woo tak gentar sedikitpun dan mengatakan, “Kamu sudah gagal dan tidak ada tempat untuk lari dan sembunyi”
Lalu Son Hyuk membalas “Kalau begitu, sampai jumpa di neraka. Aku seharusnya bisa membunuhmu setiap waktu . . . ".
Tapi tiba-tiba datang Hye In dan menyuruh Son Hyuk untuk berhenti tetapi Son Hyuk dengan senjata ditodongkan kearah Jung Woo mengatakan tidak bisa berhenti karena sudah melangkah terlalu jauh. Dan dengan tanpa ampun Hye In pun langsung menebak Son Hyuk berturut-turut sampai Son Hyuk jatuh dan senjata Son Hyuk menembak Jung Woo.
Hye In mendekati Son Hyuk dan ikut duduk disampingnya. Son Hyuk yang kesakitan menatap Hye In dalam. Tiba-tiba Hye In menodongkan senjata kekepalanya sendiri. Son Hyuk pun langsung menarik tangan Hye In agar Hye In tidak menembak dirinya sendiri sampai Son Hyuk dan Hye In terjatuh bersamaan dengan suara senjata yang meletus. Jung Woo pun tak kalah terkejut melihatnya.
Son Hyuk dalam kesakitannya dengan menangis mengatakan kepada Hye In untuk tetap hidup dan ingin Hye In hidup untuk waktu yang lama. Tetapi Hye In dalam hatinya mengatakan maaf karena merasa Son Hyuk dan dirinya sudah tidak ada tempat di dunia ini.
Son Hyuk : “Aku tidak keberatan, tidak apa-apa karena hatiku berdetak karena dirimu” (sumpah aku mgetik sambil nangis lo di adegan in . .aidarf). Setelah mengatakan semuanya Son Hyuk dan Hye In sama-sama menutup mata dengan tangan mereka saling bersentuhan (sooooooooo saaad). Jung Woo pun tertunduk dengan lemah melihat kejadian tersebut.
Akhirnya markas NTS pun sudah bersih dari musuh dan Asisten Direktur memerintahkan yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit. Sistem NTS baru bisa kembali berfungsi dengan baik dalam waktu lebih dari seminggu.
Jung woo duduk sendirian di rumah sakit menanti hasil pemeriksaan dari Hye In. Ketika dokter keluar dokter memberitahu kondisi Hye In yang sudah lepas dari masa krisis dan peluru sudah berhasil dikeluarkan sehingga nyawa Hye In sudah jauh dari bahaya tetapi masih membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhannya.
Hye In pun dibawa pergi oleh ambulan dan diantar oleh Jung Woo. Ternyata di dalam ambulan itu ada Ki Soo. Jung Woo menyuruh Ki soo untuk membawa Hye In pergi. Ki Soo sangat takjub pada Hye In yang masih bisa bertahan hidup dan tak habis fikir mengapa Hye In dan Jung Woo mengambil jalan seperti ini.
= NTS =
Direktur NTS berbicara dengan Jung Woo. Direktur NTS mengatakan apapun yang dilakukan Jung Woo tidaklah membabi buta. Jung Woo telah memegang keadilan dan melindunginya. Mungkin Jung Woo pun akan merasa lucu dan sangat membosankan oleh karena itu mereka hanya bisa bekerja dari tempat yang tersembunyi. Direktur NTS juga mengatakan kalau Jung Woo sudah bekerja dengan keras.
Jung Woo kembali keruanagannya dan kemudian menghubungi Ki Soo. Ia menanyakan tentang kondisi terakhir Hye In. Ki Soo menjawab semua baik-baik saja dan Hye In menitipkan sesuatu kepada Ki Soo untuk diberikan kepada Jung Woo dan Ki Soo menyuruh Jung Woo untuk mengambilnya pada asisten Ki Soo di tempat permainan mahyong. Jung Woo juga tak lupa menanyakan keadaan Ki soo dan Ki Soo pun menjawab bahwa Ki Soo akan pergi dan Ia akan hidup dengan baik. Kemudian sambungan telpon pun putus dan Ki Soo langsung membuang Hanphone nya ke dalam tong sampah.
Setelah mendapatkan titipan dari Hye In, Jung Woo mendengarkan pasan dari Hye In.
Hye In : “Sejak aku bertemu dangan Jung Woo, aku harus membuat keputusan dengan pilihan yang sulit. Kemana harus pergi sebenarnya. Aku sungguh-sungguh tidak tahu bagaimana untuk hidup melalui sisa waktuku, aku sungguh-sungguh tidak tahu. Aku juga masih berhutang kepada orang-orang yang aku sakiti dan menderita. Maafkan aku dan terima kasih”
Jung Woo pergi ke altar makam pasukan NTS yang telah gugur dan menaruh karangan bunga tepat dibawah foto Jae Hee. Jung Woo hanya bisa memandangi foto Jae Hee. Beberapa saat kemudian Joon Ho juga datang.
“Aku merasa sekarang aku ingin berlari kearah Sunbae, setiap orang selalu menyebut Sunbae, apakah Sunbae tidak akan kembali lagi? Dan apakan Sunbae pernah berfikir untuk kembali?" tanya Joon Ho sedih.
=Satu tahun kemudian =
Auckland, New Zealand
Jung Woo sampai di bandara dan langsung menghentikan taxi ke sebuah tempat. Di dalam taxi Jung Woo mengingat-ingat kata-kata Hye In.
"Satu-satunya kenangan yang paling bahagia dengan orangtuaku adalah ketika kami jalan-jalan ke New Zealand dan kemungkinan dikehidupan ini adalah kenanganku yang paling bahagia. Saat itu aku berumur 9 tahun dan masih jelas teringat dalam memoriku”
Jung Woo pun sampai ketujuannya dan sudah melihat Hye in berdiri dipinggir jalan ditepi pantai dari jauh kemudian dengan langkah yang pelan menghampiri Hye In.
Jung Woo pun memanggil Hye in dan ketika mendengar ada suara yang memanggilnya, Hye In segera menghadap kearah suara tersebut dan terkejut melihat Jung Woo. Jung Woo dan Hye In saling memandang dan memancarkan rasa rindu yang dalam dan kemudian munculllah kenangan-kenangan dari pertama bertemu dan kejadian yang sudah dilewati baik yang sedih maupun bahagia. Dan perlahan Hye In pun mendekat kearah Jung Woo.