Can’t Lose Episode 11

Posted: Sabtu, 31 Desember 2011 by khyunkhyun in Label:
0


Hyung Woo setuju untuk menceraikan Eun Jae, menjelaskan pada pengadilan kalau tuntutan ini telah membuatnya tersadar betapa berat Eun Jae menjalani perkawinan ini. Eun Jae memberitahunya kalau ia datang kesini hari ini untuk mencabut tuntutannya, tapi itu tidak mengubah keputusan Hyung Woo, Karena ia menegaskan kalau masalah ini akan terus muncul. Keduanya membuat poin yang jelas, dengan Eun Jae yang berpendapat kalau mereka bisa mencoba lebih keras lagi dan Hyung Woo yang menahannya kalau mencoba  berlebihan hanya akan membuatnya kelelahan. Eun Jae berkata kalau Hyung Woo bisa menghiburnya jika ia kelelahan.
Eun Jae bingung, ia bertanya kenapa Hyung Woo tiba-tiba berubah pikiran, ketika ia selalu hidup seperti ini. Hyung Woo berkata kalau matanya sekarang terbuka dan ia tidak bisa terus menyakitinya, “Kembalilah menjadi dirimu sendiri. Kau tidak perlu menundukkan kepalamu karena diriku.”
Merasa marah dan terluka, Eun Jae: “Jangan pura-pura melakukan ini untukku.”
Prof Jo mencoba menjadi mediator, ia lebih menjadi senior daripada hakim, mengingatkan mereka atas semua komitmen yang telah mereka buat dan bagaimana mereka harus menghormati keputusan mereka untuk mencintai satu sama lain. Tapi Hyung Woo tetap pada keputusannya dan Eun Jae berkata kalau ia tidak dapat berdebat dengannya jika Hyung Woo tidak mau menikah dengannya lagi.
Prof Jo tidak punya pilihan lain selain memprosesnya dan perceraian mereka akan final dalam dua minggu. Setelah meninggalkan gedung pengadilan, ia mengatakan dengan sungguh-sungguh kalau ia tidak bisa menghapus image Eun Jae di kantor sunbaenya dan menyuruhnya untuk memperbaiki keadaan.
 

Di rumah, Eun Jae menjadi gembira ketika mendengar bel pintu, tapi kecewa karena yang datang adalah Young Joo. Ia berkata kalau ini yang ia inginkan, tapi Young Joo tahu kalau ia hanya berpura-pura tegar dan menenangkannya ketika Eun Jae menangis.
Hyung Woo mabuk di pojangmacha dan dibawa pulang oleh Go Ki dan Woo Shik. Ia memberitahu Go Ki kalau ia tidak bisa memaksa untuk mempertahankan perkawinannya demi kebahagiaannya sendiri, dimana Eun Jae selalu berjuang untuk menghadapinya, “Walaupun aku merasa sangat buruk karena harus meninggalkannya sendirian.”
 

Paginya, Hyung Woo membereskan barang-barangnya di Hope dan memberitahu Eun Jae kalau ia akan memindahkan barang-barangnya dirumah hari ini. Ia akan terus mengurus kasus  Go Ki, tapi ingin cepat keluar dari sini, sehingga dapat mengurangi keinginannya untuk tinggal. Go Ki berkata kenapa ia tidak tetap tinggal saja. Tapi Hyung Woo tidak mau mundur. Eun Jae jelas tidak mau Hyung Woo pergi tapi ia juga tidak akan memintanya untuk tinggal. 
Hyung Woo memindahkan semua barangnya dari apartemen bersama mereka. Ia membersihkan dan membetulkan hal-hal kecil seperti bohlam lampu. Ia melakukan semuanya sekarang karena ia tahu kalau ia tidak bisa melakukannya nanti.
 

Ia memindahkan barangnya ke rumah ibu dan memberitahunya kalau mereka memutuskan untuk bercerai, mengingatkannya kalau ibu tidak menyukai Eun Jae dari awal ataupun ibunya. Ibu tidak senang mendengarnya, karena ini sudah diputuskan, maka ia meminta Hyung Woo untuk mulai berkencan lagi. Wah, mereka aja masih sedih, kok disuruh berkencan?
 

Ibu Hyung Woo mampir ke tempat ibu Eun Jae dan menceritakan perceraian mereka. Karena sekarang mereka tidak lagi berhubungan, maka ia ingin ibu Eun Jae meninggalkan restorannya, Ibu Eun Jae melawannya, ia tidak ingin melakukannya. Sekarang mereka berdebat dengan bahasa jondae lagi, sopan tapi terasa jauh.
 

Eun Jae pulang ke rumah dan menemukan kalau Hyung Woo sudah memindahkan semua barangnya. Ia hanya meninggalkan catatan dimana ia memberi tanda pada hal yang sudah ia betulkan ( Gas ok, kulkas ok, pintu ok). Yang berubah menjadi daftar hal yang sekarang bebas dilakukan Eun Jae: “Jangan menjadi marah OK, Jangan menangis OK, jangan terluka OK, berbahagialah OK.”
 

Semua yang telah dilakukan Hyung Woo malah membuat Eun Jae teringat padanya. Ketika mengganti sprei, ia mematahkan kuku jarinya dan tidak dapat menemukan pemotong kuku. Akhirnya ia menelpon Hyung Woo yang sedang bersama Woo Shik. Go Ki juga ada disana karena Young Joo masih marah padanya karena masalah uang.
Mereka gembira ketika Eun Jae menelpon, walaupun maksudnya menelpon sangat tidak penting. Eun Jae kelihatan enggan menelpon sedangkan Hyung Woo sangat senang menerimanya.
 

Hari berikutnya Eun Jae bertemu dengan teman pengacaranya untuk meminta referensi karena ia harus mencari partner yang baru. Hyung Woo dan So Ju sedang berjalan-jalan dan melihat Eun Jae yang sedang duduk di dalam kafe. Ia terlihat senang dan bersemangat. Mengingat apa yang telah dikatakan oleh ibu Eun Jae kalau Eun Jae biasanya sangat ceria, Hyung Woo menatapnya dengan sedih.
Eun Jae pun melihatnya, terlihat sehat dan baik-baik saja, paling tidak dimatanya. Temannya berkomentar kalau Hyung Woo sedang bersedih, ia melihatnya pingsan di pojangmacha.
Go Ki mencoba berdamai dengan istrinya dan meminta untuk kembali pulang. Young Joo menyuruhnya untuk menandatangani kontrak untuk berjanji merawat bayinya paling tidak 3 hari dalam seminggu. Go Ki langsung menyetujuinya.
Malam itu, Prof Jo bergabung dengan Woo Shik dan bertanya-tanya bagaimana Woo Shik melakukan aktivitas yang paling dibencinya, membeli baju. Woo Shik berkata kalau selama ini ia membeli baju dari acara home shopping. Itu sangat menyedihkan karena secara tidak langsung, ia menghindari untuk pergi ke toko. Kelihatannya Hyung Woo berpikir hal yang sama, tapi Prof Jo memberitahunya kalau sebentar lagi ia akan menjadi bagian dari mereka.
 

Ketika Eun Jae menelpon, Hyung Woo menyelinap ke kamar mandi untuk menerimanya. Ia punya masalah untuk memutuskan katering mana yang akan digunakannya untuk acara pesta yang harus mereka rencanakan, dan Hyung Woo menawarkan diri untuk membantunya dalam konsultasi besok. Dan sebelum memutuskan telpon, ia bertanya apa yang Eun Jae makan untuk makan malamnya, Eun Jae menjawab kalau ia memesan dari luar. Eun Jae menambahkan kalau mereka tidak pernah melakukan ini saat kencan. Mungkin karena dulu mereka buru-buru menikah.
 

Hari berikutnya, Eun Jae berdandan sebelum pertemuan mereka dan mereka membaca menu dengan teliti. Mereka berdua sangat bijaksana untuk satu sama lain, mereka pun berebut untuk menunjukkan menu satu sama lain sampai akhirnya Hyung Woo berdiri dan duduk disamping Eun Jae. Ternyata mereka berdua masih memakai cincin pernikahan mereka.
Tapi setelah pertemuan itu, Eun Jae teringat kalau mereka sudah bercerai, ia pun mulai menjaga jarak. Mereka tiba di Hope dan melihat kalau ibu Eun Jae sudah menunggu. Ia datang untuk memarahi Hyung Woo tentang perceraian itu. Eun Jae membawa ibu ke tempat tepisah dan memberitahunya kalau semua itu adalah keputusannya dan sekarang ia baik-baik saja.
 

Ibu tidak setuju dengan tindakannya, “Apa ini sebabnya kau selalu membuat pria takut, tidak memberi mereka kesempatan untuk mencintaimu.” Eun Jaepun menangis, memberitahu ibu kalau ia baru saja bergantung dan ibu sudah menyalahkannya.
Eun Jae, “Ibu seharusnya berkata ‘tidak apa-apa, ini bukan salahmu. Aku akan di sampingmu apapun yang terjadi.’ Kenapa kau tidak bisa melakukan itu? Kenapa kau pikir aku dingin? Siapa yang membuatku jadi begini?”
 

Ibu bangun dan memeluknya ketika ia terus menangis.
Setelah Eun Jae pergi, ibunya menelpon Hyung Woo dan memintanya untuk memberi Eun Jae hiburan. Jadi ketika ia kembali ke kantor dan berkata akan pergi ke Misari, taman disamping danau, Hyung Woo berkeras untuk menemaninya.
 

Hyung Woo menjadi pucat. Ia berusaha menekan ingatannya tentang kecelakaan mobil saat Eun Jae menyetir. Akhirnya Eun Jae melihat reaksinya ia juga mengingat kalau dulu Hyung Woo menolak keras ketika disuruh menyetir ke Misari. Setelah melewati titik tertentu barulah ia sedikit tenang.
Eun Jae sering datang ke tempat ini sejak kecil. Sejak dibawa untuk pertama kalinya, ia selalu kembali untuk menunggu “seseorang yang tidak mungkin datang,” Walaupun ia  menolak kalau ia masih menunggu, ia meyakinkan dirinya kalau ini hanya jadi kebiasaan saja.
Eun Jae bertanya kenapa ia menemaninya hari ini, karena dulu ia sering menolak untuk menemaninya, kemudian Eun Jae berkata dengan ringan, “Ah, karena kita orang asing sekarang? Dan kau selalu memperlakukan orang asing dengan baik.” Ia tidak bermaksud menyindirnya, tapi yang dikatakannya memang tidak salah.
 

Hyung Woo menyuruh Eun Jae untuk mengeluarkan kekhawatirannya karena untuk itulah ia datang kesini. Mereka pun berdiri di sana, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
 

Malam itu, Hyung Woo berjalan-jalan di sekitar apartemennya dan melihat Tae Young sedang menuju ke dalam gedung. Ia membawa minuman atas permintaan Eun Jae dan mengundang Hyung Woo untuk bergabung dengan mereka, tapi Hyung Woo menolaknya. Hyung Woo punya permintaan, ia ingin bisa bertemu dengan Tae Young walaupun ia sudah bercerai dengan Eun Jae , karena ia suka punya dongsaeng. Aww, ia merindukan adiknya dan dengan berteman dengan Tae Young ,ia bisa tetap menjaga koneksinya dengan Eun Jae. 
 

Tae Young bingung, “Uh, Aku kira aku akan memikirkannya.” Reaksinya juga sinis ketika melihat daftar yang ditulis Hyung Woo. Ternyata Eun Jae belum merobeknya, malah menempelkannya kembali ke kulkas. Eun Jae tidak peduli, tapi Tae Young melemparkan pandangan penasaran.
Hyung Woo tiba di Hope untuk mengerjakan kasus Go Ki, tapi moodnya berubah menjadi suram. Saksi kunci mereka telah meninggal. Ia orang yang mencoba membantu ketika Go Ki dipecat dan kekagetan karena bisnisnya bangkrut menyebabkannya meninggal. Tim Hope mencob bertemu dengan putranya, yang sayangnya tidak tahu apapun tentang masalah ini. Paling tidak, perusahaannya masih utuh, jadi mereka mencoba mencari bukti dengan meneliti semua kotak dan dokumen.
 

Akhirnya Eun Jae menemukan  dokumen yang tepat dan dalam kebahagiaan, ia dan Hyung Woo saling memeluk dan bersorak. Ketika mereka sadar, mereka pun memisahkan diri, hanya saja, Go Ki melompat dan memeluk mereka berdua. Mereka bertiga pun saling berpelukan.
Menemukan bukti yang penting itu sangat bagus untuk kasus mereka, tapi itu juga berarti satu-satunya hubungan Hyung Woo dengan Hope sekarang tidak ada, ia tidak punya alasan lagi untuk datang. Dan mereka menyadari hal itu dengan kecanggungan.
Dalam perjalanan kembali kekantor, Prof Jo muncul dan memberitahu mereka kalau Prof Go (dosen yang pesta ulangtahun ke 80nya mereka urus) dalam perjalanan kesini. Mereka semua curiga akan alasannya datang dan gugup juga. Prof Jo mengingatkan staff kantor Hope untuk menutup mulut mereka disekitar  profesor yang terhormat.
 

Tapi itu tidak perlu karena hal pertama yang dikatakannya  bahwa ia tahu mereka berdua bercerai. Hyung Woo dan Eun Jae menundukkan kepalanya dan kemudian Prof Jo melakukan hal yang sama ketika Prof Go tahu kalau dialah yang menandatangani surat cerai mereka.
Prof Go berkata kalau mereka telah menodai karakter mereka masing-masing, mereka adalah pasangan pertama yang dikenalkannya yang bercerai. Mereka menggumamkan permintaan maaf mereka dan menunggu perintahnya ketika ia mengumumkan kalau mereka harus mendapatkan hukuman atas kesalahan mereka. Dan kemudian mereka terkejut, “Urus perceraianku.” Karena mereka telah melakukannya, jadi mereka mengerti bagaimana perasaannya.
Ia meminta Eun Jae dan Hyung Woo untuk meyakinkan istrinya untuk melakukan proses perceraian diluar sidang, tapi jika itu sampai ke pengadilan, maka Prof Jo lah yang akan mengurus kasusnya. Ia memberi waktu kedua pengacara itu 4 minggu untuk melaksanakan tugasnya dan mengumumkan kalau ia tidak akan pulang ke rumahnya, ia akan tinggal bersama Prof Jo. Hahaha….
Eun Jae dan Hyung Woo tidak percaya kalau Prof Go serius akan bercerai dan bertanya-tanya apakah ia hanya berpura-pura untuk memarahi mereka. Mereka sama sekali tidak menikmati tugas ini, plus mereka dengan tulus menyukai istri Prof Go yang mungkin sudah pernah memberi makan semua pengacara di negeri ini. Mereka tidak bisa menyakinkan mereka untuk tidak berpisah karena mereka baru saja mengalaminya sendiri.
 

Sidang kasus Go Ki pun dimulai, mantan bossnya tetap berkeras kalau kemampuan Go Ki menurun ketika ia akan dipecat. Para pengacara memasukkan bukti-bukti penting dan  mengkonfrontasi mantan bosnya tentang simpanan rahasia yang dibuatnya atas nama istrinya. Ketika Go Ki mempermasalahkan simpanan itu, ia dipecat.
 

Mereka memenangkan kasus ini dengan mudah dan merayakannya sejenak sebelum Eun Jae memberitahu Hyung Woo kalau ia akan bertemu dengannya ketika surat cerai mereka keluar, sehingga mereka bisa mendaftarkannya. Malam itu Hyung Woo mabuk  lagi, ia depresi karena tidak punya alasan untuk melihat Eun Jae lagi setelah kasus Go Ki selesai. Ia terjatuh di pojangmacha, menolak bantuan Go Ki…..dan terbangun di apartemen Eun Jae. 
 

Ia masuk dengan menggunakan kunci semalam, memeluk Eun Jae dengan pelukan mabuk. Karena merasa lelah, ia tersandung di kamar dan pingsan di tempat tidur dan Eun Jae meninggalkannya disana.
Sekarang ia terlihat bingung dan khawatir sedangkan Eun Jae duduk dengan tenang di meja makan. Hyung Woo meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Eun Jae memberitahunya kalau surat perceraian mereka sudah keluar dan menyarankan (dengan tidak antusias) kalau mereka berdua bisa mendaftarkannya ke kantor catatan sipil.
Mereka tiba di Hope bersama, yang membuat para staffnya mengira kalau mereka rujuk lagi, tapi Eun Jae dengan datar memotong anggapan mereka. Muram, Hyung Woo memberitahu Go Ki kalau mereka akan mendaftarkan perceraian mereka.
 

Prof Go datang dan bertanya apakah istrinya sudah setuju untuk menyelesaikan perceraian mereka diluar sidang. Eun Jae dan Hyung Woo menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf karena telah membuatnya marah dengan perceraian mereka. Mereka masih berpikir kalau Prof Go ingin memberi mereka pelajaran, sampai ia melemparkan dokumen di atas meja. Ini adalah keluhan awalnya dalam kasus perceraiannya, “Kenapa kalian berdua boleh bercerai, sedangkan aku tidak?”

Related Posts by Categories

0 komentar: