My Princess Episode 15

Posted: Senin, 14 November 2011 by khyunkhyun in Label:
0



Fluffy is in the air!

Episode ini benar-benar fluffy habis. Mungkin episode ini masuk kategori (Remaja) kalau di rating oleh KPI. Dan rasanya recap yang saya buat, kok makin lama makin panjang, ya? Semakin tidak efektifkah saya? Atau episode ini sangat bagus sekali sehingga banyak momen yang tak ingin terlewatkan? 

Question of the day : Ada berapa ciuman yang diberikan oleh Hae Young di episode ini?
Recap Episode 15 My Princess

Lee Seol begitu bahagia menyadari Hae Young sudah berada dalam pelukannya. Hae Youngnya sudah kembali!


Ia meminta Hae Young untuk mengembalikan ia di posisinya semula agar ia dapat memandangi Hae Young lebih jelas lagi. Ia masih belum bisa mempercayai, kalau orang yang baru saja mengirim sms itu ada di hadapannya.

Hae Young hanya tersenyum menggoda dan menyapanya,

“Aku merindukanmu, Putri.”
Namun seorang gadis tetap harus menjaga harga dirinya bukan? Dan lagi, di depannya adalah Hae Young, pacar diplomatnya yang tampan & keturunan ketiga grup Dae Han, yang memiliki kepercayaan diri setinggi gunung Himalaya.

Jadi, pertama-tama, apa yang harus dilakukan seorang gadis yang kesal karena pacarnya menghilang selama 2 bulan tanpa kabar?

“Lepaskan tanganmu.”
Hae Young sedikit terkejut dengan sikap Lee Seol yang dingin. Ia turuti permintaan Lee Seol untuk melepaskan tangannya dari pinggang Lee Seol. Namun mengapa tangan Lee Seol masih tetap di pundaknya, kalau Lee Seol menyuruhnya melepaskan tangannya?


Serta merta Lee Seol melepaskan tangannya dan bersedekap, masih  bersikap dingin. Ia tetap tak bergeming walaupun Hae Young mencoba memancing senyumannya dengan tersenyum pada Lee Seol. Ia malah menyuruh Hae Young untuk mengambil sepatunya dan mengikutinya. 

Hae Young akan menuruti semua permintaan Lee Seol, jika saja ia tak melihat sekelibat rasa girang yang ditunjukkan Lee Seol.


Yah.. gadis mana yang mampu menahan rasa kesalnya kalau pacarnya yang lama Missing In Action muncul lagi dihadapannya?

Maka Hae Youngpun menghentikan Lee Seol dengan menggengam tangannya. Ia meminta Lee Seol untuk berhenti marah. Bukannya Lee Seol sendiri yang mengatakan kalau ia sudah cukup puas dengan jawaban titik saja?


Hal itu tak masuk akal. Lee Seol, yang mengirim pesan itu saja merasa hal itu tak masuk akal. Bagaimana mungkin Hae Young hanya menjawab sependek itu setelah menerima semua SMS-SMS-nya yang lucu dan menggoda. Memang kemana saja Hae Young selama ini sampai tak dapat menjawab SMS-nya?

“New York.”
Nama daerah itulah yang membuat Lee Seol berhenti merajuk. Karena ia dapat menebak untuk tujuan apa Hae Young pergi ke sana, dan untuk siapa Hae Young melakukan perjalanan itu.

Maka hal yang dapat ia lakukan adalah meminta Hae Young melakukan sesuatu sekarang. Apakah ia tak mempelajari sesuatu di New York? Saat bertemu dengan pacar yang sekian lama tak berjumpa, bukankah Hae Young harus meraihnya dan memeluknya?


Hae Young tak setuju, karena orang Amerika biasanya melakukan ini,

“Kau menunjukkan rok minimu pada siapa?”
 Hae Young menjawab sms Lee Seol satu persatu,

“Apakah kau jadi memakai gaun yang berpotongan rendah itu?”

“Aku benar-benar merindukanmu.”
Jika jawaban SMS-nya seperti itu, Lee Seol seharusnya mengirim SMS lebih banyak lagi.


Lee Seol pun tak dapat berlama-lama (pura-pura) marah pada Hae Young. Ia melompat dalam pelukan Hae Young, yang merengkuhnya dan menanyakan kabarnya.


Lee Seol tak menjawab, hanya mempererat pelukannya.


Di dalam ruangan, Lee Seol mengungkit lagi perjalanan Hae Young ke New York. Tapi Hae Young, terkait dengan dosa keluarganya, sepertinya enggan menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya mengatakan ingin menemui seseorang di sana.

Lee Seol, yang memahami perasaan Hae Young yang menanggung dosa keluarganya, mencoba mengangkat beban dari bahu Hae Young dengan analoginya yang antik tapi mengena.
“Katherine? Mary? Jane? Atau Brittany?”
Ia tak tahu berapa gadis yang harus ia putuskan, sehingga membutuhkan waktu lama. Tapi sekarang saat bagi Hae Young untuk melupakan semuanya. Mulai sekarang, masa lalu adalah masa lalu. Ia tak akan mempermasalahkannya lagi sekarang, karena ia juga menjadi gadis yang cool sekarang.


Hae Young tertawa namun terlihat lega melihat tanggapan Lee Seol. Ia melihat kalau tanaman yang ia berikan benar-benar dirawat oleh Lee Seol. Dan ia juga tahu kalau tanaman yang ia berikan adalah bunga ardisia yang artinya ‘berbahagia di kemudian hari’.


Arti itulah yang semakin membuat Lee Seol khawatir pada Hae Young sebelumnya. Kenapa Hae Young tak memberikan bunga yang berarti ‘I love you’ padanya, malah memberikan bunga yang memintanya berbahagia di kemudian hari.


Menyadari kalau Lee Seol salah mentafsirkan maksudnya, Hae Young mengkoreksinya. Dulu Hae Young mengatakan kalau ia akan datang saat bunga itu mekar. Jadi bagaimana mungkin Lee Seol dapat berbahagia tanpanya? Karena mulai besok, ia akan bersama dengan Lee Seol. Setiap hari.


Lee Seol pun senang sekali dengan janji Hae Young. Ia pun menambahkan, karena Hae Young pergi selama dua bulan, maka Hae Young harus menggantinya dua kali lipat. Hae Young juga harus mengajarinya menyetir mobil dan bermain piano. Dan ia juga tak boleh lebih berada 50 cm lebih jauh darinya.


Hae Young pun menyetujuinya.

Hae Young memberikan surat persetujuan alih waris ayahnya kepada pengacara grup Dae Han. Dengan surat persetujuan dari ayahnya, menjadikan Hae Young satu-satunya ahli waris yang akan mendapatkan ½ asset DaeHan.


Pengacara tersebut memberikan surat pernyataan pelepasan harta yang harus ditandatangani oleh Hae Young sehingga wasiat Kakek Park dapat segera terlaksana.

“Saya belum bermaksud untuk menandatanganinya sekarang.”
Pengacara Dae Han terperanjat dengan pernyataan Hae Young. Bukankah jauh-jauh Hae Young pergi ke New York meminta ayahnya untuk melepas hak warisnya adalah demi memenuhi wasiat Kakek?

Pembicaraan mereka terhenti karena Mishil meneleponnya, menyuruhnya untuk  datang ke istana. Beraninya ia pergi dari istana tanpa seijinnya. Bukankah Hae Young sudah berjanji untuk selalu dekat dengannya? Hae Young mengatakan dia sudah berjanji untuk menemui Yoon Ju hari ini.


Mishil pun berubah menjadi Lee Seol, yang bertanya untuk apa Hae Young menemuinya? Apakah tak bisa hanya dengan meneleponnya saja? Hae Young hanya tersenyum mendengar Lee Seol yang mengkhawatirkannya alias cemburu. Hae Young berjanji untuk segera kembali setelah urusannya selesai.

Rupanya Hae Young bertemu Yoon Ju berkaitan dengan kepergiannya ke New York. Ayah Hae Young memutuskan untuk menerima hukuman dari Kakek Park dan tak akan pulang ke Korea. Hae Young juga mengatakan kalau mulai sekarang, ia tak akan menemui Yoon Ju lagi. Dengan tak menemuinya, Hae Young mengharapkan agar Yoon Ju tak akan terluka lagi karenanya. 


Yoon Ju merasa Hae Young berlaku kejam padanya. Walaupun niat Hae Young baik, tapi terasa menyakitkan baginya. Begitu pula dengan niat ayahnya. Ayahnya berniat baik, agar Yoon Ju melupakan Hae Young, ia mengenalkan (menjodohokan) Yoon Ju dengan anak kenalannya.


Namun ternyata orang itu malah membicarakan keburukannya; kenapa Yoon Ju setua ini masih belum menikah, ia mendengar kabar putusnya dia dengan tunangannya.

Menyebalkan. Walaupun saya tak menyukai Yoon Ju, tapi dijelek-jelekkan, apalagi pada pertemuan pertama, sangat menyebalkan.  So what kalau belum menikah? So what kalau ia putus?

Dan ternyata bukan hanya Lee Seol yang memiliki ksatria tampan. Yoon Ju pun memilikinya.


Tiba-tiba Jung Woo datang membelanya, menarik tangan Yoon Ju dan membawanya pergi. Di luar Yoon Ju meminta Jung Woo melepaskannya, karena mereka tak memiliki alasan untuk tetap bersama.

“Ayo kita mulai dari awal lagi.” 
Jung Woo benar-benar gila. Setelah apa yang ia lakukan pada Lee Seol, setelah apa yang ia lakukan pada Jung Woo, Jung Woo masih ingin bersamanya?

Yoon Ju pun berpikiran sama. Jung Woo pasti sudah gila. Mungkin Jung Woo memang sudah gila, karena ia merasa bersama dengan Yoon Ju membuat segalanya menjadi indah.

Dan kegilaan itulah yang meruntuhkan tembok pertahanan Yoon Ju. Air matanya mengalir mendengar pernyataan Jung Woo. Jung Woo pun meraih Yoon Ju dan memeluknya.


Lee Seol memanggil Sekretaris Oh ke Istana. Ia meminta Sekretaris Oh untuk bekerja padanya, dan mengisi posisi Yoon Ju  yang kosong. Pengalamannya bersama Kakek Park, membuat ia menjadi orang yang paling mengerti dan paling dapat dipercayai oleh Lee Seol. Pendirian kerajaan ini adalah wasiat Kakek Park yang terakhir. Dan dengan menjadikan Sekretaris Oh sebagai salah satu penjaga wasiat tersebut, akan meringankan beban Kakek Park di sana.


Sekretaris Oh semula menolaknya, tapi akhirnya menyetujui setelah Lee Seol mengancam akan mengadukannya pada Kakek Park.

Dari luar, Hae Young memperhatikan pembicaraan mereka berdua dengan tersenyum. Sepertinya ia lega karena Lee Seol tak melupakan dan menjaga orang-orang lama yang dulu bekerja untuk kakeknya.


Rupanya gosip Hae Young yang belum mau menandatangani dokumen pengalihan waris menyebar dengan cepat. Dan yang namanya gosip, dari belum mau menandatangi menjadi diam-diam telah menguangkan semua tanah dan asset Dae Han.


Hae Young tak melakukan apa-apa pada gosip itu. Berbagai orang memberikan reaksi yang berbeda-beda berdasarkan kepentingannya sendiri, tapi ia tak mempedulikannya. Hanya saat Jung Woo, yang tak memiliki conflict of interest, mencoba mengingatkan Hae Young, Hae Young memberi reaksi jujur padanya.

“Kenapa orang sangat peduli dengan uang yang bukan miliknya? Dan jangan khawatir, aku tak akan melarikan uang itu.”
Saat itu juga Jung Woo memahami maksud Hae Young yang melakukan hal ini untuk Lee Seol. Dengan Hae Young menjadi tokoh antagonis, maka rakyat akan bersimpati pada Putri, memihak Putri dan memilih Ya untuk restorasi kerajaan. 

“Harus ada tokoh jahat di setiap cerita.”
Aww.. ksatria tampan yang membiarkan diri menjadi target pelemparan tomat busuk? So adorable.. Jung Woo pun berkata,

“Dan pasti juga ada gadis cantiknya..”
Hae Young tersenyum membenarkannya. Namun mereka tak dapat membicarakan hal itu lebih lama lagi sebab ia harus berganti pakaian karena akan melakukan wawancara. Jung Woo pun berkomentar apa sekarang ia menjadi bintang film harus berganti pakaian, hanya untuk sebuah wawancara?


Dan saat Hae Young melakukan wawancara, Lee Seol seharusnya ikut mendengarkan wawancara tersebut. Karena Hae Young benar-benar menjawab dengan tidak menjawab pertanyaan sebenarnya. Hal itu membuat wartawan menjadi bingung untuk menginterpretasikan maksud Hae Young tidak menandatangani dokumen alih waris tersebut. Namun Hae Young mempersilahkan wartawan itu menginterpretasikan maksudnya sesuka hatinya.

Dan seperti membenarkan ucapan Hae Young, wartawan tersebut bahkan mengutip persis kata-kata Hae Young,
“Sekarang Saya Menjadi Konglomerat, Park Hae Young menyingkap dirinya yang sebenarnya.”
Lee Seol jelas kaget membaca berita tersebut. Kebetulan Jung Woo datang dan Lee Seol bertanya kenapa Hae Young tiba- tiba berubah? Padahal dulu ia yang meminta Lee Seol menjadi Putri. 


Jung Woo yang sudah memahami maksud Hae Young, malah menggoda Lee Seol dengan menambah-nambahi dengan kemungkinan Hae Young merasa sia-sia memberikan sebagian hartanya pada Negara. 

“Apakah kau mau aku mendukungmu dari belakang?”
Lee Seol menolak bantuan Jung Woo. Karena seharusnya DIA-lah yang berada di belakang Jung Woo, dan Jung Woo-lah yang berada di depan menghadapi Hae Young.

Bwahaha… Si Jerry takut menghadapi Tom?

Pengawal Lee Seol datang memberitahu kalau Tom datang ingin menemui Jerry.

Lee Seol pun segera menginstruksikannya untuk mencekal Hae Young. Hal itu segera ditolak karena Pengawal itu tak punya wewenang mencekalnya. Maka gantinya Lee Seol memerintahkan agar Hae Young dikuntit kemanapun ia pergi. Pengawalnya pun mengatakan hal itu juga sulit dilakukan.


Akhirnya Lee Seol pun memutuskan untuk menghadapi Hae Young sendirian, karena tanggung jawabnya kepada Kerajaan. Bahkan Jung Woo pun tak dapat menyembunyikan rasa gelinya pada reaksi Lee Seol.


Betapa kesalnya Lee Seol mendapati konglomerat tersebut sedang duduk santai dan asyik bermain game. Maunya Hae Young apa, sih, apakah Hae Young berniat menakut-nakutinya?

“Mulai sekarang kau harus membuatku senang. Karena akhir-akhir ini aku mengkhawatirkan sesuatu yang tak pernah aku khawatirkan sebelumnya.”
Hehehe.. Hae Young mulai menampakkan sifat aslinya. Tapi Lee Seol menganggap serius ancaman Hae Young. Jangan-jangan Hae Young memang tak ingin mengembalikan aset Dae Han. Hae Young malah memberi tawaran menggoda pada Lee Seol.

“Karena aku sekarang kaya raya, kita kabur, yuk! Kabur ke luar negeri, yang jauh sekali..!”
Indonesia! Indonesia! Kaburlah ke Indonesia. Dijamin gak akan ketahuan, kok.. 

Walaupun sebelumnya dia bertanya terlebih dahulu mau pergi kemana mereka, Lee Seol menolak tawaran tersebut, karena dia adalah Putri Kerajaan Korea. Tapi Hae Young mengingatkan kalau dia akan menjadi Putri kalau ia menang dalam pemungutan suara atau Hae Young memberikan hartanya.

Jadi singkat kata, ancaman Hae Young adalah Lee Seol harus berbaik-baik padanya jika Lee Seol ingin Hae Young memberikan hartanya.

Seperti : Satu: pakai kembali gaun seksi yang dulu pernah dia tulis di SMS (Sudah gila, ya? Aku tak mau mendengarkanmu) Jika tidak, maka sudahlah, hal inilah yang membuat ia enggan memberikan hartanya (Jangan bercanda, Park Hae Young-ssi). Dua: jangan panggil ia Park Hae Young-ssi (Jadi aku harus memanggilmu apa? Hae Young-ah.?.)Panggil ia dengan Oppa.

“Oppaa..aa. Kau tak mau melakukannya? Kalau begitu aku juga tak mau memberikan hartaku kepada negara. Aku akan membawa pergi seluruh uangnya dan pergi.”
LOL. Keputusan besar harus segera diambil oleh Lee Seol. Dan demi menyelamatkan aset negara, maka ia mengorbankan diri dengan bergumam, “Oppa”, namun Hae Young tak mendengarnya. Maka Lee Seol mengulangnya (lirih) sekali lagi, namun Hae Young tetap tak (mau) mendengarnya. Maka,

“OPPA!! Sudah, kan?!”
Hae Young sekarang sudah mendengarnya, namun ia malah meminta handphone Lee Seol untuk mengganti nama P di handphone Lee Seol dengan,

Oppa Hae Young-ku yang hangat dan menyenangkan.
Lee Seol tak percaya Hae Young menyebut dirinya seperti itu. Bahkan Hae Young sendiri tampak bangga dengan sebutan itu.


Hae Young yang mendengar gerutuan Lee Seol merasa tersinggung lagi dan pergi meninggalkannya. Lee Seol tak tahu harus berbuat apa lagi padanya. 

Maka ia buru-buru mengejar Hae Young dan memanggilnya,

“Baiklah aku yang salah, Oppa Hae Young-ku yang hangat dan menyenangkan..”
Kata-kata itulah yang dapat menghentikan ‘kemarahan’ Hae Young. Tapi permintaan Hae Young tak berhenti di situ. Ia sekarang meminta agar Lee Seol harus mengedip padanya setiap kali mereka bertemu pandang. 


Benar-benar tak masuk akal. Maka Lee Seol menutup mata agar terhindar dari tatapan mata Hae Young. Hanya saja Hae Young mengagetkan Lee Seol dengan memegang dagunya, membuatnya membuka mata.


"Tuh, kan.."
Hae Young kegirangan seperti anak kecil, dapat membuka mata Lee Seol. Tak menggubris Lee Seol yang merajuk menolak berkedip padanya, ia mengancam lagi akan pergi dengan pesawat jika Lee Seol tak mengedipinya. 

Lee Seol yang tak ingin kehilangan Hae Young untuk kedua kalinya segera melakukan permintaan Hae Young, hanya saja..


Hae Young malah menganggap Lee Seol yang tak bisa mengedip itu sangat menggemaskan. Ia sekarang meminta Lee Seol membuatkan susu panas yang penuh dengan cinta.


Akhirnya Lee Seol sampai ke titik dimana ia merasa cukup diancam oleh Hae Young, karena Hae Young mengkritik susu buatannya –lengkung coklat yang dibuatnya terasa seperti kurang cinta. Lee Seol merasa Hae Young kekanak-kanakan dan gampang marah. Hae Young setuju akan hal itu, tapi tetap akan dia lakukan, karena hal ini menyenangkan baginya. 


Lee Seol pun mengatakan kalau jika Hae Young memang ingin melakukan hal ini terus, maka ia persilahkan. Tapi Lee Seol tak akan mengikutinya lagi, karena tak hanya Hae Young yang ingin bersamanya. Minggu ini ada sepuluh mak comblang yang menghubunginya untuk melakukanmatseon (kencan yang diatur oleh makcomblang). Mungkin sekaranglah saat untuknya mulai memikirkan penerus kerajaan. Dan ia pun meninggalkan Hae Young untuk melakukan matseon.


Ancaman ini jelas sangat efektif, karena Hae Young langsung kebakaran jenggot. Ia menghubungi Lee Seol berkali-kali saat Lee Seol meeting dengan staf kerajaan, membicarakan usaha apa yang dapat mereka lakukan jika Hae Young benar-benar membuktikan ancamannya.


Lee Seol yang menerima telepon Hae Young tetap berpura-pura sedang kencan, sampai Hae Young menyuruhnya untuk memberikan handphone Lee Seol pada pasangan kencannya. Kata Hae Young, jika pasangan kencannya melihat bulu mata Hae Young yang cantik, pasti ia akan kabur terbirit-birit.


Hihihi.. Gunung Himalayapun sepertinya tak dapat  mengalahkan kepercayaan diri Hae Young. Lee Seol segera  mematikan handphone-nya agar kebohongannya tak ketahuan.

Namun Hae Young meneleponnya kembali, dan menyuruh Lee Seol pergi menemuinya di suatu tempat. Tempat itu adalah showroom mobil. Ternyata Hae Young ingin membelikannya mobil, dan sebelumnya akan mengajari Lee Seol menyetir mobil.


Mengajari Lee Seol adalah ujian bagi Hae Young, karena butuh kesabaran lebih untuk mengajari Lee Seol di dalam dan di luar kelas. Ia menyuruh Lee Seol, yang tak dapat menyetir lebih dari 20 km/jam, agar menginjak gas lebih dalam lagi. Ia juga mengkritik Lee Seol yang berjalan miring, dan tak pernah melihat ke spion tengah, kanan dan kiri.

“Apa kau pikir aku punya waktu luang untuk melihat kiri kanan? Kalau kau ingin melihat, ya lihatlah sendiri!”
Melihat gaya Lee Seol menyetir, menurut Hae Young, dapat membunuh orang. Ya, orang itu adalah Hae Young yang bisa mati stres. Maka Hae Young menyuruh Lee Seol untuk menghentikan mobilnya. Di luar ia berteriak kesal dan menyebut Lee Seol bego karena menyetir mobil luruspun tak sanggup.

 
Lee Seol tak terima dikatakan bego, karena mobil ini didesain untuk laki-laki bukan untuk perempuan. Masalahnya bukan di dia. Tapi pada mobilnya, atau mungkin karena pengajarnya. Yang mengatakan dirinya bego.

Menyadari kalau Lee Seol tersinggung dengan julukan bego, Hae Young meminta maaf dan berinisiatif untuk menghukum dirinya sendiri.


Lee Seol kesal dengan jenis hukuman yang ditawarkan oleh Hae Young. Menyadari kalau Lee Seol tak suka akan hukuman itu, maka ia menariknya kembali.


LOL.

Hae Young kelihatannya sangat puas dapat menghukum dirinya sendiri. Bahkan Lee Seol pun menyindirnya yang mengatakan bagaimana mungkin dirinya hidup benar selama 32 tahun, tapi ternyata mahir dalam hal ini. Hae Young hanya tertawa dan berkata ingin menghabiskan hari ini bersama Lee Seol karena esok dia akan sibuk bertemu dengan Presiden.


Kepada Presiden, Hae Young menggunakan kartu as-nya (dukungan Kakek pada Presiden selama ini) untuk meminta bantuan Presiden untuk tidak ikut campur (=curang) pada pemungutan suara nanti. Jika tidak, maka kartu as itu akan Hae Young buka ke hadapan publik. 


Presiden memuji kebodohan dan keberaniannya, karena bersedia menyerahkan hartanya, entah bagi kepentingan Kakek, Putri atau dirinya sendiri. Namun untuk siapapun kepentingan itu, ia merasa menyesal telah menjadikan Hae Young sebagai musuh, dan menawarkan agar Hae Young bekerja untuknya.

Hari-hari pemungutan suara semakin dekat. Dari berita-berita yang dipigura Ibu, terlihat kegiatan Lee Seol sebagai Putri yang menarik simpati rakyat. Dan Lee Seol pun memberikan wawancara terakhirnya sehari sebelum pemungutan suara.


Interview tersebut berjalan mulus. Ketika Lee Seol ditanya apa yang ingin ia lakukan jika ia benar menjadi Putri, Lee Seol menjawab kalau ia ingin seseorang memberinya ucapan selamat. Hal ini membuat radar gosip Reporter Yoon kembali aktif.

Setelah interview, Lee Seol menghadiri pertemuan yang ternyata adalah penandatanganan pengalihan hak waris Dae Han yang dilakukan oleh Hae Young. Sedikit demi sedikit Lee Seol memahami perilaku aneh Hae Young selama ini. Apalagi saat Hae Young meminta pada Jung Woo agar berita pengalihan aset itu jangan diberitahukan pada publik sebelum pemungutan suara selesai.


Lee Seol berterima kasih pada Hae Young. Namun Hae Young mengatakan, sejak awal harta itu memang bukanlah miliknya. Dan walaupun ia bukan konglomerat lagi, tapi dengan gaji diplomatnya dan warisan Kakek untuknya, tak membuat ia miskin. Jadi Lee Seol tak boleh pergi darinya. Lee Seol pun menyetujuinya. Ia juga setuju untuk memberikan hadiah pada Hae Young.


Dan hadiah yang diminta Hae Young adalah kencan seperti orang kebanyakan, hal yang tak pernah ia lakukan, dan mungkin tak akan pernah dilakukan oleh Lee Seol lagi. Lee Seol mengomentari pilihan Hae Young yang tidak kreatif. Hae Young pun menggodanya,

“Jadi kau ingin menawarkan hadiah manis dan kreatif yang seperti apa, Putri Ero-Seol?”
Lee Seol merasa tak enak dengan julukan itu dan meminta Hae Young untuk tak memanggilnya seperti itu lagi. Ia juga merasa khawatir dengan pemungutan suara esok hari. Bagaimana jika rakyat tak setuju dirinya menjadi Putri, Hae Young tetap akan mendampinginya bukan?

Tentu saja Hae Young menolaknya. Ia malah mempertimbangkan Putri Monaco yang menarik dan seksi. Lee Seol yang tak ingin tersaingi, menyuruhnya memilih Putri Fiona saja. Hijau, ramah lingkungan dan cantik pada siang hari. Namun Hae Young lebih memilihnya, karena Lee Seol tetap cantik pada malam hari. 

Lee Seol membenarkan pernyataan Hae Young, karena ia jauh lebih cantik pada malam hari. Tapi Hae Young mengkoreksi pernyataannya lagi, kalau ia jauh lebih cantik kalau tidak berbicara.


Dan mereka menikmati kencan seperti  orang biasa; makan di pinggir jalan, window shopping, bermain di depan toko, hal yang tak pernah dilakukan oleh Hae Young. 


Walaupun harus  berlari-larian dikejar orang yang ingin mengambil gambar Lee Seol, membuat hati mereka gembira. Malah hatinya sampai berdebar kencang, menurut Lee Seol.

Tapi menurut Hae Young yang ke-pede-annya setinggi Himalaya,

“Itu karena kau bersamaku.”
Lee Seol hanya tertawa mendengar pernyataan Hae Young. Tak ada yang dapat merusak indahnya kencan mereka, kecuali

‘Terkuaknya skandal sang Putri.”
Reporter Yoon memberitakan bahwa Putri Lee Seol menginginkan seseorang untuk mengucapkan selamat kepadanya saat ia nanti menjadi Putri. Kata-kata Lee Seol diputar dan dihubung-hubungkan dengan Hae Young dan Grup Dae Han. 

Walau tak mengatakan secara eksplisit, tapi Reporter Yoon menunjukkan gambar Hae Young yang mengakui Lee Seol sebagai tunangannya. Berita itu juga memberitahu masyarakat akan dugaan Grup Dae Han yang ingin menghindari membayar pajak dengan melakukan restorasi kerajaan. Dinas Pajak sedang menyelidiki kemungkinan tersebut. 

Terlepas dari benar atau tidaknya berita tersebut, skandal ini tentu memiliki dampak besar yang akan menentukan proses pemungutan suara besok.


Jung Woo meminta Hae Young dan Lee Seol memikirkan jalan keluar terbaik untuk mengatasi skandal ini. Hae Young, yang mengakui bahwa hal ini tak akan terjadi jika dulu ia tak mengakui Lee Seol adalah tunangannya, akan meminta pengacara Dae Han untuk memberikan pernyataan resmi yang menyangkal berita tersebut. Mereka berdua tak memiliki hubungan romantis sama sekali. Walaupun hal ini berakibat buruk di kemudian hari, tapi efektif untuk saat ini.

Lee Seol menolak ide tersebut. Ia ingin mengatasi skandal ini dengan caranya sendiri. Maka sebagai Putri Lee Seol, ia memberi pernyataan resmi tentang skandal kasus penghindaran pajak grup Dae Han,

“Saya mencintai Park Hae Young. Terkait dengan berita terakhir, walaupun sebagian orang percaya pada saya dan sebagian lagi meragukannya, namun ada fakta yang tak mungkin terbantahkan. Bahwa saya mencintai Park Hae Young.”
Dengan pernyataan itu, maka keesokan harinya, pemungutan suara dimulai. Dan saat-saat yang mendebarkan itu pun mulai berlangsung. Proses penghitungan suara membuat Lee Seol harap-harap cemas di depan TV. Hae Young pun mengajaknya pergi menyendiri ke kamar untuk menenangkan Lee Seol. 


Saat Lee Seol mulai tenang, ia mengecek hasil penghitungan suara tersebut. Lee Seol yang menyadari kalau Hae Young  sudah melihat hasilnya, memintanya agar ia diberitahu. Hae Young memandangnya dan berkata datar,
“Sudah berakhir.”
Saat itu juga, Jung Woo dan staf kerajaan datang memasuki kamarnya. Jung Woo memandang Hae Young sebelum menatap Lee Seol yang ingin tahu hasil akhirnya.


Dan dua tahun kemudian, tampak Lee Seol yang mengayuh sepedanya menuju kampus dengan bahagia.


Related Posts by Categories

0 komentar: