0
Di perjalanan pulang, Mi Ri memberanikan diri mengatakan sesuatu pada Myung Hoon, "Bolehkah aku jujur padamu? Ini benar-benar membuatku bingung. Aku sangat tulus dengan ini semua." Myung Hoon bertanya bingung, "Apa maksudmu?" Mi Ri menjawab, "Bagimu aku bukanlah yang pertama. Kau memiliki kekuatan, tapi juga status yang berkaitan." Myung Hoon langsung menepikan mobilnya di pinggir jalan dan berbicara serius dengan Mi Ri, "Apakah aku terlihat seperti itu?" Mi Ri menjawab lirih, "Tidak seperti itu. Ini hanya karena posisiku. Ya posisiku." Myung Hoon menatap Mi Ri dan berkata, "Aku juga tulus padamu...."
Yoo Hyun mengantar Hee Joo hingga depan apartemen Hee Joo. Hee Joo mengatakan terima kasih dan bilang bahwa dia sangat senang hari ini, Yoo Hyun balas berkata bahwa dia yang harusnya berterima kasih pada Hee Joo karena telah membuatnya sedikit melupakan masalahnya yang cukup ribet. Saat Yoo Hyun akan pergi, Hee Joo memanggilnya dan memberikan sebuah kotak hadiah, "Ini aku membelinya di stadion baseball tadi. Aku melihat kau mengisi formulir, apakah kau pisces? Aku juga pisces. Aku harap kau menyelesaikan masalahmu itu dan semuanya beerjalan lancar sesuai rencana." Yoo Hyun tersenyum dan kemudian pamit pergi.
Di dalam kamar, Yoo Hyun tersenyum menatap gantungan bergambar pisces yang di berikan oleh Hee Joo. Senyumnya semakin mengembang saat melihat telapak tangannya yang tertulis nomor telfonnnya Mi Ri.
Myung Hoon menepikan mobilnya di pinggir jalan atas permintaan Mi Ri. Mi Ri bertanya, "Apakah kau akan kembali ke Hotel?" Myung Hoon menjawab, "Ya. Karena ini adalah hari terakhir pengiriman konfirmasi dari universitas. Ada beberapa fax yang masih harus di terima. Mengapa kau turun di pinggir jalan? Kita bisa pulang bersama." Mi Ri menggelengkan kepala, "Aku takut orang-orang melihat kita. Mungkin saja ada orang yang melihat kebersamaan kita. Aku tidak mau orang-orang berfikir bahwa aku mendapatkan promosi karena dekat denganmu. Kalau begitu aku turun disini." Mi Ri tersenyum singkat dan kemudian turun dari dalam mobil Myung Hoon.
Setelah mobil Myung Hoon pergi, Mi Ri segera pergi ke Restaurant Sushi terdekat untuk menjelaskan aksi berikutnya.
Myung Hoon sedang berada di ruangannya. Dia memikirkan ucapan Mi Ri, "Aku takut orang-orang melihat kita." Karena memikirkan ucapan itu, Myung Hoon tidak sadar bahwa Universitas Tokyo mengirimkan fax mengenai Mi Ri yang bukanlah siswa dari Universitas Tokyo. Myung Hoon kemudian bergegas keluar dari ruangannya.
Mi Ri menerima pesanan sushinya dan kemudian kembali datang ke Hotel. Mi Ri kelihatan ketakutan saat berjalan menuju ruangannya Myung Hoon. Mi Ri mengetuk pintu ruangan Myung Hoon namun tidak ada reaksi makanya Mi Ri langsung masuk dan ternyata tidak ada Myung Hoon di dalam ruangan. Mi Ri memanfaatkan situasi ini dengan segera mencari fax dari Universitas Tokyo mengenai data dirinya. Mi Ri berhasil menemukan fax yang baru saja di terima di ruangan Myung Hoon itu dan dia segera menyembunyikannya di sela-sela koran.
Myung Hoon datang ke ruangannya dan kaget saat melihat ada Mi Ri, "Kau ada disini?" Mi Ri menutupi kegugupannya dan tersenyum sambil mengangkat sushi yang tadi dia beli, "Aku pikir kau belum makan makanya aku beli ini. Dan karena kau tadi tidak ada jadi aku bantu merapihkan mejamu." Myung Hoon tersenyum dan kemudian mengangkat bungkus sushi yang baru dia beli juga, "Aku juga berfikir bahwa kau pasti belum makan makanya aku membelikan ini." Mi Ri tersenyum dan kemudian Myung Hoon mengajak Mi Ri untuk makan bersama.
Mi Ri melipat-lipat koran tempat dimana dia menyelipkan surat konfirmasi dari Universitas Tokyo itu. Myung Hoon melihat hal itu dan bertanya, "Mengapa kau membawa koran?" Mi Ri menjawab dengan gugup, "Ah ini lebih baik kita menggunakannya sebagai alas." Myung Hoon ingin membantu namun Mi Ri segera melarangnya.
Selesai makan, Mi Ri segera merapihkan makanan sisa dan juga menyembunyikan si kertas konfirmasi itu. Mi Ri kemudian pamit pada Myung Hoon, "Aku harus pergi sekarang. Aku terlalu lama berada disini. Sebenarnya aku tidak peduli ucapan orang, namun aku takut jika kau terkena dampak buruk. Aku akan pergi duluan." Saat Mi Ri akan pergi, Myung Hoon menahannya, "Jang Mi Ri, maaf karena membuatmu menanggul beban." Mi Ri hanya tersenyum dan kemudian pergi.
Mi Ri tidak langsung pulang, dia pergi ke ruang karyawan dan dengan segera dia membuat surat konfirmasi palsu dari Universitas tokyo. Setelah membuat surat konfirmasi palsu itu, Mi Ri mengirimkannya melalui fax ke ruangannya Myung Hoon. Di ruangan Myung Hoon pun keluar fax dengan surat konfirmasi Jang Mi Ri yang merupakan lulusan Universitas Tokyo.
Keesokan harinya, Myung Hoon mengadakan konfrensi pers untuk mengumumkan bahwa pihak Hotel A telah melakukan investigasi mengenai ijasah kelulusan para karyawan dan tidak di temukan karyawan yang memalsukan surat ijasah. Mi Ri yang hadir dalam konfrensi pers ini pun dapat bernafas dengan lega karena dia tidak ketahuan. Seorang wartawan bertanya, "Mengapa tiba-tiba diadakan investigasi? Apakah ada kaitannya dengan negosiasi Hotel A dengan Mondo Group?" Myung Hoon menjawab bahwa itu tidak berkaitan. Para wartawan menerima telfon dan salah seorang wartawan berkata pada Myung Hoon, "Aku baru saja menerima kabar bahwa Mondo sedang menyiapkan konfrensi pers untuk membatalkan perjanjian dengan Hotel A." Myung Hoon terdiam mendengarnya.
Lee Hwa sedang mengadakan konfrensi pers dan secara langsung mengatakan bahwa dia membatalkan perjanjian investasi dengan Hotel A dikarenakan beberapa masalah. Yoo Hyun dan Chul Jin sendiri kaget dengana danya konfrensi pers yang secara tiba-tiba ini.
Para wartawan terus mengejar Lee Hwa yang berjalan keluar dari ruang konfrensi pers. Wartawan bertanya, "Apa sebenarnya alasan pasti?" Lee Hwa menjawab, "Masalah seperti itu akan berdampak pada image hotel dan kami bisa menerima kerugian. " Ucapan Lee Hwa terhenti karena Myung Hoon tiba-tiba muncul di hadapannya.
Lee Hwa dan Myung Hoon pun membicarakan masalah investasi kembali. Myung Hoon berkata bahwa Hotel A telah menyelesaikan masalah mengenai isu ijasah palsu dan harusnya Mondo Group mau kembali investasi di Hotel A. Lee Hwa tetap berkata bahwa perjanjian telah di batalkan. Sekertaris Lee Hwa membuka pintu dan mempersilahkan Yoo Hyun masuk kedalam ruangan Lee Hwa. Lee Hwa senang melihat kedatangan Yoo Hyun dan mengajaknya untuk berdiskusi bersama dengan Myung Hoon juga. Lee Hwa berkata, "Ah Direktur Yoo Hyun juga sudah ada disini, mari membicarakan pembatalan perjanjian..." Yoo Hyun segera memotong ucapan Lee Hwa, "Aku tidak membatalkan perjanjian." Lee Hwa dan Myung Hoon sama-sama terkejut mendengar ucapan Yoo Hyun.
Lee Hwa bilang bahwa dia sudah mengumumkan pada publik bahwa Mondo membatalkan perjanjian dengan Hotel A, jadi tidak mungkin sekarang perjanjian tetap di adakan. Namun Yoo Hyun tetap mengatakan bahwa dia masih ingin melakukan perjanjian dengan Hotel A. Lee Hwa sangat kesal namun dia tidak bisa marah pada Yoo Hyun. Yoo Hyun juga berkata bahwa dia akan membicarakan masalah ini langsung dengan Ayahnya dan lagi Yoo Hyun memiliki 2% saham Mondo dan itu artinya dia bisa mengambil keputusan. Yoo Hyun menatap Myung Hoon dan Lee Hwa, "Kalian bisa memberikan jawaban mengenai perjanjian ini hingga tengah malam." Myung Hoon segera mengatakan bahwa dia sepakat untuk melakukan perjanjian kembali. Yoo Hyun kini menatap Lee Hwa dan akhirnya Lee Hwa setuju walaupun wajahnya masih tampak sangat tidak suka dengan keputusan Yoo Hyun.
Perjanjian kontran antara Hotel A dan Mondo Group pun di adakah dan di saksikan oleh para wartawan. Lee Hwa masih terlihat kesal saat menandatangani MOU perjanjiannya. Sementara itu Ayah Yoo Hyun melihat hal itu dari berita di TV dan ikut tersenyum.
Yoo Hyun datang ke makam Ibunya. Yoo Hyun teringat akan masa kecilnya saat dibangunkan oleh Ibunya, Yoo Hyun juga ingat saat Ibunya memeluk dirinya dan mengatakan bahwa Yoo Hyun telah melakuakn kerja yang baik. Yoo Hyun berkata lirih sambil menatap makam Ibunya, "Ibu... Apakah aku melakukan hal yang baik? Aku ingin mendengar Ibu yang membanggakan aku. Seperti dulu saat kau mengatakannya padaku. Katakan padaku bahwa aku telah bekerja dengan baik. Dimana dirimu sekarang??"
Yoo Hyun jalan-jalan bersama Ayahnya mengelilingi rumah sakit tempat Ayahnya di rawat. Ayahnya berkata, "Kau akhirnya melakukan hal itu. Jika aku berada di posisimu, maka aku akan mengambil keputusan yang sama denganmu." Yoo Hyun bertanya ragu, "Kau tidak marah?" Ayahnya menjawab, "Aku justru selalu merasa besalah padamu. Akulah yang menyebabkan kecelakaan itu. Kau bahkan tidak sempat bermain dengan nyaman di lengan Ibumu. Bahkan aku memberikan kau Ibu Tiri disaat usiamu masih terlalu muda. Kua tumbuh tanpa memberontak, aku sangat berterima kasih padamu. Bahkan jika aku memiliki hidup tinggal 10 bulan lagi, aku tidak memiliki hal lain lai untuk di katakan." Yoo Hyun diam saja mendengar ucapan Ayahnya.
Ayah Yoo Hyun kembali berkata, "Apakah dia seperti Ibumu? Wanita yang kau sukai itu...." Yoo Hyun menjawab pelan, "Ya..." Ayah Yoo Hyun berkomentar, "Sudah kuduga."
Para karyawan Hotel A sedang makan siang bersama. Seorang karyawan berkata pada Mi Ri saat melihat Myung Hoon melintas di depan mereka, "Lihat, direktur sangat tampan!" Mi Ri melirik sekilas ke arah Myung Hoon dan kemudian melanjutkan makan siangnya. Asisten Kim dan karyawan lainnya tiba-tiba saja membahas mengenai video promosi. Mi Ri yang tidak tau akan hal itu pun bertanya, "Video promosi apa?" Seorang karyawan pun menjelaskannya, "Mondo group bilang bahwa kita membutuhkan video promosi untuk mempromosikan hotel." Mi Ri diam saja mendengarnya.
Mi Ri diam-diam melirik ke arah meja tempat Myung Hoon sedang makan siang, dan di saat yang sama juga Myung Hoon sedang melirik ke arahnya. Mi Ri tiba-tiba berdiri dan para karyawan lain pun bertanya, "Ada apa? Kau belum menghabiskan makananmu." Mi Ri menjawab sambil menatap ke arah Myung Hoon, "Aku tidak selera makan."
Mi Ri dan Myung Hoon bertemu di rooftop hotel. Mi Ri berkata, "Aku sejak tadi tidak sabar menunggu kau menelfonku." Myung Hoon meminta maaf, "Maafkan aku. Terlalu banyak hal yang aku harus atasi. Tapi walaupun aku sibuk, aku selalu memikirkanmu." Mi Ri terlihat lesu, "Apa yang harus aku lakukan? Aku berfikir bagaimana jika suatu saat nanti kau benar-benar menjadi pimpinan Hotel A, kau pasti sangat sibuk bukan? Dan apakah kau akan tetap menatapku? Aku slalu mengkhawatirkan semua itu." Myung Hoon menjawab, "Mengapa kau memikirkan hal itu? Hal itu tidak akan terjadi."
Mi Ri menatap Myung Hoon, "Aku selalu ingin melakukan yang terbaik. Tapi... Aku bahkan tidak tau menahu mengenai video promosi. Aku merasa tidak di butuhkan. Sejujurnya semalaman aku tidka bisa tidur nyenyak. Aku tidak pernah berfikir bahwa hal ini sangat berat. Jika ini diteruskan, mungkin akan berefek pada pekerjaan. Aku ingin menjadi sesuatu yang penting dan di butuhkan." Myung Hoon mengenggam tangan Mi Ri, "Kau sangat penting. Bukan saja bagi Hotel, tapi bagiku." Myung Hoon kemudian memeluk Mi Ri.
Pihak Mondo yang di wakilkan oleh Chul Jin dan Yoo Hyun sedang melakukan rapat bersama dengan Myung Hoon dan Shi Young. Seorang staff membahas mengenai video promosi, "Karena ini untuk di tampilkan di seluruh dunia, maka aku berfikir untuk memilik seorang aktor. Tapi aku juga berfikir bahwa mencari wajah baru maka akan sangat bagus."
Myung Hoon memberikan pendapat, "Haruskah kita menggunakan salah satu staff untuk menjadi model?" Namun Chul Jin tidak setuju karena itu akan berdampak negatif dan Chul Jin lebih memilih agar Hallyu Star yang menjadi modelnya. Shi Young kini yang tidak setuju dengan Chul Jin dengan mengatakan bahwa itu akan memakan waktu. Staff itu menengahi dengan mengatakan bahwa dia sudah melihat beberapa wajah staff Hotel dan dia memilih Jang Mi Ri karena Mi Ri juga sudah pernah tampil di Koran bersama Yuu. Yoo Hyun senang mendengar ide ini, "Dia terlihat sangat inofatif. Bagaimana menurutmu Tuan Myung Hoon?" Myung Hoon tersenyum setuju, "Ya. Dia memiliki banyak potensi tersembunyi."
Shooting untuk pembuatan video promosi pun di mulai dan akhirnya terpilihlah Mi Ri sebagai Modelnya.
Yoo Hyun bersama Chul Jin sedang membicarakan mengenai design untuk gedung baru. Chul Jin dan Yoo Hyun masih berharap Hee Joo lah yang akan menjadi designer mereka untuk gedung baru namun sepertinya tidak mungkin karena hari ini Hee Joo baru saja mendapatkan panggilan untuk wawancara.
Tes wawancara yang di lakukan Hee Joo tidak berhasil. Orang yang mewawancarainya itu mengatakan bahwa mereka tidak bisa menerima Hee Joo di karenakan menerima surat dari kepolisian mengenai Hee Joo yang masih memiliki sebuah kasus dengan pihak kepolisian. Hee Joo dengan segera membela diri dengan mengatakan bahwa dia sama sekali tidak terlibat, namun sayangnya orang itu tidak percaya. Bahkan orang itu juga mengatakan bahwa dia tidak begitu percaya bahwa Hee Joo adalah putri dari Moon Ji Young yang merupakan seorang arsitektur terkenal. Hee Joo dengan lesu pergi dari tempat wawancara.
Karena kesal dengan penolakan kerja, Hee Joo pun pergi ke kedai untuk minum soju. Yoo Hyun terlihat datang dan dia menahan tangan Hee Joo yang mau minum kembali. Yoo Hyun duduk di hadapan Hee Joo dan berkomentar, "Minumlah dengan pelan-pelan. Bagaimana jika kau nantinya mabuk?" Hee Joo tersenyum, "Aku ingin minum hingga mabuk. Ah ya terima kasih karena kau telah datang kemari." Yoo Hyun membalas ucapan Hee Joo, "Kita adalah teman. Jadi tidak perlu khawatir." Hee Joo terlihat tidak menyukai kata teman di hubungan mereka, "Teman? Ah ya kita teman...."
Hee Joo tiba-tiba bergumam, "Mengapa aku bisa menjadi begitu bodoh? Aku bodoh! Siapa yang tidak bisa menjamin masa depan? Selalu saja membuat khawatir orang-orang. Aku bahkan tidak memeriksa dokumenku secara jelas. Aku benar-benar mempermalukan nama Ayahku..." Tiba-tiba Yoo Hyun berkomentar, "Ayahmu bukanlah orang yang seperti itu." Hee Joo kaget mendengarnya, "Apakah kau mengenalnya? Bagaimana bisa kau mengenalnya?" Yoo Hyun menjawab, "Group kami telah mendapatkan Hotel A. Bukankah itu salah satu kegagalannya?" Hee Joo lagi-lagi bingung, "Kegagalan?"
Myung Hoon pergi makan malam bersama dengan Mi Ri. Mi Ri terlihat tidak berselera makan makanya Myung Hoon bertanya, "Apakah rasanya tidak enak?" Mi Ri menjawab bahwa rasanya enak namun memang beberapa hari ini dia sedang tidak memiliki selera makan. Myung Hoon bertanya kembali, "Apakah kau mau pergi ke tempat lain?" Mi Ri menolaknya, "Aku merasa tidak nyaman kemanapun aku pergi. Apakah mobil-mobil itu berjalan karena tau tujuan mereka? Jika saja aku tidak tau bahwa mencintai seseorang itu sangat berat...." Myung Hoon mencoba menghibur Mi Ri, "Kau seperti ini karena kelelahan. Kau sebaiknya cepat pulang dan beristirahat."
Mi Ri tidak mendengarkan Myung Hoon dan malah melanjutkan ucapannya, "Tidak mudah untuk kita bertemu. Tapi walaupun bertemu, kita masih tetap khawatir jika dilihat orang. Setelah kita pulang ke rumah masing-masing, di rumah aku hanya bisa membayangkan saja." Myung Hoon kaget mendengar ucapan Mi Ri, "Kau memikirkan aku walaupun aku sedang tidak bersamamu?" Mi Ri berkata, "Sering. Aku selalu membayangkanmu. Dan membayangkan sedang apa kau di kamarmu? seperti apa rupanya? Apa yang kau lakukan sekarang? Apakah kau merasakan kesepian? seharusnya aku berada bersamamu saat kau kesepian." Myung Hoon yang mendengar ucapan Mi Ri itu pun kemudian mengajak Mi Ri untuk datang ke rumahnya, "Haruskah kita pergi bersama? Apakah tidak apa-apa?" Mi Ri memandang Myung Hoon dengan wajah sedihnya.
Yoo Hyun dan Hee Joo membicarakan mengenai Ayahnya Hee Joo. Yoo Hyun bilang bahwa yang mendesign Hotel A adalah Ayah Hee Joo namun di tengah jalan tiba-tiba saja Ayah Hee Joo menungundurkan diri. Yoo Hyun lalu mengatakan kembali mengenai Mondo Group yang berharap Hee Joo mau bergabung dengan tim planing, "Mengapa kau tidak mencoba untuk bekerja bersama planning tim? Ini adalah kesempatanmu menebus kesalahan Ayahmu dan juga untuk membuat moodmu lebih baik. Mengapa kau tidak mencoba memikirkannya kembali?" Hee Joo langsung menatap Yoo Hyun saat mendengar hal itu.
Myung Hoon membawa Mi Ri ke rumahnya dan dia sempat salah tingkah karena rumahnya yang sedikit berantakan. Mi Ri tidak mempermasalahkan hal itu dan justru langsung memeluk Myung Hoon dari belakang, "Aku merasa bahwa kini aku telah hidup kembali...." Myung Hoon yang mendengar hal itu langsung mencium Mi Ri.
SKIP
Mi Ri sedang memandang pemandangan di luar jendela dan berkomentar pada Myung Hoon, "Apartemen ini tidak terlalu buruk. Dan pemandangannya sangat bagus." Myung Hoon menjawab, "Aku hidup sendiri terlalu lama. Jika hidupku tidak seperti ini kembali maka aku pasti sudah sangat bosan." Mi Ri tersenyum dan mengatakan bahwa hidup Myung Hoon tidak akan membosankan lagi.
Mi Ri melihat foto keluarga Myung Hoon dan berkomentar, "Ayahmu terlihat sangat baik." Myung Hoon tersenyum mendengarnya, "Dia adalah orang yang tidak dapat hidup tanpa peraturan. Bekerja laundry adalah misinya selama dia hidup. Itulah sebabnya mengapa Ibuku sangat stress." Mi Ri ikut tersenyum dan bertanya, "Apa mimpimu?" Myung Hoon menjawab, "Aku tidak memiliki mimpi. Apakah sangat aneh karena tidak memiliki mimpi?" Mi Ri menggelengkan kepala, "Tidak. Itu tidak aneh. Hanya mengejutkan aku. Aku hany tidak menyangka saja kau seperti itu." Myung Hoon kemudian menceritakan masa lalunya, "Keluargaku sangatlah miskin, itu sebabnya aku takut bermimpi. Semakin aku bermimpi, semakin aku membuat keluargaku miskin. Itulah sebabnya aku tidak pernah memikirkan mimpi. Itu juga sebabnya aku tidak menerima hadiah pulpen darimu. Saat aku pergi dari rumah, hadiah pertama yang di berikan oleh Ibuku adalah pulpen. Apakah itu lucu?"
Mi Ri menggelengkan kepalanya lagi, "Tidak ada yang lucu. Kisahmu sedikit mirip dengan kisahku. Aku justru memiliki banyak mimpi. Aku bermimpi akan menjadi presiden, bermimpi menjadi penyanyi, aku bahkan bermimpi menjadi Putri Korea. Apakah itu lucu? Coba kau tanya mengapa..." Myung Hoon tersenyum, "Aku tau alasannya." Mi Ri menjawab, "Ya. Karena aku terlalu miskin dan terlalu kesepian. Aku ingin hidupku berubah. Aku ingin mengubah hidupku walaupun sedikit. Aku tidak boleh merasa malu dimana tempat tinggalki, aku ingin hidup seperti itu. Bukankah itu lucu?" Myung Hoon menjawab, "Tidak." Mi Ri mendekat dan memeluk Myung Hoon, "Ini adalah pertama kalinya aku menceritakan hal ini."
Mi Ri sedang berdandan di meja riasnya Hee Joo. Hee Joo bertanya, "Jam berapa kau pulang? Apa yang kau lakukan? Mengapa pulang rarut malam?" Mi Ri menjawab ketus, "Kau tidak perlu mengetahuinya! Ini masalah bekerja. Ngomong-ngomong, apakah kau akan terus diam di rumah terus seperti ini?" Hee Joo menjawab singkat, "Siapa yang dapat menebaknya?" Mi Ri tiba-tiba berkomentar ketus, "Huh lagipula apa yang bisa kau lakukan." Hee Joo sedikit terkejut mendengar hal itu. Hee Joo berkata, "Ah ya aku ada sesuatu yang mau di diskusikan. Apakah sebaiknya aku menerima pekerjaan di bagian planning?" Mi Ri kini terkejut, "Bagian planning? Apakah bagian itu memerlukan seseorang sepertimu? Walaupun kamu di terima, tapi posisi apa yang akan kau dapatkan disana? "
Hee Joo berkata, "Ini bukan perusahaan biasa. ini Mondo Group." Lagi-lagi Mi Ri kaget, "Mondo? Apa kau tau perusahaan itu seperti apa?" Hee Joo menjawab cepat, "Itu perusahaan yang memiliki banyak anak perusahaan di seluruh dunia. Chul Jin Oppa yang... Ah Yoo Hyun yang mengatakannya padaku." Mi Ri mendengus kesal saat mendengar nama Yoo Hyun, "Huh bocah itu tau apa? Aku hanya katakan padamu bahwa semua ini tidak masuk akal. Apa menurutmu bekerja itu sangat mudah hah?" Hee Joo terseingung, Apa maksudmu tidak masuk akal?" Mi Ri tersenyum meremehkan, "Ah ya kau selalu saja mendengarkan seseorang yang seolah-olah mengetahui segalanya(Yoo Hyun)." Hee Joo menghela nafas kesal dan meminta agar perdebatan ini tidak di lanjutkan.
Mi Ri berkomentar, "Ya baiklah kita hentikan. Lagi pula aku mengatakan semua ini demi kebaikanmu. Dan lagi, sejujurnya, dirimu lah yang menjadi masalah. Apakah kau bisa bersosialisasi jika begini terus? Setelah orang tuamu meninggal, kau bahkan tidak pernah berbicara pada siapapun. Yang kau lakukan hanyalah belajar." Hee Joo menahan amarahnya, "Apakah kau perlu mengingatkan semua itu hah?" Mi Ri menatap Hee Joo, "Aku khawatir kau akan terluka dan di tipu. Ya baiklah terserah kau, lakukan saja apa maumu!" Mi Ri segera membawa tasnya dan keluar dari apartemen Hee Joo.
Di luar apartemen Hee Joo, Mi Ri menertawai Hee Joo yang mendapat pekerjaan di Mondo Group, "Mondo? Huh lelucon macam apa ini?" Tiba-tiba saja Yoo Hyun datang dan bertanya pada Mi Ri, "Mau pergi bekerja?" Mi Ri tidak menjawab dan justru membicarakan Hee Joo, "Demi kebaikannya, bukankah sebaiknya kau tidak membujuknya?" Yoo Hyun bingung, "Apa?" Mi Ri tidak menanggapinya dan langsung pergi begitu saja.
Chul Jin baru turun dari apartemennya dan melihat Yoo Hyun yang sedang berdiri bingung, "Ada apa?" Yoo Hyun menjawab, "Tidak. Tidak apa-apa."
Myung Hoon memanggil Mi Ri keruangannya dan memberikan kabar bahwa Mi Ri bisa ikut datang ke pesta penyatuan Mondo dan Hotel A. Mi Ri tentu sangat senang mendengar hal ini. Myung Hoon berkata, "Mengapa? Kau tidak percaya kau di undang?" Mi Ri mengangguk, "Ya. Aku di undang ke acara penting ini.... Aku benar-benar tidak percaya. Pasti banyak sekali orang terkenal dan tamu VVIP Yang datang ke acara ini." Myung Hoon ikut tersenyum senang, "Ini karena kerja kerasmu. Kau telah membantu menyelesaikan masalah Putri perdana menteri Jepang, dan promosi video mengenai Hotel juga sangatlah sukses. " Mi Ri benar-benar senang, "Terima kasih banyak. Kalau begitu aku akan pergi dan siap-siap. Fighting!" Mi Ri kemudian pergi dari ruangan Myung Hoon. Di luar ruangan, Mi Ri terlihat sangat senang karena usahanya selama ini satu per satu mulai berjalan lancar.
Hubungan Mi Ri dengan Myung Hoon sangat baik. Mereka mulai melakukan kencan menonton di bioskop, bermain sepedah di taman, bahkan masak bersama.
Hee Joo sedang membersihkan rumah dan dia tidak sengaja membuat Koper milik Mi Ri terjatuh dan seluruh pakaian Mi Ri keluar dari koper. Hee Joo pun memasukan pakaian yang keluar itu kembali ke dalam koper dan dia menemukan surat kerja milik Mi Ri. Karena penasaran, Hee Joo pun membukanya dan dia terkejut saat melihat bahwa ijasah kelulusan miliknya yang selama ini hilang ternyata ada di Mi Ri.
Myung Hoon datang ke sebuah Butik dan dia memilihkan sebuah gaun untuk Mi Ri.
Hee Joo masih terus memikirkan mengapa Ijasahnya yang hilang itu bisa ada di dalam kopernya Mi Ri. Hee Joo tiba-tiba ingat bahwa dulu saat Mi Ri pertama kali menginap di apartemennya itu, Mi Ri pernah terbangun di tengah malam dan terlihat sedang melakukan sesuatu. Hee Joo benar-benar tidak menyangka jika Mi Ri lah yang mengambilnya.
Myung Hoon memberikan sebuah gaun pada Mi Ri untuk di kenakan pada acara pertemuan Mondo Group dan Hotel A. Mi Ri sangat senang melihatnya, "Ini sangat cantik. Aku tidak pernah memikirkan hal ini..." Myung Hoon ikut senang melihat kesenangan Mi Ri, "Baguslah jika kau suka." Mi Ri kemudian berkomentar, "Awalnya aku khawatir datang kesana tidak mengenakan yang pantas." Myung Hoon tersenyum, "Mulai sekarang jangan berfikiran seperti itu lagi. Aku tidak mau statusmu rendah. Aku ingin menjadi orang yang selalu membuat Jang Mi Ri bahagia di sisa hidupnya. Aku berharap semua mimpimu akan menjadi kenyataan."
Myung Hoon kemudian mengantarkan Mi Ri pulang. Di dalam mobil, Mi Ri mengatakan pada Myung Hoon agar tidak menggunakan ucapan yang formal padanya, Myung Hoon tertawa dan kemudian mencoba berbicara secara informal pada Mi Ri. Mi Ri yang mendengarnya ikut tertawa dan kemudian turun dari dalam mobil.
Mi Ri masuk kedalam apartemen Hee Joo dan melihat Hee Joo yang masih belum tertidur, "Ah kau masih terbangun? Aku harus menyiapkan pesta. Besok aku akan datang ke pesta Hotel. Dan Direktur(Myung Hoon) membelikan aku sebuah gaun pesta. Dia bilang bahwa aku adalah wajah dari Hotel jadi aku harus tampil bagus. Sekarang semuanya berjalan sesuai dengan yang seharusnya..." Melihat Hee Joo hanya diam saja, Mi Ri pun bertanya, "Ada apa denganmu? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Hee Joo mengulurkan sebuah kertas pada Mi Ri dan Mi Ri langsung terkejut melihatnya, "I-Iini bukankah ijasahmu?" Hee Joo menjawab, "Itu di temukan di tasmu." Mi Ri yang awalnya gugup tiba-tiba merasa marah, "Kau membuka tasku hah?" Hee Joo lelah dan berkata lemah, "Kau jangan mengganti pembicaraan Mi Ri! Itu tidak bisa di selesaikan dengan mudah. Apa kau tau bahwa aku di tangkap polisi karena ijasah ini? Aku juga di pecat karena ini!"
Mi Ri menatap kesal, "Jadi makudmu ini semua salahku?" Hee Joo menatap nanar pada Mi Ri, "Mengapa kau melakukan ini? Katakan saja yang sebenarnya..." Mi Ri maish terus mengelak, "Aku katakan padamu bahwa itu bukan aku! Pikirkan saja sendiri." Hee Joo lagi-lagi lelah dengan perdebatan ini, "Jika kau katakan kau yang melakukannya, aku tidak akan mempermasalahkannya. Aku hanya ingin mengetahui kebenaran." Mi Ri pun membentak kesal, "Ya aku melakukannya! Mau tau kenapa? Karena aku membutuhkannya untuk melanjutkan hidupku!!"
Hee Joo terlihat bingung, "Bukankah kau juga memilikinya? ijasahmu kemana? Mengapa kau mengambil milikku?" Mi Ri mulai menangis di depan Hee Joo, "Kau di adopsi keluarga yang baik dan lulus dari universitas. Kau tidak akan mengerti aku. Aku tidak lulus dari Universitas Tokyo. Bahkan aku tidak bersekolah! Apa kau bisa mengerti aku sekarang? Semua ini karenamu... alasan mengapa aku hidup seperti ini adalah karenamu! Jika saja pada saat itu kau tidak sakit, aku tidak akan di adopsi dan menjadi seperti ini!" Hee Joo terkejut, "Jadi maksudmu ini semua karenaku?" Mi Ri menjawab, "Ya. Kau tidak pernah tau bagaimana kehidupanku. Setelah datang ke rumah yang seharusnya tempat kau tinggal itu, apa kau tau seperti apa hidupku? Aku mencuci 50 selimut setiap harinya. Apa kau bisa membayangkannya? Seorang anak berusia 10 tahun mencuci 50 selimut setiap harinya? Untuk 6 tahun kau hidup tenang, sedangkan aku mencuci selimut. Dan apakah kau tau bagaimana aku harus membayar hutang Ayah angkatku yang pemabuk itu?"
Hee Joo ikut sedih mendengarnya, "Mi Ri. Itukah sebabnya kau melakukan ini semua?" Mi Ri menjawab, "Benar. Apa yang salah? Ini hanya karena selembar kertas ijasah. Hanya selembar kertas ini dan semua orang memperlakukan aku dengan berbeda. Tidak ada satu orang pun yang menyangka bahwa ini palsu. Apakah kau pikir ini lucu? Aku tetap diriku, hanya karena selembar kertas itu orang-orang menatapku berbeda." Hee Joo bertanya lirih, "Apa kau bahagia sekarang ini?" Mi Ri mengangguk, "Aku bahagia. Aku bukan lagi Jang Mi Ri di masa lalu." Hee Joo menghela nafas dan akhirnya berkata, "Baiklah kalau begitu. Karena masa kecilmu yang telah aku hancurkan, jika aku bisa menebusnya dengan ini semua... Baiklah. Selamat malam." Hee Joo langsung berjalan untuk tidur.
Keesokan paginya Mi Ri akan pergi untuk hadir ke acara pesta Mondo dan Hotel A. Sebelum pergi, Mi Ri sempat menatap punggung Hee Joo yang masih tertidur. Mi Ri menghela nafas dan kemudian pergi keluar. Sementara itu Hee Joo sebenarnya tidak tidur. Dia masih memikirkan semua ucapan Mi Ri.
Mi Ri membawa banyak barang dan saat itu dia bertemu dengan Yoo Hyun yang langsung menyapanya, "Apakah kau akan pergi? Barang apa saja ini?" Mi Ri tidak mempedulikan Yoo Hyun dan terus berjalan namun barang bawaannya itu tersenggol kaki Yoo Hyun sehingga terjatuh. Dengan cepat Yoo Hyun mengambilnya dan memberikan kembali pada Mi Ri, "Apakah kau akan pergi ke suatu tempat? Biarkan aku mengantarmu." Mi Ri sangat kesal, "Aku sudah katakan padamul, berhentilah mencari gara-gara denganku. Kau ini laki-laki namun mengapa tidak punya harga diri sama sekali? Permisi..." Mi Ri mengambil barang bawaannya dan segera melangkah menjauh dari Yoo Hyun.
Lee Hwa datang ke rumah sakit tempat Ayah Yoo Hyun di rawat dan ternyataAyah Yoo Hyun sudah selesai mandi, "Ah kau mandi pagi-pagi sekali." Ayah Yoo Hyun tersenyum, "Tentu saja karena ini adalah hari special." Lee Hwa terlihat tidak senang, "Kau benar. Hari dimana putramu akhrnya selangkah lebih maju." Lee Hwa berniat berjalan pergi namun Ayah Yoo Hyun langsung menahannya, "Apakah kau merasa terluka?" Lee Hwa menjawab, "Tidak. Tidak sama sekali." Lee Hwa lalu memanggil salah seoarng karyawan untuk membawakan pakaian yang sudah di siapkan untuk Ayah Yoo Hyun datang ke acara Mondo Group dan Hotel A.
Yoo Hyun datang ke tempat pesta bersama Chul Jin dan dia pun segera memberi salam pada Direktur Lee dan juga Myung Hoon. Yoo Hyun meminta maaf pada direktur Lee karena baru sempat menyapanya. Direktur Lee menyambutnya senang, "Aku sudah mendengar semua tentang kau dari Myung Hoon. Aku dengar kau terus mencoba mempertahankan Hotel kami hingga akhir." Yoo Hyun ikut tersenyum dan balas memuji Myung Hoon yang telah menyelesaikan banyak hal dengan lancar. Direktur Lee lalu pamit karena tidak mau menganggu Yoo Hyun dan Myung Hoon.
Myung Hoon lalu meminta maaf pada Yoo Hyun mengenai sikapnya dahulu, Yoo Hyun berkata, "Tidak. Sebaiknya kita tidak membahas masa lalu kembali. Sekarang kita berada di perahu yang sama."
Mi Ri datang ke pesta itu dan Myung Hoon langsung terpana melihatnya. Mi Ri bertanya, "Apakah aku terlambat datang?" Myung Hoon menggeleng, "Tidak. Ini baru di mulai." Myung Hoon terus terdiam menatap penampilan Mi Ri sehingga membuat Mi Ri bingung, "Ada apa? Apa ada yang salah denganku?" Lagi-lagi Myung Hoon menggeleng, "Tidak. Ini karena kau terlalu cantik. Ayo masuklah..."
Myung Hoon lalu membawa Mi Ri bertemu dengan Ayah Yoo Hyun dan juga Lee Hwa yang sedang berbicara dengan Direktur Lee. Myung Hoon segera memperkenalkan diri pada Ayah Yoo Hyun karena mereka belum sempat berkenalan. Lee Hwa yang melihat kehadiran Mi Ri di samping Myung Hoon pun bertanya, "Siapa wanita di sampingmu?" Myung Hoon pun kemudian memperkenalkan diri, "Dia adalah salah satu staff kami yang aku bawa. Namanya Jang Mi Ri." Direktur Lee lalu ikut berkomentar bagaimana Mi Ri juga dahulu telah membantu Putri perdana menteri Jepang saat berkunjung ke Hotel mereka. Mi Ri tersenyum dan kemudian memperkenalkan dirinya, "Suatu kehormatan dapat bertemu anda. Nama saya Jang Mi Ri." Lee Hwa hanya mengangguk dan tetap menatap sinis pada Mi Ri.
Di rumah, Hee Joo terlihat bimbang apakah akan menelfon atau tidak. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk menelfon Chul Jin. Chul Jin yang ada di samping Yoo Hyun pun kemudian permisi untuk mengangkat telfon. Chul Jin bertanya, "Ada apa?" Hee Joo menjawab, "Aku ingin melakukannya. Aku akan bergabung dengan tim perencanaan di Mondo."
Mi Ri dan Myung Hoon sedang berbicara berdua. Myung Hoon bertanya, "Apa kau mengingatnya?" Mi Ri menjawab bahwa dia sedang mencoba mengingatnya. Myung Hoon mengatakan bahwa Mi Ri hanya perlu mengingat beberapa orang penting saja. Myung Hoon melihat ke gugupan Mi Ri dan dia pun kemudian memberikan sapu tangannya untuk Mi Ri, Mi Ri tersenyum menerimanya.
Myung Hoon melihat punggung Yoo Hyun dari jauh dan dia pun kemudian berkata pada Mi Ri, "Ah aku lupa memperkenalkan orang penting ini. Dia adalah bagian dari Mondo. Lihatlah pria yang menggunakan jas berwarna putih itu." Mi Ri melihat kearah yang ditunjuk oleh Myung Hoon dan melihat pria yang mengenakan jas putih. Saat itu Mi Ri belum tau bahwa pria yang di maksud oleh Myung Hoon adalah Yoo Hyun yang berusaha mengejar Mi Ri. Myung Hoon kembali berkata, "Dia baru saja kembali ke Seoul setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Dia adalah tipe orang yang sangat kalem. Dia sangat simple dan ramah. Dibandingkah dengan status dan kekuatan, dia lebih memeningkan gaya hidup. Dia adalah pria yang hanya akan mengeluarkan bebeapa kata, sangat low profile dan juga gentle. Ingatlah dia karena akan berguna untuk kedepannya. Sangat penting untuk meninggalkan kesan baik padanya."
Myung Hoon lalu mengajak Mi Ri untuk di perkenalkan pada Yoo Hyun. Saat akan mendekat ke tempat Yoo Hyun, seorang pria datang menghampiri Myung Hoon dan mengatakan bahwa dia mau memperkenalkan Myung Hoon dan temannya. Myung Hoon tidak dapat menolak dan meminta pada Mi Ri agar menunggunya. Mi Ri mengangguk mengerti.
Mi Ri tidak sengaja melihat Chul Jin di tempat pesta itu dan dia heran. Mi Ri terus melihat Chul Jin yang ternyata berjalan mendekati pria yang memakai jas berwarna putih. Mi Ri melihat pria berjas berwarna putih itu berbalik dan terkejut saat mengetahui baha pria penting yang di maksud oleh Myung Hoon adalah Yoo Hyun.