Miss Ripley Episode 2

Posted: Selasa, 27 Desember 2011 by khyunkhyun in Label:
0
Moon Hee Joo menyiapkan sarapan paginya dan dengan terburu-buru dia keluar dari rumahnya itu menuju stasiun kereta. Dan dia berhasil masuk ke dalam kereta sebelum pintu kereta tertutup.


Sementara itu Yoo Hyun dan Chul Jin sedang berada di penginapan tempat Yoo Hyun tinggal sementara waktu. Mereka berdua melihat profile Myung Hoon yang merupakan seorang Manager Hotel tersukses di Korea bahkan dia ditetapkan sebagai Manager Hotel Terbaik di Korea. Di dalam artikel yang di cari oleh Yoo Hyun dan Chul Jin juga di katakan bahwa Kemampuan Myung Hoon dalam menyelesaikan masalah itu sangat luar biasa dan Hotel A menjadi sangat berkembang karena pengaruh Myung Joon juga.

Chul Jin lalu mengingatkan Yoo Hyun bahwa mereka harus segera bertemu dengan Orang Tua Yoo Hyun. Yoo Hyun setuju dan dia segera pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. (Yoo Chun tampan pakai Tuxedo :P)


Yoo Hyun dan Chul Jin sudah sampai di rumahnya Orang Tua Yoo Hyun. Chul Jin memuji halaman rumah Yoo Hyun yang terlihat seperti di dalam dongeng, Yoo Hyun hanya tersenyum mendengarnya. Kedatangan mereka berdua pun segera di sambut oleh Anjing Yoo Hyun, Yoo Hyun terlihat senang bertemu Anjingnya itu semenyara Chul Jin terlihat ketakutan dan bersembunyi di balik tubuh Yoo Hyun.


Mereka berdua masuk kedalam rumah dan disambut oleh Ayah Yoo Hyun dan juga Lee Hwa. Ayah Yoo Hyun sangat ramah pada Chul Jin dan bilang bahwa mereka dulu pernah bertemu di Tokyo karena Chul Jin dan Yoo Hyun adalah lulusan Universitas Tokyo. Chul Jin melihat interior rumah dan berkomentar bahwa halaman rumah Orang tua Yoo Hyun itu sangat bagus. Lee Hwa menawarkan, "Bagaimana jika kita menikmati teh bersama di luar?" Chul Jin berniat menolaknya namun Yoo Hyun menyetujuinya. Yoo Hyun menjelaskan pada Chul Jin bahwa Lee Hwa lah yang menyiapkan teh di rumah.


Sementara itu Hee Joo sedang bekerja di Hotel A sebagai seorang Housekeeping.


Yoo Hyun berjalan-jalan bersama dengan Ayahnya sementara Chul Jin sedang menikmati teh bersama dengan Lee Hwa. Ayah Yoo Hyun bertanya, "Apakah kau datang untuk mendiskusikan masalah Hotel A?" Yoo Hyun tersenyum menjawab, "Ya. Setelah aku perhatikan, sepertinya semua hal di Hotel A itu diselesaikan oleh Jang Myung Hoon. Sebagai laki-laki, aku rasa akan banyak hal yang dapat aku pelajari." Ayah Yoo Hyun melihat Lee Hwa yang sedang minum teh dengan Chul Jin dan kemudian dia berkata pada Yoo Hyun, "Tapi mengenai istrinya.... " Yoo Hyun menjawab bahwa dia tau kalau Istri Myung Hoon adalah orang yang terkenal. Ayah Yoo Hyun bilang bahwa Istri Myung Hoon itu tidak memiliki reputasi yang cukup baik, Yoo Hyun berkomentar bahwa reputasi buruk Istri Myung Hoon itu ternyata sama sekali tidak membawa efek untuk Myung Hoon.

Yoo Hyun lalu bilang jika posisi dia di Hotel Keluarganya itu sudah di pastikan maka orang pertama yang harus di ajak bertemu oleh Yoo Hyun adalah Myung Hoon. Ayah Yoo Hyun setuju akan hal itu dan kemudian dia bertanya, "Apakah kau sudah memikirkan cara meluluhkan hati Myung Hoon? Itu pasti sangat sulit." Yoo Hyun tersenyum, "Walaupun sulit tapi pasti ada cara yang pasti." Ayah Yoo Hyun setuju dan bilang jika dia mendapatkan ide maka dia akan memberi tahunya pada Yoo Hyun. Ayah Yoo Hyun juga memuji sikap Yoo Hyun yang semakin dewasa, Yoo Hyun lagi-lagi tersenyum dan menjawab, "Aku hanya memikirkan segala kemungkinan yang ada."

Ayah Yoo Hyun menghentikan langkahnya dan bertanya pada Yoo Hyun, "Lalu bagaimana dengan sebagaian dari dirimu(Maksudnya Perasaan/Hati)? Aku ini sudah tidak muda lagi." Yoo Hyun terlihat malu-malu makanya Ayah Yoo Hyun langsung yakin bahwa Yoo Hyun sudah bertemu dengan seseorang yang Yoo Hyun sukai. Yoo Hyun menjawab, "Tapi sepertinya hanya aku yang memikirkan perasaan ini." Ayah Yoo Hyun tersenyum, "Agar bersatu dengan sebagaian dari dirimu itu maka lebih baik jika kalian berdua saling melengkapi. Itulah sebabnya aku melepaskan Ibumu pergi. Jika tidak... Dia tidak akan menerima apa yang telah dia lakukan hari ini pada perusahaan." Yoo Hyun terdiam dan menatap Lee Hwa dari jauh.


Yoo Hwa dan Chul Jin lalu pamit pergi pada Ayah Yoo Hyun dan juga Lee Hwa.


Saat Myung Hoon datang, Mi Ri langsung bertanya, "Apa yang bisa kau berikan padaku?" Myung Hoon menjawab, "Kami memiliki tamu yang sangat penting untuk besok dan lusa. Yang aku butuhkan adalah kau berbicara dalam dialek hakata. Aku akan mempekerjakan kau namun bukan sebagai pegawai tetap." Mi Ri kembali bertanya, "Apakah kau akan melakukan test padaku?" Myung Hoon mengangguk, "Ya seperti itu." Mi Ri tersenyum sinis, "Baik aku akan jujur. Sebenarnya aku sedikit khawatir karena aku kemari dengan passport Jepang yang biasa. Aku datang kemari bukan dengan via untuk bekerja. Saat aku kecil aku di adposi dan...." Myung Hoon memotong ucapan Mi Ri, "Aku tidak tertarik dengan cerita itu. Ceritakan saja keadaan sekarang." Mi Ri melanjutkan ucapannya, "Aku kemari bukan hanya untuk bekerja dan kembai ke tanah air. Aku butuh pekerjaan yang tetap jadi aku bisa mengajukan visa bekerja." Myung Hoon bertanya, "Jadi jika kau tidak menemukan pekerjaan yang akan memberikan visa kerja itu, kau akan di kembalikan ke Jepang?" Mi Ri mengangguk. Myung Hoon pun memikirkan permintaan Mi Ri.

Mi Ri bertanya pada Myung Hoon, "Apakah hal ini tidak mungkin? Oh baiklah kalau begitu. Lagi pula kau bertemu denganku di jalan dan aku tidak memiliki formulir apapun. Bahkan walaupun aku lulusan Tokyo University, ini sepertinya tidak akan berpengaruh. Kalau begitu aku akan pergi." Saat Myung Hoon mendengar nama Tokyo University, dia langsung bertanya pada Mi Ri, "Apakah kau lulusan Tokyo University?" Mi Ri balas bertanya, "Apakah ada hubungannya? Jika tidak ada maka sampai jumpa." Myung Hoon menjawab, "Sangat sulit untuk menolak orang berbakat saat ini.... " Mi Ri menatap Myung Hoon dan memikirkan hal itu.


Mi Ri menunggu di depan ruangan Myung Hoon sementara di dalam ruangan Myung Hoon itu Myung Hoon sedang berdebat dengan Shi Young mengenai penerimaan Mi Ri bekerja sebagai pegawai tetap di Hotel A. Shi Young menolak Mi Ri di pekerjakan di Hotel A karena walaupun Mi Ri adalah lulusan Universitas Tokyo tapi tetap saja Mi Ri tidak membawa resumenya. Myung Hoon mencoba menjelaskan bahwa dia melakukan hal ini demi Tuan Nakamura yang akan datang. Shi Young kesal, "Aku tidak suka dia!" Myung Hoon menjawab, "Aku tidak bertanya apakah kau suka atau tidak!" Shi Young semakin kesal dan bilang bahwa dulu juga mereka pernah menerima Executive Manager dengan cara seperti ini dan berujung pada permasalahan. Myung Hoon mengakui pada kasus itu dia salah, namun kali ini tidak ada pilihan lain.


Telfon di ruangan Myung Hoon berbunyi dan itu telfon dari Asistennya, "Tuan Nakamura sampai di Hotel." Myung Hoon dan Shi Young terkejut mendengarnya. Shi Young bertanya, "Asisten Kim! Apa maksudmu? Tuan Nakamura? "Asistennya berada di Lobby dan dia berbicara dengan terburu-buru, "Awalnya dia akan datang Lusa namun Rencananya berubah." Asisten Myung Hoon langsung menutup telfon dan menyambut kedatangan Tuan Nakamura.

Myung Hoon langsung menghubungi staff Hotel dan meminta agar segera disiapkan kamar terbaik untuk Tuan Nakamura. Myung Hoon lalu menelfon sekertarisnya dan meminta Mi Ri masuk. Shi Young bertanya dengan tatapan tidak percaya, "Kau akan mempekerjakan dia?" Myung Hoon menjawab, "Aku tidak ada pilihan lain."


Myung Hoon menjelaskan tata cara untuk melayani tamu VVIP pada Mi Ri. Asisten Kim(Asistennya Myung Hoon) juga membantu Mi Ri dengan menjelaskan banyak hal. Mi Ri sudah berganti pakaian dengan seragam Hotel dan dia kemudian datang ke kamarnya Tuan Nakamura.


Tuan Nakamura berada di kamarnya dan dia bertanya pada Myung Hoon yang juga ada di kamar itu, "Apakah Direktur Lee(Ayah mertuanya Myung Hoon) sudah tidak bekerja?" Myung Hoon menjawab, "Ya Ayahku kini berada di rumah." Mi Ri datang dan berdiri di sisi Myung Hoon. Melihat kedatangan Mi Ri maka Myung Hoon segera berkata pada Tuan Nakamura, "Ini adalah staff kami yang baru dan akan melayani anda mulai hari ini. Namanya adalah Jang Mi Ri." Mi Ri tersenyum dan membungkuk memperkenalkan diri, "Hallo nama saya Jang Mi Ri, suatu kebanggan bagi saya untuk melayani anda(Dalam bahasa Korea). Kita bertemu untuk pertama kalinya, nama saya adalah Jang Mi Ri dan suatu kebanggan bisa bertemu dengan anda. Tuan, apakah kau mau agar aku membooking kamar ini untuk anda selama seminggu?(Dalam bahasa Jepang)."

Myung Hoon terlihat tegang menunggu reaksi dari Tuan Nakamura. Tuan Nakamura tertawa dan memuji Mi Ri, "Kau sangat lancar. Kau berbicara dalam dialek Hakata dengan sangat baik." Mi Ri dan Myung Hoon sama-sama merasa lega. Myung Hoon membungkuk memberikan hormat, "Baguslah jika anda merasa puas." Myung Hoon tersenyum dan menatap Mi Ri.


Yoo Hyun sengaja datang ke Hotel A untuk melihat segala fasilitas dan perlakuan staff Hotel pada tamu. Hotel A ini sangat lengkap bahkan ada toko cake dan juga Florist. Yoo Hyun menghampiri toko itu dan membeli kue dan juga bunga. (Mungkinkah untuk Mi Ri? :">)


Sementara itu Myung Hoon terkejut mendengar kabar dari Asisten Kim bahwa ada mobil direktur Mondo(Hotelnya keluarga Yoo Hyun). Asisten Kim berkata, "Aku tdak begitu yakin tapi mobilnya sama. Aku akan segera mngkonfirmasukannya. Apa yang harus kita lakukan?" Myung Hoon menjawab, "Jangan panik. Konsentrasi pada bisnis seperti biasa."


Yoo Hyun hendak masuk lift namun dia mendengar keributan di sebuah kamar hotel. Ternyata ada seorang tamu hotel yang komplain karena dia kehilangan kertas yang tertulis sebuah nomor telfon dan housekeeping yang membersihkan kamarnya adalah Hee Joo. Hee Joo mengeluarkan sebuah plastik dari sakunya dan memberikan pada tamu hotel tu, "Aku sering kehilangan barangku karna terbuang. Ini adalah seluruh catatan yang aku temukan di tempat sampah. Aku harap yang kau cari ada disini." Yoo Hyun tersenyum saat melihat kejadian ini.

Hee Joo cepat-cepat keluar dari kamar tamu itu dan menutup pintu. Terdengar suara bentakan dari dalam kamar makanya dia tersentak kaget dan tidak sengaja menumpahkan cairan pembersih pada kemeja Yoo Hyun karena Yoo Hyun berdiri dekat dengan Hee Joo. Hee Joo terkejut dan meminta maaf pada Yoo Hyun. Yoo Hyun tersenyum tenang dan dia kemudian mengenakan jasnya, "Tidak apa-apa. Jika jas ini dipakai maka kotoran di kemeja ini tidak akan terlihat. Aku permisi." Yoo Hyun pergi dari hadapan Hee Joo yang tersenyum melihat kepergian Yoo Hyun itu.


Shi Young meminta Mi Ri untuk melengkapi formulir bekerja. Mi Ri tererlihat terkejut dan Shi Young menyadari ekspresi terkejut Mi Ri, "Kenapa? Apakah ini terlalu berlebihan?" Mi Ri sengera menggeleng, "Tidak. Aku tidak bermaksud seperti itu." Shi Young melanjutkan perintahnya itu, "Kau tuliskan resume-mu dan kemudian berikan pada Departemen Data. Tapi... Apakah karena Kampusmu(Tokyo University)tidak terlalu baik maka kau tidak di terima bekerja dimana-mana? Ini aneh..." Mi Ri kembali terkejut dan berusaha menontrol ekspresi mukanya, "Hm ini mungkin karena Kampusku terlalu bagus makanya mereka tidak menerimaku. Mereka bilang itu terlalu membebani." Shi Young berkomentar, "Jika situasinya tidak seperti ini maka hal ini sangat tidak mungkin terjadi!(Maksudnya: Kalau tidak dalam keadaan mendesak maka Mi Ri tidak akan bisa menjadi karyawan tetap). Setelah kau melengkapi datamu maka Depertemen data akan menyiapkan pengajuan Visa. Saat visa kerjamu keluar maka identitas kerjamu-pun akan segera keluar." Mi Ri mengangguk mengerti dan kemudian pergi dengan wajah panik.


Sampai di tempat penginapannya, Mi Ri langsung mencari informasi melalui internet mengenai jasa pembuatan surat kelulusan. Karena salah satu data yang harus di kumpulkan adalah surat kelulusan dan Mi Ri terlanjur berbohong pada Myung Hoon dengan mengatakan bahwa dia adalah lulusan Tokyo University.


Setelah mencari data di internet, Mi Ri mendatangi pertokoan untuk mencari jasa pembuatan surat kelulusan itu. Mi Ri melihat ada sebuah toko yang memajang surat kelulusan dan dia pun segera memasuki toko itu, "Apakah disini ada jasa pembuatan surat kelulusan?" Pelayan mengatakan bahwa mereka telah berhenti melakukan hal itu dan surat kelulusan yang ada di depan toko itu hanya sebagai pajangan saja. Mi Ri kecewa mendengarnya dan kembali mencoba mencari.

Beberapa orang yang di temui oleh Mi Ri langsung menolak karna sangat berbahaya membuat surat kelulusan palsu apalagi untuk membuat surat kelulusan dari Universitas Tokyo. Ada seorang pria yang mendengar kalau Mi Ri sedang mencari jasa pembuatan surat kelulusan dan dia pun meminta nomor telfon Mi Ri agar nanti bisa di hubungi.


Myung Hoon masih berada di Hotel dan dia melihat data diri yang sudah di masukan oleh Mi Ri namun belum ada data tentang surat kelulusan Mi Ri.


Sementara itu Lee Gwi Yeon(Istri Myung Hoon) sedang melakukan konser piano. Direktur Lee(Mertuanya Myung Hoon sekaligus Ayahnya Gwi Yeon) datang di temani oleh Direktur Choi(Seniornya Myung Hoon) dan juga Shi Young yang terlihat menguap beberapa kali karna merasa bosan.

Myung Hoon tidak datang ke konser itu dan dia memilih pulang ke rumahnya. Saat sampai di rumah, Myung Hoon mengaktifkan mesin perekam telfon dan ada 2 buah pesan. Pesan pertama dari Shi Young, "Kau ingin mati hah? Kau tidak ada di konser istrimu. Pastikan kau menelfon!" Pesan kedua ternyata dari Ibunya Myung Hoon, "Ini Ibu. Bagaimana kabarmu? Ibu baik-baik saja...." Terdengar ada suara lain di rekaman pesan itu, "Ibu apa yang kau lakukan? Kakak(Myung Hoon) apa kau tau Ibu pingsan hari ini? Huh kaka ipar(Gwi Yeon) seperti apa dia itu? Mengapa dia menelfon orang membicarakan perceraian? Kua tidak perlu berfikir dua kali tentang perceraian itu! Ada situasi seperti apa sebenarnya?" Ibu Myung Hoon memarahi adik Myung Hoon dan pesan pun selesai.

Myung Hoon pergi ke rumah Ibunya dan terkejut melihat Ibunya sedang di bawa ke ambulans. Myung Hoon bertanya pada adiknya, "Apa yang terjadi?" Adik Myung Hoon menjawab, "Sudah beberapa hari Ibu mengeluh sesak di dada. Oppa kau ini bagaimana sih? Apakah kau sudah merasa begitu hebat? Kau sudah bahagia sekarang hah?" Suami adiknya Myung Hoon langsung menenangkan adik Myung Hoon agar tidak marah-marah. Petugas ambulans meminta satu dari pihak keluarga untuk masuk kedalam ambulans dan Myung Hoon pun segera masuk kedalam ambulans. Sepanjang perjanan menuju rumah sakit Myung Hoon terus mengenggam tangan Ibunya.


Mi Ri datang ke Hotel dan masuk kedalam ruangan staff untuk membuat resume baru mengenai perjalanan karirnya. Pintu tiba-tiba terbuka dan masuk seorang Staff Hotel lainnya. Mi Ri terkejut melihatnya, "A-ada apa?" Petugas itu balik bertanya, "Sedang apa kau disini?" Mi Ri menjawab bahwa ada sesuatu yang harus dia lakukan. Petugas itu mengerti lalu meminta tanda tangan Mi Ri dan kemudian pergi. Mi Ri merasa lega saat petugas itu pergi. Mi Ri kembali di kejutkan dengan bunyi telfon, Mi Ri mengangkat telfon dan ternyata itu telfon dari resepsionis.


Gwi Yeon datang ke Hotel A bersama dengan kekasihnya dan dia meminta petugas hotel untuk menyiapkan kamar special untuknya namun petugas hotel mengatakan bahwa mereka tidak bisa menyiapkannya. Mi Ri datang dan langsung bertanya, "Ada apa ini?" Gwi Yeon menatap Mi Ri merendahkan, "Kau ini siapa? Apa kau orang baru? Ah kau pasti orang baru. Kau bahkan tidak tau siapa aku ini." Mi Ri diam saja karna dia memang tidak mengetahui siapa itu Gwi Yeon.


Shi Young datang ke Hotel dan langsung menghampiri Gwi Yeon dengan kesal. Shi Young yang melihat Mi Ri dan seorang resepsionis pun meminta agar mereka berdua itu pergi ke ruangan staff dahulu. Di dalam ruangan staff, Resepsionis itu langsung menggerutu kesal atas sikap Gwi Yeon. Melihat Mi Ri yang sepertinya tidak tau apa-apa maka resepsionis itu pun memberi tahu pada Mi Ri bahwa Gwi Yeon adalah anaknya Direktur Lee dan juga merupakan istrinya Myung Hoon. Mi Ri terkejut mendengar hal ini.

Mi Ri mencoba mengintip pembicaraan antara Gwi Yeon dan Shi Young. Mereka berdua bertengkar hingga Gwi Yeon melemparkan vas bunga ke lantai. Melihat hal ini Mi Ri langsung keluar dari ruang staff dan mencoba memisahkan Gwi Yeon dan Shi Young. Mi Ri berkata pada Gwi Yeon, "Nyonya sikap anda ini bisa membuat masalah bagi kami, tolong tenanglah." Gwi Yeon semakin marah dan langsung mendorong tubuh Mi Ri sehingga Mi Ri terjatuh dekat dengan pecahan vas dan tangannya terluka. Shi Young terkejut melihat darah dari tangan Mi Ri dan langsung memarahi Gwi Yeon.


Myung Hoon datang ke Hotel dan bertanya, "Ada apa ini?" Gwi Yeon bersikap tenang, "Sudah baik-baik saja. Hanya ada masalah kecil." Myung Hoon melihat luka Mi Ri dan menyarankan agar Mi Ri segera pergi ke klinik, Mi Ri menjawab bahwa dia baik-baik saja.

Gwi Yeon berkata ketus pada Myung Hoon, "Kau tidak datang ke Konser dan kau ternyata ada disini? Huh apakah kau takut? Apakah kau takut akan terbongkar kisah hidupmu?" Gwi Yeon lalu menunjuk kekasihnya itu, "Pria itu belum penah tinggal di Hotel Ayah jadi kami datang. Aku tidak mau pergi kemanapun jadi cepat berikan kamar untukku. Mengerti?" Myung Hoon menarik lengan Gwi Yeon dan mengajaknya agar mendiskusikan hal ini di rumah mereka, namun Gwi Yeon langsung menolak, "Aku sudah katakan bahwa aku tidak mau pergi!" Shi Young ikut kesal dan membantu Myung Hoon untuk membawa Gwi Yeon pergi. Myung Hoon langsung menyeret Gwo Yeon pergi. Sementara Mi Ri hanya melihat kejadian ini.


Myung Hoon membawa Gwi Yeon ke rumah dan menghempaskan Gwi Yeon ke kursi. Myung Hoon bertanya, "Apa yang sebenarnya kau lakukan?" Gwi Yeon tersenyum sinis dan menjawab, "Tentu saja untuk membuatmu kesal. Kau ternyata lebih bodoh dari yang aku pikirkan. Mengapa kau bertanya apa yang sedang aku lakukan hah?" Myung Hoon lelah berdebat dan meminta agar lain kali saja mereka berdebat. Melihat Gwi Yeon mulai minum, Myung Hoon menarik gelas itu hingga terjatuh dan Gwi Yeon langsung berteriak pada Myung Hoon agar tidak menyentuhnya.

Mesin perekam telfon berbunyi dan ada pesan dari adiknya Myung Hoon, "Oppa ini aku. Kau tidak mengangkat telfon HP-mu. Ibu harus di operasi sekarang juga karna ini sangat berbahaya." Gwi Yeon tertawa mendengar pesan itu, "Hm sepertinya waktu orang tua meninggal itu semakin dekat." Myung Hoon kembali bertanya, "Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?" Gwi Yeon menjawab, "Aku sudah mengatakannya, aku lelah bersamamu. Kenapa hah? Kau khawatir tidak akan mendapatkan hotel ini setelah kita bercerai?" Myung Hoon membentak Gwi Yeon, "Jangan katakan hal seperti itu! Itu tidak ada untungnya bagi kita!" Gwi Yeon tiba-tiba berkata, "Aku mencintai pria itu. Aku igin menghabiskan waktuku bersamanya. Aku akan memasak untuknya, tampil untuknya dan memiliki anak bersamanya." Myung Hoon terdiam mendengar hal itu.

Gwi Yeon kembali berkata, "Apapun itu masalah uang, aku tidak akan pernah memberikannya padamu! Ini semua barang Ayahku! Rumah, Mobil dan juga Hotel akan tetap lengkap saat kau pergi. Aku akan memberikan waktu padamu untuk mencari tempat tinggal baru. Ah, apakah kau sekarang membutuhkan uang? Bukankah Ibumu sedang sakit? Dan...." Myung Hoon memotong ucapan Gwi Yeon, "Terserah apapun ucapanmu. Yang kau inginkan adalah aku pergi kan? Baiklah...." Myung Hoon mengamil tasnya dan memasukan pakaiannya kedalam tas itu dan kemudian dia pergi. Gwi Yeon terdiam melihat kepergian Myung Hoon.


Myung Hoon merasa putus asa dan dia pun menepikan mobilnya di pinggir sungai.



FLASHBACK.

Myung Hoon adalah seorang dokter dan pada saat itu Gwi Yeon adalah pasien yang terluka di jari-jarinya. Gwi Yeon berteriak histeris dan Myung Hoon langsung membentaknya agar Gwi Yeon lebih tenang. Sikap Myung Hoon itu justru membuat Gwi Yeon menyukainya. Saat jari-jari Gwi Yeon sedang di periksa, Myung Hoon menatap fokus pada jari-jari Gwi Yeon sementara Gwi Yeon justru terus menerus menatap Myung Hoon. Gwi eon tersenyum pada Myung Hoon dan berkata, "Dokter, bagaimana jika aku menciummu?" Gwi Yeon mendekati Myung Hoon dan langsung menciumnya.


FLASHBACKEND

Myung Hoon menatap sungai itu dan terlihat sedih atas sikap Gwi Yeon dan juga karna berita mengenai Ibunya yang sakit parah.


Mi Ri keluar dari Hotel dan melihat Myung Hoon sedang berada di parkiran. Mi Ri pun menyapa Myung Hoon. Melihat Mi Ri, Myung Hoon pun bertanya, "Kau belum pulang?" Mi Ri menjawab bahwa dia baru saja mau pulang. Myung Hoon kembali memanggil Mi Ri dan mengatakan permintaan maafnya atas kejadian yang terjadi(Luka tangan Mi Ri karna Gwi Yeon mendorongnya), Mi Ri menjawab bahwa itu bukan masalah besar. Melihat ekspresi sedih di wajah Myung Hoon, Mi Ri pun bertanya, "Kau baik-baik saja? Aku pikir kau sudah pulang ke rumah." Myung Hoon menjawab bahwa di baik-baik saja. Mi Ri pamit pergi namun baru beberapa langkah dia sudah berbalik dan berkata pada Myung Hoon, "Permisi, itu.... Ah tidak jadi." Mi Ri tersenyum dan kembali melangkah pergi.


Berita mengenai pertengkaran Myung Hoon dan Gwi Yeon pun tersebar di antara karyawan. Saat Myung Hoon akan masuk ke dalam Hotel, terdengar ada 2 staff Hotel yang sedang membicarakan insiden pertengkaran Myung Hoon dan Gwi Yeon di Lobby Hotel. 2 Staff Hotel itu menyadari kedatangan Myung Hoon dan mereka pun otomatis langsung terdiam.


Keesokan paginya Mi Ri datang ke kantor dan melakukan scan kartu kerjanya untuk membuka pintu masuk namun kartu milik Mi Ri itu tidak bisa di gunakan. Mi Ri terlihat sangat panik. Myung Hoon datang dan bertanya pada Mi Ri, "Apa ada yang salah?" Mi Ri menutupinya dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Myung Hoon lalu membuka pintu dengan scan kartu kerjanya dan Mi Ri pun bisa ikut masuk. Mi Ri sudah mau pergi ke ruangan staff namun Myung Hoon memanggilnya, "Jang Mi Ri, apakah lenganmu baik-baik saja?" Mi Ri menjawab bahwa dia baik-baik saja. Kemudian Mi Ri segera pergi.


Mi Ri menanyakan masalah kartu kerjanya ini pada salah satu staff. Staff itu menggerutu, "Apa ini? Dta dari luar negeri. Seharunya jika kau memasukan data dengan kewarganegaraan asing maka akan secara otomatis muncul tanggal kedatangan. Ini pasti karna masalah Visa dan hubungan diplomatik. Ah kau belum menyerahkan data-datamu." Mi Ri terlihat panik dan mengatakan bahwa dokumen kelulusannya itu sedang di antar dari Jepang. Staff itu kembali berkata, "Hm ada kemungkinan kau dibatalkan untuk bergabung dengan Hotel ini. Maksudku ya kau memiliki pendidikan yang baik, mengapa tidak bekerja di Jepang? Masalah seperti ini hanya memberatkan kami. Kau tolong pastikan bahwa surat kelulusanmu itu akan di fax sesegera mungkin. Kau tidak mau gagal bekerja disini hanya karna masalah ini kan?" Staff itu lalu pergi dan perkataan staff itu membuat Mi Ri semakin panik.

HP Mi Ri berbunyi dan ternyata ada pesan dari orang yang dulu meminta nomor Mi Ri untuk masalah jasa pembuatan surat kelulusan. Orang itu meminta agar mereka segera bertemu.


Saat melewati Lobby Hotel, Mi Ri mendengar ada seseorang yang berbahasa Jepang dan ternyata itu adalah Hirayama. Hirayama menunjukan foto Mi Ri dengan rambut palsu berwarna merah pada pihak Hotel, "Apakah kau pernah melihat wanita ini?" Pihak Hotel meminta maaf karna mereka tidak bisa memberitahu data mengenai tamu hotel. Hirayama terlihat kecewa dan dia hanya meningglkan nomor telfonnya dan kemudian pergi.

Melihat kepergian Hirayama itu dengan cepat Mi Ri juga ikut pergi dan langsung menaiki taxi.


Staff hotel menghampiri Myung Hoon dan menjelaskan masalah yang terjadi mengenai Mi Ri. Staff itu mengatakan bahwa Mi Ri harus segera memasukan datanya agar visa kerjanya segera di proses. Myung Hoon bertanya, "Apakah waktu akhirnya bisa di perpanjang?" Staff itu mengatakan bahwa waktu bisa di perpanjang 4 hingga 7 hari. Myung Hoon mengangguk mengerti.


Yoo Hyun bersama Chul Jin dalam perjalanan menuju Mondo Group. Chul Jin bilang bahwa dia berharap tidak akan ada kesalahan pada data yang telah mereka buat. Yoo Hyun tersenyum dan berkomentar, "Jangan khawatir. Tidak akan ada. Aku sudah memeriksanya semalam." Chul Jin terkejut, "Sendiri? Kau membaca seluruhnya sendiri? Ya jangan seperti itu, kau membuatku takut." Yoo Hyun hanya tersenyum menanggapi ucapan Chul Jin.

Mereka berdua sudah tiba di gedung Mondo Group. Saat akan masuk, Chul Jin mendapatkan telfon makanya dia meminta agar Yoo Hyun duluan saja yang masuk kedalam. Yoo Hyun masuk kedalam gedung dan para staff langsung menyambutnya.


Hee Joo yang sedang menelfon meminta pada yang sedang dia telfon itu agar menelfon lain kali karna dia sedang terburu-buru. Hee Joo segera masuk kedalam lift dan dia berdiri di samping Yoo Hyun. Yoo Hyun melihat Hee Joo memasang papan nama dan dia tersenyum. Merasa di perhatikan maka Hee Joo berkomentar, "Oh aku datang untuk berpartisipasi dengan perekrutan design." Hee Joo menatap wajah Yoo Hyun dan dia ingat kejadian di Hotel A saat baju Yoo Hyun basah, "Ah kau! Apakau ingat aku? Beberapa hari yang lalu di Hotel A. Di koridor itu aku menumpahkan cairan padamu." Yoo Hyun tersenyum dan mengatakan bahwa dia ingat.

Beberapa orang di dalam lift itu keluar dan mereka tidak sengaja menyenggol tas Hee Joo sehingga gantungan tas itu terjatuh. Hee Joo mencoba mengajak Yoo Hyun mengobrol, "Ah apakah kau sudah membersihkan kemejamu itu?" Yoo Hyun menjawab bahwa bajunya sudha bersih kembali jadi Hee Joo tidak perlu khawatir. Hee Joo lalu menawarkan diri untuk meneraktir Yoo Hyun sebagai permintaan maaf. Saat Hee Joo sedang memikirkan makanan yang bisa dia buat, Yoo Hyun memotong ucapannya iu, "Hmm bukankah kau harunys turun di lantai 10?" Hee Joo panik karna lantai 10 sudah terlewat dan dia dengan cepat berhenti di lantai 15.

Saat Hee Joo berhenti di lantai 15, Yoo Hyun bertanya, "Mengapa kau berhenti disini?" Hee Joo merasa malu dan bilang bahwa dia bisa turun ke lantai 10 dengan menuruni tangga. Yoo Hyun tersenyum mendengarnya. Yoo Hyun melihat ke lantai lift dan dia menemukan gantungan Hee Joo yang terjatuh itu kemudian dia mengambilnya.


Yoo Hyun merapihkan pakaiannya dan kemudian masuk kedalam gedung rapat bersama dengan Lee Hwa. Yoo Hyun membungkuk memberi salam dan kemudian naik ke atas podium untuk menyampaikan pendapatnya tentang Bisnis Korea dan dia menggunakan Bahasa Inggris. Lee Hwa yang melihat Yoo Hyun ini pun merasa sangat bangga. Chul Jin ikut bertepuk tangan dan mengangkat dua jempol untuk Yoo Hyun.


Mi Ri pergi ke tempat yang sudah di janjikan dan bertemu dengan orang yang waktu itu meminta nomor telfonnya. Orang itu mengajak Mi Ri masuk ke salah satu tempat yang sangat jauh dari jalan utama dan di tempat itulah ada orang yang membuat jasa surat kelulusan. Orang yang membuat surat kelulusan itu bertanya pada Mi Ri, "Sekolah mana?" Mi Ri dengan cepat menjawab, "Universitas of Tokyo." Kemudian Mi Ri juga menyerahkan data-datanya. Orang itu berusaha membuat surat kelulusan itu sementara Mi Ri menunggunya.


Staff hotel mendatangi Myung Hoon dan meminta tanda tangan Myung Hoon untuk meminta pada imigrasi agar visa Mi Ri di perpanjang untuk 1 minggu.


Myung Hoon bertemu dengan Gwi Yeon untuk mengurus perceraian mereka. Pengacara berkata, "Setelah kalian berdua setuju dan lagi karna kalian tidak memiliki anak maka satu bulan lagi kalian bisa pergi ke pengadilan untuk menyelesaikan kasus perceraian ini dan perceraian akan selesai. Dan lagi Tuan Jang Myung Hoon sudah setuju mengenai aset. Jadi, apakah ada yang kalian bicarakan kembali?" Gwi Yeon berdiri dari duduknya, "Tidak ada. Ini sudah wkatunya penerbanganku." Para pengacara itu berdiri dan segera keluar ruangan.

Gwi Yeon kembali duduk dan bertanya pada Myung Hoon, "Ada yang ingin kau katakan? Katakan segera karna aku tidak memiliki banyak waktu. Kenapa? Karena kau sudah mengembalikan semuanya maka kau merasa sedih? Huh sesungguhnya aku ini apa dimatamu?" Myung Hoon mulai berbicara, "Maaf. Terlalu banyak kata maaf yang tidak aku ucapkan." Gwi Yeon tertawa dan berkata, "Jangan salah paham. Akulah yang meminta perceraian ini." Myung Hoon melanjutkan ucapannya, "Aku seharusnya membuat kau bahagis. Tapi sepertinya kau justru kesepian. Apalagi rumor mengenai 'Menantu yang di bawa ke keluarga kaya'. Sebagai seorang laki-laki aku rasa ini tidak cukuo. Maafkan aku. Tapi aku sungguh yakin bahwa pada saat itu perasaanku adalah Cinta." Mata Gwi Yeon terlihat berkaca-kaca, "Dasar brengsek!" Myung Hoon mengatakan ucapan terakhirnya pada Gwi Yeon, "Kau harus bahagia...." Myung Hoon meninggalkan tempat itu dan terlihat bahwa Gwi Yeon menangis.


Myung Hoon pergi ke pinggir sungai dan melihat ada keluarga yang sedang bermain-main bersama. Hal itu membuat Myung Hoon sedih karna kehidupan keluarganya justru harus berakhir.


Staff hotel mengatakan pada Mi Ri mengenai Myung Hoon yang menandatangani surat permintaan pada imigrasi agar visa Mi Ri di perpanjang 1 minggu. Mi Ri terlihat senang dan juga merasa lega. Mi Ri lalu menanyakan keberadaan Myung Hoon pada staff Hotel.


Myung Hoon kembali ke hotel dan pada saat dia akan berjalan menuju Lobby Hotel, Dia mengurungkan niatnya dan memilih duduk di dekat taman Hotel.

Mi Ri baru keluar dari Hotel dan dia melihat Myung Hoon sedang duduk sendirian makanya dia pun segera menghampirinya untuk mengucapkan terima kasih.

Mi Ri duduk di samping Myung Hoon dan kemudian mengucapkan rasa terima kasihnya karna Myung Hoon sudah sangat membantunya. Myung Hoon bertanya, "Apakah hal ini sangat penting hingga kau berterima kasih padaku?" Mi Ri menganggukan kepala dan bilang bahwa hal ini mungkin tidak penting bagi Myung Hoon namun sangat berharga bagi Mi Ri. Myung Hoon terdiam sesaat dan kemudian menanyakan kehidupan Mi Ri, "Kau pergi ke Jepang karena di adopsi?" Mi Ri menganggukan kepalanya.

Myung Hoon tiba-tiba saja membahas kehidupannya, "Aku juga memikirkan untuk mengadopsi. Aku berfikir, jika aku memiliki anak maka itu adalah hal yang baik. Tapi... Itu tidak akan mengubah apapun." Mi Ri kelihatan bingung dan dia pun memberanikan diri bertanya, "Apakah kau bertengkar dengan istrimu? Mengapa kau tidak membujuknya? Kau akan menjadi seorang Ayah yang sangat baik." Myung Hoon tertawa miris, "Kami sudah berpisah. Bukankah lebih baik mendengar hal ini langsung dariku, dari pada dari rumor yang beredar?" Mi Ri terdiam sesaat dan kembali berkomentar bahwa Myung Hoon pasti akan menjadi Ayah yang sangat baik. Myung Hoon berkata, "Sangat menyedihkan. Apakah kau pikir aku akan menjadi Ayah yang baik? Aku senang kau mengatakannya padaku. Aku sudah lama tidak mendengar pujian untukku. Hmm aku orang yang baik?....."

Mi Ri kasihan melihat wajah Myung Hoon yang terlihat sedih, "Apakah kau merasa kesepian?" Myung Hoon tersenyum, "Hari ini aku tidak begitu bahagia. Tapi terima kasih padamu karena kau membuatku jauh lebih baik." Mi Ri tersenyum mendengarnya.


Yoo Hyun mendatangi pengurus penginapan untuk memberikan kue beras karna di Korea ada tradisi memberikan kue beras pada tetangga baru. Yoo Hyun ingat kalau di kantong plastik itu ada ice cream untuk Mi Ri makanya dia mengambil ice cream itu padahal awalnya kantong plastik berisi kue beras dan ice cream itu sudah di berikan pada pengurus penginapan. Yoo Hyun bertanya pada pengurus penginapan, "Ngomong-ngomong... Mengenai gadis yang menginap di kamar depanku itu, apa yang dia lakukan disini?" Pengurus itu balas bertanya, "Jang Mi Ri?" Yoo Hyun tersenyum karena akhirnya mengetahui nama Mi Ri, "Jadi namanya Jang Mi Ri? Hm aku tidak begitu mengetahui tentangnya, namun matanya sangat indah." Pengurus penginapan berkomentar bahwa dia tidak apa yang di lakukan oleh Mi Ri di Korea. Yoo Hyun terenyum dan berjalan ke arah kamarnya.

Di depan kamarnya Mi Ri, Yoo Hyun terdiam sesaat sambil menatap ice cream yang tadi dia beli untuk Mi Ri. Namun karena Mi Ri belum juga pulang, maka Yoo Hyun pun kembali masuk kedalam kamarnya.


Mi Ri sedang berada di tempat untuk membuat surat kelulusan palsu. Pembuatnya itu mengeluh dan bilang pada Mi Ri bahwa dia sepertinya tidak bisa membuat surat kelulusan palsu atas nama Tokyo University karna sangat sulit untuk mencocokan tulisannya. Pembuat surat itu bertanya pada Mi Ri, "Apakah kau punya sertifikat yang asli? Jika ada maka kami jauh lebih mudah untuk menirunya." Mi Ri kembali kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan.


Di kamar hotelnya Nakamura terjadi kekacauan. Myung Hoon, Shi Young dan Asisten Kim pun segera pergi menuju kamar hotel Nakamura. Myung Hoon bertanya pada Asisten Kim mengenai kekacauan yang terjadi, "Apa sebenarnya yang terjadi?" Asisten Kim menjawab bahwa ada staff cleaning service yang menggunakan kamar mandi di kamar Nakamura karena dia tiba-tiba merasa sakit perut. Myung Hoon lalu menanyakan keberadaan Mi Ri, Shi Young segera menjawab bahwa Mi Ri sedang pergi keluar.

Myung Hoon sampai di kamar Nakamura dan staff cleaning service itu keluar dari kamar Nakamura sambil menangis dan memegangi pipinya. Nakamura langsung marah pada Myung Hoon, "Sebenarnya apa yang kau ajarkan pada staffmu itu hah? Apakah itu sikap yang baik?" Myung Hoon meminta maaf dan dia lalu menuju kamar mandi di kamar Nakamura untuk melihat kekacauan yang ada.

Ternyata kamar mandi itu sangat berantakan karena Nakamura marah-marah di dalam kamar mandi itu. Bahkan tutup closet pun pecah di lantai. Myung Hoon menutup pintu kamar mandi dan segera merapihkannya. Di luar kamar itu, Nakamura meminta pada Shi Young agar di carikan hotel yang baru. Shi Young menunduk meminta maaf lalu masuk kedalam kamar mandi untuk melihat apa yang sedang di kerjakan Myung Hoon. Shi Young terkejut saat melihat Myung Hoon sedang merapihkan kamar mandi.

Nakamura masuk kedalam kamar mandi dan kembali marah, "Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak dengar yang aku ucapkan?" Myung Hoon meminta maaf kembali pada Nakamura, "Karena aku adalah Manager dan mendengar keluhan dari pelanggan, tentu saja aku tidak bisa tinggal diam hanya untuk menunggu staff cleaning service membersihkan ini. Makanya aku sendiri yang akan melakukannya. Jika anda menginginkan hotel lain maka aku akan segera menyiapkannya. Mohon menunggu sebentar." Nakamura terdiam karna melihat sikap Myung Hoon itu dan kemudian dia menanyakan layanan RVIP yang akan di adakan oleh Myung Hoon. Myung Hoon dengan segera menjelaskan layanan itu, "Ya. Aku akan menyiapkan kamar sambung di sebelah kamar anda sehingga aku bisa standby selama 24 jam." Nakamura mengangguk mengerti dan akhirnya dia bilang bahwa dia setuju dengan hal itu nantinya dia akan mengirimkan anak perdana menteri Jepang untuk datang ke Hotel A dan dia berharap tidak akan ada kesalahan lagi di lain waktu. Myung Hoon dan Shi Young pun mulai dapat bernafas lega.


Myung Hoon, Shi Young dan Asisten Kim berjalan keluar dari kamar Nakamura. Asisten Kim bernafas lega dan kemudian dia berkomentar mengenai kedatangan anak dari perdana menteri Jepang. Shi Young ikut berkomentar dengan mengatakan bahwa ini merupakan langkah yang baik untuk publisitas Hotel mereka. Shi Young lalu bertanya, "Lalu apakah kita harus mulai menyiapkan segalanya? Bukankah itu artinya kita memerlukan pelayan yang dapat berbahasa Jepang?" Myung Hoon terdiam sesaat dan menjawab, "Coba untuk menyeleksi para pekerja dan pilihlah orang-orang yang mampu." Shi Young kembali bertanya, "Bagaimana dengan Jang Mi Ri?" Myung Hoon terlihat kecewa dengan sikap Mi Ri yang meninggalkan pekerjaan padahal ini masih waktunya bekerja, "Panggil dia dan katakan agar dia membereskan barang-barangnya untuk pemindahan departemen."


Hee Joo selesai mengikuti selesksi pekerjaan dan dia segera berlari menuju stasiun kereta. Di dalam kereta, Hee Joo menerima telfon dari Asisten Kim. Hee Joo terlihat sangat panik, "Ada apa? Apakah ada keluhan padaku?" Asisten Kim mengatakan bahwa dia mau membahas mengenai PPA (Pelayanan tamu khusus)


Mi Ri kembali ke Hotel A dan dia terkejut saat melihat ada pengumuman mengenai pemindahan Mi Ri dari pelayanan tamu khusus ke departemen lain. Mi Ri segera mendatangi Shi Young untuk mengeluhkan hal ini, "Bukankah ini terlalu berlebihan? Mengapa aku harus bertanggung jawab penuh atas kesalahan dari satu orang?" Shi Young bertanya, "Jadi kau pikir kau ini tidak bersalah?" Mi Ri memohon agar Shi Young memikirkan kembali pemindahan kerjanya itu. Shi Young kesal melihat sikap Mi Ri, "Ini bukan keputusanku. Ini adalah keputusan Manager(Myung Hoon)."

HP Shi Young berbunyi dan dia berbicara sebentar dengan si penelfon. Setelah mematikan telfonnya, Shi Young menatap Mi Ri, "Aku baru mendapat informasi bahwa kau harus segera meninggalkan Korea." Mi Ri terkejut mendengarnya. Shi Young bertanya bingung, "Mengapa sangat sulit hanya untuk mengirimkan surat kelulusan dari Jepang ke Korea? Kau pikir Tokyo itu adalah Eropa hah? Apa yang harus di khawatirkan? Kau bahkan bisa makan dan minum dengan nyaman di Jepang." Mi Ri tersinggung dengan ucapan Shi Young, "Apa kau ingin membuatku kembali ke Jepang hah?" Shi Young bingung dengan sikap Mi Ri, "Kau ini kenapa? Aku hanya meminta surat kelulusanmu. Kenapa? Apa ada sesuatu yang salah?" Mi Ri takut di curigai makanya dengan cepat dia meminta maaf. Shi Young sudah lelah berdebat makanya dia langsung bilang kalau masalah ini sudah selesai dan perusahaan tidak akan melanjutkan untuk mempekerjakan Mi Ri.

Mi Ri sangat kesal dengan keputusan itu dan dia berniat untuk protes langsung pada Myung Hoon. Namun saat dia sudah sampai di depan ruangan Myung Hoon, dia membatalkan niatnya itu dan segera turun kembali ke lobby.


Saat di lobby, Mi Ri bertabrakan dengan Hee Joo yang sedang terburu-buru. Hee Joo masuk kedalam lift dan Mi Ri terkejut saat melihat wajah Hee Joo itu. Tanpa pikir dua kali, Mi Ri pun langsung melewati tangga darurat untuk mengejar Hee Joo karena dia ingat bahwa Hee Joo itu adalah lulusan Tokyo University dan tentu saja dia bisa menggunakan surat kelulusannya Hee Joo.


FLASHBACK...

Mi Ri bersama Hirayama mengunjungi Tokyo University dan mereka membeli t-shirt dengan lambang tokyo University di toko souvenir yang ada di Tokyo Univeristy itu. Hee Joo sedang berjalan bersama temannya dan dia menghentikan langkahnya saat melihat Mi Ri. Hee Joo menghampiri Mi Ri dan memberanikan diri bertanya, "Apa kau Jang Mi Ri? Aku Moon Hee Joo. Kau ingat?" Mi Ri tersenyum dan bilang bahwa dia ingat. Melihat kaos Tokyo University yang di pakai oleh Mi Ri, Hee Joo pun bertanya, "Apa kau kuliah disini? Aku tidak pernah melihatmu." Mi Ri tersenyum dan berbohong, "Oh ya. Aku sudah lulus." Hee Joo tersenyum, "Benarkah? Aku baru akan lulus tahun ini."


FLASHBACK END...

Mi Ri terus mengikuti Hee Joo dan ternyata Hee Joo pergi ke ruangan karyawan Hotel untuk bertemu dengan Shi Young. Hee Joo kenal dengan Shi Young karena Ayah mereka berdua juga saling mengenai. Hee Joo dan Shi Young mengobrol akrab, sementara Mi Ri terus saja mendengarkan percakapan mereka berdua dengan sembunyi-sembunyi.


Selesai menemui Shi Young, Hee Joo kemudian pergi ke halte bis. Mi Ri lagi-lagi mengikutinya. Saat Bis sudah datang, Hee Joo segera masuk ke dalam Bis dan tentu saja Mi Ri juga ikut masuk kedalam bis. Di dalam bis, Mi Ri melihat ada pria yang sedang membawa banyak buku dan dia pun mendapatkan sebuah ide. Mi Ri sengaja menabrak pria itu sehingga buku-buku terjatuh dan membuat orang-orang di dalam bis langsung menatapnya. Hee Joo yang mengenali Mi Ri pun langsung tersenyum senang, "Apa kau Jang Mi Ri?" Mi Ri pura-pura baru melihat Hee Joo, "Oh... Hee Joo ah...." Mi Ri ikut tersenyum menatap Hee Joo.

Related Posts by Categories

0 komentar: