Sinopsis Wild Romance Episode 5

Posted: Senin, 20 Februari 2012 by khyunkhyun in Label:
0

Rundown (tempat lari diantara 2 base. Artinya, situasi yang membuatmu tak dapat mundur atau keluar
Eunjae teringat kembali perkataan Muyeol, “tak punyakah kau sesuatu yang tak ternilai harganya dan kau tak ingin kehilangannya?”

“Tidak, aku tidak punya”katanya sambil memalingkan muka dan kembali tidur.

Muyeol kembali ke rumahnya bersama dengan direktur Jang, wajahnya tampak sangat lesu.
Muyeol mendatangi rumah Dongsu. Keluarga Dongsu kaget melihat kedatangan Muyeol, Dongsu pikir setelah kejadian di Jepang dia tidak mau menemui mereka lagi. Mereka bertiga minum bersama, wajah Muyeol tampak muram.
Dongsu bertanya ada apa, tapi Muyeol hanya menjawab bahwa hal di dunia ini akan pergi satu persatu.




Setelah mengantar Muyeol pergi, Dongsu dan Sooyung berbincang sebentar. Sooyung menyimpulkan, dengan melihat wajah Muyeol, sepertinya dia memikirkan Jonghee.

Sooyung benar, di taksi, Muyeol memikirkan kalungnya yang hilang. Dia meraba lehernya, tempat kalung itu biasa tersimpan.
Eunjae datang ke tempat Dongsu dan Sooyung. Dengan membawa buket bunga dia ingin meminta maaf kepada Sooyung atas kesalahpahamannya. Sooyung akhirnya menerima bunga itu. Eunjae menyesal sekali. Sooyung kemudian bercerita, sahabatnya dan Muyeol berpacaran di kampus, itulah bagaimana Sooyung dan Dongsu bisa bertemu. Sejak itu mereka berempat selalu pergi bersama.
Eunjae baru mengerti perkataan Muyeol saat di mobil, ketika dia teringat masa lalu. Ternyata masa lalu itu adalah dengan pacarnya (bukan dengan Sooyung). Cincin yang ada di kalung Muyeol yang sekarang hilang juga ada hubungannya dengan pacar pertama Muyeol.
Eunjae baru mengerti kalau cincin itu sangat berharga, tapi bagaimana bisa dia berkencan dengan banyak gadis, bahkan ditipu oleh seorang wanita?
Manager Kim datang ke rumah Dongah untuk berdiskusi dengannya. Dongah berkata, sesuai surat itu, dan foto yang merusak gambar mata, penguntit itu punya pola. Semuanya tentang mata. Manager Kim membenarkan, juga soal metanal. Akibat dari metanal adalah kebutaan.
Manager Kim merasa Dongah pantas diberi honor, karena dia sudah bekerja keras. “Apa yang kau inginkan?”
Apa yang kau inginkan? Dongah berpikir sebentar, “…sayangku? Ihihihihi..” lalu dia tertawa. Ni Dongah ketawa nya serem, rada-rada ni orang. Manager Kim bengong. Bengong apa takut lihat tingkah Dongah, manager Kim?
Ternyata Dongah teringat dengan wanita yang menjebak Muyeol. Dongah merasa pernah melihat perempuan itu di suatu film. Filmnya berjudul “Lust and caution”. Tiga tahun lalu, dia ingin menjadi penulis film bergenre itu (waduh..).
Ternyata manager Kim belum tahu kalau Muyeol pernah dijebak oleh seorang wanita.
Akhirnya manager Kim dan Dongah menonton film itu. Film itu memang dibintangi oleh si wanita penjebak.
Kemudian datang Eunjae. Dia kaget melihat manager Kim, dan lebih kaget lagi melihat manager Kim dan Dongah yang sedang menonton film aneh. Dia salah faham, mengira manager Kim dan Dongah sedang melakukan sesuatu. Eunjae pun mundur teratur.



Tapi manager Kim memanggilnya, dia ingin bertanya tentang wanita penjebak itu

Dongah mengantarkan manager Kim pulang, sebelumnya dia memerintahkan Eunjae untuk menonton film itu. “Kau sudah gila? Jangan bilang dia kalau kita suka nonton itu!”kata Eunjae. Ahahaha..

Dengan santai Dongah berkata kalau wanita penjebak itu ada di dalam film.
Eunjae : “Apa?”





Eunjae datang ke rumah Muyeol pagi-pagi sekali dan langsung menunjukan film itu. “Idiot!! Kau sudah gila?” itulah reaksi Muyeol. Tapi akhirnya mereka berdua menontonnya. Muyeol menyuruh Eunjae mencari nama pemeran perempuannya, tapi ternyata bukan nama asli yang dipakai.

Kemudian Tuan Jang datang. Dia heran kenapa Eunjae ada di situ. Tuan Jang juga melihat gambar aneh di tv (jiah, salah paham kaya Eunjae nih) lalu menyuruh Eunjae keluar. Di luar tuan Jang mengingatkan lagi peraturan bodyguardnya yaitu tidak boleh mempunyai perasaan khusus kepada kliennya.
Muyeol kemudian datang dan meminta Eunjae untuk menjadi bodyguardnya kembali. Muyeol beralasan harus mereka yang menyelesaikan kasus dengan wanita penjebak itu. Eunjae berkilah, “Selesaikan saja sendiri, aku hanya memberi petunjuk.”. Muyeol menimpali, kalau ponsel itu tidak kau jual, kasus ini pasti sudah selesai.
Eunjae dan Muyeol menunggu Dongah yang sedang mencari informasi di suatu PH.
“Ku dengar cincin itu milik mantan pacarmu.”kata Eunjae. Muyeol bertanya darimana dia tahu, Eunjae hanya berkata kalau dia punya informan. “Kau masih belum bisa melupakannya?”tanya Eunjae lagi. Muyeol tidak mau menjawab, dia malah mengalihkan pembicaraan. Eunjae malah meledek Muyeol yang tersipu-sipu ^^
Akhirnya Dongah datang juga. Dia tidak mendapatkan kontar dari produser itu, tapi dia mendapatkan film lain.
Mereka bertiga pergi ke rumah Muyeol untuk melihatnya.
Dongah sudah mengingatkan sejak awal kalau film ini sangat membosankan.
Kemudian film itu menampilkan dua pasangan remaja yang sedang bersepeda di bawah guguran daun. Eunjae dan Muyeol masih konsentrasi nonton. Dongah sudah nguap lebar sekali.


Beberapa waktu kemudian, Eunjae sudah mulai ngantuk. Muyeol bête berat mukanya. Dongah sudah klesetan (bahasa indonesianya klesetan apa ya?)

Waktu berlalu, tiga-tiganya mulai teler. Tapi wanita itu belum muncul di film.

Manager Kim datang. Awalnya dia datang membawa dokumen untuk Muyeol, tapi akhirnya ikut bergabung nonton bareng.
Mereka nonton sambil makan. Manager Kim yang melihat rok Dongah yang super mini kemudian menutupinya dengan jasnya (Oh, so sweet..) dan berkata. Aku suka film ini. *ding* semua diam. Muyeol : “jangan lihat filmnya, perhatikan wajahnya!”


Dongsu termenung membuka album foto yang berisi kenangan saat muda, saat dia bermain baseball. Kemudian dia membereskan isi lokernya. Bersiap untuk pergi.

Di tempat lain, waktu yang sama, Muyeol sedang menandatangani kontrak baru dengan Red Dreamers. Semuanya bersukacita, kontras dengan keadaan Dongsu.

Wartawan Koh datang dan melihat Dongsu yang sedang bersedih. “Setelah permainan terakhir, jika kau bersandar di lokermu, dan air matamu menetes, berarti dia benar-benar mencintai baseball.”katanya memberi semangat pada Dongsu.
Dongsu mencabut kertas bertuliskan namanya yang tertempel di pintu loker. Itu perpisahan terakhir Dongsu. “Apa sudah 20 tahun?”tanya reporter Koh. Dongsu membenarkan, 25 tahun. “Kau sudah bermain dengan bagus”kata reporter Koh lagi. Dongsu tersenyum mendengarnya.
Eunjae bertanya pada Muyeol berapa nilai kontrak yang dia dapatkan. “1 juta?“, Muyeol hanya tersenyum. “2 juta?”, Muyeol senyum lagi. “3 juta? Lebih?”, Muyeol hanya menjawab, “itu kan bukan uangmu, mengapa kau peduli”.
Ternyata Park Muyeol dikontrak 5 juta untuk 5 tahun. Wanita penjebak menonton itu di tv. Wanita penjebak itu juga mempunyai foto Muyeol yang bagian matanya dirusak, dan kalung Muyeol juga ada di sana.
Pada jumpa fans anggota Red Dreamers, wanita penjebak juga datang. Eunjae mengenali wanita itu. Si wanita penjebak langsung mendatangi Muyeol. Muyeol kaget melihatnya, Eunjae langsung berdiri dibelakang Muyeol.
Sambil mengedipkan mata, wanita itu menyapa Muyeol, “Anyeong..” Muyeol hanya menatapnya. Si wanita itu bertanya mengapa malam itu dia pergi begiu saja. Muyeol beralasan dia ketinggalan sesuatu. “Apa itu, ya?”tanya wanita itu sambil mengeluarkan kalung Muyeol yang dipakainya. Ish, nyebelin banget ni orang.
Muyeol dan Eunjae shock melihatnya. Muyeol ingin mengambilnya, tapi ditahan oleh Eunjae karena di sekelilingnya ada banyak wartawan.
Hal ini juga tidak luput dari perhatian wartawan Koh. Dengan terpaksa Muyeol menuliskan nomor telponnya pada bola baseball dan memberikannya pada wanita itu.
Wanita iu pergi bersama laki-laki bertato. Wartawan Koh sempat memotret plat nomer mobil yang mereka naiki.
Wartawan Koh bertanya pada polisi kenalannya. Polisi itu menjawab sambil menunjukan foto laki-laki bertato yang sama. “Mengancam dan memeras. Dia sudah melakukan tiga pemerasan.”kata polisi itu “Dia germo dari wanita penjebak itu”. Wartawan Koh kaget mendengarnya.
Di rumahnya, Muyeol dan Eunjae menunggu telpon dari wanita penjebak itu. Mereka berdua duduk dan memandangi ponselnya Muyeol. Wajah mereka berdua tegang sekali.
Di tempat lain, laki-laki bertato sedang mempersiapkan lokasi penjebakan. Mereka akan merekam pertemuan Park Muyeol dengan wanita penjebak. Park Muyeol benar-benar akan dijebak.
Si laki-laki bertato bertanya kepada wania penjebak, apa dia punya dendam dengan Park Muyeol, mengapa dia bersemangat sekali menjebaknya. Si wanita beralasan hanya menginginkan uangnya.
Akhirnya si wanita penjebak menelponnya.
Di tempat parkir, wartawan Koh juga mengawasi Muyeol. Dia melihat-lihat foto di kameranya. Dia menangkap saat Muyeol menuliskan nomor ponselnya di bola baseball.
Muyeol dan Eunjae pergi menemui wanita itu. Wartawan Koh mengikuti mereka berdua.
Muyeol dan Eunjae datang ke tempat yang sudah wanita itu tentukan. Laki-laki bertato sudah menunggu mereka, dan menyuruh mereka masuk ke sebuah kamar. Sepertinya itu tempat karaoke. Ada lampu disko nya soalnya.
Eunjae melihat tempat itu. Moyeol langsung meminta cincinnya kembali. Si wanita penjebak menyuruhnya minum sediki terlebih dahulu. Muyeol ingin buru-buru. Tapi wanita itu masih menahannya.
Wanita penjebak menanyakan tentang asal usul cincin itu. Sepertinya Muyeol tidak ingin Eunjae mengetahuinya, jadi dia menyuruh Eunjae keluar.
Eunjae jelas menolak. Dia berkata, “jangan pedulikan aku, aku hanya tembok. Aku tidak melihat dan mendengar apa-apa”. Tapi Muyeol tetap menyuruhnya keluar.
Dengan frusasi, Eunjae akhirnya keluar juga.
Wanita penjebak itu mencoba berbasa-basi dengan Muyeol. Muyeol menanggapinya dengan ogah-ogahan. Wania penjebak itu berkata sebenarnya dia tidak menyukai Muyeol. Tapi pada suatu wawancara Muyeol terlihat begitu bersinar, dan dia tidak menyukai sesuatu yang bersinar. “Kalau melihatnya, aku ingin menenggelamkannya ke dalam lumpur. Kurasa kau tidak tahu perasaan ini.”katanya. Muyeol berkata “Tidak. Jadi kembalikan cincin itu padaku.”
Wanita penjebak itu mencopot kalungnya, tempat cincin itu tergantung. Ambillah.
Muyeol langsung bangkit dari kursi dan mengambil kalung itu. Dia memegangi tangan si wanita penjebak. Tapi wanita penjebak tetap menggenggam kalung itu, tidak mau melepaskannya. Tanpa sengaja Muyeol mendorongnya ke sofa. Dan dengan sengaja wanita penjebak itu menariknya juga. Sekarang mereka berdua dalam posisi seperti Muyeol akan memperkosa wanita itu. Dan mereka masuk dalam area kamera. Terekamlah semua.
Sudah dalam posisi yang bagus, si wanita penjebak kemudian menjerit. Tingkah lakunya benar-benar seperti wanita yang akan diperkosa. Muyeol bingung kenapa dia bertingkah seperti itu.
Orang-orang yang ada di luar ruangan mendengar teriakan wanita itu. Eunjae langsung masuk ke ruang karaoke. Si wanita penjebak meminta tolong. Muyeol mendapatkan cincinnya. Tapi si wanita masih berbaring di sofa. Semua orang mengintip lewat pintu yang terbuka. Si wanita penjebak tersenyum menang.
Muyeol sadar dia dijebak. “Bukan aku.”katanya.
“Apa yang kau lakukan?”kata laki-laki bertato yang sudah di depan pintu.
Eunjae langsung memukul laki-laki itu kemudian menutup pintunya. Setelah itu dia menarik sofa agar pintu susah dibuka. Laki-laki bertato dan beberapa orang lain yang tidak tahu apa-apa ada diluar berteriak agar pintu dibuka. Datang juga pelayan karaoke.
Muyeol dan Eunjae menduduki sofa tersebut agar pintu tidak bisa dibuka. Si wanita penjebak diam saja. laki-laki bertato masih mencoba menggedor-gedor pintu.
“Kenapa?”tanya wanita penjebak. Matanya berkaca-kaca. “Hentikanlah.”kata Eunjae
“Kau tidak tertipu?”kata wanita itu lagi. “Dari mana kau tahu? Apa aktingku buruk?”
“Tidak, aktingmu bagus.”kata Eunjae sambil tetap menahan pintu. “Aku kenal dengan pria ini. Dia tidak seburuk itu. Dia cuma egois, brengsek, dan sedikit jahanam. Dia juga temperamental. Makanya dia tak mungkin melakukan ini.”. (Eunjae ini memuji Muyeol sambil menghinanya, hahaha)
Muyeol protes dan mengeplak kepala Eunjae. Dia bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Eunjae mengambil ponselnya dan menelpon direktur Jang. Eunjae meminta direktur Jang yang sedang tidur menggunakan baju tidur yang ada topi kaya baju tidur cewek Eropa, mengumpulkan beberapa orang dalam waktu 15 menit. Direktur Jang sangsi bisa melakukannya. Tapi Eunjae membujuknya dengan kantor yang ada elevatornya. “Kalau kau bisa sampai di sini sebelum polisi datang, klien kita (baca:Muyeol) akan bersedia membantu!”kata Eunjae lagi. Lagi-lagi Eunjae membuat keputusan sendiri. Hahaha..
Situasi semakin genting, Muyeol dan Eunjae sudah mulai maju ke depan. Tidak kuat menahan pintu lagi.
Direktur Jang berhasil mengajak beberapa orang ikut dengannya. Direktur Jang sudah membayangkan kantornya yang dilengkapi dengan AC dan pemanas. Kantor yang sangat pewe pokoknya.
Sesampainya di TKP, direktur Jang langsung menggedor pintu. Dia mengirimkan pesan kepada Eunjae kalau mereka sudah datang. Pintu terbuka. Beberapa orang direktur Jang masuk ke dalam, yang lainnya berjaga di depan pintu.
Semua orang yang ada dikamar itu dibawa keluar. Termasuk si wanita penjebak. Eunjae berakting seperti dia habis dipukuli. Ckckck..
Ada salah satu orang yang mengambil mobil Muyeol. Wartawan Koh melihat itu dan bertanya-tanya ada apa di dalam. Akhirnya dia masuk. Di dalam sudah ada polisi yang ngomel-ngomel karena ternyata mereka terlambat datang.
Laki-laki bertato itu masuk kembali ke kamar unuk mengambil kamera videonya.
Wartawan Koh mencari-cari apa yang terjadi, tapi dia tidak menemukan apa-apa. Wartawan Koh berselisih jalan dengan laki-laki bertato itu.
Muyeol,Eunjae dan yang lain berhenti di pinggir jalan. Muyeol berbicara dengan wanita penjebak. Direktur Jang memastikan pada Eunjae, dia tidak akan ditangkap polisi karena berlagak jadi polisi.
“Biasanya aku takkan bilang begini, tapi apa kau biasa hidup seperti ini?”tanya Muyeol. “Aku hanya tahu bisbol, jadi aku akan ambil contoh bisbol. Kau baru berada di inning ke-5 atau ke-6. Hanya karena satu kesalahan, tidak berarti kau menyerah.”
“Lupakan saja kuliahmu itu” si wanita penjebak menimpali dan melangkah pergi.
“Hey! Penulis surat!”panggil Muyeol. Si wanita penjebak berhenti
Muyeol mengeluarkan sesuatu dari jaketnya, yaitu kaset film yang pernah ditonton Muyeol, Eunjae, Dongah dan manager Kim. “Sungguh sulit mencarimu.”kata Muyeol lagi.
“Aku hanya muncul sedikit.”kata wanita penjebak lagi
“Aku tahu. Tapi kau banyak berubah sampai aku nyaris tak mengenalimu”. Si wanita mengiyakan, sebelum operasi, dia agak sedikit kuno. Muyeol memujinya, dia memang hebat, makanya Muyeol tidak mengenalinya. “Sebaiknya kita tidak pernah bertemu lagi.”kata-kata terakhir Muyeol.
Di mobil, Eunjae ngeluh kedinginan, kenapa Muyeol lama sekali. Muyeol diam kemudian dengan lirih dia berkata “Terimakasih”. Reaksi pertama Eunjae “Hah?” sambil mendekatkan telinganya ke Muyeol.”Apa aku mendengar sesuatu? Bisa kau mengucapkannya sekali lagi dengan sedikit keras.”. perkataan Eunjae ini mendapat balasan keplakan dari Muyeol. “Beginikah kau memperlakukan penyelamatmu?”tanya Eunjae sambil membuka kupingnya. “Terima kasih”kata Muyeol lagi sekarang lebih keras. Eunjae tersenyum mendengarnya.
Di tempat si wanita penjebak, dia sedang menonton filmnya yang diberikan Muyeol. Ternyata wanita itu memang hanya muncul sebentar. Hanya satu kalimat, ‘Hey, mohon baca ini’ ke pemeran utama pria.
Laki-laki bertato datang dan ikut nonton. Si wanita memberitahukan bahwa yang barusan itu adalah dirinya. Si laki-laki bertato ingin memberitahu bahwa rekaman video yang ada ditangannya merupakan rejeki besar.
Si wanita meminta rekaman video itu. Si laki-laki memberikannya tapi berpesan agar hati-hati. Si wanita jalan ke balkon dan kemudian membuang rekaman itu. Si laki-laki kaget melihatnya. Dia berteriak ke wanita dan memukulnya sampai babak belur. (Meskipun aku sebel sama perempuan ini, tapi kasihan juga liat dia babak belur dipukuli gitu)
Si laki-laki bertanya kenapa dia begitu bodoh? “Apa mimpimu?”tanya si wanita. Si laki-laki menertawakan perkataan si wanita, apa itu mimpi? Tidak ada hal seperti itu. Si wanita menjawab, “Kau ingin menjadi seorang penipu, kan? Aku heran, kemana saja aku tersesat selama ini?” si wanita menyesali jalan yang selama ini dia pilih.

Dongsu dan Sooyung sedang menunggu Wooyoung di rumah ibu Sooyung. Ibu Sooyung menyinggung soal Dongsu yang berhenti main bisbol. Sooyung langsung berdiri dari tempat duduknya. Wooyoung juga langsung mendekat ke kaki ayahnya. Dongsu mengiyakan pertanyaan ibu Sooyung. Ibu Sooyung mempertanyakan masa depannya, tapi Sooyoung memotong pertanyaan ibunya dan mengajak mereka berdua pergi.

Kecil-kecil gitu Wooyoung sudah ngerti ada yang gak beres di antara nenek dan orang tuanya. Dia bertanya mengapa ibunya tidak dekat dengan nenek padahal Wooyoung dekat dengan ibu. Sooyung tidak bisa menjawab, dia hanya memeluk Wooyoung. Dongsu juga sedih mendengar perkataan anaknya itu.
Eunjae sedang mencari berita di internet tentang Muyeol dan perempuan penjebak. Muyeol ngomel “’Perempuan penjebak’ sudah jadi ‘yang paling dicari’ di internet karena kau.”. Eunjae beralasan kalau dia hanya khawatir. Dia juga berkata kalau dia sudah menyelamatkan Muyeol berkali-kali, intinya Eunjae minta imbalan atau barang tanda terima kasih.
Muyeol masuk ke kamarnya dan kembali sambil membawakan ponsel untuk Eunjae. Eunjae termenung melihatnya, kemudian memanggil Muyeol dengan sebutan “Tuan…”.” aku cinta padamu, tuan” sambil memeluk Muyeol, ralat, yang benar gelantungan di Muyeol. Hahaha.. “Ah, aku menyesal melakukan ini. Minggir, jangan rese”kata Muyeol tapi tetap membiarkan Eunjae bergelantungan di badannya.
Sepanjang jalan Eunjae senyum senyum sambil mengelus ponsel barunya. “Kau senang?”tanya Muyeol terkekeh melihat tingkah Eunjae.
Ternyata si wanita penjebak sudah menunggu di sebelah mobil Muyeol. Wanita itu berkata ada yang ingin dia sampaikan. Muyeol mengelak, dia tidak akan dibodohi untuk yang kedua kalinya. Muyeol masuk ke dalam mobil. Si wanita mengikutinya dan masuk juga. Mobil Muyeol ganti, bukan sedan sport merah lagi.
Si wanita berkata bahwa pertemuan mereka itu disengaja. Dia menerima foto Muyeol yang matanya dirusak dari seseorang. Eunjae masuk ke mobil. Si wanita mendapatkan foto itu dua hari sebelum mereka bertemu. Di belakang foto itu bertuliskan ‘Jan 7. Park Muyeol sendirian dan ‘garis lurus’. Si wanita mengingatkan Muyeol lagi kata pertama saat mereka bertemu “Kau adalah ’garis lurus’ makanya semua orang tak menyukaimu”. Si wanita berpikir kalau itu hanya bercanda. Muyeol bertanya apa dia tahu siapa yang mengirimkan foto itu, si wanita menjawab tidak tahu. Tapi dia bilang mungkin seseorang yang Muyeol kenal. Muyeol berpikir.
Si wanita melihat pergelangan tangan Muyeol yang lecet akibat sering latihan memukul dengan pemukul. Dia menyadari, begitulah seharusnya yang dilakukan kalau punya impian, terus kerja keras sampai impian tercapai. “Aku mungkin tidak tahu siapa yang mengirimkan itu, tapi aku tahu satu hal. Hargai ‘garis lurus’.” Muyeol kebingungan dengan perkataan wanita itu. Lalu kemudian wanita itu mencium Muyeol dibibir. Whooaa.. tepat di depan mata Eunjae. Setelah itu si wanita langsung pergi.
Eunjae benar-benar shock melihatnya.

Go back dikit, garis lurus mungkin maksudnya gini, Muyeol adalah tipe orang yang kekeuh terhadap cita-citanya. Sekalinya dia punya keinginan, dia akan maju terus, gak peduli di kanan kirinya ada apa. Mungkin itu juga yang membuat dia tidak bisa bergaul. Dia sibuk mengejar cita-cita sampai tidak mempedulikan orang lain, sehingga bikin dia dijauhi orang lain.
Back to sinopsis.

Setelah insiden kissu itu, Eunjae jadi sering melihat bibir Muyeol. Bwahahaha. Sampai kebawa mimpi. Dia mimpi Muyeol dengan bibirnya yang monyong-monyong mau mencium Eunjae. Tapi Eunjae menghindar, meskipun mulut Eunjae ikut monyong-monyong juga sih. Hahaha
Eunjae bangun dan akhirnya latihan tinju untuk mengalihkan pikirannya.

Dongsu sedang menjemput Wooyoung. Di dekat sekolah Wooyoung ada lapangan yang sedang dipakai anak-anak untuk main bisbol. Dongsu termenung melihatnya, sampai akhirnya Wooyoung datang.
Sooyoung sedang ada di sekolah melukis. Sepertinya dia akan menjadi guru lukis. Kenalannya mengenalkan Sooyoung ke Nyonya Ahn yang sepertinya merupakan kepala sekolah lukis itu. Nyonya Ahn sedang hamil tua. Sooyoung melihatnya.
Dongsu sedang bermain dengan Wooyoung ketika Sooyoung datang. Sooyoung mengabarkan bahwa dia akan mulai bekerja mulai minggu depan. Dongsu tidak terlalu senang mendengarnya. Dan Dongsu juga memberi tahu Sooyoung bahwa dia ingin jadi manager tim Red Dreamers. Sooyoung juga tidak menyukainya, meskipun begitu dia tetap tersenyum.
Eunjae sedang menganalisis siapa saja yang bisa jadi tersangka, orang yang membenci Muyeol.
Calon tersangka pertama, atlet senior. Bisa terjadi perebutan posisi. Calon tersangka berikutnya, wartawan. Park Muyeol terkenal tidak ramah kepada wartawan. Musuh di mana-mana.
Wartawan Koh melihatnya dan mendatangi Eunjae. Eunjae tidak suka wartawan itu mendatanginya. Wartawan Go mengajaknya minum, karena Eunjae sepertinya suka minum dengan ayahnya. Baru ketahuan lah kalau artikel itu adalah buatan wartawan Koh.
Eunjae ngomel, gara-gara wartawan itu dia jadi kerepotan. Wartawan Koh menyangkalnya, dia bahkan menyebut Eunjae pahlawan. Akhirnya wartawan itu pergi juga setelah dipanggil oleh rekannya.
“Dia diurutan pertama.”gumam Eunjae sambil menuliskan nama wartawan Koh di catatannya.
Muyeol sudah berdiri tepat dibelakang Eunjae. Dekat sekali. “Apa yang kau lakukan?”tanya Muyeol ditelinga Eunjae. Eunjae kaget setengah mati, dan tanpa sengaja menyikut dada Muyeol. Ouch, sakit tuh. Sampai Muyeol guling-guling di tanah. “Kenapa kau meniup kupingku?”kata Eunjae polos.
Manager Kim datang melihat mereka berdua. “Manager Kim, dia orangnya, dia yang mau mencoba membunuhku.”kata Muyeol sambil menunjuk Eunjae. Manager Kim yang ekspresinya amat sangat datar seperti ingin ketawa.
Manager Kim berbicara dengan Eunjae dan Muyeol. Dia memastikan insiden penguntitan Park Muyeol cukup mereka berempat saja yang tahu. Park Muyeol percaya meskipun banyak yang tidak dia suka, tapi mereka tidak mungkin akan mencelakakannya. Eunjae mengelaknnya, mereka semua membencimu. Manager Kim setuju dengan Eunjae. Manager Kim menambahkan karena Muyeol adalah selebriti, jadi akan lebih banyak orang yang membencinya. “Qabil membunuh Habil hanya karena iri hati”. Ingat kan, Qabil dan Habil adalah putra Nabi Adam as. Reaksi Muyeol: “siapa mereka? Apa mereka pemain bisbol?”.
Eunjae : “ah, dasar kau tolol”.
Muyeol : “Apa? Kau kenal? Siapa mereka? Kau pasti juga tidak tahu”.
Eunjae : “paling tidak aku tahu mereka bukan pemain bisbol”. Bwahahahaha.
Manager Kim yang masih waras melanjutkan. Intinya kita sudah tahu, dia merubah dari serangan langsung ke serangan tak langsung.
Di luar, Muyeol dan Eunjae masih membahas masalah Qabil dan Habil. Eunjae menertawakan Muyeol. Muyeol mendekat ingin memukulnya. “Jangan dekat-dekat! Nanti aku tertular ketololan mu.”kata Eunjae. Muyeol langsung merangkul leher Eunjae dengan bercanda. Eunjae yang salah tingkah langsung melepaskan tangan Muyeol, marah-marah kemudian pergi. Muyeol melihatnya dengan terbengong-bengong.

Kemudian mereka berdua melihat Dongsu yang sedang menurunkan barang-barang tim dari mobil. Muyeol bingung, kenapa Dongsu yang harus menurunkan barang-barang.
Di mobil, Muyeol sedang menelpon sedangkan Eunjae senyum-senyum sendiri sambil memegang lehernya. Muyeol protes kenapa Eunjae senyum-senyum sendiri, itu menakutkkan. Hihihi.
Muyeol melakukan sesi foto dengan seorang model seksi. Eunjae hanya mondar-mandir sambil ngomel-ngomel melihat Muyeol yang dipeluk-peluk oleh model itu. Eunjae akhirnya ngomel-ngomel di toilet.

Model yang melakukan pemotretan mengenali Eunjae sebagai bodyguardnya Park Muyeol. Si model itu memberikan no. telponnya pada Eunjae untuk diberikan pada Muyeol. Eunjae menyimpannya disaku celananya.
Muyeol meminta no telpon si model pada Eunjae. Eunjae tidak mau memberikannya. Akhirnya mereka rebutan kertas itu. Eunjae menyimpan kertas itu di saku belakang celananya. Muyeol berhasil mengambil kertas itu (dengan demikian tidak langsung menyentuh bokong Eunjae). Tidak terima bokongnya dipegang, Eunjae menjegal kaki Muyeol dan mendorongnya ke kolam renang. Keceburlah Muyeol di kolam renang. Muyeol baik-baik aja, tapi nggak dengan kertas no telp itu. Tulisannya hilang karena kena air. Haha, karena itu Muyeol marah-marah ke Eunjae.
Dongsu masih di lapangan bisbol, sedang membereskan peralatannya. Termenung sebentar kemudian dia mengambil tongkat bisbol dan mengayunkannya. Wartawan Koh datang melihatnya. Dongsu melihat cara wartawan Koh memegang bola bisbol. Sepertinya wartawan Koh pernah bermain bisbol.
Gara-gara kecebur di kolam renang, Muyeol jadi kena demam.
Dongah sedang baca novel ketika Eunjae mendatanginya. Eunjae bertanya, “Kapan kau melihat seorang pria itu menarik?”. Dongah berkata setiap saat. Dongah kemudian menutup bukunya dan bertanya, “Siapa dia? Siapa yang menyalakan api asmara di hati Eunjae?”tanya Dongah tepat sasaran. Eunjae berkelit kalau itu bukan tentang dia. Dongah tidak percaya begitu saja.
Eunjae datang ke kedai ayahnya yang ternyata tutup. Ternyata mereka sedang menyiapkan makanan untuk anggota Blue Seagulls.
Eunjae melihat ayahnya yang sedang senyum-senyum sendiri. Changho berkata kalau ayahnya sedang punya pacar. Eunjae senang melihatnya.
Changho dan ayah Eunjae memberikan makanan pada anggota Seagulls, ternyata makanannya kurang satu. Ada anggota Seagulls yang tidak kebagian.
Eunjae datang ke rumah Muyeol. Bibi bilang kalau Muyeol sudah baikan, tapi tidak bisa diganggu. Aku tak ingin dia tambah parah (bibi mengusir Eunjae secara halus). Muyeol akhirnya keluar kamar dan menyuruh Eunjae masuk.
Eunjae membawa makanan (makanan untuk anggota Seagulls ternyata pindah ke rumah Muyeol). Muyeol menyukainya, dan kemudian menyuruh si bibi pulang.
Eunjae bertanya tenang bibi pengurus rumah pada Muyeol. Muyeol sudah mempekerjakan bibi selama 10 tahun. “Wow, dia pasti dewa. Bisa tahan hidup denganmu selama 10 tahun” komentar Eunjae. Eunjae dilempar tisu oleh Muyeol.
Eunjae membawakan Muyeol air panas untuk minum. Muyeol meminumnya. Eunjae tersenyum melihatnya. “Kenapa kau senyum-senyum, kau habis pakai narkoba ya?”ledek Muyeol. Eunjae mau menarik lagi nasi yang dia berikan. Tapi Muyeol menahannya.
Dongsu bertemu wartawan Koh di suatu pertemuan. Wartawan Koh bertanya tentang Muyeol yang habis dijebak oleh perempuan. Dongsu tidak mengatakan apa-apa. Kemudian ada pemain bisbol yang juga kenal dengan wartawan Koh, ternyata dia teman bermain bisbol wartawan Koh di SMA. (ternyata benar, wartawan Koh bisa main bisbol).
Di tempat lain, dalang semua kejadian yang menimpa Muyeol mengambil salah satu foto Myeol. Ruang yang dia tempati dipenuhi oleh foto-foto Muyeol yang ditempel di dinding.
Eunjae membuatkan teh jahe untuk Muyeol. Tapi Muyeol sudah terlanjur tidur. dipanggil-panggil Muyeol tetap tidak mau bangun. Akhirnya Eunjae mengambil selimut di dalam kamar dan menyelimutinya.
Eunjae menatap wajah Muyeol. Jantung Eunjae berdebar keras sekali. Sekarang Eunjae menatap bibir Muyeol. Eunjae kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Muyeol.
Apa yang akan terjadi?



Episode 1 2 3 4 5 6 7

source pelangidrama.net

Related Posts by Categories

0 komentar: