Flower Boy Ramyun Shop Episode 8
Posted: Jumat, 30 Desember 2011 by khyunkhyun in Label: Flower Boy Ramen Shop
0
Eun Bi merasa ngeri ketika melihat tanda pengenal Jae Ho yang menyebutkan kalau ia bekerja di Cha Sung, yang kantornya tepat didepan tokonya dan tentu saja ia jadi ada hubungan dengan Chi Soo. Jae Hoo berkata kalau ia hanya pegawai magang, tapi Eun Bi menjadi sedikit cemburu melihat kalau nasibnya lebih baik walaupun ia hanya pekerja magang.
Jae Ho bertanya apakah ia benar-benar tinggal bersama dengan pacarnya. Eun Bi menghindar dengan berkata kalau itu bukan urusannya lagi.
Kang Hyuk, Eun Bi, Ba Wool dan Hyun Woo duduk bersama seperti keluarga kecil sambil menonton TV. Hyun Woo bertanya mereka akan menonton apa? Kang Hyuk yang memutuskan, mereka harus memilih sesuai keinginan ayah (Kang Hyuk) ketika mereka menonton pemilihan bintang KPOP Korea dan Hyun Woo yang memotong buah.
Ba Wool masih belum pulih dari rasa shocknya ketika tahu ada sesuatu yang mencurigakan antara Eun Bi dengan Chi Soo. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa dia. Dari semua orang yang ada di Korea kenapa Cha Chi Soo. Kenapa Eun BI membawanya kembali ke toko, “Atau sesuatu….benar-benar terjadi antara kalian berdua?”
Eun Bi memandang Ba Wool dengan ketakutan. Kang Hyuk pura-pura tidak peduli, tapi sebenarnya ia menunggu jawaban Eun Bi. Eun Bi pun tergagap, “Itu….itu….” dan terdengar suara dari TV,”….kita akan tahu dalam 60 detik.” Mereka semua mengeluh karena frustasi.
Ba Wool bertanya apa ini karena mantan pacarnya dan ia ingin terlihat baik dihadapannya. Eun Bi memukul kepala Ba Wool , berkeras kalau itu hal menggelikan untuk seseorang seumurnya.
Tapi setelah itu ia menelpon Dong Joo tentang kejadian hari ini. Dong Joo pun bertanya, “Kenapa kau masih peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang itu? Apa kau masih mencintainya?” Eun Bi bersumpah kalau ia tidak cinta padanya lagi. Dong Joo hanya memberitahunya untuk tidak melakukan sesuatu yang menyedihkan lagi, seperti secara rahasia membaca blog Jae Ho.
Yang tentu saja adalah hal yang dilakukannya setelah menelpon Dong Joo. Judul dari homepagenya hari ini adalah, “Aku masih….” Eun Bi bertanya-tanya apa maksudnya itu, ia tidak melihat kalau Kang Hyuk telah menyelinap di belakangnya. Ia pun segera menutupi monitornya dan bertanya kenapa Kang Hyuk tidak mengetuk pintu ketika masuk ke kamar orang lain.
Kang Hyuk, “Jika itu kamar orang lain, apa enaknya mengetuk pintu? Bukankah itu yang kau lakukan, mengintip? Ia pun mendesah, “Mantan pacar istrikuSeberapa banyak aku harus memaafkannya?”
Eun Bi berbalik dan membaca blog itu lagi, ia mengenali lagu yang sedang mengalun, lagu Broccoli, You Too yang berjudul A Universal. Ia pun teringat kenangannya ketika lagu itu diputar disebuah kafe. Ia bertanya pada Jae Ho, apa arti dirinya baginya. Jae Ho menjawab, “Kau adalah ramen. Kau selalu ada ketika aku ingin melihatmu dan kau universal. Seperti lagu ini.”
Itu bukanlah pernyataan yang romantis, tapi Eun Bi diyakinkan ketika Jae Ho meraih tangannya dan menambahkan kalau itu artinya ia selalu melihatnya. Sebenarnya kata-kata Jae Ho mempunyai dua arti, EunBi selalu ada didekatnya dan berada didepan matanya atau Eun Bi selalu berada dipikirannya dan tetap datang meskipun ia mencoba untuk tidak memikirkannya (seperti yang dialami Chi Soo). Kemungkinan yang dimaksud Jae Ho adalah yang pertama tapi yang ditangkap Eun Bi adalah yang kedua.
Paginya, Chi Soo terbangun dengan penuh semangat dan ayah bertanya apakah ia akan pergi kerja di toko ramen lagi. Chi Soo meringis dan berkata kalau toko akan kelabakan tanpa dirinya, jadi ia harus pergi.
Ayah menyeringai lebar setelah bercakap-cakap dengan Chi Soo. Ia berkata pada sekretarisnya kalau Chi Soo ,memanggilnya ayah dua kali, “Aku telah mengalahkan pria lain itu. Kau tahu…yang mempunyai paruh runcing dan kacamata bundar besar.” Sekretarisnya menyatakan kalau ayah telah mengalahkan pororo.
Chi Soo pergi berbelanja bersama So Yi. Mereka membeli tas baru dan So Yi tertawa ketika mendengar bagaimana Chi Soo harus bekerja keras untuk tetap menjadi pacar pura-pura Eun Bi, sampai-sampai ia harus membeli tas yang dibencinya. Chi Soo bertanya apa So Yi peduli, ia ingin So Yi sedikit cemburu, bukan karena ia peduli pada So Yi tetapi itu berarti Eun Bi cukup bagus untuk dijadikan saingan.
So Yi mencemooh kenapa ia harus peduli pada guru itu. Chi Soo bertanya apakah guru magang segitu buruknya, dimata seorang gadis. So Yi berkata kalau ia tidak jelek, tapi ia adalah tipe gadis yang bisa membuatmu muak. Kata-kata So Yi membuat Chi Soo teringat ketika Eun Bi berkata kalau ia muka padanya.
Eun Bi mendapat telpon dari Chi Soo dan ia enggan menjawab. Tapi ia teringat persyaratan dalam kontrak mereka dan segera mengangkatnya. Chi Soo merengek kalau ia menjawabnya terlalu lama dan kemudian berhenti dan ternganga ketika ia melihat sepasang kaki seksi dihadapannya.
Ia pun mengikuti kaki itu dan….terlihat Eun Bi yang memakai seragam volinya, berbalik dan mengedipkan mata ke arahnya. Chi Soo berteriak pada ponselnya, “Aku harus bertemu denganmu sekarang!”
Chi Soo muncul didekat toko dan melambai supaya ia segera datang. Eun Bi mengeluh karena ia merasa terganggu….dan tiba-tiba ia segera berlari ke arah Chi Soo dan berteriak, “Sayangkuuu!” Chi Soo menjadi ngeri, ia ingin Eun Bi cepat datang tapi bukan dengan cara yang mengerikan seperti itu. Eun Bi hanya berbisik padanya kalau mereka dalam mode Eebbeunie sekarang sambil menunjuk kebelakangnya.
Mereka berbalik untuk menghadapi Jae Ho yang berdiri tepat dibelakang Chi Soo. Chi Soo pun langsung memeluk Eun Bi dan tersenyum lebar.
Mereka duduk di dalam toko ramen dan Jae Ho tergagap, “Ia lebih muda darimu? Dan masih SMA?” Eun Bi terpojok, ia bingung harus menjawab apa karena saat ini Chi Soo memakai seragamnya, jadi ia hanya bisa mengiyakan kalau itu terjadi begitu saja. Jae Ho tidak mengerti, apa Eun Bi begitu depresi, tapi Chi Soo hanya membalas kalau perbedaan umur itu tidak penting antara pria dan wanita. Ia pun bertanya-tanya bagaimana ia bisa diterima di Cha Sung dengan pemikiran sempit seperti itu.
Mereka duduk di dalam toko ramen dan Jae Ho tergagap, “Ia lebih muda darimu? Dan masih SMA?” Eun Bi terpojok, ia bingung harus menjawab apa karena saat ini Chi Soo memakai seragamnya, jadi ia hanya bisa mengiyakan kalau itu terjadi begitu saja. Jae Ho tidak mengerti, apa Eun Bi begitu depresi, tapi Chi Soo hanya membalas kalau perbedaan umur itu tidak penting antara pria dan wanita. Ia pun bertanya-tanya bagaimana ia bisa diterima di Cha Sung dengan pemikiran sempit seperti itu.
Jae Ho bertanya bagaimana ia bisa berkencan dengan anak SMA dan bagaimana mereka bertemu.Eun Bi berusaha mengalihkan perhatiannya, tapi Chi Soo memberitahunya kalau mereka bertemu di toilet wanita. Eun Bi mengeryit ketika Chi Soo mengatakannya. Dia terus bercerita bagaimana Eun Bi mengalungkan tissue toilet yang ditulis namanya dan merayunya.
Jae Ho bertanya berapa lama mereka berkencan. Chi Soo berkata kalau mereka baru saja merayakan 22 hari pacaran di club, dimana Eun Bi mengenakan seragam volinya dan menari wave untuknya.
Jae Ho tergagap, “S..seragam Voli? W…wave? Chi Soo terlalu melebih-lebihkan ceritanya sedangkan Eun Bi terlihat sangat malu. Chi Soo menambahkan, “Kau tidak tahu? Noona kami menyukai hal-hal seperti itu.” Chi Soo menjilat bibirnya….”Hard…core.”Whahahaha
Eun Bi mengejar Chi Soo ke dalam rumah dan bertanya kenapa ia bercerita seperti itu dan Chi Soo hanya menjawab kalau ia mengatakan yang sebenarnya dan jika ia tidak menyukainya, mereka bisa menyudahi kontrak itu. Eun Bi tidak bisa berkata apa-apa dan bertanya kenapa Chi Soo masuk ke dalam rumahnya.
Chi Soo mengingatkan perjanjian mereka kalau ia bisa menemuinya kapan saja, dimana saja sebanyak yang ia mau.
Ia menambahkan kalau ia harus melihat Eun Bi supaya pikirannya jernih lagi.
Chi Soo pergi dan merasa puas. Kang Hyuk pun mendekati Eun Bi, ia melompat dan menyembunyikan tangannya di belakang kemudian menari dengan gaya 90an sambil berkata kalau ia cemburu karena istrinya sudah menari dengan Jung Chi Soo.
Ba Wool duduk di studio tari melihat So Yi berlatih, tapi ia hanya melamun bahkan tidak memperhatikan So Yi. So Yi pun bertanya apa yang membuatnya terganggu. Ba Wool marah karena Chi Soo bermain dengan noonanya.
Ba Wool bertanya, bagaimana So Yi merasa baik-baik saja ketika Chi Soo berkencan dengan orang lain. So Yi berkata kalau ia tahu itu hanya pura-pura dan ia tidak peduli. Selain itu, yang disukainya dari Chi Soo adalah ia selalu bermain dengan siapa saja yang disukainya.
Ba Wool tidak percaya perkataan So Yi dan bertanya apa yang ia rasakan jika ia yang berkencan dengan gadis lain. So Yi memikirkannya dan berkata kalau ia berpikir Ba Wool tidak akan melakukannya. Ba Wool pun menjadi marah dan bertanya, kenapa kalau Chi Soo boleh melakukannya, sedangkan kalau ia, tidak boleh . So Yi berpikir lagi dan berkata kalau Chi Soo adalah tangan kirinya, sedangkan Ba Wool adalah tangan kanannya. Apa hubungannya coba???
Ia memberi nama panggilan, Kanan Ba Wool dan Kiri Chi Soo. Ia meletakkan tangannya melingkari leher Ba Wool, Ba Wool pun melunak. So Yi berlatih lagi sambil berkata kalau ia bukan kidal, jadi ia makan dengan tangan kanannya. Ba Wool sedikit terhibur karena ia yang menjadi tangan kanan, bukan tangan kiri.
Dong Joo dan Pelatih Seo menanyai Eun Bi apakah ia pernah pergi ke club dengan memakai seragam voli, Eun Bi hanya menyemburkan minumannya. Mereka berkata kalau rumor itu sudah menyebar di sekolah.
Dong Joo memarahi Eun Bi karena membuka blog Jae Ho dan begitu susah melupakan cintanya pada Jae Ho. Eun Bi mendapat sms dari Chi Soo dan segera pergi. Pelatih Seo berkata pada Dong Joo kalau cinta pertama itu susah dilupakan sehingga ia jangan keras pada Eun Bi.
Dong Joo tidak setuju, ia melambaikan tangan diantara ia dan pelatih sambil berkata, “Melupakan cinta pertama itu mudah!” Heh, apa mungkin pelatih Seo itu cinta pertamanya, tapi pelatih terlalu cuek untuk mengerti maksud perkataan Dong Joo. Merekapun minum-minum lagi.
Chi Soo menunggu Eun Bi di atap, ia memandang bulan dengan mata penuh cinta. Itu karena ia melihat bayangan Eun Bi lengkap dengan telinga kelinci dan alat membuat kue beras.
Eun Bi kembali ke toko dengan menggerutu dan menemukan Jae Ho sedang menunggunya. Jae Ho segera memeluknya, sambil berkata kalau ia tidak ingin Eun Bi menjadi kacau karena ia tahu kalau Eun Bi berkencan dengan anak SMA karena dirinya.
Ia meminta Eun Bi memulai hubungan dengannya lagi dan Eun Bi mendorongnya, ia mengingatkan Jae Ho kalau dirinyalah menunggunya selama 2 tahun dan membuatnya takut. Jae Ho menundukkan kepalanya, “Aku tahu. Dan aku menyesalinya setiap hari.”
Jae Ho memberinya hadiah, sedangkan Chi Soo melihat dan mendengar semuanya dari atas atap.
Eun Bi masuk ke dalam dan membuka tas itu. Tas itu berisi album foto yang berisi foto-fotonya saat masih bersama Jae Ho, didalamnya ada cincin. Ia menemukan boks perhiasan yang berisi mp3 player. Ia mendengarkannya dan isinya lagu yang berjudul A Universal.
Eun Bi mengingat ketika Jae Ho mengungkapkan perasaannya padanya ketika ia akan mengikuti wajib militer. Ia memintanya untuk berkunjung sendirian saja. Ketika Eun Bi bertanya kenapa, Jae Ho berkata kalau hanya dirinya yang ingin dilihatnya kemudian ia menciumnya.
Eun Bi duduk dikamarnya sambil mendengarkan lagu itu, ketika tiba-tiba seseorang muncul dibelakangnya dan menarik headphonenya. Eun Bi berbalik dan melihat Chi Soo marah. Ia melemparkan mp3 player itu ke lantai, menyebutnya poop.
Eun Bi segera mengambilnya. Chi Soo ingin tahu kenapa Eun Bi tidak menjawab telponnya, apakah ia tergoda hanya karena dipeluk sekali oleh Jae Ho?
Tanpa ragu-ragu, Eun Bi membenarkannya, benar, ia tergoda. Chi Soo berteriak padanya, bertanya bagaimana ia bisa punya perasaan lagi setelah apa yang ia alami, “Kenapa kau bisa mendengarkan lagu bodoh itu?’
Eun Bi, “Karena ini bukan lagu. Ini bukan sekedar lagu. Ini ada ketika aku berumur 20…..21……22. 6 tahun aku bersamanya. Kupikir, aku melupakannya juga. Tapi ketika aku mendengar lagu ini, waktu itu, suasana itu kembali. Jadi apa yang bisa kulakukan? Walaupun aku berjalan, itu menghentikanku, jadi apa yang bisa kulakukan? Lagu ini bukan lagi sebuah lagu, jadi apa yang bisa kulakukan tentang itu?”
Eun Bi mengatakannya dengan penuh air mata dan Chi Soo menahan air mata kemarahannya, memperingatkan Eun Bi untuk tidak menangis. Ia membuang mp3 player ke lantai lagi sambil berteriak, “Jika kau mengambil kotoran, kau harus membersihkannya!”
Chi Soo pergi dan Kang Hyuk terbangun, ia mendengaran pertengkaran mereka berdua. Eun Bi turun ke toko dan melihat Kang Hyuk sudah disana dan memasak sesuatu untuknya.
Eun Bi segera berbalik, tapi Kang Hyuk memanggilnya, “Kau masih cantik walaupun wajahmu bengkak. Wajah Eun Bi membengkak karena ia menangis.
Kang Hyuk memberinya sebotol soju dan makanan yang dibuatnya karena ia mendengarnya bertengkar dengan Hwa Chi Soo (Chi Soo yang marah). Ia menyalakan radio dan keduanya tertegun, Eun Bi, “Ayahku….” Kang Hyuk, “ Itu lagu ibuku…” Mereka melihat satu sama lain.
Chi Soo pulang sambil memikirkan kata-kata Eun Bi. Ia berjalan melewati ayahnya yang sedang berendam dan kemudian berhenti ketika mendengar lagu yang sama dari radio ayah, “Lagu itu….” Ayah bertanya apa ia mengingatnya, “ Itu lagu ibumu.”
Akhirnya ia mengerti maksud perkataan Eun Bi.
Kembali ke toko ramen. Eun Bi minum soju dan mengeluh akalu ia lahir pada generasi yang salah, seharusnya ia hidup di tahun 80 an sehingga ia bisa jadi scriptwriter yang hebat. Ia benar-benar tidak mampu hidup di jaman keren yang selalu dibicarakan Chi Soo. Kang Hyuk mendesah kalau Eun Bi sangat memperhatikan kata-kata Chi Soo dan Eun Bi menolak keras, itu karena Chi Soo selalu memanggilnya poop.
Kang Hyuk mendesah, emosi Eun Bi selalu meledak pada semua hal tentang Chi Soo, “Itu membuatku cemburu.” Ia minum satu gelas soju dan mendekat ke arah Eun Bi, “Istriku, poop juga hati. Seperti hati cantik istriku.”
Ada perbandingan momen yang manis, Chi Soo memegang tanda pengenal Eun Bi, Eun Bi memegang mp3 playernya yang rusak sambil menangis dan Kang Hyuk menyentuh tulisan Ramen Eun Bi yang terukir dimeja. Lampu dimatikan. Toko ramen Eun Bi tutup malam itu.
Chi Soo duduk di kafe, hari berikutnya. Hyun Woo bertanya kenapa ia tidak masuk sekolah. Chi Soo berkata kalau ia merasa kotor.
Hyun Woo menangkapnya secara literal dan bertanya apakah bajunya terkena sesuatu. Chi Soo berkata tidak, tapi ia ada noda pada sesuatu yang lain. Chi Soo sedang mengekspresikan perasaan cinta yang tidak diketahuinya, kali ini seperti ada sesuatu yang menodai hatinya dan ia tidak bisa membersihkannya.
Ia mendengar lagu ibunya lagi di radio dan bertanya pada Hyun Woo apa judulnya. Hyun Woo ternganga, karena ini pertama kalinya Chi Soo tertarik pada lagu terutama liriknya.
Eun Bi mendengar lagu itu juga ketika ia sedang berbelanja. Lagu itu membuatnya pergi ke toko kaset untuk membelinya dan melihat Jae Ho ada disana, menatap ke arahnya. Ia memainkan lagu mereka dan memakaikan headphone ke telinga Eun Bi.
Eun Bi pun teringat ciuman pertamanya dengan Jae Ho. Ia menatapnya, “Jae Ho ya.” Eun Bi mengeluarkan tangannya dan meletakkan cincin ketangan Jae Ho, “Aku tidak bisa menerimanya. Ada sesuatu yang bersinar tertanam didalamnya. Tapi album itu dan…..lagu ini. Aku akan menerimanya karena poop itu adalah kenangan berhargaku.”
Tapi momen sedih mereka diganggu oleh kedatangan seorang wanita. Jae Ho ketakutan dan memanggilnya noona. Wanita itu bertanya-tanya apakah Jae Ho selingkuh dengan gadis kecil ini. Jae Ho mengumumkan kalau gadis itu akan dinikahinya karena mereka sudah putus seminggu yang lalu. Heh
Jae Ho berkata kalau sangat berat baginya bersamanya, karena hanya memakai jeans jelek saja, iatetap dipandangi oleh para pria, sedangkan Eun Bi berbeda, walaupun ia memakai baju bagus, ia terlihat biasa dan murah.
Wanita itu marah dan menghina Eun Bi kalau gayanya jelek dan menarik tangan Eun Bi untuk diajaknya berkelahi di luar. Tapi Chi Soo datang dan memegang tangan yang memegang tangan noonanya. Wanita itu bertanya siapa dia. Chi Soo berkata kalau ia adalah “Pororo Noonaku”.
Chi Soo telah mendengar kalau Jae Ho membuat pernyataan kalau Eun Bi bisa memakai apa saja yang ia inginkan ( Ia bisa memakai celana pendek, dan itu tidak penting karena ia terlihat sama saja). Chi Soo memukul muka Jae Ho dan berteriak, “Apa? Apa kau benar-benar berkencan dengan wanita itu? Ketika wanita itu memakai celana pendek dan itu membuat mata orang berputar! Apa? Wanita itu akan kau nikahi? Apa kau bercanda? Apa kau tahu betapa berbahaya dan hot nya wanita itu?!”
Chi Soo tidak tahu kalau Eun Bi pergi ketika ia berteriak dan ia pun segera berlari mencarinya. Mantan pacar Jae Ho tertarik pada Chi Soo dan bertanya pada Jae Ho apa ia tahu nomor telponnya.
Chi Soo pergi ke toilet wanita dan membuka pintu bilik satu persatu. Ia menemukan Eun Bi sedang menangis di salah satu bilik dan segera menyeretnya keluar dari sana. Chi Soo berteriak padanya untuk berhenti melarikan diri, bertanya apa yang terjadi dengan Eun Bi yang memukulnya dengan bola voli.
Ia menyuruhnya untuk melakukan yang sama pada si brengsek itu, “Bersihkan kotoranmu!” Eun Bi bertanya apakah ia perlu membuang CD nya padanya dan melakukannya sekali lagi? Apa ia tidak punya harga diri? Bukankah ia juga seorang wanita? Eun Bi gemetar karena tangisnya, ia mengaku, “ Aku bahagia, karena ia melihatku sebagai seorang wanita lagi….sejujurnya, aku dengan jijik bahagia. Tapi kali ini, aku bukan seorang wanita. Aku adalah nasi dingin(metafora sebagai sisa makanan). Bukan pasta, tapi ramen!”
Chi Soo mendorongnya ke dinding dengan frustasi, “Jangan menangis. Aku menyuruhmu untuk tidak menangis. Kau jangan pernah menangis dihadapanku karena laki-laki lain lagi!”
Eun Bi terguncang oleh kata-katanya, begitu juga Chi Soo. Ia memegang wajah Eun Bi, keduanya gemetar. Chi Soo mulai bergerak mendekat. Jantung mereka berdebar
Chi Soo terus bergerak mendekat dan bibir mereka hampir bersentuhan, keduanya memejamkan mata….
Dan tiba-tiba, entah datang dari mana, Kang Hyuk memukul Chi Soo, “Aku tahu betapa hot wanita ini, tapi itu bukan berarti ia wanita yang bisa kau cium di kamar mandi.”