0
Moo Ryong menerima telpon dari Joon Ha dan menerima kabar kalau perusahan Yoo Hee bangkrut, Joon Ha juga mengingatkan Presdir Ma akan melakukan apapun untuk melindungi putrinya. "karena kau Yoo Hee kehilangan segalanya", jadi sebelum semuanya bertambah parah ia minta agar Moo Ryong meninggalkannya.
Moo Ryong mendatangi apartemen Yoo Hee, yang terlihat enggan membiarkannya masuk dan melihat setiap tanda sita di barang2nya.
Namun Moo ryong tetap memaksa masuk, ia melihat seluruh tanda sita, kekhawatirannya pada Yoo Hee malah keluar dalam bentuk marah, "bagimu aku ini apa? aku siapa? kenapa aku harus dengar dari orang lain?"
Yoo Hee membela diri dengan tidak kalah galak, menurutnya walaupun Moo Ryong tahu, Moo ryong takkan bisa membantunya.
"Setidaknya kita menghadapinya bersama2" Moo ryong melunak
"Bersama? kita begini (mendapat kesulitan dari presdir Ma) karena kita bersama, jadi pergi saja.... pergi sana belajar ke luar negri!!" Pinta Yoo Hee menahan sedih.
"apa kau sungguh2?" tanya Moo Ryong tidak mempercayai pendengarannya
"pergilah!" jawab Yoo Hee yakin, padahal hatinya serasa hancur....
Moo Ryong pergi dengan hati berat, di balik pintu Yoo Hee menangis karena telah menyakiti mereka berdua dengan kebohongannya
Sementara itu, Presdir Ma sangat senang saat mendengar laporan Moo ryong telah pergi.
Moo Ryong diantar ke bandara oleh keluarganya, minus sang ayah.
Melihat Moo Ryong pernah membohongi mereka tempo hari, kali ini semua benar2 mengantar Moo Ryong sampai pintu boarding, memastikan ia tidak lagi membatalkan kepergiannya.....Digambarkan akhirnya pesawat berangkat dan para anggota keluarga terlihat lega.
Yoo Hee membawa tasnya, ia memandang terakhir kali apartemennya dan bersiap akan keluar. Tiba2 pintu terbuka dan Moo Ryong masuk.
Walau sempat terkejut, tapi Yoo Hee sangat bahagia dan mereka berpelukan. bwahaha, gimana nanti reaksi keluarga Moo ryong, pas tau lagi2 Moo ryong kabur dari bandara?
Moo Ryong kembali pulang ke rumah, mengejutkan semua orang. Tapi itu belum seberapa, orang rumah bahkan lebih shock saat dari belakang Moo Ryong muncul Yoo hee membawa koper.
Ibu yang pada dasarnya sangat tidak suka pada Yoo Hee, menimpakan semua kesalahan (Moo Ryong lagi2 batal ke Luar negri) pada Yoo Hee, ayah Moo Ryong mencoba menenangkannya.
Pak Lee saat itu berkunjung dan ia kaget saat melihat Moo Ryong dan Yoo Hee bersama. Ia langsung mencari tempat aman untuk menelpon presdir Ma (=melapor), sementara Yoo Hee dan Moo Ryong di “sidang”.
Pak Lee saat itu berkunjung dan ia kaget saat melihat Moo Ryong dan Yoo Hee bersama. Ia langsung mencari tempat aman untuk menelpon presdir Ma (=melapor), sementara Yoo Hee dan Moo Ryong di “sidang”.
Setelah mendapat laporan, presdir Ma langsung menelpon Joon Ha.
“jadi apa rencanamu? cepat katakan!” Tanya ibu membentak, “kau mau melihatku mati disini? cepat jawab!” ibu makin tidak sabar pada Moo Ryong.
“Yoo Hee akan tinggal disini sementara. Karena aku Yoo Hee jadi tak punya tempat tinggal” Moo ryong mencoba menjelaskan.
Joon Ha segera menemui Seung Mi, ia mencoba membujuk Seung Mi agar mau bekerja sama dengannya, tapi tak mendapat respon. “kau ingin membiarkan mereka berdua saja? Moo Ryong tak jadi ke Paris karena Yoo Hee”
“Yoo Hee akan tinggal disini sementara. Karena aku Yoo Hee jadi tak punya tempat tinggal” Moo ryong mencoba menjelaskan.
Joon Ha segera menemui Seung Mi, ia mencoba membujuk Seung Mi agar mau bekerja sama dengannya, tapi tak mendapat respon. “kau ingin membiarkan mereka berdua saja? Moo Ryong tak jadi ke Paris karena Yoo Hee”
“lalu apa yang harus aku lakukan?” Seung Mi balik bertanya, ia sepertinya sudah tak merasa terbebani lagi dan sudah merelakan cintanya pergi.
“kita bisa memisahkan mereka” kata Joon Ha masih mencoba membujuk
“memisahkan?”
“kenapa? kau sudah tidak percaya diri lagi?” ada sedikit nada ejekan dalam kata2 Joon Ha.
“sepertinya kau tak sadar dimana posisimu….aku tidak perlu mendengarkanmu… permisi” jawaban Seung Mi jelas bahwa dia menolak untuk bekerjasama, membuat Joon Ha kesal. wkwkwk, keprok2 buat Seung Mi.
“kita bisa memisahkan mereka” kata Joon Ha masih mencoba membujuk
“memisahkan?”
“kenapa? kau sudah tidak percaya diri lagi?” ada sedikit nada ejekan dalam kata2 Joon Ha.
“sepertinya kau tak sadar dimana posisimu….aku tidak perlu mendengarkanmu… permisi” jawaban Seung Mi jelas bahwa dia menolak untuk bekerjasama, membuat Joon Ha kesal. wkwkwk, keprok2 buat Seung Mi.
Ayah Moo Ryong mencoba bijaksana, ia selaku orangtua mencoba memahami Yoo Hee dan Moo Ryong, “kalau itu yang kalian rasakan, aku tidak bisa berbuat apa2”. Ayah menyuruh Song Hwa mengajak ibunya beristirahat, sementara ia memberi kode agar Moo ryong melunak pada ibunya (baca= pura2 melunak).
Moo Ryong mengerti, ia segera menjalankan aksinya, ia mengangkat koper dan mengajak Yoo Hee pergi, "kurasa sekarang kita sebaiknya pergi, dan menemukan tempat untuk tidur di jalanan."
Mendengar itu, ibu merasa tergugah, ia segera menahan Moo ryong. Dengan alasan tadi ia hanya menyangka Moo ryong dan Yoo Hee terlalu melebih-lebihkan. Menurut ibu, ia akan lebih lunak jika saja tahu dari awal bahwa keduanya tidak punya tempat tujuan kecuali Jalanan. hehehe, ayah Moo ryong keren, ia tahu betul bagaimana sifat istrinya dan bagaimana mengatasinya tanpa menambah konflik.
Dan akhirnya malam itu, ibu tidur bertiga dengan para calon mantunya.
Paginya, presdir Ma mendatangi rumah Moo Ryong, ia langsung memperkenalkan dirinya, “aku ayahnya Yoo Hee”
“rubah itu….” ibu akan mengomel tapi ditahan oleh Ayah Moo Ryong., ia memberi kesempatan pada presdir Ma untuk mengutarakan maksud kedatangannya.
“ku dengar anakku sudah merepotkan kalian” ia memberi amplop, lalu melanjutkan lagi perkataannya ”akan kutambah, tapi tolong agar Moo Ryong menjauhi anakku.”
ibu kali ini tak bisa menahan emosi, “dengar, justru putrimu yang menempel pada putraku, aku yakin se….” tapi seperti biasa, ayah Moo Ryong kali ini kembali memotong ucapan istrinya.
(taraaaaaaaa, dua ayah saling berhadapan.)
“orang tua mana yang tega melihat anaknya diremehkan tanpa alasan.” pukas ayah menatap tajam pada presdir Ma, “Jangan meremehkan orang seperti itu. Pantas dia bilang dia tak punya tempat tinggal. Bukannya pergi ke rumah mewah ayahnya, malah memilih datang kemari” Ayah kemudian mengembalikan amplop yang sudah dipegang istrinya. SKAK!! weee, ayah hebaaaaat!!.
Yoo Hee sedang dikantornya, ia sedang menerima telpon. “ya, aku akan meminimalisir kerugian”. Ia lalu membereskan mejanya, dan sempat lama menatap papan namanya, sebelum akhirnya ia masukkan juga kewadah.
Joon Ha sedang mencari Yoo Hee sambil berusaha menelponnya, mereka berpapasan di loby gedung. Akhirnya mereka bicara empat mata di dalam mobil Joon Ha.
“apa yang harus kulakukan? aku hanya tak bisa diam melihatnya akan menghancurkanmu” Joon Ha masih mencoba mengambil hati Yoo hee. Yoo Hee yang merasa sudah cukup mendengarkan Joon Ha akan pergi, namun lengannya di tahan Joon Ha yang tetap bersikukuh bahwa ia mencintainya.
“kau mau apa? cinta? bukankah yang kau cintai itu uang? aku tak ingin melihat dirimu yang sebenarnya (=biarlah Joon Ha jadi kenangan cinta pertama yang indah saja), jangan muncul dihadapanku lagi!” jawan Yoo Hee tegas meninggalkan Joon Ha.
Moo ryong menelpon Yoo Hee, ia membeli sepasang cincin di sebuah toko perhiasan. Yoo Hee tersenyum memakai cincinnya, “sekarang kau tak bisa pergi lagi” kata Moo Ryong.
“kekanak-kanakan” jawab Yoo Hee masih dengan senyumnya yang terus mengembang.
Yoo hee terus mengabaikan telp dari Joon Ha.
Joon Ha masih terus memikirkan penolakan Yoo Hee, dan ia tidak berkonsentrasi di jalan.
dan mengalami kecelakaan………….
Yoo Hee sudah berbaring, malam itu ia kembali tidur bertiga didalam kamar Ibu. Ponselnya tiba2 berbunyi, ia berjingkat keluar kamar agar tidak mengganggu yang lain. “kenapa aku harus ke RS, apa hubungannya denganku? kau tidak akan kesana!” jawab Yoo Hee tegas dalam suara pelan.
Moo ryong rupanya mendengar Yoo Hee yang menerima telpon, ia mencoba berempati dan menyarankan agar Yoo Hee menjenguk Joon Ha.
Yoo Hee akhirnya mendatangi RS, ia masuk kekamar Joon Ha yang sedang tertidur, tidak berapa lama datang Presdir Ma, “kau datang?”
Yoo Hee menanyakan pada ayahnya tentang keadaan Joon Ha, “apa kepalanya terluka?”
Presdir Ma mengajak Yoo Hee berbicara di luar kamar, “kepalanya baik2 saja”
Yoo Hee terlihat lega, tapi ia terkejut saat ayahnya menambahkan, “tapi mungkin ia tak akan bisa memakai tangannya lagi. Bagi seorang dokter, tidak bisa memakai tangannya.........” perkataan presdir Ma gantung, ia mungkin membiarkan Yoo Hee mengambil kesimpulan sendiri.
Moo Ryong masih menunggu Yoo Hee di ruang tunggu, ia kemudian menerima sms dari Yoo Hee agar tidak menunggunya dan pulang lebih dulu. Moo Ryong mendatangi kamar Joon Ha (mungkin ingin tahu kenapa Yoo Hee tak mau ikut pulang bersamanya).
Moo ryong perlahan membuka pintu, ia melihat Yoo Hee sedang menyelimuti Joon Ha. hwaaa, kasihan Moo ryong.
Moo Ryong pun kembali pulang ke rumah, tapi ia hanya mampu duduk dalam kegelapan. (mungkin tahu kemungkinan Yoo Hee akan merasa bersalah dan akhirnya memilih bersama Joon Ha?!)
Pagi tiba, Joon Ha mulai terbangun dan melihat Yoo Hee, ia berteriak agar Yoo Hee meninggalkannya, “apa aku terlihat menyedihkan di matamu?”
Joon Ha mengatakan tidak ingin belas kasihan, dan juga tidak ingin Yoon Hee kembali padanya hanya karena kecelakaan itu.
Yoo Hee minum sendirian, ia mengingat omongan presdir Ma tentang Joon Ha, ia juga melihat cincin dari Moo ryong yang melingkar di jarinya. Jelas terlihat diwajahnya ada beban rasa bersalah.
Ternyata ia sedang menunggu Moo ryong, tidak berapa lama datang Moo ryong. Yoo Hee mulai menceritakan keadaan Joon Ha, “mungkin ia tak bisa bekerja menjadi dokter lagi”
“kalau begitu kau harus ke RS lagi?” Tanya Moo ryong berusaha ceria, ia mencoba berbaik sangka bahwa Yoo Hee hanya akan merawat joon Ha sampai sembuh.
"Kau mencintaiku, kan?" tanyanya tanpa mendapat jawaban dari yoo Hee. Yoo Hee hanya diam dan pergi menuju tukang es krim.
Moo Ryong duduk menunggu dengan gelisah. Sepertinya dugaan Moo ryong benar, ketakutannya bahwa Yoo Hee tidak akan kembali terbukti.
Seorang anak kecil menghampirinya, memberikan cup eskrim dan cincin Yoo Hee.
yoo Hee pergi naik taxi, ia terus menangisi keputusannya meninggalkan Moo ryong.
Di tepi danau, Moo ryong masih duduk di tempat yang sama, ia juga menangis sementara es krim terus meleleh membasahi tangannya.
Di tepi danau, Moo ryong masih duduk di tempat yang sama, ia juga menangis sementara es krim terus meleleh membasahi tangannya.
Yoo Hee mengantar Joon Ha pulang, sebelumnya mereka menemui presdir Ma.
“karena tanganmu seperti itu, berhentilah dari RS” presdir Ma memberi saran pada Joon Ha
“aku berpikiran begitu, tapi aku mau lihat perkembangannya dulu” jawab Joon Ha berdiplomatis.
Moo Ryong duduk sambil melamun, ia tak menyadari keadaan sekitarnya. Bahkan ia sampai dipanggil berkali2 saat Johny datang ke restoran orang tua Moo ryong.
“karena tanganmu seperti itu, berhentilah dari RS” presdir Ma memberi saran pada Joon Ha
“aku berpikiran begitu, tapi aku mau lihat perkembangannya dulu” jawab Joon Ha berdiplomatis.
Moo Ryong duduk sambil melamun, ia tak menyadari keadaan sekitarnya. Bahkan ia sampai dipanggil berkali2 saat Johny datang ke restoran orang tua Moo ryong.
Johny datang untuk berpamitan, ia akan kembli ke New York. Ibu yang juga ikut mendengar, meminta agar johny membawa serta Moo ryong. “dia jadi seperti ini setelah putus dari Yoo Hee, aku jadi pusing” Ibu mencoba menjelaskan keadaan Moo ryong yang hilang semangat pada Johny.
Yoo Hee sedang makan bersama Joon ha dan presdir Ma. Joon Ha tidak bisa memegang pisau, ia menjatuhkan pisaunya.
Yoo hee dalam diamnya, kemudian mengambil piring Joon Ha dan membantu memotongkan sreak si piringnya Joon Ha. Presdir Ma melihat mereka dengan senyum puas.
Ponsel Yoo Hee berbunyi, ia permisi pergi untuk mengangkat ponselnya. “kau mau pergi ke New York? kapan? besok? kalau begitu, mau bertemu nanti malam?” Yoo Hee berbicara di telp dengan Johny. Wajah Yoo Hee sedikit berubah saat mendengar Moo ryong juga akan ikut bersama Johny, namun Yoo Hee berusaha tetap tenang.
Setelah menerima telp, Yoo Hee akan kembali ke mejanya, saat didengarnya suara presdir Ma. Akhirnya ia sengaja menunggu presdir Ma menyelesaikan ucapannya, “soal RS itu, kurasa terlalu berat untukmu. Ini kesempatan terakhirmu, jangan sampai Yoo Hee tahu tentang tanganmu” mata yoo hee membelalak kaget, ia mendengar jelas dari balik partisi.
Sepulang dari acara makan, Joon Ha kembali ke RS. Ia duduk sendirian diruangannya dan menatap tangan kanannya.
Perlahan2 ia mulai membuka pembalut di tangannya itu dan wak wawwwwww mulai menggerakkan jari2nya. ckckck, bener2 deh nih orang, tangannya gak kenapa2.
Sementara itu, Yoo Hee masih mencerna apa yang di dengarnya, ia harus segera mengambil keputusan. Ia pun ke RS untuk menemui Joon Ha.
Yoo Hee datang tepat saat Joon Ha keluar dari ruangannya dan bergabung dengan suster yang membawa pasien. Suster menanyakan apa Joon Ha siap untuk melakukan operasi, padahal ia baru saja mengalami kecelakaan. Joon Ha menjawab dengan yakin kalau ia mampu, ia bahkan membantu mendorong ranjang pasien.
Langkahnya terhenti saat di lihatnya Yoo Hee, Yoo Hee langsung memalingkan muka. Presdir Ma juga datang ke RS, ia bertemu Yoo Hee dan Joon Ha.
“Yoo Hee……… Joon Ha, tanganmu” seru presdir Ma kaget.
Yoo Hee akan segera pergi, namun Joon Ha menahannya, “dengarkan dulu”
“Yoo Hee, biarkan aku jelaskan dulu” kata Presdir Ma ikut membantu Joon Ha
“ayah? bagaimana ada seorang ayah yang memperlakukan putrinya seperti itu?” kata Yoo Hee marah dan melanjutkan langkahnya.
Presdir Ma lagi-lagi terjatuh sambil memegangi dadanya, Yoo Hee semarah apapun ia, ia tetap merasa khawatir pada ayahnya dan urung pergi.
Presdir Ma akhirnya di bawa masuk ke R. operasi sementara Yoo Hee menunggu di luar.
Moo Ryong mulai berkemas, satu persatu orang di rumah menanyakan kesiapannya dan kemungkinan Moo Ryong kembali batal berangkat, haha dua kali gagal berangkat membuat keluarganya benar2 was2.
Moo Ryong turun, ia ke area dapur restoran menemui ayahnya. Ia memeluk ayahnya dari belakang.
“sekarang punggung ini terlihat kecil, padahal dulu besar sekali” kata Moo Ryong belum melepaskan ayahnya, keduanya tersenyum haru……aaaaaaa aku juga pgn meluk Apa-ku :((
Moo ryong berjanji bahwa kali ini ia akan pergi dan bekerja keras melakukan yang terbaik.
Ayah berbalik menatap Moo ryong, “Moo Ryong, bekerja terlalu keras itu akan menjadi beban. Berusahalah semampumu, seperti yang kau lakukan sekarang.” saran ayah dengan bijak. Ayah teringat pada Yoo Hee dan menanyakan apakah Moo ryong sudah berpamitan, saat melihat Moo ryong terdiam ayah tahu jawabannya adalah belum. “aku tahu kau tidak pergi untuk selamanya, tapi kau tetap harus berpamitan”
Yoo Hee masih menunggui ayahnya yang sedang di opersi di RS saat ponselnya berbunyi. Ia agak lama menatap layar ponselnya sebelum akhirnya ia angkat.
"Aku berangkat besok." Moo ryong langsung mengutarakan maksudnya menelpon yoo Hee
“Ya aku tahu, aku mendengarnya dari Johny. Kau pergi besok pagi?"
"Ya. Yoo Hee ... berbahagialah. Oke? Saat kau dalam masalah, jangan lupa memanggil Superman ... Walaupun aku tak datang, tetaplah menelponku”.
kata2 Moo ryong yang diliputi kesedihan tak urung membuat keduanya tersenyum dalam tangis.
Tidak berapa lama, keluar Joon Ha dari dalam R. Operasi untuk mengabari Yoo Hee bahwa operasi berjalan lancar dan semuanya dalam keadaan baik.
Esok paginya, Yoo Hee kembali menemui ayahnya, “anda sudah bangun?”
“aku benar2 bodoh, aku hanya ingin yang terbaik untukmu.” kata presdir Ma tanpa menatap Yoo Hee
“aku mengerti”
“aku sudah mengabaikan perasaanmu” Predir Ma mengungkapkan lagi penyesalannya.
Yoo Hee tersenyum memegang tangan ayahnya, Presdir Ma kaget. (mungkin baru kali ini ada kontak fisik yang menyiratkan kasih sayang keduanya). Presdir Ma lalu melepaskan tangan Yoo Hee, dan menyuruhnya pergi, “pergilah…. pergi”
“ayah…” wwwooooooww baru kali ini Yoo Hee manggil ayah ke presdir ma.
Yoo Hee pergi, keluar dari kamar rawat ayahnya ia bertemu dengan Joon Ha yang menahannya. “sunbae, aku harus pergi” tapi Joon Ha masih terus memegang, “aku harus pergi, dia akan segera berangkat” kata Yoo Hee lagi.
kali ini akhirnya Joon Ha melepaskan tangannya dan membiarkan Yoo Hee pergi.
Moo Ryong dan Johny sudah ada di bandara. Moo ryong terlihat gelisah, matanya terus mencari2. Ternyata Johny memperhatikan Moo Ryong, “ada apa? apa Yoo Hee mengatakan ia akan datang?"
”tidak” jawab Moo Ryong pendek, mereka lalu duduk menunggu waktu keberangkatan.
Sementara itu, di depan RS, Yoo Hee belum berhasil mendapatkan taxi. Ia dikejutkan oleh mobil Joon Ha yang tiba2 berhenti di depannya. Yoo Hee mengacuhkan Joon Ha dan matanya terus memperhatikan jalan berharap ada taxi kosong yang lewat.
Joon Ha keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang menyuruh Yoo Hee masuk, tapi Yoo Hee menolak. “jangan begini Sunbae, aku harus buru2”
“aku bilang naik!! aku akan mengantarmu ke Bandara”.
Moo Ryong masih ragu2, tapi ia tetap mengikuti Johny keluar dari R. tunggu.
Mobil Joon Ha akhirnya sampai ke bandara, Yoo Hee segera turun dan mengucapkan terimakasih lalu segera berlari masuk.
Moo Ryong dan Johny sudah berada dalam antrian di pos boarding.
Yoo Hee masih mencari2, tidak mudah menemukan Moo Ryong di bandara yang luas.
Tiba bagi Moo Ryong melewati pemeriksaan, wajahnya masih tak tenang.
“tunggu aku, jangan pergi Moo Ryong-ssi” keluh Yoo hee sedih, ia sudah kelelahan mencari Moo ryong namun tetap tidak menemukannya. Dengan langkah gontai dan pandangan ke bawah, Yoo Hee berbalik akan pulang.
“Yoo Hee-ssi” seseorang memanggil namanya, Yoo Hee diam sejenak tak percaya dengan pendengarannya, tapi saat berbalik ia memang benar melihat Moo Ryong, “kenapa belum pergi?”
Moo Ryong tidak menjawab langsung menarik Yoo Hee dalam pelukannya, “aku merindukanmu”
dan mulai mencium Yoo Hee di tengah hiruk pikuk bandara.