Sinopsis Wild Romance Episode 1

Posted: Minggu, 05 Februari 2012 by khyunkhyun in Label:
0

Play Ball : Lemparan yang dilakukan oleh wasit untuk memulai pertandingan baseball, biasanya juga digunakan untuk menunjukkan permulaan dari suatu hal.


Play Ball kali ini adalah sebuah video yang sudah beredar di internet yang menunjukkan seorang laki-laki yang dibanting oleh seorang wanita.


Memalukan? Jelas. Apalagi bagi laki-laki tersebut, Park Mu Yeol (Lee Dong Wook), atlit baseball dari Red Dreamers, tim yang memenangkan Liga Baseball Korea tahun ini.


Pagi-pagi, Manager Publikasi Red Dreamers, Kim Tae Han (Kang Dong Ho) menunjukkan bagaimana video itu sudah tersebar menjadi hits di internet dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Park Mu Yeol, orang yang mempunyai antifans yang meningkat drastis sejak Liga Baseball berakhir dan terpilih menjadi tokoh panutan yang buruk bagi anak-anak bisa dibanting oleh seorang gadis di sebuah night club?


Mu Yeol berkilah kalau ia tak dibanting seorang gadis di night club. Itu noraebang! Noraebang=tempat karaoke.

Lalu bagaimana gadis itu bisa membanting Park Mu Yeol?


Pertanyaan itu juga dilontarkan oleh bos gadis itu, pemilik Little Cabin sebuah agensi pengawalan. Gadis itu adalah Yoo Eun Jae (Lee Shi Young), bodyguard yang juga kredibilitasnya tak bersih-bersih amat. Baru satu setengah bulan yang lalu agensi mereka muncul di media massa karena seorang pelajar wanita dicederai oleh seorang bodyguard. Dan sekarang ini?


Eun Jae bercerita kalau semuanya terjadi saat hari ulang tahun ayahnya.


Bos Eun Jae sepertinya mengenal Eun Jae sangat baik sehingga saat bertanya berapa gelas yang diminum Eun Jae dan Eun Jae menjawab satu gelas, ia tak percaya. Begitu pula waktu Eun Jae menjawab minuman yang diminum hanyalah bir. Pandangan tajam bos Eun Jae membuat Eun Jae berkata jujur kalau yang ia minum adalah empat gelas bir dengan campuran soju.


Jadi saat ayah merayakan hari ulang tahunnya di noraebang, mereka kebetulan bertemu dengan Park Mu Yeol. Ayah Eun Jae yang sudah mabuk salah masuk ruangan dan melihat kalau ruangan itu diisi oleh Mu Yeol yang datang untuk menemui seorang wanita.

Melihat wajah orang yang menyebabkan kekalahan tim mereka, mereka tak berbuat yang lainnya selain mengkonfrontir Puck Mu Yeol sebagai pencuri. Puck Mu Yeol?

Iya, Eun Jae mengacungkan jari tengahnya dan berkata Puck (Fuck) Mu Yeol


Manager Kim bertanya mengapa Mu Yeol meladeni orang mabuk? Mu Yeol berkilah kalau mana mungkin ia meladeni?


Kenyataan: Mu Yeol sebagai atlit yang berperilaku buruk, benar-benar menjaga nama buruknya. Ia dengan cuek menghina Blue Seagulls yang membuat kemarahan ayah Eun Jae semakin menjadi-jadi. Dorong-dorongan terjadi, dan akhirnya ayah Eun Jae yang terjatuh karena ia sedang mabuk.


Eun Jae yang melihat ayahnya terjatuh langsung mengira kalau ayahnya dianiaya oleh Mu Yeol dan tanpa ba bi bu langsung membanting Mu Yeol.


Dan semua itu terjadi di lobi noraebang di depan penjaga noraebang yang sedang membawa smartphone. Selanjutnya, tersebarlah video itu.


Eun Jae bercerita kalau Park Mu Yeol adalah orang yang menyebabkan kekalahan tim favorit mereka, Blue Seagulls sehingga tak menjadi juara di Liga Baseball Korea. Liga Baseball Korea telah berlangsung cukup lama. Tapi kekesalan itu masih tetap dipendam terutama oleh para fans Blue Seagulls yaitu ayahnya dan Eun Jae


Pada waktu itu Park Mu Yeol menghindari setiap bola yang terlempar, karena menganggap bola yang dilemparkan oleh pitcher Blue Seagulls hampir mengenai badannya. Di lemparan terakhir, Park Mu Yeol tak memukul bola, tapi malah melemparkan pemukulnya ke arah pitcher dan menyerang pitcher andalan Blue Seagulls.


Hasilnya? Mu Yeol dikeluarkan, begitu pula pitcher andalan Blue Seagulls yang mengakibatkan kekalahan Blue Seaguls.


Mu Yeol mencoba mengatakan kalau ia hanyalah korban dari kejadian ini. Ia menunjukkan luka memar akan bantingan itu. Namun Manager Kim hanya diam sehingga Mu Yeol bertanya apakah ia tak akan mengambil foto memarnya sebagai barang bukti? Manager Kim tak mau, karena hal itu akan merusak image Mu Yeol yang bisa dikalahkan oleh seorang gadis.


Walaupun gadis itu sebenarnya adalah atlit Judo. Bos Eun Jae mengingatkan kalau Eun Jae sebagai pemegang sabuk hitam golongan lima bisa mendapat sanksi berat karena menggunakan keahliannya untuk menyerang sesorang.

Jadi apa yang harus dilakukan?


Menurut Manager Kim, wanita itu harus ditemukan. Menurut Bos Eun Jae, Eun Jae harus bersembunyi agar jati dirinya tak ketahuan. Eun Jae memastikan kalau dirinya akan sulit ditemukan.


Namun Eun Jae gampang sekali ditemukan. Malah Eun Jae sendiri yang membuka jatidirinya pada Manager Kim yang ia sangka orang lain.


Manager Kim akhirnya bertemu dengan bos Eun Jae dan mengetahui kalau agensi itu pernah muncul di media massa karena kasus pemukulan pelajar wanita. Jika kasus Mu Yeol yang sebenarnya terungkap di publik, maka agensi ini akan tamat.

Maka Manager Kim berencana untuk membuat solusi win-win bagi mereka.


Mu Yeol beruntung bisa keluar rumah sebelum wartawan mendatangi rumahnya. Ia pergi ke rumah teman satu timnya, Jin Dong Soo (Oh Man Seok), yang lebih seperti kakak sendiri. Ia bisa mengambil sarapan seenaknya dan memakai komputer Dong Soo untuk mengecek komentar-komentar pedas netizens mengenai kasusnya.


Melihat kelakuan Mu Yeol yang masih mau mengikuti thread di forum, Dong Soo hanya berkomentar kalau Mu Yeol adalah masochist (orang yang menyukai siksaan).

Solusi win-win yang dibuat oleh Manager Kim adalah mempertemukan mereka di sebuah konferensi pers.


Mu Yeol dan Eun Jae tak menyukai ide win-win ini. Ketika berjalan bersama menuju ke ruang konferensi pers, Mu Yeol berkata sinis bertanya apakah Eun Jae seorang bodyguard? Karena sepertinya seluruh keluarganya pantasnya adalah gangster. Eun Jae menyuruh Mu Yeol untuk mengaca dulu.

“Ayah yang mencari masalah, putrinya datang membantu dengan bergulat.”

“Kelihatan jelas kalau kau yang mendorongnya dulu.”

“Kelihatan sekali kalau ayahmu yang mencengkeram kerah baju dulu.”

“Kelihatan sekali kalau kau yang melempar pemukul ke pitcher kami, Song Dong Yul.”

“Apakah kau lupa kalau ia duluan melemparkan bola ke badanku?”

“Kan hanya sedikiiiit .. dekat ke arah badanmu.”

“Sedikiiiit? Bola itu hampir mematahkan hidungku, tahu!”

“Kalau kau takut, jangan bermain baseball!”

“Ahjumma (Bibi) ini.. kau benar-benar tak bisa mengaca, ya?’

“Siapa yang menyebutku ahjumma?”

“Semua orang yang ada di internet. Ahjumma pemberani. Lihat saja gaya rambutmu!”

“Kau malah preman baseball!”


Mu Yeol menghentikan langkahnya mendengar hinaan itu. Eun Jae pun meneruskan, “Semua orang di luar sana menyebutmu seperti itu. “


Mu Yeol menyuruh Eun Jae meminta maaf sekarang. Lupakan konferensi pers, ia mau Eun Jae minta maaf sekarang, untuk bantingannya kemarin.


“Aku tak mau!”

“Oya? Kau tak mau? Aku juga tak mau!!”


Bertepatan dengan teriakan Mu Yeol, Manager Kim membuka pintu sehingga teriakan Mu Yeol terdengar di ruang konferensi yang sudah dipenuhi oleh wartawan. Manager Kim pun perlahan menutup pintu kembali.


Manager Kim dan Bos Eun Jae, masing-masing memberikan ceramah tentang betapa pentingnya konferensi pers kali ini jika karir mereka tak akan hancur. Manager Kim memberikan beberapa nama atlit yang potensial tapi tenggelam karena kehidupan pribadinya.


Bos Eun Jae? Ia melakukan psikologi terbalik pada Eun Jae yang memperbolehkan Eun Jae pergi dari sini. Eun Jae curiga, apakah setelah itu ia akan dipecat? Eun Jae tak akan dipecat, karena toh setelah ini ia akan menutup usaha pengawalan ini karena bangkrut.

Jadilah mereka berdua menghadiri konferensi pers.


Manager Kim menjelaskan kalau Park Mu Yeol sebagai atlit baseball yang memiliki banyak antifans, setiap harinya menerima 10 surat ancaman, dengan bukti foto-foto yang dibagikan pada wartawan. Selain itu berbagai usaha penyerangan juga dilakukan seperti pelemparan gelas atau botol minuman padanya.

Oleh karena itu maka manajemen tim memutuskan untuk menyewa seorang bodyguard wanita dan video kemarin adalah Mu Yeol yang sedang dilatih oleh Eun Jae. Kebetulan ada seseorang yang melihat dan salah paham kemudian menguploadnya ke internet.

Eun Jae pulang ke rumah disambut dengan duka cita mendalam oleh keluarganya. Ayahnya menguatkan hati Eun Jae, walaupun ia harus melindungi musuhnya, tapi jiwanya harus tetap biru, oke? Ayah juga bertanya, apa mungkin Eun Jae dapat mematahkan tangan Mu Yeol secara ‘tak sengaja’ agar ia tak dapat bermain baseball lagi?

Eun Jae tak mungkin bisa melakukannya karena nanti ia akan dipenjara. Ayah kesal karena Eun Jae tak mau melakukannya demi kejayaan Blue Seagulls.

Hehe.. begini nih kalau satu keluarga jadi hooligan semua.

Masalah sudah selesai? Belum. Karena play ball baru saja dilemparkan. Dan sekarang permainan baru mulai.
Mu Yeol yang akan latihan, pergi bersama Eun Jae yang harus mengawalnya. Sebagai bodyguard yang baik, Eun Jae bertanya jadwal Mu Yeol hari ini. Mu Yeol malah menjawab kalau Eun Jae tak perlu tahu. Ia hanya perlu diam saja.

Maka Eun Jae pun menidurkan sandaran kursinya dan berbaring. Mu Yeol menyuruhnya untuk bangun, tapi Eun Jae tak mau karena ia hanya bersandar bukan berbaring. Ingin membuktikan kata-katanya, Mu Yeol mengerem mobilnya mendadak dan Eun Jae otomatis merosot ke bawah. Mu Yeol tersenyum menang, benar kan kalau Eun Jae berbaring? Ayo bangun!

Eun Jae pun bangun dengan menjejakkan kakinya yang bersepatu lengkap ke dashboard mobil membuat Mu Yeol melotot marah. Di akhir perjalanan, Mu Yeol berhasil memaksa Eun Jae untuk menghapus jejak sepatu dari dashboard… tapi Eun Jae melakukannya dengan memakai kakinya juga yang kali ini hanya memakai kaos kaki.


Mu Yeol menyuruh Eun Jae untuk membuka pintunya. Bukankah itu tugas bodyguard? Mengawasi keadaan luar dan setelah aman baru membukakan pintu untuknya?

Baiklah, itu akan Eun Jae lakukan. Dan mendadak Eun Jae memiting tangan Mu Yeol dan mendorongnya ke kap mobil, pura-pura melihat sesuatu yang membahayakan dirinya.

Dan hal itu terlihat oleh salah satu teman timnya yang sedang bersama wartawan.


Namun karena kekesalan Mu Yeol pada Eun Jae meningkat, performa latihan Mu Yeol juga meningkat. Ia berhasil memukul semua bola yang terlempar padanya karena ia menganggap bola itu adalah Eun Jae yang harus dipukul pergi.

LOL, sepertinya yang membahayakan jiwa Mu Yeol adalah Eun Jae.


Siksaan Mu Yeol pada Eun Jae belum berakhir. Ia pergi ke gunung dan mengajak Eun Jae. Setelah sampai di atas, Mu Yeol menyuruh Eun Jae turun sendirian. Benar-benar kekanak-kanakkan. Walaupun Eun Jae berkata ia akan menunggui Mu Yeol sampai urusannya selesai, tapi Mu Yeol tak mau. Sekarang Eun Jae harus pulang.

Eun Jae pun membalas dengan menendang ban mobil Mu Yeol sehingga alarm mobil Mu Yeol berbunyi. Kegembiraan karena bisa menendang (mobil) Mu Yeol hanya berlangsung sesaat karena tak ada satu mobilpun yang lewat.

Ada satu mobil yang dikendarai seorang wanita yang juga ditemui Eun Jae saat di noraebang tapi wanita itu tak dapat membawanya pergi karena arah yang dituju kebalikan dengan Eun Jae.

Hasil siksaan itu? Eun Jae terkena flu. Ia meluapkan kekesalannya dengan mengata-katai Mu Yeol di thread sebuah forum.

Esoknya Eun Jae harus lebih sabar dan menahan diri karena Mu Yeol dan timnya mengikuti jumpa fans, bertemu dengan fans Red Dreamers yang histeris mengagung-agungkan Mu Yeol dan menjelek-jelekkan Blue Seagulls.

Mu Yeol semakin memperburuk keadaan dengan mengompori para fansnya sehingga membuat Eun Jae marah. Tapi apa yang dapat ia lakukan? Ia di sini bertugas untuk melindungi Mu Yeol.


Bos Eun Jae memberitahukan kalau ada pria keriting berjaket yang tingkahnya mencurigakan, jadi Eun Jae harus waspada. Eun Jae pun mencari pria itu dan melihat kalau pria itu hendak menyerang Mu Yeol.

Tapi semakin lama tawa Mu Yeol semakin menyakitkannya. Bos Eun Jae berhasil menangkap kroni dari pria keriting itu. Pria keriting itupun mulai mendekat dan ternyata melemparkan telur ke arah Eun Jae.


Tak menyadari ada bahaya mengancamnya, Mu Yeol tertawa semakin keras mengejek Blue Seagulls, menyakitkan bagi Eun Jae. Dan telur itu pun terus melayang ke arahnya..

.. hingga Eun Jae menelengkan kepalanya dan telurpun mengenai muka Mu Yeol yang tertawa lebar.

Score!


Mu Yeol hanya bisa meneriakkan rasa frustasinya di kamar mandi, mengatai Eun Jae sebagai idiot.

Sedangkan Eun Jae disambut bak pahlawan oleh keluarganya dan sahabatnya. Mereka bahkan menyajikan sashimi komplit untuk perayaan ini. Mulanya Eun Jae tak mau mengakui, tapi darah Seagulls-nya yang telah bercampur dengan sedikit soju membuat ia mereka ulang kejadian hari ini dengan bangga.

Namun sepertinya ancaman untuk keselamatan Mu Yeol memang benar-benar ada. Karena di suatu tempat, ada seseorang yang meninju-ninju foto Mu Yeol.

Kegagalan Eun Jae melindungi Mu Yeol menimbulkan kecurigaan. Bos Eun Jae menduga kalau kegagalan itu disengaja oleh Eun Jae. Tapi Eun Jae tetap bersikukuh kalau hal itu tak disengaja. Ia malah merasa menangis (tanpa air mata) karena tersinggung dengan kecurigaan bosnya.

Bos Eun Jae bertepuk tangan mengakui kata-kata Eun Jae benar adanya, tapi ia minta Eun Jae tetap berakting seperti tadi sehingga orang-orang percaya. Kenyataan sebenarnya? Kalau kenyataan yang sebenarnya tersebar, ia akan menghabisi Eun Jae dengan tangannya sendiri.

Begitu pula Mu Yeol. Anehnya, Mu Yeol yang meminta Eun Jae menemaninya jogging, bersikap sangat baik. Ia tak mempermasalahkan jika Eun Jae memang benar-benar sengaja menghindari lemparan telur sehingga mengenai mukanya. Ia benar-benar tak mempermasalahkannya.

Jadi ketika Eun Jae akhirnya mengakui kalau ia memang mungkin memang memiringkan kepalanya.. Mu Yeol langsung menyalak, “Idiot!”

Dengan manis Eun Jae berkata kalau tadi Mu Yeol berjanji ia tak akan marah. Mu Yeol memang tak akan marah, tapi ia meneruskan larinya dan meminta Eun Jae mengikutinya karena sebagai pengawal, Eun Jae harus tetap berada di dekatnya. Kecuali kalau Eun Jae memang capek dan tak kuat lari. Tentu saja Eun Jae kuat. O, ya?

Dan adu lari pun dimulai. Mereka berlari jauh.. jauuuh… sekali. Melewati daerah Banpo yang terletak 7 km dari Seoul, dan daerah Jamwoon, 9 km dari Seoul, dan daerah Jamshil 17 km dari Seoul.

Akhirnya Eun Jae tak tahan lagi. Ia berhenti dan muntah. Mu Yeol pun tertawa kegirangan karena ia menang. Walaupun kemenangannya pun ini membuat dirinya kesakitan. Tapi ia tetap menang.

Pertanyaan selanjutnya adalah : bagaimana mereka pulang ke Seoul yang jaraknya 32 km dari tempat mereka?

Menumpang mobil yang lewat. Tapi itu juga sulit karena tak ada mobil yang mau berhenti. Mu Yeol menyalahkan wajah Eun Jae yang membuat orang takut membawanya untuk menumpang. Pertengkaran mereka merembet pada inti masalah mereka, Liga Baseball Korea. Eun Jae menghina Mu Yeol yang melemparkan pemukul karena sebenarnya Mu Yeol tak bisa memukul bola dengan benar.

Pertengkaran itu rupanya tak hanya ada di sepanjang perjalanan pulang, tapi juga di dunia maya. Mereka bertemu kembali secara anonim, saling melempar dan menangkis hinaan seputar Mu Yeol sebagai atlit baseball. Mu Yeol sebagai fans Mu Yeol dan Eun Jae sebagai antifans Mu Yeol.

Lemparan dan tangkisan itu ditunjukkan secara literal dengan gaya komik. Hingga puncaknya, Eun Jae menghina Mu Yeol dengan menyebut Mu Yeol sebagai preman baseball.

Mu Yeol terkejut membaca hinaan itu. Siapa dia berani-beraninya menghinanya? Eun Jae pun menulis, “Aku ayahmu”. Mu Yeol marah dan mengatakan “Dasar zombie!” yang dibalas oleh Eun Jae, “Dasar preman!”

Hinaan itu terdengar familiar. Ia langsung mengetik, ‘Apakah kau si idiot?’ Eun Jae pun terkejut membacanya. Ia pun menduga kalau fans Mu Yeol itu sebenarnya adalah..

Si Idiot pun sign out.

Si Preman pun berteriak semakin frustasi.


----------------------



source kutudrama

Related Posts by Categories

0 komentar: