Sinopsis Adolescence Medley Episode 2 Part 1
Posted: Senin, 19 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label: Adolescence Medley
0
Sinopsis Adolescence Medley Episode 2 Part 1
NOTE : Yang ada dalam tanda petik ("...") adalah kalimat dalam pikiran Jung Woo ^^v
~Episode 2 : It's a Secret~
Tapi begitu sampai di gerbang sekolah, Ah Young memanggilnya. Jung Woo berbalik dan melihat ah Young disana.
Jung Woo sedikit kesal dan berkata dalam hati, "ah, Apa yang dia inginkan?!"
Sementara itu di halam Sekolah, Yeok Ho sedang latihan lari dan melihat Jung Woo dan Ah Young di gerbang sekolah.
Wajah Jung Woo mulai memucat, dengan takut-takut ia berkata dalam hati "Itu Beruang Cokelat!"
Yeok Ho menatap ke arah Jung Woo. Jung Woo melihatnya dan ia mulai gugup, cegukan.
Ah Young mendekati Jung Woo dan bertanya, Kenapa kau mengabaikanku?
Jung Woo masih tertawa khawatir sambil melirik-lirik ke arah Yeok Ho, kahwatir Yeok Ho datang menyerangnya.
Jung Woo terkejut menatap Ah Young. Ah Young melangkah pergi.
Dahi Jung Woo mulai berkerut, "Bagaimana dia bisa tahu segalanya?"
Dan akhirnya Jung Woo mengikuti Ah Young sambil masih waspada pada Yeok Ho.
Jalan yang sangat indah dan panjang ^^
Dalam perjalanan, Ah Young bertanya, Apa kau malu?
Jung Woo bertanya balik, Apa? Malu kenapa?
AH Young berbalik, Semua perhatian itu.
Jung Woo mencoba membalas dengan sedikit gugup, Lalu bagaimana denganmu, apa kau tidak malu?
Ah Young menjawab dengan tenang, Aku sudah terbiasa.
Jung Woo bingung, Terbiasa pada apa?
Ah Young tersenyum, Jadi pusat perhatian.
Dan mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan. Jung Woo memegang perutnya, kayaknya dia udah laper banged ^^
Pria itu bekata, Jung Woo, wah, kau tampan. Aku membuka usaha karaoke, berlatihkan kapanpun kau mau. aku akan melayanimu dengan baik. Kau harus menang, semangat!!!
Jung Woo hanya menatap dengan dingin si pria heboh itu, "Di desa ini benar-benar tidak ada rahasia."
Jung Woo hanya bisa mengangguk, membungkuk dan melanjutkan perjalanannya.
Jung Woo masih bingung dan melihat kedai itu bernama Kedai Enak.
Ah Young terkejut menatap ibu itu. Jung Woo juga menatap Ah Young dan ibu itu.
Bibi kedai melihat Jung Woo lebih jelas dan mengenalinya sebagai peserta kontes menyanyi NAsional dari SMA NAmil. Ia mengatakan Deok Won banyak bercerita tentang Jung Woo. Kudengar kau sangat baik padanya. apa kau sudah berlatih keras?
Ah Young hanya bisa mendehem kecil. Jung Woo kebingungan karena semua mengenalinya.
Jung woo menatap Ah Young. Ah Young tersenyum mengatakan kalau bibi kedai adalah ibu Deok Won.
Jung Woo menunjukkan wajah terkejutnya yang datar, ia ingat saat Deok Won mengatakan mengenai kedai terbaik di sana, "Im Deok Won sangat licik! Tunggu! Itu berarti...."
Hahahhhahaha, Jung Woo mulai khawatir. Ibu mengatakan kalau ia menceritakan kesemua orang kalau teman Deok Won akan mengikuti kontes menyanyi nasional. Aku akan mengajak semua orang untuk menonton. Jadi jangan khawatir, makanlah, kau akan butuh banya energi. Semoga berhasil!
Ah Young tersenyum mendengarnya.
Kemudian Ibu menatap mereka berdua dan mengatakan kalau Ah Young dan Jung Woo pasangan yang serasi.
Ah Young terkejut. Jung Woo hanya bisa tersenyum.
Ah Young menatap Jung Woo, kemudian ia menunduk dan mendehem lagi. Hmmmmmm
Ah Young makan dengan caranya dan Jung Woo juga makan dengan caranya dan bertanya-tanya dalam hati kenapa Ah Young mencelupkan makanannya ke dalam saos.
HAHHAHHAA. Mereka beneran kelihatan sangat canggung. Makan ya makan, enggak ngobrol.
Kadang Ah Young menatap Jung Woo diam-diam. Kadang Jung Woo menatap Ah Young diam-diam. Dan saat tatapan mereka bertemu, Ah Young menatap Jung Woo sedangkan Jung woo mengalihkan pandangan dengan gugup.
HAHAHHAHHAHAHHAHHA.
Deok Won melihat Jung Woo dan Ah Young berjalan beriringan dan bergumam, Mungkin dia hanya ingin berdua dengannya.
-KYAAAA! Kapan aku liburan kesanaaaaaaaaaaaaaa?!-
Keduanya masih berjalan dan kita bisa melihat kalau Ah Young sebenarnya ingin memulai pembicaraan. Tapi ia mengurungkan niatnya karena Jung Woo berjalan terlalu jauh darinya. Sementara itu Jung Woo sibuk sendiri di belakang sambil terus bergaya kikuk dan sesekali melirik Ah Young^^.
Jung Woo menatap Ah Young dengan gugup.
Ah Young berkata, Temui aku di bawah pohon pinus besok pagi.
Jung Woo memainkan matanya karena bingung dan bertanya, Kenapa?
Ah Young hanya menatap Jung Woo dan tidak memberikan jawaban, Sampai jumpa besok, jam 8 pagi.
Jung Woo terus mengatakan kalau ia tidak akan datang. Tapi ia dicuekin, hehheheh.
Ah Young disapa oleh teman sekelasnya dan ia melirik jam tangannya.
Seorang kakek melihat Jung Woo dan bertanya apa Jung Woo tidak ke sekolah. Jika kau libur, bermain caturlah denganku.
Jung Woo terkejut, kemudian ia bangkit dan mengatakan kalau ia akan ke sekolah. Jung Woo bahkan sampai salah jalan, hahhahahah.
Kakek itu tertawa dan mengomentari kalau Jung Woo sangat lemah.
Lalu Yeong Bok masuk ke dalam kelas, menyapa Jung Woo. Deok Won dengan spontan mengeluarkan Snack untuk Young Bok dan Young Bok tampak senang.
-Well, saat melihat Young Bok aku baru mengerti apa maksud Ah Young, mungkinkah jika Jung Woo disekitar Ah Young, maka tidak akan ada yang mengganggunya?-
Jung Woo masih tetap tidak pedulian dan mematung saat Young Bok mulai memukuli Deok Won dengan snack karena Young Bok tidak suka snack yang itu.
Young Bok kemudian beralih mengganggu Jung Woo yang tidak juga bereaksi. Ia bahkan menedang kursi Jung Woo.
Kita bisa melihat kalau sebenarnya Jung Woo sangat kesal, tapi ia diam saja dan berkata dalam hati, "Sekarang saatnya! Sekarang!"
Jung Woo berteriak kesal dalam hati, "Sungguh!"
Deok Won melihat reaksi yang lain dan tertawa, ia beralih menatap Jung Woo dengan kesal, Hey! Apa? Kau akan menghajarku?
"Benar-benar!"
Young Bok : Apa yang kau inginkan? Berkelahi?
Wajah Jung Woo makin berkerut. Entah karena takut atau amarah.
Dan beruntungnya bel masuk berbunyi. Young Bok kesal dan menyuruh Jung Woo duduk dan belajar. Young Bok meninggalkan kelas itu.
Wajah Jung Woo berkerut menyesal dan yang ingin dikatakannya ternyata adalah "Sungguh, aku sangat menyesal."
HAHHAAHHAHAHAHHA. Dimata semuanya, tentu saja Jung Woo terlihat marah menantang, padahal sebenranya ia sangat ketakutan dan ingin minta maaf padahal dia nggak salah. Ia sangat menyesal mencari gara-gara dengan Young Bok dkk.
Di pintu, Won Il ternyata melihat kejadian itu. Ia menatap Jung Woo yang sedang membenarkan kursinya. Jung Woo melihat Won Il yang tersenyum kesal padanya. Jung Woo menelan ludan dan masih gemetaran, mengalihkan pandangan takutnya ke arah Ah Young.
Ah Young hanya menatap Jung Woo.
Won Il tertawa kesal dan bergumam, bodoh.
Young Bok yang ketakutan mengajak Won Il segera pergi.
Ah Young memandang Jung Woo yang sibuk dengan snack Deok Won untuk menghentikan gemetarannya.
Ah Young hanya bisa menghela nafas.
Jung Woo masuk ke sebuah tempat, yaitu tempat dimana ia bisa berlatih tinju.
Jung Woo mengetuk dan memberi salam, tapi tak ada siapapun disana, sepi.
Ia melihat kata-kata penyemangat di dinding, 'Kau bisa menjadi lebih kuat!', 'Tidak dihitung sebagai latihan jika kau tidak muntah!', 'Dalam tiga bulan, kau mampu mengalahkan seekor beruang.'
Kalimat terakhir ini sangat menarik bagi Jung Woo, kata beruang mengingatkannya pada Yeok Ho.
JunG Woo kembali mengedipkan matanya dan ternyata kalimat sebenarnya adalah 'dalam tiga bulan kau mampu mengalahkan seekor macan.'
Lalu ada tulisan lagi, 'Sampai kapan kau akan terus dipukuli?'
Jung Woo hanya mengiyakan. Pria itu mengatakan kalau guru sedang keluar sekarang. Jung Woo diam saja dan kembali memukul sak tinju, tapi pria itu melarang Jung Woo melakukannya karena tangannya bisa patah. Pria itu mendekati Jung Woo dan menyuruhnya mengisi formulir pendaftaran.
Jung Woo masih melihat2 form saat pria itu melempar pena dan dengan sigap Jung Woo menangkapnya. Pria itu memuji Jung Woo punya reflek yang bagus. Jung Woo tampak senang dipuji, ia tersenyum. sedikit.
Jung Woo kemudian bertanya apakah pria itu adalah pelatih. Pria itu mengangkat gagang ceret dan mengatakan kalau ia manager.
Jung Woo begitu bersemangat. Ia bahkan sampai menedang-nendang sak tinju yang lain.
Manager mengingatkan Jung Woo tidak boleh menendangnya.
Jung Woo menarik nafas dalam, ia mencoba membayangkan Beruang Cokelat, dan begitu wajah Yeok Ho muncul, Jung Woo sempat kaget. Jung Woo bersiap akan memukul sak tinju itu. Dan saat ia akan mulai, konsentrasinya terpecah saat mendengar seseorang datang mengucapkan salam, Jung Woo terjatuh.
Yeok Ho membenarkan. Manager kemudian menyuruh Jung Woo untuk memberi salam. Tapi Jung Woo sudah tak ada disana, hanya sak tinju yang berayun-ayun.
Manager heran kemana Jung Woo, padahal tadi ada anak laki-laki yang lucu, aneh sekali.
Manager bahkan menirukan gaya Jung Woo memukul sak tinju. Manager bingung dan bahkan mengira ia bermimpi.
Yeok Ho melihat formulir pendaftaran Jung Woo tadi, melihat nama Choi Jung Woo disana. Manager masih bingung, tapi Yeok Ho tampak tersenyum. Ia kembali melihat ke arah sak tinju yang bergoyang.
Jung Woo mengomel dengan lucu sambil melihat gedung latihan tinju itu. Ia kesal juga karena Yeok Ho ternyata berlatih disana. Ia kesal karena kebetulan itu.
Ternyata dekat pemberhentian bus tak jauh dari sana ada Ah Young. ah Young melihat Jung Woo juga. Jung Woo hanya bisa menghela nafas, Oh, bagus.
HAHHAHHAHHAHAHAHA.
Ah Young bertanya, Kenapa pagi ini kau tidak menemuiku?
Jung Woo mencoba mencari alasan dan mengatakan kalau tadinya ia mau datang, tapi ia malah kesiangan. Jung Woo minta maaf.
Ah Young tidak menanggapi, ia malah bertanya, Apa kau belajar tinju?
Jung Woo terkejut, B-Bagaimana kau tahu?
Ah Young menatap Jung Woo. Jung Woo masih heran tapi beberapa detik kemudian ia menyadari kalau dirinya masih mengenakan sarung tinju. HAHHAHHAHHAHAHAHA.
Jung Woo gugup encoba memelpaskan sarung tinju itu, tapi tidak bisa ternyata. Ia lalu menyembunyikan tangannya di belakangnya.
Dan aku kira Jung Woo dan Ah Young berjalan beriringan, tapi ternyata Jung Woo berjalan di belakang Ah Young, lagi, HHAHHAHAHHAHAHA.
Jung Woo mengatakan bagaimana pun ia tidak bisa santai dan diam saja. Semua murid di sekolah tahu tentang itu.
Kita melihat Ah Young memegang kedua tangannya dengan gugup. Ia berbalik, dan tampak Jung Woo dengan sarung tinju di tangannya siaga,. HAHAHHA. Jung Woo heran kenapa Ah Young berhenti.
Jung Woo heran dan meminkan matanya. Ah Young berkata, Dia memang sering berkelahi, Tapi tetap saja....
Ah Young berbalik dan tampak wajahnya menunjukkan kekhawatiran seperti ini, 'Apakah aku sudah mengatakannya dengan baik?'. Ah Young melanjutkan perjalanannya.
Sementara Jung Woo masih kebingungan, "Nona Ah Young dari EBS muncul. Baiklah, baiklah, Nona Sempurna."
Jung Woo kemudian mengikuti Ah Young.
Jung Woo yang siap-siaga akan menolong Ah Young malah terlihat aneh, karena lebih terlihat seperti akan memukul. Tentu saja karena sarung tinjunya. HAHAHHAHA.
Ah Young hanya menatap Jung Woo dengan ekspresi biasanya yang tak terdefinisi dan melewati Jung Woo, ia jalan duluan.
Jung Woo juga diam saja, apa ia sedikit kecewa ya? HAHAHAHHA.
Ia kembali mengikuti Ah Young dengan lucu.
Ah Young akhirnya berhenti. Ia berbalik dan bertanya, Keundae, Choi Jung Woo.
Jung Woo menatap dengan heran + lugu, Ya?
Ah Young : Kenapa kau mengajakku berkencan?
Jung Woo terdiam, ia masih menatap Ah Young karena terkejut, sedetik kemudian, ia mulai batuk-batuk dan gugup menjawabnya, Soal itu....
Jung Woo sesak nafas, kebingungan mencari jawaban, matanya mulai tidak tenang. Akhirnya ia malah bertanya, Lalu kenapa kau menjawab 'ya'?
Ah Young berkata, Aku yang pertama bertanya. Kenapa kau mengajakku berkencan?
Ah Young menatap Jung Woo dengan tatapan tulus meminta JUng Woo memberinya jawaban. Jung Woo makin kebingungan karena Ah Young serius.
Jung Woo gelagapan dan menjawab kalau itu juga penting baginya, jadi ia meminta Ah Young tidak menanyakan alasannya.
Jung Woo masih tidak tenang karena Ah Young tetap menatapnya menunggu jawaban.
Lalu tangannya yang masih mengenakan sarung tinju bergerak menutup telinga Ah Young.
Dengan gugup Jung Woo berkata, Itu adalah rahasia.
Ah Young menatap Jung Woo, ia terkejut.
_ROMANTISSSS_
Sementara Ah Young di kamarnya juga sama, ia tidak konsentrasi belajar. Ia masih memikirkan kejadian tadi. Ah Young memegang kedua pipinya yang panas. Ia tersenyum.
Kedua remaja ini sedang dilanda masa muda yang membingungkan ^^ aih^^
Tentu saja ini tidak biasanya. Tapi Ah Young tidak muncul-muncul, karena sebentar lagi bel akan bunyi, Jung Woo akhirnya berangkat ke sekolah sendiri.
Masih di halaman sekolah, Jung Woo menguap, ia tampak mengantuk. Jangan bilang kalau ia susah tidur semalam, hahaahha.
Tiba-tiba Jung Woo berhenti karena melihat sesuatu. Ia bahkan mengucek matanya, siapa tahu ia salah lihat. Tapi setelah mengeceknya, ia tidak salah lihat. Jung woo mendekati pohon untuk mengintip memastikan.
Jung Woo mengerutkan keningnya. Ia heran. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya.
Deok Won cukup kaget karena Jung Woo datang sepagi ini. Jung Woo pura-pura sibuk dengan kedatangan Deok Won. Sementara Deok Won bertanya apa Jung Woo tidak datang bersama Ah Young.
Ah Young hanya melihat Jung woo yang tampak mencurigakan lalu mengajak si kacamata untuk masuk ke kelas.
Deok Won cukup heran dengan reaksi Ah Young, juga Jung Woo yang kedapatan mengamati Ah Young dari jauh dan bertanya, Apa kalian berdua bertengkar?
Jung Woo dengan polos bertanya, Ha? Kenapa?
Deok Won, tidaaaaakk...
Guru menyuruh no. absen 28 membaca pertanyaan nomer 1.
Jung Woo tidak mendengarkan dan terus kalut dalam pikirannya, menatap Ah Young. Guru bertanya paa no. absen 28 tidak hadir?
Deok Won menunjuk tangannya dan menyikut Jung Woo, si nomer absen 28.
JUng Woo ternyata masih kepikiran dan tak konsentrasi, ia menatap Ah Young lagi dan melanjutkan kalimatnya : .....salah.
Deok Won menyadari Jung Woo yang lagi kebingungan dengan AH Young, dan ia menarik Jung Woo untuk duduk.
Jung Woo mengerutkan keningnya lagi. Ia kembali menatap Ah Young.
Jung Woo tertawa dan bergumam, Ada apa dengan semua peribahasa? Ck.
Lalu muncul Jung Woo devil yang memegang bunga, Apa kau benar-benar menyukainya, sampai kalian berciuman?
Jung Woo asli tersenyum malu.
Muncul lagi si Jung Woo kacamata, Apa dia marah karena aku menciumnya?
Si kacamata hitam bicara, Pria harus memiliki keberanian.
Si kacamata bicara, Sebentar lagi aku aka dipukuli si Beruang Cokelat. Siapa yang peduli dengan gadis itu?
Si devil bicara, Cium dia lagi saat pulang nanti. Ciuman yang membara.
Jung Woo asli kesal dengan banyak pikiran di kepalanya, ia menyirami mereka dengan air. HAAHHAHAHAHHA.
Jung Woo heran menatap Hyun Jin dan mengiyakan.
Hyun Jin mendekati Jung Woo dan bertanya, Kau bertarung dengan petarung terbaik Namil, Beruang Coklat? Semua orang tahu tentang hal itu.
JunG Woo mengerutkan kening menatap Hyun Jin, "Huh, apa tidak ada orang lain yang bisa digosipkan kecuali aku?"
Jung Woo hanya bisa menghela nafas.
Jung Woo mengerutkan wajah melihat mereka.
Ah Young tampak senang dengan buku itu.
Hyun Jin mendehem melihat hal itu, ia mencoba menarik perhatian Jung Woo lagi, Apa kau sedang berlatih untuk kontes menyanyi nasional?
Sayangnya Jung Woo lebih tertarik melihat ketua osis dan Ah Young, dimana beberapa junior menyapa ketua osis dengan histeris, yang menandakan kalau ketua osis juga populer.
Dan mata Ah Young menemukan Jung Woo ada disana melihatnya.
Jung Woo tidak peduli saat Hyun Jin berjinjit agar Jung Woo melihatnya. Jung Woo menghindar dan mengatakan kalau ia tidak butuh apapun.
Ah Young masih melihat Jung Woo saat si ketua osis bertanya, Apa kau sudah pikirkan tentang yang ku katakan tadi pagi?
Ah Young kembali bicara dengan ketua osis, menurutmu, aku bisa?
Ketua osis berkata, Sulit dapat diajari oleh mahasiswa Universital Seoul. Lagipula dengan semua gosip aneh itu, sepertinya kau terganggu.
Ah Young heran menatap ketua osis, gosip aneh?
Ah Young tampak berfikir. Jung Woo masih berkerut menatap keduanya.
Ketua osis meminta Ah Young memikirkannya lagi dan memberitahunya nanti.
Hyun Jin masih saja bicara mengenai keluarganya yang suka belajar dan bla bla, Jung Woo tidak peduli dan meninggalkannya sendirian, HAHHAHAHHA.
Jung Woo terdiam, ia tak tahu harus bicara apa. AKhirnya Ah Young meninggalkannya. Dan Jung Woo tampak kesal dengan dirinya sendiri.
Jung Woo menghela nafas dan berkata kalau ia tidak berbuat kesalahan.
Tapi dalam hatinya ia berkata kalau sebenarnya ia salah. Kesalahan yang besar.
Kemudian Jung Woo pura-pura sibuk lagi menanyakan sesuatu pada Deok Won dan makan bekalnya, padahal ia masih sangat kepikiran dengan sikap Ah Young.
Lagunya bagus. Tapi aku nggak tahu :'(
Jung woo makan dengan tidak bersemangat sambil sesekali menghela nafas. Sementara Ah Young makan sambil mendengarkan lagu itu.
Jung woo menyadari Ah young berjalan ke mejanya. Jung Woo menatap Ah Young berharap Ah Young menyapanya atau apa. Tapi Ah Young hanya cuek dan duduk di mejanya membuat Jung Woo makin bingung.
Jung Woo akhirnya pergi tanpa menyadari ekspresi Ah Young yang ternyata juga penasaran, sepertinya AH Young juga berharap Jung Woo mengatakan sesuatu.
Akhirnya aku mengatakannya juga! Dari tadi aku tahan-tahan, hehehhehheehhe.
Saat pelajaran berikutnya, Ah Young disuruh membaca oleh guru, Jung Woo memandangi Ah Young dengan tatapan yang berbeda dari biasanya.
Ia teringat saat Ah young menyuruhnya mencuci seprai, saat Ah Young memintanya menemui di bawah pohon pinus.
Jung Woo berfikir keras, ia tampak memainkan bolpoin di tangannya sambil menatap Ah Young.
Ah Young membuka kertas itu : 'Kita Pulang Bersama. --Jung Woo'.
Ah Young berbalik ke belakang, melihat ke arah Jung Woo.
Jung Woo sesak nafas. Ia berhenti menatap kedua pasangan itu.
Ah Young menuruni tangga mendekati Jung Woo. Ia heran melihat tingkah Jung Woo dan bertanya, Kenapa? Ku kira kau ingin pulang bersama. Tadi aku mencarimu.
Sedikit senyuman terlihat di bibir Ah Young. Jung Woo tersenyum senang. Ia minta maaf. Jung Woo kembali melihat ke arah kepergian si gadis. Ah Young heran, apa yang kau lihat?
Jung Woo dengan gugup mengatakan, sepeda.
Ah Young heran. Jung Woo berfikir dan berkata, sepertinya lebih baik kalau punya sepeda. Karena rumah kita cukup jauh.
Ah Young masih heran dan menatap Jung Woo, kemudian menatap ke arah jalan. Jung Woo mengajak Ah Young pergi.
Ah Young akhirnya bertindak duluan karena sejak tadi mereka diam-diam saja. Ah Young mengejar Jung Woo dan berusaha berjalan sejajar dengannya. Ah Young meminta maaf karena mengacuhkan Jung Woo seharian.
Jung Woo melirik Ah Young dan dengan polos berkata kalau ia mengira Ah Young marah padanya.
Ah Young mengatakan bukan begitu, Aku hanya merasa tidak nyaman.
Jung Woo menghentikan langkahnya dan menatap Ah Young, Memangnya kenapa?
Jung Woo masih berfikir dengan polosnya. Beberapa detik kemudian Jung Woo baru mengerti dan akhirnya ia hanya bisa garuk-garuk kepala lagi, hehehhehhe.
Jung Woo sedikit tertawa lalu berlari memanggil ketua kelas sambil memetik bunga taman dan memberikannya pada Ah Young. Ah Young menerimanya lalu terus berjalan., Jung Woo memetik bunga lagi.
Aih, cute couple!!!
Won Il sendiri sedang memasang kuda-kuda di depan cermin, Young Bok bertanya kenapa Won Il tidak mencoba bicara dengan Yeok Ho. Kau juga ingin menghajarnya, terutama karena Ah Young dan segalanya.
Won Il menghentikan kuda-kudanya, ia menghela nafas menatap Young Bok melalui cermin dan menyuruh Young Bok berhenti.
Tapi Young Bok yang kesal dan mulai bicara kelewatan mengenai Yeok Ho yang mengabaikan Won Il, tapi malah memberikan tantangan pada JunG woo padahal selama ini Won Il juga menantang JunG woo.
Won Il kesal, ia mendekati Yeok Ho dan menggenggam kerah bajunya, Hey! Kau sama sekali tidak tahu apa-apa!
Won Il kesal melihatnya, ia berkata pada Yeok Ho kalau ia dengan Jung Woo datang kesana. Young Bok juga bertanya, kapan Yeok Ho akan menghajar anak itu.
Yeok Ho hanya memandangi Young Bok. Young Bok lagi-lagi banyak bicara, bahkan menyinggung ketua kelas 1-1 yang disukai Won Il. Won Il makin kesal dan berteriak pada Young Bok.
Yeok Ho menatap Won Il dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Sepertinya Won Il tak sanggup menatap Yeok Ho. Ia mengambil seragamnya dan memakainya dengan kesal. Ia juga berkata, Hyung, kudengar kau berlatih untuk kejuaraan. Kehidupan pribadimu juga penting, Tapi ingatlah kau adalah bagian dari kelompok ini. Benar kan?
Young Bok menyuruh Won Il berhenti.
Won Il melangkah pergi dan mengajak Young Bok. Young Bok berbisik pada Yeok Ho untuk mengabaikan Won Il.
Won Il masih kesal dan menatap kedalam sambil menggeram, dia pikir dia siapa?
Young Bok menenangkannya dan mengajak Won Il pergi.
Won Il mengatakan Lee Yeok Ho, Choi Jung Woo. Lebih baik mereka tidak menghalangiku.
Won Il lalu mengeluarkan sesuatu, ponsel? Dan ia sepertinya merencanakan sesuatu.
Jung woo kemudian datang sambil berlari-lari, dia ngos-ngosan dan bertanya, kenapa dengan sepeda ini?
Ah Young dengan tenang mengatakan, Kau bilang kau ingin mengendarainya.
Jung Woo terkejut, heran. HAHHAHAHAH.
HAHHAHHAHAAHAHHHA.
Ah Young mengayuh sepeda sekuat tenaga. Ia hampir kehabisan tenaga, apalagi jalan itu tanjakan. Sementara Jung Woo di bonceng di belakang hanya bisa garuk-garuk kepala.
Jung woo dengan khawatir bertanya, Apa kau baik-baik saja?
Ah Young dengan nafas sesak mengatakan, Ku kira saat itu kau bilang kau ingin mengendarai sepeda..
Jung woo mencoba menjawab dengan gugup, Aku hanya bermaksud ingin mengendarai sepeda, bukan berarti aku bisa mengendarainya.
Jung Woo berusaha menjelaskan sebaik mungkin. LOL.
HAHAHHAHAHHAHAHAHAH. Babo!!! Gak keren ah.
Jung Woo dengan yakin berkata, Aku aka belajar mengendarai sepeda, dan memboncengmu setiap hari.
Ah Young tersenyum senang dan meminta Jung Woo berjanji padanya. Jung Woo dengan penuh semangat menyanggupinya. Aku berjanji. Sungguh.
Jung Woo : Aku akan mengantar dan menjemputmu.
Ah Young : Angkat badanmu!
Jung Woo : Apa aku seberat itu?
Ah Young : Ya!
Dan kita mendengarkan lagu dari J-Rabbit, Somewhere The Wind Is Blowing, yang menurutku sangat romantis^^
Angin berhembus, menerbangkan rambut Ah Young ke belakang, aromanya tercium oleh Jung Woo. Jung Woo tersenyum.