Tree With Deep Roots – Episode 02

Posted: Minggu, 01 Januari 2012 by khyunkhyun in Label:
0

Para pelayan yang lain  menangisi kematian Seok Sam, sementara Chae Yun bertanya pada ayahnya siapa yang melakukan ini, siapa yang telah melukai ayahnya dan kemudian meratapi kematian ayahnya.
Kembali ke Istana, melanjutkan perkataan Ratu…
Ratu Soheon: Itu semua untukmu … Cheon Na … demi dirimu …. Cheon Na … dia tidak ingin menimbulkan masalah bagimu Cheon Na … lalu ia meninggal seperti itu.
Di penjara, Chae Yun berusaha untuk membangunkan ayahnya, untuk bertanya siapa pelaku yang melakukan ini padanya….
Di Istana …
Ratu Soheon: Kaulah Cheon Na, yang membunuhnya!
Sejong menatap Ratu Soheon dengan duka mendalam  …
 
Suk-sam meninggal ketika ada di penjara, satu sel tahanan dengan anaknya, dan ketika seorang penjaga datang untuk mengambil mayatnya, para pelayan yang lain segera melawan dan memberontak, mereka berhasil melarikan diri dari sel tahanan dan membebaskan yang lainnya. Semua tahanan ingin keluar melarikan diri, sementara keluarga Raja dalam perjalanan untuk masuk ke dalam penjara, dengan Ratu Soheon berharap dapat menemui ibunya, Lady Ahn,  yang tertangkap.
Sejong yang masih dalam rasa shock karena tak dapat melakukan apapun sebagai seorang Raja.
 
Ratu Soheon sampai di gerbang penjara tepat pada waktunya untuk menyaksikan suasana yang kacau karena para tahanan yang berusaha melarikan diri bertarung melawan para penjaga tahanan. Sungguh pemandangan yang memilukan hati, di mana sebagian besar dari tahanan dengan kejamnya dipukuli dan dibunuh tepat di depan matanya sendiri. Ayah Dan ah, Gul sang, berhasil membawa Ddol bok untuk melarikan diri bersamanya dan anak gadisnya, tapi tidak sebelum Dan ah meraih surat wasiat Suk-sam dan menaruhnya pada kantung sulam yang sebelumnya telah ia hadiahkan pada Ddol bok.
 
Ketiganya berhasil melewati semua kekacauan itu dan mendekat ke dinding, di mana Gul sang membantu Ddol bok  untuk naik kemudian anak gadisnya. Tapi para penjaga berhasil menyusul mereka, dan menusuk Gul sang sebelum ia berhasil naik ke atas dinding. Bersamaan ketika seorang penjaga mengancam keselamatan Dan ah, Ddol bok segera bertarung dengan penjaga tersebut untuk menyelamatkan Dan ah dan mengirim Dan ah pergi tanpa dirinya. Dan ah berhasil melarikan diri ke seberang dinding sementara Ddol bok menemui Gul sang yang sekarat, yang hanya dapat mengeluarkan kata pengharapan terakhirnya: agar Ddol bok menjaga Dan ah.
 
Saat Dan ah berusaha melarikan diri, ia berlari lurus menuju ke jurusan Ratu Soheon. Sang Ratu mengenalinya (kemungkinan karena Dan ah adalah salah seorang anak pelayan dari ayahnya, Shim Oewn) bahkan memanggil namanya. Ketika Ratu dan pengiringnya melihat para pengawal berlari ke arah mereka, Ratu segera memanggilnya dengan berani tapi sebelumnya menghalau Dan ah untuk bersembunyi di bawah roknya. Ratu sedikit bercakap-cakap dengan para penjaga, yang mana terpaksa berlutut ketika Soheon mengungkap identitasnya sebagai Ratu, dan Dan ah berakhir dengan pingsan di tengah-tengah peristiwa itu, tapi pada akhirnya ia selamat.
 
Lee Do juga datang ke penjara dalam samaran tepat pada waktunya ketika melihat insiden lepasnya tahanan dari penjara meningkat ke suatu tahap yang baru, dengan pembunuhan dan pembantaian besar-besaran. Mo hyul meminta Lee Do untuk pergi sekarang sebelum ia tertangkap basah oleh ayahnya, tapi Lee Do mengingat kembali bagaimana istrinya telah meminta padanya untuk menyelamatkan sang ayah, dan ia tak dapat melakukannya. Menghadapi kenyataan bahwa ia sekali lagi tak berdaya untuk melakukan sesuatu, Lee Do melihat seorang anak laki-laki berlari menuju ke arahnya, itu Ddol bok, dan tiba-tiba sekali lagi Lee Doo mengingat sebuah kilas balik mengenai anak lelaki lain yang ada di atas punggung kuda, berkata: “Kau tak dapat melakukan apapun!”
Ddol bok mendorong Lee Do untuk minggir dalam usahanya untuk melarikan diri, dan Lee Doo tiba-tiba saja hatinya dipenuhi dengan perasaan yang mendesaknya bahwa ia HARUS menyelamatkan anak ini. Mungkin ia mendapatkan suatu firasat kalau anak ini seseorang yang berkaitan dengan masa depannya, atau ia akhirnya merasa bosan karena selalu tak berdaya melakukan apapun dan ingin menuntaskan tugas ini, atau mungkin juga itu karena Ddol bok mengingatkannya pada anak lelaki di atas punggung kuda dalam ingatannya tadi.
 
Lee Do menyuruh Mu Hyul untuk segera menyusul Ddol bok, dan sebelum para penjaga tahanan melihatnya, Mu hyul segera membuatnya tak sadarkan diri.
Mu-hyul dan Lee Do kemudian membawa Ddol bok ke sebuah gubuk di tengah hutan. Sialnya mereka tak mendengar kalau Mantan Raja Taejong dan rombongannya (di atas kuda) datang dari arah belakang mereka, dan Lee Do sekarang tertangkap basah tanpa ia sadari oeleh ayah “tersayang”nya. Taejong menuntut agar Ddol bok, yang berbaring di tanah di belakang Lee Do, dihukum mati, bahwa anak itu adalah anak dari seorang budak yang mengirimkan sebuah pesan kepada seorang pengkhianat, tapi Lee Do menentangnya …
Lee Do mencoba usaha terbaik yang bisa ia lakukan, tapi berakhir dengan menjadi lemah menghadapi kekuatan intimidasi dari ayahnya … sampai satu ketika ia merasa benar-benar benci dengan dirinya yang begitu lemah …
… Lee Do yang sebelumnya tampak lemah hati menjadi seorang yang benar-benar berbeda, dan benar-benar menjadi Lee Do yang mengagumkan! Dia mengumpulkan segenap kekuatannya untuk tetap berdiri menentang ayahnya tanpa kenal takut. Lee Do memberitahu ayahnya, dengan nada datar, bahwa seorang mantan Raja bukanlah Raja, dan sekarang yang menjadi Raja Joseon adalah dirinya bukan sang ayah.
MANTAP !!! … Ini pertama kalinya aku tahu kalau si Lee Do alias Sejong seakan-akan menemukan kekuatan untuk menghadapi ayahnya … TERUSKAN !!!
Ayahnya tak sedikitpun bergeming ketika Lee Doo menyebutkan nama-nama semua pamannya dan keluarga dari Taejong yang telah dibunuh ayahnya, terakhir menyebutkan Jung Do Jun. Lee Do mengingatkan ayahnya yang telah membunuh Jung Do Jun (dan juga banyak yang lain(=) hanya untuk berkuasa, dan Taejong membela dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa karena ia melakukan semua pekerjaan kotor, maka ini adalah Joseon MILIKNYA! Dia layak mendapatkan itu. Lee Do menyahut: “Joseon milikku berbeda! Akan benar-benar berbeda!”
 
Satu-satunya masalah adalah, Lee Do belum tahu tepatnya bagaimana ia bisa membuat perbedaan itu. Dengan Lee Do yang sekarang terikat tali, Taejong memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Ddol bok, dan Lee Do langsung melemparkan pedang miliknya di antara mereka beruda. Taejong harus membunuhnya dulu jika ia ingin membunuh Ddol Bok sekarang.
Lee Do: “Jika kau ingin membunuh anak itu … seperti kau telah membunuh para paman dan rekan-rekanku, bunuh aku sekarang juga  di sini!”
Semuanya itu tidaklah cuma-cuma, Taejong menyebutnya pembual, dan (menurutku adegan terbaik di episode ini) Lee Do memanggil Mu hyul, mengingatkan sumpahnya untuk membunuh siapapun yang melukai Raja, meskipun itu adalah ayahnya sendiri.
Setelah beberapa saat, Lee Do menang kali ini. Ayahnya mundur dan segera pergi meninggalkan Lee Do, Mu hyul, dan Ddol Bok, pulang ke Istana.
Setelah melihat kalau ayahnya pergi, Lee Do jatuh terduduk dengan lemas … karena saking leganya …
Sementara itu Taejong, masih belum terlihat merasa bangga atau tidak akan tindakan anaknya itu, tapi ada pernyataan darinya kalau ia tak bisa dibujuk bahkan tidak juga Chu Ja (Zhu Xi) maupun Kong Ja (Konfusius) dapat membuatnya berubah pikiran, hanya para Dewa saja yang dapat melakukannya, tapi ternyata kelihatannya anaknya justru punya kemampuan itu … Tapi kemudian Taejong memerintahkan agar semua Panglima Pasukan Kerajaan datang menemuinya, jadi …
 
Dalam gubuk di hutan, Ddol bok sedang menangis menghadapi seorang pengawal kerajaan, bertanya siapa yang bertanggungjawab atas kematian ayahnya. Lee Do di sana, mendengar semuanya. Bahkan ketika Ddol bok mengatakan kalau ia harus membunuh Raja karena telah memberi perintah untuk membunuh ayahnya, yang sebenarnya adalah seorang yang bodoh, yang sial karena mengantarkan surat yang salah pada waktu yang salah. Lee Do mencatatnya dalam hati.
Jelaslah sudah bahwa bukan pernyataan dari Ddol bok yang mengatakan kalau ia akan membunuh Raja yang paling melukai Lee Do, tapi justru seluruh kisah itu sendiri. Lee Doo merasakan betapa beratnya kata-kata dari Lee Do: “bukankah Raja adalah seorang Ayah bagi kerajaannya? Bagaimana bisa ia menggunakan prinsip kebenarannya sebagai Raja dengan mengeluarkan perintah tak masuk akal, perintah untuk membunuh ayahku!” Dan keputusan untuk menyelamatkan Ddol bok semakin menguat.
Tak seperti selama ini di mana Lee Do merasa tak memiliki kekuasaan, tak berdaya, sekarang ia menyatakan bahwa Ddol bok adalah rakyat pertamanya bahwa ia telah menyelamatkannya dan akan terus menjaganya, kemudian senyuman menawan tampak pada wajahnya. Untuk saat ini ia adalah Raja yang sesungguhnya, dan ia merasa sangat percaya diri dan bangga, terutama karena ia tahu bahwa cepat atau lambat ia akan menghadapi ayahnya.
 
Ddol-bok bangun dan menemukan dirinya berada di lingkungan yang tak dikenalnya, ia segera menaruh kewaspadaan. Ddol bok mengambil bantalnya dan menggunakannya sebagai senjata ketika ia pergi keluar dan kemudian bertemu dengan seorang wanita yang berusaha menenangkan kegelisahannya. “Tempat ini adalah Ban Chon” ujarnya, desa para pelayan yang bekerja di Sungkyunkwan …
Wanita itu tak tahu apa yang membawanya kemari, tapi tak ada yang peduli, itulah salah satu kelebihan dari tempat ini. Kelebihan yang lain adalah bahwa Pasukan Kerajaan tak dapat memasuki desa ini tanpa adanya perintah dari Raja.
 
Mantan Raja Taejong telah mengumpulkan para komandan pasukan kerajaan, yang didengar oleh Lee Do dengan sedikit terkejut, ia tahu bahwa ini adalah harga yang harus ia bayar atas insiden semalam. Dia juga bukannya tidak mempersiapkan hal ini, sementara Taejong mendapatkan dukungan dari Pasukan Kerajaan, tapi Lee Do memiliki O Mae Pae, Eu Do, dan Seong Ah Pae.
O Mae Pae adalah papan kecil tanda perintah untuk mengumpulkan para Jenderal dan Menteri.
* Eu Do adalah Pedang Kerajaan.
* Seong Ah Pae adalah papan kecil tanda perintah untuk mengumpulkan para menteri tingkat 2 ke atas.
Namun, Taejong kelihatannya masih memiliki sesuatu untuk ia keluarkan menghadapi Lee Do, dengan menyiapkan sebuah kotak makan siang untuk Lee Do … tapi tanpa makanan sama sekali di dalamnya …
Lee Do mengingat sebuah kilas balik …  Seorang anak laki-laki sedang memacu kudanya pergi mengatakan bahwa Lee Do tak dapat melakukan apapun ….
Kertas yang ia sedang baca ditulis oleh anak yang sama, Jung Ki Joon. Tapi entah apa maksudnya ….
 
Ratu Soheon mendengar peristiwa mengenai tindakan dari Taejong dan juga persiapan yang telah dilakukan suaminya, dan menemui Lee Do. Sejenak, suami dan istri berbagi momen yang penuh kasih sayang. Dia datang untuk mendapatkan jawaban dari suaminya, bertanya apakah Lee Do bersangkut paut dengan larinya para tahanan, apakah Lee Do bertemu dengan Taejong malam sebelumnya, dan kemudian bertanya apakah itu alasannya mengapa Lee Do mengambil Segel Kerajaan dan juga benda-benda lainya itu.
Lee Do tidak mau berbohong padanya, dan menjawab ya pada semua pertanyaan istrinya. Soheon takut akan keselamatan suaminya, dan Lee Do hanya berkata bahwa ia akan “berhenti” karena ia tak punya jawaban ataupun sebuah rencana bagi Joseon miliknya. Lee Do kemudian bertanya pada Soheon apakah istrinya takut kehilangan posisinya sebagai Ratu, sebagai candaan kecil, dan mereka saling bercanda untuk pertama kalinya sejak dieksekusinya Shim Oewn, ayah Ratu.
 
Mereka disela oleh seorang pejabat yang membawakan hadiah dari Mantan Raja Taejong sendiri.
Sedikit kilas balik, Jo Mal Saeng, yang selalu berada di sisi Taejong, mengajukan protes menentang perintah Taejong untuk mengirimkan sebuah kotak makan kosong pada anaknya. Dia bahkan mengingatkan Mantan Raja mengenai kisah dari seorang Kaisar Wei dari masa Tiga Kerajaan di Tiongkok yang mengirimkan sebuah kotak makan siang kosong. Hasil akhir dari perbuatan itu: orang yang dihadiahi kotak makanan mati bunuh diri!
Rasa terkejut tampak pada setiap wajah orang di perpustakaan Istana, mengawasi pada kotak makan siang yang kosong. Mereka mengerti apa maksud dari dikirimnya kotak makan siang ini: Lee Do harus bunuh diri! Secara harafiah itu berarti “jangan makan!” Mantan Raja Taejong telah menjatuhkan putusannya, bekerja di sekeliling pertahanan  Lee Do bersama dengan Mu hyul, sejak semula dengan maksud untuk menyuruh anaknya melakukan bunuh diri. Bahkan Lee Do sendiri bertanya-tanya apakah yang diperbuatnya semalam benar-benar ada harganya menerima balasan seperti ini.
 
Kembali ke Ban Chon, dua pelayan lain bertemu dengan seorang pelajar. Pelajar itu membawa mereka berdua ke dalam sebuah kuil dan menyingkapkan sebuah bungkusan berwarna ungu yang sebelumnya disembunyikan , mereka berdua bertanggunjawab untuk menyampaikan benda itu pada seorang pandai besi bernama Lee Yun-do.
Tapi ketika mereka berusaha untuk lari dari desa pada malam hari, mereka tertangkap dan dibawa menghadap wanita yang sebelumnya menyambut Ddol Bok, kita sebut saja dia sebagai Nyonya ketua. Nyonya ketua mengenali simbol dari buku jurnal itu dan menyembunyikan reaksi terkejutnya. Saat itu Ddol Bok dibawa ke tengah-tengah lingkaran bersama-sama dengan kedua orang sebelumnya. Mulutnya dibekap karena tak berhenti berteriak terus.
 
Pertama-tama: nasib dari kedua pelayan tadi. Nyonya ketua memberitahu mereka bagaimana Ban Chon telah bertahan dari pertumpahan darah selama bertahun-tahun sejak Joseon berdiri. Untuk kalian ketahui Dinasti Joseon dalam kisah ini masih termasuk baru berdiri sekitar 26 tahun. Ban Chon bahkan masih sanggup berdiri saat malam di mana Taejong membunuh Jung Do-jun dengan mengorbankan dua pelayan yang terlibat, seorang diantaranya telah memberitahu Taejong di mana Jung Do-jun berada, dan seorang yang melapor pada Jung Do-jun bahwa Taejong sedang mempersiapkan pasukan. Jung Do-jun ini adalah orang yang sama yang telah disebutkan oleh Lee Do sebelumnya, salah satu orang yang dibunuh oleh ayahnya, dan berdasarkan sejarah ini memang akurat. Jung Do-jun terbunuh dalam usaha kudeta pertama oleh Taejong di tahun 1938.
Jadi aturan pertama dari Ban Chon: Jangan turut campur dalam perkara yang melibatkan Raja. Peraturan kedua adalah: kau tidak menghakimi siapa yang benar atau salah (dua orang itu percaya bahwa Jung Do-jun dibunuh tanpa alasan). Nyonya itu mendemonstrasikan perkataannya dengan membakar buku jurnal dari Jung Do-jun yang ada dalam bungkusan dan memerintahkan kedua orang itu untuk bunuh diri. Satu orang dengan berani melakukannya, tapi yang lain berusaha lari tapi dibunuh juga akhirnya. Ddol bok hanya bisa menyaksikan semuanya itu dan kedua mayat orang tadi yang disingkirkan, sementara ia menjadi satu-satunya orang yang ada di tengah-tengah lingkaran.
 
Ddol bok masih muda dan juga tak kenal takut, dan meskipun Nyonya ketua terlihat bersimpati dan memperlakukan Ddol bok dengan baik, mengatakan padanya untuk tidak takut atas kejadian barusan, tapi sikap dan juga caranya berbicara pada si Nyonya sangat tidak hormat. Dia terus mendesak, menjawab semua pertanyaan si Nyonya: siapa dia dan apa yang membawanya kemari, dengan balas bertanya: siapa yang membawanya kemari?
Wataknya yang buruk itu berakhir dengan sebuah pisau mengancam lehernya, tapi meskipun demikian, ia tak berhenti dengan sikap menantangnya. Dia bahkan bertindak lebih jauh dengan beraninya menantang pria yang mengancamnya itu untuk membunuhnya, tapi si Nyonya melihat bahwa walaupun mulutnya mengatakan semua hal itu seakan-akan ia tak takut, sebaliknya celana si Ddol bok basah, ia mengompol …. dan semua orang juga melihatnya. Ddol bok mungkin menyadari ini, tapi ia tak menunjukkan kalau ia tahu dan tetap tak mengendurkan keberaniannya.
 
Saat Ddol Bok akan disembelih oleh si pria yang mengancamnya, yang sangat jengkel dengan Ddol bok, si Nyonya ketua menghentikannya.
Si Nyonya mengingat malam sebelumnya, dan aku yakin kalau kalian semua bisa menebaknya, siapa yang membawa Ddol Bok: Mu-hyul, bertindak atas perintah Lee Do. Mu-hyul memberitahu Nyonya ketua bahwa Ddol Bok punya masalah dengan sifat pemarahnya dan meminta agar Nyonya membuatnya tenang dan menjadikan si Ddol bok pelayannya. Tapi jika si Nyonya tak dapat mengendalikannya, Mu Hyul memberitahu untuk membunuh Ddol bok tanpa ragu.
Ddol Bok tentu saja tidak menjadi lebih tenang, tapi Nyonya tidak ragu sedikitpun dengan kemampuan yang ia miliki untuk menundukkan anak pemarah ini. Entah dengan cara apa dan alasan apa, tapi si Nyonya tak berniat untuk melaksanakan pesan bagian terakhir dari Mu hyul. Ddol bok hanya bisa membalasnya dengan seringaian ….
 
Lee Do sendirian untuk merenungkan kotak makan siang kosong di depannya sementara di tempat lain, Taejong sedang mengadakan apel pasukan untuk melakukan latihan pasukan besar-besaran seakan-akan sedang menghadapi perang. Mu hyul menemui Lee Do di ruangan perpustakaan dan berlutut di hadapannya, memohon pada Lee Do agar meminta pengampunan pada ayahnya. Lee Do menjawab kalau Mu hyul hidup hanya didasarkan pada pedangnya dan tak memahami politik:
Mu-hyul: “Jika ini sebuah pertarungan, aku pikir ini waktunya untuk Yang Mulia agar melangkah mundur selangkah.”
Perkataannya memercikkan sesuatu dalam pikiran Lee Do, yang berpikir mengenai melangkah mundur dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang, hanya saja ia masih tak dapat menemukan jawabannya. Semua yang ia miliki hanyalah permainan matematika yang sia-sia…
 
Ting! Satu kilasan pikiran lewat dan Lee Do mengawasi semua permainan matematikanya (catatan: permainan matematikanya itu sebenarnya disebut dengan ‘Persegi Lo Shu’), kemudian ia melihat bahwa bentuk dari kotak makan itu sama persis dengan Persegi Lo Shu. Mu hyul tak mengerti maksudnya, tapi Lee Do segera bertindak dan memanggil semua dayang ke dalam ruangan. Ia berhasil mendapatkan cara bagaimana memecahkan teka-teki matematika ini dengan menggunakan pola dari kotak makan siang itu.
 
Dia memulai dengan 9×9 bujursangkar, menggunakan bentuk berlian dari kotak makan siang itu (jika dimiringkan) sebagai tuntunan. Pada akhirnya Lee Do berhasil memecahkan Persegi Lo Shu. Dari segala sisi jika dihitung persis sama, totalnya: 17985! Lee Do sangat senang karena ia telah memecahkan persoalan yang selama ini menghantuinya, termasuk persoalan untuk menghadapi ayahnya …
Kebalikan dari cara pemecahan ayahnya pada permainan matematika ini, dengan cara melenyapkan semua angka kecuali angka “satu”, Lee Do berhasil menemukan caranya sendiri untuk memecahkannya. Yang mana ayahnya mengatakan kalau ia seharusnya memiliki semua kekuasaan itu untuk dirinya sendiri, Lee Do telah menemukan arti dari kotak makanan itu dan juga rencananya sendiri bagi Joseon.
Sebelum ia menemui ayahnya, Lee Do mengirimkan Mu Hyul yang tampak sedikit kebingungan untuk mengembalikan Segel Kerajaan dan juga benda yang lainnya yang telah ia ambil sebelumnya.
 
Lee Do memasuki halaman di mana ayahnya dan pasukan kerajaan berkumpul, berlatih formasi perang dan juga memanah. Mereka baru saja melancarkan secara serentak anak-anak panah pada target mereka yang bertempat di samping kanan pintu gerbang utama, dan semua orang berhenti saat Lee Do masuk. Hanya keputusannya yang teguh yang membuat Lee Do melangkah dengan penuh kepercayaan diri, berjalan dengan langkah seorang Raja … Pertarungan kehendak antara dirinya dan sang ayah akan segera berlangsung dengan kekuatan penuh.
Pemegang bendera komando para pemanah menolak untuk memberikan tanda untuk melepaskan panah saat Taejong memberikan perintah pertamanya, jadi Taejong segera merebut bendera komando, dan Lee Do tak sedikitpun menghentikan langkahnya menuju ke depan. Taejong melambaikan bendera dan memberikan perintah untuk melepaskan panah ke arah Lee Do …


Episode 5 4 3 2 1 part 2 1

Related Posts by Categories

0 komentar: