Sinopsis Shut Up Flower Boy Band Episode 10
Posted: Minggu, 18 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label: Shut Up Flower Boy Band
0
Kerah baju Woo-kyung ditarik oleh salah seorang teman musuh
Woo-kyung.
“Hei, kalau kau berani menyentuh Woo-kyung sedikit saja, kau
mati!” teriak Kyung-jong.
Eye Candy minus Ji-hyuk maju dan menyerang.
Sementara itu Ji-hyuk berlari sekuat tenaga.
Posisi Eye Candy mulai kalah. Kyung-jong terjatuh dan akan
dihantam lagi, namun tangan pihak lawan ditahan Ji-hyuk yang baru sampai.
“Hei, teman-teman, maaf aku terlambat!” seru Ji-hyuk.
Semua gembira melihat Ji-hyuk, kecuali Woo-kyung yang justru
khawatir. Kedatangan Ji-hyuk membawa semangat baru Eye Candy. Mereka akhirnya memenangkan
perkelahian itu.
Setelah berkelahi, mereka duduk kelelahan di tanah. Hyun-soo
dengan ajaib berhasil menang tanpa luka di wajah, sementara yang lain babak
belur. Ji-hyuk duduk di samping Woo-kyung dan bertanya apa
Woo-kyung baik-baik saja. Woo-kyung tidak menjawab dan justru bertanya mengapa Ji-hyuk
datang padahal ini adalah saat-saat genting (baca:peluncuran single).
“Bagaimana kalau kau mendapat masalah karena berkelahi?” tanya Woo-kyung sambil
terisak-isak.
Ji-hyuk mengusap-usap punggung Woo-kyung. Woo-kyung lalu
bersandar pada Ji-hyuk, tangisnya semakin keras. Do-il melihat adegan itu dengan wajah muram, namun dia tidak
mengatakan apa-apa.
Tiba-tiba mobil polisi berdatangan dan para polisi keluar
dari mobil. Eye Candy terperangah.
Su-ah masih berusaha menelepon ponsel Ji-hyuk, namun tanpa
hasil.
Suara bel berbunyi, Su-ah dengan bersemangat membuka pintu,
mengira yang datang Ji-hyuk. Namun ternyata Seung-hoon yang datang.
Seung-hoon mengajak Su-ah ke restoran. Dia bercerita bahwa
dia meninggalkan nomer teleponnya ke pemilik rumah kalau-kalau terjadi sesuatu
pada Su-ah. Dia mengulangi tawarannya lagi agar Su-ah menempati kantor kosong. Su-ah menolak lagi. Dia berkata bahwa dia baik-baik saja.
“Kelihatannya pemilik rumah mengambil semua uang sewa
rumahmu. Apa rencanamu sekarang?” tanya Seung-hoon.
Su-ah menjawab bahwa dia akan bisa melewati itu semua. Dia
berusaha terlihat ceria.
“Apa kau berkata kau akan menunggu… Kwon Ji-hyuk di kamar
atap itu?” tanya Seung-hoon.
Su-ah kaget dengan pertanyaan Seung-hoon.
“Orang di hatimu… adalah Kwon Ji-hyuk, kan?” Seung-hoon
memastikan.
Su-ah terdiam sejenak lalu menjawab, “Ya.. kau benar.” Seung-hoon tidak menyangka tebakannya benar. Dia tersenyum
sinis dan berkata bahwa Su-ah pasti kecewa karena bukan Kwon Ji-hyuk yang
datang tapi dia. “Bukan seperti itu…”
“Bukan? Lalu di mana pria sialan yang kau butuhkan itu?”
potong Seung-hoon.
“Aku tidak bisa menghubunginya..”
“Apa kau berusaha menutupinya sekarang?”
“Seung-hoon…”
“Dia seharusnya menemuimu apapun alasannya. Kau berada dalam
situasi sulit. Apakah masuk akal bahwa dia tidak di sini?”. Su-ah
menundukkan kepala. Seung-hoon menghela nafas. “Kenapa aku justru marah
padamu?
Aku bukan apa-apa bagimu.” Seung-hoon lalu berdiri dan meninggalkan
Su-ah.
Hae-ri memarahi Eye Candy. “Apa kalian tahu kekacauan apa
yang kalian buat? Lagu kalian sudah di tangga lagu, debut kalian sudah di depan
mata, dan kalian memulainya dengan baku hantam? Kalau kalian ingin menjadi
sekumpulan preman jalanan, kalian seharusnya tidak menandatangani kontrak!”
“Preman? Teman kami membutuhkan bantuan. Apa kami harus diam
saja dan menonton?” tanya Ji-hyuk.
“Betul. Tidak melakukan apa-apa sama saja dengan berlaku
seperti preman,” kata Kyung-jong.
Hae-ri menatap tajam Kyung-jong. Hyun-soo meringis. Ha-jin menyodok pundak Kyung-jong,
menyuruhnya diam. “Kalian pernah berkata kalian ingin segalanya berjalan
dengan cara yang kalian inginkan kan? Apa tidak bertanggung jawab termasuk cara
kalian? Apa kalian tahu berapa banyak uang yang diberikan pada pihak korban dan
tagihan rumah sakit mereka? Rumor sudah mulai beredar. Kalau kalian tidak bisa
menangani situasi ini, kalian habis dalam satu sapuan. Apa kalian kira ini
main-main? Kalau kalian kira ini gedung tempat kalian bisa seenaknya keluyuran,
menghilanglah dari sekarang. Kalau kalian ingin melihat segalanya selesai
dengan baik, mulailah menjaga perilaku kalian. Sejak sekarang, kalau kalian
melanggar satu peraturan lagi, lupakan single kalian. Kontrak batal. Apa kalian
paham?!” bentak Hae-ri.
Hyun-soo melirik Ji-hyuk dengan wajah kesal.
Manajer Eye Candy menyebutkan peraturan-peraturan seperti
tidak ada waktu jalan-jalan, tidak ada waktu bebas, dan harus taat pada jadwal. Eye Candy kesal namun menahan diri mereka.
“Sampai kapan?” tanya Ha-jin.
“Kalian dalam masa percobaan. Dan juga, tidak ada ponsel.”
Dengan terpaksa, Eye Candy menyerahkan ponsel mereka.
Hyun-soo bertanya bagaimana bila orang tua mereka menelepon.
Manajer menjawab bahwa dia sudah memberi nomer ponselnya, jadi orang tua mereka
bisa menelepon melalui ponselnya.
Saat ponselnya diminta, Ji-hyuk menjawab bahwa ponselnya
hilang. Dia lalu dengan acuh meninggalkan manajer dan teman-temannya.
“Benar-benar seperti pemimpin, Kwon Ji-hyuk,” kata Hyun-soo
dengan sinis.
Su-ah terus berusaha menelepon Ji-hyuk namun tanpa hasil.
Dia merasa sedih karena Ji-hyuk bilang dia akan datang.
Kyung-jong membukakan pintu untuk Woo-kyung.
Ji-hyuk, Do-il, dan Hyun-soo keluar kamar. Saat mendengar
Woo-kyung datang, wajah Hyun-soo menjadi kesal. Kyung-jong memuji Woo-kyung yang begitu pengertian karena
membawakan makanan untuk mereka.
Hyun-soo duduk lalu bertanya dengan sinis apa seseorang yang
begitu pengertian akan memanggil Eye Candy untuk berkelahi?. Woo-kyung meminta maaf dan dia membawakan makanan sebagai
tanda permintaan maaf. “Aku tahu kau senang karena bisa mengurus kami, tapi kami
tidak diijinkan menerima tamu. Karena seseorang, kami hampir didepak dari perusahaan,
aku lebih suka kalau kau juga menaati peraturan perusahaan. Kyung-jong berusaha membela Woo-kyung, namun dia tidak bisa
menjawab saat Hyun-soo bertanya apa itu berarti dia tertangkap oleh manajer?
Ji-hyuk memotong dan berkata bahwa Hyun-soo sudah cukup
menghukum Woo-kyung. Woo-kyung tidak sengaja memanggil mereka.
“Aku kira seorang pemimpin seharusnya mengatasi situasi
ini,” bantah Hyun-soo.
Ji-hyuk akan berkata sesuatu namun menahan diri. Woo-kyung merasa tidak enak dan berkata bahwa dia datang tanpa
berpikir. Do-il berusaha meredam suasana dengan mengatakan mereka
sedang sensitif dan meminta Hyun-soo memakan makanan buatan Woo-kyung dan
melupakan masa lalu.
Ha-jin juga berusaha membujuk Hyun-soo, namun Hyun-soo
berkata bahwa dia tidak akan makan lalu beranjak pergi. Woo-kyung semakin merasa sedh.
Do-il akan memanggil Hyun-soo, namun dihentikan Woo-kyung.
Woo-kyung lalu berkata bahwa dia tidak akan menemui Eye Candy untuk sementara
waktu.
Hari-hari Eye Candy dimulai dengan manajer membangunkan mereka.
Seung-hoon bertanya pada Yerim apa dia sudah mendengar lagu
duet baru untuk album barunya.
Yerim memuji lagu itu bagus, baik lirik maupun melodinya.
“Tapi liriknya… kau pasti pernah mengalami cinta bertepuk
sebelah tangan,” tebak Yerim. Yerim berkata bahwa biasanya, pada lagu duet,
kedua belah pihak mengungkapkan perasaan cinta. Namun di lagu itu hanya pria
yang mengungkapkannya.
Untuk menghentikan analisa Yerim, Seung-hoon bertanya apa
Yerim punya bayangan siapa yang akan diajak berduet. Saat Yerim menjawab tidak
ada, Seung-hoon berkata dia ada ide dan Yerim akan coba dipasangkan nantinya.
Mereka kemudian berpisah dengan janji bertemu di ruang
rekaman.
Yerim masuk ke ruangan dan melihat Hyun-soo sedang berlatih
gitar sendirian. Saat Hyun-soo menyadari ada Yerim, dia menanggapi
dingin
Yerim. Hyun-soo bahkan menyuruh Yerim keluar karena mengganggu
latihannya. Yerim dengan keras kepala mengatakan bahwa dia tidak akan
pergi. Hyun-soo bertanya apa Yerim menyukainya. Hyun-soo berharap Yerim
akan merasa
jengah dan pergi, namun dengan polosYerim menjawab, “Ya.”
Hyun-soo terperangah. “Aku sangat tertarik. Padamu,” lanjut
Yerim.
Hyun-soo mengejek rasa suka Yerim karena Yerim tidak tahu
apa-apa tentangnya. “Maaf, tapi aku tidak tertarik padamu,” kata Hyun-soo dengan
dingin. Lagi-lagi jawaban Yerim di luar dugaan Hyun-soo. Dengan
tenang, Yerim menyuruh Hyun-soo tidak usah khawatir karena mulai sekarang dia
akan bersikap seperti dinding. Hyun-soo tersenyum mengejek, lalu berlatih gitar lagi. Saat
mengangkat kepala, Yerim ternyata sudah pergi tanpa dia sadari. Hyun-soo akan
bermain lagi, namun manajer masuk dan menyodorkan ponselnya karena ada telepon
dari ibu Hyun-soo. Ibu Hyun-soo mengabarkan bahwa adik Hyun-soo masuk rumah
sakit. Hyun-soo buru-buru pergi.
Hyun-soo kembali ke apartemen pukul 4 pagi. Ji-hyuk yang
mendengar suara pintu keluar. Dia bertanya pada Hyun-soo apa Hyun-soo berlatih
hingga pukul 4 pagi. Hyun-soo tidak menjawab dan masuk kamar.
Su-ah dengan gembira mengangkat ponselnya, mengira Ji-hyuk
meneleponnya. Namun yang menelepon ternyata pegawai minimarket tempat Ji-hyuk
menjatuhkan ponselnya.
Eye Candy diajak manajer menemui sutradara stasiun televisi.
Setelah menyapa para staf, mereka disuruh langsung ke ruang rias.
Eye Candy bergerombol menonton acara komedi di televisi.
“Kalian akan mengisi acara itu di episode selanjutnya,” umum
si manajer. Eye Candy terperangah (hahahaha..)
Manajer memberi alasan bila mereka ingin tampil di acara
musik, maka mereka harus muncul di acara variety
show terlebih dulu. Manajer berpesan mereka harus menyiapkan talenta
mereka.
Eye Candy speechless
untuk pertama kalinya. (hahahaha… Kasian
banget mereka)
Manajer membagi-bagikan CD Eye Candy pada para staf sambil
mengajak anggota Eye Candy. Beberapa staf mengejek nama Eye Candy. Ji-hyuk akan
maju, namun ditahan Do-il. Mereka kemudian diajak berkeliling lagi.
Eye Candy duduk dengan bosan di ruang tunggu. Kyung-jong
marah-marah karena mereka menunggu 7 jam hanya untuk syuting. “Untuk apa kita
dibangunkan pagi-pagi?!”
Tiba-tiba manajer dan satu staf masuk dan memanggil Ha-jin
dan Do-il karena mereka butuh satu anak tinggi dan satu dengan rambut panjang.
Eye Candy akhirnya bisa pulang ke apartemen dengan tubuh
lelah. Mereka duduk di sofa sambil meratapi nasib sial mereka.
Hyun-soo mengingatkan mereka bahwa mereka sudah berjanji
pada Hae-ri akan bertanggung-jawab.
Ha-jin yang frustasi bertanya apa mereka bisa bertahan
sampai album mereka keluar? Ji-hyuk semakin frustasi dan berdiri, akan keluar.
Hyun-soo menanyai ke mana Ji-hyuk akan pergi.
Ji-hyuk menjawab bahwa di apartemen dia merasa pengap dan
dia merasa akan gila. Dia akan keluar sebentar dan berjanji dia tidak akan
menimbulkan masalah.
Rocker Kim C mengganti-ganti saluran TV dengan bosan. Hae-ri
masuk dan bertanya apa Rocker Kim tidak punya TV sehingga menonton di
perusahaan?
Rocker Kim bilang dia merasa bosan kalau menonton sendirian.
Dia lalu bertanya kabar Eye Candy. Saat Hae-ri menjawab Eye Candy mulai sedikit
tenang, wajah Rocker Kim menyiratkan rasa tidak percaya.
Baru saja Hae-ri berkata Eye Candy mulai tenang, ponselnya
berbunyi. Manajer melapor bahwa Eye Candy lagi-lagi membuat masalah. Hae-ri
mengomel bahwa para manajer tidak punya wibawa di depan Eye Candy. Dia menutup
telepon dengan kesal.
“Kau bilang, mereka menjadi anak-anak baik… Kalau mereka
baik, tidak akan ada kesenangan,” kata Rocker Kim. Rocker Kim mengambil
ponselnya dan menelepon seseorang yang sedang menganggur karena baru dipecat.
Ji-hyuk mengunjungi Su-ah. Dia kaget saat melihat
barang-barang Su-ah di luar dan tidak ada ada orang di kamar sewaan Su-ah. Dia
merasa khawatir. Dia lalu pergi ke kamar sewaannya dan terkejut saat ada lampu
menyala dari dalam. Dia mengetuk pintu dengan perasaan was-was. Dia tidak
menyangka yang keluar adalah Su-ah yang terkantuk-kantuk.
Mereka duduk di ruang tamu. Su-ah mengomeli Ji-hyuk yang
berjanji akan datang, namun tidak menepati janji. Apalagi saat itu dia sedang
membutuhkan Ji-hyuk karena dia hampir tidak ada tempat tinggal.
Ji-hyuk merasa bersalah, namun Su-ah menggoda Ji-hyuk dengan
mengatakan, “Ada rumah tetangga yang kosong. Dan aku menemukan kunci yang
disembunyikan pemiliknya.”
Su-ah lalu mengembalikan ponsel Ji-hyuk. Dia bilang dia
mengambil ponsel yang oleh pemiliknya tidak dicari.
“Lalu, kau masuk ke rumah pemilik ponsel?” kata Ji-hyuk
sambil tersenyum. Su-ah tertawa kecil. Mereka duduk dalam diam namun merasa
nyaman.
Seseorang masuk ke apartemen. Dia melihat Do-il yang tidur
di sofa.
Pria itu kemudian masuk ke kamar Ha-jin dan Kyung-jong. Pria
itu duduk di ranjang Ha-jin dan menepuk pantat dan pipi Ha-jin,
menyuruhnya
bangun. Ha-jin membuka matanya dan melihat…. Guru Kim. “Aaaaa!!” teriak
Ha-jin. Kyun-jong terbangun dengan kaget dan akan mengomeli Ha-jin
saat wajah Guru Kim yang tersenyum beringas muncul dan menyalami
Kyung-jong.
“Aaaa! Shil-ba!
Shil-ba!” teriak Kyung-jong. Kyung-jong berteriak-teriak sambil berusaha
melepaskan tangannya.
Hyun-soo dan Ji-hyuk keluar kamar. Mereka mengomel kenapa
Kyung-jong berteriak-teriak Shil-ba. Ji-hyuk dan Hyun-soo menoleh dan terperanjat
melihat Guru Kim di belakang mereka.
Eye Candy duduk manis di bawah, masih syok melihat Guru Kim
mereka di depan mereka. Rocker Kim dan Guru Kim duduk di sofa. Rocker Kim
menelepon Hae-ri, memberitahu kondisi terakhir (baca : sikap diam Eye Candy)
dan menyuruh Hae-ri agar jangan khawatir karena manajer baru sangat mampu di
bidangnya. Rocker Kim bertanya pada Guru Kim soal sejarahnya dengan Eye
Candy. Guru Kim dengan penuh kemenangan berkata bahwa Eye Candy sangat senang
bertemu dengannya lagi. Eye Candy hanya melongo, Hyun-soo bahkan sampai
menggeleng-gelengkan kepalanya berharap itu hanya mimpi.
“Jadi, Shil-ba, maksudku Pak Guru, Anda akan menjadi manajer
baru kami?” Ha-jin memastikan.
“Berapa kali aku harus mengulangi perkataanku?” kata Rocker
Kim C. Kyung-jong dan Ji-hyuk menundukkan kepala, tidak berdaya. Yang lain
memasang wajah pasrah.
“Tapi, Pak Guru, bagaimana dengan sekolah? Apa Anda
dipecat?” tanya Kyung-jong.
“Apa maksudmu dipecat? Aku mengambil cuti,” kata Pak Guru
Kim, sementara di sampingnya Rocker Kim menahan tawa. Pak Guru Kim beralasan dia merasa tidak aman karena Eye
Candy selalu terlibat masalah. Kebetulan temannya (Rocker Kim) meminta
bantuannya dan setelah 6 bulan, dia akan kembali mengajar.
Do-il bertanya apa Guru Kim teman Rocker Kim? Rocker Kim
bertanya ke Guru Kim, apa Eye Candy tidak tahu bahwa mereka berdua teman satu
band dulu? Eye Candy terperangah untuk kesekian kalinya.
Guru Kim tersenyum lebar, penuh kebanggaan.
Eye Candy diajak ke studio dan mendengarkan permainan drum
Guru Kim. Mereka semua terperangah, tidak menyangka Guru Kim sangat ahli
bermain drum.
Ha-jin dan Kyung-jong disuruh berbelanja. Dalam perjalanan
pulang, mereka mengomel, meratapi nasib malang mereka.
“Kau bilang Guru Kim akan dipecat dan kata-katamu akan
menjadi nyata. Kenyataannya, hidup kita serasa di neraka,” omel Ha-jin pada
Kyung-jong.
Do-il, Hyun-soo, dan Ji-hyuk duduk di bawah dengan bosan
mendengarkan nostalgia Rocker Kim dan Guru Kim. Ji-hyuk akan memutus omongan
mereka namun tidak bisa.
Rocker Kim dan Guru Kim saling menyalahkan atas bubarnya
band mereka. Guru Kim menuduh Rocker Kim merebut gadis pujaannya, lalu Rocker
Kim keluar dengan alasan bersolo karir padahal pada kenyataannya dia bekerja
sama dengan penyanyi terkenal. “Jadi, dalam band…,” kata Guru Kim.
“Gadis…,” sambung Rocker Kim.
“…dan uang yang selalu menjadi masalah,” lanjut Guru Kim.
“Apa kalian paham?” tanya Rocker Kim.
Hyun-soo memandang lantai.
“Camkan ini di hati kalian. Kalau kalian ingin band kalian
bertahan lama, kalian dilarang mengkhianati satu sama lain,” pesan Rocker Kim. Guru Kim mengangguk-anggukkan kepalanya.
Rocker Kim dan Guru Kim keluar dari gedung. Mereka
membicarakan soal Eye Candy. Guru Kim berkata dia merasa khawatir soal Eye
Candy bertahan atau tidak.
Rocker Kim berkata bahwa Eye Candy bertahan atau tidak
tergantung dari Eye Candy sendiri, bukan menjadi tanggung jawab Guru Kim.
Sebelum berpisah, Rocker Kim memuji Guru Kim yang bisa
mengatakan hal-hal tepat sehingga bisa pas dengan cerita Rocker Kim. Guru Kim
tidak mengerti maksud Rocker Kim. (sepertinya
Rocker Kim tidak benar-benar nostalgia masa lalu…)
Su-ah sedang membawa vas berisi bunga mawar segar saat dia
disapa Deo-mi yang seperti biasanya ceria. Deo-mi memberitahu Su-ah bahwa Eye
Candy sudah masuk peringkat 10 teratas. Deo-mi bahkan sudah mengganti nada
dering ponselnya. Deo-mi memutar lagu Eye Candy dan bernyanyi-nyanyi dengan
semangat.
Di dekat mereka berdiri grup Pyo-joo. Pyo-joo yang mendengar
lagu Eye Candy menjadi marah. Dia menyeret salah satu temannya dan menabrakkan
temannya ke punggung Su-ah sehingga Su-ah tersungkur dan vasnya pecah. Deo-mi
yang kaget menjadi marah dan membentak Pyo-joo.
Pyo-joo balas membentak Deo-mi. Deo-mi menjadi takut dan
diam. Su-ah bangkit berdiri dan mendatangi Pyo-joo. Dia berkata Pyo-joo
seharusnya meminta maaf setelah berbuat salah, bukannya malah membentak orang
lain. Pyo-joo masih tidak mau mengaku salah. Dia balik bertanya
apa salahnya.
Seung-hoon muncul. Deo-mi yang melihat Seung-hoon mendatangi
Seung-hoon dan memintanya melakukan sesuatu. Pyo-joo semakin memanasi situasi dengan berkata bahwa Im
Su-ah bukanlah pacar Seung-hoon. “Kau punya wajah cantik dan pasti banyak pria
yang suka kepadamu.”
Deo-mi merasa situasi semakin genting dan memaksa Seung-hoon
mengambil tindakan. Seung-hoon masih diam saja. “Bagaimana menurutmu? Mau bertemu sesudah pulang sekolah?”
Pyo-joo terus berusaha membuat marah Su-ah.
“Minggir,” kata Su-ah. Dia akan melewati Pyo-joo namun
tiba-tiba Pyo-joo mencengkeram rambutnya. “Kau kira tidak ada yang akan terjadi
padamu? Tanpa Seung-hoon, kau bukan apa-apa,” kata Pyo-joo dengan penuh
kebencian. Su-ah tidak tahan lagi dan menampar Pyo-joo. Pyo-joo semakin
marah. Dia mencengkeram kepala Su-ah dan mendorongnya. Su-ah tersungkur. Dia akan
memukul Su-ah, namun dihentikan Seung-hoon.
“Kalau kau memukul seseorang, pukul aku. Jangan orang lain,”
kata Seung-hoon.
Su-ah menangis sambil terduduk di lantai.
Pyo-joo memukul Seung-hoon dua kali, namun Seung-hoon tidak
membalas sekali pun.
“Apa seorang wanita lebih penting daripada temanmu?” tanya
Pyo-joo sambil mencengkeram kerah Seung-hoon. “Apakah karena wanita kau berubah
menjadi begini?”
Maro maju dan menarik Pyo-joo pergi karena mereka menjadi
tontonan. Pyo-joo membentak murid-murid yang menonton. Su-ah bangkit berdiri, menghapus air matanya, dan
menghampiri Seung-hoon. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Su-ah. Seung-hoon tidak menjawab dan berlalu pergi.
Guru Kim membawa Eye Candy ke stasiun TV dan memperkenalkan
Eye Candy.
Hae-ri menghampiri mereka dan bertanya apa Eye Candy sudah
membaca naskah yang diberikan.
Ha-jin bertanya apa dia sampai perlu mengatakan bahwa dia
dulu bekerja di minimarket, sehingga dia sangat bersyukur bisa menjadi terkenal
seperti sekarang?
“Hafalkan saja,” kata Hae-ri singkat. Dia lalu mengumumkan
jadwal penampilan perdana mereka.
Hyun-soo bertanya apa mereka melakukan penampilan live. Hae-ri bertanya apa mereka percaya
diri bisa melakukan live?
“Tentu saja,” jawab Ji-hyuk penuh percaya diri.
“Baiklah, kalian bisa tampil live. Persiapkan dengan baik,” kata Hae-ri dan berlalu pergi.
Guru Kim bertanya dengan tidak yakin apa mereka benar-benar
akan tampil live. Eye Candy menenangkan
dia dengan berkata mereka biasa tampil live.
Sekretaris Hae-ri bertanya apa Hae-ri akan benar-benar
mengijinkan Eye Candy tampil live di
penampilan perdana mereka?
“Kenapa kau bingung? Bagaimana cara agar mereka mau serius
berlatih selain dengan menjanjikan penampilan live?” Hae-ri tersenyum misterius.
Acara talk show
dimulai. Sebagai seorang leader,
Ji-hyuk seharusnya lebih sering menjawab pertanyaan-pertanyaan dari presenter.
Namun Ji-hyuk justru hanya menjawab singkat dan
ala kadarnya, membuat presenter kehabisan akal untuk memancing jawaban
dari para member Eye Candy.
Hae-ri dan Guru Kim yang menemani mereka ikut-ikutan
frustasi.
Hyun-soo memutuskan mengambil alih situasi dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan presenter dengan lancar. Hae-ri dan Guru Kim
menghembuskan nafas lega. Hae-ri memerintahkan Guru Kim mengatur jadwal
Hyun-soo karena Hyun-soo akan sering ditampilkan di acara talk show.
Seusai syuting. Ha-jin dan Kyung-jong bertemu dengan Ye-rim.
Ha-jin mendekati Ye-rim dan mengajaknya pergi makan bertiga dengan Kyung-jong.
Kyung-jong akan menolak namun mulutnya ditutup oleh Ha-jin.
Dengan muka masam, Kyung-jong menunggu Ye-rim yang
menuliskan nomer teleponnya di tangan Ha-jin.
Ha-jin dengan gembira mengumumkan bahwa dia akan pergi
dengan Ye-rim, dewinya.
Kyung-jong menolak pergi dengannya, dan menyuruh Ha-jin
mengajak Hyun-soo saja. Hyun-soo dengan dingin menjawab, “Aku tidak akan
pergi,” lalu berjalan keluar.
Kepala sekolah menitip pesan pada Su-ah agar Seung-hoon menghadap kepala sekolah. Kepala
sekolah berkata bahwa dia berusaha mencari Seung-hoon namun tidak ketemu.
Murid-murid membicarakan soal sikap aneh Seung-hoon yang
tidak pernah tersenyum dan selalu sendirian akhir-akhir ini. Mereka berpikir
apa karena Seung-hoon mengungkap jati dirinya yang seorang penulis lagu jenius,
maka tidak ada lagi yang pantas berteman dengan Seung-hoon? Mereka semua kecewa
dengan sikap Seung-hoon.
Su-ah mencari-cari Seung-hoon ke kelas dan ruang latihan
musik namun tidak menemukan Seung-hoon. Ponsel Seung-hoon juga tidak diangkat.
Seung-hoon sedang berdiri di antara loker-loker sambil mengenang
masa lalu bersama Su-ah.
Su-ah akhirnya melihat Seung-hoon dan mendatanginya. Dia
berusaha menyeka luka di wajah Seung-hoon dengan saputangan, namun ditampik
Seung-hoon.
Su-ah yang merasa sedih akhirnya berkata bahwa Seung-hoon
yang sekarang berbeda dengan Yoo Seung-hoon yang dulu dikenalnya.
Seung-hoon menatap dingin Su-ah dan ganti bertanya di mana
Im Su-ah yang selama ini dikenalnya?
Su-ah menundukkan kepala. “Maaf,” kata Su-ah, lalu pergi
meninggalkan Seung-hoon.
Eye Candy sampai di apartemen dan melihat Guru Kim yang
duduk di sofa sambil membaca majalah. Mereka mengomel karena Guru Kim pulang,
meninggalkan mereka.
Guru Kim menyodorkan majalah berisi wawancara dengan
Seung-hoon alias Ryu, penulis musik jenius. Di majalah itu ditulis pendapat Seung-hoon
soal Eye Candy. Seung-hoon mengatakan bahwa Eye Candy bukanlah band
sesungguhnya, namun hanyalah sensasi yang lahir dari internet.
Semua merasa marah. Ji-hyuk yang sebenarnya tertohok,
memasang wajah acuh dan bertanya apa Eye Candy harus mempedulikan ucapan
Seung-hoon?
“Hei, dia menghina kita,” kata Hyun-soo tajam.
Guru Kim membetulkan posisi duduknya. “Jadi, apa kalian akan
menerima tantangannya? Seung-hoon sudah mendapatkan sabuk kemenangannya. Lalu,
apa yang bisa kalian tawarkan? ‘Kalian akan tahu saat melihat kami’? ‘Kalian
akan tahu saat mendengar lagu kami’? Jangan berpegang pada kalimat kosong
seperti itu. Kalian bahkan belum memulai apapun,” kata Guru Kim. Dia kemudian
berdiri dan meninggalkan Eye Candy.
Kyung-jong dan Ha-jin tidak mengerti maksud perkataan Guru
Kim.
“Kita adalah orang-orang berotak kosong,” kata Hyun-soo.
Ji-hyuk tidak berkata apa-apa dan pergi juga.
Hae-ri membanting majalah berisi wawancara di meja. Dia lalu
bertanya apa maksud perkataan Seung-hoon. “Wartawan menanyakan pertanyaan mudah
itu karena kalian dari sekolah yang sama, tapi kau tidak seharusnya menghina
musikalitas mereka.”
“Aku hanya menjawab dengan jujur,” kata Seung-hoon singkat.
Hae-ri bertanya alasan Seun-hoon sangat membenci Eye Candy.
“Karena aku ingin menyingkirkan mereka. Sepenuhnya,” kata
Seung-hoon dengan penuh kebencian.
“Apa?” Hae-ri tidak percaya.
Seung-hoon lalu dengan santai berkata bahwa dia bercanda dan
tidak serius. Dia mengalihkan pembicaraan mengenai lagu duet terbaru Kim
Ye-rim.
“Lagunya bagus,” kata Hae-ri.
“Ada seseorang yang ingin aku pasangkan dengan Ye-rim, Lee
Hyun-soo,” umum Seung-hoon.
Hae-ri menatap curiga Seung-hoon.
Eye Candy sedang berlatih untuk mempersiapkan debut mereka,
namun tanpa semangat. Ji-hyuk menghentikan latihan dan bertanya ada apa dengan
permainan mereka.
Hyun-soo dengan muram melepaskan gitarnya dan mengumumkan
bahwa dia akan pulang rumah sebentar. Semua bertanya ada apa, namun Hyun-soo
menjawab singkat bahwa dia akan memberitahu mereka nanti setelah dia kembali.
Hyun-soo lalu keluar ruangan.
Ha-jin juga melepas bass-nya dan bersama dengan Kyung-jong
keluar untuk bermain game.
Do-il yang masih duduk berkata bahwa sepertinya siaran
langsung menjadi masalah yang lebih besar dari perkiraan mereka.
“Apa bermain di panggung yang lebih besar menjadikan
segalanya berbeda? Kita tetap bermain seperti yang dulu kita lakukan,” kata
Ji-hyuk, berusaha terdengar santai.
“Aku hanya berpikir untuk membawa musik Byung-hee ke seluruh
dunia, tapi para pendengar tidak akan tahu soal itu saat mereka mendengar lagu
kita. Tapi haruskah band kita bubar setelah satu album?” tanya Do-il.
Ji-hyuk terhenyak, dia tidak menjawab pertanyaan Do-il.
Ji-hyuk bangun pagi. Dia merasa tegang karena hari itu
mereka akan melakukan debut pertama mereka. “Hari besar sudah tiba. Akhirnya,”
katanya.
Su-ah memasukkan sepatu untuk Ji-hyuk ke dalam kotak beserta
selembar kertas. Dia kemudian berdiri dan berangkat dengan semangat.
Hae-ri masuk ruang rias dan mengumumkan bahwa Eye Candy
tidak bisa tampil langsung karena ada masalah dengan listrik.
Hae-ri lalu keluar dari ruang rias setelah memberi semangat
Eye Candy.
Kyung-jong mengomel karena mereka batal tampil secara
langsung, namun Hyun-soo justru berkata akan lebih baik kalau mereka tidak
tampil secara langsung. Hyun-soo menilai untuk band pemula seperti mereka, hal
yang berbahaya kalau mereka tampil secara langsung.
Ji-hyuk yang merasa tegang tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Mobil Eye Candy sampai di stasiun televisi. Para fans
langsung mengerumuni mereka. Guru Kim berusaha menghalau gadis-gadis itu. Su-ah
yang juga berdiri bersama fans ikut terdorong-dorong dan akhirnya tidak bisa
memberikan sepatu ke Ji-hyuk.
Setelah Eye Candy masuk dan para fans mulai tenang, Su-ah
mendekati Guru Kim dan bertanya apa dia bersama dengan Eye Candy sekarang?
Guru Kim menjawab bahwa dia menjadi manajer sementara Eye
Candy selama dia cuti mengajar.
Su-ah merasa lega lalu menitipkan hadiah sepatu untuk
Ji-hyuk.
Guru Kim memberikan hadiah ke Ji-hyuk dengan mengatakan
bahwa itu hadiah dari fans.
Ji-hyuk merasa heran dan membukanya. Di dalamnya ada kartu
bertuliskan ‘Selamat untuk debut perdana Eye Candy. Naiklah ke panggung dengan
gagah dan terbang tinggi – Su-ah’
Hyun-soo merasa curiga dan melirik Ji-hyuk yang langsung
berdiri dan keluar ruang rias.
Ji-hyuk keluar gedung stasiun TV, tapi tentu saja Su-ah
sudah pergi.
Guru Kim berada di kamar mandi. Ponselnya bordering. Dia
mengambil flash disk dari kantong jasnya dan memastikan ke orang di seberang
telepon bahwa dia membawa flash disk.
Saat mematikan ponsel, tanpa sengaja flash disk jatuh ke bak
air. Guru Kim mengambil flash disk dan merasa panik karena flash disk itu rusak
setelah terkena air. Dan itu berarti tidak ada lagu yang diputar untuk debut Eye Candy.
Guru Kim masuk ke ruang tunggu dengan panik. Hae-ri
menyuruhnya menyerahkan flash disk ke sutradara acara musik. Guru Kim dengan takut-takut mengaku kalau flash disknya
rusak karena tercebur ke dalam air saat di kamar mandi. Hae-ri yang sudah merasa tegang karena debut perdana Eye Candy
menjadi naik pitam dan memarahi Guru Kim. Ji-hyuk berkata pada Hae-ri bahwa mereka akan menyanyi
secara live saja.
Hae-ri tidak mengacuhkan Ji-hyuk dan menyuruh Guru Kim
mencari tahu berapa lama waktu yang tersisa dan menyuruh menelepon kantor untuk
mengirimkan copy lagu.
“Aku bilang kami akan tampil live!” kata Ji-hyuk dengan nada tinggi.
Di saat bersamaan, staf acara musik mengumumkan bahwa sudah
waktunya mereka naik ke panggung.
Hae-ri akhirnya tidak ada pilihan lain selain Eye Candy
tampil secara live. Hae-ri lalu
berpesan akan mereka bersiap-siap lalu keluar ruangan sambil membanting pintu.
Eye Candy merasa tegang. Hyun-soo mengkhawatirkan penampilan
mereka yang bisa saja kacau.
Do-il berusaha menaikkan semangat teman-temannya sekalipun
dia sendiri tidak yakin.
Ye-rim dan Ryu alias Seung-hoon tampil membawakan lagu baru
Ye-rim.
Eye Candy dan Seung-hoon dan Ye-rim berpapasan di lorong
stasiun TV. Seperti biasanya, Seung-hoon dan Ji-hyuk saling melirik.
Ye-rim
yang berusaha menyapa Hyun-soo tidak mendapat respon apapun dari
Hyun-soo. Ha-jin yang sedang jatuh cinta pada Ye-rim berbisik-bisik
pada Kyung-jong, mengira Ye-rim menyapa dirinya. Kyung-jong tidak
menganggap serius perkataan Ha-jin.
Su-ah menonton penampilan Eye Candy secara streaming melalui ponsel. Sementara Ye-rim, Seung-hoon, dan staf lain menonton melalui TV di ruang tunggu.
Eye Candy memulai penampilan mereka dengan baik. Namun tiba-tiba
kabel bass Ha-jin terlepas, membuat semuanya panik.