Sinopsis Shut Up Flower Boy Band Episode 11

Posted: Minggu, 18 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label:
0
~Sinopsis Shut Up Flower Boyband Episode 11~
Sinopsis Shut Up Flower Boyband Episode 11
Su-ah menonton Eye Candy melalui streaming di ponselnya. Dia berdebar-debar menanti penampilan Ji-hyuk cs.
Para staf, Seung-hoon, dan Ye-rim juga menonton di ruang tunggu.
Awalnya penampilan berjalan bagus. Tapi tiba-tiba kabel bass Ha-jin terlepas dan Do-il kehilangan satu stik drum-nya karena terlempar. Ji-hyuk cs masih terus bermain, seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Hae-ri memegang kepalanya, panik dengan penampilan artisnya.
Saat bagian permainan solo gitar, Hyun-soo memanfaatkan kesempatan itu untuk mengalihkan perhatian kamera ke dirinya dan memberi kesempatan teman-temannya memperbaiki keadaan.
Ha-jin dengan cepat mengambil kabel gitar dan memasangnya lagi.
Pak guru manajer Eye Candy pergi ke belakang panggung dan mengambil stik drum Do-il. Sambil merangkak-rangkak, dia menyerahkan stik ke Do-il. (hahahaha.. Kasian tapi aku pengen ketawa liat adegan ini. Pengorbanan seorang manajer..)
Setelah kejadian itu, mereka bermain dengan baik lagi hingga akhir lagu.
Pak guru memuji permainan bagus Eye Candy di depan Hae-ri, namun dia justru mendapat pelototan.
Sinopsis Shut Up Flower Boyband Episode 11
Penampilan mereka berakhir sempurna. MC acara mengatakan bahwa banyak kejadian tak terduga saat live, tapi penampilan mereka memuaskan penggemar mereka.
Di ruang tunggu, Ye-rim bertepuk tangan.
Di ruang rias, pak guru manajer dan Eye Candy menanti dengan berdebar-debar omelan Hae-ri. Namun Hae-ri hanya masuk sebentar dan mengatakan “Kerja bagus”, kemudian keluar lagi.
Semua diam terkaget-kaget melihat reaksi Hae-ri.
“Ada apa dengan penyihir itu? Aku kira dia akan mencerca kita,” kata Hyun-soo.
Ji-hyuk dengan bersemangat berkata bahwa mereka sudah menampilkan yang terbaik bila Hae-ri tidak mencerca mereka.
Pak guru manajer berkata bahwa dia sengaja menjatuhkan USB karena ingin Eye Candy tampil live.
Mereka sangat senang karena paling tidak penampilan mereka tidak mengecewakan.
“Fighting!!” seru mereka.
Su-ah mengirim pesan ke Ji-hyuk. Memuji penampilan Ji-hyuk yang bagus seperti biasanya.
Ji-hyuk menyimpan sepatu pemberian Su-ah di kotak. Dia akan membuka ponselnya saat Do-il dan Hyun-soo masuk. Dia lalu menyimpan sepatu di bawah ranjangnya.
Do-il dengan senang mengatakan bahwa mereka sudah mengendurkan peraturan setelah penampilan live  mereka. Ponsel mereka sudah kembali.
Ji-hyuk berkata bahwa dia mengantuk. Sambil berbaring, dia mengirim pesan ke Su-ah, berkata bahwa dia sudah menerima sepatu dari Su-ah.
Hyun-soo menggoda Ji-hyuk bahwa sepatu Ji-hyuk tadi keren dan bertanya apa itu hadiah. “Seseorang mengatakan bahwa sepatu itu buatan tangan. Seseorang pasti bahagia sekarang. Aku mengantuk...”
Ji-hyuk tersenyum malu. Dia membantah bahwa Hyun-soo berbicara ngawur bahwa sepatu itu buatan tangan, namun bantahannya diputus Do-il yang menyuruhnya tidur.
Ji-hyuk yang malu lalu menutup kepalanya.
Pak guru manajer memberi staf stasiun televisi minuman botol sambil memperkenalkan dirinya sebagai manajer Eye Candy.
Saat sampai di sutradara, dia diomeli sebgai orang yang hampir merusak keseluruhan acara.
Pak guru manajer membela diri dengan mengatakan bahwa saat live segala hal bisa saja terjadi.
“Ya, aku bahkan hampir kena serangan jantung. Seseorang pasti sangat bahagia karena dia muncul di layar,” lanjut sutradara. Pak guru manajer tidak menjawab apa-apa lagi.
Sutradara mengkritik penampilan Eye Candy yang buruk. Pak guru manajer membela Eye Candy dengan berkata bahwa mereka biasanya tampil dengan baik.
“Jadi, stik drum akan melayang lagi?” sindir si sutradara.
“Itu hanya untuk penampilan saja...,” elak Pak guru  manajer.
Seorang staf berkata bahwa Eye Candy sepertinya mempunyai sisi liar. Pak guru manajer keceplosan dengan berkata bahwa kelakuan Eye Candy tidak bisa dinalar. Dia buru-buru meralat bahwa Eye Candy bukannya gila, mereka sebenarnya cukup oke.
Staf itu bertanya apa mereka tinggal bersama di asrama trainee dan apakah mereka bisa mengadakan wawancara tentang kehidupan mereka.
Pak guru manajer berpura-pura ragu-ragu, namun saat staf itu akan menarik tawarannya, dia langsung menyetujui tawaran itu.
Proses wawancara dimulai. Mereka ditanyai soal kejadian tidak terduga saat live. Ha-jin menjawab dengan cool bahwa dia sangat syok sehingga dia pikir jantungnya berhenti sementara.
Tiba-tiba Kyung-jong merebut mikrofon dan berkata bahwa dia benar-benar kaget. Kyung-jong menyadari kesalahannya karena menyerobot jawaban. Hyun-soo mengernyit. MC melirik sutradara, dia disuruh melanjutkan.
Hyun-soo menutupi kesalahan Ha-jin dengan berjanji mereka akan memberikan penampilan terbaik lain kali.
Ha-jin, Kyung-jong, Do-il, dan Ji-hyuk memasang tampang terpesona mendengar jawaban Hyun-soo.
MC melanjutkan pertanyaan soal apakah mereka gugup karena kesalahan mereka. Ji-hyuk menjawab diplomatis bahwa bila penonton ingin menonton pertunjukan tanpa kesalahan maka mereka harus menonton siaran rekaman. “Bukankah siaran live menangkap hal-hal yang hanya terjadi sekali?”
Do-il melanjutkan dengan berkata bahwa grup band  yang takut live sebaiknya berhenti menyanyi.
Hae-ri menonton proses wawancara dari ruang kerjanya. Dia tersenyum mendengar jawaban Do-il.
Popularitas Eye Candy semakin menanjak. Tiap hari selalu ada kerumunan fans yang berusaha diusir oleh Pak guru manajer.
Jadwal-jadwal mereka penuh setiap harinya.
Tiap pagi, Pak guru manajer membawa lempengan besi dan memukul-mukulnya untuk membangunkan Ji-hyuk cs. (hahahahaha... Akhirnya ada juga yang bisa mengendalikan mereka)
Hae-ri memantau perkembangan Eye Candy melalui situs online. Eye Candy di peringkat ketiga.
Semua murid di sekolah menonton kegiatan Eye Candy. Mereka memuji Eye Candy yang ternyata fasih menjawab pertanyaan.
Su-ah tersenyum bahagia.
Eye Candy mendapatkan peringkat pertama, mengalahkan Ye-rim yang menyanyikan lagu karangan Seung-hoon.
Mereka merayakan kemenangan itu dengan pesta kecil-kecilan di asrama mereka.
Su-ah melihat ke ponselnya. Tidak ada pesan ataupun telepon dari Ji-hyuk. Dia menduga-duga apa Ji-hyuk sibuk. Dia akan mengirim ucapan selamat, namun dibatalkannya.
Kyung-jong memasak macam-macam masakan.
Ji-hyuk terheran-heran karena mereka biasanya hanya makan ramyun dan bakso beras.
“Ada acara apa?” tanya Hyun-soo.
 “Ini hari yang penting. Apa kau lupa?” kata Ha-jin.
Hyun-soo sepertinya paham hari itu ada apa, dia tersenyum kecil.
“Apa maksudmu penting...” Kyung-jong tersenyum senang, namun ternyata jawaban Ha-jin melenceng dari perkiraannya. Ha-jin berkata bahwa hari ini dia akan berkencan dengan dewinya. Hyun-soo melirik Ha-jin.
Ha-jin memeluk pundak Kyung-jong sambil berkata bahwa Kyung-jong teman terbaiknya sampai-sampai memasak untuk hari besarnya. Kyung-jong yang kecewa menampik tangan Ha-jin.
Hyun-soo memuji masakan Kyung-jong. Kyung-jong bertanya pada teman-temannya apa acara mereka hari ini karena hari ini mereka mendapatkan libur. Do-il menjawab bahwa dia akan menemui ibunya di tempat billiard, Ji-hyuk akan pergi ke suatu tempat, Ha-jin akan makan cepat-cepat dan memilih baju untuk berkencan. Wajah Kyung-jong semakin muram. Ha-jin berpesan pada Kyung-jong agar menyusulnya nanti dan jangan sampai mempermalukan dia di depan pacarnya. Kyung-jong yang sensitif bertanya apa persahabatan mereka akan pecah hanya karena masalah wanita. Pak guru manajer masuk dan menyuruh Hyun-soo cepat-cepat, karena kalau tidak mereka akan terlambat. Pak guru manajer melihat masakan di meja dan bertanya siapa yang masak. Saat dia tahu Kyung-jong yang masak, dia mendapat ide bahwa dia akan mengikutkan Kyung-jong di acara masak-memasak. Namun Kyung-jong menolak dengan alasan tidak ada pria yang ikut acara memasak. “Kau ini... Apa kau tidak tahu Hyun-soo bekerja mati-matian?” omel Pak guru manajer. Semua terdiam. Hyun-soo berdiri dan mengajak Pak guru manajer pergi karena waktunya sudah mepet. Pak guru manajer masih melanjutkan omelannya soal Hyun-soo yang bekerja keras mengikuti variety show, photoshoot, dan talk show agar nama Eye Candy semakin dikenal. Jadwalnya penuh hingga bulan depan. Sementara yang lain duduk dan makan. “Apa kalian tidak merasa menyesal?”
Ji-hyuk mulai kesal dan dengan ketus berkata, “Siapa yang menyuruhnya melakukan itu semua?”
Do-il melihat ke Ji-hyuk, sementara Hyun-soo melirik dengan tatapan tajam.
“Memasang senyum palsu dan berakting, untuk apa? Tiap orang punya pendapat bereda,” lanjut Ji-hyuk.
“Apa kau bermaksud mengatakan bahwa aku mabuk ketenaran?” tanya Hyun-soo.
“Maksudku... jangan lakukan sesuatu yang tidak ingin kau lakukan,” jawab Ji-hyuk dengan nada tinggi. Ji-hyuk membanting sendoknya dan berdiri dengan kasar. Dia lalu pergi.
“Anak itu...,” omel Pak guru manajer.
“Dia hanya khawatir karena kau terlalu bekerja keras,” redam Do-il. Hyun-soo terdiam.
Pak guru manajer mengalihkan pembicaraan dan berpesan agar mereka tetap ke sekolah meskipun Hyun-soo ada pekerjaan. Dia akan mengecek absensi mereka.
“Aku pergi,” pamit Hyun-soo dengan muram.
“Bekerjalah dengan baik dan pulanglah segera,” pesan Kyung-jong.
Hyun-soo berhenti, menoleh sambil tersenyum, lalu berjalan lagi.
Do-il memandang Hyun-soo yang berjalan keluar dengan wajah datarnya.
Kyung-jong menemani Ha-jin makan bersama dengan Ye-rim.
Ha-jin berusaha keras menarik perhatian Ye-rim, bahkan sampai memberikan cake Kyung-jong pada Ye-rim. Kyung-jong yang kesal mengambil cake­-nya dan mengigit kecil, kemudian meletakkan cake itu di piring lagi. Ha-jin berusaha memuji-muji Ye-rim, namun dipotong Kyung-jong yang bertanya apa dia boleh menebak golongan darah Ye-rim. “Kau bukan A, B, maupun O, tapi kau adalah tipe ideal Ha-jin.”
Ye-rim kebingungan. Ha-jin berbisik dan bertanya apa maksud Kyung-jong. Kyung-jong dengan acuh menjawab bahwa dia memberitahu Ye-rim bahwa Ha-jin menyukai Ye-rim dan bermaksud membuat Ye-rim tertawa. Ponsel Kyung-jong berbunyi, ada telepon dari Hyun-soo. Kyung-jong memanfaatkan kesempatan itu untuk semakin menjatuhkan usaha Ha-jin. Dia sengaja berbicara agak keras sambil melirik Ha-jin.
Sesuai dugaan Kyung-jong, Ye-rim tertarik saat dia tahu bahwa Hyun-soo menelepon.
Ha-jin menyodok-nyodok Kyung-jong, namun Kyung-jong tidak peduli. Dia mengucapkan terima kasih ke Hyun-soo dan menyuruh Hyun-soo pulang cepat.
Ha-jin baru akan mengatakan bahwa dia menyukai Ye-rim, namun Ye-rim tidak mendengarkan dan justru meminta Kyung-jong mengundang Hyun-soo ke kafe. Kyung-jong menjawab bahwa dia tidak bisa karena dia sibuk dengan aktivitasnya. Ye-rim terlihat kecewa.
Usaha Ha-jin mendekatkan diri pada Ye-rim lagi-lagi dipatahkan oleh Kyung-jong yang menceritakan tentang Hyun-soo yang kelihatan dingin, namun sebenarnya dia teman yang baik dan sangat saying pada adiknya. “Dia tidak berlebihan menyukai seseorang dan membuat dirinya gila seperti orang lain.”
Ha-jin berkata bahwa Kyung-jong berbicara ngawur. Kyung-jong berkata bahwa sebaiknya mereka pulang kalau urusan mereka sudah selesai. Dia berdiri, namun ditarik duduk lagi oleh Ha-jin.
“Ini kesempatan sekali seumur hidup,” bisik Ha-jin.
“Kalau begitu, kau tetap saja di sini.” Kyung-jong berdiri dengan kasar kemudian berjalan pergi.
Ye-rim dan Ha-jin kaget dengan kelakuan Kyung-jong yang tidak terduga.
Ha-jin berusaha mengajak berbicara Ye-rim lagi, namun suasana terlanjur canggung.
Ji-hyuk memakai krim wajah dan membetulkan rambutnya. Dia masih memilih-milih baju saat Do-il masuk.
“Ji-hyuk, aku rasa kita sedikit keterlaluan tadi. Bagaimana aku bisa lupa?” kata Do-il.
“Apa maksudmu?” Ji-hyuk tidak mengerti.
Kyung-jong bernyanyi sendirian di karaoke, namun akhirnya dia menangis.
Ibunya menelepon. Dia mengarang cerita bahwa teman-temannya membawakan makanan dan memasakkan sup rumput laut untuknya. Dia bahkan sudah menghabiskannya. “Tapi, tetap saja aku merindukan sup seafood pedas Ibu.”
Kyung-jong berjanji bahwa dia akan mengunjungi ibunya segera.
Kyung-jong menutup telepon. Lagu Happy Birthday to You mengalun, dan dia semakin sedih.
Su-ah menerima telepon dari Ji-hyuk. Dia awalnya merasa senang, lalu merasa kecewa karena Ji-hyuk membatalkan pertemuannya dengan Su-ah.
Do-il. Ji-hyuk, dan Woo-kyung dengan bersemangat meneriakkan ucapan selamat ulang tahun saat pintu asrama dibuka, namun ternyata Ha-jin yang datang.
Woo-kyung dengan kecewa bertanya di mana Kyung-jong. Ha-jin dengan polosnya bertanya mengapa mereka mengadakan pesta. Ji-hyuk memarahi Ha-jin, karena dia justru melupakan ulang tahun Kyung-jong. Ha-jin teringat masakan yang dimasak Kyung-jong pagi tadi.
Ha-jin menyadari kesalahannya yang tidak sadar Kyung-jong memasak sup rumput laut padahal Kyung-jong tidak suka rumput laut.
Mereka berempat menunggu Kyung-jong yang tidak pulang-pulang. Ha-jin menyarankan agar Kyung-jong ditelepon, namun ditolak oleh Woo-kyung karena mereka ingin mengagetkan Kung-jong.
Ha-jin berkeras menelepon, namun saat akan menekan tombol, Kyung-jong yang kecewa pulang dan langsung masuk kamar. Semua mengerti kekecewaan Kyung-jong dan menyusulnya ke kamar.
Mereka berusaha membangunkan Kyung-jong, namun Kyung-jong tetap menutupi tubuhnya dengan selimut. Ha-jin menendang tubuh Kyung-jong dan meminta dibuatkan makanan.
Kyung-jong bangun dengan marah. Do-il, Ji-hyuk, dan Ha-jin langsung menyeret tubuh Kyung-jong dari ranjang dan menyeretnya keluar kamar. (hahahaha kayak karung beras)
Kyung-jong diminta mengucapkan permohonan sebelum meniup lilin. Saat dia meneriakkan, “Eye Candy Forever!”, Ha-jin, Do-il, dan Ji-hyuk langsung menyumpal mulutnya dengan makanan.
Bersamaan mereka meniup lilin karena Kyung-jong tidak bisa meniupnya.
Mereka berpesta dengan gembira, kekecawaan Kyung-jong sudah terbayar. (they’re sooo sweet..)
Ji-hyuk menelepon Hyun-soo yang masih bekerja. Dia ingin mengucapkan terima kasih karena sudah diingatkan, namun dia justru berkata, “Bagaimana bisa hanya kau yang ingat...”
“Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?”  Hyun-soo menggoda Ji-hyuk. (persahabatan yang indah, sekarang bertengkar, tapi nanti sudah baikan lagi)
“Aku tahu kau bekerja sangat keras. Aku paham. Aku tutup teleponnya,” kata Ji-hyuk.
“Dasar kau...,” Hyun-soo tertawa kecil. Dia akan menutup telepon, namun dihentikan Ji-hyuk.
Ha-jin bertanya kenapa Kyung-jong masih marah, padahal mereka sudah mengingat ulang tahunnya sebelum hari berlalu.
“Apa kau lebih peduli pada golongan darah Kim Ye-rim daripada ulang tahun temanmu sendiri?” tanya Kyung-jong sinis.
Ha-jin meminta agar Kyung-jong tidak ngambek lagi.
“Aku hanya akan mengatakan ini sekali saja, jadi dengarkan baik-baik. Aku menyayangimu Dog Hyun-soo! Milky skin Dog Hyun-so!” (jadi inget Suju di Intimate Note... #senyum-senyum sendiri)
Ji-hyuk lalu menutup teleponnya.
Hyun-soo tersenyum kecil.
Do-il dan Woo-kyung merapikan sisa-sisa pesta sambil bercanda.
Ha-jin berhasil membujuk Kyung-jong dan dia menggelitik badan Kyung-jong.
Ji-hyuk membuat tanda kemenangan dengan kedua tangannya, sedangkan Hyun-soo tersenyum lebar. (drama ini benar-benar so sweet. Persahabatan yang indah...)
Woo-kyung mengatakan bahwa dia merasa ada jarak di antara dia dan Eye Candy. Eye Candy dengan cepat berubah menjadi bintang, sementara dia masih tetap berada di bawah.
“Kami masih tetap Eye Candy, dan kau tetaplah kau,” hibur Ji-hyuk. “Apa ada yang berubah?”
“Kau bukan orang yang akan melupakan ulang tahun Kyung-jong,” ejek Woo-kyung.
“Itu... karena kami sibuk...”
“Itulah yang berubah. Hal-hal yang lebih penting teman-temanmu muncul, dan kau melupakan mereka, kau menghindari mereka, dan mereka semakin jauh, dan akhirnya mereka hilang,” kata Woo-kyung.
Ji-hyuk belum mau mengaku salah. Dia malah mengatakan bahwa Woo-kyung bersikap aneh.
Woo-kyung terdiam sejenak lalu bertanya, “Kapan kau akan mengatakan pada mereka soal gadis itu? Kau berpacaran dengannya secara diam-diam sekarang. Saat kau kehilangan ruang latihan karena dia, saat kau bilang tidak ada apa-apa di antara kalian berdua, apa yang kau katakan? Kau menyebut dia gadis pujaan Byung-hee. Lalu apa? Dia gadis pujaanmu sekarang, bukan Byung-hee. Lalu apa?”
Ji-hyuk berkata singkat bahwa itu bukan urusan Woo-kyung.
Woo-kyung tersinggung. “Bukan urusanku? Lalu apa artinya aku? Kau tahu bagaimana perasanku padamu selama ini, tapi kau berpura-pura tidak menyadarinya.”
Ji-hyuk mengatakan bahwa Woo-kyung seperti keluarga baginya, sama seperti teman-temannya di Eye Candy. Mata Woo-kyung berkaca-kaca karena itu berarti Ji-hyuk menyuruhnya membuang semua harapan.
Ji-hyuk mengatakan bahwa dia berharap Park Woo-kyung menjadi keluarganya selamanya.
“Ini mengesalkan,” kata Woo-kyung lalu beranjak pergi sambil menangis.
Ji-hyuk menundukkan kepalanya, merasa bersalah karena sudah melukai Woo-kyung. (tapi, aku rasa ini adalah yang terbaik. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kita diberi harapan palsu...)
Seung-hoon memandangi Su-ah yang sedang bercanda dengan Deo-mi dari atap sekolah.
Maro mendatanginya dan bertanya apa Seung-hoon tidak lelah menyukai Su-ah selama 10 tahun?
Su-ah sadar Seung-hoon melihatnya dari atap. Dia tersenyum pada Seung-hoon, namun Seung-hoon membalikkan badan. Maro melambaikan tangan pada Su-ah dan Deo-mi.
“Cinta itu aneh. Membuat seseorang seperti Yoo Seung-hoon menjadi kekanakan. Menyukai Su-ah sejak umur delapan tahun dan mengharapkan Su-ah suatu saat akan menyukainya. “Tetap saja, jangan kehilangan jati dirimu,” pesan Maro pada Seung-hoon.
Seung-hoon merenungkan ucapan Maro.
Eye Candy masuk sekolah dan seperti diduga banyak wanita mengerumuni mereka dan meminta tanda tangan mereka.
Jumlah para wanita semakin banyak, namun kepala sekolah datang dan mengusir mereka karena jam pelajaran sudah dimulai.
Kepala sekolah mendatangi mereka sambil tersenyum, ternyata dia juga ingin minta tanda tangan Eye Candy karena putrinya adalah penggemar Eye Candy. Eye Candy memasang tampang cool dan memberinya tanda tangan. Kepala sekolah lalu meminta Eye Candy menjadi model untuk homepage website sekolah. Eye Candy memanfaatkan kesempatan itu untuk balas dendam. “Sebaiknya Anda mencoba bicara dengan manajemen kami, karena jadwal kami sangat sangat padat,” kata Ha-jin.
Kepala sekolah merasa senang karena berarti ada kemungkinan Eye Candy bisa menjadi model. Dia lalu pergi sambil mengatakan dia berharap Eye Candy semakin tenar.
Eye Candy memandangi kepala sekolah sambil tersenyum penuh kemenangan. Kyung-jon bertanya apa dengan menjadi model website sekolah mereka akan terhindar dari dikeluarkan?
Ji-hyuk melihat Su-ah dan tidak menjawab pertanyaan Kyung-jon. Dia lalu beralasan bahwa perutnya tiba-tiba sakit dan dia harus ke toilet. Dia lalu berlalu mengejar Su-ah.
“Dasar aneh... Bagaimana bisa perutnya tiba-tiba sakit?” kata Do-il.
Ji-hyuk berhasil mengejar Su-ah. Dia akan menyapa Su-ah saat Su-ah berbelok dan menyapa Seung-hoon yang berdiri di dekat loker.
Ji-hyuk mengurungkan niatnya dan bersembunyi, menguping pembicaraan mereka.
Su-ah bertanya bagaimana kabar Seung-hoon dan apakah Seung-hoon masih menulis lagu? Dia sudah lama tidak mendengar karya-karya Seung-hoon.
Seung-hoon berkata bahwa Su-ah selalu mendengar karya Seung-hoon sebelum orang lain mendengar. “Apa kau mau mendengar karya baruku? Ah, tapi mungkin kau sebenarnya tidak tertarik.”
Su-ah berkata bahwa dia ingin Seung-hoon menjadi temannya lagi, seperti dulu.
“Apakah itu mungkin? Kita akan melihat pertunjukkan sepulang sekolah, berada di took buku saat subuh, mendengarkan music sepanjang hari di gedung teater, apa kau pikir kita bisa melakukannya lagi?”
“Kalau kau mau, kita bisa bersikap seperti biasanya,” kata Su-ah. (Su-ah, kau sepertinya tidak peka dengan perasaan Seung-hoon ya?)
Seung-hoon akan membantah bagaimana mungkin Su-ah mengatakan dengan mudahnya, namun dia melihat tubuh Ji-hyuk. Dia memutuskan mengambil kesempatan.
Dia bertanya pada Su-ah apa dia bisa selalu di samping Seung-hoon saat Seung-hoon membutuhkannya? Seperti yang dulu.
Su-ah menjawab dengan yakin, “Tentu saja.”
Ji-hyuk terpana.
Seung-hoon lalu berjalan pergi sambil melirik Ji-hyuk yang masih bersembunyi.
Ji-hyuk tetap berdiri, menunggu Su-ah melihatnya. Su-ah berjalan dan kaget saat melihat Ji-hyuk. Dia tidak menyangka Ji-hyuk sudah lama di situ. Saat Ji-hyuk bertanya apa dia sendirian tadi, dia menjawab ya.
Ji-hyuk tidak berkata apa-apa lagi. Dia mengalihkan pembicaraan dan bertanya apa yang Su-ah lakukan akhir minggu ini.
Su-ah menjawab dia tidak ada acara sesudah bekerja. Ji-hyuk berkata kalau begitu dia akan mengajak Su-ah pergi, jadi Su-ah harus mengosongkan jadwalnya.
Su-ah menggoda bahwa Ji-hyuk lah yang selama ini sibuk.
Dua orang murid perempuan lewat dan berbisik-bisik apakah Su-ah dan Ji-hyuk berpacaran diam-diam?
Su-ah merasa tidak nyaman dan pamit pergi sebelum muncul gossip. Dia berjanji akan menelepon Ji-hyuk. Sepeninggal Su-ah, Ji-hyuk memukulkan tangannya ke loker dengan kesal.
Beberapa murid menempel pengumuman mencari personil untuk Strawberry Fields atas perintah Maro dan Pyo-joo. Deo-mi mengintip diam-diam dan memutuskan mendatangi Maro dan Pyo-joo. Dia ingin bergabung dengan Strawberry Fields. Dia mengatakan bahwa dia bisa bermain piano.
Maro agak tertarik, namun dimentahkan Pyo-joo. Pyo-joo berkata bahwa bila Deo-mi bergabung dengan mereka, image Strawberry Fields akan rusak.
Maro tidak mendengarkan ocehan Pyo-joo dan memutuskan menerima Deo-mi setelah melihat tangan piano Deo-mi. Deo-mi berteriak senang, namun dia lalu menahan dirinya. Dengan yakin dia berkata Strawberry Fields seharusnya merasa tersanjung karena Deo-mi mau bergabung dengan mereka. “Sekalinya kalian mendengar, kalian tidak akan bisa lupa! Kalian akan sangat bersyukur karena sudah menerimaku!”
“Aku tarik keputusanku,” tiba-tiba Maro menyela. “Kau terlalu berisik.” Maro kemudian berjalan pergi meninggalkan Deo-mi yang terbengong-bengong.
Sekelompok gadis mengerumuni, Ha-jin dan bertanya apa mereka boleh berfoto bersamanya. Permintaan mereka ditolak karena hati Ha-jin sudah menjadi milik seseorang.
Kerumunan itu beralih ke Ji-hyuk yang duduk di belakang Ha-jin. Mereka bertanya kapan single Eye Candy akan keluar.
Ha-jin menoleh dan menggeleng kecil, karena mereka belum punya rencana soal single berikutnya.
Seung-hoon tersenyum menang, karena itu berarti Eye Candy belum akan menjadi saingannya.
Deo-mi dan Su-ah membicarakan soal kepopuleran Eye Candy. Deo-mi memberitahu soal rencana Ee Candy menjadi model sekolah, menggantikan Seung-hoon. Su-ah merasa senang.
Deo-mi berkata bahwa seharusnya Su-ah tidak merasa senang karena itu berarti posisi Seung-hoon tersingkir. Su-ah menjawab diplomatis bahwa Seung-hoon tidak benar-benar peduli soa menjadi model sekolah.
Deo-mi membenarkan dan berkata bahwa Seung-hoon bukan tipe orang yang suka berkompetisi atau merasa cemburu atas sesuatu. Su-ah menghela nafas dan berkata bahwa Deo-mi lebih mengenal Seung-hoon disbanding dia. Kadang dia merasa tidak tahu apa-apa soal Seung-hoon.
Su-ah menoleh melihat Seung-hoon. Ji-hyuk melihat tatapan Su-ah dan melirik tajam Seung-hoon.
Su-ah lalu melihat Ji-hyuk dan tersenyum padanya, tidak menyadari muka masam Ji-hyuk.
Wartawan berbicara dengan produser rekaman soal mewawancarai Eye Candy yang semakin popular. Produser rekaman dengan sinis berkata bahwa mereka tidak akan bertahan lama.
Wartawan itu menjadi tertarik dan bertanya apa produser rekaman tahu sesuatu. Produser rekaman menjawab bahwa dia harus mencari tahu sendiri. Wartawan itu mulai penasaran.
Ji-hyuk selesai latihan. Saat akan keluar dia bertemu dengan Seung-hoon. Dia mengabaikan Seung-hoon.
Seung-hoon mengucapkan selamat karena Eye Candy berhasil meraih posisi nomer satu. “Tapi kalian tidak akan bertahan lama karena kalian tidak bisa menciptakan lagu sendiri. Tidak ada yang menulis lagu kan setelah kepergian Byung-hee? Jalan kalian tidak jelas.”
“Kenapa? Apa kau mau menciptakan lagu untuk kami?” tanya Ji-hyuk sinis. “Aku sudah menyanyikan satu lagumu, tapi aku tidak akan melakukannya lagi.”
Ji-hyuk menyindir Seung-hoon menyedihkan karena terus mengejar bis yang sudah meninggalkan halte. Seung-hoon mengakui bahwa dia memang menyedihkan, tapi dia tidak mau Su-ah merasa kesepian setelah ibunya meninggal dan ayahnya tidak ada di sampingnya. “Tapi kau justru punya cara untuk membuatnya merasa sendirian.” Seung-hoon bertanya apa Ji-hyuk punya pegangan pasti di bis itu, karena menurutnya Ji-hyuk juga tidak pasti. Seung-hoon menyindir Ji-hyuk yang sibuk meraih posisi puncak dan melupakan Su-ah. Sebelum berlalu pergi, Seung-hoon berkata dengan nada menang bahwa Ji-hyuk merasa gugup menghadapinya. Ji-hyuk tidak bisa berkata apa-apa lagi karena tebakan Seung-hoon tepat.
Hyun-soo sampai di ruangan Hae-ri paling awal. Dia mendapat telepon dari ibunya yang menanyakan kapan dia akan pulang. Hyun-soo berjanji dia akan pulang saat ada waktu luang. “Bagaimana keadaan adikku? Kapan hasil tes-nya keluar?” tanya Hyun-soo.
Ibu Hyun-soo menjawab bahwa Hyun-soo tidak perlu khawatir. Hyun-soo hanya perlu fokus pada pekerjaannya.
Hae-ri masuk ruangan saat bagian akhir pembicaraan Hyun-soo dan sepertinya dia mendengar masalah adik Hyun-soo.
Hae-ri mengumpulkan Eye Candy untuk membicarakan soal single terbaru mereka. Saat Hyun-soo menanyakan soal album, dia menjawab dia belum yakin akan kemampuan Eye Candy, terutama setelah kejadian live. Dia lalu menyodorkan kontrak baru. Kyung-jon dengan bersemangat akan menandatanganinya, namun dihentikan Ji-hyuk.
Ji-hyuk bertanya soal kapan single mereka akan keluar. Hae-ri berkata bahwa itu tergantung dari penilaian perusahaan pada mereka dan single selanjutnya akan dibuatkan oleh perusahaan.
Ji-hyuk serta merta menolak karena dia tidak ingin Eye Candy menyanyikan gubahan orang lain di luar Eye Candy. Penolakan Ji-hyuk dimentahakan oleh Hae-ri dengan fakta bahwa penulis lagu mereka sudah tidak ada dan tidak ada yang bisa menulis lagu.
Do-il mengatakan bahwa single Jaywalking diselesaikan oleh Ji-hyuk. Namun lagi-lagi dimentahkan oleh Hae-ri karena mengaransemen nada yang sudah tercipta tidak sama dengan menciptakan lagu.
Ji-hyuk berkeras mereka tidak mau menyanyikan lagu karangan perusahaan. Hae-ri lalu bertanya apa mereka yakin mereka bisa menciptakan lagu sendiri. Ji-hyuk menoleh pada Hyun-soo, Do-il, Ha-jin dan Kyung-jon. Bersamaan mereka menjawab, “Kami bisa.”
Melihat semangat mereka, Hae-ri memutuskan meberikan kesempatan pada mereka untuk menulis lagu sendiri, namun dengan waktu terbatas.
Ji-hyuk memutuskan pergi ke basement tempat mereka berlatih dulu sambil membawa gitar Byung-hee. Dia mencoba menulis lagu, namun tidak ada inspirasi yang keluar.
Ji-hyuk akhirnya tertidur di basement. Dia terbangun saat ada telepon masuk.
Ji-hyuk menemui Rocker Kim C di ruang latihan perusahaan.
Ji-hyuk bertanya apa yang mau dibicarakan Rock Kim. Rock Kim berkata bahwa dia dengar Ji-hyuk terlibat masalah lagi dengan mengatakan akan menciptakan lagu untuk Eye Candy.
Ji-hyuk tersinggung dan bertanya siapa yang memberitahunya. Namun Rock Kim tidak menjawab dan justru menyebut Ji-hyuk sensitif.
Ji-hyuk terdiam sejenak lalu bertanya, “Bagaimana aku tahu apakah aku harus berjalan terus atau berhenti? Mendapatkan perhatian dan permintaan tanda tangan. Apakah kami benar-benar ingin dunia mendengar lagu karangan Byung-hee atau itu hanya alasan kami agar kami bisa mendapat perhatian orag-orang. Aku sangat bingung.” Rock Kim bertanya apa yang lain juga ikut bingung?
“Mungkin iya, mungkin tidak.”
“Kau pernah berkata kau menyukai bermain musik bersama mereka,” kata Rock Kim.
“Apa hebatnya kalau aku senang bermain musik bersama mereka? Juga tidak ada hebatnya punya pemimpin yang tidak bisa menulis lagu.” Ji-hyuk menghela nafas. Dia mengeluh karena tidak ada yang bisa aku tunjukkan untuk besok. “Mungkin Penyihit itu benar, tidak ada grup band yang bertahan selamanya.”
“Dia tidak pernah berubah. ‘Beatles, Queen, Oasis’. Tapi itu tidak benar. Masih ada band yang bertahan seperti U2, Rolling Stones, Aerosmith. Ada grup band bernama Def Leppard di Inggris. Drummer-nya kehilangan lengan dalam kecelakaan. Itu adalah putusan kematian baginya. Apa kau tahu apa yang dilakukan teman-temannya? Mereka membuatkan stik drum yang bisa dimainkan dengan kakinya. Jadi mereka bisa bermain musik bersama. Mereka harus menunggu 4 tahun demi dia. 4 tahun. Tidakkah itu cerita yang mengesankan? Kenapa kau berada di band? Apa kau tahu arti menjadi satu? Solidaritas. Kerja sama. Persatuan. Untuk sekelompok remaja yang puas dengan bermain musik bersama, kenapa kau harus khawatir seorang diri? Kalian harus mengerjakan bersama-sama. Dan bila anak-anak itu punya kesetiakawanan, mereka harus punya keyakinan dan menunggu. Betul kan?”
Ji-hyuk menjadi bersemangat lagi setelah mendengar perkataan Rock Kim. Dia member tanda jempol pada Rock Kim lalu keluar ruangan dengan semangat baru.
Hyun-soo sedang bermain gitar di kamar.
Ha-jin dan Kyung-jon bermain game.
Do-il bermain drum di studio.
Mereka mendapat pesan dari Ji-hyuk yang mengajak mereka membuat lagu baru di basement.
Semua langsung beranjak dengan semangat dan rasa gembira.
Sesampainya di basement mereka melakukan high-five dengan Ji-hyuk dan dimulailah proses pembuatan lagu baru.
Mereka berlatih sampai malam. Saat Ha-jin dan Kyung-jon tertidur, Do-il, Ji-hyuk, dan Hyun-soo melanjutkan membuat lagu. Saling bergantian mereka memberi saran bagian mana yang kurang pas.
Su-ah berusaha menelepon Ji-hyuk, namun tidak diangkat. “Dia bilang dia akan datang akhir minggu ini,” katanya dengan wajah kesepian. (perkataan Seung-hoo ada benarnya juga. Ji-hyuk tanpa sadar mengabaikan Su-ah)
Seusai menyelesaikan jadwal, Hyun-soo mendatangi Ji-hyuk di basement.
“Seorang pemimpin yang tidak mau melakukan hal yang tidak diinginkannya. Jadi anggota lain-lah yang harus melakukannya,” kata Ji-hyuk dengan nada meminta maaf.
“Tidak seperti dirimu. Sebagai gantinya, kau harus memperlakukan aku dengan baik,” goda Hyun-soo sambil tersenyum kecil.
Setelah terdiam sejenak, Ji-hyuk bertanya apa yang dulu mau dikatakan oleh Hyun-soo. “Apa ada sesuatu yang terjadi di rumahmu?”
Hyun-soo hanya menjawab singkat, “Tidak.” Dia berusaha terlihat ceria.
Ji-hyuk berkata bahwa sepertinya adik Hyun-soo sering sakit akhir-akhir ini. “Kalau ada sesuatu, jangan kau simpan sendiri, ceritakanlah pada kami.”
“Sungguh, tidak ada apa-apa,” kata Hyun-soo sambil tersenyum.
“Hufh.. Inilah masalah pada anak ini. Dia kira dia bisa menanggung sendiri semuanya...,” omel Ji-hyuk. “Hei, kalau kau bisa menyelesaikan semuanya seorang diri, kenapa kau butuh teman?”
Hyun-soo tidak menjawab, dia justru mengalihkan pembicaraan agar mereka segera menyelesaikan lagu baru karena si penyihir sepertinya akan menghukum Hyun-soo kalau tidak segera menyelesaikan lagu baru.
“Bagaimana cara dia menghukummu?”
“Dengan memasukkan aku ke acara komedi,” keluh Hyun-soo.
Ji-hyuk justru tertawa dan menyuruh Hyun-soo ikut acara komedi.
Mereka melanjutkan lagi proses pembuatan lagu di basement.
Pak guru manajer bercerita pada Hae-ri bahwa Eye Candy tidak mengangkat telepon-teleponnya dan tidak bergerak sedikit pun dari basement. Selain Hyun-soo, semua meminta agar jadwal dikosongkan.
Di sampingnya, Rock Kim sibuk memainkan kain bajunya.
Hae-ri berkata bahwa mereka tidak kehilangan waktu lebih banyak lagi.
“Mereka mungkin menciptakan sesuatu yang baru,” bela Rock Kim sambil tetap melihat ke kain.
“Meskipun mereka punya lagu ciptaan sendiri, kita tetap butuh produser. Siapa menurutmu yang cocok jadi produser?” tanya Hae-ri pada Pak guru manajer.
Pak guru manajer memberi tanda dengan kepalanya, menunjuk pada Rock Kim. Namun saat Rock Kim mendongak, Pak guru manajer pura-pura berpikir.
Hae-ri sepertinya setuju dengan usul Pak guru manajer. Rock Kim tetap memasang tampang polos, tidak mengerti.
Su-ah berada di tempat kerjanya. Dia melihat ponselnya yang tidak ada pesan atau telepon masuk. Dia lalu menghela nafas dan melanjutkan menata barang.
Saat ada orang masuk dia mengucapkan selamat datang, namun yang datang ternyata Deo-mi. Su-ah terkejut dan bertanya mengapa Deo-mi ke tempat kerjanya.
“Tentu saja aku datang untuk mendukung temanku!” kata Deo-mi dengan ceria.
Deo-mi mencoba berbagai produk kecantikan dan memutuskan membeli sejumlah produk.
Su-ah yang sungkan berkata bahwa Deo-mi tidak perlu sampai membeli sebanyak itu demi dirinya. Deo-mi beralasan bahwa dia mendapatkan uang jajan hari itu. Deo-mi lalu mengajak Su-ah menonton karena sudah lama mereka tidak menonton film bersama.
“Ayo, kita menonton bersama! Aku yang traktir,” ajak Deo-mi.
Su-ah terlihat ragu-ragu. Deo-mi mengira Su-ah akan pulang lembur. Dia menawarkan menunggu di kafe dekat tempat kerja Su-ah.
Su-ah akhirnya mengaku bahwa ada orang yang akan dia temui dan dia berjanji menonton bersama Deo-mi minggu depan. Wajah Deo-mi cerah lagi.
Su-ah menunggu di depan kamar kos-nya. Dia berusaha menelepon Ji-hyuk, namun tidak diangkat sama sekali. Raut wajahnya sedih.
Hari penyerahan lagu ke Hae-ri tiba. Dengan berdebar-debar mereka menunggu respon Hae-ri.
Hae-ri menghentikan lagu dan berkata, “Ini bagus. Kita gunakan lagu ini.”
Semua tersenyum gembira.
Hae-ri mengumumkan bahwa mereka akan diberi produser, sesuai dengan ketentuan kontrak. Produser itu akan menentukan kepribadian band Eye Candy.
“Siapa produser yang akan menentukan?” tanya Ji-hyuk.
“Harus ada komunikasi yang baik antara kalian dengan produser baru. Produser yang kemarin mengatakan dia tidak bisa menangani kalian. Dia memecat kalian,” kata Hae-ri.
Semua merasa senang mendengarnya. “Ini kabar yang baik,” kata Hyun-soo.
“Betulkah?” Hae-ri tersenyum misterius. Hyun-soo mulai merasa aneh.
Hae-ri lalu menyuruh produser baru masuk.... dan masuklah Seung-hoon. Semua terpana. Kyung-jon bahkan sampai ternganga.
“Aku perkenalkan kalian dengan produser single kedua kalian, Yoo Seung-hoon.”
 
Seung-hoon tersenyum meremehkan, sementara Ji-hyuk memandang tajam Seung-hoon.

Related Posts by Categories

0 komentar: