Sinopsis Shut Up Flower Boy Band Episode 12
Posted: Minggu, 18 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label: Shut Up Flower Boy Band
0
Sinopsis Shut Up Flower Boyband episode 12
Hae-ri memanggil masuk Seung-hoon masuk dan
memperkenalkannya sebagai produser album kedua Eye Candy. Eye Candy terperangah. Ha-jin dan Kyung-jong melirik
Ji-hyuk. Ji-hyuk memandang tajam Seung-hoon, yang dibalas dengan senyum sinis
oleh Seung-hoon.
Kyung-jong dan Ha-jin terang-terangan menunjukkan rasa tidak
suka mereka.
Hae-ri menjelaskan alasan pemilihan Seung-hoon sebagai
produser Eye Candy : agar menjadi nilai lebih album mereka karena lagu dan
produsernya adalah anak-anak SMA.
“Kami tidak butuh dia,” kata Ji-hyuk.
“Tolong ganti dia,” lanjut Hyun-soo.
Seung-hoon mendengus, dengan tatapan menghina.
Hae-ri meminta alasan mengapa Seung-hoon harus diganti.
“Karena sudah jelas, hasil kerjanya adalah sampah,” jawab
Hyun-soo dengan berani.
Hae-ri meminta pendapat Seung-hoon atas jawaban Hyun-soo.
“Selama mereka mengikutiku, tidak akan ada masalah,” jawab
Seung-hoon dengan percaya diri.
Ha-jin menjadi marah. “Siapa mengikuti siapa?!”
Hae-ri menengahi dengan berkata bahwa ini adalah kantor,
bukan ruang kelas. Mereka harus bisa membedakan.
Ji-hyuk berkata bahwa ada hal yang harus Hae-ri ketahui.
Hae-ri tidak mempedulikan perkataan Ji-hyuk. Dia mengambil surat kontrak Eye
Candy yang bertuliskan bahwa sebagai ganti Eye Candy boleh menulis lagu
sendiri, maka perusahaanlah yang akan memilih produser. Dan pihak yang
melanggar akan menanggung konsekuensinya.
“Tidak ada ketentuan bahwa kami harus memakai Yoo Seung-hoon
kan?” debat Ji-hyuk.
“Tidak ada ketentuan bahwa produsernya harus bukan Yoo
Seung-hoon juga kan?” jawab Hae-ri.
Eye Candy tidak bisa menjawab lagi. Hae-ri lalu mengumumkan bahwa dia akan mengatur jadwal Eye
Candy, jadi mereka bisa memulai proses rekaman. Ji-hyuk dan Seung-hoon saling menatap tajam.
“Bekerja. Masa kau tidak tahu?” jawab Seung-hoon santai.
Ha-jin yang berjalan di belakang mereka menarik pundak
Seung-hoon hingga mereka berhadapan. “Apa kau bercanda?” tanya Ha-jin dengan
tajam.
Seung-hoon menampik tangan Ha-jin dan dengan angkuh berkata
bahwa sebaiknya mereka, para anak kecil, berhenti dari awal sebelum memulai
segalanya.
Ji-hyuk mendekati Seung-hoon dan berkata dengan tajam agar
Seung-hoon jangan bertingkah angkuh.
“Aku hanya melakukan yang terbaik untuk perusahaan,” jawab
Seung-hoon, kemudian meninggalkan Eye Candy.
=Flashback=
Seung-hoon minta agar dia menjadi produser Eye Candy.
Hae-ri menolak permintaan Seung-hoon karena dia tidak mau
mencampur-adukkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Selain itu, dia sudah ada
bayangan siapa yang akan menjadi produser Eye Candy.
“Apakah aku pernah meminta sesuatu pada Noona sebelumnya?”
tanya Seun-hoon.
Hae-ri masih tetap pada pendiriannya. Dia tidak mau adik
maupun band-nya terluka, karena dia tidak tahu apa yang terjadi antara
Seung-hoon dengan Eye Candy.
“Noona, tidak ada hal yang paling kuinginkan selain menjadi
produser mereka. Noona tahu kan?,” kata Seung-hoon.
Hae-ri bertanya alasan Seung-hoon ingin menjadi produser
mereka.
“Mereka mengambil satu-satunya hal yang aku inginkan dan
sukai. Itu alasanku,” jawab Seung-hoon dengan mantap. Dia lalu berkata bahwa
Hae-ri juga terlalu lemah menghadapi mereka. Kontrak, single, Hae-ri memberikan
apapun permintaan Eye Candy.
“Lalu apa yang akan kau lakukan?”
“Aku tidak akan mengganggu pekerjaanmu,” janji Seung-hoon.
“Aku tidak pernah bermain-main dengan musik, aku janji. Aku akan menghasilkan
musik yang hebat. Aku hanya ingin mereka bersujud di hadapanku.”
Hae-ri menyangsikan bahwa Eye Candy akan bersujud di hadapan
mereka. Dia berkata bahwa dia pernah berusaha menghancurkan harga diri dan
menghentikan mereka, tapi mereka ternyata lebih kuat dari dugaan Seung-hoon.
“Kalau begitu, paling tidak bantu aku mengembalikan harga
diriku,” pinta Seung-hoon.
=Flashback End=
Hae-ri memikirkan lagi tentang keputusannya.
Ha-jin merasa marah dengan taktik Seung-hoon untuk
menginjak-injak Eye Candy.
Kyung-jong mengeluh karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa
karena denda pelanggaran kontrak sangat besar dan tidak ada yang mau membiayai
mereka.
“Uang denda apa? Kita bahkan belum menerima uang kontrak.
Kita robek saja perjanjian itu dan mengemasi barang-barang kita,” usul Ha-jin.
Do-il mengingatkan Ha-jin bahwa mereka sudah menandatangani
kontrak dan hari ini mereka akan menerima uang kontrak.
Kyung-jong ingat bahwa uang denda pembatalan kontrak tiga
kali lipat uang kontrak. Semua menghela nafas tidak berdaya.
“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Do-il.
Hyun-soo menjawab singkat bahwa mereka sebaiknya berlatih
saja.
Kyung-jong bertanya bagaimana bisa Hyun-soo memikirkan
latihan?
“Lalu apa kau punya uang? Atau kau mau dipermalukan orang
itu saat proses rekaman?” tanya Hyun-soo balik dengan logis.
Malam harinya, di ranjang, Ji-hyuk mengingat kembali
kata-kata Seung-hoon bahwa dia hanya mampu memberi rasa kesepian pada Su-ah dan
bahwa Seung-hoon akan mengubah Eye Candy ke jalurnya.
Ji-hyuk mengambil ponsel dan mengirim pesan ke Su-ah.
Ji-hyuk mengambil ponsel dan mengirim pesan ke Su-ah.
“Apa kau sedang bekerja? Maaf aku tidak mengangkat teleponmu
tadi. Sampai jumpa di sekolah,” tulis Ji-hyuk.
Su-ah memutuskan menelepon Ji-hyuk, namun batal karena
khawatir mengganggu Ji-hyuk. Dia lalu akan mengetik pesan balasan, namun
bingung akan menulis apa.
Seung-hoon akan berdiri, memberi hormat pada Manajer Kim,
tapi dilarang oleh Manajer Kim. Manajer Kim lalu memberikan minuman kaleng.
Manajer Kim menitipkan Eye Candy pada Seung-hoon. Seung-hoon
melirik Do-il dan Ji-hyuk, lalu tersenyum sinis, tanpa diketahui Manajer Kim.
Do-il dan Ji-hyuk merasa marah, tapi mereka tidak bisa
berbuat apa-apa.
Ha-jin dan Kyung-jong ingin mengerjai Seung-hoon. Mereka
membawa segelas kopi lalu masing-masing meludahi kopi itu dan mengaduknya. (Yaaaiikkzz..).
Namun rencana mereka gagal total. Saat Kyung-jong memberikan
kopi pada Seung-hoon, Seung-hoon menolaknya karena dia tidak minum kopi.
Seung-hoon merasa aneh melihat sikap manis Kyung-jong.
Manajer Kim lalu meminum kopi itu karena dia tidak tidur
semalaman. Kyung-jong dan Ha-jin meringis.
Manajer Kim yang tidak sadar, mengomeli Ha-jin dan Kyung-jong
karena mereka tidak bisa mengaduk kopi dengan benar dan masih ada gumpalan. (Omg, tenggorokanku geli…)
Seung-hoon mengumumkan bahwa proses rekaman dimulai. Ha-jin menolak karena Hyun-soo belum datang. Seung-hoon berkata bahwa Hyun-soo tadi sudah datang dan menyelesaikan proses rekaman bagiannya, hanya dalam satu kali rekaman. Dia kemudian pergi karena ada jadwal.
Seung-hoon mengumumkan bahwa proses rekaman dimulai. Ha-jin menolak karena Hyun-soo belum datang. Seung-hoon berkata bahwa Hyun-soo tadi sudah datang dan menyelesaikan proses rekaman bagiannya, hanya dalam satu kali rekaman. Dia kemudian pergi karena ada jadwal.
“Jadi, kau tadi sudah bertemu dengan Hyun-soo secara
terpisah? Kau tidak bilang,” tuduh Ji-hyuk pada Manajer Kim.
“Aku tahu kalian akan protes, karena itu aku tidak bilang
apa-apa,” elak Manajer Kim. “Kita kehilangan produser lama karena kalian
menolak rekaman kalau tidak bersama-sama.”
Do-il terus mencecar Manajer Kim, karena tidak mungkin
Hyun-soo mau begitu saja rekaman sendirian. Manajer Kim akhirnya mengaku bahwa
dia membohongi Hyun-soo dengan berkata bahwa anggota Eye Candy yang lain sudah
setuju dengan pengaturan itu.
Kyung-jong menjadi marah karena Manajer Kim tidak membela
mereka. Manajer Kim mengelak lagi dengan alasan bahwa ini adalah kerja tim,
jadi tidak ada yang dia bela.
Seung-hoon memerintahkan agar Do-il yang bermain drum
rekaman lebih dulu.
“Atas perintah siapa?” tanya Do-il. Manajer Kim menghela
nafas.
“Atas perintahku,” jawab Seung-hoon.
Ji-hyuk berdiri dan mengumumkan bahwa mereka akan kembali
lain waktu dan melakukan proses rekaman bersamaan.
Seung-hoon juga berdiri dan memerintahkan proses rekaman
dilakukan secara terpisah.
“Aku sudah bilang kami akan rekaman bersama-sama!” tolak
Ji-hyuk dengan nada tinggi.
Seung-hoon menghina Eye Candy yang merasa percaya diri bisa
melakukan proses rekaman bersamaan, padahal mereka bukanlah band hebat. “Kalian
hanya memikirkan diri sendiri dan bagaimana perasaan kalian kan? Dan bukan
kalian yang menentukan proses rekaman secara terpisah atau bersamaan. Itu
adalah keputusanku. Sebgai produser.”
Eye Candy tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Ji-hyuk duduk dengan muka merengut, sementara Kyung-jong dan
Ha-jin saling melirik lalu melihat ke Seung-hoon dengan pandangan sinis.
Setelah Do-il, giliran Kyung-jong yang melakukan rekaman. Kyung-jong
dicerca karena terlalu banyak gaya saat bermain keyboard. “Kalau kau terlalu
banyak bergaya, kau akan merusak ritme lagu.”
Saat giliran Ha-jin, Ha-jin dicerca karena dia terlalu
banyak gerakan. “Kalau kau ingin menari, jadilah penari,” cerca Seung-hoon.
“Sebuah lagu bisa rusak, karena salah satu anggota terlalu banyak gerak.”
Saat giliran Ji-hyuk, Ji-hyuk dicerca karena dia menyanyi
tanpa ekspresi. “Apa kau sedang mengeja? Ulangi!”
Ji-hyuk terus-menerus disuruh mengulangi. Do-il, Ha-jin, dan
Kyung-jong mulai tidak tahan.
Setelah disuruh mengulangi kesekian kalinya, Seung-hoon
memutuskan menghentikan proses rekaman karena jelas Ji-hyuk tidak niat dan
tidak bersedia mengikuti arahan Seung-hoon. “Jangan membuang-buang waktuku dan
hubungi aku saat kau sudah siap rekaman.”
Seung-hoon lalu meninggalkan ruang rekaman.
Manajer Kim mengantarkan Eye Candy kembali ke apartemen.
Manajer Kim tidak tahan melihat sikap diam dan kalah Eye Candy. Dia meminta
maaf karena tidak memberitahu soal Hyun-soo dan memberitahu mereka bahwa Hyun-soo
pulang rumah sebentar karena ada urusan yang harus diselesaikannya.
Eye Candy hanya mengangguk lalu berjalan gontai. Manajer Kim
akhirnya memutuskan memberi ijin mereka bermain-main keluar sebentar, namun Eye
Candy hanya memberi respon anggukan singkat.
Manajer Kim memandang Eye Candy dengan pandangan sedih.
“Oppa,” kata adiknya, terbangun.
Adik Hyun-soo protes karena Hyun-soo baru datang sekarang,
padahal dia kemarin sakit.
“Oppa minta maaf. Apa kau masih sakit?” tanya Hyun-soo
dengan nada sayang.
Adik Hyun-soo berkata bahwa dia sudah baikan, namun dia akan
sembuh total setelah menjalani operasi.
Hyun-soo berjanji bahwa adiknya akan
segera sembuh. Adik Hyun-soo tidur lagi dan Hyun-soo memandang sedih
adiknya. Dia merasa khawatir apakah akan ada dana cukup untuk mengobati
adiknya.
Ha-jin mengajak Kyung-jong menemaninya menemui Ye-rim di
stasiun televisi karena dia merasa malu kalau menemui Ye-rim sendirian.
Kyung-jong awalnya tidak mau, tapi diseret oleh Ha-jin.
Ji-hyuk mengirim pesan pada Su-ah bahwa dia akan mengunjungi
Su-ah di rumah. Setelah mengirim pesan, dia menghembuskan nafas.
Ha-jin dan Kyung-jong berkeliling di belakang panggung
dengan bebas. Ha-jin berkata dia merasa senang dengan hal itu, karena dengan
begitu dia merasa benar-benar sudah menjadi selebriti.
Kyung-jong berkata bahwa sebenarnya Ha-jin merasa senang
karena dia bisa menyambangi Ye-rim sesuka hati.
Ha-jin yang sedang senang tidak menggubris ejekan Kyung-jong.
“Dasar otak udang…,” kata Kyung-jong.
Ha-jin melihat Ye-rim yang baru saja selesai rekaman lalu
melambai-lambaikan tangannya dengan semangat. Kyung-jong memukul pantat Ha-jin,
menyuruh Ha-jin jangan bersikap berlebihan.
Namun tentu saja tidak dihiraukan Ha-jin karena dia terlalu
senang.
Kyung-jong dan Ha-jin duduk di ruang rias Ye-rim. Ye-rim
berkata bahwa dia sedang istirahat menunggu pengambilan gambar.
Ha-jin memutuskan membelikan minuman untuk Ye-rim,
meninggalkan Kyung-jong yang terbengong-bengong. “Otak udang itu…,” kata
Kyung-jong dengan kesal.
Ye-rim mengajak bicara Kyung-jong. Kyung-jong tersadar bahwa
Ye-rim terus-menerus bertanya apa yang dilakukan Hyun-soo. “Apa kau
menyukainya?” tanya Kyung-jong, curiga.
Ye-rim hanya terdiam sambil tersipu malu. Tidak berapa lama
Ha-jin masuk sambil membawakan minuman hangat untuk Ye-rim.
Ha-jin baru akan mengajak bicara Ye-rim lagi saat manajer
Ye-rim masuk. Manajer Ye-rim memarahi mereka karena tindakan mereka mengunjungi
Ye-rim bisa menyebabkan skandal, skandal yang bisa menguntungkan Eye Candy,
namun akan menjatuhkan karir Ye-rim.
“Oppa, kenapa kau mengatakan hal seperti itu?” sela Ye-rim.
Ha-jin berdiri dan berkata bahwa mereka akan pulang. “Kami
mengaku salah,” kata Ha-jin sambil memandang tajam manajer Ye-rim.
“Aku minta maaf,” kata Ha-jin pada Ye-rim dengan lebih
mengontrol emosi.
Ye-rim merasa tidak enak dan menyuruh mereka jangan pulang,
namun ditolak Ha-jin karena dia tidak mau membahayakan karir Ye-rim.
Ji-hyuk sampai di dekat rumahnya. Dari belakang, Su-ah
melihat Ji-hyuk dan menyusulnya.
Tidak berapa lama, ada sepasang kekasih yang lewat. Si
wanita menyadari bahwa itu adalah Kwon Ji-hyuk dan bertanya-tanya siapa gadis
di samping Ji-hyuk.
Su-ah merasa tidak nyaman lalu berjalan mendahului Ji-hyuk.
Ji-hyuk yang tidak sadar menyusul Su-ah dan akan menggandeng tangannya, namun
ditampik Su-ah. Ji-hyuk meringis.
Ji-hyuk mendahului Su-ah akan naik tangga sambil berkata
ingin makan ramen, namun Su-ah meminta Ji-hyuk nanti-nanti saja naiknya, agar
tidak mengundang perhatian orang. Ji-hyuk tidak mengerti mengapa Su-ah
mempermasalahkan soal gosip.
Su-ah tidak menjawab, dia lalu berkata bahwa dia akan pindah
rumah. Sementara ini dia masih mencari-cari. Ji-hyuk berkata bahwa dia tidak
mempermasalahkan Su-ah tinggal di rumahnya. Tapi Su-ah tetap bersikeras pindah
karena dia merasa tidak nyaman.
Ji-hyuk tidak bisa membujuk Su-ah lagi. Dia berpesan agar
Su-ah memberitahunya saat pindah rumah. Su-ah mengira Ji-hyuk akan membantunya
mengangkut barang. Namun dengan muka datar, Ji-hyuk berkata bahwa dia hanya
ingin memastikan Su-ah tidak mencuri apapun dari rumahnya. (tidak ada jiwa romantis sama sekali… O.o)
Ji-hyuk lalu naik ke atas. Sebelum naik, Su-ah melihat ke
sekelilingnya dahulu, memastikan tidak ada orang baru kemudian naik.
Ji-hyuk bertanya di mana Su-ah bekerja, sampai-sampai larut
malam baru sampai. Bahkan pesan Ji-hyuk tidak dibalas. Su-ah mengatakan bahwa
Ji-hyuk-lah yang justru tidak pernah muncul. “Aku baru pulang dari menonton
film karena temanku bilang aku tidak pernah lagi pergi keluar dengannya.”
Ji-hyuk teringat saat dia mendengar Su-ah dan Seung-hoon
berbicara soal masa lalu mereka di antara loker-loker. Ji-hyuk berpikir Su-ah
pergi dengan Seung-hoon. “Kalau begitu, kau pasti juga pergi ke took buku…”
“Bagaimana kau tahu?” tanya Su-ah dengan senang. “Ada buku
baru.”
“Haruki,” tebak Ji-hyuk.
Su-ah semakin senang, mengira Ji-hyuk memahami dirinya.
Mood Ji-hyuk
memburuk. Dia memutuskan berpamitan pulang dengan alasan dia kehilangan selera
makan. Ji-hyuk lalu berbalik pergi.
Su-ah menyusul Ji-hyuk di tangga. Tanpa disadari mereka, ada
dua teman satu sekolah mereka mengambil gambar mereka berdua dengan ponsel.
Kyung-jong dan Ha-jin pergi ke tempat billiard. Kyung-jong
bermain, sedangkan Ha-jin duduk sambil merenung. Ha-jin mendapat ide cara agar dia bisa dekat dengan Ye-rim,
yaitu dengan hadir di acara yang sama. Kyung-jong menyebut Ha-jin bodoh karena
mengejar-ngejar Ye-rim.
Ha-jin tidak menggubris perkataan Kyung-jong. Dia malah
berencana tampil di acara kencan bersama Ye-rim. Siapa tahu mereka berjodoh dan
Ye-rim akhirnya jatuh cinta dengannya.
Sambil bermain Kyung-jong berusaha memberi petunjuk bahwa
Ye-rim tidak mungkin jatuh cinta pada Ha-jin. Ha-jin tidak juga mengerti.
Akhirnya Kyung-jong mengingatkan bahwa sejak Ha-jin mengajak Ye-rim ke kedai
kopi, yang ditanyakan Ye-rim hanyalah Hyun-soo.
Ha-jin membantah dengan mengatakan bahwa Ye-rim masih merasa
bersalah pada Hyun-soo. Dia justru berbalik menuduh Kyung-jong tidak mengerti
sifat wanita.
Kyung-jong menyerah. Dia akhirnya hanya berkata bahwa Kim
Ye-rim tidaklah seperti yang dikira Ha-jin. Kyung-jong menyodok bola dengan
kesal.
Tiba-tiba masuklah segerombolan berandalan dan menyapa
mereka dengan sok ramah. “Hei, Eye Candy!” Mereka mengira ada anggota lain,
namun ternyata hanya ada Kyung-jong dan Ha-jin.
Ha-jin yang sedang kesal menyuruh mereka pergi kalau mereka
tidak mau dipukul.
Gerombolan berandalan itu akhirnya minggir sambil menggerutu.
Namun salah satu dari mereka mendekati Kyung-jong dan Ha-jin lagi. Dia bertanya
apa mereka sudah bertemu dengan artis-artis lain seperti Ji-yeon dan Eun-jung
dari T-ara dan Kim Ye-rim.
Saat nama Ye-rim disebut, mood Ha-jin semakin memburuk. Dia
menyuruh berandalan itu agar jangan menyebut-nyebut nama Ye-rim lagi.
Berandalan menuduh Ha-jin tidak mungkin bisa berkencan
dengan Ye-rim. Kyung-jong dengan bangga berkata bahwa mereka bahkan sudah
pernah makan bersama Ye-rim.
Berandalan itu tidak percaya. Dia merogoh kantong dan
mengambil selembar kertas. Ternyata dia ingin minta tanda tangan Kyung-jong.
Ha-jin dan Kyung-jong tertawa kecil. Kyun-jong mengambil
kertas itu, menulisinya, dan mengembalikannya. Berandalan itu mengira dia
mendapat tanda tangan Kyung-jong. Namun ternyata Kyung-jong menulis, “Apa kau
puas, kelabang?”
Berandalan itu menarik kerah Kyung-jong, sambil memaki
Kyung-jong yang meremehkannya.
Tiba-tiba ada suara ponsel berbunyi, dan di pojokan Do-il bangun dari tidur untuk mengangkat telepon. Telepon itu dari Ji-hyuk. Berandalan itu menjadi ketakutan saat melihat Do-il. “Pangeran…,” katanya.
Tiba-tiba ada suara ponsel berbunyi, dan di pojokan Do-il bangun dari tidur untuk mengangkat telepon. Telepon itu dari Ji-hyuk. Berandalan itu menjadi ketakutan saat melihat Do-il. “Pangeran…,” katanya.
Do-il selesai telepon dan berdiri. Dia bertanya pada si
berandalan kenapa mereka rebut sekali.
“Ka-kami…,” jawab si berandalan sambil tergagap. Teman-teman si berandalan
menundukkan kepala mereka, tidak berani melihat ke Do-il.
Kyung-jong dan Ha-jin tertawa-tawa.
Do-il mengajak Kyung-jong dan Ha-jin pergi karena Ji-hyuk
menyuruh mereka kembali. Ha-jin dan Kyung-jong berkata mereka nanti-nanti saja
pulangnya karena mereka masih ingin bermain billiard. Saat Do-il berjalan
keluar, semua membungkuk memberi hormat.
“Apakah kita sebaiknya taruhan?” tanya Ha-jin sambil memeluk
pundak si berandal.
“Tidak denganmu,” tolak si berandal, merasa kalah.
Do-il dan Ji-hyuk berjalan sampai di depan gedung apartemen.
Di depan gedung ternyata ada Woo-kyung dalam kondisi agak mabuk. Dia langsung
memeluk Ji-hyuk. Do-il menjadi muram.
Woo-kyung ingin bertemu Ji-hyuk untuk menunjukkan lisensi
resmi sebagai seorang stylist.
Ji-hyuk yang memang ber-mood buruk
hanya menanggapi dingin.
Do-il memberi selamat pada Woo-kyung, menutupi sikap acuh
Ji-hyuk.
Woo-kyung yang agak mabuk memukuli dan mengomeli Ji-hyuk
yang tidak mengerti usaha yang sudah dilakukannya. Ji-hyuk menjadi marah. Dia menampik
tangan Woo-kyung dan berkata siapa yang menyuruh Woo-kyung berusaha keras. Ji-hyuk
juga berkata bahwa dia sudah cukup lelah tanpa harus ditambahi masalah
Woo-kyung.
“Siapa yang menyuruhku? Aku tidak mau tertinggal darimu, aku
ingin seimbang denganmu, jadi aku berusaha…”
“Kalau begitu urus sendiri soal perasaanmu!” potong Ji-hyuk
dengan nada tinggi. “Hentikan perasaanmu.”
Do-il dan Woo-kyung terkejut mendengar perkataan kasar
Ji-hyuk.
Woo-kyung balik menyalahkan Ji-hyuk karena memberinya
harapan dengan datang saat dia diserang di taman. Bahkan Ji-hyuk perhatian
padanya. “Kau seharusnya tidak melakukan hal itu dan bersikap dingin!”
“Baiklah!” bentak Ji-hyuk. “Aku tidak akan peduli padamu.
Puas?”
Woo-kyung menangis, Do-il tidak bisa berbuat apa-apa.
Ji-hyuk akan masuk ke gedung, namun tangannya ditarik oleh
Do-il. Do-il menyelipkan uang ke tangan Ji-hyuk dan menyuruhnya mengantar
Woo-kyung pulang.
Ji-hyuk menolak karena Woo-kyung bahkan tidak bisa
mengontrol perasaannya sendiri.
“Berhentilah membuatnya menangis!” bentak Do-il. Do-il lalu meninggalkan
mereka dengan perasaan marah.
Ji-hyuk tertegun melihat Do-il yang diam bisa marah. Dia
semakin kesal, sementara Woo-kyung masih menangis.
Hyun-soo sedang berlatih gitar. Kyung-jong masuk dan menyapa
Hyun-soo dengan senang karena dia merasa kangen pada Hyun-soo.
“Umm, Hyun-soo…,” kata Kyung-jong dengan ragu-ragu. “Apa kau
sering bertemu dengan Ye-rim saat sedang melakukan pekerjaan?”
Hyun-soo tidak mengerti arah pertanyaan Kyung-jong.
Kyung-jong memperjelas maksudnya dengan bertanya bagaimana perasaan Hyun-soo
pada Ye-rim. Apakah Hyun-soo pernah berdebar-debar atau memikirkan Ye-rim.
“Tidak, aku tidak tertarik padanya,” jawab Hyun-soo langsung
dan mantap.
Kyung-jong bercerita soal perasaan Ha-jin pada Ye-rim, namun
Ye-rim hanya membicarakan soal Hyun-soo. Kyung-jong khawatir karena tidak
biasanya Ha-jin bersikap gugup di dekat wanita. Namun, kalau Hyun-soo tidak
tertarik pada Ye-rim, mungkin keadaan akan baik-baik saja.
Seperti biasa, Hyun-soo mendengarkan dengan tenang dan
menyuruh Kyung-jong tidur saja. Kyung-jong kemudian pamit setelah sebelumnya
mengusap-usap rambut Hyun-soo dengan perasaan saying.
Do-il bertabrakan bahu dengan seorang pria. Do-il meminta
maaf sambil menundukkan kepala kemudian berjalan pergi lagi.
Namun pria itu tidak terima dan ingin membuat masalah. Do-il
berusaha menghindar, tapi pria itu terus mencari masalah. Pria itu akhirnya
sadar bahwa Do-il adalah drummer Eye
Candy. Dia semakin bersemangat.
Orang-orang di sekitar mereka mulai melihat dan berkerumun.
Beberapa menyadari bahwa itu adalah Do-il. Pria itu menantang Do-il. Do-il mencengkeram kerahnya dan
berkata, “Kalau bukan karena wajahku dijual di TV, kau sudah tamat sekarang.”
Do-il mendorong pria itu sampai jatuh dan meninggalkannya.
Di sekolah Deo-mi meminta tolong Su-ah untuk memintakan
tanda tangan Ji-hyuk. Sebagai gantinya, dia akan mentraktir Su-ah makan dan
menonton film seperti kemarin malam. Ji-hyuk mendengar perkataan Deo-mi.
Dengan perasaan malu, Su-ah mendatangi Ji-hyuk dan meminta
tanda tangannya. Setelah menandatangani, Ji-hyuk bertanya apa Su-ah kemarin malam
pergi dengan Deo-mi.
“Iya, kenapa?” tanya Su-ah.
Ji-hyuk merasa bersalah karena tadi malam marah dengan
alasan yang salah. Ji-hyuk diam saja. Ha-jin bertanya pada Su-ah apa dia juga
perlu memberikan tanda tangannya?
Su-ah setuju dan setelah berterima kasih, dia kembali ke
tempat duduk. Dia menoleh ke Ji-hyuk dan tersenyum kecil. Ji-hyuk balik
tersenyum, namun menutupi dengan memegang hidung.
Ji-hyuk merasa gembira karena Su-ah ternyata tidak pergi
dengan Seung-hoon. Dia tersenyum sendiri sambil berjalan di lorong sekolah.
Deo-mi membuka rahasia pada Su-ah bahwa sebenarnya yang
meminta tanda tangan Ji-hyuk adalah Maro.
Su-ah dan Ji-hyuk berpapasan. Ji-hyuk menyelipkan permen lollipop ke tangan Su-ah kemudian terus
berjalan. Su-ah merasa sangat gembira.
Do-il sedang duduk dan didatangi Ji-hyuk. Ji-hyuk berkata
bahwa dia merasa takut dengan kemarahan Do-il kemarin malam. Ji-hyuk berkata bahwa dia menyadari Woo-kyung sudah banyak
melakukan banyak hal bagi Eye Candy, selalu memperhatikan mereka bagaikan ibu.
“Kau menyadari hal itu tapi masih saja membuatnya menangis?”
Ji-hyuk berkata bahwa dia baru saja menyadari hal itu dan
dia merasa buruk karena tidak bisa membalas perasaan Woo-kyung. Dia berharap
Woo-kyung akan tetap menjadi bagian dari keluarga mereka. Dia merasa menyesal
karena membuat Woo-kyung kecewa.
Ji-hyuk berkata bahwa Woo-kyung selalu menceritakan segala
sesuatu pada Do-il, jadi mengapa bukan dia yang berada di samping Woo-kyung?
Do-il justru membiarkan Ji-hyuk dekat dengan Woo-kyung.
“Aku khawatir aku tidak akan cukup baginya,” jawab Do-il.
Ji-hyuk dan Do-il diam dan memikirkan masalah mereka
sendiri-sendiri.
Hae-ri memanggil Hyun-soo untuk membicarakan soal album
duetnya dengan Ye-rim. Berdasarkan latihan, suara Hyun-soo akan cocok dengan
suara Ye-rim.
Hyun-soo dengan mantap menolak. Hae-ri berusaha membujuk
Hyun-soo dengan alasan ini akan menjadi proyek solo Hyun-soo.
“Kalau aku menyanyi solo, maka itu untuk album Eye Candy.”
Hae-ri bertanya apa bedanya menyanyi bersama Hae-ri dengan
dia berakting di acara-acara?
“Kalau aku berakting, itu karena aku sebagai representatif
Eye Candy. Aku akan menganggap pembicaraan ini tidak pernah ada.”
“Bisakah kau membantuku untuk kali ini saja?” pinta Ye-rim.
“Aku tidak bisa,” jawab Hyun-soo langsung, dengan senyum
kecil. Ye-rim merasa kecewa namun bisa menyembunyikannya.
Hae-ri tidak bisa berkata apa-apa lagi. Asisten Hae-ri masuk
dan meminta Hae-ri ke studio rekaman karena ada masalah. Hae-ri kemudian pergi.
Hyun-soo berdiri dan memandang dingin Ye-rim, berbeda 180o
dengan sikapnya yang tadi. Dia kemudian berjalan pergi, tanpa pamit. Ye-rim
memanggil Hyun-soo dan bertanya apakah Hyun-soo bersedia mempertimbangkan soal
duet sekali lagi.
“Tidak,” tolak Hyun-soo. “Apakah kau masih menyukaiku?”
“Bukan hanya soal itu…”
“Lupakan soal duet denganku. Cari saja orang lain,” kata
Hyun-soo singkat. “Oh ya, Ha-jin sepertinya tulus denganmu dan aku tidak mau
memberitahunya kalau kau suka padaku. Aku
benci berada dalam situasi rumit.”
Ye-rim hanya diam sambil melihat Hyun-soo pergi.
Hyun-soo menelepon orang tuanya soal
tanggal operasi
adiknya. Hyun-soo merasa kesal karena orang tuanya terus-terusan
memintanya
jangan khawatir. Bagaimana mungkin dia tidak khawatir dengan adiknya?
Ibu Hyun-soo berkata biaya operasi sebisa mungkin akan diambil dari uang
asuransi mereka.
Ji-hyuk, Do-il, Kyung-jong, dan Ha-jin membicarakan soal
Seung-hoon menjadi produser mereka.
Kyung-jong mengusulkan agar mereka memberontak dan tidak mau
rekaman selama produser tidak diganti. Hyun-soo keluar dari kamar dan bergabung dengan mereka. Saat
mendengar rencana Kyung-jong, wajah Hyun-soo berubah. Dia membutuhkan uang
kontrak untuk biaya operasi adiknya.
Hyun-soo menolak rencana itu dan bertanya apa Seung-hoon melakukan
sesuatu yang salah sebagai produser. Ha-jin yang tidak tahu soal kondisi
Hyun-soo menjadi marah, mengira Hyun-soo sekarang di pihak Seung-hoon.
Ji-hyuk meminta Hyun-soo berhenti berbicara yang
tidak-tidak.
Hyun-soo berdiri dengan kasar dan masuk ke kamar untuk
mengambil jaket dan pulang ke rumah. Dia akan keluar, namun ditahan Ji-hyuk.
Ji-hyuk mencoba mengajak bicara Hyun-soo. Dia meminta waktu,
pada akhirnya Hae-ri akan mau mengganti produser lagu mereka.
“Aku tidak punya waktu yang kau sebut. Berhentilah melakukan
apa yang kau mau. Kalau kau seorang pemimpin, bersikaplah dan berpikir seperti
pemimpin,” kata Hyun-soo.
Ji-hyuk tidak bisa berkata apa-apa dan membiarkan Hyun-soo
pergi.
Seung-hoon menelepon Su-ah dan memintanya datang ke studio
rekaman karena dia mau menunjukkan lagu baru buatannya.
Su-ah merasa ragu. Seung-hoon merasakan keraguan Su-ah dan
berkata, “Kau akan datang kan? Seperti dulu.”
Ji-hyuk melakukan rekaman lagi. Seperti dulu dia berulang
kali disuruh mengulangi lagu itu. Setelah beralasan Ji-hyuk kurang menunjukkan
perasaan, Seung-hoon menyuruh mengulang dengan alasan Ji-hyuk terlalu main
perasaan.
Ji-hyuk menjadi kesal. “Ini lagu dan lirik yang ditulis
kami.”
“Jadi?” Seung-hoon tidak peduli.
“Yang tahu bagaimana perasaan lagu ini adalah Eye Candy. Jangan
coba-coba menghentikanku lagi,” ancam Ji-hyuk.
Seusai rekaman, Ji-hyuk pamit pada asisten produser. Dia bertanya
ke mana Seung-hoon.
“Seseorang memanggilnya,” jawab asisten produser. “Hanya
karena dia tidak ada di sini, dia menyebalkan kan? Persis seperti kakaknya.”
Ji-hyuk tidak mengerti maksud asisten produser.
“Kau tidak tahu? Direktur Yoo dan Seung-hoon kakak-beradik.”
Ji-hyuk terperangah.
Hae-ri membaca berita di internet soal skandal Do-il dengan
ayahnya. Dia memerintahkan asistennya mempersiapkan konferensi pers dan
mengatur daftar-daftar pertanyaan agar imej Eye Candy menjadi positif.
Ji-hyuk masuk. Hae-ri menyuruh asistennya keluar.
“Apa kau menikmatinya?” tanya Ji-hyuk langsung. “Membiarkan
adikmu menjadi produser kami.”
Hae-ri berkata bahwa dia tidak mencampuradukkan emosi dengan
pekerjaan dan tidak ada yang mau menjadi produser Eye Candy selain Seung-hoon. Toh
tidak ada masalah selama proses rekaman, yang berarti masalah antara Ji-hyuk
dan Seung-hoon adalah masalah pribadi. Hae-ri menyuruh Ji-hyuk menunjukkan
tingkah laku seperti pemimpin.
“Kalau begitu, lihat bagaimana tanggung jawabku sebagai
pemimpin,” jawab Ji-hyuk dengan menahan marah.
Hae-ri menunjukkan berita soal Do-il dan ayahnya. “Jangan
kira kau bisa berlaku sesuka hatimu.”
Ji-hyuk kembali lagi ke ruang rekaman untuk mengambil
jaketnya. Ternyata di sana ada Su-ah dan Seung-hoon.
Ji-hyuk yang baru saja mendapat kabar buruk menjadi semakin marah.
Su-ah yang berusaha menjelaskan situasi itu tidak didengar Ji-hyuk. Ji-hyuk
menyuruh Su-ah secepatnya menjadikan segalanya jelas karena dia tidak suka
berada di situasi rumit. Ji-hyuk kemudian pergi.
Su-ah berusaha menyusul Ji-hyuk, namun tangannya ditahan
Seung-hoon. “Janga pergi,” pinta Seung-hoon.
Su-ah berkata bahwa dia kecewa dengan alasan Seung-hoon
memanggilnya. Su-ah mengibaskan tangan Seung-hoon dan pergi menyusul Ji-hyuk.
Su-ah memanggil Ji-hyuk. Dia menjelaskan bahwa dia datang
kemari sebagai teman Seung-hoon karena dia merasa menyesal tidak bisa membalas
perasaan Seung-hoon. Su-ah berkata bahwa seharusnya Ji-hyuk-lah yang menjadikan
segalanya jelas.
“Teman-temanmu? Woo-kyung? Siapa yang tahu soal aku?” tanya
Su-ah.
Ji-hyuk menyadari hal itu. Dia berpikir sejenak dan
mengambil keputusan bahwa dia akan memberitahu teman-temannya. “Bahwa aku
menyukaimu. Aku akan memberitahu mereka,” janji Ji-hyuk. Ji-hyuk meminta Su-ah
agar jangan dekat-dekat Seung-hoon lagi karena Ji-hyuk tidak suka hal itu.
Su-ah tersenyum.
Ji-hyuk memberitahu teman-temannya dan Manajer Kim soal
Seung-hoon adalah adik Hae-ri.
Manajer Kim lalu berkata bahwa Hae-ri sudah memberikan
naskah untuk konferensi pers. Hae-ri berjanji selama Eye Candy patuh, segalanya
akan baik-baik saja.
“Sejak kapan kita mematuhi penyihir itu?” kata Ha-jin.
Do-il meminta maaf karena skandalnya merebak. Anggota Eye Candy
menenangkan Do-il, segalanya akan baik-baik saja.
Manajer Kim meminta mereka mempelajari naskah lagi dan
segalanya akan baik-baik saja. Namun wajah Manajer Kim tetap menampilkan raut
khawatir.
Hari konferensi pers tiba. Awalnya, anggota Eye Candy
menjawab dengan baik. Namun, saat ditanya soal criteria idaman, Ha-jin
mengambil mikrofon dan menjawab dengan jujur bahwa Hae-ri adalah tipe idealnya.
Semua memandang tajam Ha-jin.
Saat ada wartawan yang ingin menanyakan soal ayah Do-il, MC
langsung menghentikan karena itu adalah ranah pribadi.
Wartawan yang dulu berbicara dengan produser Eye Candy yang
lama bertanya pada Ji-hyuk apa dia punya kekasih?
“Apa aku perlu menjawabnya?” tanya Ji-hyuk balik.
Wartawan itu lalu mengubah pertanyaan. Dia mengangkat
tabletnya dan menunjukkan foto Ji-hyuk turun di tangga sambil disusul Su-ah. “Apakah
betul Anda tinggal bersama gadis ini?”
Semua memandang Ji-hyuk yang tegang.