Sinopsis Adolescent Medley Episode 1 Part 1
Posted: Senin, 19 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label: Adolescence Medley
0
Drama ini bergenre Romance, Comedy, School KBS Drama Special dan hanya 4 episode ini. Jika kalian sudah menontonnya, aku yakin menemukan hal-hal yang cukup menarik dalam drama ini. Tentu saja selain penyampaiannya mirip Reply 1997, sebuah flashback.
Selain itu kita bisa menikmati pemandangan pedesaan yang indah, cara pengambilan gambar yang menarik :)
Sinopsis Adolescence Medley Episode 1 Part 1
Sementara itu di kursi siswa, seseorang sedang memanggil si ketua kelas sambil berbisik. Karena ketua kelas yang duduk di barisan berikutnya di depannya tidak menyahut, maka si pria memanggil nama si ketua kelas, Yang Ah Yeong.
Dengan gerakan lambat, sang ketua kelas, Ah Yeong menoleh, dan ternyata guru sastra itu menoleh juga - LHA? Kok wajahnya nggak asing?-
Dan kemudian, terdengar sebuah suara musik, suara bel kah? Tapiiii, kok kayak suara dari mainan anak-anak?
Yang memanggilnya dengan kesal sepertinya direktur sekolah yang marah karena guru Choi masih tidur padahal bel sudah berbunyi.
Guru Choi langsung kaget dan segera berdiri, dengan kikuk ia mengatakan kalau tentu saja ia akan ke kelas.
Ibu direktur sekolah terlihat kesal dan segera pergi sementara guru Choi mulai sibuk mencari absen kelas yang akan dia masuki, A atau B?
HAHHAHAHHAHAH. Kikuk banged tu guru.
guru Choi bingung tak mengerti.
guru itu mengatakan kalau banyak anak-anak pindah ke sekolah persiapan baru di seberang jalan.
guru Choi terkejut mendengarnya, ia mengeluh, jika ia kehilangan lebih banyak siswa lagi, maka kelasnya akan menjadi seperti kelas les privat.
Saat mengeluh, guru Choi dan temannya dikagetkan dengan suara direktur sekolah yang menyuruh guru Choi segera masuk ke kelas. Guru Choi tegap berdiri dan akhirnya pergi dari ruang guru, heheheheheh.
Kasian.
Menerima pesan itu, guru Choi berfikir sejenak.
Ia mencoba memasukkan beberapa password, tapi selalu salah. Sepertinya Choi Jung Woo sudah lama tidak membuka komunitas itu. Akhirnya Jung Woo mencoba menyusuri passwordnya di halaman bantuan.
Dan pertanyaan yang harus ia jawab adalah, Nama cinta pertamamu.
Jung Woo tampak menghela nafas dan berfikir. Kemudian ia mengetikkan sebuah nama tentu saja. Dan web-nya langsung terbuka : Namil High Community.
Jung Woo tersenyum memandangi layar laptopnya.
Satu foto membuat senyumnya makin lebar, foto seorang anak yang duduk di jendela memandangi seorang gadis yang ada dekat jendela. Otomatis tangan Jung Woo men Zoom-kan wajah sang gadis. Kita bisa mengetahui sepertinya pria itu adalah Jung Woo dan si gadis adalah cinta pertamanya.
Hal ini membangkitkan kenangan masa lalunya, saat ia masih duduk di bangku SMA.
10 Tahun yang Lalu...
dan Namil High School. Musim Semi.
"Pepohonan musim dingin bersama angin. Hembusan angin yang sangat kencang. Bergantung di ujung ranting bagaikan kain yang tak terlihat sesungguhnya pepohonan dan hembusan angin itu tidaklah sendiri. Mereka tidaklah sendiri. Tak ada seorang pun yang hidup sendiri."
Wajah seorang pemuda tampak menarik nafas dalam dekat jendela mobil. Ia menatap keindahan pedesaan itu, but dengan wajah yang maleeeeeeeeess?
Lalu seseorang yang menyetir mobil -ibunya may be- mengatakan kalau ini sangat berbahaya, melihat Jung Woo mengeluarkan kepalanya di jendela mobil seperti itu.
Yeah, itu adalah Jung Woo kecil, yang pindah ke daerah pedesaan 10 tahun lalu. Disaat kepindahannya, tampak spanduk mengenai Kontes menyanyi Nasional di Namil.
~Bagian 1 : Siswa Pindahan~
Kedua siswi itu keluar dari dalam setelah memberi hormat. Salah seorang gadis kita kenal sebagai Yang Ah Young. Teman ah Young bingung, karena ini pertama kalinya ia mendengar nama Jung Woo. Sementara Ah Young sudah tahu dan mengatakan kalau itu nama siswa transfer.
Teman Ah Young mengerti dan mengomentari nama Jung Woo itu mencolok. Ah Young tampak memikirkannya.
Saat itu jam makan siang, seorang siswa berlari ke meja temannya dan mengumpat pada temannya yang memakan makan siangnya.
Jung Woo ternyata juga ada diantara para siswa, ia sendirian memperhatikan anak-anak lain. Ia berkata dalam hati, "Setelah observasinya selama beberapa minggu, ia mengetahui kalau siswa di Namil terlalu berlebihan."
Jung Woo tampak tak bersemangat dan akan tidur di mejanya, tapi seseorang memanggilnya.
Temannya itu hanya tersenyum dan menawarkan untuk pergi ke toko kelontong.
Tapi Jung Woo mencoba tersenyum dan mengeluarkan kotak bekalnya.
HAHAHAHAH.
Lalu dalam pikirannya Jung Woo berkata lagi, "Satu-satunya orang yang menunjukkan ketertarikan pada orang yang tak terlihat ini."
-Well, apa Jung Woo merasa kalau tidak ada yang peduli padanya?-
Ah Young mengatakan kalau ia juga akan mereview lagi, dan mengajak temannya belajar bersama. Lalu temannya satunya (yg tadi bareng di ruang guru) mengatakan kalau siswa TOP disekolah ini baik juga.
Kemudian ia menatap temannya yang tadi dan berteriak, Hey! Kenapa kau tidak mau berusaha?! Berhenti bergantung padanya!
Si pria itu mempermasalahkan mengenai dia yang mengatakan ibunya pintar masak dan akan pulang untuk makan. Si preman itu tampak kesal dan memegang kerah baju si pria. Aku gak ngerti mereka ngomongin apa, tapi kayaknya si pria itu pengin tu cowok beliin dia makanan atau apa, makanya terpaksa teman Jung Woo itu pergi kekantin sebelum menyelesaikan makannya.
Jung Woo hanya menatap pem-bully-an itu dengan wajah berkerut.
Jung Woo yang ada disampingnya sangat terganggu dan memandangi si preman dengan wajah mengkerutnya.
Si preman sadar dan memakai kacamatanya untuk melihat wajah Jung Woo dengan jelas, ia bahkan menatap sangat dekat ke wajah Jung Woo, Jung Woo sama sekali tidak mengalihkan pandangannya. Si Preman sadar kalau wajah Jung Woo itu wajah baru.
Ia bertanya pada yang lain, apa dia adalah siswa pindahan itu?
siswa yang lain membenarkan.
Jung Woo sangat kesal karena si preman tak mau melepaskan tangan dari lehernya. Sementara si preman mengatakan kalau ia butuh pesuruh baru, apa Jung Woo mau melakukannya?
Jung Woo mencoba tidak terpancing, ia melanjutkan makannya. Bahkan saat si preman menyuruh Jung woo menatapnya, Jung Woo diam saja. Si preman kesal dan mengatai Jung Woo si bodoh yang tak bersemangat.
Si preman akan pergi, tapi sebelum itu ia melempar sesuatu pada siswa yang memandanginya. Ia tampak kesal.
Ah Young memandangi si preman dengan tatapan kesal. Teman Ah young mencoba menenangkan Ah Young. Jung woo juga melihat hal itu.
Si preman tidak terpengaruh dan menatap seisi kelas, mengatai mereka semua pecundang.
Ia bahkan hampir memukuli siapa saja yang menatapnya. Ia mengumpat keluar dari dalam kelas.
Jung Woo mendengarkan pembicaraan para gadis.
kita bisa melihat kalau wajahnya kesal juga, dan dalam hati ia berkata, "Pura-pura tidak melihat, mendengar atau peduli. Jangan membuat teman dan jangan mencari musuh. Aku belajar hal itu setelah di transfer 7 kali. Lebih mudah jika aku tidak terlibat."
-What???? Jung Woo sudah 7 kali pindah sekolah?? Whae? Dia preman kah?-
Teman disampingnya tadi membangunkannya. Jung Woo beneran malas mendengarkan guru itu. Temannya lalu memberikan cemilan dan Jung Woo terpaksa memakannya.
Guru juga mengumumkan mengenai Kontes MEnyanyi NAsional yang akan segera di adakan di desa mereka.
Para siswa bersemangat dan bertanya siapa yang akan menjadi tamu, apakah SHINHWA akan datang?
Jung Woo mendengarkan dengan tidak bersemangat dan mengatakan sambil mengerutkan mulutnya dalam hati, "ini adalah kota di pedesaan."
Guru menyuruh mereka untuk diam dan mengatakan kalau kantor walikota meminta setiap sekolah mengirimkan sebuah tim. Dan ia sudah membuat permohonan dan kelas mereka memenangkannya. Guru tertawa dengan bahagia sementara para siswa tampak tidak senang karena itu artinya kelas mereka yang akan mewakili SMA Namil.
Ah Young hanya bisa mengiyakan. Saat akan memberi salam, guru memanggil Jung Woo dan bertanya apakah Jung Woo sudah bisa menyesuaikan dengan sekolah barunya, karena sebentar lagi ujian semester akan diadakan.
Jung Woo sedikit bingung tapi akhirnya ia hanya bisa menjawab 'Ndeee'.
Guru mengatakan jika ada yang ingin Jung Woo tanyakan, bisa langsung menemuinya.
Jung Woo mengiyakan dan para siswa memberi salam tanda pelajaran berakhir.
Teman Ah Young juga menambahkan kalau ia akan meninggalkan kota ini suatu hari nanti.
Ah Young membawa setumpuk kain putih dan memberikan pada Jung Woo mengatakan kalau sekarang adalah giliran Jung Woo. Jung Woo bingung tak mengerti dan menatap Ah Young. ah Young mengatakan kalau itu adalah adalah seprai di ruang kesehatan. Karena sekarang giliran kelas mereka, Ah Young menyuruh Jung Woo mencucinya dan mengembalikan ke ruang kesehatan.
Jung Woo memainkan matanya dan berfikir. Ah Young meninggalkannya setelah meminta tolong. Jung Woo memandangi ah Young dengan tatapan aneh.
Jung Woo memandang Ah Young dengan bingung dan memandang seprai di tangannya. Ia melihat kepergian Ah Young. Ah Young berjalan seperti biasa, tapi kemudian kakinya tersandung dan hampir jatuh, heheehehe.
Jung Woo sedikiiiiiiiiiiit tertawa melihatnya.
-Bukan tersandung sih, kayak salah jalan gitu, kalau bahasaku sih terkelipuk, HHAHAHHAHA-
Young Bok terlihat seperti mengancam atau apa dan meminta uang dari Deok Won.
Jung Woo kebetulan lewat disana dan melihatnya. Deok Won tersenyum pada Jung Woo. Tapi Jung Woo pura-pura tak peduli dan pergi.
Young Bok berkomentar, bukankah dia yang duduk didekatmu?
Deok Won mengiyakan. Young Bok bertanya lagi, benar? Bahkan dia mengabaikanmu juga? Kau benar-benar pecundang.
Young Bok tampak kasian dan memberikan sedikit uang yang ia ambil tadi pada Deok Won. ckckckc.
Young Bok kesal karena Deok Won bahkan membiarkan uang itu diambil oleh Won Il.
Won Il memandangi Jung woo yang cuek pada mereka, tapi tetap melirik mereka. Young Bok berkata kalau Jung Woo adalah siswa pindahan dan dia seorang pecundang seperti Deok Won.
Young Bok memberikan uang lagi pada Deok Won, tapi begitu Deok Won akan mengambilnya, ditarik lagi, LOL.
Jung Woo masih heran dengan yang terjadi di rumah berantakan itu dan bertanya.
Ibu dengan Happy mengatakan kalau mereka akan kembali ke Seoul. Ayah mengatakan kalau ia mendapat Promosi, tapi harus dipindahkan ke Seoul.
Jung Woo tampak menghela nafas dan masih berkerut.
Ayah mengatakan tak ada yang bagus di Seoul, kota penuh kompetisi dan polusi. Ia bahkan mengatakan sebaiknya ibu tinggal didesa dan membiarkan Jung Woo tetap bersekolah disana.
Ibu marah dan mengatakan kalau ayah jangan berkata bodoh. Ia tak tahan lagi hidup berpisah dengan ayah. Dan dimulailah kemesraan suami istri di depan anaknya yang galau.
Ibu memberi kode membenarkan sambil tersenyum.
Jung woo tampak sedih dan hanya bisa menghela nafas. Ia masuk ke dalam kamarnya.
Ia memasukkan ke dalam kardus. Jung Woo juga mengemasi buku-bukunya. Saat itu ia mendengar percakapan ayah dan ibu tentang dirinya.
Ayah khawatir, apa Jung Woo akan baik-baik saja karena akan pindah lagi. Karena terakhir kali sangat berat baginya.
Tapi ibu berkata setiap orang memang akan mengalami hal sulit untuk tumbuh dewasa. Dan lagi tak ada yang peduli saat mereka mendapat siswa pindahan, karena sekolah sangat sibuk.
Jung woo mencoba bersikap biasa dan pura-pura sibuk dengan bukunya. Saat ia mengangkat kardus, tiba-tiba bagian bawah kardus terbuka dan bukunya berjatuhan. Jung Woo terdiam. Ia tak tahan lagi dan melemparkan kardus itu, menendang bukunya dengan kesal. Jung Woo terduduk di tempat tidurnya. Sangat sulit baginya untuk pindah sekolah lagi.
"Yang terpanjang adalah dua setengah tahun. Yang terpendek adalah enam bulan. Aku sudah di sini selama dua bulan. Mungkin ini akan menjadi rekor baru."
Tapi saat ia harus pindah dari sana, semua teman sekelasnya menangis, termasuk sang gadis.
Saat SMP, Jung Woo pindah lagi. Bahkan di hari pertama ia pindah, ia harus di transfer lagi, belum sempat duduk di kursinya., HAHAHHAHA.
Berikutnya dan berikutnya hingga menjadikan Jung Woo siswa yang tak peduli dengan sekitarnya. Jung Woo bahkan stress sendiri dan mulai berteriak.
Jung Woo dengan malas menuju jendela juga dan memperhatikan si gadis. Sang gadis dari kelas lain sedang mengikuti pelajaran olahraga di halaman sekolah, Jang Hyun Jin.
Deok Won berkomentar kalau Hyun Jin terlihat seperti Jang Na Ra. Jung Woo tak bisa berkomentar apapun, HAHAHAAH.
Deok Won masih memandangi Hyun Jin dengan tatapan naksir dan beradai-andai Hyun Jin sekelas dengannya. Jung Woo memandangi Deok Won dengan wajah berkerut.
Jung Woo masih belum yakin dan bertanya pada Deok Won, dengannya?
Deok Won kemudian tertarik bertanya pada Jung Woo, apa Jung Woo sedang menyukai seseorang?
Jung Woo berfikir sejenak dan menjawab tidak ada.
Deok Won tampak kesal dan kembali memandangi Hyun Jin. Jung Woo masih berkerut melihat Deok Won yang kembali senyum senyum.
-Jung Woo ini polos yah? HAHAHHA-
Deok Won enggan memberikan karena ia akan mendapat telpon penting dari ibunya. Young Bok kesal dan mulai memukuli Deok Won, menyuruhnya memberikan selagi ia masih berbaik hati.
Jung Woo ada disana, lagi-lagi sok sibuk dengan bukunya, padahal ia mendengarkan.
Deok Won akhirnya mengeluarkan ponselnya. Young Bok cukup kagum dengan ponsel Deok Won yang pada zaman itu udah mewah, ponsel kamera, hohohhooh.
Deok Won mengingatkan kalau ia akan dapat telpon dari ibunya. Young Bok kesal dan hampir memukul Deok Won, mengatakan kalau ia akan mengembalikannya.
Jung Woo terlihat kesal sambil mendengarkan.
Semua terkejut dan melihat ke arah jendela. Young Bok kaget dan mengumpat. Ia berfikir akan ada badai, soalnya mau hujan. Deok won mencoba mengambil ponselnya lagi tapi Young Bok memukul tangan Deok Won.
Young Bok bahkan menyuruh Deok Won mengambil snack untuknya dengan kasar. Deok Won menurut. Deok Won sudah berbaik hati, tapi Young Bok malah memukul wajah Deok Won karena mengatakan Deok Won sangat lambat. ckckckckcc.
Tapi Deok Won tetap baik padanya, mengatakan kalau kue itu dibawa oelh ibunya dari peringatan kematian.
Young Bok tertawa menyuruh Deok Won membuka mulutnya dan memasukkan banyak kue beras, menuduh kalau Deok Won mendoakannya mati. Tapi Deok Won membantah, mengatakan kalau kue itu dari peringatan kematian ayahnya.
Kue peringatan kematian ayah Deok Won berserakan dekat meja Jung Woo. JUng Woo tampak makin kesal, ia menutup bukunya dan menghela nafas menahan amarah. Sementara Young Bok memaksa Deok Won pergi membeli snack. Bahkan Young Bok menendangnya.
Jung Woo menatap mereka.
Diluar, Yeong Bok kembali memukuli Deok Won, karena Deok Won menatapnya Young Bok bertanya, apa kau ada masalah denganku?
Deok Won mengatakan ia akan pergi membelinya.
Jung Woo memperhatikan mereka dari jendela. Memperhatikan Deok Won yang kepalanya di pukul.
Jung woo masih menatap dengan kesal. Tapi ia hanya menghela nafas. Ia memandangi kue milik Deok Won yang berserakan. Jung woo teringat apa yang dikatakan Young Bok di halaman, kalau dirinya juga pecundang.
Di luar, Young Bok masih memukuli Deok Won yang tidak mendengarkannya.
Jung Woo mulai kehabisan kesabaran mendengarkannya. Dan Jung Woo mulai bicara dengan pelan, Cukup.
Yuong Bok masih memukuli Deok Won. akhirnya batas kesabaran Jung Woo habis. Jung Woo berdiri dan berteriak, Hentikan itu, Brengsek!!
Seisi kelas menatap Jung Woo.
Jung woo mengambil plastik bungkus kue Deok Won, dan berjalan keluar kelas menuju Young Bok. Jung woo berdiri dengan sesak nafas dan mengatakan, Bawa ini kembali!
Young Bok dengan tenang bertanya, apa kau menantang?
Jung woo makin kesal, ia melempat kue itu sekuat tenaga ke arah Young Bok, Aku bilang bawa ini kembali!!!
Kantong plastik berisi sisa kue melayang mendekati Young Bok. Young Bok menghindar di waktu yang sangat tepat dan kantong plastik melayang, dan BUK!
Mengenai punggung seseorang yang mengenakan jas hujan hitam.
Suasana makin tegang. Young Bok terkejut dengan keberanian Jung Woo. Jung Woo masih berdiri. Pria berjas hitam berbalik perlahan. Jung woo terkejut. Deok won khawatir. Semua teman sekelas terkejut khawatir sambil berkata, Itu Brown Bear. Mereka menelan ludah menatap Jung Woo.
Young bok mulai berakting seolah dia tidak salah dan mulai mendekati Brown Bear mempropokasi.
Brown Bear tidak memperdulikan Young Bok. ia lebih peduli pada Jung woo dan memanggilnya, Hey.
Jung Woo gugup, A-A-Aku?
Brown Bear mengatakan, Jika kau memukul seseorang, kau harus meminta maaf.
Jung woo mencoba berfikir. Ia berfikir dan berfikir.
ah Young ada disana melihat kejadian itu juga.
Jung woo memutuskan untuk minta maaf, tapi beberapa detik kemudian ia mengurungkan niatnya.
-maksudnya karena kau senior kau berkuasa?-
Brown Bear yang sepertinya bernama Lee Yeok Ho bertanya, Lalu apa?
Jung Woo masih berteriak untuk menutupi kegugupannya, Dan....
Jung woo dengan cepat melihat nametag Deok Won, Tinggalkan temanku Lim Deok Won sendiri!
Deok Won terkejut. Tersentuh? Ah Young juga mendengarkan setengah kaget.
Jung woo melanjutkan, Berhenti mengambil uangnya dan jangan menyuruhnya membelikan makanan lagi! Kau juga mengambil ponselnya! Beraninya kau melempar makanan dari upacara peringatan kematian ayahnya?
Ah Young cukup kaget dengan keberanian Jung Woo. Sementara Yeok Ho tampak berfikir.
Namun pada akhirnya kata-kata itu diperjelas oleh Jung woo, bahwa ia menujukannya pada Young Bok, bukan Yeok Ho.
HAHAHHAHHAHAHAHAHA.
Jung woo masih gugup dan terbatuk. Yeok Ho tersenyum dan melangkah ke arah Jung Woo, memijak kue Deok Won dan mengatakan kalau ini menarik.
Yeok Ho tiba di hadapan Jung Woo yang gugup dan bertanya, Lalu apa yang harus kami lakukan? Jika kau tak ingin kami mengganggu temanmu, Kau mau berkelahi denganku?
Deok Won tampak kaget dan memandangi Jung Woo dan Yeok Ho bergantian. TEman sekelas juga terkejut. Mereka mengenyitkan wajah. Young Bok tertawa sinis.
Jung Woo melihat ekspresi yang lain dan berfikir.
Yeok Ho mengatakan jika Jung Woo menang maka temannya bebas.
Jung woo menatap Yeok Ho, kemudian ia terbatuk, B-berkelahi? Apa hanya itu yang harus aku lakukan?
Wih, Jung Woo sok yakin banged. Yeok Ho menunjukkan ekspresi wajah mengiyakan. Sulit membaca raut wajah Jung woo, antara takut, gugup dan keberanian, HAHAHAHHA.
Jung Woo berkata, tapi kapan?
Dan suaranya melemah. HAHAHHAHAHHAHHAHAHAHHAH.
Dengan polos ia berkata, sekarang jam mana siang, lagi pula sedang hujan.
Yeok Ho tertawa kecil melihat tingkah Jung Woo. Ia berkata, Hari ini bukan hari satu-satunya, Tunggu saja, Kau akan segera bertemu denganku.
Jung woo tampak sedikit menelan ludah dan bertanya, S-segera? Kapan itu?
Yeok Ho tampak tertawa kecil dan mengatakan kalau Jung Woo itu lucu.
Yeok Ho lalu meninggalkan Jung Woo dan Young Bok mengikutinya mengatakan kalau Hyung-nim tak seharusnya meninggalkan anak itu dan bla bla bla.
Yeok Ho kemudian meninggalkan Ah Young setelah menyenggol sedikit bahunya.
Ah Young hanya terdiam.
Young Bok tampak kesal dan lagi-lagi memarahi anak kelas 1-1 yang melihatnya, lalu ia mengikuti Yeok Ho.
Jung Woo melihat Ah Young menatapnya, dan ia mulai batuk-batuk lagi.
Dan kita mendengar suara bebek setiap Jung Woo memalingkan wajah. HAHHAHAHHAHAHA. LOL.
Tapi kayaknya Jung Woo langsung populer. Temannya menceritakan kejadian saat Young Bok melarikan diri.
Siswa yang duduk di depan Jung woo si gendut bertanya, Apa kau sudah benar-benar gila? Sang legendaris beruang cokelat.
Deok Won yang sibuk membuka bekal mengatakan kalau ia juga terkejut, ia bahkan hampir menangis terharu. Ia tak tahu kalau Jung Woo begitu peduli padanya. Jung Woo bahkan menawarkan makan siangnya pada Jung Woo, semuanya.
Teman mereka satunya, aku memanggilnya si sipit mengataakn kalau Jung woo bahkan menyelamatkan nyawa Deok Won, apa hanya itu yang kau berikan padanya? Tunggu sebentar.
Si gendut mengingatkan Jung Woo harus hati-hati karena selama ini tak ada yang berani melawan Beruang Cokelat.
Jung woo menatap si gendut dengan melongo dan mulut sedikit terbuka.
Si sipit juga mengatakan kabar yang ia dapat, bahwa Yeok Ho pernah masuk pengadilan anak-anak selama setahun, tapi ia tak yakin entah penjara atau tidak. Tapi ada yang bilang kalau Yeok Ho pernah bekerja di pelayaran selama setahun. Bahkan ada yang mendengar kalau orang nomer 2 di gang Pelangi yang kehilangan fungsi kakinya karena Yeok Ho. Si gendut berkata kalau orang itu kehilangan penglihatannya, buta!
Jung woo makis shock mendengar kabar itu. Deok Won sih kaget, tapi lebih memilih makan bahkan menawarkan di depan mulut Jung woo yang bahkan tidak berselera. HAHHAHAHA.
Jung Woo hampir nangis tuh.
Jung Woo beneran khawatir, sangat khawatir. Ia tak tahu harus bagaimana.
Tapi tiba-tiba sebuah lampu menyala di otaknya.
Ia ingat perkataan ibunya, Jung Woo, kita akan pindah ke Seoul! Seoul!
Tiba-tiba pintu terbuka dan Yeok Ho serta Young Bok mencari Jung Woo.
Semua teman-teman menunjuk ke arah bangku Jung Woo dan si sipit tampak membereskan bangku Jung woo mengatakan kalau Jung Woo pindah ke seoul. Yeok Ho tampak kesal dan memukul Young Bok.
Dan yang sebenarnya itu adalah khayalan Jung Woo yang tampak tertawa bahagia karena minggu depan ia tak akan ada disana lagi.
Jung woo mulai makan sambil tertawa. Deok Won bahkan memegang kening Jung woo untuk mengecek suhu tubuhnya. Sementara si sipit berfikir Jung Woo begitu karena DVD yang ia berikan. Deok Won malah menyuapi Jung Woo yang sedang tertawa sementara Si sipit meminta Jung Woo jangan terlalu banyak menonton DVD itu. HAHAHHAAHHA.
Young Bok tentu saja membantah, ia mengatakan kalau anak itu yang memulainya dan semua itu salahnya.
Yeok Ho tampak menunduk dan menghela nafas, ia tak percaya, Apa Won Il menyuruhmu melakukannya?
Young Bok menunjukkan wajah kalau tebakan Yeok Ho benar, tapi Young Bok tetap membantah.
Yeok Ho dengan tenang tapi menusuk menyuruh Young Bok berhenti melakukannya. Young Bok tak bisa bilang apa-apa lagi dan mengangguk mengiyakan.
Yeok Ho yang membelakangi Young Bok diam saja di tengah hujan.
Young Bok berkata lagi kalau anak itu sangat kurang ajar pada Yeok Ho.
Yeok Ho berbalik dan bertanya, Hei, menurutmu siapa yang paling aku benci?
Young Bok terdiam, ia memainkan matanya dan berkata, aku. Young Bok. Yang sedang bicara.
Yeok Ho berbalik dan meninggalkan Young Bok.
HOOOOHHHHHH.
Jung Woo duduk di kursinya dan teman-teman mengelilinginya. Si sipit menunjukkan ponselnya yang sepertinya ada gambar seorang wanita.
Jung woo tampak mulai gugup dan memainkan wajahnya melihat ke langit-langit sampai berfikir kalau suasanannya membosankan. Tapi ia malah tersenyum.
sementara teman sekelas lain ikutan berkumpul didekat mereka melihat gambar di layar ponsel itu. Dan ternyata itu bukan gambar, tapi Video. Kayaknya bukan porn, tapi idol. Entahlah. Jung Woo nggak tahan untuk tidak melihat Video yang sedang diputar itu, lalu dalam hati ia berfikir, "Beberapa hal disekolah ini memang menyenangkan."
LOL.
Saat semuanya asyik menonton, tiba-tiba Ah Young memanggil Jung Woo. Semua anak kaget dan kabur dari sana ke posisi sebelumnya. Jung Woo tinggal sendiri dengan ponsel di hadapannya, Ah Young sempat melihat sedikit, Jung woo yang kurang cekatan dengan cepat ia menutupnya.
Ah Young datang menanyakan tentang seprai untuk ruang kesehatan.
Jung woo berfikir sejenak, namun beberapa detik kemudian ia tertawa dan meminta maaf karena ia lupa membawanya.
Ah Young yang entah kenapa tidak berani menatap Jung Woo langsung mengatakan kalau Jung woo harus membawanya sampai akhir pekan ini.
Jung Woo dengan gaya lucunya mengiyakan.
Ah Young mengatakan kalau kelas mereka kehabisan kapur dan ingin Jung Woo mengambilnya di ruang guru.
Ah Young menghentikan langkahnya. Ia berfikir dan berbalik. Ah Young berkata, menurutku, karena kau juga bersalah pada Yeok Ho, bukankah seharusnya kau juga minta maaf?
Jung woo masih bingung menatap Ah Young dan dalam hati ia berkata, "dia benar-benar seperti EBS (Education Broadcasting Station)."
Ah Young sedikit berfikir kalau itu memang benar, dan ia berkata, Tentu saja, itu masalahmu, aku hanya memberi saran.
Ah Young meninggalkan Jung Woo yang tampak kesal. Si sipit dengan sigap mengambil ponselnya dan Jung Woo tambah kesal karena si sipit dan si gendut nonton berdua saja. HAHHAHAAHAHA.
Jung Woo bahkan menirukan suara Ah Young dan kata2 Ah Young dengan mengejek, Bukankah seharusnya kau minta maaf?
Dan ia berkata pada dirinya sendiri, Beraninya dia menyuruhku minta maaf? Apa dia kakakmu atau siapamu? Kenapa kau ikut campur? Dia kira dia siapa?! Menyebalkan! Saat aku pindah semuanya berakhir.
Jung Woo beneran kesal deh, ia ngomel-ngomel sendiri.
Namun omelannya berhenti saat ia mendengar suara seseorang memanggil Ah Young. Jung Woo panik sendiri, ia melihat disekitar, tapi tak ada tanda-tanda, lalu ia menyadrai suaranya dari luar jendela, di lantai atas, tepat di atasnya.
Teman Ah Young bertanya, Apa tadi kau menyuruh Jung woo meminta maaf?
Jung woo masih di dekat jendela mendengarkan.
Teman Ah Young bertanya, Kenapa? Siapa yang peduli jika mereka berkelahi?
Ah Young dengan yakin berkata, pasti bukan perkelahian, dia yang akan dipukuli habis-habisan. Dia pasti akan menyesalinya.
Temannya membenarkan, karena itu konyol. Tapi dia terlihat keren saat menyerang balik. anak laki-laki lain di kelas kita sangat lemah.
Jung Woo yang awalnya kesal tersenyum sendiri. Ia mulai menikmati percakapan itu dan bahkan duduk di tepi jedela untuk mendengar lebih jelas.
Jung woo melongo mendengar jawabannya. Dan bahkan teman Ah Young juga setuju, Oh Ya, kau meminta Jung Woo mencuci sprei ruang kesehatan bukan? Bukankah itu bagian kelas 1-2? Bukannya Sun Jae mencuci sprei itu dua minggu yang lalu?
Ah Young mengiyakan, Tapi sukarela melakukannya.
Jung Woo terkejut mendengar hal itu. Ia menatap ke atas dengan tatapan kaget.
Teman ah Young bertanya lagi, Supaya Jung Woo yang mencucinya?
Ah Young mengangguk dan temannya tak percaya kalau Ah Young begitu membenci Jung Woo.
Jung Woo yang ada di bawah tampak mengerutkan keningnya.
Teman Ah Young berkomentar lagi, benar, dia mengacuhkanmu dan sikapnya dingin. Dia meremehkan kita karena kita dari kota kecil.
Ah Young menatap temannya. Temannya bertanya, benar begitu?
Ah Young hanya tertawa.
Jung Woo, Ada apa dengan gadis licik itu! Beraninya dia memperlakukanku sekasar itu? HAH, mereka terlalu jahat pada murid baru di sekolah ini. Bukan, dia hanya ketua kelas. Beraninya dia?
Langkahnya terhenti karena pintu kaca, Jung Woo yang kesal menedangngnya dan pecah. HAHAHA.
Jung Woo naik ke lantai berikutnya dan masih mengumpat kesal.
Jung Woo : Yang Ah Young? Kau penyihir tua, itulah kau! AAAAAAKKH! Aku sangat kesal! Yang Ah Young!