My Princess Episode 9

Posted: Senin, 14 November 2011 by khyunkhyun in Label:
0



 Setelah mendengar kakek menyuruh Park Hae Young dan Yoon Joo menikah, Lee Seol terkejut. Keterkejutan yang membuatnya menjadi cegukan (?). Lee Seol mencoba menghentikan cegukannya, tapi tidak bisa. Prof Nam Jung Woo datang membawa minuman.
"Minumlah. Sepertinya kau sangat terkejut." ucap Profesor.
Lee Seol mengambil minuman itu lalu meminumnya, "tidak." jawab Lee Seol.
"Bernahkah? Kau beruntung, aku malah sangat terkejut mendengar keduanya akan menikah."
"Mereka berdua akan menikah kenapa aku harus terkejut?" tanya Lee Seol mencoba menyembunyikan rasa keterkejutannya.

 Mengetahui Yoon Joo tidak ingin menikah dengan Park Hae Young, secara pribadi kakek langsung menanyakan alasan Yoon Joo.
"Ada apa? Kenapa kau tidak ingin menikah?" tanya Kakek.
"Ketua..." ucap Yoon Joo.
"Katakan padaku."
"Ayahku... Dan aku... Kami tidak pernah melanggar semuaperintahmu selama hidup kami. Itulah kenapa, karena kau mengatakan kepadaku untuk menikah... Aku pikir bahwa aku memang harus menikah. Tapi aku tidak ingin menikah hanya karena perintah, tapi... Seperti wanita pada umumnya, aku ingin diadakan sebuah lamaran yang indah." jawab Yoon Joo, menyembunyikan alasan utamanya.
"Maafkan aku..." jawab Kakek, ia merasa bersalah karena tidak mengetahui keinginan Yoon Joo. "Aku terlalu tua untuk memikirkan hal itu. Aku tidak tahu apa yang ada di hatimu dan aku tidak bisa memperkirakan apa yang kau inginkan. Maafkan aku."
"Kami akan pergi sekarang." Park Hae Young mengajak Yoon Joo pergi. "Ayo."


 Di sebuah ruangan mereka saling berbicara. Masing-masing dari mereka mulai mengungkapkan hal yang sebenarnya.
"Ada apa denganmu? Apa yang kau lakukan di depan kakek? Apa kau tidak ingin menikah denganku?" tanya Park Hae  Young.
"Kau yang memulai terlebih dulu. Jadi apa yang salah denganmu? Kenapa kau mengatakan ingin menikah denganku? Kau bilang kau tidak akan menikah denganku kalau kau jatuh miskin.Kenapa kau tiba-tiba merubah pikiranmu?" tanya Yoon Joo. Ia tahu ada maksud dibalik keinginan Park Hae Young menikahinya.
 "Tidak seperti itu, aku tidak merubah pikiranku. Tapi saat itu, aku memang harus mengatakan hal itu." jawab Park Hae Young.
"Kenapa?" tanya Yoon Joo.
"Apa kau ingin menunjukkan padanya bahwa kau menikahiku hanya untuk kebaikannya." ucap Yoon Joo, ia berpikir kalau persetujuan Park Hae Young menikahinya hanya untuk kebaikan Lee Seol.
"Tidak." jawab Park Hae Young. "Semua itu karena orang yang mencintai Oh Yoon Joo melihat kita.Kalau ada seseorang yang harus ditolak, Aku yakin itu adalah aku. Di depan profesor Nam, yang mengetahui semua hal tentang kita...Aku tidak ingin ia melihatmu ditolak." Park Hae Young hanya tidak ingin mempermalukan Yoon Joo didepan Profesor Nam. Mau ditaruh dimana muka Yoon Joo kalau Park Hae Young bilang ia tidak ingin menikahi dirinya. -kayak Jason di Dream high, dia ngelakuin kebaikan cuma buat kesopanan..-

"Kau... tahu? kau mengatakan bahwa kau... tahu?! Tapi kau tidak mengatakan apapun sampai sekarang." tanya Yoon Joo, Yoon Joo terkejut karena Park Hae Young tetap bungkam saat mengetahui hubungan Yoon Joo dan Profesor.
"Karena aku mengerti kau. Kau, kau yang tidak bisa membiarkanku pergi...Kau, yang selalu sendiri karena aku, Itu semua karena aku mengerti. Tapi,tidak sampai aku merasa bimbang karenanya..." pernyataan yang menyatakan kalau Park Hae Young mulai bimbang dengan Lee Seol. haaha. "Betapa burukanya aku untukmu, Aku  mulai menyadari hal itu.Maafkan aku." "Oppa, kau benar-benar... Kau orang yang sangat menakutkan. Wanita yang menikahimu... Melirik pria lain dan kau mengetahui hal itu...Dan kau malah mengatakan 'maaf'? Kau bilang kau mengerti?" Yoon Joo mencoba menahan tangisnya.
"Karena aku tulus. Aku tidak membencimu... Sebagai penggantinya, kau tidak bisa kembali lagi padaku, Yoon Joo." jawab Park Hae Young. Balasan yang setimpal buat Yoon Joo.

"Bahkan kalau kau memiliki pria lain, dan kalau kau tidak mencintaiku, dan kalau kau tidak memiliki hubungan dengan dae han group semua hal itu tidak penting lagi sekarang bagiku. Alasan utama kenapa kau tidak dapat kembali padaku adalah... Karena sekarang, aku akan melindungi wanita itu." jawab Park Hae Young. Cie. Oppa..

 Lee Seol punya kebiasan berbicara sendiri, kayak saya.. haaha..
"Hey, Hey. Yah... Kau meninggalkanku seperti itu? Terimakasih.. -Lupakan semau yang sudah terjadi.- Aku akan melakukan hal itu karena
keinginanku sendiri. Pria bodoh! Aku akan meninggalkanmu,
karena kau memalukan! Itu bukan karena aku yang menyuruhku untuk melupakanmu.Tapi, karena keinginanku, aku akan melupakanmu.Pria bodoh." ucap Lee Seol seraya menaruh cream dengan acak diatas soda cappucinonya (?).
 Tiba-tiba, Park Hae Young datang. Kedatangannya mengejutkan Lee Seol. "Oh My kau mengagetkanku! Kenapa kau datang tanpa suara?! Apa kau mendengarku, huh? Aku tanya apa kau mendengarku!" tanya Lee Seol, ia khawatir Park Hae Young mendengar pernyataannya barusan.
"Dengar apa?" tanya Park Hae Young acuh, ia mengambil alkohol lalu meminumnya.
"Pria bodoh!  Kalau kau tidak mendengarku, itu lebih baik. Kau mendengarku sekarang. Tapi kenapa kau tidak marah?" tanya Lee Seol.
"Karena sesuatu masalah. Aku tidak memiliki energiuntuk marah padamu hari ini." jawab Park Hae Young ia lalu pergi meninggalkan Lee Seol.
"Pria bodoh." gumam Lee Seol. Park Hae Young lalu berbalik dan menatap Lee Seol.
"Kau mendengarku lagi!? Maaf kan aku. Aku akan memikirkan ucapanku sekarang. Dan lagi, kalau aku yang ditolak seperti itu... Aku akan sangat malu dan aku juga akan meminum banyak alkohol. Kau dengarku lagi? Kali ini, aku sedang berbicara dengan diriku sendiri. Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Lee Seol saat melihat Park Hae Young yang menatap aneh ke arahnya.

 Lee Seol mulai berfilosofi. "Saat kau hidup, Ada saatnya kau endapat penerimaan dan ada saatnya kau mendapat penolakan."
"Apa itu lezat? Berikan aku sedikit." pinta Lee Seol. Ia meminta minuman yang diminum Park Hae Young.

"Kau tidak ingin pergi? Apa kau ingin tinggal di sini sampai larut malam?" tanya Park Hae Young.
"Ingin bertukar, dan kau bisa meminum susu ini?" Lee Seol mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa selalu ada kau disetiap aku pergi di istana ini?" gumam Park Hae Young.
"Kita tinggal di tempat yang sama dan memiliki perasaan yang sama. Aku ditolak hari ini juga. Secara Tidak resmi." jawab Lee Seol. Penolakan? yA, Secara engga resmi Park Hae Young menolak rasa suka Lee Seol.
"Kalau alkohol tidak baik, lalu susu ini juga tidak terlalu buruk. Ayo kita minum-minum, sebagai perayaan bagi yang ditolak dan melupakan semuanya. Ayo lupakan semuanya dan memulai semuanya dari awal besok, ayo kita membuat semuanya menjadi mudah." ungkap Lee Seol.
"Kau tidak ditolak." jawab Park Hae Young.
"Apa maksudmu?"
"Kau tidak ditolak. Dan jangan berpikir untuk minum alkohol, dan cepat pergi tidur.Public akan mulai memperhatikanmu dan mencarimu mulai besok. Pertama, kita harus mengungkapkan harta kekayaanmu ke public." suruh Park Hae Young.


Lee Seol tercengang, "Mengungkapkan apa?!"
"Ketika menunjukkan sejarah seseorang dan tingkatannya, itu adalah hal objektive yang terbaik.Jadi, datang untuk belajarlah pagi hari." jawab Park Hae Young.
"Kenapa kita harus mengungkapkan harta kita kepada public? Apa aku seorang politisi? Ini sangat gila!"

 Pagi Harinya. Park Hae Young memberikan data kekayaan Lee Seol. Lee Seol tidak ingin harta kekakayaannya di publikasikan.
"Ada sesuatu hal yang harus diketahui oleh seseorang dan ada juga yang seharusnya tidak diketahui oleh mereka. Kenapa kita harus mengatakan pada mereka tentang hal ini? " tanya Lee Seol cemas.
"Apa kau tidak pernah diberikan sebuah perintah khusus dari pemerintah? Semua itu public yang melakukannya."
"Tidak." Lee Seol bernego. "Ayo kita lakukan ini setelah aku menjadi Princess, okay?"
"Dari pemilihan yang lain, kau sudah melihat pamplet ini tentang para kandidat, kan? Meskipun voting ini tidak akan menjadikanmu Princess, tapi paling tidak ini akan memmperkuat keluarga kerajaan.
Orang-orang perlu mengetahui siapa kau agar mereka memilihmu atau tidak." Park Hae Young menjelaskan.
"AKu mengerti. Berikan aku waktu. Jadi aku bisa menyelaraskan semua asetku." jawab Lee Seol dengan sungguh-sungguh.
"Apa kau memiliki sesuatu yang harus diselaraskan?"
"Dan, biarkan aku mendiskusikan hal ini dengan pengawas aset pribadiku."


 Lee Seol pergi untuk mengambil semua tabungannya. Ia menjaga sikapnya agar tidak ada yang tahu kalau dirinya adalah Princess.
"Aku ingin mencabut semua akun ini. Dan hapus account ini agar seolah-olah tidak ada." ucap Lee Seol pelan.
"Ya, nona."

 Lee Seol menghitung uang yang didapatnya.
"Apa semua itu adalah kekayaanmu?" tanya Park Hae Young.
"Setelah berpikir panjang, aku sampai pada keputusan ini. Aku akan mendonasikan semua warisanku kepada public" ucap Lee Seol. Ia memberikan uang tabungannya pada Park Hae Young. Maksud dari mendonasikan semua kekayaan pada publik adalah memberikan semua tabungannya pada publik. hahaa..
"$157?" tanya Park Hae Young heran.
"Aku membunuh 2 burung dengan satu batu. Pertama, yang misterius... Untuk menjadi absolute adalah dengan  tidak ada aset di sebuah ekonomi yang kapitalis. Untuk itu, aku akan melakukan pekerjaan yang terbaik. Aku pikir, aku seorang yang jenius Please, laporkan hal ini pada pemerintah. Princess akan mendonasikan semua hartanya pada masyarakat." ucap Lee Seol.

 Park Hae Young menatap aneh pada Lee Seol.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Lee Seol.
"Princess, aku akan bertanggung jawab pada jalannya proses pendonasian semua harta warisan. Ini sangat memalukan, Ayo pergi." jawab Park Hae Young seraya memakaikan kaca mata Lee Seol.
Saat keluar dari bank, Lee Seol bertemu dengan teman lamanya.
"Seol !" panggil Hyunwoo yang baru saja keluar dari mobil.
"Hyunwoo oppa?!" Lee Seol senang bisa bertemu dengan Hyunwoo. "Kau kembali ke KOrea? Sudah berapa lama?"
"Aku sudah membaca koran... Kau benar-benar seorang Princess?" tanya Hyunwoo.
"Oppa !!!" Lee Seol tertawa, ia hendak memeluk Hyunwoo, tapi Park Hae Young langsung menarik kerah baju Lee Seol dan menariknya. Lee Seol terpaksa memundurkan langkahnya.
"Princess. Ini akan menjadi sangat sulit jika kau menghubungi orang lain yang tidak mengetahui sejarah apa-apa tanpa mengatakan terlebih dulu pada kami." kata Park Hae Young dengan sopan.

 "Apa?!" Lee Seol terkejut.
"Siapa dia?" tanya Hyunwoo.
"Orang ini adalah... Seorang bodyguard, aku rasa?" jawab Lee Seol.
"Aku Diplomat Park Hae Young. Kau bisa mengatakan kalau aku bertanggung jawab penuh terhadap Princess." Park Hae Young mengenalkan dirinya pada Hyunwoo.
"Apa kau baru saja mengatakan, "bertanggung jawab penuh"? Itu terdengar sangat menakutkan." jawab Lee Seol.
"Tolong tenanglah. Kita hampir telat, jadi ayo pergi." ucap Park Hae Young pada Lee Seol.
"Kau harus pergi juga, apa yang kau lakukan?" Park Hae Young berkata sinis pada Hyunwoo.
"Diplomat Park." Lee Seol kesal.
"Ayo pergi." Park Hae Young menarik paksa tangan Lee Seol.
"Oppa!" Lee Seol memanggil Hyunwoo.


 Park Hae Young menyediakan selembar kertas besar dan pulpen di hadapan Lee Seol. Lee Seol harus menuliskan sejarah hidupnya sebelum menjadi seorang princess.
"Apa ini? Apa kita harus menulis tangan poster ini?" tanya Lee Seol.
"Masalahnya bukan hanya pada situs-situs on line. Kita juga harus menjernihkan masalah offline juga." jawab Park Hae Young.
"Apa maksudmu? Seperti apa wanita yang memiliki
masa lalu yang rumit?"
"Kenapa aku memiliki masa lalu yang rumit? Hyun woo oppa, Sebelumnya, saat kami kecil, kita memiliki hubungan yang baik." jawab Lee Seol.
"Kapan cinta pertamamu?" tanya Park Hae Young.
"Apa?"
"Aku tanya kapan cinta pertamamu?! Kenapa? Apa ada banyak pria jadi
kau tidak bisa mengingatnya? Wow, benarkah.?"
"Nama penaku adalah, Single-Heartedly Devoted Dandelion'untuk Mr. N.
Siapa Mr. N?"
"Inisial tidak diperbolehkan." ucap Park  Hae Young.
"Apa maksudmu?" tanya Lee Seol.
"Apa itu Nam Jung Woo?"
"Kalau ia, memang apa yang akan kau lakukan?" tanya Lee Seol.


 "Kapan terakhir kali kau berciuman?" tanya Park Hae Young. Kau tidak akan mengatakannya?"
"Let's see... 3 tahun yang lalu." jawab Lee Seol.
"Kau harus bisa membedakan antara kecupan dan ciuman." ejek Park Hae Young.
"Kau kekanak-kanakan." Lee Seol kesal. "Kenapa kau menanyakan semua hal itu? Kalau begitu aku akan bertanya juga.."
"Aku tidak memiliki hal yang disembunyikan." jawab Park Hae Young. "Dalam 31 tahun di kehidupanku, aku hidup dengan sangat jujur dan terhormat."
"Apa kau sangat percaya diri?" ucap Lee Seol.
"Tentu. Tidak ada waktu untuk tidak percaya diri. Yah, kecuali satu malam itu." jawab Park Hae Young.
"Dan malam apa itu?"
"Kenapa kau bertanya?"

Pelayan Pribadi Lee Seol datang dan memberitahukan sesuatu.
"Princess! Kau dipanggil untuk menuju ke ruang pertemuan."
"Okay, kami akan kesana." jawab Park Hae Young.
"Kau tidak akan pergi? Cepat." ajak Park Hae Young.

 Mereka mengadakan rapat untuk press conference.
"Meskipun kita sudah mempersiapkan acara ini sebelumnya, sepertinya aku rasa kita perlu melakukan pertemua ulang. Tolong lihat untuk melihat kegiatan yang sama, mungkin akan terjadi dua kali lipat penambahan biaya dari biaya aslinya." ucap Yoon Joo pada asisten kerajaan.
"Saat Press Conference, datanglah tepat waktu .Princess..."
"Alasan sebenarnya kenapa Princess tidak dapat menghadiri Press Conference beberapa waktu lalu... Karena kalian semua memiliki siasat untuk menyisihkannya." Profesor membela Lee Seol.
"Mungkin karena kau adalah seorang arkeolog, Kau menjadi sangat pandai untuk menggali masa lalu." ejek Park Hae Young pada profesor.
"Ya." jawab Profesor dengan santai.

"Princess bahkan membuat sebuah pernyataan permintaan maaf di depan umum. Jadi, tolong berhenti untuk membuat issue yang tidak baik.Dia mungkin akan merasa malu." ucap Yoon Joo.
"Tidak, tidak memalukan untukku. Kenapa kita harus meluruskan sesuatu hal yang sudah lurus." jawab Lee Seol.
"Dari pada kau menghabiskan waktumu dengan hal yang tidak berguna
lebih baik kau fokus saja dengan tulisan pidatomu itu?" suruh Park Hae Young pada Lee Seol.

"Aku pikir kau akan menanyakan hal itu, jadi aku baru saja menyelesaikan tulisan pidatoku." jawab Lee Seol seraya membuka catatan pidatonya. Yoon Joo langsung mengambil catatan itu dan membacanya.
"Kau sangat pintar berbicara bahkan tanpa adanya sebuah draft pembicaraan. Kau mendaki tempat yang sangat baik. (Artinya adalah kau sangat unggul )" ucap Profesor Nam Jung Woo.


 "Ada sesuatu yang mengesankan di sini." Yoon Joo tertawa membaca catatan pidato Lee Seol. "Semua sudah aku lakukan, menempatkan sebuah sendok diatas meja, dan itu aku ibaratkan sebagai monarki dan kalian semua mempersiapkannya."
Semua menahan tawa mendengar catatan pidato Lee Seol yang dibacakan, tidak terkecuali Profesor dan para asisten.
"Let me see." Park Hae Young meminta catatan pidato pada Yoon Joo. yOON jOO Segera menyerahkannya.

"Keliatannya kau sangat pandai untuk mengatur sesuatu, daripada yang lain, kau sangat bagus. Tidak terlalu buruk. Kata-katanya memang jujur, tapi sejauh ini ia mengikuti semua hal dengan sangat baik. Kita harus membuat rencana lagi. Itu sudah menjadi tanggung jawabku untuk mengadakan revisi" Park Hae Young menyelamatkan Lee Seol dari rasa malu.. haha..
"Aku setuju." jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Tolong jangan tempatkan sendokmu  di piring m.ilik orang lain. Ayo akhiri sampai di sini."

Asisten pribadi Lee Seol memberitahukan pada Lee Seol, "Yang Mulia, Miss Lee Dan sudah tiba."
"Unnie? Benarkah? Kakaku sudah datang?" tanya Lee Seol senang.
"Ya." jawab asisten pribadinya.
"Aku akan meninggalkan rapat ini. Kerja bagus, semuanya." ucap Lee Seol seraya pergi untuk menemui Lee Dan.


  Yoon Joo berkata pada para asisten kerajaan. "Kita akan benar-benar melakukan hal yang tepat untuk press conference. Tolong cepat kirimkan undangan pada media yang sudah aku pilih."
"Pilih?" tanya asisten kerajaan tidak mengerti.
"Apa kau tidak mengerti apa yang dimaksud dengan 'memilih'? Atau kau tidak mengerti kata-kataku?" ucap Yoon Joo dengan sinis.
Yoon Joo akan mengacaukan press conference, ia akan membuat press conference dengan sedikitnya undangan press yang datang.


 "Unni! Unni! Kenapa kau tidak menjawab teleponku? Ibu pasti sangat marah padaku." Lee Seol langsung memeluk Lee Dan saat bertemu.
"Jangan dekati aku. Aku merinding." Lee Dan kesal.
"Unnie, mengenai press conferenc itu.." Lee Seol mencoba menjelaskan.
"Aku pikir aku sudah sangat pintar. Tapi, sepertinya aku harus belajar banyak darimu." ucap Lee Dan.
"Apa maksudmu?" tanya Lee Seol tidak mengerti.


"Kau menggunakan sebuah boneka untuk mendapatkan penghargaan. Berpura-pura dengan menangis keras dan merasa bersalah.. Kau sangat pantas menjadi artis." jawab Lee Dan.
"Kau salah paham. Aku akan menjelaskannya. Tidak seperti itu."
Lee Dan sangat iri dengan semua yang telah di dapat Lee Seol, "Kau pasti sangat senang. Di istana besar ini, memakai pakaian yang cantik dan memakan makanan lezat.. Dan orang-orang memanggilmu Princess, tidak ada alasan untukmu menjadi takut."
"Tidak." jawab Lee Seol, ia mencoba untuk tidak menangis. "Unni... jujur. Aku sangat takut. Aku sangat takut setiap hari. Aku ingin melarikan diri." 
"takut? Kau takut? Ingin melarikan diri? Tapi kenapa kau tidak dapat melakukan hal itu. Kau menjadi seorang Princess setelah menjatuhkan keluargamu!!" Lee Dan membentak Lee Seol. Kemarahannya sudah dipuncak, Lee Dan kesal, ia lalu membanting semua barang yang ada di sekitarnya.


 "Unni!" Lee Seol cemas.
"Aku sangat marah. Dan aku tidak bisa menghilangkan kemarahan ini. " Lee Dan hendak memukul Lee Seol. Tapi, untung saja Park Hae Young segera datang dan segera menahan tangan Lee Da.
"Aku rasa ini adalah sebuah ikatan persaudaraan." ucap Park Hae Young pada Lee Dan. "Princess kami menjadi sangat kesepian karena ia tidak dapat melakukan hal itu. Berkunjunglah sesering mungkin Akan selalu ada banyak pakaian di sini."

Lee Dan kesal, ia langsung pergi.
"Unni! Unni!" Lee Seol berusaha mengejar Lee Dan, tapi Park Hae Young langsung menghentikannya.
"Bukankah semua ini yang kau inginkan?" tanya Lee Seol kesal pada Park Hae Young.
"seperti itulah. Tapi aku benar-benar tidak tahan untuk menontonnya. Tunggu sini." ucap Park Hae Young.


 Park Hae Young berjalan cepat untuk menemui Lee Dan.
"Kenapa kau datang ke sini?" tanya Park Hae Young.
"Untuk melihat saudara perempuanku? Apa mesti ada alasan untuk datang melihat saudaraku?" tanya lee Dan.
"Benarkah?"
"Apa harus ada alasan untuk seorang kakak perempuan yang mengunjungi adik perempuannya?"
"Kalau itu alasanmu mulai sekarang, jangan pernah datang lagi. Dan jangan pergi ke penginapan ibumu dulu. Aku memiliki suatu urusan di sana." jawab Park Hae Young.
"Urusan apa?" tanya Lee Dan.
"Kau tidak perlu tahu."


 Park Hae Young datang ke tempat ibu Lee Seol.
"Adakah masalah lain mengenai ayah angkat Lee Seol?" tanya Ibu Lee Seol dengan tidak ramah.
"Um.. Tentang hal itu.. Aku datang ke sini karena aku pikir ada kesalahpahaman di sini. " jawab Park Hae Young.
"Apa maksudmu kesalahpahaman?" tanya Ibu Lee Seol.

"Kesalahapahaman mengenai Princess." jawab Park Hae Young.
"Apa maksudmu?"
"Berita mengenai ayah angkat Princess.. Aku adalah orang yang ada di balik hal itu. Aku yang menyuruhnya untuk tidak menghadiri Press Conference.. Meskipun itu adalah sesuatu yang memang seharusnya diungkapkan. Tapi, Princess tidak memiliki pilihan lain." Park Hae Young mencoba menjelaskan hal yang sebenarnya."Menjadi ibu yang angkuh yang tidak bisa memaafkan anaknya saja sepertinya tidak cukup. Sekarang aku benar-benar menjadi ibu yang buruk." jawab Ibu Lee Seol.
"Maafkan aku, tapi. Meksipun kau sudah mendapat penjelasan mengenai kesalahapahamaman, untuk saat ini, please jangan muncul di hadapan Princess. Prncess akan menjadi sangat lemah, jika ia bersandar pada orang lain." jawab Park Hae Young.


 Ternyata Lee Seol juga datang ke tempat ibunya. Lee Seol mengetuk pintu dan ia tidak mengetahui kalau di dalam rumah ada Park Hae Young. Ibu Lee Seol hendak bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu tapi Park Hae Young segera mencegahnya.

Lee Seol terus mengetuk pintu dan berkata, "Ibu. Ibu, ini aku. Seol di sini. Aku datang. Kau mendengarku ibu? open the door, Mom."


 Lee Seol menyandarkan dirinya di depan pintu, "Karena apa yang sudah aku lakukan padamu ibu. Aku tidak akan enangis lagi. Aku membuat keputusan untuk tidak menangis sekarang. Akan ada banyak orang yang merasa senang saat melihatku menangis."
Dari dalam rumah, Park Hae Young dan Ibu Lee Seol mendengarkan apa yang diucapkan Lee Seol.
Lee Seol meneruskan kata-katanya, kali ini ia membicarakna tentang perasaannya pada Park Hae Young. Haha.. Lee Seol mengatakan hal itu tanpa tau, Park Hae Young tengah mendengarkan kata-katanya. "Tapi, ibu.. Apa kau tahu hal yang menyenangkan? Ada banyak orang diluar sana yang akan membuatku sulit, tapi ada satu orang.. Yang aku sukai.. Itu sangat lucu, kan? Betapa idiotnya aku?
Tapi alasannya adalah, dia.. membuatku sangat bingung. Dia menusukku dari belakang dan meninggalkanku begitu saja... Tapi, tiba-tiba baja. Dia menjadi begitu baik, seperti seorang ayah. Jadi.. Saat aku berada di depan orang itu, jantungku berdetak sangat cepat.. Aku bahkan tidak bisa berlari, tapi nafasku sangat sesak. Tapi, Ibu.. Orang itu mengatakan, kalau ia akan menikahi wanita lain. Jadi.. aku pikir aku benar-benar membencinya.. Aku benar-benar tidak bisa membencinya.. Aku tidak bisa membencinya. Apa yang harus aku lakukan, ibu?"

  Ibu Lee Seol menatap Park Hae Young. Park Hae Young menundukkan kepalanya, perasaan mereka sama.. haha.
"Ibu. Apa kau benar-benar tidak ingin bertemu denganku? Tidak bisakah kau meredakan amarahmu? I really miss you, Mom. Aku akan pergi. kalau kerajaan tau aku pergi dari istana mereka akan kesusahan, jadi aku harus pergi ibu. Aku akan kembali lagi, ibu..Ibu.."

Park Hae Young berkata "Maafkan aku."
"Apakah itu kau? Apa kau yang membuat anaku menangis dan tertawa?" Tanya Ibu Lee Seol.


 "Hey, bukankah mobil diplomat Park berada di belakang kita." ucap Kepala pengawal pada supir.
"Ya, benar. Mobil itu terparkir di rumah Princess, sejak kita sampai di sana."
Mendengar hal itu Lee Seol panik, "Apa kau bilang?! Benarkah?! Apa itu benar-benar mobil Park hae Young?! Oh, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan? Apa dia mendengarku? Apa kau pikir dia mendengar kata-kataku? Oh My! Dia pasti mendengarnya. Apa yang harus aku lakukan? Hentikan mobil ini. Cepat." ucap Lee Seol.
"Huh? Apa yang akan kau lakukan princess?" tanya kepala pengawal tidak mengerti.
"Aku harus membuat permintaan. Lakukan cepat?!"
Akhirnya mobil menepi dan Lee Seol langsung keluar dari mobil. Ia menyuruh pengawalnya pergi meninggalkannya.

"Princess! Princess, are you okay?"
"Go! Pergi! Oh, cepat!! Cepat pergi! Hurry! Leave quickly. Cepat! cepat!"
Mau tidak mau, pengawal itu pergi meninggalkan Lee Seol.


 Lee Seol berjalan santai, berharap mobil Park Hae Young akan berhenti dan ternyata, Park Hae Young sama sekali tidak memperdulikan Lee Seol. Ia malah terus melajukan mobilnya.

Lee Seol kesal. Ia marah-marah. "Hey! Apa dia gila? Ah! Bagaimana bisa kau pergi begitu saja?! Tidakkah kau sedang menonton films? Apa kau bercanda? Ah, apa yang harus aku lakukan?" Lee Seol melihat ada truk melintas. Langsung saja, Lee Seol berdiri di tengah jalan lalu melambai-lambaikan tangannya kemudian berseru, "Stop!! Stop!"


 Tanpa permisi Lee Seol lalu masuk ke dalam truk dan menyuruh sang supir, "Mobil itu! Tolong ikuti mobil itu!"
"Miss.. Apa ini terlihat seperti sebuah taxi?" ucap ahjussi driver. Hahaa...
"Oh, please, Ahjussi! kalau kau seperti ini, kita akan kehilangan dia!"
"Kenapa aku harus mengikutinya?"
"Karena.. itu.. Aku sedang terburu-buru. Ahjussi, mungkin kau tidak mengenaliku? Aku seorang Princess." ungkap Lee Seol.
"Kalau kau seorang Princess, maka aku adalah ayahmu." jawab ahjussi driver.
"Ahjussi, kau sangat bodoh. Kau tidak bisa seperti ini. Aku mohon padamu Princess sungguh memohon dan mengemis padamu. Bisakah kita lebih cepat?!" Lee Seol memasang tampang memelas.
"MIss, maksudmu seperti ini? huh?" Ahjussi mempercepat laju truknya.
"Benar, ahjussi. Benar. Kalau kau tidak cepat, aku akan menembakmu.
cepat, ahjussi." ancam Lee Seol, ia menodongkan tangannya di kepala ahjussi. Ahjussi pikir Lee Seol sudah gila, jadi mau tidak mau ia melajukan cepat mobilnya.
"Ya ampun, apa kau normal..." gumam ahjussi.


  Lee Seol mengambil microphone (?)"Ahjussi, Jalankan ini. Jalankan ini Ahjussi. Kalau kau tidak menjalankan ini, aku akan menembakmu." pinta Lee Seol.
Ahjussi menekan tombol agar microphone berfungsi.
Lee Seol mengetes suaranya, "A..a..a.. 5074. 5074. Kalau kau tidak berhenti sekarang, aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu." Ucap Lee Seol pada Park Hae Young.

Dari dalam mobil, Park Hae Young mendengar suara Lee Seol, ia melihat Lee Seol dan truknya dari kaca spion. "Apa..Dia.."
"5074, kau!"
"Kenapa dia..? Apa.. Apa yang ia kendarai..."
"Jangan salah paham.. Apapun yang kau dengar di rumahku,itu semua salah. Kau salah mendengar. Sebenarnya, bukan seperti itu. Oi! Apa kau dengar. Aku akan benar-benar gila! Kau lebih baik menghentikan mobilmu, sekarang! Hey, kau.. Beraninya kau pergi begitu saja!" Lee Seol menambahkan volume suaranya.

"Oh, Ahjussi! Menepilah. Thank you so much, Ahjussi! Kau akan diberkati di setiap keturunanmu." ucap Lee Seol seraya tersenyum manis. Ahjussi hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum.

 Lee Seol turun dari mobil truk lalu ia menghampiri Park Hae Young yang juga telah menepi. Mobil truk pergi.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang? Aku sangat malu karena kau sekarang." tanya park Hae young kesal.
"Meskipun aku harus melakukan hal ini, aku harus  menjelaskan kesalahpahaman ini.. Kau mendengar semua yang aku katakan di rumah, kan? Jangan percaya hal itu. Ok?" ucap Lee Seol memperingati bahwa Park Hae Young tidak seharusnya salah paham dengan ucapan Lee Seol.


 "Semua orang juga akan mengatakan hal seperti itu. Tentu saja! Siapa yang akan merasa salah paham dengan hal itu?" jawab Park Hae Young seraya tersenyum.
"Omo. Lihat kau! Aku tahu semua ini akan terjadi. Yang aku bicarakan tadi di rumah itu bukan Park Hae Young." Lee Seol cepat-cepat meralat semuanya.
"Ada lelaki lain yang membuat jantungmu berdetak cepat, dan orang itu akan menikahi wanita lain."
"Itu adalah kesalahpahaman. Aku tahu, semua ini akan terjadi, itulah kenapa aku Baiklah. Katakanlah apakah itu.. "
"Apa maksudmu "katakalah"? Kau begitu angkuh? Apa kau sangat percaya pada dirimu sendiri?" ejek Lee Seol.

"Itu bukan karena aku percaya diri. Itu karena aku jujur.." jawab Park Hae Young. 
"Aku bilang, semuanya bukan seperti itu."
"Aku mengerti, aku mengerti, aku mengerti. Meskipun cuaca sekarang tidak dingin, tapi kenapa telingamu memerah? Apa kau malu?" tanya Park Hae Young.
"Lupakan. Besok adalah waktu press conference. Apa kau akan meninggalkanku lagi?" Lee Seol mengalihkan pembicaraan.
"Berpura-puralah kejadian itu akan terjadi, ayo pergi. cepat."


 Lee Seol berada di ruang make up, beberapa asisten tengah mendadaninya. Hari Ini adalah hari dimana press conference pembentukan kembali keluarga kerajaan akan di selenggarakan. Beberapa kali Lee Seol berlatih pidatonya di depan kaca.

Asisten pribadi Lee Seol datang, ia membawakan bingkisan titipan ibu Lee Seol.
"Princess, Ibumu mengirimkan ini padamu. Ibu? Ibuku?"
"Ya."


  Dengan tersenyum senang, Lee Seol membuka bingkisan itu. Bingkisan berupa rangkaian bunga cantik membuat Lee Seol tersenyum.
Di sana tertulis,
Instead of flowers, Princess.
Instead of flowers, Lee Seol
my daughter.

"Ini sudah waktunya, Princess.." ucap asisten pribadi Lee Seol mengingatkan. "Kau akan melakukan yang terbaik, kan?"
"Ya." jawab Lee Seol pasti.

Lee Seol berjalan ke arah mimbar, ia terkejut karena hanya ada 3 orang reporter di press conference itu.
 Lee Seol berjalan ke arah mimbar, ia terkejut karena hanya ada 3 orang reporter di press conference itu. Lee Seol melihat ke arah Yoon Joo.

Kakek yang juga datang menghadiri press conference terkejut melihat keadaan. "Apa yang terjadi? Press conference pengklarifikasian. Kenapa seperti itu?"
Yoon Joo berkata tanpa merasa bersalah, "Aku pikir ada sesuatu yang salah."

 Lee Seol memaksakan diri untuk bisa menerima keadaan yang terjadi. Ia memulai pidatonya. "Hello, I am the Princess of Korea, Lee Seol. Meskipun hari ini dingin, kepada semua media dan semua tamu yang terhormat.. Aku mengucapkan terimakasih."

Park Hae Young pun terkejut melihat hal itu. Ia lalu memanggil ketua pengawal kerajaan lalu menanyakan hal yang terjadi. Ketua pengawal itu berkata, "Sepertinya mereka menghentikan orang-orang. Orang-orang yang tidak memiliki kartu resmi, akses dilarang masuk."
"Apa itu mungkin dilakukan oleh Direktu Yoon Joo." tanya Park Hae Young.
"Sepertinya begitu." jawab ketua pengawal.
 Park Hae Young berpikir untuk mencari solusi, bagaimanapun caranya press conference kali ini harus berjalan sukses. Kemudian, Hae Young menulis sebuah memo untuk Lee Seol. Ia memberikan memo itu pada kepala pengawal agar memberikannya pada Lee Seol. Kau akan bertanggung jawab penuh dengan mendapatkan memo ini dari Princess."
"Ya, aku mengerti."

 "Untuk itu, pembentukan kembali keluarga kerajaan adalah suatu
perwujudan dari sejarah korea, dan hal itu akan membuat..." pidato Lee Seol terhenti sejenak karena kedatangan pengawal.
"Ini untukmu." bisik kepala pengawal itu.
Lee Seol membaca memo itu. Isi memo :
Bagaimana kalau mengadakan press conference di tempat parkir, princess?

Lee Seol tersenyum, "Agar orang-orang di seluruh dunia tahu tentang
Keindahan budaya Korea dan orang-orang di sana.. AKu akan meneruskan pidato, di tempat Parkir." ucap Lee Seol. "Bisakah kita pergi?" Lee Seol lalu berlari meninggalkan ruang press conference. Pengawal istana dan seluruh staff istana panik, mereka mengejar Lee Seol.
"Princess, kau akan pergi kemana? Princess! Princess!"
"Princess! Princess! Princess! PRINCESS!! Princess!"
Lee Seol mencopot sepatunya agar larinya mudah.
 Reporter yang melihat Lee Seol datang ke arah mereka, "Di sana! Ia datang! Apa alasan atas semua hal yang sudah terjadi hari ini? Apa kau sudah mengumpulkan semua kekuatanmu? Tolong bicara! Tolong bicara!" Para reporter itu segera melayangkan banyak pertanyaan pada Lee Seol.
"Hello everyone, I am the Princess of Korea, Lee Seol. Mulai saat ini, di sini, aku akan melanjutkan pidatoku mengenai pengembalian kembali keluarga kerajaan." ucap Lee Seol.
"Di sini? Dia melakukan pidato di sini?" ucap salah satu reporter.
Lee Seol menarik sebuah bangku lalu ia berdiri diatasnya, ia berkata dengan lantang. "Aku benar-benar minta maaf atas tempat yang tidak nyaman.
"Suaramu tidak terdengar." kata para reporter. "Mohon keraskan suaramu."
Lagi-lagi ia menggunakan microphone (?). "Kau bisa mendengarku sekarang, kan?" ucap Lee Seol.
"Ya." jawab para reporter serentak.
 "Apa yang harus aku lakukan? Karena aku terburu-buru untuk sampai di tempat ini, sehingga aku meninggalkan notes pidatoku di podium Baiklah, aku akan mengatakan apa yang ingin aku katakan. Beberapa terakhir ini, aku sudah menuliskan laporan dan melakukan kerja part time di Gyeongbok Palace.. Tapi, sekarang, mereka mengatakan kalau aku adalah seorang Princess. Untuk menjadi seorang putri, aku tidak
memiliki kelayakan yang pantas. I'm sorry. Catatanku tertulis. Sebuah monarrki dapat membangun kembali tradisi, dan itu adalah titik penting dalam pengembalian kembali sejarah kita Dan itu lah kenapa aku menjadi seorang Princess Princess Lee Seol. Ya, aku akan melakukan hal itu. Tapi, semuanya, aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku memulai titik balik penting dalam sejarah kita. Atau bagaimana seharusnya aku membangun kembali sejarah tradisional kita. Jadi, ajarkan aku! Tolong katakan padaku, Lee Seol. Apa yang  seharusnya dilakukan. Apa yang orang seperti aku harus lakukan. Meskipun aku tidak pintar, tapi orang-orang yang berada di istana yang membantuku, mereka sangat cerdas. Untuk orang-orang itu, aku akan bekerja keras." ucap Lee Seol panjang lebar.

 "Apa yang akan kau lakukan? Bagaimana kita bisa mengetahuinya? Bagaimana kami harus mengetahui hal itu?" tanya para reporter.
"Terdengar hanya sebatas kata-kata, benar? Mulai sekarang tolong tulislah pendapat kalian di Myprincess@monarchy dot HS dot KR. Please kirimkan aku email dari semua tempat. Aku akan sangat menghargai hal itu. Apapun itu, aku akan mendengarkan pendapat yang kalian tuliskan. Aku akan melakukan hal yang terbaik. Di cuaca yang dingin ini, kalian masih mendengarkan apa yang aku katakan sampai akhir. Thank you so very much." Lee Seol mengakhiri pidatonya.

Semua yang ada di tempat itu langsung bersorak, mereka tersentuh dengan kata-kata Lee Seol. "Princess, you're so cool! Aku akan pastikan, aku menulis email itu."
Lee Seol tersenyum.
 Pengawal mengantarkan Lee Seol masuk ke dalam istana. Lee Seol berakta pada asisten pribadinya, "Bagaimana aku? Aku sangat nervous, aku bahkan tidak menyadari apa yang aku katakan."
"Itu benar-benar sangat menyentuh, Princess. Bagaimana bisa kau memikirkan hal itu?" tanya asisten pribadi Lee Seol.
"Sebuah note membantuku. Tapi memo itu, siapa yang memberikannya? Apa Itu, Park Hae Young?" tanya Lee Seol pada kepala pengawal.
"Eh, bukan." jawab kepala pengawal dengan gugup.
"Apa benar-benar bukan dia?" tanya Lee Seol. "Apa dia mengatakan untuk tidak memberitahukan hal yang sebenarnya?"
"Bukan, tapi ia memberitahukan untuk tidak memberitahu siapapun." ucap pengawal itu tanpa menyadari perkataanya.

 "Oooh.. kakiku. Ah, melepuh. Memar. Apa yang harus kita lakukan?" rintih Lee Seol, ia melihat kakinya yang melepuh karena tadi ia berlarian tanpa memakai sepatu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Park Hae Young yang datang menghampiri Lee Seol.
"Kau bisa mengatakan kalau aku sedang bermeditasi."
"Apa yang terjadi dengan kakimu?" Park Hae Young panik.
"Kakiku?"
"Sedari tadi, kau terus memperhatikan kakimu." ucap Park Hae Young.
 "Ohh, karena kakiku sakit." jawab Lee Seol.
"Sakit? Kenapa? Biarkan aku lihat." ucap Park Hae Young.
"Ohh..! Oh! Kenapa kau harus melihatnya?! Apa yang akan kau lakukan?" Lee Seol panik karena Park Hae Young mengangkat-angkat kakinya.

Lee Seol lalu menarik paksa kakinya dan ia segera memasukkan kakinya ke dalam air. "Kakiku mungkin sedang terserang penyakit flu? Mereka sedang balas dendam." ucap Lee Seol.
"Lihat air ini jadi kotor!" ujar Park Hae Young. "Karena kau sudah melakukan yang terbaik di press conference,ini adalah hadiahku untukmu yang mulia."
"Apa?" tanya Lee Seol.
"Ini." Park Hae Young memberikan sepatu Lee Seol. Ia lalu menggendong Lee Seol. jjah, sweet. "Kakimu akan membeku. cepat, letakan kakimu di air hangat."
"Turunkan aku. Apa ada seseorang yang melihat?" tanya Lee Seol.
"Tentu saja mereka melihat, kau tahu ada banyak mata di istana ini."
"Apa tidak apa-apa kalau mereka melihat?"
"Bagaimana akan baik-baik saja? Itu akan menjadi kacau." jawab Park Hae Young.
"Kenapa kau begitu berat?  Apa kau batu besar? Jujurlah, berapa beratmu?"
"Berat? Siapa yang berat?"
 Dari kejauahan, Yoon Joo melihat Park Hae Young menggendong Lee Seol. Ia menatap iri dan cemburu.

 "Apa? Idola?" tanya Lee Seol tidak percaya saat asisten pribadinya berkata bahwa sekarang Lee Seol sudah memiliki banyak fans.
"Ya. Princess, parking lot press conference, etc... Sudah masuk ke dalam 10 besar pencarian utama on line. Dan setiap waktu penggemar dan anti Lee Seol semakin terlihat, 100 dan 1000 orang bergabung."
"Woah! Tapi, benar ada anti Lee Seol?" tanya Lee Seol.
"Seperti itulah, ketika ada terang, pasti akan ada sisi gelap. Aku juga meregistrasikan diri di sana. Aku sudah mengetahui ID dari orang-orang yang berkomentar tidak baik. Aku berencana untuk mengenyakan mereka, secepat mungkin." ucap Asisten Lee Seol dengan sungguh-sungguh.
"Fighting!"
 Hahaa.. ini dia yang saya tunggu, Gun-i cute.. "Dia sudah menjadi bintang besar. Kenapa?" Gun-i menangis karena ternyata Noonanya itu sudah tidak lagi menjadi miliknya, karena sekarang Lee Seol sudah memiliki banyak penggemar..
 Kubu kontra mulai berdiskusi tentang kemajuan yang dilakukan oleh Lee Seo. "Tapi tuan, kau juga harus mewawanarai Princess juga untuk mendapatkan satu tanda tangan."
"Hey hey hey! Apa yang mereka lakukan? Mereka melemparkan boneka dan sekarang orang-orang mulai mengambil bagian mereka. Meskipun begitu, seberapa lama kau pikir mereka akan bertahan? Apakah aku tidak populer? Sepertinya hanya sementara."
 Presiden dan Park Hae Young saling berbicara, "Aku mengirim kalian ke istana karena Aku mengerti kalian adalah objek dari monarki. Tapi, Semua yang telah kau lakukan akan menambah popularitas Princess." ucap Presiden.
"Maafkan aku." jawab Park Hae Young, publik akan lebih memihak Princess ketimbang presiden. Dan kemungkinan besar, publik akan memilih princess.
"Kau tidak harus meminta maaf. Ayo kita ubah ketidakberuntungan ini,
menjadi sesuatu manfaat. Kata-kata Princess lebih efektif dari pada
kata-kata Presiden sepertiku. Aku juga ingin membantunya." jawab Presiden. "Pendidikan Princess sangat baik. Ia sudah bisa berbicara lantang seakrang. Saat burung beo belajar berbicara, ia akan berbicara dengan sangat baik. Biarkan Princess menjadi seorang pembicara, maka ia akan diterima oleh semua kalangan nasional."
 Di ruangannya, Park Hae Young menonton video Lee Seol yang tengah mengenalkan dirinya.
"Hello, I am Princess Lee Seol. Hello, I am Princess Lee Seol."
"Hello, I am Princess Lee Seol. Hello, I am Princess Lee Seol"
Park Hae Young mengulang-ngulang video di bagian yang sama, ia lalu tersenyum. Woah.. bunga-bunga cinta mulai mewangi dan merekah.. HUAHAA..
 Lee Seol berada di mobilnya, ia berkata setelah mengetahui pengikut fanatiknya bertambah, "12,988 members. Popularitas ini sangat menakjubkan.."
Dengan mengikuti gaya Mishil - Queen Seon Duk saat berbicara, "Sekarang waktunya untuk Lee Seol. It's now the time of Lee Seol. It's now the time of Lee Seol." Hahaa.. beberapa kali, Lee Seol mengikuti gaya mishil berbicara.
 Lee Seol tidak menyadari kalau Park Hae Young tengah memperhatikannya. Park Hae Young masuk begitu saja ke dalam mobil kuno bersejarah. lee Seol kaget melihat kedatangan Park Hae Young.
"Aku akan mengundurkan diri." ucap Park Hae Young.
"Apa seseorang menyuruhmu?" tanya Lee Seol.
"Kalau aku pergi, kau akan mulai mencariku." jawab Park Hae Young.
"Betapa senangnya! Siapa yang akan mencari siapa? Kau adalah orang yang selalu mengikutiku. Dan juga, satu hal yang perlu diluruskan. Di sini, aku akan menggunakan ruangan ini dari jam 10 sampai 11, jadi selain waktu itu kau boleh masuk dan keluar sesuka hatimu. Jadi, kita tidak akan bertemu satu sama lain." ujar Lee Seol.


"Aku tidak mau." jawab Park Hae Young. "Aku ingin di sini dari pukul 10 sampai 11."
"Kenapa." tanya Lee Seol.
"Karena aku menyukainya."
"Kau.."
"Kalau begitu aku tidak akan di sini jam 10.. Aku akan di sini dari jam 9 sampai jam 10.
"Baiklah, Aku akan  pergi." ucap Park Hae Young seraya keluar dari mobil.
"Kau mau pergi kemana?" tanya Lee Seol.
Park Hae Young tidak menjawab ia malah pergi begitu saja.

 "Di panti Yatim piatu?" tanya Profesor Nam Jung Woo.
"Ya, diingatanaku, aku memiliki tas bersejarah itu. Jadi, aku akan memulai berpikir dari tempat aku diadopsi. Dari segi sejarah, tas bersejarah itu memiliki arti yang sangat penting.. Itulah kenapa aku ingin menemukannya. Bisakah kita mencarinya ke sana?" tanya Lee Seol pada profesor Nam Jung Woo.
"Tidak bisa." jawab Profesor.
"Kenapa?"
"Karena aku harus menemukan hal itu dulu."
"Gezz.. Profesor, apa yang kau lakukan?" Lee Seol terbahak.
"Baiklah, ayo kita pergi. Tapi, kalau kau menemukan tas bersejarah itu. Kau harus menyebukan namaku di buku bersejarah." pinta Profesor.
"Tentu."  jawab Lee Seol, ia masih tidak berhenti tertawa.
"Aku berjanji. Tentu."
 Ternyata Yoon Joo yang lebih dulu datang ke panti asuhan itu. Ia juga menanyakan tentang tas bersejarah.
"Lee Seol sangat menyukai anak kecil. Dia tidak berubah semenjak ia kecil. Aku sangat mengenalnya. Dia menjadi yatim piatu selama sebulan, sebalum diadopsi. Sebenarnya, kami merekomendasikan Eun Byul. Tapi, orang tua angkat ingin Lee Seol. Lee Seol dan Go Eun Byo memiliki umur yang sama. Tapi, Eun byo mengganti namanya. Ia mengganti nama menjadi Lee Dan." ucap pengurus panti asuhan.
"Yeah. Tapi kenapa merekomendasikan anak lain, padahal orang tua angkat sudah memilih Lee Seol?" tanya Yoon Joo.
"Karena Lee Seol tidak bisa mengingat masa lalunya. Tidak hanya namanya, tapi juga dimana ia tinggal. Dan bagaimana ia terpisah dengan orangtuanya, dia tidak ingat.Mungkin. Saat ia menjadi yatim piatu, apakah ia punya benda seperti ini?" Yoon Joo menyerahkan foto tas bersejarah pada pengasuh panti.
"Ohhh, Aku ingat." jawab pengasuh panti.
 Kemudian pembicaraan mereka terputus karena kedatangan Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo.
"Ya, tuhan! Lee Seol kami tumbuh dengan sangat baik. Aku melihatmu di TV." sambut pengasuh panti itu dengan hangat.
"Apa kau mengingatku?" tanya Lee Seol.
"Tentu saja." jawab pengasuh panti, kemudian mempersilakan mereka duduk.
"Tapi, ada satu benda yang harus benar-benar aku temukan. Aku rasa tempat seperti ini adalah sebuah petunjuk, untuk itu aku datang ke sini. Kalau kau mengingatku, kau pasti tahu bahwa aku tidak ingat apapun sebelum aku ke sini. Aku hanya ingat beberapa potong kisah dari masalaluku. Tapi, ada satu benda yang harus benar-benar aku temukan. Aku rasa tempat seperti ini adalah sebuah petunjuk, untuk itu aku datang ke sini. Mungkin, kau pernah melihat benda seperti ini?" tanya Lee Seol, ia menyerahkan selembar kertas yang bergambar tas bersejarah.
"Jadi, kalian datang ke tempat ini untuk mencari benda ini?" tanya pengasuh itu pada Lee Seol dan Yoon Joo.
Lee Seol langsung menatap Yoon Joo, ia bertanya-tanya kenapa Yoon Joo juga ikut mencari benda miliknya.
 "Sebelumnya, kau bilang kau ingat." ucap Yoon JOo
"Tentu saja aku ingat. Aku pikir itu adalah bagian dari baju. Tas bersejarah ini tidak ada pada Lee Seol, tapi itu ada di Eun Byo. Dia dipanggil Dan sekarang. Dia adalah orang yang juga diadopsi di waktu yang sama denganmu." jawab pengasuh panti.
"Apa kau benar-benar yakin?" tanya Lee Seol.
"Ya, seperti itu. Diingatanku, itu memang sebuah tas bersejarah. Tentu aku ingat, karena kau selalu menangis sepanjang hari. Eun Byo berkata itu adalah pemberian ibuny. Dia selalu membawa benda itu kemana-mana. Itu benda yang mengingatkannya pada ibunya, semua orang pasti merindukan ibunya. Dan saat menerima hadiah, memang masing-masing orang memiliki rasa iri. Agar mendapatkan hal itu, aku tidak tahu setiap orang memiliki argumennya masing-masing." jawab pengasuh panti.

Mendengar hal itu, Yoon Joo tersenyum sinis.
"Lalu,... tentang tasku? Bukankah aku memiliki tas milik ayahku?" tanya Lee Seol.
"Ya, kau memilikinya. Kau selalu membawanya kemana-mana setiap hari dan setiap malam Kami bahkan tidak bisa memberi makan dirimu, saat itu.. Kau tau betapa kami sangat mengkhawatirkan kau Saat itu kau selalu bersama Eun Byo."
"Apa kau yakin kau tidak membuat kesalahana tentang memory ini?
memory yang sudah lama yang mungkin saja memudar." ucap Lee Seol.
"Tidak, memang seperti itu."
 Setelah mendapatkan informasi, mereka keluar dari ruangan. Yoon Joo berjalan di depan Lee Seol dan profesor.
"Kalau itu adalah Lee Dan, bukan kah itu kakakmu? Aku kira, kita harus bertemu Lee Dan dulu." ucap Profesor pada Lee Seol.
"Kalau itu benar-benar kakakku, apa yang harus aku lakukan? Apa aku membuat kesalahan? Apa yang akan terjadi?"
"Atau mungkin itu palsu? Itu dapat menjadi masalah yang sederhana, kalau saja kenangan kakakmu itu adalah salah. Atau kakakmu mencoba membohongimu."
"Kakaku berkata bohong?"
 "Kau sudah selesai dengan pekerjaanmu? Ayo kita pulang bersama." ucap Yoon Joo yang tiba-tiba berbalik dan menghampiri Lee Seol-profesor Nam Jung Woo.
"Baiklah. Profesor, aku akan pergi dengan Direktur." jawab Lee Seol. "Melihatmu di sini, Ada sesuatu hal yang harus aku bicarakan." ucap Lee Seol pada Yoon Joo.
"Ok."

"Kalau ada sesuatu yang terjadi, telepon aku." ucap Profesor Nam jung Woo.
"Apa maksudmu?" Yoon Joo mulai tersinggung, ia pikir dirinya akan mencelakai Lee Seol.
"Mahasiswaku jauh lebih kurus dari kelihatannya. Baiklah, aku pergi." ucap Profesor seraya tersenyum lalu pergi meninggalkan Yoon Joo dan Lee Seol.
 Yoon Joo tidak langsung mengantarkan Lee Seol kembali ke istana, mereka mampir terlebih dulu ke sebuah restauran dan memesan alkohol. Lee Seol bertanya pada Yoon Joo, diantara park hae young dan profesor nam jung woo, mana yang paling Yoon Joo sukai. Yoon Joo menjawab kalau ia menyukai keduanya dan ia memperingati Lee Seol kalau Lee Seol tidak akan dengan mudah merebut keduanya dari diri Yoon Joo. Dan Yoon Joo juga berkata kalau dirinya sekarang sangat merindukan Profesor nam jung woo karena ia mendapat banyak cinta dari profesor nam jung woo.

Yoon Joo bahkan bertaruh kalau park Hae Young dan profesor nam jung woo sangat menyukai dirinya. Yoon Joo dengan sengaja mengirim sms yang sama pada Park Hae Young dan Profesor. Tentu saja,  keduanya langsung datang menjemput Yoon Joo. Park Hae Young datang untuk menjemput mereka, melihat Park Hae Young datang. Yoon Joo langsung memeluknya. dan hal itu membuat Lee Seol dan Profesor cemburu.

Related Posts by Categories

0 komentar: