My Princess episode 8

Posted: Minggu, 13 November 2011 by khyunkhyun in Label:
0

Lee Seol terbangun dari tidurnya. Setelah bangun, Lee Seol lalu segera mencari Park Hae Young. Ia berkeliling penginapan tapi tidak juga menemukan keberadaan Park Hae Young. Lee Seol berlari ke arah pantai, berharap bertemu dengan Park Hae Young. Tapi, ia malah bertemu dengan para pengawal istana. Para pengawal itu datang untuk menjemput Lee Seol.


Tanpa permisi, para pengawal langsung memegang tangan Lee Seol. Lee Seol terkejut.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Lee Seol panik.
"Yang Mulia, maafkan kami." jawab Para pengawal. Mereka lalu membawa paksa Lee Seol.
"Perlakuan apa seperti ini?" Lee Seol kesal.
"Kami akan membawamu ke mobil."
"Huh? Oh, Omo! No! Apa yang kalian lakukan?" Lee Seol memberontak. "Lepaskan aku, aku bilang lepaskan aku."
Tapi apa daya, kekuatan Lee Seol tidak mampu untuk memberontak.

Sebenarnya, kedatangan para pengawal itu adalah suruhan dari Park Hae Young. Park Hae Young sengaja melakukan hal ini agar Lee Seol tidak bisa menghadiri press conference. Sebenarnya niat Park Hae Young baik, ia hanya ingin agar Press conference berjalan sebagai mana mestinya. Sebagamana mestinya? Kalau Lee Seol menghadiri press conference, Lee Seol pasti tidak akan membahas tentang scandal ayah tirinya yang menggelapkan barang-barang bersejarah. Nah, karena hal itu akan menjadikan rumor kerajaan semakin memburuk dan posisi Lee Seol untuk menjadi Princess akan sulit.

Para pengawal memaksa Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil.
Lee Seol mencoba bernegosiasi. "Baiklah. Meskipun caramu yang kau lakukan saat ini tidak baik. Tapi, kita sudah sampai sini. Dan juga sepertinya motive kalian bukan untuk menyakitiku. Jadi, bisakah kita membuat sebuah negosiasi atau kesepakatan?"
"Apa?" tanya pengawal yang tidak mengerti.
"Aku sangat menyadari bagaimana keadaan saat ini. Direktur Oh Yoon Joo yang menyuruh kalian ke sini, kan?" tanya Lee Seol.
"Apa?" pengawal itu semakin tidak mengerti.
"Tapi, saat Park Hae Young sampai di sini, aku akan segera pergi. Tapi, apakah aku memang benar-benar harus tinggal di sini dalam jangka waktu yang lebih lama? Aku bilang bahwa aku juga akan benar-benar pergi." ucap Lee Seol.

Kemudian teleponnya Lee Seol yang disita oleh para pengawal berdering.
"Mungkin itu Park Hae Young. Berikan teleponnya padaku." Lee Seol meminta handphonenya.
"Maafkan aku. Kau tidak diperbolehkan menerima telepon." jawab pengawal.
"Aish!! Benar-benar kau membuatku marah. Kalau kalian tidak memberikanku ponsel itu, aku berjanji kalau kalian hanya akan makan nasi dan kacang." ancam Lee Seol.
Hehe.. Pengawal itu bergidik ngeri mendengar ancaman Lee Seol.

Kemudian handphone milik pengawal berdering. Panggilan dari Park Hae Young.
"Tolong, terima telepon ini." pengawal itu memberikan handphonenya pada Lee Seol. Agar Lee Seol menerimanya.
"Hello." sapa Lee Seol.
"Ini aku." jawab Park Hae Young. Ia tengah mengemudikan mobil menuju ke istana.
"Para pengawal datang dan membuat kekacauan. Cepat jemput aku." pinta Lee Seol.
"Aku tidak akan datang." jawab Park Hae Young dengan kaku.
"Apa? Apa maksudmu?"
"Aku sengaja meninggalkanmu. Kau tidak bisa datang ke Press Conference. Meskipun kau mencoba untuk mencari jalan pulang lalu kau menghadiri Press Conference itu percuma, karena kau akan telat.  Kau tidak diperbolehkan untuk masuk." ucapan Park Hae Young membuat Lee Seol tertegun. Lee Seol tidak habis pikir, kalau Park Hae Young akan melakukan ini padanya.

Istana sedang sibuk mempersiapkan seluruh properti untuk Press conference. Ketua pelayan memberikan komando agar semua kursi dan properti diletakkan di tempat yang benar.
"Perhatikan detailnya, dan lakukan dengan cepat. Pastikan posisinya tepat. Pastikan juga susunannya berjajar. Jangan ada kesalahan."

Presiden dari kubu kontra Geum Ja Party ternyata datang menghadiri press conference. Oh Yoon Joo segera menemuinya. Ia mempersilakan presiden kubu kontra itu untuk masuk ke dalam istana.
"Ini sebuah kehormatan karena kau mau hadir untuk inaugurasi kerajaan." ucap Yoon Joo.
"Kau membuat kesalahan kalau kau mengira aku datang ke tempat ini hanya untuk memberi penghargaan atau mendukung kerajaan." jawab presiden kubu kontra.

Akhirnya ketua pelayan mengetahui bahwa Princess menghilang. Ia segera melaporkan hal itu pada Oh Yoon Joo. Ketua asisten pelayan dengan terburu-buru menghampiri Yoon Joo yang sedang bersama presiden kubu kontra.
"Direktur Yoon, ada masalah besar." lapor Ketua asisten pelayan.

Berita hilangnya Princess juga sampai kepada Ayah Yoon Joo. Ayah Yoon Joo segera melaporkan hal itu pada Kakek Park Hae Young.
Dengan hati-hati ayah Yoon Joo mengatakan pada kakek, "Presiden, ada yang ingin aku kabarkan padamu. Mohon jangan terkejut."
"Apa yang terjadi?" tanya Kakek.
"Princess menghilang.Sepertinya ia menyelinap keluar semalam."
Kakek kesal, ia hampir terjatuh. Kakek lalu berkata, "Hae Young, dimana Hae Young?"

Asisten pribadi Lee Seol masuk ke ruangan Park Hae Young. Ia memberitahukan bahwa press conference akan segera dimulai.
"Diplomat Park." ucap asisten pribadi Lee Seol. Asisten ini juga mengetahui kalau Lee Seol semalam keluar bersama Park Hae Young.
"Ya." jawab Park Hae Young yang sedari tadi terdiam. Sudah sejak lama Park Hae Young berdiri di dekat jendela. Ia juga bimbang harus mengambil keputusan seperti ini. Ia sepertinya memiliki pertimbangan lain atau rencana lain.
"Kau pergi dengan Princess kemarin. Aku tetap tutup mulut karena kalian berdua terlihat senang." akhirnya pelayan itu mengatakan hal yang sangat ingin ia katakan.
Dari sekian banyak pelayan, asisten pribadi Lee Seol inilah yang paling care dengan Lee Seol.
"Kau melakukan yang terbaik." jawab Park Hae Young.
"Ah, tapi Press conference akan segera di mulia dan Princess..."
"Jangan khawatir dan keluarlah dari ruanganku." pinta Park Hae Young.
Kemudian, seorang asisten kakek mengetuk pintu lalu masuk ke ruangan Park Hae Young. Ia berkata, "Aku datang untuk menjemputmu. Mereka akan memulai Press Conference."
"Aku akan segera kesana. Dan katakan pada mereka, bahwa aku akan datang telat." jawab Park Hae Young dengan enggan.
"Kita sudah menundanya selama 10 menit. Bila kita menundanya lebih lama, maka akan sangat terlihat tidak sopan." balas asisten itu.

Karena Princess menghilang, para pelayan yang lain ikut sibuk membicarakannya. Seperti mendapat gosip baru yang asik dibicarakan.
"Kau masih belum dapat menemukan Princess? Apa benar ia semalam keluar?"
"The Press Conference mungkin akan ditunda, benar?"
"Kalau wartawan marah, maka kita akan sulit untuk meredakannya."

Ketua pelayan segera menghampiri mereka dan berkata dengan tegas, "Kenapa kalian malah mengobrol tentang wartawan? Bagaimana dengan Princess? Apa kau masih tidak dapat menemukannya?"
"Ya. Maafkan aku, Manager. Apakah Princess akan baik-baik saja kan?" tanya asisten pribadi Lee Seol.
"Kalau aku tahu hal itu, maka aku tidak akan panik dan khawatir sekarang." jawab Ketua pelayan dengan ketus.


Karena sudah jenuh menunggu Press Conference yang juga tidak dimulai-mulai, mereka lalu mulia membicarakan tentang Princesss. 
"Mereka bilang Princess menghilang."
"Apa yang terjadi?"
"Mereka gila"
"Apa Princess benar-benar akan datang?"
"Dimana dia sekarang?"
"Diplomat Park juga belum datang."
"Jika tidak ada yang datang, bagaimana bisa kita dapat melangsungkan Press Conference?"
Presiden kubu Kontra yang mendengar hal itu segera tersenyum licik, sepertinya kedatangan dirinya ke press conference semakin membuatnya bangga diri.


Park Hae Young menuju pelataran Press Conference, lalu reporter segera mengambil foto Park Hae Young. Park Hae Young berdiri di mimbar. Ia siap memulai Press Conference tanpa Princess.
"Kita akan memulai Press Conference yang membahas tentang pengembalian kembali atau pembentukan kembali Keluarga kerajaan dan juga masuknya Princess ke istana. Tapi pertama, sebelum kita mulai, kita memiliki kabar yang tidak baik. Karena masalah pribadinya, Princess tidak bisa datang. Tapi, pada kesempatan ini. Kami akan memberikan tanggapan mengenai beredarnya rumor tentang Prince Lee Han (Ayah Lee Seol). Mengenai rumor yang beredar tentang Prince Lee Han beberapa waktu yang lalu. Pihak kerajaan akan mengambil tindakan terhadap semua tindakan dan segala tuduhan buruk yang diarahkan kepada Prince Lee Han. Hari ini aku akan menguraikan tentang penipuan barang antik yang beberapa waktu lalu diberitakan."

Lee Seol menangis, ia ditinggal begitu saja oleh Park Hae Young dan ia tidak bisa menghadiri Press Conference. Ia bersedih karena tahu bahwa Park Hae Young akan membicarakan tentang scandal ayah tirinya. Kenapa Lee Seol bersedih, padahal itu adalah ayah tirinya? Karena saat scandal ayah tirinya dipublikasikan oleh masyarakat, maka yang menanggung malu adalah keluarga tiri atau keluarga angkat Lee Seol. Dan itu juga akan menyakiti ibu angkat Lee Seol dan kakaknya. Saat keluarga angkat Lee Seol mengetahui berita itu, maka mereka akan menjauh atau lebih kejamnya mereka akan memutus hubungan dengan Lee Seol.
"Sekarang. Berikan ponselku." paksa Lee Seol.
"Maafkan aku." jawab pengawal.
"Berikan padaku. Aku tidak akan membuat masalah. Aku juga bahkan tidak akan bisa menghadiri Press Conference." Lee Seol menahan tangisnya.
Pengawal merasa simpati pada Princess, lalu ia berkata "Berikan padanya."

Profesor Nam Jung Woo yang measa khawatir dengan keadaan Lee Seol segera menghubungi Lee Seol.
"Lee Seol kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Kau mungkin tidak akan datang ke istana, benar? Park Hae Young tengah memimpin Press Conference. Apakah dia sudah membicarakan hal itu terlebih dulu denganmu? Kau sudah menyiapkan sesuatu?." ucap Profesor dengan cemas.
"Aku baik-baik saja, Profesor. Aku akan segera sampai. Aku akan membicarakan hal ini saat aku sampai di sana. Tapi, bisakah kau memperpanjang press conference itu, sehingga aku masih memungkinkan untuk menghadirinya?" tanya Lee Seol. Ia masih memiliki harapan agar bisa hadir ke press conference.
"Press Conference sudah dilaksanakan lebih dari waktu yang ditentukan. Tapi, apakah Park Hae Young mungkin akan melakukannya?" terka Profesor Nam Jung Woo.


Park Hae Young terus melanjutkan pidatonya. Ia membeberkan hal yang sebenarnya.
"Setelah melakukan berbagai investigasi dan terungkap bahwa orang yang terlibat dalam penjualan barang-barang antik bukan Prince Lee Han (Ayah Lee Seol). Terungkap, bahwa orang itu adalah bukan Prince, tapi ayah angkat dari Princess yaitu Lee Dong Gun. Princesss sangat sedih setelah mengetahui kenyataan hal itu. Dan melalui Press Conference ini, Princess ingin membuat semuanya jelas. Dan ada satu hal lagi yang akan aku katakan. Aku mengatakan hal ini bukan karena aku adalah cucu dari pemilik Dae Han Group, Park Dong Jae. Tapi, sebagai perwakilan dari The Royal Foundation, aku disini sebagai Tutor Princess. Oleh karena itu, diharapkan tidak akan ada lagi sebuah konsep yang salah, entah itu berita mengenai Dae Han Group yang memanfaatkan keluarga kerajaan atau yang lainnya. Dengan ini, aku akan membuat rangkuman mengenai statement yang diberikan oleh Prince Lee Han. Terima kasih." Park Hae Young menutup pidatonya lalu beranjak pergi dari mimbar.


Ia tidak mempedulikan para Wartawan yang segera menghujaninya dengan banyak pertanyaan.
"Dimana keberadaan Princess sekarang?"
"Tolong berikan komentar terhadap "wanita yang dipeluk"
"Apa yang dilakukan oleh seorang tutor?"


Profesor Nam Jung Woo kesal dengan hal yang dilakukan oleh Park Hae Young di press conference. Setelah Park Hae Young turun dari mimbar, Profesor segera mencarinya. Mereka lalu saling bertemu dan berbicara di koridor istana.
"Apa yang sedang kau lakukan? Apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanya Profesor dengan kesal.
"Kau baru saja melihat semuanya." jawab Park Hae Young dengan acuh.
"Aku baru saja berbicara dengan Lee Seol. Dia ingin menghadiri Press conference ini. Apa kau mencoba untuk memaksanya agar ia tidak datang? Benarkah?"
"Tidak ada yang perlu kau lakukan, kau tidak perlu ikut campur." jawab Park Hae Young.


Profesor masih tetap membela Lee Seol. "Mengungkapkan bahwa pencurian dan penggelapan barang-barang antik itu dilakukan oleh ayah angkat Lee Seol, apa kau sudah mendapat persetujuan dari keluarga angkatnya?"
"Siapa di dunia ini yang akan menyetujui pengungkapan fakta seperti itu?" jawab Park Hae Young.
"Apa?"
"Dan kalau mereka memutuskan untuk membuat masalah atau complain terhadap hal itu, maka kita akan berurusan dengan pengadilan."
"Apa kau tau, apa yang baru saja kau lakukan? Apa dampak dari yang baru saja kau lakukan? Bagi Lee Seol, mereka adalah keluarga satu-satunya dan karena masalah ini, Lee Seol akan kehilangan mereka." ungkap Profesor. "Selama ini kau selalu menggunakan caramu sendiri, saat di rumah sakit itu, aku tau kau mulai mengkhawatirkan Lee Seol. Aku pikir kau bukan seorang pria yang buruk, dan kau tidak akan menyakitinya. Aku sudah mulai mempercayaimu. Tapi, bagaimana bisa kau melakukan ini?"


"Kau memiliki penilaian yang salah terhadapku. Jika kau di sini sebagai seorang direktur dari Royal Foundation dan bekerjalah sesuai dengan tugas yang ada. Dan Professor Nam. Aku pikir, cintamu pada muridmu sendiri sedikit berlebihan." Park Hae Young membalas dengan memojokkan Profesor Nam Jung Woo.
"Lee Seol lebih dari sekedar murid bagiku." jawab Profesor.
"Lebih dari seorang murid?"
"Lee Seol memiliki riwayat hidup bagiku. Dan dia adalah sebuah mimpi yang selalu aku kejar selama hidupku." jawab Profesor Nam Jung Woo. Ya, dari dulu Profesor sudah sangat ingin menemukan siapa cucu dari prince Lee Han. Obsesi Profesor adalah mengungkapkan sejarah korea dari akar sampai ujung dahan. Dengan mengetahui bahwa Lee Seol adalah anak dari Prince Lee Han, maka pencarian sejarahnya akan lengkap.
"Ini akan sulit dimengerti bagi seseorang yang melakukan sesuatu hanya didasari dengan uang." Profesor melanjutkan kata-katanya.
"Kau pasti sangat senang. Kau menunjukkan perhatianmu dan membiarkannya berada di sisimu." jawab Park Hae Young.
"Ya, aku akan berada di sisinya sampai akhir."


Di mobil Lee Seol melihat jalannya Press Conference dari iPad. Lee Seol kesal, ia menangis.
"Kau membawaku sampai sejauh ini hanya dengan alasan bahwa kau akan meninggalkanku.. Karena ini?!" Lee Seol bicara pada dirinya sendiri.
"Putar arah mobil ini." perintah Lee Seol.
"Tapi.. Diplomat Park-" kata-kata pengawal diputus oleh Lee Seol.
"Putar arah mobil ini!!" teriak Lee Seol.


Park Hae Young berdiam diri di ruangannya. Kemudian tidak berapa lama kemudian Oh Yoon Joo masuk ke ruangan untuk menemui Park Hae Young.
"Princess akan segera tiba. Aku akan mengurus semua ini, jadi kau tidak perlu khawatir." jawab Park Hae Young saat Yoon Joo menatapnya.
"Apa kau pergi dengan Princess semalam?" tanya Oh Yoon Joo cemburu.
Park Hae Young terdiam, lalu ia menjawab, "Ya. Aku pergi bersamanya. Aku tidak akan membuat alasan lain."



"Tidak masalah, karena aku mempercayaimu, Oppa. Tapi saat Press Conference, kau melakukan tindakan yang tidak benar. Kenapa kau ikut campur dan berusaha menolongnya?" tanya Oh Yoon Joo. "Sekarang orang-orang akan merasa sangat simpati dengan Prince. Kenapa kau membantunya?"
"Karena ini adalah sebuah solusi sehingga ia kehilangan keluarganya. Bagaimanapun kejamnya itu... Aku pikir kau akan mengerti lebih dari orang lain." jawab Park Hae Young. Yeah, mereka mulai debat.
"Tidak. Apa akan sangat menyedihkan bila berpisah dengan keluarga angkat? Dia mungkin akan merengek dan menangis beberapa waktu. Tapi, apakah menurutmu, dia akan berhenti menjadi Princess? Dan pada akhirnya, kau melindunginya." jawab Yoon Joo.


Ketegangan mereka terhenti karena kedatangan kakek. Kakek masuk ke dalam ruangan dan segera berkata pada Oh Yoon Joo. "Yoon Joo bisakah kau keluar."
Oh Yoon Joo segera membungkuk memberikan hormat lalu ia keluar dari ruangan.
Kakek menghampiri Park Hae Young.
Park Hae Young berkata, "Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan. Karena Princess tidak ingin nama ayahnya tercemar, maka aku berusaha untuk menjernihkannya dan aku melakukannya atas nama Princess.Keluarga kerajaan sangat rentang akan banyaknya tuduhan dan bahkan Princess sangat membenci sampai aku mati. Ini yang kau inginkan."
"Ya, benar. Aku tidak ingin Princess hidup ditengah banyaknya rumor buruk. Kau tidak perlu terlalu bangga dengan apa yang sudah kau lakukan." jawab Kakek. Ia lalu meninggikan suaranya, "Apa yang baru saja kau lakukan? Dimana Princess sekarang?"
"Dia mungkin sedang menangis di suatu tempat." jawab Park Hae Young.


Di kediaman rumah Lee Seol, Lee Dan geram setelah menonton Press Conference. Ia sudah menduga kalau adik angkatnya itu akan berbuat seperti ini.
Ibu angkat Lee Seol baru saja pulang dari pasar, "Meskipun aku membawa uang 30.000 won. Bagaimana bisa tidak ada yang dibeli. Kenapa semua harga makanan favorite ee Seol naik? Meskipun ini hanya makanan pembukaan bagi Princess, mungkin harganya akan naik juga..?"
Ibu Lee Seol heran melihat Dan-ah yang berdiri terpaku di depan Tv. "Dan-ah, Dan-ah kenapa kau seperti itu?"
Dan-ah menahan marahnya lalu berkata, "Apa yang harus kita lakukan, bu.. Seol.. Seol menghianati kita."

Lee Seol berlari menuju rumahnya. Ia berlari seraya menangis. Lalu tangisnya semakin menjadi saat sampai di depan pintu rumah. Lee Seol mengetuk pintu, "Bu.. Ini aku.. Seol datang. Unnie.. Unie. buka pintunya huh? Dengarkan apa yang akan aku katakan. Ibu, kau di dalam kan. Ibu,buka pintunya." Lee Seol menangis.
Ibu Lee Seol bimbang, ia masih sangat mencintai Lee Seol, tapi di sisi lain, hatinya juga sangat sakit karena pemberitaan tentang suaminya itu. Saat Ibu Lee Seol berdiri untuk menemui Lee Seol, Lee Dan segera menghalangi ibunya.
"Ibu jangan pergi. Dia bukan lagi bagian dari keluarga kita." ucap Lee Dan.


Lee Seol menangis, "Ibu, kau di dalam.. Ibu, bukan pintunya. Ibu, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tidak merencanakan untuk membicarakan ayah." ucap Lee Seol. Tante Tae Hee acting nangisnya keren, bisa buat orang yang liatnya ikutan sedih. Apalagi buat orang yang sendu, pasti ikutan nangis. heehe.


Ibu melepas tangan Lee Dan yang menahannya, ia menghampiri pintu dan berkata pada dirinya sendiri, "Tidak apa-apa. Kita memang harus mengungkapkan hal yang sebenarnya. Kalau kau hidup dengan senang dan baik, maka aku sudah merasa puas. Walau bagaimanapun juga, aku mengerti tapi hatiku sangat sakit. Sangat sakit. Jadi, aku tidak ingin melihatmu."

Profesor Nam Jung Woo datang untuk menenangkan Lee Seol. Ia memakirkan mobilnya lalu menghampiri Lee Seol.

Lee Seol menangis di dalam mobil Profesor, "Profesor, apa yang harus aku lakukan? Apa yang dapat aku lakukan untuk ibuku. Apa yang dapat aku lakukan untuk unnieku."
"Bukan untuk ibu atau kakakmu. Tapi kau harus memikirkan tentang dirimu sendiri." jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Aku?" tanya Lee Seol tidak mengerti.
"Dan berhentilah menangis." pinta Profesor."Putuskan sekarang. Kau bisa keluar dari mobil ini dan kembali ke keluargamu. Atau kau kembali ke istana. Apa yang akan kau pilih? Ini adalah pilihan yang mudah, tapi bahkan kau tidak dapat memilihnya, benar?" pertanyaan Profesor Nam Jung Woo ini membuat Lee Seol terdiam. Ia mulai berpikir.


Profesor Nam Jung Woo meneruskan perkataannya, "Setelah kau melihat press conference, aku yakin kau akan pergi ke rumahmu. Maka untuk itulah, aku datang. Tapi saat aku datang, aku berharap kau tidak ada di sini. Itu adalah hak untuk muridku, Lee Seol datang menangis dan merengek kepada keluarganya dalam situasi seperti ini. Tapi, bukankah seharusnya Princess Lee Seol datang ke Press Conference meskipun hal itu telat?"
Lee Seol memandang Profesor Nam Jung Woo. 

Perkataan Profesor tidak untuk memaksa Lee Seol untuk kembali ke istana, tapi lebih menerangkan pemahaman hal yang seharusnya dilakukan Lee Seol. "Sekarang kau tidak bisa melakukan apapun, kecuali dijatuhkan oleh Park Hae Young dan dilempar oleh Oh Yoon Joo. Semua itu terjadi, karena kau masih belum bisa mempercayai dirimu kalau kau adalah seorang Princess. Apa aku salah?" Tanya Profesor.

Lee Seol terdiam.
Profesor melanjutkan kembali perkataannya, "Kau.. Sebelum kau menjadi putri dari orang tuamu. Kau adalah bagian dari sejarah Korea. Hal itu adalah sejarah yang benar dan harus terus ditata kebenarannya. Itu juga merupakan sebuah sejarah yang harus ditulis ulang, untukku dan untuk warga Korea."



Ayah Yoon Joo datang ke ruangan Park Hae young. Ia berkata, "Biarkan aku mengganggumu sebentar."
"Bicaralah." jawab Park Hae Young.
"Aku sangat berterimakasih dan aku meminta maaf." ucap Ayah Yoon Joo.
"Untuk apa?" tanya Park Hae Young.
"Saat press conference kau memilih keputusan yang benar. Kakekmu merasa sangat lega sekarang. Keputusanmu sangat baik, Hae Young."
"Jangan memuji aku, kau masih belum tau, apa yang aku rencanakan.Pilihan yang benar, tidak selalu menghasilkan keputusan yang benar dan berhasil." ungkap Park Hae Young.
"Apa maksudmu?" Ayah Yoon Joo sama sekali tidak mengerti.
"Tidaklah sulit untuk memaksa gadis seperti itu.. Hidup seperti bagaimana ayahnya hidup. Dan pada kenyataannya, aku adalah ayah dari anakku. Jangan lupa itu."


Oh Yoon Joo berjalan meninggalkan ruangan, ia memegang sebuah berkas. Berkas itu berisi biodata Lee Dan (Kakak Lee Seol). Kakak perempuan Lee Seol sudah memberitahukan bahwa ia memiliki sebuah benda bersejarah, tapi ia tidak mengatakan kalau benda itu asli atau palsu. Benda bersejarah itu adalah sebuah tas milik permaisuri.
"Kau menyembunyikan kartunya, apakah ini tas bersejarah asli atau palsu." gumam Oh Yoon Joo.
Kemudian, ketua asisten pelayan menghampiri Oh Yoon joo untuk memberitahukan bahwa Princess sudah datang. "Princess baru saja tiba."



"Apa, mereka menggunakan kamar yang sama? Princess dan Hae Young berbagi kamar?" Kakek marah besar atas laporan dari beberapa pengawal yang menjemput Lee Seol.
"Itu karena hanya ada satu kamar di tempat itu." jawab pengawal.
"Apa dia gila?!!"
"Aku yakin, meskipun mereka menggunakan kamar yang sama, tidak berarti mereka melakukan hal yang tidak benar." pengawal itu berkata lagi.
"Dimana sekretaris!! Panggil dia ke sini.."

Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo tiba di istana, para pelayan segera menyambutnya. Asisten pribadi Lee Seol langsung menghampiri Lee Seol, ia bertanya "Yang Mulia, kau dari mana saja? Aku sudah mencarimu kemana-mana."
Profesor Nam Jung Woo berkata, "Dia mungkin lelah, jadi biarkan ia beristirahat."
Lee Seol menjawab, "Tidak. Aku ingin bertemu Park Hae Young."
"Dimana Park Hae Young." tanya Lee Seol pada pelayan.
"Diplomat Park ada di ruangannya."
"Aku akan pergi." Lee Seol berjalan ke arah ruangan Park Hae Young. Tapi di pintu masuk ruangan, ia bertemu dengan Oh Yoon Joo.


"Kau sangat telat.. ." ucap Oh Yoon Joo dengan nada sinis.
"Jadi, kau pasti sangat senang.. ." jawab Lee Seol.
"Sedikit. Aku tidak terlalu yakin apa aku senang atau tidak. Karena Princess memiliki banyak ksatria yang menjaganya. Jadi, aku tidak terlalu khawatir. Kau boleh pergi." Oh Yoon Joo melihat ke arah Profesor Nam Jung Woo, perkataannya dimaksudkan untuk menyindiri profesor.

Para pelayan hendak mengikuti Princess Lee Seol untuk masuk ke dalam ruangan, tapi Oh Yoon Joo segera berkata, "Press Conference sudah selesai. Setiap orang bisa kembali ke tempat mereka masing-masing."
Semua pelayan patuh dan mereka kembali ke tempat mereka masing-masing.

Oh Yoon Joo menghampiri Profesor Nam Jung Woo. Ia berkata, "Profesor.. Muridmu sungguh sangat naif. Dia tidak memiliki pendirian yang kuat. Ia hanya bisa berlari saat emosinya menguasai dirinya. Kau bisa memikirkannya kalau ia akan tergelincir karena tidak mengetahui ke arah mana ia selanjutnya."
Profesor menjawab seraya tersenyum "Jadi, karena itulah ia sangat menarik. Meskipun kau tidak tau kemana arahnya berlari, tapi tiap kali ia berlari ke suatu tempat, ia membuat tempat itu menjadi sangat terang."

Meskipun kau tidak tau kemana arahnya berlari, tapi tiap kali ia berlari ke suatu tempat, ia membuat tempat itu menjadi sangat terang.
"Aku.. dan direktur, kita juga pernah mengalami hal itu, benar? Itu sudah terjadi sangat lama dan mungkin kau tidak akan mengingatnya." jawab Profesor, ia mencoba mengingatkan Oh Yoon Joo tentang masa-masa mereka saat masih bersama.


Lee Seol mengetuk keras pintu ruangan Park Hae Young. Ia meninggikan suaranya, "Keluar.. Keluarlah kau bodoh!! Buka pintunya! Aku katakan, buka dan keluarlah!!"
Lee Seol tidak bisa lagi menahan air matanya, "Kau menghindariku? Kenapa kau menghindariku? Kau sudah melakukan tindakan yang hebat, jadi kenapa kau menghindariku sekarang?!!"


Park Hae Young keluar dari ruangannya. Lee Seol menatap sinis ke arah Park Hae Young, "Kau laki-laki bodoh. Kau bodoh!! Kenapa kau meninggalkanku dan pergi begitu saja? Bagaimana bisa kau melakukan itu padaku?" ucap Lee Seol seraya memukul-mukul dada Park Hae Young.
Park Hae Young menahan tangan Lee Seol, "Lepaskan aku.." Lee Seol mencoba menarik tangannya dari cengkraman tangan Park Hae Young, tapi tidak bisa.
"Pelankan suaramu." jawab Park Hae Young.

"Kenapa? Apa kau takut? Kau takut kalau orang lain sampai tau kalau kau adalah orang yang sangat jahat? Kau seharusnya kau tidak melakukan hal seperti itu. Sekarang, apa yang harus aku lakukan pada ibuku? Apa yang harus aku lakukan pada saudaraku? Karenamu, ibuku tidak mau lagi bertemu denganku. Dia tidak ingin bertemu denganku." Tangis Lee Seol semakin menjadi.
"Aku pikir kau sudah pernah mengatakan, kalau kau akan terbiasa dengan hal itu karena kau adalah anak yatim piatu." Jawab Park Hae Young. "Kau bilang, kau sudah terbiasa dengan tidak adanya orang yang menjaga dan melindunginya. Kau bilang, kau sudah terbiasa sendiri. Tapi, kenapa kau mengubah kata-katamu sendiri?"


Lee Seol terdiam.
"Saat kau memutuskan untuk menjadi Princess, seharusnya kau sudah memperkirakan hal ini dengan matang. Ini mengenai citra Princess, jadi biarkan citra itu terlindungi. Kau pikir, orang-orang akan mengatakan hal itu?" tanya Park Hae Young.
"Tidak." jawab Lee Seol dengan pasti. "Aku tidak berpikir bahwa orang-orang akan melakukan atau mengatakan hal itu. Tapi, aku pikir Park Hae Young akan melakukan atau mengatakan hal itu. Alasannya, karena aku sudah tidak memiliki apapun. Jadi, aku berpikir bahwa Park Hae Young dapat melindungiku. Tapi, kenapa kau malah melakukan hal itu? Kenapa kau melakukan hal itu padaku?" Lee Seol sudah membangun kepercayaan pada Park Hae Young, tapi ternyata kepercayaannya itu salah.


"Siapa kau? Siapa aku untukmu? Kenapa aku harus melindungimu? Kau tidak memiliki alasan yang jelas, kenapa aku harus melindungimu? Apa aku yang menjauhkanmu dengan keluargamu? Tidak. Semua itu adalah keputusanmu. Kau sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan keluarga angkatmu. Jadi kau bukan lagi bagian dari mereka, benar?" jawab Park Hae Young.


"Situasi bertambah buruk setiap kali kau bangun. Tapi kau malah bertindak seolah-olah semua itu hanya permainan. dan dengan semua itu, kau ingin menjadi seorang Princess? Kau ingin kembali? Apa kau ingin kembali ke keluargamu dan membiarkan mereka memaafkanmu? Apa kau berharap kau akan memiliki keluarga? Lalu keluarlah dari istana dan jangan menjadi Princess. Kembalilah pada keluargamu dan jangan mengharapkan untuk menjadi Princess!!" Park Hae Young meninggikan suaranya. Ia lalu melepaskan tangan Lee Seol lalu kembali masuk ke dalam ruangan. Lee Seol terdiam, lalu kembali menangis.


Lee Seol masih tetap menangis di depan pintu ruangan Park Hae Young. Park Hae Young mulai merasa bersalah. Ia menelpon pelayan, agar pelayan mengantarkan Lee Seol kembali ke kamarnya.


Sebagian pelayan mulai membicarakan tentang Lee Seol. Mereka membicarakan hal yang buruk. "Apa Princess gila, kenapa ia melewatkan Press Conference?"
"Dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Aku pikir kita yang akan kena sasarannya. Aku dengar, ia tinggal di luar semalam. Meskipun ia belum begitu dewasa, tapi Princess macam apa itu?"
"Mereka bilang, ia hidup sebagai yatim piatu. Jadi, mungkin ia tumbuh tanpa adanya etika kehidupan yang baik."


Asisten Pribadi Lee Seol tidak terima kalau Princess-nya itu dijelek-jelekan seperti itu. Ia lalu berkata dengan kesal, "Yaa.!! Apa kalian gila.. Apa kau lupa. Kita memasuki istana untuk melindungi dan mengaja Princess. Kau bahkan tidak tau apa yang sedang terjadi. Jadi bagaimana bisa kalian membicarakan Princess dibelakannya. Siapa yang memberi makan kalian??"
"Apa kau gila? Dia pikir dia itu Princess?!" jawab pelayan yang lain.
"Apa?! Kau ingin aku hajar?" Asisten pribadi Lee Seol sangat kesal.


Kalau Ketua pelayan tidak segera datang, para pelayan itu akan adu tinju. haha
"Semua kembali ke tempatnya masing-masing.. Direktur akan segera tiba." jawab ketua pelayan.

Oh Yoon Joo datang, ia segera berkata "Karena semuanya sudah berkumpul di sini, mari kita mulai. Apa diantara kalian ada yang melihat Princess meninggalkan istana kemarin? Kalau ada, tolong jujur padaku dan katakan padaku."


Semua diam, terutama asisten pribadi Lee Seol.
"Tidak ada yang tau? Atau kalian mencoba berpura-pura tidak melihatnya? Aku pikir, tidak ada seorang pun di istana ini yang memiliki kewibawaan dan rasa malu. Apakah karena kalian masuk ke istana karena Princess?" ucap Oh Yoon Joo, ia melirik ke arah asisten pribadi Lee Seol.
"Baiklah, untuk saat ini aku tidak akan membahas lagi masalah itu. Tapi, apapun yang dilakukan Princess, apapun pekerjaan besar atau kecil yang ia lakukan. Apapun yang lakukan, entah itu ia melangkah ataupun terbatuk. Aku harus mengetahui semuanya. Kalau sekali lagi, Princess keluar istana tanpa izin dariku, maka setiap orang dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban. Dan pastikan, kalian berada di pihak ku dan tidak melawanku." ancam Oh Yoon Joo. Mau tidak mau pelayan itu harus mematuhi semua aturan yang dibuat oleh Oh Yoon Joo, aturan yang membuat Lee Seol semakin kesulitan saat tinggal di istana.


Lee Seol masih berusaha agar bisa berbicara dengan ibunya. Ia sudah berkali-kali menelpon ibunya tapi tidak juga diangkat. Di rumah Lee Seol, Lee Dan melihat handphone Ibunya berdering. Saat mengetahui kalau Lee Seol yang menelponnya, ia segera membalas sms ke nomor Lee Seol melalui ponsel ibunya.


Lee Seol senang karena ibunya mengiriminya sms, padahal bukan ibunya yang mengirim sms itu tapi Lee Dan.
Lee Seol terkejut membaca sms yang diterimanya. Isi smsnya :
Mulai dari sekarang, jangan menghubungiku lagi.

Lee Seol sedih, ia lalu bergegas mengambil mantel dan berlari keluar kamar. Ia harus berbicara langsung dengan ibunya, jadi Lee Seol memutuskan untuk pergi ke rumahnya.
Tapi, belum sempat Lee Seol keluar kamar, asisten pribadinya segera mencegah Lee Seol "Yang Mulia, kau akan pergi kemana?"
"Aku pasti akan kembali. Aku harus pergi ke rumah sekrang." jawab Lee Seol dengan terburu-buru.
"Tidak boleh, Princess. Mulai dari sekarang. Setiap kali kau keluar dari istana, kau harus mendapat izin dari Direktur Oh Yoon Joo." jawab Asisten pribadi Lee Seol dengan ragu-ragu. Ia sebenarnya tidak tega untuk mengatakan hal itu.
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan melakukan hal itu lain waktu. Aku harus benar-benar pergi sekarang. " jawab Lee Seol.
"Yang Mulia. Kalau kau keluar istana, aku akan melaporkannya pada Direktur. Kalau tidak, aku akan dipecat. Sama dengan pelayan yang lainnya."
"Maafkan aku."
"Yang Mulia. Aku memohon padamu."


Lee Seol paham dengan keadaan asistennya itu, lalu ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah untuk menemui ibunya. Lee Seol berdiam diri di kasur. Asisten pribadi Lee Seol datang untuk mengatakan kalau Oh Yoon Joo ingin menemui Lee Seol. "Yang Mulia. Yang Mulia.. "
"Maafkan aku. Tapi aku ingin sendiri." jawab Lee Seol.
"Bukan begitu, tapi.."

Oh Yoon Joo masuk begitu saja ke dalam kamar Lee Seol, ia berkata "Biarkan aku yang mengatakannya."
"Tolong tinggalkan kami berdua." pinta oh Yoon Joo pada pelayan.
Asisten pribadi Lee Seol mengerti, ia lalu meninggalkan kamar.

"Aku bilang, aku ingin sendiri." kata Lee Seol.
"Kau akan mati." ancam Oh Yoon Joo.
"Apa maksudmu? Sekarang kau membuat hidup seseorang seperti mayat, begitu?" jawab Lee Seol.
"Apa kau pikir, aku melakukan hal itu? Semua ini adalah kelakuanmu. Anak dari mantan narapidana, tidak menghadiri Press Conference. Itu menjadi topik yang paling dicari di Internet. Dan anak perempuan lain dari narapidana mengatakan kalau ia tidak memiliki hubungan lagi dengan Princess. Aku tidak tau, kapan kau berada di rumah sakit saat tengah malam, tapi sepertinya itu juga sudah menjadi sejarah kematianmu."
"Sejarah kematianku? Kau dapat melihat kalau aku masih hidup. Katakan pada mereka, kalau hal itu tidak benar." jawab Lee Seol.
"Itulah masalahnya. Disamping kau masih bisa hidup sekarang, apa yang dapat membuktikan kalau hal itu tidak benar? Kau kabur dari press conference. Kerajaan sedang dalam masalah. Otoritas Princess?"

"Jadi apa?" tanya Lee Seol kesal.
"Bukankah semua sejarah, paling tidak harus menjadi kenyataan? Ganti bajumu. Pergi ke rumah sakit segera dan berpura-puralah sakit." suruh Oh YoON jOO. Ia menyuruh hal itu, agar terciptanya satu alasan kenapa Lee Seol tidak menghadiri Press Conference.
"Pergilah." Suruh Lee Seol.
"Bangun sekarang juga."
Lee Seol menyuruh Oh Yoon Joo keluar dari kamarnya. "Keluar."

Karena kesal, ia lalu menelpon asisten pribadinya. "Masuklah." pinta Lee Seol pada asisten pribadinya.
"Kau memanggilku, Yang Mulia."
"Siapkan pakaianku, sesuatu yang rapih." pinta Lee Seol. Asisten itu mengerti lalu segera melaksanakan perintah Lee Seol.
Sekarang, Lee Seol yang memberikan perintah pada Oh Yoon Joo, "Dan kau Direktur Oh Yoon Joo. Dirimu dan semua staff, panggil mereka semua dan suruhlah berkumpul sekarang juga. Sebagai seorang Princess, ada sesuatu yang harus aku katakan."


Karena kesal, ia lalu menelpon asisten pribadinya. "Masuklah." pinta Lee Seol pada asisten pribadinya.
"Kau memanggilku, Yang Mulia."
"Siapkan pakaianku, sesuatu yang rapih." pinta Lee Seol. Asisten itu mengerti lalu segera melaksanakan perintah Lee Seol.
Sekarang, Lee Seol yang memberikan perintah pada Oh Yoon Joo, "Dan kau Direktur Oh Yoon Joo. Dirimu dan semua staff, panggil mereka semua dan suruhlah berkumpul sekarang juga. Sebagai seorang Princess, ada sesuatu yang harus aku katakan."


Lee Seol menyiapkan dirinya. Seluruh staff istana sudah berkumpul di ruang tengah yang megah, termasuk Park Hae Young, Oh Yoon Joo dan Profesor Nam Jung Woo. Lee Seol memperhatikan sekelilingnya. Ia melihat ke barisan pelayan, ia mencoba mencari asisten koki -Gun I- tapi ia tidak menemukan Gun-I di barisan itu.



Lee Seol naik ke atas sofa, dan ia lalu berkata. "Kalian semua, aku menyuruh kalian untuk datang berkumpul secara tiba-tiba.. Maafkan aku. Tentang diriku yang tidak menghadiri Press Conference, maafkan aku. Karena ketidakhadiranku dalam Press Conference, aku menyadari ada banyaknya rumor buruk tentangku. Dan aku. Mulai sekarang. Akan membersihkan rumor yang tidak baik itu. Mulai dari sekarang."



Seluruh staff terus memperhatikan Lee Seol. Profesor Nam Jung Woo tersenyum melihat apa yang dilakukan Lee Seol.

"Aku tidak tau apa yang seharusnya aku lakukan. Situasi seperti ini tiba-tiba menjadi sesuatu hal yang sangat menakutkan bagiku. Alasanku memasuki istana adalah untuk membersihkan nama baik ayahku. Tapi, sekarang semuanya sudah jelas. Dan ayahku bukan hanya ayahku, tapi ia juga bagian dari sejarah istana. Untuk itu, pembentukan kembali keluarga kerajaan, akan aku lakukan lagi. Dan akan diadakan lagi press conference." ucap Lee Seol dengan tegas.
Oh Yoon Joo menyela, "Hal itu sudah dilakukan."
Lee Seol menjawab, "Jadi, persiapkanlah karena kita akan mengadakan hal itu lagi."


Oh Yoon Joo berbicara dengan Park Hae Young.
Oh Yoon Joo berkata, "Kenapa seperti ini? Apa yang terjadi semalam? Kenapa ia bertindak seperti itu?"
"Itu memang yang akan terjadi cepat atau lambat. Apa yang salah?" jawab Park Hae Young dengan ringan.
"Yang ia rencanakan tidak benar. Demi aku dan kau, hal itu tidak boleh dilakukan." pinta Yoon Joo.
"Lakukan saja. Dan kalau kau memerlukan bantuan, kau bisa menyuruhku." jawab Park Hae Young.



"Sebenarnya apa yang kau rasakan? Apa kau akan benar-benar bermaksud untuk membiarkannya menjadi seorang Princess? Kau dan aku berada di tempat yang sama, begitulah yang aku pikirkan. Bukankah kita di posisi yang sama?" tanya Oh Yoon Joo, memastikan kalau dirinya dan Park Hae Young berada di kubu yang sama.
"Di posisi yang seperti apa?" jawab Park Hae Young. Jawaban yang bagus.. haha.
"Kau bertanya seperti itu karena kau tidak tahu? Apa kau masih ingin menikahiku?" tanya Oh Yoon Joo seraya menahan tangis.
"Bukankah, aku sudah mengatakan padamu, kalau aku tidak memiliki uang, maka aku tidak akan menikahimu. Itulah hal yang paling baik menurutku." jawab Park Hae Young.


"Kenapa hal itu menjadi hal yang paling baik untukmu? Apa itu hanya sebuah alasan agar kau bisa lari dariku? Semua kenangan yang kita jalani bersama, apa itu hanya sebuah lelucon."
"Yoon Joo-ah."
"Kenapa kau memikirkan bahwa yang aku inginkan hanya uang?"
Park Hae Young mengatakan hal yang sebenarnya, "Kau salah paham.. Okay. Itu memang benar karena aku tidak lagi mengharapkanmu, tapi.. aku ingin kau bahagia. Ayahmu sudah mengabdi pada keluargaku. Paling tidak aku harus membayar semua itu padamu."
"Jadi lakukanlah sekarang juga. Aku tidak bermasalah kalau kau menjadi miskin. Jadi lakukanlah sekarang. Kau tidak dapat menjawabnya. Kalau kau menjawabnya nanti, maka tidak akan ada jalan keluar. Dan itu artinya, kau akan beralih pada gadis itu. Apa itu benar seperti itu?" tanya Oh Yoon Joo.
"Aku mengerti apa yang kau pikirkan sekarang, tapi.. Aku tidak akan melakukan apapun padanya. Tidak akan." jawab Park Hae Young.
"Kau mungkin tidak menyadari hal itu. Tapi kau sudah melakukannya."


Lee Seol berada di ruangannya, ia masih gugup dengan apa yang barusan ia lakukan. Profesor Nam Jung Woo masuk ke ruangan Lee Seol. Ia memperhatikan Lee Seol dari kejauhan, lalu tersenyum melihat Lee Seol yang berjalan mondar mandir.
"Baru-baru ini sangat cool." ungkap Profesor.
"Benarkah?" tanya Lee Seol, ia tersenyum.
"Yah..Itu sangat baik." jawab Profesor seraya berjalan menghampiri Lee Seol.
"Aku tidak mau kehilangan apapun. Meskipun press conference akan diadakan lagi, paling tidak aku harus kembali ke rumah dulu. Karena, keluargaku sangat penting ketimbang sejarah negeri ini. Situasi berubah menjadi seperti ini, aku tidak boleh lagi membuat kekacauan." jawab Lee Seol.


"Ada kemungkinan mereka akan bekerja keras.Bisakah kita duduk?" pinta Profesor.
"Ya." Lee Seol tersenyum senang.
"Ini. Jangan lupa. Untuk warga korea, ini adalah sebuah sejarah. Tapi untukmu, ini adalah bagian dari keluargamu." Profesor Nam Jung Woo menyerahkan satu dokumen bersejarah pada Lee Seol.
"Ini tentang kakekku. Aku sudah sibuk dengan urusan ayahku, aku bahkan tidak memikirkan tentang kakekku. Apa kakekku juga memiliki pengaruh besar atas kemerdekaan korea?" jawab Lee Seol. Ia senang sekali bisa mengetahui masa kejayaan kakeknya.
"Kerja kerasnya lebih dari apapun. Dan dia juga merupakan seseorang yang mengakhiri semua persengkataan."


"Apa kau memberikan semua ini padaku?" tanya Lee Seol.
"Tidak." jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Aku menunjukkan, apa yang sudah aku teliti."
"Profesor." Lee Seol tertawa terbahak, lalu kemudian ia menahan tawanya, mengingat dirinya adalah Princess. "Oh, benar. Martabat, martabat."
"Kau sedikit tidak berlaku baik." ucap Lee Seol pada Profesor Nam JUng Woo.
"Whoa, kalau kau berbicara seperti itu, kau sudah seperti layaknya seorang Princess." jawab Profesor.
"Profesor, kau baru saja berpikir bahwa aku sangat cute, bukan?!" terka Lee Seol.
"Oh, ya.. Hatiku berdebar-debar." jawab Profesor.. Hehe..
"Ah, pembohong." Lee Seol kembali tertawa.


"Meskipun hanya sebuah penelitian, tapi hal itu bisa membuatnya tertawa. Apa kau tau, bagaimana perasaanku?" tanya Profesor. "Hatiku seperti meledak-ledak, dan itu sangat membuatku bangga."
"Terimakasih, Professor. Tapi, apa aku benar-benar bisa melakukan hal yang terbaik?" tanya Lee Seol.
"Tentu saja. Kau murid siapa dulu?? Seol, mulai sekarang dan nanti, setiap hidupmu akan diabadikan untuk sejarah untuk kepentingan masa yang akan datang. Seperti sejarah itu." Profesor menunjuk dokumennya. "Jadi, jangan lagi menulis surat cinta. Dan jangan lagi menulis surat kepada seseorang atau mengatakan bahwa -aku merasa seperti di surga.- kepada siapapun. Jangan berbicara seperti itu. Mengerti?"
"Kau datang ke sini, untuk membuatku tertekan kan?"
"Apakah aku sangat berlebihan?"
"Kalau mereka akan menuliskan sejarahku, maka aku harus mengatasi semua masalah."



Lee Seol berada di tempat favoritnya, di sebuah mobil tua. Ia membawa cemilan dan sebuah buku. Lee Seol menulis sesuatu yang aneh. "Judul, meninggalkan forum dengan cepat. Pancaran keinginan. Apa kau tau tentang kas? Menjadi kaya. Bagaimana cara menjadi kaya. Angkat kepalamu pagi-pagi sekali. Mari kita menari."

Lee Seol membuka iPadnya, ia mengecek satu situs. "Ah, buruk sekali.. Aku sudah membuat 300 postingan agar menjadi anggota VIP."

Lee Seol menelpon,
"Aku harus meninggalkan forum dulu. Tapi semua posting yang aku buat, jangan ada yang di delet. Bukan ini bukan seperti itu. Itu hanya gosip mengenai seseorang. Tidak, tidak. Jangan katakan apapun. Tidak bisakah kau hanya mengembalikan keanggotaanku sementara waktu? Ah, semua orang memiliki sejarah dan mereka pasti ingin mendelete salah satunya." Lee Seol terus berbicara di telepon tanpa menyadari Park Hae Young yang datang menghampirinya.




Menyadari Park Hae Young datang, Lee Seol segera menutup telepon. Ia meremas-remas kertas berisi tulisannya, lalu memasukkannya ke dalam mulut. hahaa..
"Apa ini?" Park Hae Young curiga. Ia mencoba menarik remasan kertas  yang ada di mulut Lee Seol.
Lee Seol semakin keras menggigit remasan kertas itu. Semakin keras Lee Seol menggigitnya, semakin keras pula Park Hae Young menariknya. Akhirnya Park Hae Young mendapatkan kertas itu. Ia membuka kertas yang lusuh lalu membacanya.
"Berikan padaku." pinta Lee Seol.
"Tunggu..Apa ini?"
"Kenapa kau membaca note milik orang lain, kembalikan itu padaku." Lee Seol kesal. "Kembalikan itu padaku."
"Kekejaman noona? Apa ini? Judulnya terlihat sangat dewasa. Apa kau menonton video porno?" tebak Park Hae young.
"Aku hanya melihat previewnya.." jawab Lee Seol. "Kau pikir, aku itu kau? Kembalikan padaku!"
"Bagaimana bisa kau mendelete itu semua, huh?" jawab Park Hae Young, ia mengerti bahwa Lee Seol ingin agar pihak web mengatasi masalah mengenai postingannya di situs itu.


Park Hae Young menelpon seseorang untuk mengatasi hal itu, "Oh ini aku. Aku ingin mengirimmu sebuah dokumen baru. Mengenai ID yang telah diregistrasi di sebuah web. Tunggu, apa kau juga menonton video porno dari negara lain juga? Hapus saja semua account ID itu, hari ini harus selesai. Aku serahkan semua ini padamu."

"Kenapa kau baik padaku dan pada akhirnya kau menusukku dari belakang? Apa ada sesuatu lagi yang kau inginkan?" tanya Lee Seol yang mulai curiga. "Atau kau akan mengirimkan seorang pembunuh atau seorang ahli pedang untuk membunuhku saat aku tidur?"
"Berhenti menonton drama dan film porno." ucap Park Hae Young.
"Bukan film porno." jawab Lee Seol. Park Hae Young tertawa.


"Kenapa? Kenapa kau tertawa di depan seseorang yang akan mengambil semua harta warisanmu?"tanya Lee Seol.
"Apa kemampuanmu cukup untuk melakukan hal itu?" tanya Park Hae Young.
"Apakah aku mampu atau tidak, apakah kau ingin melihat hal itu?"
"Kalau kau ingin melihat seberapa kuat sebuah tanaman, kau harus melihat tunasnya terlebih dulu." Park Hae Young berfilosofi.
"Kau tau segalanya. Kenapa kau seperti ini? Yang aku lakukan adalah menjadi seorang Princess."
"Benar. Semua orang di negara kita pasti berpikir kalau Princess negara kita sangat cantik." Park Hae Young memuji Lee Seol kali ini. hahaa..
"Kau.. Apa? Apa yang baru saja kau katakan?"
"Kau cantik." ulang Park Hae Young.
Lee Seol sedikit terkesima, "Kau bilang aku cantik, dan kau akan meninggalkanku lagi seperti waktu itu?"
"Apa hatimu berdebar sekarang?" tanya Park Hae Young.
"Apa kau mencoba mengujiku sekarang?"
"Aku menguji diriku sendiri." jawab Park Hae Young.


Kemudian, Asisten Pribadi Lee Seol datang menghampiri mereka. Ia mengatakan, "Kalian disini. President sedang menunggumu, ia sangat ingin makan malam bersamamu."
"Aku?" tanya Lee Seol.
"Kalian berdua." jawab Asisten.
"Aku mengerti." jawab Park Hae Young.


Lee Seol, Park Hae Young, Oh Yoon Joo, Profesor Nam Jung Woo dan Kakek Park Hae Young berkumpul di meja makan.
Kakek berkata dengan senang, "Setelah mendengar kalau kau akan mengadakan kembali press conference, aku merasa sangat senang."
Lee Seol menjawab. "Aku tau kau sangat mengkhawatirkanku setiap waktu. Tapi, aku pikir kau harus beristirahat lebih banyak sekarang. Aku memang tidak mengetahui, apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi apapun itu, aku akan melakukannya dengan bekerja keras."


"Kau sangat terlihat seperti ayahmu. Kalau kau ingin seperti kakekmu, kau harus bisa menyelesaikan semua yang harus kau selesaikan, Yang Mulia." jawab Kakek.
"Profesor Nam tolong bantu dia." pinta kakek. "Yoon Joo juga, dan kau juga."
"Karena ia adalah muridku, aku akan mengajarkan banyak hal padanya. Dia memiliki kemampuan untuk membuat semua orang dilingkungannya merasa senang." jawab Profesor nam Jung Woo.


"Alasanku memanggil kalian untuk berkumpul makan malam ini adalah untuk membicarakan tentang press conference. Tapi lebih penting, aku akan membahas sebuah masalah. Karena masalah Dae Han Group selalu bisa berdampak buruk bagi Princess. Aku dan kalian semua mengetahui betapa sulitnya untuk mengambil dukungan dari masyarakat. Untuk itulah, aku memanggil kalian ke sini. Seperti yang kalian ketahui, aku sudah tidak lagi memiliki waktu yang banyak. Ada sesuatu hal yang harus kalian lakukan untukku." ungkap kakek.
"Apakah itu?" tanya Oh yoon Joo dengan sopan.



"Hae Young dan Yoon Joo, menikahlah. Kau harus cepat menyusun semuanya dan menetapkan tanggal pernikahan kalian lalu menginformasikannya kepada publik. Dan semua pembicaraan buruk mengenai Park Hae Young dan Princess akan segera berakhir. Dan itu juga menandakan bahwa tidak ada lagi jarak yang memisahkan antara istana dengan Dae Han Group. Kenapa kalian tidak menjawab?" tanya Kakek.
Ucapan kakek itu membuat semua terdiam. Lee Seol dan Profesor menatap Park Hae Young dan Oh Yoon Joo.
Akhirnya, Park Hae Young berkata "Ya. Aku akan melakukan itu. Bukan karena Keluarga kerajaan, juga bukan karena keinginan kakek, karena aku juga mengharapkan pernikahan ini."
Tapi, aneh. Jawaban yang bertolak belakang dilontarkan oleh Oh Yoon Joo, "Tidak. Aku tidak ingin menikahi oppa."

Related Posts by Categories

0 komentar: