My Princess Episode 10

Posted: Senin, 14 November 2011 by khyunkhyun in Label:
0

"Apakah Kau berharap bahwa Hae Young oppa tidak akan datang menjemputku?" tanya Oh Yoon Joo dengan sinis.
"Ya." jawab Lee Seol dengan awal yang enggan. "Aku berharap ia tidak akan datang."
"Tapi apa yang harus dilakukan? Dia sudah datang." jawab Oh Yoon Joo, ia melihat ke sudut jalan lalu mendapati Park Hae Young berjalan ke arahnya.
Dengan dramatis, Oh Yoon Joo berlari ke arah Park Hae Young dan ia langsung memeluk Park Hae Young. Park Hae Young tidak datang sendiri, ia datang bersama profesor Nam Jung Woo.

"Terima kasih sudah datang." ucap Oh Yoon Joo pada Park Hae Young, ia masih memeluk Park Hae Young. Apa yang diucapkan Yoon Joo sebenarnya bukan untuk Park Hae Young karena mata Yoon Joo terus menatap Profesor Nam Jung Woo. Yoon Joo seolah-olah berkata pada Profesor Nam Jung Woo.
"Kau harus menunggu lama?" jawab Park Hae Young. Park Hae Young pun sama, ia menjawab bukan benar-benar menjawab pertanyaan Yoon Joo, tapi Park Hae Young seolah-olah berbicara secara tidak langsung pada Lee Seol. Lee Seol menatapnya, ia mencoba untuk tidak menangis.
"It's ok. Karena aku tahu Kau akan datang." jawab Oh Yoon Joo.

"Udara sangat dingin, Kau harusnya menunggu di dalam." ucap Park Hae Young. Ia dan Lee Seol masih terus bertatapan.
"Bahkan hanya satu detik saja, Aku tidak sabar untuk bertemu Kau." jawab Yoon Joo.
Park Hae Young melepaskan rangkulan Yoon Joo, lalu berkata, "Jika Kau minum alkohol dan menghubungiku, Aku akan berlari ke sini tak peduli kapanpun itu."
"Aku tahu." jawab Oh Yoon Joo.
"Bahkan jika Kau menelepon Aku karena permainan kekanak-kanakan permainan seperti ini lagi. Aku masih wajib untuk datang." ucap Park Hae Young.
"Aku tahu itu." jawab Yoon Joo.
"Kau ..." Park Hae Young menoleh ke arah Profesor Nam Jung Woo. "Kau mungkin bertanya-tanya siapa salah satu dari kami yang akan datang, antara aku dan dia. Benar? Tapi ... Itu bukan aku. Namun, aku akan tetap memegang tanganmu di sini. Dan ...Dan membawamu pergi." ujar Park Hae Young. Ia memegang tangan Yoon Joo.
Yoon Joo mengerti perkataan Park Hae Young, ia berkata "Karena Seol Lee? Jadi dia dapat melihatnya?"
"Yeah."
"Oppa ... Kau berutang padaku." jawab Yoon Joo.
"Oke. Mari pergi!"
Lee Seol yang sedari tadi memperhatikan Park Hae Young akhirnya memanggil Park Hae Young, "Mr P.Jangan pergi! Jangan pergi, Mr P. Tolong jangan pergi!" pinta Lee Seol. Park Hae Young hanya menghentikan langkahnya lalu pergi meninggalkan Lee Seol.

Di mobil, Park Hae Young dan Oh Yoon Joo.
"Kau pasti sangat menyukainya ... Seol. Denganku, kenapa ini tidak seperti itu?"
"Sebaiknya kau istarahat di hotel. Istana atau rumah .. tampaknya tidak ada yang nyaman. Pergi ke hotel hanya untuk mendapatkan malam yang terbaik." Park Hae Young mengalihkan pembicaraan.

"bodoh. Kau bodoh." ucap Lee Seol, ia kesal dengan sikap Park Hae Young.
Profesor Nam Jung Woo datang menghampiri Lee Seol. Ia mencoba menenangkan Lee Seol.
"Apakah Kau baik-baik saja?" tanya Profesor Nam Jung Woo.
"Hal ini memalukan bagiku, jadi pergilah, Profesor." ujar Lee Seol.
"Bahkan jika Kau terus seperti ini, mereka tetap tidak akan kembali." jawab Profesor.
"Hanya saja ... Dia tidak akan datang, kan? Mr P tidak datang. Begitu dia meninggalkan aku, maka dia benar-benar meninggalkan Aku. Itu bukan gaya untuk datang kembali."
"Apakah Kau ingin pergi makan sesuatu yang manis?"
"Sesuatu yang manis?"

"Makan makanan yang manis akan sangat membantu keadaan hatimu. Dari pengalamanku seperti itu."
"Profesor, Kau yang akan mentraktirku kan?" pinta Lee Seol seraya tersenyum.
"Cuaca benar-benar dingin ..." Profesor mengalihkan pembicaraan. hehe..

Lee Seol belum juga kembali ke istana. Park Hae Young mulai cemas, ia menyuruh asisten pribadi Lee Seol untuk terus menghubungi Lee Seol.
"Belum." jawab Asisten Lee Seol.
"Belum?" tanya ulang Park Hae Young.
"Dia tidak menjawab teleponnya. Jika dia tahu, aku benar-benar akan dipecat saat ini juga." ucap Asisten Lee Seol.
"Dapatkah Kau meneleponnya sekali lagi?" Pinta Lee Seol.
"Aku sudah menelepon terus menerus, tapi ... Tapi teleponnya telah dimatikan untuk sementara waktu."
"Apa yang Kau katakan? Mungkin. Dapatkah Kau menghubungi Profesor Nam Jung?" saran Park Hae Young. Ia tidak bisa menutupi rasa kekhawatirannya.
"Apakah mereka bersama-sama?" tanya Asisten Lee Seol, sebelum menelpon Profesor. "Nam Jung Woo tidak menjawab?"

Lee Seol ternyata sudah kembali ke istana, ia bahkan sedang membuat ramen di ruang makan. Park Hae Young terkejut melihat Lee Seol yang sudah ada di istana.
"Omo.." Lee Seol terkejut juga. Karena panik, ia segera meninggalkan kompor listrik yang masih menyala dan meninggalkan begitu saja ramen yang sedang dibuatnya.
"Apakah Kau tidak akan mematikan ini?" tanya Park Hae Young.
Mendengar hal itu, Lee Seol lalu kembali untuk mematikan kompor. Lalu segera pergi. Tapi, langkahnya kembali tertahan karena perkataan Park Hae Young.
"Bagaimana dengan sampahnya?" ucap Park Hae Young.
"Hah?"
"Apakah Kau akan membawa kulit telur? Ini!"
"Ah! Mr Park Hae Young, Kau bisa memakannya." jawab Lee Seol kesal.

"Aku tidak makan ramen dengan telur di dalamnya." ujar Park Hae Young.
"Buang saja kalau begitu." jawab Lee Seol.
"Aku pikir Kau bilang Kau tidak orang-orang yang mempermainkan makanan."
"Tiba-tiba aku tidak merasa seperti itu lagi." Lee Seol menatap kesal ke arah Park Hae Young. "Aku melihat seseorang dan nafsu makan Aku benar-benar menghilang. Jadi apa yang harus Aku rasa lakukan?"
"Bagaimana bisa Kau merasa seperti itu? Mulai sekarang, pikirkan ketika Kau bernapas juga. Kau bilang pada dunia Kau Kau adalah sang putri. Jadi Kau harus dan akan melakukan segala sesuatu dengan tekun. Sehingga Kau bisa mengawasi setiap perilakumu." Park Hae Young mulai menasihati Lee Seol.
"Wow! Apa-apaan ini, kau berbicara seperti itu secara tiba-tiba? Itu karena Direktur Oh. "
"Karena Direktur Oh, Kau tidak menjawab teleponmu? Mengapa Kau tidak menjawab telepon?" tanya Park Hae Young.

"Untuk membuat Kau sedikit menderita. Jika Kau meninggalkan putri, Kau harus menderita setidaknya sedikit." jawab Lee Seol.
"Pria tidak akan menderita pada wanita yang sudah mereka tinggalkan. Jadi jangan buang energimu pada sesuatu yang sia-sia, dan lebih baik masuk ke dalam dan tidur. Dan hal terakhir. Aku tidak suka susu." jawab Park Hae Young.
Merasa bersalah karena perbuatannya tadi, Oh Yoon Joo datang ke tempat Profesor Nam Jung Woo. Profesor baru saja datang, langkahnya tertahan di taman depan rumahnya saat melihat Oh Yoon Joo yang ada di depan pintu. Oh Yoon Joo tidak menyadari kalau di belakangnya, Prof sedang memperhatikannya. Oh Yoon Joo dengan ragu, ia mencoba membuka sandi pintu Profesor. Ia sedikit terkejut karena sandinya tetap sama seperti dulu saat Prof dan dirinya masih berpacaran. Oh Yoon Joo lalu mengerti kalau Prof masih mengharapkannya. Ia lalu berbalik untuk kembali. Oh Yoon Joo dan Profesor saling berpapasan. Oh Yoon Joo berkata, "Kode sandi ini masih sama. Nomor I.D siswaku. Kenapa Kau tidak mengubahnya?"
"Itu terlalu mengganggu."
"Aku tahu."


Pagi harinya, Asisten pribadi Lee Seol membangungkan Lee Seol. Ia membawakan banyak hadiah dari penggemar Lee Seol.
"Putri! Silakan bangun. Lihatlah ini! Silakan lihat ini! Putri ~! Silakan bangun."
"kenapa? Kenapa? Kenapa?" ucap Lee Seol dengan masih mengantuk.
"Silakan lihat ini."
"Apa semua ini?"
"Surat Penggemar dan Hadiah untuk Putri."
"Untuk Aku?" tanya Lee Seol heran. Ia sudah benar-benar menjadi bintang sekarang.
Dikamar, Park Hae Young juga mengecek website-website yang yang berkaitan dengan berita Lee Seol.
"putri bertelanjang kaki, sangat menyentuh hati warga. Peresmian kekaisaran Keluarga berhasil diselesaikan. Putri Lee Seol menyatakan niat untuk membuat keluarga kekaisaran dengan berkomunikasi dengan warga." Park hae Young tersenyum setelah membaca hal itu.

Kemudian, ia mendapat telepon dari Lee Seol.
"Apa?" jawab Park Hae Young.
"Kau masih tidur? Saat ini, Istana dalam kekacauan." kata Lee Seol.
"Apa itu?"
"Ada sesuatu yang Aku butuh diskusikan dan Aku berpikir Kau orang yang tepat untuk diajak bicara. Aku pikir Aku perlu berbicara dengan seseorang yang tidak peduli tentang aku." Lee Seol mengatakan maksudnya kenapa ia menelpon Park Hae Young.
"Kau baru saja bangun dan sudah membuat semuanya berantakan?"
"Aku berencana untuk membuat masalah."
"Apa?"
"Pertama kali aku melihatmu .. Rasanya seolah-olah 6 juta watt listrik menembus hatiku. Aku pasti telah dikirim ke planet yang disebut Bumi ini untuk melihat Kau. Ini ungkapan yang ditulis kepadaku dalam sebuah surat penggemar." Lee Seol berkata dengan nada bangga.
"Seperti apa orang gila ini?" ejek Park Hae Young.
"Sepertinya pengirimnya adalah Kim Seong Won, seorang penerjemah di Kantor Urusan Diplomatik. "
"Apa katamu?" Park Hae Young terkejut. "hhh sungguh, idiot itu. Orang itu hanya ingin berkencan dengan putri. Buang saja."
"Aku tidak bisa melakukan itu. Mulai sekarang, aku akan membalas semua surat Aku. Mulai pagi ini, Aku telah mengirim balasan untuk 500 orang." jawab Lee Seol.
"Hei, Kau gila? Apa yang kamu lakukan?"
"Kenapa Kau ingin ikut campur dengan semua urusanku."


Park Hae Young segera menyita barang-barang elektronik milik Lee Seol. Ia menaruhnya di laci meja kerjanya. Park Hae Young berkata, "Untuk saat ini, internet adalah dilarang. Kau bahkan tidak bisa mengecek emailmu."
"Aku meminta orang untuk mengirimkanku mail. Apakah itu masuk akal kalau sekarang kau malah mengambil dan mengacaukan semuanya?" Lee Seol protes.
"Respon apa yang bisa Kau berikan untuk mereka?" tanya Park Hae Young.
"Segala sesuatu selain berat badan Aku?"
"Kau tidak bisa merespon apapun apa pun kecuali nama, berat badan, dan sekolah. Kau tau berapa banyak anggaran belanja seluruh masyarakat?" tanya Park Hae Young.
"Pasti sangat banyak."
"Benarkah? Kemudian, haruskah kita meningkatkan anggaran belanja kita atau tidak? Bukankah dengan meningkatkan hal itu adalah hal yang baik? Bagaimana jika kita harus mengurangi anggaran pertahanan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggaran belanja kita?"
"Itu ..." Lee Seol berpikir, apa yang dikatakan Park Hae Young ada benarnya juga.
"Nah apa yang harus dilakukan? Apakah Kau mendapatkan ide sekarang? Jadi jangan menjawab pertanyaan: Apakah warna biru lebih baik dari warna merah? Apakah Kau naik bus atau taksi ... Tidak menjawab pertanyaan. Kau tidak boleh berkata apa-apa karena dapat menyebabkan kesalahpahaman. Paham?"
"Oke, itu lebih baik." jawab Lee Seol mengeti dengan sungguh-sungguh.
"Lalu bagaimana dengan Mr. P apakah dia orang baik atau orang jahat?" tanya Lee Seol.
"Jangan menjawab." jawab Park Hae Young.
"Mengapa? Apakah ini pertanyaan politik? "
"Ini benar-benar adalah pertanyaan yang sangat politis, Jadi .. Jangan menjawabnya. Mengerti? Dan juga, kecuali aku menyetujui, Kau tidak bisa meninggalkan istana. Mengerti?"
"Apa-apaan itu? Meskipun demikian, apakah Kau pikir Aku akan mendengarkan Kau?"
"Lalu Kau pikir aku akan mendengarkan Kau? Hah?" ucap Lee Seol kesal.
Park Hae Young mendapatkan telepon dari pemerintahan. "Ya, Park Hae Young. Maksudmu besok?"

Park Hae Young datang untuk menemui Presiden. Presiden dengan maksud untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat ia hendak membuat satu rencana dengan memanfaatkan Lee Seol.
"Karena "pengabdian baru" sang putri terhadap tugas-tugasnya. Para gossipers rela membayar banyak untuk mendapatkan perhatiannya Untuk sementara, fashion dan musik adalah yang paling Putri senangi adalah berita utama mereka... dan ha itu akan menjadi tren baru. Dan sekalipun ia memanjat gunung itu, dia akan dianggap lawan politik yang kuat. Sebelum itu  kenapa aku tidak .. Menjadi bagian dari  organisasi yang mendukung Princess, dulu? Kita harus menemukan cara alami bagiku untuk masuk istana." ucap Presiden.

"Maaf, tetapi hal itu tidak bisa terjadi saat ini." jawab Park Hae Young yang tau bahwa presiden akan memanfaatkan Lee Seol.
"Kenapa?"
"Dia belum siap untuk berpartisipasi dalam acara-acara resmi."
"Itu sebabnya itu merupakan ide bagus. Tapi Kau masih tidak bisa membiarkan hal itu terjadi?"
"Aku pikir kita akan membutuhkan lebih banyak waktu." jawab park Hae Young.
"Fine. Jika Kau mengatakan begitu, Aku rasa itu memang seperti itu. Dalam hal ini, aku akan  menghubunginya dulu. Dia dari panti asuhan, sehingga akan wajar baginya dan Aku untuk berpartisipasi dalam acara-acara istimewa di panti asuhan. Biarkan ia keluar dari istana, Aku akan mengurus hal-hal lain."

Oh Yoon dan ayahnya saling berbincang.
"Bagaimana dengan Hae Young?" tanya Ayah Yoon Joo setelah meminum-minumannya.
"Dia telah pergi."
"Apakah Kau makan dengan baik?" tanya Yoon Joo.
"Tentu saja. Kau harus mengurus diri sendiri. Wajahmu sangat kurus."
"Itu memagn terlihat seperti ini." jawabYoon Joo.
"Aku mendengarnya dari Presiden bahwa kalian berdua akan menikah."
"Ya."
"Apakah Kau benar-benar berencana menikah?"
"Ya."
"Untuk alasan apa? Meskipun kalau monariki istana tersebut dibangun dan seluruh kekayaan harta kakek park hae young hilang?" tanya Ayah Yoon Joo.
"Itu tidak akan terjadi."

 "Ini akan berakhir seperti itu. Hae Young mengetahui tentang apa yang ayahnya lakukan." ujar Ayah Yoon Joo, Ayah Yoon Joo mencoba mengatakan semua beban yang sedang di pikul Park Hae Young.
"Kapan dia mengetahui hal itu? Kenapa harus terkejut, bukankah dia diusir dari negeri karena masalah keluarga kerajaan." terka Yoon Joo.
"Ada sesuatu yang tidak Kau tahu. Ayah Hae Young mungkin telah terlibat dalam kematian ayah sang putri.
Hae Young tahu tentang hal itu."
Mendengar hal itu, Oh Yoon Joo terkejut. "Apakah Kau mengatakan bahwa ayah hae young membunuh ayah putri? "
"Dalam pikiranku, Aku tidak berpikir bahwa itu benar."
"Kau mengatakan kalau hal itu masih ambigu?" tanya Yoon Joo yang sangat penasaran dengan keadaan yang sebenanrya.
"Apakah ayah hae young membunuh ayah putri atau tidak. Orang-orang yang mengetahui kebenaran adalah Ayah Hae Youngdan Kaisar Lee han. Siapa yang akan memverifikasi informasi? Hae Young menemukan orang seperti apa ayahnya, yang ia telah dihormati dan idolakan ... Ini harus sangat sulit baginya sekarang.
Ketika ketua ... Menyuruhnya untuk melayani negara, dia menjadi seorang diplomat tanpa menyesal. Sekarang Hae Young tidak dapat menjadi objek untuk masalah keluarga kerajaan. Dan Kau juga ... Kau tidak dapat menentang."

 Oh Yoon Joo berpapasan dengan Park Hae Young, tapi ia langsung menghindari Park Hae Young. Melihat hal itu, Park Hae Young lalu memanggil Yoon Joo. "Yoon Joo-ah! Apakah semuanya baik-baik saja?"
"Oppa ... Apakah Kau memiliki masalah?" Yoon Joo bertanya balik.
 Lee Seol masih berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarga angkatnya termasuk dengan kakak tirinya. Lee Seol mengiriminya sms "Unnie, Apakah Kau mungkin punya sedikit waktu? ...Aku ingin bertanya tentang sesuatu. Please hubungi Aku, Unnie."
Lee Dan- kakak Lee Seol kesal dengan sms dari Lee Seol. Beberapa saat kemudian, Lee Dan mendapat telepon dari Profesor Nam Jung Woo.
"Halo. Siapa ini? Jung Nam Profesor Woo? Ya."
Lee Seol lagi-lagi dikagetkan dengan kedatangan Park Hae Young yang tiba-tiba. Park Hae Young masuk ke dalam mobil bersejarah, ia lalu berkata, "Kau pikir Kau akan pergi kemana? Aku mendengar semuanya."
 "Ah. Itu ..."
"Nah itu .. Mengapa Kau gagap? Dalam situasi seperti ini, gagap memang sering terjadi .. Teman ayahku yang paling dekat ... Ayah ... Ayah meninggal dunia. Aku pikir Aku akan harus pergi ke sana dan membuat sup." kilah Lee Seol, ia sudah mendapat pemberitahuan dari pihak presiden kalau akan diadakan perayaan di panti asuhan. Agar mendapat izin dari Park Hae Young, mau tidak mau, Lee Seol harus berbohong.
"Benarkah? teman ayahmu dari ayahmu telah meninggal dunia? Itu akan menjadi saat Pertempuran lnchon (1950). Sup apa? Apakah Kau seorang prajurit? Hah? Omong kosong .. Bukankah Aku sudah katakan bahwa meninggalkan istana ini dilarang? Ahh .. ini adalah notebook yang harus di baca dan dipelajari. Baca ini dan duduk tenang. Mengerti?" suruh Park Hae Young seraya memberikan map untuk dipelajari oleh Lee Seol.
  "Ah, benar-benar! Apakah ia sekarang juga mengendalikan dengan siapa aku berteman?"
Lee Dan tanpa sengaja membaca pesan di handphone ibunya.
"Keranjang bunga yang Kau pesan telah dikirim untuk Ms Lee Seol. - Flower Princess"
"Mom. Apakah Kau mengirim bunga untuk Seol?" tanya Lee Dan kesal.
"Beberapa hari yang lalu, mereka mengadakan konverensi pers.. Kukatakan padanya untuk tidak
takut, untuk melakukan yang terbaik. "
"Apakah Kau memaafkan dia atas segala sesuatu yang ia lakukan?"
"Ibu dan ayah adalah orang-orang yang salah, aku harus memaafkannya. Dan ah, Aku sangat menyesal.
Sehingga tak ada yang menghalangi jalan Kau. Aku akan berusaha keras." Ibu mulai menangis.
"Mom ... Kau ibu siapa? Kau tidak memiliki hubungan darah dengannya"
"Dan ah,"
"Aku belajar keras untuk menjadi yang pertama di kelas. Aku pergi ke sebuah perguruan tinggi yang baik dan memenangkan banyak penghargaan. Mengapa Kau masih lebih mencintai Seol?"
"tidak seperti itu."
"Aku cinta kalian berdua. Anak-anakku. mengapa Kau berpikir hal-hal seperti itu? Dan ah, Aku melakukan kesalahan, Aku benar-benar minta maaf. Aku membuat kamu begitu sedih, Maafkan aku, ah Dan. Apa yang harus Aku lakukan? " jawab  ibu Lee Seol.
"Apakah Kau senang Seol menjadi putri?"
"Dan ah, Bagaimana bisa Kau mengatakan hal itu pada ibumu sendiri? Kau tahu benar bahwa itu tidak seperti itu.
 "Seperti kehidupanmu, Kau akan harus menjawab banyak pertanyaan sulit. Setiap jawaban yang Kau berikan, akan di kritisi dan akan menjadi berita utama. Tidak apa-apa untuk memberikan pendapatmu, tetapi Kau tidak dapat menjawab sembarangan. Apakah Kau mengerti?" ucap Park Hae Young.
"Aku tahu itu." Jawab Lee Seol.
"Kau tahu? Oke, Putri. Warna apa yang Kau suka?"  Park Hae Young mulai mengetes Lee Seol.
"Biru langit."
"Aku bilang tidak menjawab sembarangan. Penyanyi favorit?"
"John Park!" jawab Lee Seol dengan antusias.
"Tidak bisa hanya satu orang. Berikan beberapa contoh. Apa buku yang paling mengharukan Kau baca? "
"The Wicked Desires of the Female Professor""
"Bukankah itu... Apakah Kau membaca novel porno juga?"
"Aku salah. Itu seperti "what Men Live By."
 "Mereka hidup dengan erotika, kurasa. Kau bukan Lee Seol, tapi ternyata Kau Ya Seol (ya seol = erotika). Lihat sini! Strategi wawancara adalah untuk tidak menjawab dengan ekstrim. Jika Kau bersKaur kepada satu sisi terlalu kuat, Kau dapat diserang oleh pihak lain. Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit, Kau bisa melewatinya dengan joke. Itu yang terbaik."
"Yah  aku juga cukup pandai membuat lelucon." jawab Lee Seol.
"Benarkah? Kemudian, Putri ... Apakah Kau suka Park Hae Young atau Nam Jung Woo?" tanya Park Hae Young.
Lee Seol gugup, ia lalu berkata asal "Aku suka semua orang."
"Apakah Kau ingin mati?" Park Hae Young menyentak Lee Seol.
Hagahahaaa... Lee Seol mulai berubah menjadi mishil, ia mengikuti cara mishil berbicara. "Kau begitu kurang ajar! Itu adalah konspirasi!"
"Kau sudah mulai lagi."
"Tapi aku akan menyelamatkan hidupmu" ucap Lee Seol a.k.a fake mishil.. "Apakah kita bisa mengakhiri pelajaran hari ini?" pinta Lee Seol.
 "Ini bahkan belum 10 menit saat kita memulai pelajaran. Apa yang Kau pikirkan tengan keinginan rakyat jelata terhadap kerajaan?" tanya Park Hae Young lagi.
"cuaca hari ini begitu baik." jawab Lee Seol sekenanya.
"Apa yang Kau pikirkan tentang kebijakan mengenai pengangguran yang ditetapkan pemerintah?"
"Apakah Kau tidak memikirkan untuk berkunjung langsung ke lapangan?"
"Apa pendapat Kau mengenai reformasi yang dilakukan oleh Kauala muda mengenai kebijakan pemerintah?"
"Aku sangat lapar."
"Sejak kapan kulit Kau terlihat sangat cantik?"
"Aku haus, juga."
Dan semua pertanyaan di jawab oleh Lee Seol dengan jawaban yang kacau.
  "Bagaimana bisa aku harus menjawab pertanyaan seperti itu." Lee Seol protes. Ia kemudian berbalik bertanya pada Park Hae Young. Aku ingin bertanya. Apakah Kau masih musuh Aku?"
"pelajaran hari ini berakhir." jawab Park Hae Young mencoba mengalihkan pertanyaan Lee Seol.
"Aku pergi." ucap Park Hae Young seraya pergi.
"Jawab aku!" Lee Seol berlari mencoba mengikuti Park Hae Young. "Kau akan orang pengecut dan menghindari aku? Guru macam apa Kau? "
"Apa yang Kau dengar selama pelajaran? Aku bilang jangan menjawab jika Kau tidak bisa menjawab dengan hati-hati." jawab Park Hae Young dengan bijak.. haaha.
"Ini bukan masalah itu, ini tentang pribadi, jadi jawab Aku. Apa alasan Kau membantu Putri Lee Seol padahal dia adalah Kau? Kapan Putri Lee Seol terlihat paling cantik? Apa Kau masih berharap bahwa Aku bukan Putri? Apakah Kau lebih suka jika Aku bukan seorang putri?"
"Aku bilang pelajaran selesai."

 Profesor Nam Jung Woo mengadakan janji pertemuan dengan kakak Lee Seol, Lee Dan. Mereka akan membicarakan tentang sachet milik Lee Dan.
"Aku mengunjungi panti asuhan dengan saudaramu." ucap Profesor Nam Jung Woo.
"Benarkah?" ucap Lee Dan.
"Pengasuh di panti asuhan mengatakan bahwa sachet milik Lee Dan, bukan Lee Seol. Aku datang untuk melihat apakah itu benar."
"Aku kira kalau Kau ingin menjadi putri, Kau harus memiliki itu. Mengetahui sebagaimana setiap orang
terus berbicara tentang hal itu." jawab Lee Dan. Sachet/tas bersejarah milik ratu yang seharusnya berada di tangan Lee Seol, sekarang sachet itu ada di tangan Lee Dan. Tanpa adanya sachet itu, Lee Seol belum syah untuk menjadi putri. Dan dengan sachet itu juga, Lee Dan bakal menggeser posisi Lee Seol, dengan berpura-pura mengatakan kalau sachet itu adalah sebenarnya adalah miliknya sendiri, bukan milik Lee Seol.

  "Sepertinya seseorang telah mempengaruhimu dengan topik ini, kan? Lalu, apakah Kau memiliki sachet itu?" tanya Profesor Nam Jung Woo.
"Kau profesornya Lee Seol. Dan Kau saat ini berada di pihak kerajaan, benar?"
"Ya."
"Kalau seperti itu, maka Aku harus berhati-hati kalau ingin mengatakan sesuatu. Jadi Aku harus berhati-hati karena Aku belum membahas hal inidengan Seol."
"Yang Aku ingin tahu adalah apakah Kau memiliki sachet itu."
"Yang Aku ingin tahu tentang hal itu adalah kalau Aku tidak memiliki sachet itu, apa saudara perempuanku akan berada di posisi yang kurang menguntungkan dengan hal itu. Aku tidak ingin melihat adikku disakiti."
"Tapi kenapa Kau terus-menerus menghindari untuk menjawab pertanyaan aku lontarkan? Apakah karena Kau tidak memiliki sachet itu?"
aaf, tetapi karena Aku sedang belajar untuk ujian .. Aku pergi dulu." jawab Lee Dan, kemudian ia pergi begitu saja.
  Oh Yoon memberitahukan tentang undangan dari presiden, "Ada undangan dari Blue House."
"Dari Blue House?" tanya Lee Seol.
"Ini suatu peristiwa di mana Kau akan bekerja sebagai sukarelawan di panti asuhan, di mana Kau dibesarkan.
Presiden menghormatimu dengan memintamu untuk berpartisipasi. Silakan mengikuti kegiatan itu." ucap Yoon Joo.
  "Aku tidak tahu apakah Kau ingin aku pergi atau tidak. Jika seperti yang Kau katakan, ini adalah acara publik."
"Lebih tepatnya, ini akan menunjukkan dukunganmu bagi Presiden. Tapi, Kau juga tidak akan rugi.
Kau memiliki kesempatan dari Presiden dengan melaksanakan apa yang Kau katakan dalam pidatomu."
"Fine. Aku akan pergi." jawab Lee Seol.
"Kau sangat kooperatif." puji Oh Yoon Joo.
"Apa pun itu, itu adalah hal yang baik."
 Profesor datang menemui Lee Seol, ia mengatakan apa saja informasi yang sudah ia dapat dari pertemuannya dengan Lee Dan.
"Apa yang kakakku katakan?" tanya Lee Seol penasaran.
"Sebenarnya kami berpisah dengan pembicaraan yang tidak terselesaikan. Dia tidak akan menjawab pertanyaanku dengan jelas.." jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Dia tidak akan menanggapi pesanku. Aku khawatir tentang apa yang harus dilakukan." ucap Lee Seol.
"Dia pasti tahu tentang sachet itu. Tapi apakah dia memilikinya atau tidak, itu yang dipertanyakan. Dan Aku pikir ada seseorang yang sudah membicarakan tentang masalah ini terlebih dulu kepadanya." jawab Prof.
"Dan siapa itu?" tanya Lee Seol.
"Aku tidak tahu siapa itu. Tapi, Aku pikir itu adalah seseorang yang membenciamu menjadi putri." jawab Prof.
 "Mari kita berasumsi ia mengambilnya. Masalahnya adalah apakah itu asli atau palsu. Mungkin itu yang palsu." terka profesor.
"No. Karena mungkin itu asli."
"Apa? Jika sachet itu benar, maka tidak ada bukti nyata bahwa itu adalah milikmu."
"Tapi bagaimana bisa sachet itu ada di unnie?"
  Gun-I sedang mengajari Lee Seol cara memasak.
"Apa?" tanya Gun-i.
"Oh. Uhh, seberapa jauh kita sekarang?"
"Kau harus menambahkan lobak itu." suruh Gun-I.
"Ohh oke. Lobak."
"Tambahkan daun bawang dan bawang putih."
"Jadi apa yang selanjutnya?"
Lee Seol menjawab, "Keluarkan minyak dan biarkan beberapa detik sampai gelembung air muncul di atasnya dengan cinta dan ketulusan." Lee Seol tersenyum dan Gun-I berbunga-bunga.
"Anak-anak akan menyukai hatimu yang hangat." ucap Gun-I senang.

 "Apakah Kau pikir begitu? Dalam hal ini, bisakah idola kerajaan membiarkan Gun mencicipinya?" ucap Lee Seol seraya menyendokkan masakannya, lalu menyuapi Gun-i. Tapi, hal itu terhenti karena kedatangan Park Hae Young. Gun-I gugup, ia lalu berkata, "Aku akan pergi. Jika ada masalah, hubungiku. Aku berharap sup ini akan matang dengan rasa yang sedap OK." ucap Gun-I seraya pergi.
"Seseorang yang menarik perhatian, harus kembali ke tempat dimana ia berada." ucap Gun-I menyemangati dirinya sendiri seraya berjalan meninggalkan Lee Seol.

 "Orang itu masih belum sadar." ejek Park Hae Young. "Apakah Kau melakukan ini karena acara panti asuhan?"
"Ya, kenapa?" tanya Lee Seol.
"Dengan izin siapa, mengapa Kau pergi ke sana? Bukankah aku mengatakan bahwa Kau perlu persetujuanku untuk pergi ke mana saja?"
"Tapi mengapa Aku tidak boleh pergi ke sana?"
"Kalau Kau belum siap dengan keadaan publik, lalu kemana lagi Kau harus pergi?"
"Aku hanya akan memasak Kalbi (daging) sup, apa juga harus memiliki persiapan? Memotong daging dengan hati yang sederhana. Sudah cukup, bukan?" ucap Lee Seol.
 "Tidak, itu tidak cukup. Karena hal ini akan terjadi! Apakah Kau pikir Kau pergi ke sana hanya untuk membuat Kalbi (daging) sup?" Park Hae Young kesal, ia sebenarnya ingin mengatakan kalau acara panti asuhan itu hanya siasat presiden untuk menarik simpati masyarakat, dan ia memanfaatkan Lee Seol untuk kepentingannya politiknya. Tapi, Park Hae Young sulit untuk mengatakan hal itu.  "Kau .. Kau sengaja berusaha untuk menggangguku? Mencoba untuk membuat Aku marah? Kau begitu naif.
Aku tidak akan membiarkan Kau pergi ke manapun."
 "Mengapa? Mengapa? Apakah Aku milik Kau? Apa yang Kau lihat?! Yah, aku tahu siapa yang Aku paling suka. Jika itu adalah untuk politik, maka Aku akan menjadi Mishil .. Tapi saat ini Aku memegang pisau, Aku akan menjadi Dae Jang Geum." ucap Lee Seol dengan dramatis. HAHAAAAA... sumpah keren ini,

If it is for politics, then I will be Mishil.. But the moment I hold a knife, I become Dae Jang Geum.

 "Bukankah aku memberitahumu untuk berhenti menonton drama?" Park Hae young kesal.
Lee Seol kembali berpura-pura menjadi Dae Jang Geum, ia berkata seraya memotong lobak, "Meskipun satu hal yang patut disesalkan ... Orang yang mencintai Aku dan selalu menjaga aku ... Ji Jin Hee yang tidak ada di sini."
Di sambung dengan nyanyian Dae jang Geum, Lee Seol bernyanyi, "Onara Onara Ona Aju, Aju Onara Onara ... (Dae Jang Geum tema)" HHAAHAA...
"Onara Onara Ona Aju, Aju Onara Onara ... (Dae Jang Geum tema)
"Ahhh Kau begitu berisik! Cepat dan lepaskan celemek itu ." suruh Park Hae Young yang mulai risih dengan Lee Seol dan pendramaannya.
"Aku harus menyelesaikan apa yang Aku memasak."
 "Jangan keras kepala. Tapi aku akan mengatakan ini lagi ... Kau pasti tidak akan bisa pergi ke panti asuhan. Paham? Aku memberitahu Kau lagi."
"Geez ... Aku tidak mau!"
"Aku yang akan memutuskan apakah Aku pergi atau tidak pergi! "
"Ahhh benar-benar!" Lee Seol kesal.
 Lee Seol datang menemui Oh Yoon Joo, ia berkata, "Aku.. Akan pergi ke panti asuhan."
"Go. Aku mengatakan kau bisa pergi." jawab Oh Yoon Joo. "Ada masalah apa?"
"Karena Park Hae Young mengatakan kepada Aku untuk tidak pergi. Kalian berdua memang ditetapkan bersama, tetapi kalian sedang bermain dalam permainan yang berbeda." Lee Seol mulai curiga mengenai hubungan Oh Yoon Joo dan Park Hae Young yang mulai tidak membaik.
"Aku heran mengapa Oppa melakukan hal itu. Karena ini adalah peristiwa yang baik, Princess kita harus memakai sesuatu yang cantik. Aku akan mencoba berbicara dengannya." ucap Yoo Joo.
"Maaf .. tapi .."
"Apa?"
"Tetapi karena Direktur Oh menyuruhku pergi, ... faktanya bahwa Aku tidak harus pergi ke panti asuhan nampaknya lebih masuk akal. Aku akan mengubah acara tersebut." jawab Lee Seol dengan tegas. Ia berencana untuk mengubah acara panti asuhan itu. Ia mengubah acara sosial itu, Lee Seol membiarkan acara sosial diadakan di istana sehingga ia tidak melanggar perintah Park Hae Young, untuk tidak keluar dari istana.
 "Anak-anak! Sang Putri telah tiba! Hey Kids! Putri telah tiba!" ucap pengawal. Anak-anak panti asuhan langsung terdiam.
Lee Seol lalu berkata dengan tersenyum lembut, "Anak-anakku, Aku menyambut hangat kalian semua."
Semuanya tetap terdiam, lalu kemudian serentak mereka langsung memeluk Lee Seol.
"Wow, itu sang putri! Hello! Wow! Princess benar-benar cantik!" ucap anak-anak panti itu.
"Apakah Kau membawa ini untuk diberikan kepasa Aku?" tanya Lee Seol saat menerima satu ikat bunga.
"Ya!"
 "Ah, terima kasih! Dengan Aku, Aku akan menunjukkan isi istana! Apa yang ingin Kau lakukan? Apakah Kau ingin melihat kamarku?" tanya Lee Seol.
"Ya!" semuanya menjawab serentak.
"Kamarku adalah ruangan khusus sang Putri dan sangat indah! Apakah Kau ingin melihatnya?"
"Ya!"
"Karena Aku belum terlalu lama di sini, apakah Kau ingin melihat-lihat istana bersama-sama?"
"Ya!"
 Oh Yoon Joo memperhatikan apa yang terjadi, kemudian asistennya berkata memberitahukan informasi. "Lee Dan telah tiba."
"Ya! Ini adalah sesuatu yang jangan sampai Park Hae Young mengetahui hal ini." ucap Yoon Joo.
"Jangan khawatir. Untungnya, hari ini ada acara di kementerian sehingga dia sudah pergi."
"Sebuah acara?"
 Park Hae Young tidak sedang pergi ke acara kementrian, ia sedang menghadap kakeknya. Park Hae Young benar-benar ingin mengetahui apa yang sebenanrya ayahnya sudah lakukan.
"Mengapa Kau tampak begitu serius? Apakah tentang Yoon Joo?" tanya kakek.
"No Ini tentang Ayah. Kau bilang sebelumnya .. Mengenai ayah .. Alasan kenapa Ayah diusir .. Apakah karena ia menyebabkan keturunan keluarga kekaisaran tidak diakui?" tanya Park Hae Young..
"Aku tahu bahwa suatu hari nanti aku akan memberitahu Kau tentang ayahmu. Aku takut, Kau akan
perlahan-lahan menjadi seperti ayahmu tetapi Aku masih percaya pada Kau." jawab Kakek.
"Jika Kau percaya pada Aku, Kau seharusnya tidak akan mengatakan hal-hal seperti itu."
"Kau masih muda itu. Aku bisa melihat bahwa ketika ayahmu pergi, Kau sangat kesepian. Tapi aku tidak bisa memaafkan ayahmu. Dia melakukan suatu dosa yang tidak termaafkan. Dia menimbulkan banyak kekacauan pada sejarah negara yang tidak dapat disembunyikan. "
"Ayah ..." Park Hae Young akhirnya mengatakan apa yang sebenarnya tidak ingin ia katakan, "Ia tidak menyebabkan kematian sang pangeran, kan?"
"Apakah Kau benar-benar mempercayai hal itu? Bahkan ayahmu mengaku tidak bersalah." jawab Kakek. "Namun Aku berpikir sebaliknya. istana ini benar-benar sangat kacau. Karena tiba-tiba sudah ada pengaturan tentang istana yang telah dibuat."
 Oh Yoon Joo menemui Lee Dan.
"Kau tidak datang menemuiku untuk minum teh beberapa waktu yang lalu.." ucap Lee Dan.
"Kapan Kau akan mengerti? Banyak yang mengatakan kalau Kau sedang berusaha untuk belajar berbohong.. Kenapa, saat satu kali seseorang mengatakan hal itu, Kau tidak langsung mengerti? Bukankah Aku katakan sebelumnya jangan muncul di hadapan Aku lagi?" ucap Yoon Joo. "Aku tidak peduli apa yang Kau miliki atau
tidak dan betapa pentingnya. Aku tidak membutuhkannya itu."
"Ini hanya akan menjadi sedikit tidak nyaman. Lalu, mengapa Kau bertemu Kau ingin bertemu denganku?" jawab Lee Dan.
  "Jadi ini adalah waktu yang terakhir. Kau tau, kartu kemenanganmu adalah sachet itu? Kalau Kau berhasil memilikinya. Maka, Aku akan memberikan hadiah. Ini akan lebih daripada yang pernah Kau bayangkan.
Jangan konyol." jawab Oh Yoon Joo
Lee Dan kesal, sebenarnya maksud kedatangannya ke istana untuk menemui Oh Yoon Joo adalah untuk membicarakan tentang sachet yang ia miliki, bahkan ia ingin melaporkan kalau kemarin ia bertemu dengan Profesor, tapi karena Oh Yoon joo berkata sesuatu hal yang membuatnya kesal, Lee Dan berasumsi bahwa Oh Yoon Joo tidak bisa lagi diajak kerja sama. Ia lalu pergi begitu saja dari hadapan Oh Yoon Joo.
Karena tidak bisa bekerja sama dengan Oh Yoon Joo, maka Lee Dan mencari Profesor Nam Jung Woo. Lee Dan menganggap, kalau Profesor salah seorang yang bisa ia percayai bahkan bisa ia manfaatkan.


 "Aku memilikinya. sachet itu. Aku mengatakan bahwa Aku memilikinya." ucap Lee Dan.
"Aku sudah curiga dengan hal itu .. Hanya saja sulit untuk mencari tahu apakah Kau membawanya sekarang? Aku bisa saja dibodohi." jawab Profesor.
"Jika ini benar-benar adalah sachet ratu Myeong, ini adalah momen bersejarah dalam hidupku." ucap Profesor seraya membuka kotak berisi sachet/tas ratu Myeong. Profesor terkesima karena selama ini ia mencari benda yang ada di hadapannya itu.
"Ini adalah milikku. Aku mengatakan bahwa itu adalah milikku." ucap Lee Dan kembali menegaskan.
"Benarkah?"
"Aku ingin mempercayai Profesor Nam. Verifikasilah kalau itu benar. Jika sachet itu milik Ratu Myseong?"
"Mengapa kamu percaya padaku?" tanya Profesor.
"Karena sesuatu hal yang baru saja aku lihat."
"Apa maksudmu?"
"Jika aku tidak ada di sini, Kau pasti akan menjaga sachet itu."
"Aku akan mengevaluasi, untuk mendapatkakn pendapat yang akurat, komite barang antik harus mengevaluasinya. Ini akan memakan waktu." Jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Aku akan menunggu." jawab Lee Dan.

  Lee Seol membacakan cerita pada anak-anak panti. Anak-anak panti menyimak dengan baik.
"Ratu hampir pingsan ketika dia mengeatahui pengantin itu adalah Snow White. Setelah Pangeran dan Snow White menikah, mereka hidup bahagia selamanya." Lee Seol selesai membacakan cerita.
Park Hae Young datang, ia langsung mendekati Lee Seol seraya berkata pelan, "Apa ini? Apa yang terjadi?" "Kau bilang jangan pergi panti asuhan .. Jadi Aku membawa mereka ke istana." jawab Lee Seol polos.
"Apa? Apa yang kau lakukan?" Park Hae Young kesal.


  Salah seorang anak panti bertanya dan mengalihkan pembicaraan antara Lee Seol dan Park Hae Young. "Putri Lee Seol, dibandingkan dengan Putri di dongeng dan Putri Lee Seol, siapa yang lebih cantik?" tanya anak panti itu.
"Tentu saja Putri Lee Seol lebih cantik dari putri di dongeng itu." jawab pengasuh.
"Tidak!" jawab anak-anak panti dengan serentak.
"Kalian semua! Kau pikir aku jelek?" tanya Lee Seol.
Park Hae Young tersenyum mendengar hal itu.
"Ya!" jawab mereka bersamaan.
"Mengapa?" tanya Lee Seol.
"Karena Kau tidak memiliki seorang pangeran!" jawab anak-anak panti seraya bersorak.
Lee Seol bingung, ia lalu berkata seraya merangkul lengan Park Hae Young. "Pangeran ada di sini. Apakah kalian semua tidak lapar?"
"Ya!"
"Apakah kita memiliki sesuatu yang lezat?"
"Ya!"
Ketua pengawal berkata pada Lee Seol, "Putri, Presiden telah tiba."
"Kenapa Presiden di sini?" ucap Park Hae Young.
"Aku yang memanggilnya. Mengapa?" jawab Lee Seol.
"Apa?"
  Presiden datang ke istana dan para wartawan sibuk mengambil gambar dan report dari presiden.
"Putri, kemarilah silahkan." panggil Presiden pada Lee Seol yang berdiri agak jauh dari reporter dan presiden.
Dengan canggung Lee Seol menghampiri Presiden,
"Aku tahu Kau gugup. Tapi rilekslah sehingga anak-anak juga bisa nyaman." ucap Presiden seraya berbisik.
"Ya ..." jawab Lee Seol.
"Lihat di sini! Lihat di sini! Look over this way! Ini adalah kegiatan yang diadakan oleh Putri. Mengapa Presiden berpartisipasi?" tanya salah satu reporter.
"Ya, untuk ikut merayakan Tahun Baru, Aku mengusulkan kegiatan ini untuk sang Putri untuk berbagi kehangatannya bersama anak-anak. Putri sangat setuju untuk melakukannya." ucap Presiden.
Lee Seol terus saja melihat ke arah Park Hae Young, Lee Seol gugup dan tidak tau harus berkata apa.
  Park Hae Young lalu bertindak, ia menghalangi para reporter untuk mengambil gambar Lee Seol.
"Aku Diplomat istana Park Hae Young. Pertama, terima kasih kepada para wartawan yang datang hari ini. Aku ingin menekankan lagi, Putri mengadakan acara ini .. Tidak ada kaitannya dengan implikasi politik. keluarga kerajaan Korea akan mempertahankan kemerdekaan mereka dan tidak terkait dengan politik. Aku tidak akan mengizinkan siapapun untuk mengganggu kekaisaran keluarga yang tersisa. Kemudian karena jadwal sang Putri .. Dia akan pergi sekarang. Permisi." ucap Park Hae Young seraya pergi, ia menarik pelan tangan Lee Seol agar Lee Seol berjalan cepat.

  Kemudian, Park Hae Young mulai berkata jujur, ia berkata pada Lee Seol bahwa sebenarnya Presiden mengadakan acara ini untuk memanfaatkan Lee Seol, ia hanya mencari popularitas dan simpati dari masyarakat. Lee Seol mengerti. Kesalahan fatal yang dilakukan Park Hae Young adalah menyudutkan Presiden. Ya, sikapnya tadi secara tidak langsung merupakan sikap menentang Presiden. Dan konsekuensi yang akan diterima Park Hae Young adalah kedudukannya akan terancam dan presieden juga akan membuat sebuah perlawanan pada keluarga kerajaan. Lee Seol tambah mengerti. Ia tahu, kalau semua adalah kesalahannya. Semua adalah kesalahannya. Lee Seol menangis.


  My Princess selalu punya ending yang mengejutkan, kali ini episode 10 diakhiri dengan ungkapan Park Hae Young. Park Hae Young menemui Lee Seol dan ia berkata, "Izinkan aku bertanya satu hal. Bisakah kau tidak menjadi seorang putri? Apakah kau akan kalau kau tidak menjadi seorang Princess? Dari pada menjadi Princess ... Bisakah kau menjadi wanitaku?"



Related Posts by Categories

0 komentar: