Sinopsis Who Are You Episode 3 part 1
Posted: Rabu, 21 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label: Who Are You
0
Shi-on masih dengan ketakutannya menatap hantu wanita tadi.
Dia berdiri tegang tak berkutik.
Gun-woo masuk kebasement, melihat Shi-on yang diam terpaku.
Gun-woo menyentuh pundah Shi-on untuk menyadarkannya. “Ketua Tim, ada apa? Kau
menatap apa?”
Shi-on berusaha menutupi lalu mengatakan tak ada. “Kenapa?”
Gun-woo memberitahu kalau pemilik kopernya datang.
Shi-on beranjak pergi, dengan ragu dia perlahan menoleh
melihat hantu tadi. Hantunya masih ada disana.
~~~
Shi-on dan Gun-woo menemui pemilik koper perak. Kakek itu
sepertinya sangat buru-buru untuk cepat mengambilnya. Gun-woo menanyakan KTP
kakek itu, kakek itu memberikannya. Tapi Shi-on sepertinya curiga dengan
si-kakek. Kakek menyadarinya.
Kakek : “im Ki Chul, 631208 – 1098182. 583-1 Mansu-dong,
Namdong-gu, Kota Incheon. Aku bisa ambil sekarang, kan?”
Ki Chul akan segera membawa koper itu. Shi-on mencegahnya
bertanya apa itu benar koper milik Ki Chul, kalau memang itu milikmu bisa aku
lihat isinya?
Kakek menolak karena isinya hanya ini dan itu. Kakek segera
ngibrit pergi.
Pintu ruangan Shi-on terbuka sendiri lagi, Shi-on sepertinya
menjadi penasaran pada hantu tadi. Dia segera keluar.
Shi-on mengejar Ki Chul yang berlari keluar kantor polisi,
disana juga sudah ada taksi sehingga dia bisa langsung pergi membuat Shi-on tak
bisa mengejarnya.
Gun-woo juga mengikuti Shi-on, Dia menyerahkan KTP yang
diberikan Ki Chul.
~~~
Gun-woo dan Shi-on mengejar taksi yang ditumpangi Ki-chul.
Gun-woo menyuruh Shi-on untuk mengembalikan KTP saja. Bukankah mereka sudah
melakukan tugas dengan mengembalikan barang pada pemiliknya. “Apa kau semacam
jasa antar untuk barang hilang?”
Shi-on merasa Ki-chul itu aneh, hanya dengan melihat mereka
bisa tau Ki-chul itu tunawisma. Tapi kenapa dia bisa memiliki taksi yang
menunggunya.
Gun-woo juga mengejek Shi-on karena polisi yang mencurigai
tunawisma menaiki taksi juga aneh.
Mereka masih terus mengejar taksi Ki-chul. Shi-on mengatakan
kalau jika mereka salah memberikan barang pada orang itu juga tanggung jawab
mereka. Gun-woo menanyakan kalau curiga kenapa diberikan.
“dia mengambilnya” seru Shi-on. Terlalu lama berdebat, jarak
mobil mereka dan taksi agak jauh. Shi-on menyuruh Gun-woo untuk cepat.
~~~
Ki-chul turun dari taksi membawa kopernya dengan tergesa.
Ki-chul memasuki tempat mall, Shi-on dan Gun-woo mencoba mencari Ki-chul.
Beberapa kali Shi-on melihat sosok Ki-chul dikerumunan dan mengejarnya tapi tak
bisa menemukan Ki-chul.
Shi-on menyuruh Gun-woo untuk berpencar. Mereka berdua
mencari disetiap suduk mall itu, namun nihil.
Mereka sama-sama tak menemukan Ki-chul. Shi-on merasa kalau
mereka hanya mengejar seperti ini tak akan berguna. Jadi lebih baik kita
mengidentifikasi’nya dari KTP.
Shi-on bergegas akan kekantor, tapi langkahnya terhenti
melihat topi yang digunakan Ki-chul ada di tong sampah. Shi-on mencoba mencari
Ki-chul lagi. Mereka melihat sosok Ki-chul yang sedang berdiri didepan sebuah
poster.
Gun-woo berteriak padanya, jelas saja Ki-chul langsung
berlari menuju tangga darurat. Tapi dengan sigapnya Gun-woo bisa menangkap
Ki-chul.
Gun-woo menarik kerah baju Ki-chul. Kenapa kau melarikan
diri?
Shi-oh melihat tangan Ki-chul tak membawa koper perak lagi,
Dimana kopernya?
Ki-chul diam, Gun-woo berteriak. “Dia bertanya dimana
kopernya?”
Lalu tiba-tiba sebuah kunci terjatuh dari saku, Ki-chul.
Gun-woo memungutnya, terlihat curiga.” Ini sepertinya kunci loker stasiun
kereta bawah tanah.”
Ki-chul meminta untuk
dilepaskan. Gun-woo tak perduli permintaan Ki-chul dan menyeretnya pergi.
~~~
Ki-chul, Gun-woo dan Shi-on pergi ke tempat loker itu.
Gun-woo membuka lokernya namun tak ada apapun. Ini membuat Gun-woo kesal, dia
menarik baju Ki-chul dan mendorongnya ke dinding. Ki-chul ketakukan, aku tak
tahu apa-apa.
Shi-on bertanya apa isi dari koper itu. Ki-chul tentu tak
tau karena dia hanya dibayar oleh seorang laki-laki dan menyuruhnya menaruh
koper itu diloker.
Shi-on merasa kalau ini tak berguna. “Lepaskan dia. ayo
pergi ke kantor”
Gun-woo menyuruh Ki-chul datang kepusat informasi jika
bertemu dengan pria tadi. Gun-woo menyerahkan KTP Ki-chul, “Naik taksi saat kau
datang. Aku akan membayar ongkosnya.”
~~~
Dalam perjalanan di mobil, Shi-on masih melamun sepertinya dia memikirkan apa sebenarnya isi
koper itu, apa hubungannya dengan hantu wanita itu?. Shi-on bergumam apa
sebenrnya isi koper itu. Gun-woo juga bertanya apa yang ada dalam otakmu?
Shi-on bingung kenapa Gun-woo sangat ingin tau soal itu.
Gun-woo mengatakan kalau dia mencoba tak terlibat semampunya.
Shi-on melirik kejalan, kemana kita akan pergi?
Gun-woo mangatakan kalau dia akan mengantarkan Shi-on karena
sepertinya hari ini dia tak fit.
Shi-on meremehkan : “Simpan sikap ingin tahumu untuk orang
lain,putar saja mobilnya.”
Gun-woo : “Itu tidak disebut sebagai "ingin tahu,"
itu disebut persahabatan antara rekan kerja. Kau takkan punya solusi yang
brilian biarpun kau begadang semalaman. Kau bahkan tidak tahu apa yang ada
didalam kopernya.”
~~~
Seorang pria ber-jas hitam membawa koper perak. Dia berjalan
menuju ke mobil. Dia mendapatkan sebuah panggilan dan mengangkatnya.
~~~
Gun-woo mengantarkan Shi-on sampai kedepan rumahnya.
Shi-on berjalan masuk kerumah, tapi dia merasa ada sesuatu
yang mengikuti. Dia berbalik dengan terkejut namun tak ada apa-apa. Shi-on
mencoba mengatur nafasnya. Namun sesuatu membuatnya ingin berbalik lagi, dia
terkejut melihat sosok si hantu wanita kemarin yang memandangnya.
Shi-on jelas ketakutan.
Shi-on segera menyalakan semua lampu dirumahnya, dan juga
menyalakan penghangat ruangan. Dia sangat kedinginan, Shi-on masuk kekamar dan
mencari jaket tebal untuk dipakainya. Shi-on bergegas duduk ke ranjang, dia
mencoba menghangatkan tubuhnya. Dia juga menyembunyikan kepala karena di rumah
lampu nyala-mati-nyala.
Shi-on melirik kearah pintu, benar saja disana sudah ada si
hantu. Shi-on sangat frustasi, dia begitu ketakutan setiap hari harus bertemu
dengan hantu-hantu. Shi-on menguatkan diri dan berjalan membuka pintu
lebar-lebar,
Shi-on berteriak : “Apa yang kau inginkan dariku? Menghilanglah!
kubilang, menghilang! Aku seperti ingin mati, jadi keluarlah!”
Shi-on keluar dari rumahnya masih dengan mengenakan jaket
tebal. Dibelakangnya juga sudah ada si hantu yang mengikuti.
Shi-on masih berjalan dengat tergesa, sepanjang jalan dia
terus menengok kebelakang. Dia ketakutan melihat hantu tadi terus mengikutinya.
~~~
Shi-on terus berjalan sampai ke halte bus. Dia melihat ada
seorang siswi yang sedang menunggu bus, siswi itu terlihat sangat kedinginan
dengan terus menggosok-gosok tubuhnya.
Tiba-tiba sebuah tangan terjulur menyentuh pundak siswi
tadi, si hantu. Hantu itu terlihat seperti menghangatkan tubuhnya, dia lalu
melirik kearah Shi-on. Shi-on terlihat tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Siswi tadi naik ke-bus, diikuti hantu itu pula.
Pintu bus tertutup, Shi-on memutuskan untuk mengikuti hantu
dan mengejar bus itu. Beruntung, bus’nya masih bisa dikejar. Shi-on pun naik
bus itu.
Gun-woo yang baru keluar dari mini market melihat Shi-on
yang mengejar mobil tadi, dia langsung bergegas masuk kemobil untuk mengikuti
bus yang ditumpangi Shi-on.
~~~
Shi-on duduk di bus. Dia melirik si hantu yang juga
meliriknya.
Hantu itu duduk di samping siswi SMA tadi, siswi itu
benar-benar tersiksa karena dingin. Hantu itu seperti ragu untuk menyentuh si
gadis tadi. Dia menyentuhnya sedikit, membuat siswi itu semakin kedinginan.
Siswi SMA dengan menggigil menghentikan bus, hantu mencoba mengikuti siswi SMA
tadi.
Shi-on benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan hantu itu
yang mengganggu manusia. Hantu melirik ke-arah Shi-on, yang akan berdiri.
Shi-on mencoba mencegah Hantu mengikuti siswi tadi.
Seolah tak perduli Hantu tetap akan turun, tapi Shi-oh terus
menatap Hantu tadi. Hantu itu akhirnya mengurungkan niatnya mengikuti siswa
SMA.
Shi-oh melirik siswa SMA yang kedinginan, setelah turun dia
terlihat melepas jaketnya dan sudah tak menggigil lagi.
Gun-woo mensejajari bus yang ditumpangi Shi-on. Dia bergumam
melihat Shi-on, “Bukankah dia gila? Mau kemana dia?”
~~~
Dihutan, seorang pria dengan membawa koper dan sekop
berjalan dengan waspada. Kemudian dia berhenti dan menggali tanah disana.
Shi-oh turun dari bus mengikuti Hantu, Gun-woo juga sampai
ditempat yang sama. Hutan ini adalah hutan yang sama seperti yang didatangi
pria koper.
Pria koper membuka kopernya kemudian tersenyum.... dia
selesai mengubur sesuatu dan menutup lubangnya.
Dikegelapan malam Shi-on terus mengikuti Hantu, dia sedikit
melirik kesekitar. Hantu berhenti, dia terlihat ragu. Shi-on bertanya, kenapa?
Hantu yang memang tak bisa menjawab kemudian melanjutkan
jalannya.
Gun-woo terus mengikuti Shi-on. Beberapa menit episode ke-bisuan. hehe
Hantu berhenti diatas tanah yang tadi digali Pria Koper.
Tadinya Shi-on tak mengerti maksudnya, tapi kemudian melirik ketanah yang
dipijak Hantu. Shi-on melihat tanah bekas galian.
Sebuah suara membuat Shi-on terkejut, dia segera berbalik
terkejut. Ternyata Gun-woo yang menginjak ranting. Gun-woo pun tak kalah
terkejutnya.
Shi-on bertanya tidakkah ini aneh. Gun-woo melihat
kesekeliling, “Itu tidak hanya aneh. Tak peduli siapa yang melihatmu, kau
seperti wanita gila sekarang.”
Shi-oh tak perduli ocehan Gun-woo, dia berjongkok melihat
tanah galian dengan curiga. “Ini semua ditutupi rumput tapi hanya area ini yang
basah sekarang.”
Shi-oh berusaha menggali tanah yang basah, Gun-woo
benar-benar heran dengan kelakuan Shi-on. Gun-woo tak membantu tapi terus
bertanya kenapa Shi-on berada di tempat ini?
Shi-on tak perduli, dia terus menggali. Shi-on melihat
sesuatu terkubur disana, dia mengambil senter dan mencungkilnya.
Sebuah tangan tersembul dari tanah, membuat Gun-woo dan
Shi-on terlonjak kaget.
Shi-on menyadari sesuatu, dia menatap Hantu yang masih
berdiri tak jauh dari sana. Perlahan Hantu itu mengeluarkan tangannya, benar
saja salah satu dari tangannya gak ada. Shi-on semakin terkejut.
~~~
Paginya, penyelidikan di tempat kejadian perkara dilakukan.
Gun-woo masih terus penasaran bagaimana Shi-on bisa tau ada tangan terkubur.
Gun-woo : “Aku harus mengerti itu dahulu untuk membuat
pernyataan.”
Shi-on : “Aku tak tahu. Aku sudah bilang, Aku hanya merasa
seperti ada sesuatu disana.”
Gun-woo melirik sendal jepit Shi-on, “Kau sudah pulang
seperti biasa, lalu kau merasa seperti itu dan datang kebukit dengan seperti
ini(memakai sendal)? Kau pikir kau
mempercayai itu?”
Seorang Inspektur, Lee Sang Chul dari bagian kriminal di
Kepolisian Seobu meminta kerjasamanya untuk menyelidiki kasus ini. Dia bertanya
jam berapa mereka menemukan potongan tangan itu?
Shi-on menjawab jam 23.50. Jelas saja Ins. Lee heran, sedang
apa selarut itu disini?
Shi-on bingung. Gun-woo memberi alasan, “Dia berolahraga.
Asal kau tahu, kami selalu bekerja dikantor di keamanan publik jadi kita jarang
berolahraga. Latihan malam dimusim panas! Itu tradisi dibagian kami.”
~~~
Gun-woo dan Shi-on berjalan meninggalkan TKP. Gun-woo masih
penasaran.
Gun-woo : “Apa kau benar-benar tidak akan mengatakannya
padaku? Bagaimana kau bisa tau kalau ada
sesuatu yang terkubur disana?”
Shi-on : “Ayo pergi ke kantor dulu. Ini sudah mau jam sibuk,
jadi akan memakan waktu biarpun kita pergi sekarang.”
Gun-woo : “Ketua Tim Yang Si Ohn! Apa kau akan benar-benar
menjadi seperti ini? Apa kau menghinaku atau apa? Sekarang dua kali. Kita
bilang saja kau beruntung dengan kasus Oh Reum. Kau tak bisa menjelaskan yang
ini!”
Shi-on : “Tidak ada alasan untuk menjelaskan ini padamu! Dan
aku benar-benar lelah sekarang. Mengerti?”
Shi-on terus berjalan mengacuhkan Gun-woo.
Gun-woo merasa kecewa dengan Shi-on, “Aku mencoba cocok
denganmu, jadi aku mengejarmu, mengikutimu. dan bahkan aku berbohong demi kau!
Bagaimana kau menganggapaku sebagai lelucon? Setidaknya aku mempercayaimu
sebagai rekan kerjaku. Terlepas jika kau benar-benar gila atau apalah kejadian
enam tahun lalu. Karena kita satu tim. Tapi kurasa kau tidak merasakan hal yang
sama.”
Gun-woo berjalan pergi meninggalkan Shi-on yang masih
merenungi kata-kata Gun-woo.
~~~