Prosecutor Princess Episode 7
Posted: Kamis, 10 November 2011 by khyunkhyun in Label: prosecutor princess
0
In Woo terkejut melihat keberadaan Hye Ri. Begitu pula sebaliknya. Untuk memperjelas masalahnya, mereka bertemu untuk membicarakan kebetulan yang sangat aneh ini. In Woo bilang jika dia tidak punya alasan untuk pindah tetap setelah Hye Ri pindah. Lagipula, dia tidak punya kesempatan buat memberitahu kalau dia pindah. Hye Ri tidak memberitahu kemana dia pindah. Mungkinkah Hye Ri yang mengikuti In Woo???
In Woo tidak akan melakukan hal gila demi Hye Ri. Wajah Hye Ri tidak bisa digambarkan. Bagaimana mungkin In Woo tidak menyukainya lagi? Menurut In Woo, mereka akhirnya bertetangga ini disebut dengan takdir. Ibu Hye Ri menelpon, menanyakan apakah Hye Ri merasa takut. Hye Ri menjawab kalau tentu saja dia tidak takut! Ayah bahkan menyarankan agar memasang CCTV jadi mereka bisa memantau kehidupan Hye Ri.
Keesokan harinya, In Woo memberitahu Hye Ri kalau Jaksa Yoon sudah akan berangkat kerja. Hye Ri menemui Se Joon yang bersama Jung Sun. Hye Ri bahkan tidak berpura-pura jika ini adalah sebuah kebetulan. Di dalam mobil, Jung Sun mencoba mengajak Hye Ri bercakap-cakap dan Hye Ri menjelaskan kenapa dia ada disini. Setelah itu, dia memuji Jung Sun yang katanya punya mata dan kulit yang indah. Sebaiknya, Jung Sun melepas kaca matanya saja!
Di kantor, Hye Ri ada kegiatan wawancara lagi. Kali ini, kasusnya lagi2 dengan seorang ajumma. Wanita ini telah menyewakan sebuah tempat di daerah pedesaan dengan harga murah. Dia menggunakannya sebagai jaminan untuk meminjam uang dan sekarang tidak mampu membayar utangnya. Bahkan, uang sewa tempat itu sekarang telah dipinjam orang dan ajumma ini ada dalam masalah besar. Tapi ada sesuatu yang aneh. Bang Unni berjanji padanya kalau dia akan menangani segalanya dan berhasil membuat ajumma ini menandatangani sebuah kontrak.
Hye Ri membiarkan ajumma itu pergi. Asistennya bertanya kenapa Hye Ri berbuat seperti itu. Hye Ri menjawab kalau dia tidak bisa mengatakan apakah ajumma itu salah atau benar. Dia tidak mau melakukan kesalahan lagi. Berikutnya, Hye Ri dipanggil oleh atasan dan memintanya untuk mengahadiri sebuah autopsi. Jung Sun akan pergi dengannya. Korbannya adalah wanita berusia 26 tahun bernama Min Jung Hee. Hal pertama yang ingin Hye Ri lakukan di dalam kamar otopsi itu adalah keluar. Tapi Jung Sun memarahinya dan akhirnya Hye Ri bersedia untuk menyentuh bagian rusuk mayat itu. Ternyata bagian itu remuk! Ouch!
Waktunya makan siang. Hye Rid an Jung Sun memilih topik yang sangat luar biasa: mayat dan Jaksa Yoon. Jung Sun memulai percakapan dengan mengajari Hye Ri cara2 menangani mayat secara professional. Hye Ri tidak tahan dan mengganti percakapan dengan menuduh Jung Sun lebih pinta menangani mayat ketimbang manusia yang masih hidup.
Jung Sun: Apa maksudmu?
Hye Ri: Kau tahu aku menyukai Jaksa Yoon. Bagaimana bisa kau menumpang dengannya saat berangkat kerja?!
Jung Sun: Apa?
Hye Ri: Karena apa lagi aku pindah?
Jung Sun: Kau pindah karena Jaksa Yoon, benar kan?
Hye Ri: Kerja lembur memberikan pengaruh… jadi tolong aku. Khususnya, ketika pulang ke rumah dari kantor!
Jung Sun: Kau lebih dungu dariku. Aku juga menyukai Jaksa Yoon!
Hye Ri: Kau tahu aku menyukai Jaksa Yoon. Bagaimana bisa kau menumpang dengannya saat berangkat kerja?!
Jung Sun: Apa?
Hye Ri: Karena apa lagi aku pindah?
Jung Sun: Kau pindah karena Jaksa Yoon, benar kan?
Hye Ri: Kerja lembur memberikan pengaruh… jadi tolong aku. Khususnya, ketika pulang ke rumah dari kantor!
Jung Sun: Kau lebih dungu dariku. Aku juga menyukai Jaksa Yoon!
Tidak ada pertengkaran ala cewek. Jung Sun mengatakan kalau cinta Hye Ri bertepuk sebelah tangan. Hye Ri tidak bisa membiarkan hanya karena Jaksa Jin melihat Jaksa Yoon lebih dulu. Dia menghina dengan menyebut ‘pencuri pacar’. Tapi sudah terlambat. Kemudian Hye Ri mengatakan kalau dia tidak akan menagganggu hak Jung Sun untuk menumpang dengan Jaksa Yoon dan mengajaknya berkelahi!
Jung Sun memberitahu Hye Ri tentang sebuah legenda: jika kau pulang ke rumah sebelum sore pada ujian otopsi pertama, maka akan ada hantu yang mengikutimu. Jika kau menunjukkan rumahmu pada hantu ini, maka dia akan tinggal disana selamanya! Hye Ri memuji cerita Jung Sun lalu mencoba menginap di rumah orang tuanya. Ibu menolak dengan mengatakan kalau ini akan jadi kebiasaan. Hye Ri harus belajar hidup sendiri! Apa pilihannya sekarang? Pilihan pertama adalah Jaksa Yoon, tapi kemudian Hye Ri ingat pada percakapannya dengan Jaksa Jin.
Di luar sebuah rumah milik seorang wanita misterius (Ha Jung Nan), In Woo mendengarkan sebuah pertengkaran. Seorang pria mencoba membawa wanita itu tapi dia menolak. Wanita itu bahkan memberika uang pada pria itu dan memintanya untuk pergi selamanya. Tepat ketika pria itu memungut uangnya dan pergi, In Woo masuk dan menenangkan wanita itu dengan mengatakan kalau dia lebih baik hidup tanpa pria itu.
Pilihan kedua Hye Ri adalah dengan membuat bingung hantu itu dengan cara pergi ke tempat Yoo Na. Tapi, sahabatnya itu sedang merayakan hari 100 jadiannya jadi dia tidak bisa menemani Hye Ri. Dia mendapat ide bagus dan memerlukan sepatu keda Yoo Na. Waktu itu, In Woo sedang berkendara dan tiba2 melihat sesuatu… Hye Ri! Sebenarnya, dia ingin turun dan mengobrol tapi kemudian mendapatkan sebuah ide. Dia mengenakan jas hujannya dan kaca mata. Kemudian In Woo keluar dan tiba2 muncul lagi dan berpura2 juga melakukan olahraga.
Pada waktu tengah malam, Hye Ri gembira karena legenda itu sudah berakhir, hingga In Woo memberitahunya kalau menjadi hantu itu adalah urusan satu malam. Dia bahkan bilang kalau hantu itu mengikutinya! Hye Ri tidak bisa tidur, meski lampu dinyalakan. Jadi dia menelpon In Woo dan membuat alasan agar In Woo datang ke rumahnya. Tapi In Woo tidak mau. Dia bahkan menjulurkan pancing dengan pot bunga yang indah. Hye Ri mencoba lagi tapi lagi2 In Woo melakukan hal yang sama. Akhirnya, Hye Ri pergi ke balkon dan berteriak. In Woo bertanya apakah Hye Ri memaku kuku di dalam rumahnya. Beberapa menit kemudian In Woo muncul dan pada akhirnya mereka menghabiskan malam bersama lagi. Sementara Hye Ri tertidur, In Woo malah memikirkan sesuatu.
Keesokan harinya, Hye Ri dibangunkan oleh sebuah jam ajaib yang bisa merekam suara. Ada suara In Woo: “Bangun, Ma Hye Ri! Ma Hye Ri kau perlu tumpangan. Ma Hye Ri! Kau harus menemui Jaksa Yoon! Apa yang kau tunggu? Ayo mandi!” Sementara itu, Pengacara Seo mengunjungi sebuah apartemen tua yang sudah 6 tahun dijual. Ada banyak pecahan. In Woo mengatakan pada Jenny kalau rencana mereka tidak mendapat masalah apa2. Mereka tidak punya waktu lagi tapi Hye Ri masih jadi masalah – apakah dia akan mampu melakukannya. In Woo akan memastikan hal tersebut.
Ayah Hye Ri bertemu dengan seseorang yang mengatakan kalau menjadikan Hye Ri sebagai seorang jaksa adalah keputusan yang tepat. Kelihatannya, orang ini adalah teman lama Tuan Ma dimana mereka sangat sudah lama tidak bertemu. Mereka berbincang-bincang lagi hingga Ayah Hye Ri mengatakan ucapan terima kasihnya pada pria itu sehingga dia bisa menyediakan dana untuk sebuah kampanye.
Ketika sedang meneliti kasus yang melibatkan seorang selebritis dan pengguna internet, Hye Ri mendapat telpon dari ayah, yang mengunjungi rumahnya bersama ibu. Jadi, Hye Ri harus keluar kantor. Ibu membawakan makanan rendah kalori dan ayah bertanya apakah dia ketakutan dan mengalami kesulitan. Dia juga melarang kehadiran pria di rumah Hye Ri. Mereka lalu pergi ke balkon dimana Hye Ri berpura2 dia tidak mengenal tetangganya. Mereka tidak sadar kalau In Woo memperhatikan.
Perasaan In Woo sedang tidak bagus. Dia masuk ke dalam dan memperhatikan sepasang sepatu bola. Kembali ke kantor jaksa, Se Joon sudah mendapatkan dimana lokasi keberadaan si tukang tiru. Dia mengusahakan untuk menangkap penipu itu. Pertarungan tidak dapat dihindarkan, di dalamnya termasuk para pekerja, asisten, dan para penyidik. Mata Jaksa Yoon hanya terarah pada rajanya penipu. Jaksa Yoon mengikuti Don Suk dan langsung membuat pria itu kalah telak!
Di kantor, Hye Ri tertidur menunggu kedatangan Se Joon. Ketika orang yang ditunggunya kembali, Hye Ri menawarkan tumpangan. Se Joon menerimanya tapi dia yang akan menyetir. Akhirnya, Se Joon mengungkapkan isi hatinya pada Hye Ri. Se Joon: “Tiga tahun lalu istriku meninggal karena kanker. Karena aku sangat menyukai pekerjaan sebagai Jaksa, aku menjalaninya dengan kegembiraan. Aku menjalani setiap drama penangkapan. Pada waktu itu, kanker di perut istriku semakin parah. Dia menjalaninya sendiri. Aku tidak tahu apa2. Aku tidak melihat istriku meninggal sebab aku sedang berada di lapangan menangkap Kim Dong Suk. Aku pria yang gila. Aku pikir kalau aku tidak ada di lapangan, istriku tidak akan meninggal. Tapi dia pergi dan aku tidak sempat mengucapkan selamat tinggal.”
Se Joon sudah membuka hatinya. Dia mengatakan kalau istrinya tidak beruntung bersamanya. Se Joon juga jadi tidak nyaman sebab di dalam pikirannya sang istri masih hidup. Setelah tiga tahun pergi, istrinya masih belum juga mati dan ketika memikirkan Kim Dong Suk, dia bisa berpura-pura kalau istrinya masih bersamanya, menunggu. Sekarang Se Joon harus menghadapi kenyataan, istrinya sudah tidak ada. Hye Ri tersentuh mendengar cerita ini. Dia menangis saat tiba di rumah. In Woo mendekatinya dan bertanya kenapa dia seperti itu. Hye Ri menjelaskan kalau Jaksa Yoon sangat keren karena tidak melupakan istrinya setelah tiga tahun meninggal. In Woo merasa kalau hal ini biasa2 saja tapi Hye Ri menjelaskan bahwa pria yang selama tiga tahun tidak melupakan istrinya sangatlah keren!
Keesokan harinya, In Woo tidak bisa melihat Hye Ri berjemur di balkon rumahnya. Jadi In Woo memanfaatkan pancingnya lagi. Kali ini dia berhasil menarik perhatian Hye Ri. Dia berhasil membuat Hye Ri bicara dan dia mengaku kalau tidak suka minum sendiri. In Woo bertanya apa yang akan dilakukan Hye Ri jika Se Joon juga menyukainya. Hye Ri sudah mengubah keputusannya yang dulu kalau dia tidak akan mencintai duda dengan satu anak. Jika Hye Ri serius dan mau menerima Se Joon apa adanya, In Woo akan membantu Hye Ri mendapatkan Se Joon. Hye Ri bingung: apa dia harus memperjuangkan Se Joon atau menyerah saja.
Hari berikutnya, Hye Ri merasakan hal aneh tiap kali dia menatap mata Se Joon. Ketika kasus fitnah selebriti itu tiba, Hye Ri mewawancarai terdakwa: wanita yang menghabiskan waktunya di internet, ada juga wanita yang suka memposting berita, dan seorang ahjumma yang merasa kemiripan antara sang artis dengan selingkuhan suaminya. Hye Ri membacakan tuduhan mereka dan mengatakan kalau tuduhan seperti itu bisa menyebabkan bunuh diri. Setelah membuat mereka berpikir lagi, Hye Ri menyuruh mereka menulis tentang pikiran dan perasaan mereka. Sebelum menyuruh mereka pergi, Hye Ri mengatakan pada ahjumma kalau dia harus melupakan masa lalu untuk menyambut masa depan. Dia mengutip perkataan Se Joon dan mendapatkan titik terang tentang pilihannya.
Karena Hye Ri sangat bergantung pada In Woo, dia setuju untuk menerima bantuannya. Dia memanggil In Woo dari balkon sambil menunjukkan kupon Superman. Jadi, dia sendiri mengantar kupon itu dan setelahnya pergi ke rumah In Woo. Hye Ri akan belajar memasak.
Hye Ri: Aku rasa aku sangat berterimakasih.
In Woo: Bukan ‘rasa’ tapi ‘aku sangat berterimakasih’.
Hye Ri: Aku sangat berterimakasih.
In Woo: Bagaimana kau akan membayar semua kebaikan ini?
Hye Ri: Bagaimana aku bisa membayarmu?
In Woo: Tuliskan aku juga.
Hye Ri: Apa?
In Woo: Kupon Wonder Woman.
Hye Ri: Kupon Wonder Woman?
In Woo: Karena Jaksa Ma adalah wanita, jadi gunakan saja Wonder Woman. Ketika Seo In Woo memerlukan Ma Hye Ri… maka kau harus datang tidak peduli apapun yang terjadi.
In Woo: Bukan ‘rasa’ tapi ‘aku sangat berterimakasih’.
Hye Ri: Aku sangat berterimakasih.
In Woo: Bagaimana kau akan membayar semua kebaikan ini?
Hye Ri: Bagaimana aku bisa membayarmu?
In Woo: Tuliskan aku juga.
Hye Ri: Apa?
In Woo: Kupon Wonder Woman.
Hye Ri: Kupon Wonder Woman?
In Woo: Karena Jaksa Ma adalah wanita, jadi gunakan saja Wonder Woman. Ketika Seo In Woo memerlukan Ma Hye Ri… maka kau harus datang tidak peduli apapun yang terjadi.
Hye Ri itu pintar dan sudah bisa membaca apa yang akan terjadi. Jadi dia membuat aturan: tidak ada permintaan yang berhubungan dengan kejaksaan dan tidak ada permintaan setelah jam 2 pagi. In Woo tidak merasa ada masalah dengan aturan ini dan terlihat sangat senang waktu Hye Ri mengecap selembar kertas. Ketika Hye Ri pulang untuk berkencan dengan Jaksa Yoon, In Woo menghibur Hye Ri. Akan tetapi, Hye Ri bergumam pada dirinya kalau In Woo itu orang yang menyedihkan.
Di rumah Se Joon, Bin, putrinya Se Joon mengecek boks surat saat ayahnya sedang memasak. Dia menemukan surat Hye Ri. Sayangnya, dia tidak menunjukkannya pada Se Joon.
Tepat ketika Hye Ri pergi, In Woo bertemu dengan Jenny. Dia benar2 terganggu pada hubungan In Woo dengan Hye Ri – apakah In Woo akan membantu Hye Ri mendapatkan Se Joon? In Woo berkata kalau dia hanya ingin bersikap baik pada Hye Ri. Selagi Hye Ri masih bisa bersenang2, biarlah dia menikmatinya. Jika Jaksa Yoon adalah kebahagiaan bagi Hye Ri, biarlah begitu. Kencan Hye Ri kacau. Dia sudah menunggu tapi Se Joon tidak datang. Bin akan mengaku pada ayahnya tapi sudah terlambat. Hye Ri sudah terlanjur kecewa. Dia akhirnya pergi.
In Woo sangat gelisah menunggu kedatangan Hye Ri. Ketika dia melihat Wonder Woman-nya, mereka memutuskan untuk keluar mengobrol. Hye Ri mengaku kalau sekarang dia tahu bagaimana rasanya menunggu. In Woo menjelaskan kalau menunggu seorang pria selama 4 jam tidak membuat Hye Ri tahu bagaimana rasanya menunggu. In Woo bertambah marah lagi waktu Hye Ri bilang dia menyerah. Kemudian Se Joon tiba namun tidak dilihat Hye Ri. In Woo membuat rencana cepat.
In Woo: Mulai dari sekarang aku akan melakukan sesuatu.
Hye Ri: Melakukan apa?
In Woo: Pertama-tama, aku akan memelukmu… Lalu ini…
Hye Ri: Melakukan apa?
In Woo: Pertama-tama, aku akan memelukmu… Lalu ini…
In Woo mencium Hye Ri dihadapan Se Joon!