0
Lee Seol terbangun dari tidurnya lalu ia terkejut karena melihat Park Hae Young ada dihadapannya.
"Selamat Pagi Yang Mulia. Aku Park Hae Young dari departemen luar negeri dan Perdagangan." Park Hae Young berjalan menghampiri Lee Seol. Ia penasaran, kenapa Lee Seol tidak berteriak. "Kenapa? Kenapa kau tidak berteriak? Atau kau akan melempar bantal ke arahku? Apa kau selalu seperti ini, setiap melihat seorang lelaki berada di dekatmu setelah bangun tidur? Apa kau mencoba menjadi seorang putri salju, dengan tatapan sayu saat pangerannya datang? Apa kau mulai mempercayaiku? Atau kau sangat senang melihatku ada di sini, dan aku terlihat tampan setelah semua yang terjadi."
"Bagaimana bisa kau ada di tempat ini?" tanya Lee Seol, ia melindungi dirinya dengan selimut."Bukankah sudah jelas? Penculikan, pengkhianatan, teror, pembunuhan, berkaitan dengan hal itu kan?" jawab Lee Seol.
"Kenapa kau tidak berteriak?"
"Karena ini hari pertamaku. Saat aku merencanakan untuk melakukan sesuatu hal, aku akan melakukan tahap awalnya dengan sungguh-sungguh. Aku tidak ingin merusak hari pertamaku sebagai seorang Princess dengan kekacauan. Jadi, pergilah dengan tenang, sebelum aku memanggil orang-orang." jawab Lee Seol.
"Sekarang kau sudah lebih seperti seorang Princess. Aku datang ke sini hanya untuk melihat wajahmu untuk terakhir kali. Karena nanti dan seterusnya, hubungan kita akan sangat berbeda." jawab Park Hae Young seraya berdiri dan ia menggunakan telepon untuk memanggil pelayan.
Lee Seol heran, "Jadi, kau masuk ke sini diketahui oleh para pelayan. Kepala pelayan dan asistennya memperbolehkan kau masuk?"
"Ya, karena aku yang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadapmu?"
Lee Seol hanya termangu mendengar jawaban Park Hae Young. Ia tidak mengerti sama sekali maksud dari Park Hae Young.
"Yang Mulia telah memutuskan untuk masuk ke dalam istana. Untuk itu aku memanggil Park Hae Young. Untuk mengorganisasikan Pembentukan keluarga kerajaan." ucap Presiden.
"Aku Pak Hae Young dari departement luar negeri dan perdagangan. Aku yang akan bertanggung jawab dengan pendidikan dan etiket Princess sampai waktu pemilihan tiba." Park Hae Young memperkenalkan dirinya dengan resmi.
"Apa Princess yang kau bicarakan.. itu aku?" tanya Lee Seol heran.
"Tentu saja. Aku sudah memasuki istana sekarang." jawab Park Hae Young.
"Tidak!!" Teriak Lee Seol. Presiden dan kakek melihat ke arahnya.
"Seharusnya tidak seperti itu. Diantara kami ada sebuah skandal dan kau menginginkan kami untuk tinggal bersama? Kalau kami tinggal di istana bersama, maka rumor yang menyebar tentang pertunangan kami berdua akan semakin marak. Dan masyarakat akan lebih mudah untuk mempercayainya." Lee Seol mencari-cari alasan.
"Aku yang akan menjelaskan. Park Hae Young yang akan menjaga dan mengurusi segala hal yang berkaitan dengan pendidikan Princess dan tentu saja untuk menjaga Princess. Meskipun sebenarnya aku tidak ingin mengatakannya tapi saat insident itu dimana aku mengatakan bahwa =dia adalah perempuanku= itulah yang aku katakan. Cara termudah untuk menghilangkan rumor adalah dengan menjernihkan diri sendiri." Park Hae Young mencoba menjelaskan dengan terperinci, terutama untuk menarik perhatian Presiden.
"Aku sangat mengerti apa yang kau maksud, President. Sampai rumor itu hilang, kami akan melakukan apa yang kau katakan." jawab Kakek seraya mengangguk.
"Sebentar.. Sebentar.. Bagaimana kalau aku menolaknya? Cara diplomat Park saat mengajar seseorang itu sangat keras dan berbaha--" Lee Seol menghentikan ucapannya, lalu ia tersenyum kecil, "Karean ia tampan, aku tidak bisa berpikir dapat fokus dengan pelajaran. Bisakah menggantinya dengan orang lain?"
"Sangat sulit untuk menemukan orang lain yang memiliki kemampuan lebih dari Diplomat Park. Berdasarkan issue yang terkait, maka Yang Mulia harus bekerja bersamanya." jawab President,
"Karena aku tidak ingin hidup seperti ayahku. Itu lebih buruk dari pada mati. Memikirkan bahwa aku harus hidup setelah semua uang, reputasi, keluarga dan teman diambil, itu sangat buruk. Itulah kenapa aku ingin mematuhi apapun yang kau katakan." jawab Park Hae Young dengan pasti.
"Meskipun kau menyebut-nyebut nama ayahku, itu tidak akan berpengaruh apapun padaku. Aku tidak akan menyesali semua yang sudah terjadi padamu dan juga ayahmu. Kalau aku mengetahui semuanya akan jadi seperti ini, maka dengan cepat, aku akan menceritakanmu hal yang sebenarnya terjadi tentang ayahmu. Sampai mati aku tidak akan melakukan apapun." Kakek masih belum mempercayai Park Hae Young, ia percaya bahwa Park Hae Young memiliki motive lain.
"Apa kau harus mengatakan hal itu agar membuatmu lega? Aku bilang, aku akan melakukan apapun yang kau katakan. Aku akan melakukan apapun sesuai perintahmu entah itu mengenai Princess, keluarga kerajaan, apapun itu aku akan melakukannya untukmu. Apa kau akan tetap melakukan hal itu pada cucumu sendiri?" jawab Park Hae Young.
"Semua tergantung padamu. Lakukan apasaja yang membuatmu senang. Dan kita lihat hasilnya seperti apa."
"Aku adalah tipe orang yang memiliki kemauan keras dan memiliki prilaku yang baik. Aku tidak akan menyingkirkan seseorang begitu saja saat aku bekerja pada pemerintahan kerajaan." jawab Park hae Young.
"Jadi, kau akan melakukan hal yang lain? Membersihkan, mencuci dan ada banyak hal lain yang bisa dikerjakan. Bagaimana bisa kau mengajariku?"
"Kau tidak berpikir dengan pola pikir baik." kata Lee Seol.
Park Hae Young menjawab. "Di luar pemerintahan kerajaan, aku adalah orang yang akan mengajarimu banyak hal, Yang Mulia."
"Bagaimana bisa?" Lee Seol terbelalak.
"Kau bilang tatakrama istana? Jadi, kau ingin mengatakan kalau kau adalah generasi ketiga dari konglongmerat?" ejek Lee Seol.
"Kita tidak memiliki banyak waktu. Disamping pembicaraan yang bodoh ini, aku harus segera menilaimu." jawab Park Hae Young, ngambil jadwal di mapnya lalu memberikannya pada Lee Seol.
"Baiklah. Jadi, kira-kira apa yang generasi ketiga dari konglongmerat akan ajarkan padaku? Tentang perpajakan? Spekulasi dari kekayaan konglongmerat? Mengembalikan warisanmu?" tanya Lee Sel.
"Kau benar-benar terlihat sangat tertarik dengan ekonomi. Ya, aku bisa mengerti hal itu terlebih saat pertama kali kita bertemu, kau sangat mementingkan uang pemasukanmu. Baiklah, untuk memulai pelajaran kita, bisakah kita mulai mempelajari tentang pengaruh yang akan timbul bagi Dae Han Group yang memberikan seluruh kekayaan dan aset untuk membangun keluarga kerajaan?" ejek Park Hae Young.
"Pass.. Hei, anyway, kau tidak bisa mengajariku hal yang lain selain bahasa? Sebenarnya berapa banyak bahasa yang kau kuasai?"
"Who knows? Aku bisa berbahasa Jepang, Cina, Spanyol, Jerman, Prancis, dan ada banyak bahasa yang aku kuasai, jadi aku tidak bisa menyebutkannya satu persatu. Tapi yang terpenting, aku tidak akan mengajari hal itu padamu." ungkap Park Hae Young.
"Kenapa?" Lee Seol penasaran.
"Itu tidak berarti saat kau menguasai banyak bahasa kau akan diterima oleh masyarakat dan masyarakat akan memilihmu sebagai Princess. Karena menggunakan translator saat berada di mimbar akan lebih populer saat ini. Dan akana ada banyak hal yang harus dilakukan besok. Jadi, pastikan kau bangun lebih pagi besok." jawab Park Hae young.
"Ah,! Bangun jam enam pagi?" Lee Seol terkejut melihat daftar kegiatannya.
"Yang Mulia.. Sudah waktunya bangun."
"Yang Mulia.."
"Yang Mulia, Diplomat Park Hae Young sudah datang."
"Bangunlah." ucap Park Hae Young saat mengetahui Lee Seol terbangun.
"Apa kau merencanakan untuk membunuhku? Kalau kau memang benar-benar ingin menjagaku, maka kau harus membiarkanku tidur nyenyak." jawab Lee Seol kesal.
"Aku sudah melihat schedule yang kau berikan, dan tidak ada kelas jam seperti ini. Yang aku baca.. Periode test pertama, periode test kedua, periode test ketiga, periode test ke empat, lima.. Apa kau bercanda?"
"Ini adalah hari pertama. Jadi, kita harus mengecek kapasitasmu atau lebih tepatnya mengecek levelmu, seberapa pantas kau menjadi Princess? Kenapa? Apa kau akan mati karena menghadapi ujian?" Park Hae Young akan memberikan ujian pada Lee Seol.
"Kenapa kau mulai berbicara informal?" tanya Lee Seol. Seharusnya hubungan mereka akan lebih formal, tapi kenapa tiba-tiba Park Hae Young kembali berbicara tidak formal.
"Ah.. Karena tidak ada yang mendengar." jawab Park Hae Young dengan manis.. hehe.
"Tidak, aku tidak akan belajar dengan guru yang tidak bersertifikat." Lee Seol bersikukuh.
"Aku punya! Aku punya sertifikat itu. Bangunlah!!"
"Selama kuliah diplomat Park Hae Young sangat terkenal akan kepintarannya dan selalu menjadi mahasiswa teladan. "Sebagai refrensi : MBA, CPA sarjana. Dan juga, sertifikat mengajar bahasa inggris. Diplomat Park juga memiliki, sertifikat TESOL." jawab Para pelayan.
"Tidak ada yang benar-benar bisa kau lakukan. Kau pasti sangat bangga karena kau adalah seorang diplomat. Untuk seseorang yang merasa bangga menjadi seorang guru tanpa mengikuti training, lalu coba bayangkan apa yang akan terjadi pada muridmu?" ejek Lee Seol.
"Pergilah." ucap Lee Seol seraya mencoba melepas cengkraman tangan ParK hae Young.
"Kalau kau benar-benar seorang Princess maka bergeraklah sebelum semuanya pergi." jawab Park Hae Young.
"Aku bilang pergi."
"Karena aku tidak menyukaimu?" singkat Lee Seol.
"Hanya masalah sesederhana itu?"
"Itu masalah penting bagiku."
"Benarkah?"
"Seberapa penting? Sepenting President? Lebih penting dari seluruh kekayaan Dae Han Group? Dua orang tertinggi di Korea menyerahkan segalanya untukmu, untuk menjadikanmu Princess. Tapi, karena guru yang akan mengajarmu tidak kau sukai, jadi kau tidak mau belajar?" tanya Park Hae Young menyudutkan Lee Seol.
"Kau datang ke istana ini untuk menyiksaku kan?" terkat Lee Seol.
"Ya, aku akan bertindak kasar padamu saat pelajaran dimulai dan kalau kau sampai menghentikanku untuk melakukan hal itu, maka aku akan melakukan hal yang buruk dan lebih buruk dari apapun. Jadi, ikuti saja ujianmu dengan damai. Mengerti?"
"Ini.." Park Hae Young memberikan soal ujian.
"Kau bilang, tidak ada pelajaran bahasa inggris?" tanya Lee Seol yang kesal melihat soal bahasa inggris.
"Ini bukan ujian bahasa inggris. Itu adalah ujian yang membahas tentang politik korea dan sejarah korea." jawab Park Hae Young.
Park Hae Young memberi komando. "Okay, kau punya waktu 30 menit. Siap. Bersedia. Mulai. Dan nikmati waktumu."
Park Hae Young tersenyum senang melihat Lee Seol yang kebingungan. hihi.
"Tidakkah kau tau, jaman sekarang mereka menggunakan tanda bintang untuk menandai jawaban yang salah. Aku rasa aku bahkan belum menonton CF's" ucap Lee Seol kesal, karena Park Hae Young dengan cepat mencoret-coret bagian yang salah dilembar kertas soal.
"Apa perlu juga soal ujianmu ini berubah menjadi Milky Way?" jawab Park Hae Young.
"Tidak. Semuanya salah, apalagi yang akan kau lihat?" jawab Park Hae Young. Ia lalu memasukkan soal itu ke dalam mapnya.
"Wow, ini mungkin. Tidak mudah untuk menebak semua jawaban ini, kau sangat luar biasa. Aku sangat shock dengan hasil ujianmu ini, jadi aku akan beristirahat. Sampai jumpa besok." ejek Park Hae Young.
Lee Seol terus mengikuti Park Hae Young, Lee Seol mengincar map milik Park Hae Young.
Di dalam kamar, Lee Seol dan Park Hae Young berebut map berisi soal ujian. Lee Seol kesulitan untuk menandingi Park Hae Young, ia bahkan tidak bisa meraih map yang sengaja di jauhkan oleh Park Hae Young. Dan seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru, Park Hae Young senang sekali mengolok-olok Lee Seol. Hahaa..
Mereka berdua merasa kikuk, lalu dengan cepat mereka bangun dari posisi itu. Dan saling merasa canggung. Park Hae Young berjanji kalau ia akan mengembalikan soal ujian itu pagi hari nanti, ia mengatakan kalau Lee Seol harus bangun jam 6 pagi agar bisa mengambil kertas soalnya. Lee Seol senang mendengar hal itu.
Karena gemas melihat Lee Seol yang malas, maka Park Hae Young langsung mengambil tindakan kejam.. haha.. Ia mengangkat Lee Seol lalu menggedong Lee Seol dipundaknya. Lee Seol menjerit dan semua pelayan heboh.
Park Hae Young juga tidak tahu harus berbuat apa agar Lee Seol tidak lagi menangis. Park Hae Young hanya bisa menunggu dan berdiri di depan kamar Lee Seol.
Lee Seol tersenyum dan mengangguk, "Ya."
"Nikmatilah dan bersenang-senanglah selagi kau bisa." ucap Yoon Joo.
Lee Seol lalu tersadar dan mengetahui kelicikan Yoon Joo. Ibaratnya Yoon Joo perlahan mulai menunjukkan pisau yang digunakannya untuk menikam Lee Seol.