0
Harap-harap cemas.
Itulah yang saya rasakan saat akan menonton episode 13 ini. Dengan minggu depan adalah minggu terakhir penayangan drama My Princess ini, maka seharusnya minggu ini menjadi titik balik yang menentukan akhir cerita. Dan ternyata episode ini tidak mengecewakan. Apalagi dengan Hae Young yang teguh pada pendirian dan perasaannya.
Park Hae Young-ssi, you’re never failed to amaze me.
Recap My Princess Episode 13
Lee Seol kaget dengan sosok laki-laki yang tampak di depannya. Tapi saat ia memalingkan muka melihat Hae Young, yang ingin tahu mengapa Lee Seol tampak aneh, dan melihat ke sosok itu kembali, sosok itu telah menghilang. Lee Seol mengabaikan khayalannya yang tak masuk akal, dan bertanya pada Hae Young rumah siapa sebenarnya ini. Hae Young hanya tersenyum mengatakan kalau rumah ini adalah sesuatu yang memberi banyak kenangan untuknya.
Saat berkeliling rumah, Lee Seol mendapati foto Hae Young semasa kecil, dan buku pianonya yang penuh stiker Princess Walt Disney.
Hae Young yang sedang mempersiapkan makan siang, hanya tersenyum saat mendengar Lee Seol memainkan lagu anak-anak, dan memintanya untuk turun.
Lee Seol pun tak ingin ketinggalan mempersiapkan peralatan makan untuk Hae Young. Ada sendok anak-anak yang tertinggal, membuat Lee Seol bertanya apakah itu milik Hae Young kecil? Hae Young membantahnya, dan Lee Seol memutuskan untuk makan menggunakan sendok itu.
Hae Young bertanya pada Lee Seol, apakah ia masih mengingat ajarannya? Karena saat ini, ia akan menambahnya lagi. Yaitu, saat di rumah ini, Lee Seol harus melupakan semuanya. Ia hanya boleh melihat ke Park Hae Young, hanya memikirkan Park Hae Young dan mendengarkan kata-kata Park Hae Young.
Saat malam tiba, suasana romantis pun terasa, dan Hae Young mengancam Lee Seol agar tidak mengatakan sesuatu yang sok romantis yang malah merusak suasana itu. Lee Seol pun juga memperingatkan Hae Young agar tidak merusaknya dengan kata-kata romantis tapi sok puitis.
Hae Young mencemooh orang yang mau mengatakan hal itu, .. pasti Prof. Nam-nya. Cemoohannya itu mendapat pukulan bantal di kepalanya. Hae Young semakin mencemooh lagi mengatakan pasti dugaannya benar, karena Lee Seol memukulnya.
Dan serangan bantal itu datang bertubi-tubi ke arahnya.
Lee Seol tertidur di pelukan Hae Young. Seperti Lee Seol dahulu yang mengagumi bulu matanya yang cantik, sekarang giliran Hae Young yang mengagumi wajah Lee Seol. Tangannya menyentuh mata, hidung dan bibir Lee Seol, membuat Lee Seol terbangun.
Saat tahu Hae Young belum tidur, ia juga ingin tak tidur. Tapi Hae Young mencegahnya membuka mata. Karena,
“Jika aku melihat matamu lagi hari ini, aku tak akan dapat tidur.” |
Aww…
Saat Hae Young terbangun di pagi hari, ia tak menemukan Lee Seol. Teringat akan Lee Seol yang pergi tanpa pamit sebelumnya, ia memanggil Lee Seol berulang-ulang. Ternyata Lee Seol hanya berjalan-jalan keluar rumah. Hae Young menyuruhnya untuk segera mencuci muka.
Lee Seol keluar kamar mandi dengan kedinginan, meminta handuk kepada Hae Young. Bukannya memberikan handuk, Hae Young malah memeluk pundak Lee Seol dan mengeringkan mukanya dengan handuk yang ia bawa. Lee Seol protes karena ia dapat melakukannya sendiri, tapi Hae Young mengabaikannya, membuat Lee Seol mengalah dan malah menikmatinya.
Ia juga membiarkan Hae Young mengikat rambutnya (dan kerepotan karenanya), namun memintanya berhati-hati akan karet rambutnya karena itu pemberian teman ayahnya. Ucapan yang kelepasan dari mulutnya itu membuat mereka berdua kaget, karena Lee Seol sendiri juga baru tahu sekarang. Sepertinya ingatan masa kecilnya perlahan-lahan kembali.
Hae Young pergi membuat kopi. Di saat yang sama Lee Seol mendapat telepon dari nomor yang tak dikenal. Ia mengangkatnya, terlepas anjuran Hae Young untuk tak menerimanya, karena berharap ada informasi yang mungkin ia dapatkan dari usahanya menelepon kemarin.
Dan ternyata benar, ada telepon dari seseorang, yaitu anak dari Presiden Park (kakek Park), yang berarti ayah Hae Young. Ayah Hae Young ingin menemui Lee Seol, tapi karena ia diasingkan di luar negeri oleh ayahnya, maka ia tak dapat kembali ke Korea. Hanya Lee Seol yang dapat membujuk Presiden Park untuk mencabut larangan kembali itu. Dan saat itu, ia akan menjelaskan semuanya.
Lee Seol ingin tahu jawabannya sekarang. Apakah ia memang membunuh ayahnya? Sebab bukan ia saja yang benar-benar ingin tahu, tapi anaknya, Hae Young, juga ingin tahu tentang hal ini. Ayah Hae Young menjawab kalau ia tidak membunuh Lee Han. Kematian Lee Han murni kecelakaan. Makanya ia membawa Lee Seol ke rumahnya. Ia akan menjelaskan semuanya saat mereka bertemu.
Ayah Hae Young menutup percakapan. Tapi percakapan itu membuka kembali kenangan Lee Seol di rumah itu. Ia bertemu dengan ayah Hae Young di depan rumah, sama seperti khayalannya tadi. Dan saat itu, Lee Seol kecil bertanya mengapa ayahnya belum pulang juga, padahal ayahnya berjanji akan datang menjemputnya setelah 10 hari. Ayah Hae Young mengatakan kalau ayahnya telah meninggal. Lee Seol kecil menutup telinganya tak mau mendengar kenyataan yang ada. Putaran kenangan itu membuka masa lalunya.
Lee Seol menangis mengingat semuanya.
Kakek Park terkejut saat diberitahu Jung Woo kalau kantong yang dipegangnya sekarang itu palsu, padahal Yoon Ju sendiri sudah memeriksa keasliannya. Jung Woo mengatakan kalau ialah yang memeriksanya. Ia mengganti yang asli dengan yang palsu, dan ia menyimpan yang asli. Kakek menanyakan alasan Jung Woo melakukan hal ini.
Alasannya adalah karena Jung Woo mengenal Lee Seol dengan baik, dan ia juga tahu kalau bukan Lee Dan pemilik kantong itu. Namun Jung Woo tak memberitahu Kakek siapa alang di balik rencana ini. Ia hanya ingin Kakek percaya padanya karena ia akan mengembalikan kantong yang asli ini pada Lee Seol dan membawanya kembali. Kakek yang juga tak percaya kalau Lee Dan adalah Putri yang asli, mempercayai Jung Woo dan menyerahkan urusan ini kepadanya.
Hae Young menyadari Lee Seol menghilang (lagi) dan mencarinya ke seluruh penjuru rumah. Tanpa hasil, ia akhirnya menelepon Lee Seol, dan bertanya kenapa ia pergi meninggalkannya. Ia meminta Lee Seol untuk kembali.
Lee Seol menolaknya. Ia meninggalkan Park Hae Young, karena apa yang Lee Dan katakana tentang kejadian itu ternyata benar. Ia tak ingin percaya, tapi tak bisa dipungkiri kalau hal itu benar adanya.
Hae Young memintanya untuk kembali, bukannya mereka telah setuju kalau mereka akan mencari kebenarannya bersama-sama?
Lee Seol juga menginginkan hal itu, tapi tak bisa. Ia merasa hal itu tak adil untuk ayahnya. Jadi ia tak dapat kembali pada Hae Young. Lee Seol menutup telepon sambil menangis, dan Sekretaris Oh datang menjemputnya.
Dan iapun meninggalkan Hae Young.
Jung Woo menemui Yoon Ju untuk mengatakan kalau kantong yang dipegang Kakek Park adalah palsu, karena ia telah menukarnya. Yoon Ju tak menyangka kalau Jung Woo mengkhianatinya dan bertanya mengapa ia melakukannya.
Karena Yoon Ju percaya padanya, maka mudah baginya untuk mengkhianatinya. Karena ia tak ingin Yoon Ju meneruskan rencana jahatnya.
Ia memberi Yoon Ju pilihan, mengundurkan diri dari posisinya di kerajaan atau jika tidak ia harus mempertanggungjawabkan tentang keabsahan (yang palsu) kantong tersebut. Jika Yoon Ju bersedia mengundurkan diri, maka konspirasi menggagalkan pendirian kerajaan bersama Lee Dan akan terkubur rapat-rapat. Jung Woo meminta Yoon Ju menjawabnya dalam waktu dekat.
Lee Seol pergi untuk bertemu dengan Kakek Park. Ia menanyakan apakah ayah Hae Young yang membunuh ayahnya? Dengan jujur Kakek menjawab ayah Hae Young tidak membunuh ayahnya. Kematian ayahnya murni karena kecelakaan. Kakek mengakui tersebut, karena mobilnyalah yang menabrak ayahnya. Ialah yang harus disalahkan.
Lee Seol seakan tak mempercayai pendengarannya. Karena demi ambisi Kakek Park untuk mendirikan kerajaan kembali, telah membuat ayahnya, ayah Hae Young, Hae Young dan kakaknya, semua, menderita. Dan ia harus menjadi Putri demi orang yang telah membunuh ayahnya? Ia sekarang tak mau lagi menjadi Putri.
Kakek Park berlutut di hadapan Lee Seol, memintanya untuk mendengarkannya. Bersamaan dengan itu Sekretaris Oh dan Yoon Ju masuk ke ruangan, dan saat itu juga Kakek Park jatuh tak sadarkan diri.
Presiden mendapat kabar kalau Kakek Park pingsan. Ia berencana untuk tetap merangkul Putri, karena begitu Kakek meninggal, maka otomatis harta Dae Han akan jatuh ke tangan Putri.
Di rumah sakit, Yoon Ju dan Lee Seol menunggu di luar, sementara Sekretaris Oh menunggui Kakek Park yang belum sadar. Hae Young datang dan hanya memandang Lee Seol, mengabaikan Yoon Ju. Lee Seol mencoba menghindari tatapan Hae Young yang berkata ‘Kau dan aku harus bicara’, tapi tak dapat melakukannya.
Sebelum masuk ke dalam kamar Kakek, Hae Young menyuruh Lee Seol untuk menunggunya dan jangan pergi kemana-mana (lagi).
Dengan tersenyum, Yoon Ju memuji Lee Seol yang berhasil membuat pingsan Kakek. Dan apakah Lee Seol sekarang sedang cemas? Karena jika Kakek meninggal, maka Lee Seol akan gagal menjadi Putri. Lee Seol tak menyangka Yoon Ju sejahat itu. Bagaimana mungkin ia sekarang tersenyum dengan kondisi Kakek yang sedang kritis?
Di dalam kamar, Hae Young diberitahu Sekretaris Oh kalau masa kritis Kakek telah lewat, tapi harus menunggu 3 hari lagi untuk hasil pastinya. Sekretaris Oh memberi tahu Hae Young kalau Putri tahu sesuatu. Karena sebelum Kakek jatuh, Kakek meminta ampun pada Putri. Dan Sekretaris Oh juga memberitahu kalau Lee Seol sudah mendapatkan daftar orang yang menjawab iklan ayahnya, dimana salah satu dari mereka adalah ayah Hae Young. Perasaannya mengatakan kalau Putri telah berhasil menghubungi ayahnya.
Hae Young menarik kesimpulan kalau Lee Seol sudah tahu semuanya.
Yoon Ju mengatakan pada Jung Woo kalau keajaiban yang ia nantikan telah datang, dan keajaiban itu datang dari Lee Seol. Ia tak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi yang pasti bukan tentang kantong itu. Ia meminta kantong yang asli pada Jung Woo, karena secara hukum ia berhak memilikinya (huh?). Jung Woo membalasnya dengan Yoon Ju boleh memintanya dengan cara hukum. Jung Woo mengingatkan Yoon Ju sekali lagi atas pilihan yang harus ia ambil.
Lee Dan mulai kesal karena ia terkungkung terus menerus di hotel. Bahkan untuk menelepon ibunyapun tak bisa. Yoon Ju mengingatkan Lee Dan kalau semuanya memilki konsekuensi. Tapi ia juga telah mentransfer uang ke rekeningnya, dan ia bisa pergi ke luar negeri. Lee Dan mencium ada yang aneh, apakah dengan ia pergi, maka ia akan disalahkan karena masalah kantong itu? Yoon Ju hanya mengatakan kalau itu memang rencananya. Itu gunanya uang yang ia transfer.
Lee Dan mengancam akan membuka persekongkolan mereka, tapi Yoon Ju tetap pada rencananya. Sehingga lebih baik Lee Dan mengambil uang itu dan segera pergi ke luar negeri. Lee Dan mau tak mau, suka tak suka, harus mau melakukannya, karena tak ada jalan lain untuknya.
Hae Young menemui Lee Seol yang sudah menunggunya. Tentang kepergiannya, apakah Lee Seol pergi karena ayahnya telah menghubunginya? Lee Seol tak menjawab.
Hae Young meneruskan, ia tak tahu apa yang telah Lee Seol dengar, ia juga tak tahu apa yang telah diingatnya. Jika karena itu, mereka tak dapat bersama, ia dapat memahaminya. Asalkan Lee Seol tahu, kalau ia selalu akan berada di pihaknya.
Lee Seol menjawab kalau ia tahu dari Kakek Park, bahwa bukan ayah Hae Young yang telah membunuh ayahnya. Kalau Hae Young ingin berada di pihaknya, jangan jadikan ia sebagai Putri.
Bukankah itu yang diinginkan Hae Young selama ini? Berhenti sebagai Putri dan menjadi miliknya?
Namun bukan seperti yang Hae Young maksud.
Karena dengan ia tidak sebagai putri maka kesalahan Keluarga Park tak akan hilang sepanjang masa. Itulah yang diinginkan Kakek sebenarnya. Dengan ia menjadi Putri, maka kesalahan Kakek mengambil harta kerajaan akan terhapus. Apapun yang keluarga Park lakukan, menakut-nakuti ayahnya, mengancamnya, membuat ayahnya harus lari sepanjang hidupnya, semuanya sama saja, berakhir pada kematian ayahnya.
Saat Yoon Ju datang mengunjungi Kakek Park, ayahnya, Sekretaris Oh, sedang memijat Kakek Park. Saat itu Kakek Park sadar dan membuka mata. Sekretaris Oh girang dan keluar memberi tahu dokter. Kakek yang menyadari Yoon Ju ada di sana menanyakan keberadaan Putri. Saat tahu Putri sudah pergi, Kakek berkata kalau Putri tak boleh pergi, jangan biarkan Putri pergi.
Yoon Ju hanya menatap nanar pada Kakek, menyadari keajaibannya telah pergi.
Jung Woo menghampiri Lee Seol yang meninggalkan rumah sakit, dan mengatakan kalau Kakek telah siuman. Lee Seol lega mendengarnya, tapi menolak untuk mengunjunginya, takut kalau akan membuat Kakek pingsan lagi. Lee Seol memberitahu kalau ia sudah ingat tentang kantong itu. Ingatan itu bukan bukti yang kuat, tapi cukup baginya. Jung Woo menanyakan bagaimana dengan Lee Dan (yang mengambil kantong itu)?
Lee Seol tak tahu, karena hal itu rumit baginya. Walapun Lee Dan jahat dan selalu membuat hidupnya susah, tapi Lee Dan tetaplah kakaknya. Lee Seol berkata akan ke rumah ibunya, karena ia sudah rindu padanya.
Ibu menyambut Lee Seol dengan gembira. Ia tak mempermasalahkan segala kekacauan yang terjadi (reporter dan gossip lainnya) asalkan Lee Seol bahagia dan tak sedih lagi. Ibu menghindari pertanyaan Lee Seol yang menanyakan keberadaan kakaknya. Ia sebenarnya sudah janji bertemu dengan seseorang, jika tahu Lee Seol akan datang, ia akan membatalkannya.
Lee Seol tahu, dari tas bawaan Ibu, kalau Ibu akan bertemu dengan Lee Dan. Maka ia meminta Ibu untuk tetap pergi untuk memenuhi janjinya.
Seperti yang diperkirakan Lee Seol, Ibu bertemu dengan Lee Dan. Ibu menanyakan alasannya berbohong. Seperti yang ibu ketahui, bagaimana mungkin Lee Dan berbohong menjadi Putri kalau ia masih bertemu dengan orang tua kandungnya (Huh?). Lee Dan terkejut karena ibunya tahu tentang hal itu. Tapi Ibu tak mempermasalahkannya. Tapi dengan mengaku sebagai Putri, seperti bukan Lee Dan yang ia kenal. Lee Dan yang selalu membanggakannya.
Lee Dan menjawab bahwa selama ini ia memang menjadi putri yang membuat ibunya bangga, sementara Lee Seollah yang selalu membuat masalah. Jadi kenapa ibu masih tetap sama rata dalam menyayanginya? (HUH??) Ia tak mempermasalahkan hal itu, jadi sekarang saat ia membuat masalah, Lee Dan harap Ibu jangan membencinya dan tetap menyayangi mereka sama rata.
Ibu minta maaf pada Lee Dan, karena hal ini berbeda, jadi ia tak mungkin memaafkannya.
Yoon Ju meminta Jung Woo untuk menemaninya membelikan jas untuk ayahnya. Tadi ia memperhatikan kancing jasnya sudah koyak. Dan setelah membeli, Yoon Ju meminta toko untuk mengirimnya bukannya memberikan langsung pada Sekretaris Oh. Yoon Ju tak suka melihat ayahnya berterima kasih padanya.
“Kau tak mau ayahmu berterimakasih padamu, tapi kau membiarkan ayahmu harus meminta maaf pada Presiden Park. Kau ingin hal itu terjadi?” tanya Jung Woo.
Yoon Ju mengatakan hal itu tak akan terjadi. Dia akan menunjukkan bagaimana sebuah rahasia itu disimpan dan menantang Jung Woo untuk mengeluarkan kantong yang asli. Jung Woo yang kecewa karena berharap terlalu tinggi padanya, dan berkata Yoon Ju telah membuang kesempatan terakhirnya.
Hae Young tiba tepat saat Lee Dan pergi dari tempat persembunyiannya, lengkap dengan tiket dan kopernya. Hae Young memberitahu kalau ia tak perlu repot-repot pergi, karena ia sudah dicekal untuk keluar negeri. Ini akibatnya karena telah mengacaukan hidup Lee Seol walaupun ia tak ingin membalasnya.
Lee Dan tak menyesal telah melakukannya karena ia sudah mendapat uang yang banyak untuk dinikmati. Hae Young tak bergeming mendengar bualan Lee Dan, karena, oh ya.. rekening atas namanya juga sudah dibekukan. Jadi lupakan untuk bisa hidup mewah di kemudian hari. Lee Dan mulai memahami akibat menipu kelompok Dae Han. Hae Young memerintahkan Lee Dan untuk tidak sekali-kali menghubungi ibunya, Lee Seol dan Yoon Ju. Dan ini peringatan terakhir untuknya.
Hae Young meninggalkan Lee Dan yang gemetar ketakutan.
Whoa.. Hae Young keren sekali!
Di rumah ibunya, Lee Seol menyibukkan diri membersihkan setiap pojok rumah untuk menghilangkan pikirannya yang tertuju pada Hae Young. Tapi sayangnya, ia melihat ke kamar tempat Hae Young dulu bermalam dan teringat Hae Young kembali.
Saat ia memberi makan anjingnya di luar, Hae Young berdiri di belakangnya, dan memintanya untuk berbicara sebentar. Lee Seol menolaknya, mengatakan ia sedang sibuk dan masuk ke dalam rumah.
Dari balik pintu Lee Seol mendengar Hae Young berbicara, kalau ia tahu saat ini Lee Seol berdiri di depan pintu karena ia ingin menemuinya. Ingin mendengar suaranya. Untuk membuktikan kata-kata Hae Young salah, ia menjauh dari pintu dan berjalan menuju ke lantai atas. Tapi langkahnya berhenti saat Hae Young berkata lagi,
“Aku paling benci menunggu. Tapi hari ini aku akan menunggumu. Seol-ah, Lee Seol.. buka pintunya!” |
Hae Young membuktikan ucapannya, Ia menunggu Lee Seol sampai malam datang. Ia berkata pada Lee Seol yang juga duduk menungguinya : Jika ia memikirkan apa yang ayahnya lakukan pada Lee Seol, ia tahu tak seharusnya ia datang ke sini. Tapi ia tak sanggup. Ia tak sanggup melepaskan keinginan untuk selalu bertengkar dengannya, selalu mengusilinya, selalu membingungkannya. Ia tak ingin melepaskannya. Hae Young selalu ingin membuat hatinya berdebar-debar. Sejak kecil ia selalu dimanja, jadi ia tak biasa untuk sabar. Dan ia tak pernah tahu bagaimana caranya untuk menyerah. Lee Seol benar, ia memang brengsek. Jadi katakana padanya, apa yang harus ia lakukan kalau ia rindu padanya?
Sama seperti Lee Seol yang mulai menangis, Hae Young pun tak kuasa menahan airmatanya,
Pintu rumah Lee Seol terbuka,
dan Lee Seol ingin mengucapkan sesuatu, “Aku juga..”