My Girlfriend Is a Guminho Episode 8
Posted: Jumat, 11 November 2011 by khyunkhyun in Label: My Girlfriend Is a Guminho
0
Mi Ho tersenyum dan berkata bahwa dia akan baik-baik saja dan hidup bahagia. Mi Ho juga berkata bahwa yang di katakan oleh Dae Woong pasti hal yang benar. Dae Woong senang dan meminta Mi Ho jangan menangis karna jika Mi Ho menangis maka akan turun hujan. Dae Woong lalu mengajak pergi Mi Ho dari situ dan Mi Ho pun mengikuti Dae Woong dari belakang. Buku cerita putri duyung itu pun di simpan begitu saja di atas kursi dan tidak di bawa oleh Mi Ho.
Karna film yang harusnya mereka tonton sudah ditayangkan maka Dae Woong pun meminta Mi Ho untuk menunggu sebentar sementara dirinya akan membeli tiket film lainnya. Mi Ho pun menunggu sambil melihat kesekelilingnya. Ketika Mi Ho melihat ada perempuan dan laki-laki yang sedang menunggu juga, Mi Ho pun bilang bahwa 2 orang itu pasti sedang kencan juga. Si laki-laki itu pergi untuk membeli tiket dan si perempuan langsung sibuk mengeluarkan bedaknya. Mi Ho mengeluarkan perlengkapan dandannya dari dalam tas dan malah memakannya lalu mengenakannya ke wajah.
Nah pasangan itu mulai saling kedip dan Mi Ho pun ikut mencoba mengedipkan matanya kepada Dae Woong. Dae Woong yang melihat itu berkomentar, "Apakah dia meniru Oh Ji Myung (Korean Aktor)? Apakah dia belajar hal itu dari Dong Joo? Huh tidak pernah mengerti apa yang dia telah pelajari." Dae Woong kembali ke Mi Ho dan memberikan soft drink. Mi Ho langsung meminumnya dan dia melihat pasangan tadi meminum soft drink dari satu tempat yang sama maka dari itu Mi Ho pun langsung menghabiskan minumannya dan memindahkan sedotannya ke minuman Dae Woong. Ketika Dae Woong mau minum, dia kaget karna melihat Mi Ho meminum soft drinknya. Dae Woong pun memarahi Mi Ho dan berkata, "Ya ini minumanku. Kau tidak boleh menaruh sedotanmu itu di minuman orang lain. Apa Dong Joo yang telah mengajarimu seperti itu?" Mi Ho hanya cemberut di ceramahi seperti itu.
Film sudah mau mulai dan mereka pun bersiap-siap masuk kedalam bioskop. Mi Ho melihat pasangan yang tadi berjalan berdempetan dan si perempuan memasukan tangannya ke dalam saku celana si laki-laki. Mi Ho pun mendekati Dae Woong dan memasukan tangannya ke saku celana Dae Woong. Dae Woong sadar dan langsung memegang tangan Mi Ho lalu berkata, "Awalnya aku ingin memberikannya padamu nanti. Ini. Kau ini benar-benar tidak sabar ya." Dae Woong mengeluarkan sosis dari saku celananya dan memberikannya pada Mi Ho dan lagi-lagi Mi Ho cemberut karna rencananya gagal.
Di dalam bioskop, Mi Ho melihat pasangan yang tadi duduk di depan mereka. Si perempuan menyandarkan kepalanya ke bahu si laki-laki dan Mi Ho pun mencobanya dengan menyandarkan kepalanya ke bahu Dae Woong dan tangannya menyentuh dada Dae Woong. Dae Woong langsung berkomentar, "Baiklah.. Baiklah... Ini." Lagi-lagi Dae Woong mengeluarkan makanan dari saku kemejanya dan memberikannya kepada Mi Ho. Mi Ho mengambil makanan itu dan kembali cemberut. Dae Woong hanya berkomentar bahwa Mi Ho benar-benar bisa mencium bau makanan dengan baik.
Film yang mereka tonton adalah film comedy dan Mi Ho pun tertawa dengan senang. Dae Woong melihat di rambut Mi Ho ada sesuatu dan dia berniat untuk melepaskannya tapi Mi Ho malah menarik tangan Dae Woong sehingga tangan Dae Woong pun seperti yang merangkul dia. Dae Woong meminta tangannya di lepaskan namun Mi Ho tidak mau dan terus tertawa karna menonton film itu. Dae Woong akhirnya pun pasarah...
Film sudah selesai dan Mi Ho pun bilang , "Ya Bioskop itu sangat bagus. Aku tertawa menonton film itu sampai ekorku rasanya mau keluar. "Dae Woong berkata, "Dan tanganku pun hampir putus.." Mi Ho bilang bahwa menurutnya kencan itu sangat asik sekali. Dae Woong kaget mendengar itu dan bertanya, "Apa? KENCAN?" Mi Ho mengangguk dan bilang, "Bukankah ini kencan?" Dae Woong jadi marah-marah dan berkata, "Siapa yang berkata bahwa ini kencan? Dari mana kau mendapatkan ide semacam itu? Apakah Dong Joo yang mengatakan hal itu?" Mi Ho menjawab, "Ya. Ketika aku bilang bahwa aku akan ke bioskop denganmu, dia berkata "selamat menikmati kencan"". Dae Woong bilang bahwa Dong Joo adalah orang yang payah dan dia akan memarahi Dong Joo jika ketemu nanti. Dae Woong juga kembali menegaskan pada Mi Ho bahwa mereka ini sedang tidak pergi kencan dan mereka ini hanya jalan-jalan seperti Dae Woong mengajak anjingnya jalan-jalan.
Dae Woong lalu menarik tas Mi Ho dan mengajaknya pergi keluar bioskop. Mi Ho berkata, "Jangan menarik tasnya, genggam saja tanganku." Dae Woong kaget mendengar itu dan bilang, "Tidak. Jika aku jalan-jalan dengan anjingku maka aku menarik talinya." Mi Ho berkomentar, "Anjingmu itu kan hanya memiliki kaki sedangkan aku memiliki tangan." Dae Woong awalnya mau menggenggam tangan Mi Ho namun dia langsung menggelengkan kepala dan memegang tas Mi Ho.
Mereka berdua menuruni eskalator dan ternyata temennya Hye In melihat itu dan berkata pada Hye In, "Bukankah itu juniormu? Ah sepertinya dia sedang berjalan bersama pacarnya. Pacarnya cantik juga..." Hye In yang mendengar itu jelas kesal.
Dae Woong dan Mi Ho keluar dari lift dan Dae Woong langsung berjalan ke tempat penjualan camera. Dae Woong melihat poster handycam dan bilang, "Wah benar-benar bagus." Mi Ho lalu bertanya, "Dae Woong kamu suka ini? Apakah kamu menyukainya?" Dae Woong menjawab, "Ya. Hmm berapa harganya? Ah aku akan terlihat keren jika memegang itu. " Mi Ho bertanya kembali, "Woong-ah kau akan senang jika memiliki itu?" Dae Woong menjawab, "Tentu saja. Kenapa? Kau mau membelikannya satu untukku hah? Itu mahal. Bagaimana mugkin kau bisa membelikan itu untukku. Ah aku lapar..." Dae Woong langsung berjalan pergi sementara Mi Ho berlari ke arah yang berlawanan dengan Dae Woong. Dae Woong kaget begitu melihat tidak ada Mi Ho dan dia pun langsung pergi mencari Mi Ho.
Dae Woong menemukan Mi Ho yang sedang berdiri di depan TV dan mengikuti dance-nya Brown Eyed Girls. Dae Woong tertawa dan mengajari Mi Ho yang benar lalu berkata, "Kau ini benar-benar payah. Apa yang di ajari oleh Dong Joo hah?" Mi Ho hanya berkata bahwa dia benar-benar senang di tempat itu karna banyak barang yang menakjubkan. Dae Woong pun bertanya, "Kau tidak tahu peralatan rumah tangga standar? Lalu apa yang kau pelajari dari Dong Joo? Bukankah kau selalu datang ke tempatnya setiap hari?" Mi Ho kesal dan menjawab, "Aku belajar banyak hal dari Dong Joo. Aku tahu tv, mesin cuci... banyak yang aku tahu." Dae Woong pun berkata, "Baiklah kalau begitu mari kita buktikan seberapa tahu kamu akan barang elektronik."
Dae Woong memperlihatkan Mi Ho sebuah radio dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau tahu ini apa?" Mi Ho menjawab bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda itu. Dae Woong pun berkata, "Dong Joo benar-benar payah karna tidak memberi tahu apa ini. Jika kau meletakan headset itu di dekat kepalamu maka aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan." Dae Woong meletakan headset di kening Mi Ho dan dia pun berkata, "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Daging..." Mi Ho pun menatap Dae Woong takjub, "Wah.. Bagaimana bisa kau tahu?" Dae Woong menjawab, "Aku bisa tahu apa yang kau pikirkan." Dae Woong tersenyum lalu pergi melihat barang-barang lainnya.
Dae Woong melihat alat timbangan dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau tahu alat ini?" Mi Ho menggeleng dan bilang bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda timbangan. Dae Woong berkomentar, "Kau tidak tahu ini? Apa yang selama ini Dokter Dong Joo ajarkan padamu hah? Baiklah Dokter Cha Dae Woong yang akan memberi tahu benda apa ini. Kau lihat di benda ini ada angka? Jika kau naik ke atas benda itu maka akan kelihatan berapa umurmu." Mi Ho pun naik ke atas timbangan dan Dae Woong berkata, "Ya ampun... Ternyata kau ini benar-benar lebih tua dari yang aku pikirkan." Mi Ho kaget dengar itu sementara Dae Woong tertawa senang dan pergi meninggalkan Mi Ho.
Dae Woong memperlihatkan alat catok rambut dan dia malah berkata pada Mi Ho bahwa itu adalah alat sumpit daging. Mi Ho percaya saja dan bilang bahwa itu adalah bena yang bagus. Lagi-lagi Dae Woong tertawa karna sudah mempermainkan Mi Ho.
Dae Woong memperlihatkan remote dan Mi Ho ternyata sudah tahu bahwa itu adalah remote TV dan remote AC. Dae Woong pun memperlihatkan kalkulator dan bilang bahwa itu adalah remote pengatur manusia. Mi Ho tidak percaya namun Dae Woong terus meyakinkah Mi Ho dan bilang jika Mi Ho menekan tombol merah maka Dae Woong akan mati. Mi Ho mencoba menekan tombol merah dan Dae Woong pun langsung berhenti bergerak. Mi Ho langsung panik dan memanggil-manggil Dae Woong. Dae Woong memutarkan kepala ke arah Mi Ho dan tersenyum lalu berkata, "Kau ini terlalu mudah untuk di bohongi. "
Dae Woong memperlihatkan vacum cleaner dan bilang pada Mi Ho bahwa benda itu bisa menyedot apapun yang ada di sekelilingnya. Mi Ho tidak percaya dan akhirnya Dae Woong pun menjalankan mesin dan tangannya malah tersedot. Dae Woong panik dan Mi Ho pun menarik tangan Dae Woong dan langsung membanting vacum cleaner itu. Dae Woong kaget dan berkata, "Aku hanya bercanda..." Mau tidak mau Dae Woong harus membayar vacum cleaner yang rusak itu dan dia berkata pada Mi Ho, "Apakah masuk akal benda sekecil ini bisa menghisapku?" Mi Ho menjawab, "Kau yang bilang seperti itu. Kau mengerjaiku lagi.." Dae Woong menyesal dan berkata "Benar. Aku seharusnya mendapatkan hukuman karna telah mengerjaimu." Mi Ho langsung pergi meninggalkan Dae Woong yang mengomel karna dia tidak membutuhkan vacum cleaner itu.
Mi Ho berdiri di depan kipas angin dan Dae Woong pun berkomentar, "Dia terlihat seperti akan memangsaku. tapi ini tidak masuk akal." Dae Woong terus menatap Mi Ho dan dia bilang, "Akhir-akhir ini aku selalu lupa jika dia itu Gumiho yang akan memakanku. Melihatnya seperti ini... Mi Ho terlihat seperti manusia biasa." Dae Woong terus menatap Mi Ho lama dan Mi Ho berkata, "Woong Ah. Anginnya sangat besar dan aku seperti mau terbang." Dae Woong berjalan untuk mematikan kipas angin dan bilang, "Jika kau terlalu lama berdiri disitu maka mukamu akan mengembang. Ayo pergi." Dae Woong pergi terlebih dahulu dan Mi Ho pun bilang bahwa Dae Woong pasti marah padanya karna sudah merusak vacum cleaner tersebut.
Ketika berjalan pulang, Dae Woong tiba-tiba saja berhenti berjalan dan melihat Mi Ho lama. Mi Ho diam saja kebingungan. Dae Woong menggelengkap kepalanya lalu berjalan kembali.
Hye In, Byung Soo dan Sun Nyeon pergi makan siang bersama. Byung Soo bertanya, "Ada aoa menghubungi kami?" Hye In bilang bahwa mereka akan terlibat dalam satu film dan dia ada sebuah permintaan pada Byung Soo dan Sun Nyeon. Byung Soo dan Sun Nyeon sama-sama bingung. Hye In pun berkata, "Kalian berdua tahu seberapa canggungnya aku dan Dae Woong sekarang..." Sun Nyeon menyela dan berkata, "Ya kami tahu kalau awalnya kau berfikir bahwa dia menyukaimu. Tapi Mi Ho datang dan kini kau jadi tersingkirkan." Byung Soo jelas langsung memarahi Sun Nyeon.
Hye In lalu berkata, "Ya kau benar kini aku hanya menjadi lelucon. Aku harap kalian bisa membuat aku dan Dae Woong tidak canggung lagi." Byung Soo mengerti dan bilang bahwa dia akan membantu. Hye In juga berkata bahwa dia tidak ingin canggung dengan Mi Ho makanya dia ingin Byung Soo memberi tahu seperti apa Mi Ho itu. Byung Soo bilang bahwa sebenarnya dia tidak begitu mengenal Mi Ho karna Dae Woong jarang membicarakan tentang Mi Ho.
Hye In kembali bertanya, "Sepertinya dia tidak sekolah disini. Lalu dimana dia sekolah?" Byung Soo melihat ke Sun Nyeon dan menjawab "Sepertinya dia tidak sekolah saat ini." Hye In kebingungan dan kembali bertanya, "Lalu apa pekerjaannya?" Sun Nyeon menjawab, "Dia selalu mengikuti Dae Woong karna dia pengangguran". Hye In bilang, "Menurut cerita Dae Woong, mereka bertemu di desa dan Mi Ho mengikutinya. Jadi dia tinggal di desa?" Sun Nyeon menjawab, "Aku tidak yakin. Dia sepertinya tidak tinggal di luar negeri juga. Ketika di Bioskop, dia bahkan tidak mengetahui siapa itu Won Bin. Dia bahkan tidak tahu lelucon dan juga gaya berpakaiannya sangat buruk." Byung Soo menanggapi kata-kata Sun Nyeon, "Mi Ho ini sungguh memiliki karismatik yang luar biasa di dunia ini." Sun Nyeon bertanya pada Hye In, "Kau terlihat tenang tapi pasti hal ini sangat mengganggumu benar?"
Hye In mengalihkan pembicaraan dan bertanya pada Sun Nyeon, "Perempuan yang di cari oleh ayahmu itu, seberapa hebat?" Sun Nyeon menjawab, "Menurut ayahku, perempuan itu bisa terbang ke atas pohon dan berlari lebih cepat dari pada mobil. Huh mungkin itu hanya bohong. Hye In, kau pasti ingin sekali jadi pemeran utama." Hye In hanya diam saja.
Hye In pergi meninggalkan Byung Soo dan Sun Nyeon lalu dia berkata, "Bahkan asal perempuan itu pun tidak ada yang tahu. Bahkan dia bisa terbang di angkasa?" Hye In lalu meningat kejadian saat Dae Woong tiba-tiba mencari Mi Ho dan tidak mempedulikannya. Hye In berkata, "Ini sangat aneh... Apakah mereka tinggal bersama dan perempuan itu benar-benar terjatuh? Dia terjatuh dari atas gedung? Ah ini tidak mungkin. " Hye In menghilangkan pikiran anehnya itu dan pergi.
Di rumah, seperti biasa Mi Ho duduk di depan kipas angin sementara Dae Woong memasakkan daging untuk Mi Ho. Mi Ho bilang bahwa rambutnya itu adalah rambut rubah makanya pengertingan manusia tidak berlangsung lama. Mi Ho juga bilang bahwa dia sebenarnya sangat menyukai rambut keritingnya. Dae Woong diam-diam terus memperhatikan Mi Ho. Mi Ho menggunakan tulang untuk membuat rambutnya keriting dan itu tambah membuat Dae Woong keheranan. Mi Ho bertanya, "Ada apa?" Dae Woong menjawab, "Uh tidak. Lanjutkan saja. Orang lain menggungkapkan identitasnya melalui bunga sementara kau melalui tulang. Itu terlihat jelas di otakmu. Ya itu bagus. Huh aku hampir saja kebingungan. Ya Mi Ho itu Gumiho. Mi Ho Gumiho Mi Ho Gumiho..." Mi Ho langsung marah dan bilang bahwa dia tidak ingin di lihat sebagai Gumiho.
Mi Ho lalu menghampiri Dae Woong dan dia bertanya, "Woong Ah, kapan kita pergi kencan lagi? Eh... Kapan kita pergi jalan-jalan kembali? Aku ingin sekali melakukan itu. Aku senang sekali jalan-jalan terutama denganmu." Dae Woong takut dan dia menjawab, "Sepertinya kau senang sekali menonton. Kau bisa menonton sendiran.. bahkan kau bisa sering pergi kesana sendirian." Mi Ho berkata bahwa menonton akan menyenangkan jika perginya bersama Dae Woong. Mi Ho juga bilang bahwa yang dia sukai itu bukan menonton melainkan Dae Woong. Dae Woong makin ketakutan. Mi Ho mengambil daging dan berkata, "Ah lezat... Dae Woong aku senang." Dae Woong bertanya pada Mi Ho, "Mi Ho, kamu suka daging kan? Kamu suka jika aku belikan daging kan? Ah itu sebabnya kau menyukaiku kan?" Mi Ho terdiam lama.
Dae Woong mengambil piring daging dan berkata, "AKu tidak akan memberikanmu daging lagi.. Kau tak akan menyukai aku lagi kan?" Mi Ho terdiam lama dan menjawab, "Apa boleh buat kalau begitu." Dae Woong kesal dan berkata, "Kau ini kenapa? Kau ini Gumiho! Kalau aku katakan padamu aku tak akan memberikanmu daging lagi, kamu seharusnya berkata, "Apakah kau mau mati?Kembalikan dagingku!" Kau seharusnya berkata seperti itu. "Apa boleh buat kalau begitu." itu bukan kata-kata yang di ucapkan oleh Gumiho!" Mi Ho pun bilang bahwa mulai sekarang dia tidak akan menakut-nakuti Da Woong kembali. Dae Woong bilang bahwa tingkah Mi Ho semakin aneh dan itu membuatnya takut.
Dae Woong berkata, "Mi Ho-ya. Buat aku takut. Kau harus menakut-nakuti aku. Lalu aku akan takut padamu jadi aku tak akan lupa kalau kau ini adalah Gumiho.Dengan mengatakan "akan aku lakukan apapun yang kau suka" dan mengatakan, "Aku suka Woong-ah" itu membuatku bingung apakah kau ini manusia atau Gumiho." Mi Ho dengan senang hati meminta Dae Woong menganggapnya seperti manusia saja.Dae Woong marah dan berkata, "Mana mungkin. Kau ini Gumiho! Bersikaplah seperti Gumiho yang memiliki ekor 9." Mi Ho kesal dan berkata, "Baiklah..."
Dae Woong lalu mengambil daging Mi Ho dan Mi Ho pun berkata dengan lemas, "Apakah kau ingin mati? kembalikan dagingku!" Dae Woong pura-pura ketakutan dan langsung mengembalikan daging pada Mi Ho dan dia pergi untuk tidur. Mi Ho langsung menusuk-nusuk dagingnya dengan lemas.
Dae Woong tiduran di kasurnya dan berkata, "Baiklah.. Aku harus mempejalas hubungan kami ini. Bagi dia dan aku... kita tidak boleh bingung. Gumiho... Gumiho... Ohh... Gumiho... Gumiho.."
Dong Joo sedang tertidur dan dia bermimpi tentang perempuan yang mirip dengan Mi Ho. Dong Joo meminta perempuan itu untuk tinggal bersamanya namun perempuan itu telah jatuh cinta pada laki-laki lain yang seorang manusia. Perempuan itu meminta bantuan Dong Joo agar membuatnya menjadi manusia. Dong Joo berkata bahwa laki-laki itu telah mengkhianati si perempuan dan sebaiknya laki-laki itu dibunuh saja. Perempuan itu tidak sanggup membunuh laki-laki itu dan dia meminta Dong Joo untuk membunuh dirinya sendiri saja. Dong Joo mengikuti permintaan perempuan itu dan akhirnya perempuan itu pun menghilang.
Dong Joo terbangun dari mimpinya dan dia menangis karna dia memimpikan wanita yang sebenarnya dia cintai.
Pagi-pagi Dae Woong sudah sibuk memasang sebuh papan yang bertuliskan angka 1 hingga 100. Dae Woong melihat papan itu dan berkata, "Baiklah sisa 93 hari lagi. Sekarang aku sudah memasang ini dan ini terlihat lebih teratur." Mi Ho berlari masuk ke dalam rumah menghampiri Dae Woong dan bilang bawa disekitar sini akan di bangun sebuah toko daging dan itu membuat perempuan tua itu khawatir toko ayamnya tidak akan laku lagi. Dae Woong memuji Mi Ho yang kini mulai mengetahui berita di sekitar kota dan mengkhawatirkan perasaan seorang tetangga.
Mi Ho bilang, "Tapi kalau ada toko daging baru, itu akan sangat bagus sekali. Saat kita duduk disini maka bisa mencium bau daging setiap saat." Dae Woong berkata, "Bukankah jika ada toko daging baru maka bangunannya akan selesai tahun depan? Ini tidak masuk akal kau akan mencium bau daging setiap saat dari toko daging yang mungkin akan buka ketika musim semi nanti." Mi Ho terdiam. Dae Woong memperlihatkan papan buatannya dan berkata, "Waktumu tersisa 93 hari.Saat musim semi tahun depan, tempat ini akan penuh dengan bau daging dan kamu tidak akan ada disini." Mi Ho pun bertanya, "Lalu, aku akan ada dimana?" Dae Woong menatap Mi Ho kasian dan bertanya, "Bukankah kau akan kembali ke kuil? Tidak. Ini bukan urusanku. Mi Ho.. Aku dan kamu hanya bisa sejauh ini, tidak akan mungkin lebih dari ini. Aku pergi..."
Dae Woong membawa tasnya dan siap pergi, Mi Ho melambaikan tanganya dan Dae Woong mengepalkan tangannya. Mi Ho pun mengikuti mengepalkan tangannya dan Dae Woong berkata, "Aku akan membawa daging untukmu. Aku pergi." Mi Ho terus melambaikan tangannya dengan wajah sedih.
Seperti biasa Mi Ho pergi ke tempatnya Dong Joo dan bercerita tentang Dae Woong yang berkata bahwa dia lebih senang merasa takut pada Mi Ho dari pada rasa dekat dengan Mi Ho.Dong Joo berkata, "Jika kau menjadi manusia maka kau tak akan bisa bersamanya." Mi Ho bertanya, "Bisakah aku katakan padanya bahwa aku akan segera menjadi manusia?" Dong Joo balik bertanya, "Jika kau mengatakan padanya kau akan menjadi manusia, apakah kau harap dia akan menyukaimu? Apa.. yang membuatmu berfikir seperti itu? Kamu tak memiliki apapun yang di sukai manusia."
Mi Ho kesal dan berkata, "Apa yang tak aku punya?" Dong Joo pun menjawab, "Pertama kau tidak memiliki uang yang paling disukai oleh manusia. Kamu tak memiliki pekerjaan tetap untuk menghasilkan uang juga kamu tidak memiliki ilmu untuk bekerja. Tanpa keahlian dan latar belakang, kamu tidak akan memiliki apapun." Mi Ho lemas dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menjadi manusia yang tidak berguna." Dong Joo berkata, "Saat ini kau adalah makhluk special... melepaskan hal sepenting itu sangat tidak berguna. Kau akan menjadi manusia biasa. Aku sungguh tak mengerti apa yang kau pikirkan."
Mi Ho bertanya pada Dong Joo, "Guru Dong Joo... Apakah kau sedang tidak enak badan hari ini?" Mi Ho menyentuh wajah Dong Joo dan terlihat wajah Dong Joo sedih. Mi Ho pun bertanya, "Dong Joo, apakah kau sedang sedih?" Mi Ho mengeluarkan minuman dari dalam tasnya dan bilang, "Ini untuk Dae Woong tapi ini juga boleh untuk Dong Joo. Karena kamu tidak memakan daging tetai sayuran, maka minum ini saja." Dong Joo menerima minuman pemberian Mi Ho dan mengucapkan terima kasih. Mi Ho bialng bahwa dia akan membawakan minuman itu untuk Dong Joo lagi lain kali. Mi Ho pun pamit pergi dan Dong Joo berkata, "Aku akan menunggumu.."
Dae Woong masuk ke ruangannya Dong Hong dan kaget begitu melihat ada Hye In. Hye In bilang bahwa Dong Hong meminta mereka berdua untuk menunggu sebentar. Hye In melihat penghargaan Dong Hong dan menjatuhkannya, Dae Woong kaget dan langsung menangkap piala yang jatuh itu. Hye In kaget dan ketika dia mundur, dia justru menabrak lemari CD Milik Dong Hong dan isinya pun langsung berjatuhan. Tiba-tiba terdengar suara Dong Hong yang memanggil Dae Woong dan Hye In pun jadi kebingungan, "Apa yang harus kita lakukan?"
Ketika Dong Hong datang ke ruangannya, Dong Hong melihat Hye In yang sedang terduduk di lantai dan Hye In bilang bahwa Dae Woong belum datang. Dong Hong pun berkata bahwa dia akan menunggu Dae Woong di luar sebentar lagi. Hye In sengaja duduk di lantai untuk menutupi kaset kaset yang jatuh dan Dae Woong bersembunyi di balik kursi. Dae Woong pun langsung bilang agar mereka segera membereskan kaset-kaset itu sebelum Dong Hong datang kembali. Dae Woong membereskan semua kaset itu dan tetap cuek pada Hye In. Dae Woong memuji rok panjang yang di pakai oleh Hye In karna bisa menutupi kaset yang terjatuh. Hye In tertawa dan bilang bahwa yang hebat adalah kaset yang terjatuh karna bisa membuat dia kembali akrab dengan Dae Woong. Dae Woong bilang bahwa jika mereka ketahuan menjatuhkan kaset itu mungkin mereka akan mendapatkan masalah maka sebaiknya mereka cepat membereskannya.
Dae Woong menyimpan kaset yang terjatuh pada tempat CD dan Hye In melihat cincin itu masih di pakai oleh Dae Woong dan itu semakin membuat Hye In kesal. Tiba-tiba terdengar suara bebek yang ternyata itu bunyi messanger. Dae Woong mendengar suara itu dan berkata, "Hmm sepertinya suara itu tidak terdengar asing."
Ya ternyata suara itu adalah suara Bibi. Kakek bilang pada bibi bahwa semangkanya sangat manis. Bibi kembali ceria dan menyarankan kakek banyak memakan semangka karna bisa menyehatkan tubuh. Kakek berkata bahwa dia senang melihat bibi seperti ii dan sepertinya hidupnya kembali manis. Bibi terlihat gembira dan berkata, "Ah sangat manis sekali..."
Mi Ho pergi ke tempat elektronik dan melihat poster handycam yang diinginkan oleh Dae Woong. Mi Ho lalu membayangkan dirinya membelikan itu untuk Dae Woong dan nanti Dae Woong akan berkata, "Wah Mi Ho ya kau ini semakin seperti manusia saja." Mi Ho pun dengan bangganya berkata, "Maka dari itu perlakukan aku seperti manusia." Dae Woong berkata, "Baiklah, Mi Ho kau benar-benar keren." Mi ho tersenyum senang membayangkan hal itu dan bertanya berapa harga itu pada petugas toko.
Di rumah, Dae Woong terus memandangi papan tanggal dan dia juga melihat cincinnya. Dae Woong berkata, "Huh tinggal 93 hari lagi. Aku pikir waktu akan tetap diam tetapi ternyata waktu itu berlalu dengan begitu cepat." Dae Woong mencoret angka di papan dan berkata, "Karna hari ini sudah mau berakhir maka sisa dia bersamaku tinggal 92 hari lagi. Ngomong-ngomong... hari sudah mau malam kenapa dia belum pulang?" Dae Woong menelfon HP Mi Ho namun tidak di angkat juga karena Mi Ho sedang bekerja dengan mencuci piring panggangan daging.
Hingga larut malam, Dae Woong menelfoni Mi Ho namun tidak diangkat juga. Dae Woong pun bertanya-tanya, "Apakah dia ada di rumah Dong Joo?" Dae Woong mengambil HPnya dan berniat menelfon Dong Joo namun dia mengurungkan nilainya dan melemparkan HPnya. Beberapa saat kemudian HPnya berbunyi dan Dae Woong pun langsung senang karna itu telfon dari Mi Ho. Mi Ho bertanya, "Woong Ah apakah kamu menelfonku?" Dae Woong marah-marah dan bertanya, "Kamu dimana? Kenapa berisik sekali di tempatmu?" Mi Ho bilang bahwa dia sedang sibuk jadi Dae Woong jangan menelfonnya. Dae Woong kesan dan bertanya, "Kapan kau akan pulang?" Mi Ho menjawab, "Aku akan pulang telat jadi sebaiknya kau tidak perlu menungguku."
Mi Ho langsung menutup telfonnya dan itu membuat Dae Woong kesal sekali. Dae Woong melemparkan HPnya dan bilang bahwa dia tidak akan menelfon Mi Ho kembali. Tapi ternyata semalaman Dae Woong menunggu Mi Ho yang tidak juga pulang. Dae Woong bilang bahwa dia tidak akan menunggu Mi Ho lagi tapi lagi-lagi Dae Woong ternyata menunggu Mi Ho pulang. Dae Woong akhirnya menelfon Mi Ho kembali dan bertanya, "Mi Ho ya, kenapa kau belum pulang juga?" Mi Ho menjawab bahwa dia sangat sibuk dan ada apa Dae Woong menelfonnya? Dae Woong bilang bahwa Mi Ho itu perempuan dan tidak baik perempuan ada di luar rumah malam-malam begini. Mi Ho lalu berbisik, "Woong-ah, aku ini Gumiho. Aku tutup ya telfonnya." Dae Woong baru sadar dan dia pun bertanya pada dirinya sendiri, "Kenapa aku menelfonnya? Aku tidak akan menelfonnya lagi. Baiklah aku akan mengeluarkan Batrai HPnya."
Dae Woong pun memilih tidur namun tetap saja dia tidak berhasil memejamkan matanya. Ketika dia melihat ke tempat tidur Mi Ho, Dae Woong kaget karna Mi Ho sudah pulang. Dae Woong pun marah-marah "Kapan kau pulang? Aku tidak menunggumu aku ini orang yang tinggal bersamamu. Heh Gumiho, aku pikir aku harus tahu apa yang kau lakukan. Biarkan aku tahu maka aku bisa tidur dengan tenang." Mi Ho tidak mempedulikan kata-kata Dae Woong dan dia hanya berkata, "Woong ah- aku sibuk, aku pergi." Dae Woong benar-benar kaget melihat Mi Ho yang pergi dengan teruru-buru.
Mi Ho terus bekerja dan berkata, "Ayo cari uang." Sementara itu Dae Woong mulai merasa kesepian karna dia harus makan sendirian karna Mi Ho lagi-lagi pulang terlambat. Dae Woong menghampiri papan tanggal dan langsung mencoret satu tanggal lagi.
Dae Woong menunggu kepulangan Mi Ho dengan bermain bola.Dae Woong terus menunggu Mi Ho dan dia pun mencoba menelfon Mi Ho namun lagi-lagi HP Mi Ho mati. Sampai pagi Dae Woong menunggu Mi Ho namun Mi Ho tidak pulang juga. Dae Woong pun mulai berfikir, "Apakah aku harus menghubungi Dong Joo? Tidak.. Aku tidak boleh panik dan harus bersabar."
Akhirnya Mi Ho pulang dan Dae Woong pun langsung menghampiri Mi Ho, "Kau sudah pulang?" Mi Ho menjawab, "Ya. Aku benar-benar sibuk sekali." Dae Woong langsung bertanya, "Apakah kau selama ini bersama Dong Joo?" Mi Ho hanya tersenyum dan itu semakin membuat Dae Woong kesal dan berkata, "Jika kamu terus tiur di luar tanpa memberitahu aku terelbih dahulu, sebaiknya kau keluar saja!" Mi Ho juga kesal di usir seperti itu makanya dia bilang, "Baiklah! Aku akan tinggal bersama Dong Joo saja." Ketika Mi Ho mau pergi, Dae Woong menahan tangan Mi Ho dan berkata, "Kenapa kau melakukan ini semua padaku? Apa arti Dong Joo bagimu hah?" Mi Ho menjawab, "Jika kamu itu sapi, Dong Joo adalah sapi liar untukku. Aku tidak tertarik pada sapi jinak sepertimu. Aku akan menjinakan sapi liar lainnya." Mi Ho tertawa puas dan akhirnya Dae Woong terbangun dari mimpinya.
Dae Woong berkata, "Kenapa aku bisa bermimpi seperti ini? Karna menunggunya maka aku bermimpi tentang sapi gila. Aku tidak perlu cemas..." Dae Woong menghampiri papan tanggal dan mencoret satu tanggal lagi dan dia berkata, "Waktu ternyata berjalan begitu cepat."
Mi Ho makan bersama dengan perempuan tua dan dia bilang bahwa mencari uang itu ternyata tidak mudah bahkan karena terlalu sibuk mencari uang kini dia jarang bertemu dengan Dae Woong. Perempuan tua itu pun bertanya, "Apakah kau benar-benar membutuhkan uang? Apakah kamu mau mencari uang denganku?" Mi Ho pun langsung tersenyum senang.
Ternyata mencari uang yang di maksud oleh perempuan tua itu adalah ikut shooting promosi daging. Dan tugas Mi Ho hanya makan daging sambil terus tersenyum. Iklan mengenai daging itu di tayangkan live dan di tempat Dae Woong dan Byung Soo sedang makan pun iklan itu di putar tetapi mereka berdua tidak menyadari iklan tersebut.
Byung Soo bertanya pada Dae Woong, "Kenapa kau begitu lelah? Apakah kau tidak tidur semalam?" Dae Woong menjawab, "Aku tidur nyenyak sekali. Karena tidur terlalu nyenyak maka mukaku mengembang." Byung Soo tersenyum lalu menanyakan kabar hubungan Dae Woong dan Mi Ho. Dae Woong berkata bahwa hubungannya dengan Mi Ho baik-baik saja. Dae Woong tidak melihat ke TV dan bertanya-tanya, "Apa yang sedang di lakukan oleh Mi Ho?"
Shooting Iklan itu terus berlanjut dan produser pun meminta kameramen terus mengarahkan kamera ke Mi Ho karna banyak sekali panggilan telfon berkat ada Mi Ho.
Hubungan Bibi dan Dong Hong semakin baik dan mereka pun berniat untuk pergi makan sup udon bersama. Dae Woong berkata, "Mi Ho pasti sedang makan daging di suatu tempat sambil tersenyum senang." Byung Soo melihat TV dan langsung kaget karna ada Mi Ho. Dae Woong juga sama kagetnya dengan Byung Soo dan dia bertanya, "Bagaimana bisa dia ada disana?" Tiba-tiba Bibi dan Dong Hong datang menghampiri Dae Woong. Dae Woong takut Dong Hong melihat Mi Ho di TV makanya dia berusaha menghalangi TV agar Dong Hong tidak bisa melihat TV.
Bibi mengajak Dae Woong makan bersama namun Dae Woong menolaknya. Dong Hong mendengar siaran TV yang membahas daging iga makanya Dong Hong pun mengajak Bibi makan sup Iga Bakar. Bibi setuju dan langsung pergi bersama Dong Hong. Dae Woong menatap TV dan terlihat ada Mi Ho dan juga Perempuan tua penjual ayam. Dae Woong berkata, "Aku sangat mengkhawatirkannya tapi ternyata dia sedang bersenang-senang."
Shooting selesai dan Mi Ho dan perempuan tua itu mendapatkan bayaran. Si pembawa acara menghampiri Mi Ho dan bilang bahwa kerja Mi Ho sangatlah baik dan dia harap Mi Ho mau menjadi model acara iklan seperti ini lagi. Mi Ho tersenyum senang dan menciumi uang yang dia dapat.
Dae Woong pulang ke rumah dan Mi Ho pun langsung menghampiri Dae Woong dan berkata, "Dae Woong sejak kemarin kita belum saling bertemu kan?" Dae Woong bersikap cuek dan bilang, "Benarkah? Aku tidak ingat." Mi Ho bilang, "Woong ah, aku benar-benar sibuk. Saking sibuknya aku tidak sempat bertemu denganmu. Aku rindu sekali padamu..." Dae Woong berkata bahwa dia tadi melihat Mi Ho sangat senang memakan daging sapi. Mi Ho bilang bahwa dia diajak oleh Perempuan tua penjual ayam untuk shooting iklan itu.
Mi Ho sadar kalau Dae Woong wajahnya terlihat kesal makanya dia bertanya, "Dae Woong, apakah kamu marah?" Dae Woong menjawab, "Mau kau bergaul dengan perempuan tua penjual ayam atau dengan Dong Joo.. itu bukan urusanku. Tapi kenapa kau tidak bisa menghubungi aku? Bukankah itu keterlaluan?" Mi Ho bilang bahwa kemarin itu banyak sekali piring panggangan yang mesti dicuci makanya dia tidak bisa mengangkat telfon dari Dae Woong. Dae Woong kaget mendengar hal itu dan bertanya, "Untuk apa kau mencuci piring panggangan?" Dengan polosnya Mi Ho menjawab, "Untuk mencari uang..." Dae Woong bertanya kembali, "Untuk apa kau mencari uang?" Mi Ho menjawab, "Untuk membelikan barang yang kau suka." Mi Ho tersenyum senang sementara Dae Woong terdiam.
Mi Ho bilang bahwa dia sudah berjanji akan membelikan benda yang diinginkan oleh Dae Woong makanya dia bekerja mencuci piring panggangan agar mendapatkan uang untuk membelikan benda yang disukai Dae Woong. Dae Woong mulai sadar dan bertanya, "Jadi kau tidak pulang ke rumah dan bilang sangat sibuk... bukan karena kau pergi main, tetapi mencari uang?" Mi Ho mengangguk dan berkata bahwa mencari uang ternyata bukanlah hal yang mudah dan hidup di dunia manusia juga bukanlah hal yang mudah. Dae Woong berkomentar bahwa Mi Ho adalah Gumiho yang sangat aneh karna mau melakukan hal seperti itu.
Mi Ho lalu bilang, "Woong Ah, apakah kamu mau lihat benda yang aku beli untukmu?" Dae Woong kebingungan dan bertanya, "Apa yang aku suka?" Mi Ho berkata bahwa waktu pergi ke bioskop, Dae Woong melihat benda ini dan bilang bahwa benda ini sangat keren. Dae Woong berfikir dan kaget, "Apakah kau membelikannya? Itu kan benda yang sangat mahal... Berapa banyak piring panggangan yang kamu cuci untuk membelinya?" Mi Ho tersenyum dan bilang, "Buntutku rasanya seperti akan putus karna terus mencuci. Aku akan berikan hadiah ini untukmu... Kau akan terkejut. Lihat saja..."
Mi Ho membawa benda yang ternyata sebuah poster handycam yang waktu itu dilihat oleh Dae Woong. Dae Woong jelas kaget melihat itu dan berkata, "Ini benar-benar mengejutkanku." Mi Ho bertanya, "Apakah kau tidak menyukainya?" Dae Woong tersenyum lalu bertepuk tangan dan berkata, "Terima kasih banyak. Ini dia yang aku sangat inginkan. Mi Ho... kau benar-benar memiliki selera yang sangat bagus dalam memilih hadiah. Aku akan memajangnya di samping tempat tidurku. Aku sangat menyukainya hingga aku ingin menangis." Mi Ho jelas senang dan bertanya, "Apakah kau benar-benar menyukainya?" Dae Woong menjawab, "Ya, aku sangat menyukainya."
Dae Woong lalu bilang bahwa Mi Ho sekarang semakin seperti manusia. Mi Ho ikut senang dan bilang bahwa ekornya seperti mau keluar karna senang melihat Dae Woong yang sangat senang menerima hadiahnya. Akhirnya poster itu pun di simpan oleh Dae Woong di samping tempat tdiurnya.
Mereka berdua makan daging seperti biasa. Mi Ho bilang bahwa pembawa acara tadi memintanya datang kembali ke tempat itu dan mereka memberikan daging padanya untuk di bawa pulang. Dae Woong bilang jika Mi Ho seperti ini maka mungkin Mi Ho bisa menjadi model home shopping. Mi Ho bilang bahwa dirinya ini special jadi banyak orang yang menginginkannya. Lalu Mi Ho berkata bahwa pemilik toko daging meminta dia mencuci piring panggangan setiap hari. Dae Woong bertanya, "Bukankah sulit mencuci piring panggangan itu?" Mi Ho menjawab, "Iya sangat sulit."
Dae Woong bertanya, "Kau pasti mendapatkan banyak uang dari mencuci piring itu. Berapa yang kau dapatkan?" Mi Ho menjawab, "Hanya 1 lembar." Dae Woong kaget dan bertanya, "1 Lembar? 10000 won?" Mi Ho menggelengkan kepala. Dae Woong tambah kaget, "1000 won?" Mi Ho menganggukan kepala. Dae Woong benar-benar kaget dan langsung mendatangi pemilik toko daging.
Dae Woong langsung marah-marah pada pemilik toko karna menyuruh Mi Ho mencuci semua panggangan dan hanya membayar sedikit. Pemilik toko bilang bahwa identitas Mi Ho itu tidak jelas makanya dia tidak bisa membayar Mi Ho seperti membayar yang lainnya. Dae Woong bilang bahwa Mi Ho bisa tampil dalam iklan di TV besar, sementara si pemilik toko itu malah memperlakukan Mi Ho seperti ini. Dae Woong pun mengancam pemilik toko itu dengan bilang bahwa dia akan melaporkan hal ini pada sebuah stasiun TV. Pemilik toko itu langsung kaget dan panik.
Akhirnya pemilik toko itu membayar gajih Mi Ho sama seperti gajih karyawan lainnya. Mi Ho bilang pada Dae Woong bahwa dia pikir dia memang akan menerima sedikit uang. Mi Ho juga bilang bahwa wajahnya pasti terlihat bodoh makanya mudah di bodohi orang-orang. Dae Woong mencoba menghibur Mi Ho dengan bilang bahwa Mi Ho itu adalah Gumiho dan berbeda dari manusia. Mi Ho berkata, "Betul. Aku ini Gumiho dan tidak gampang menjadi manusia." Dae Woong terus memberikan semangat pada Mi Ho, "Mi Ho ya, jangan patah semangat. ayo percaya diri!"
Hye In dan Sun Nyeon pergi ke toko elektronik dan Hye In membeli handycam terbaru yang sebenarnya diinginkan oleh Dae Woong. Hye In bilang bahwa dia membeli handycam itu untuk berlatih aktingnya karna akan lebih mudah jika aktingnya itu di rekam secara langsung. Hye In bertanya pada Sun Nyeon, "Kenapa kamu tidak membeli juga?" Sun Nyeon menjawab "Bagianku hanya 2 baris saja." Hye In teringat Dae Woong dan dia pun meminta petugas membungkuskan 1 handycam lagi. Sun Nyeon bertanya, "Untuk siapa?" Hye In menjawab, "Untuk Dae Woong. Karena kami akan tampil bersama jadi akan sangat berguna dan lebih baik jika aku belikan untuknya juga."
Sun Nyeon bilang, "Kalau soal membantu dalam akting, itu pasti bukan Hye In tapi Mi Ho yang akan membantunya. Walaupun Dae Woong cedera tapi jika dia bersama Mi Ho maka dia akan baik-baik saja." Hye In sangat kesal dan bertanya, "Jadi sesakit apapun dia, dia akan tetap shooting demi Mi Ho?" Sun Nyeon mengangguk dan menjawab, "Ya. meski dokter melarangnya tapi dia pasti bisa melakukannya."
Dae Woong membawa Mi Ho ke kantor Dong Hong dan meminta Mi Ho untuk menunggu sebentar sementara dia akan melihat kostum untuk shooting film nanti. Mi Ho mengangguk mengerti. Dae Woong menghampiri Mi Ho kembali dan bilang bahwa setelah selesai maka mereka akan pergi jalan dan makan bersama. Mi Ho senang dan bertanya, "Kencan?" Dae Woong kembali menegaskan, "Jalan-jalan!" Mi Ho cemberut dan melambaikan tangan pada Dae Woong.
Bibi dan Dong Hong selesai makan dan Bibi berkata bahwa dia sangat menikmati makan siangnya itu. Bibi mulai memberanikan diri untuk menggandeng Dong Hong dan Dong Hong juga tersenyum senang. Tiba-tiba Dong Hong melihat Sun Nyeon datang dan dia pun terpaksa mendorong Bibi ke dalam sebuah ruangan hingga terjatuh. Sun Nyeon mengahmpiri Dong Hong dan berkata, "Papa, aku sangat lapar. Kau belum makan bukan? Ayo makan bersama." Dong Hong menjawab bahwa dia sudah makan dan tidak memiliki uang lagi. Dong Hong benar-benar mersa tidak enak pada Bibi yang menatapnya sedih. Sun Nyeon terus memaksa Dong Hong untuk pergi makan dan membeli handycam untuk membantunya dalam latihan akting. Sun Nyeon memaksa pergi sehingga Dong Hong tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan langsung pergi meninggalkan Bibi.
Bibi jelas kesal karna ternyata Dong Hong belum bercerita tentang dirinya pada Sun Nyeon. Hye In melihat bibi yang terjatuh dan dia pun bertanya, "Apakah kau baik-baik saja?" Bibi menjawab, "Ya. aku tidak apa-apa." Ketika Hye In mau pergi, Bibi menghentikannya dan bertanya "Apakah kau ini temannya Dae Woong?" Hye In menganggukan kepalanya.
Mi Ho menunggu Dae Woong sambil melihat uangnya dan dia bertanya, "Jika aku memiliki uang ini.. apakah aku akan menjadi manusia yang berguna?" Pendengaran Mi Ho menangkap suara seseorang yang sedang membicarakan Dae Woong. dan orang yang sedang membicarakan Dae Woong itu adalah Bibi dan Hye In.
Bibi bilang bahwa dia melihat foto Hye In di HP Dae Woong dan mengira bahwa Hye In adalah pacar Dae Woong. Hye In bilang bahwa Dae Woong memiliki pacar tapi bukan dirinya. Bibi meminta maaf karna salah mengira. Hye In mulai menjelek-jelekan Mi Ho di depan Bibi dengan berkata, "Aku tidak bisa menilai orang lain tapi aku benar-benar khawatir pada Dae Woong sehingga aku mengatakan hal ini padamu. Pacar Dae Woong itu sengaja mendekati Dae Woong agar mengambil keuntungan dari Dae Woong. Bahkan Dae Woong menyembunyikan identitas pacarnya itu. Sejak Dae Woong tinggal dengan pacarnya, Dae Woong benar-benar berubah. Bahkan Dae Woong dulu sempat gagal ikut audisi namun dia di terima ulang oleh Sutradara." Bibi jelas kaget mendnegar hal itu karna Kakek sudah bertemu dengan pacar Dae Woong dan Kakek menilai bahwa pacar Dae Woong itu sangat baik.
Hye In terus menjelek-jelekan Mi Ho dan berkata, "Apakah kau tahu bahwa Dae Woong ini cedera parah namun tetap memaksakan ikut shooting?" Bibi jelas semakin panik mendengar itu. Hye In bilang bahwa Dae Woong mendapatkan cedera saat bertemu dengan pacarnya, Dokter sudah melarang Dae Woong untuk shooting, bahkan dirinya pun sudah membujuk Dae Woong namun Dae Woong tetap ingin shooting karena pacarnya Dae Woong yang memintanya. Bibi kaget mendegar itu dan bilang bahwa dia akan segera pergi.
Hye In senang sudah mengatakan semua itu pada Bibi dan ketika dia berbalik mau pergi, dia kaget karna ternyata ada Mi Ho. Hye In bertanya, "Kau menguping semuanya dari belakang hah?" Mi Ho marah dan berkata, "Kau bahkan tidak tahu apapun tapi kau menyebarkan rumor yang tidak benar!" Hye In berkomentar, "Apa? Apa ada yang salah? Semua itu memang benar. Kau ini sudah bodoh tapi tetap terus mengikuti Dae Woong, bukankah ini benar?" Mi Ho bilang, "Aku bukan bodoh tetapi berbeda!" Hye In kebingungan dan bertanya, "Berbeda? Berbeda seperti apa?" Mi Ho menjawab, "Jika kamu mengetahuinya, kamu akan mati!" Hye In kaget dan langsung pergi meninggalkan Mi Ho.
Hye In menuju mobilnya dan berkata, "Dasar perempuan aneh. Berani sekali dia mengancamku. Aku benar-benar tersinggung. Lihat saja... Aku akan memberikannya pelajaran." Hye In melihat handycam yang mau di berikan pada Dae Woong dan dia pun berkata, "Jika aku memberinya langsung pada Dae Woong maka Dae Woong tidak akan memberi tahu pacarnya bahwa benda itu dari aku..."
Dae Woong kesal karna Mi Ho ternyata langsung pulang tanpa menunggu dirinya terlebih dahulu. Di rumah, Mi Ho membersihkan poster dan dia berkata, "Huh kenapa aku sangat bodoh bisa membelikan apa yang dia inginkan? Huh dia bahkan tidak mengatahui apapun juga."
Tiba-tiba pintu rumah di ketuk dan ada seseorang yang datang untuk mengantarkan sebuah paket. Mi Ho menerima paket itu yang ternyata dikirim oleh Hye In. Mi Ho membuka paket itu dan isinya adalah handycam. Mi Ho pun akhirnya sadar bahwa hadiah yang sebenarnya diinginkan oleh Dae Woong itu adalah handycam, bukan poster bergambar handycam.
Bibi menceritakan semua yang dia dengar dari Hye In pada Kakek dan Kakek sangat marah mendengar semua itu apalagi Bibi bilang jika Dae Woong terlalu memaksakan diri maka kemungkinan terburuk adalah Dae Woong tidak bisa berjalan kembali. Kakek juga semakin marah karna ternyata Mi Ho bukannya melarang tapi terus memaksa Dae Woong untuk melanjutkan shooting.
Mi Ho pergi ke Dong Joo dan mulai bercerita, "Aku pikir dia menyukai poster yang aku berikan.." Dong Joo bilang bhwa petugas toko itu sangat kejam karna menjual poster seperti itu seharga $100. Mi Ho bilang bahwa itu adalah uang dari hasil mencuci panggangan. Dong Joo juga berkomentar bahwa pemilik toko daging sapi itu juga orang yang jahat karna hanya membayar $10 per-harinya. Mi Ho bilang bahwa dia ini bukanlah orang bodoh tetapi berbeda. Dong Joo berkata, "Benar... kau ini berbeda. dan berbeda ini lebih sulit dari pada bodoh. Kalau kau bodoh... kau dapat mengejar dengan cara belajar dan mencari ilmu.. namun kalau berbeda... kau tidak bisa melakukan apapun juga untuk merubahnya. tapi kau bisa dengan bersikap seperti manusia."
Mi Ho bertanya, "Jika aku menjadi manusia... apakah aku bisa mengetahui apa yang Dae Woong suka?" Dong Joo menjawab, "Dae Woong sudah tahu kalau kau ini berbeda, Lebih baik jika kau tinggal dengan orang yang menyangka bahwa kau ini bodoh karna bekerjasama dengan mereka akan lebih mudah. Sulit belajar dengan seseorang yang sudah mengetahui bahwa kau ini berbeda."
Semua tugas Dae Woong sudah selesai dan Byung Soo pun mengajak Dae Woong untuk pergi minum namun Dae Woong menolaknya karna dia sudah ada janji dengan Mi Ho. Dae Woong juga bilang bahwa dia akan pergi membeli daging dulu sebelum pulang. Byung Soo heran dan berkata, "Kau membelikannya daging? Bukankah seharusnya kau membelikan dia bunga?" Dae Woong menjawab, "Mi Ho itu berbeda. dia suka daging dari pada bunga." Byung Soo bertanya, "Dia tidak menyukai bunga?" Dae Woong menjawab, "Ya. Hmm Mi Ho suka bunga tidak ya? Ah aku belum sempat tanyakan padanya. Hmm sepertinya dia tidak menyukai bunga." Byung Soo bilang, "Bagaimana bisa kau berkata bahwa dia tidak menyukai bunga padahal kau belum menanyakannya hah?" Byung Soo tersenyum dan pergi meninggalkan Dae Woong.
Dae Woong berfikir lama, "Mi Ho itu kan berbeda... Apakah dia juga menyukai bunga? Hmmm..."
Akhirnya Dae Woong pulang ke rumah dengan membawa bunga. Dae Woong berkata, "Huh seberapa besar aku memikirkannya, aku rasa bunga ini tidak cocok untuknya. Gumiho dan Bunga.. hmm benar-benar komedi." Dae Woong mau membuang bunga itu namun dia langsung kaget begitu melihat poster handycam ada di tempat sampah. Akhirnya Dae Woong membawa poster handycam dan bunga itu ke dalam rumah. Dae Woong melihat ada kotak handycam di atas meja dan Dae Woong berkata, "Sepertinya Mi Ho menyadarinya..."
Mi Ho pulang ke rumah dan dia kaget karna melihat poster handycam itu ada di dalam rumah. Dae Woong muncul dari belakang poster itu dan bertanya, "Hey, kenapa poster sebagus ini kau buang?" Mi Ho pun menjawab, "Sebenarnya kau tidak menyukainya kan." Dae Woong berkata, "Benar... awalnya aku tidak menyukai poster ini. Namun karena ini pemberian darimu maka aku harus menyukainya mulai sekarang. Aku tidak tahu apakah kau akan menyukai ini atau tidak... tapi aku sudah menyiapkan hadiah sebagai balasan untukmu." Dae Woong mengeluarkan bunganya dan Mi Ho pun tersenyum senang.
Dae Woong bertanya, "Apakah kau menyukai bunga juga?" Mi Ho menjawab, "Tentu saja. Aku sangat menyukainya." Dae Woong berkata, "Aku pikir karna kau berbeda maka kau tidak akan menyukainya. Tapi ternyata aku salah. Jika kau menyukai bunga itu, aku lega." Mi Ho bilang, "Aku belum pernah memberikan apapun yang kau suka." Dae Woong menggelengkan kepalanya dan bilang, "Kau hanya salah mengerti saja. Kau tidak mengetahui apa yang aku suka karena kau belum mengenalku jadi kau salah paham. Dengan adanya perbedaan, kita bisa saling mengenal satu sama lain dengan saling bertanya."
Mi Ho tersenyum dan berkata, "Baiklah aku akan bertanya apapun yang ingin aku tanyakan." Dae Woong ikut tersenyum dan bilang, "Baiklah..." Mi Ho pun mulai bertanya, "Woong Ah, Sekarang... seberapa besar kau takut padaku?" Dae Woong pun terdiam sesaat dan menjawab, "Sejujurnya aku tidak takut sama sekali padamu. Aku hanya ingin memastikan hubungan kita makanya aku pura-pura ketakutan." Mi Ho kembali bertanya, "Apakah kamu masih tidak suka jika aku ada di dekatmu?" Dae Woong menjawab, "Sejjujurnya... aku tidak membencimu. Bahkan sekarang aku sudah terbiasa."
Dae Woong mengalihkan pembicaraan dengan bilang bahwa tempat di dalam poster itu sangat bagus dan suatu saat nanti Dae Woong akan mengajak Mi Ho kesana. Mi Ho senang dan bertanya, "Woong Ah, bisakah mulai sekarang kau menyukaiku? Walaupun aku berbeda denganmu... bisakah kau menyukaiku?" Dae Woong kaget mendengar pertanyaan itu dan dia terdiam lama. Ada daun dari bunga yang terjatuh dan Dae Woong pun menangkap daun itu. Dae Woong menggenggam erat daun itu dan siap menjawab tapi tiba-tiba saja Kakek masuk kedalam rumah dan berkata, "Kalian berdua tidak bisa bersama! Putuskan hubungan kalian! Dae Woong cepat kemasi barang-barangmu!"
Karna film yang harusnya mereka tonton sudah ditayangkan maka Dae Woong pun meminta Mi Ho untuk menunggu sebentar sementara dirinya akan membeli tiket film lainnya. Mi Ho pun menunggu sambil melihat kesekelilingnya. Ketika Mi Ho melihat ada perempuan dan laki-laki yang sedang menunggu juga, Mi Ho pun bilang bahwa 2 orang itu pasti sedang kencan juga. Si laki-laki itu pergi untuk membeli tiket dan si perempuan langsung sibuk mengeluarkan bedaknya. Mi Ho mengeluarkan perlengkapan dandannya dari dalam tas dan malah memakannya lalu mengenakannya ke wajah.
Nah pasangan itu mulai saling kedip dan Mi Ho pun ikut mencoba mengedipkan matanya kepada Dae Woong. Dae Woong yang melihat itu berkomentar, "Apakah dia meniru Oh Ji Myung (Korean Aktor)? Apakah dia belajar hal itu dari Dong Joo? Huh tidak pernah mengerti apa yang dia telah pelajari." Dae Woong kembali ke Mi Ho dan memberikan soft drink. Mi Ho langsung meminumnya dan dia melihat pasangan tadi meminum soft drink dari satu tempat yang sama maka dari itu Mi Ho pun langsung menghabiskan minumannya dan memindahkan sedotannya ke minuman Dae Woong. Ketika Dae Woong mau minum, dia kaget karna melihat Mi Ho meminum soft drinknya. Dae Woong pun memarahi Mi Ho dan berkata, "Ya ini minumanku. Kau tidak boleh menaruh sedotanmu itu di minuman orang lain. Apa Dong Joo yang telah mengajarimu seperti itu?" Mi Ho hanya cemberut di ceramahi seperti itu.
Di dalam bioskop, Mi Ho melihat pasangan yang tadi duduk di depan mereka. Si perempuan menyandarkan kepalanya ke bahu si laki-laki dan Mi Ho pun mencobanya dengan menyandarkan kepalanya ke bahu Dae Woong dan tangannya menyentuh dada Dae Woong. Dae Woong langsung berkomentar, "Baiklah.. Baiklah... Ini." Lagi-lagi Dae Woong mengeluarkan makanan dari saku kemejanya dan memberikannya kepada Mi Ho. Mi Ho mengambil makanan itu dan kembali cemberut. Dae Woong hanya berkomentar bahwa Mi Ho benar-benar bisa mencium bau makanan dengan baik.
Film yang mereka tonton adalah film comedy dan Mi Ho pun tertawa dengan senang. Dae Woong melihat di rambut Mi Ho ada sesuatu dan dia berniat untuk melepaskannya tapi Mi Ho malah menarik tangan Dae Woong sehingga tangan Dae Woong pun seperti yang merangkul dia. Dae Woong meminta tangannya di lepaskan namun Mi Ho tidak mau dan terus tertawa karna menonton film itu. Dae Woong akhirnya pun pasarah...
Film sudah selesai dan Mi Ho pun bilang , "Ya Bioskop itu sangat bagus. Aku tertawa menonton film itu sampai ekorku rasanya mau keluar. "Dae Woong berkata, "Dan tanganku pun hampir putus.." Mi Ho bilang bahwa menurutnya kencan itu sangat asik sekali. Dae Woong kaget mendengar itu dan bertanya, "Apa? KENCAN?" Mi Ho mengangguk dan bilang, "Bukankah ini kencan?" Dae Woong jadi marah-marah dan berkata, "Siapa yang berkata bahwa ini kencan? Dari mana kau mendapatkan ide semacam itu? Apakah Dong Joo yang mengatakan hal itu?" Mi Ho menjawab, "Ya. Ketika aku bilang bahwa aku akan ke bioskop denganmu, dia berkata "selamat menikmati kencan"". Dae Woong bilang bahwa Dong Joo adalah orang yang payah dan dia akan memarahi Dong Joo jika ketemu nanti. Dae Woong juga kembali menegaskan pada Mi Ho bahwa mereka ini sedang tidak pergi kencan dan mereka ini hanya jalan-jalan seperti Dae Woong mengajak anjingnya jalan-jalan.
Dae Woong lalu menarik tas Mi Ho dan mengajaknya pergi keluar bioskop. Mi Ho berkata, "Jangan menarik tasnya, genggam saja tanganku." Dae Woong kaget mendengar itu dan bilang, "Tidak. Jika aku jalan-jalan dengan anjingku maka aku menarik talinya." Mi Ho berkomentar, "Anjingmu itu kan hanya memiliki kaki sedangkan aku memiliki tangan." Dae Woong awalnya mau menggenggam tangan Mi Ho namun dia langsung menggelengkan kepala dan memegang tas Mi Ho.
Mereka berdua menuruni eskalator dan ternyata temennya Hye In melihat itu dan berkata pada Hye In, "Bukankah itu juniormu? Ah sepertinya dia sedang berjalan bersama pacarnya. Pacarnya cantik juga..." Hye In yang mendengar itu jelas kesal.
Dae Woong dan Mi Ho keluar dari lift dan Dae Woong langsung berjalan ke tempat penjualan camera. Dae Woong melihat poster handycam dan bilang, "Wah benar-benar bagus." Mi Ho lalu bertanya, "Dae Woong kamu suka ini? Apakah kamu menyukainya?" Dae Woong menjawab, "Ya. Hmm berapa harganya? Ah aku akan terlihat keren jika memegang itu. " Mi Ho bertanya kembali, "Woong-ah kau akan senang jika memiliki itu?" Dae Woong menjawab, "Tentu saja. Kenapa? Kau mau membelikannya satu untukku hah? Itu mahal. Bagaimana mugkin kau bisa membelikan itu untukku. Ah aku lapar..." Dae Woong langsung berjalan pergi sementara Mi Ho berlari ke arah yang berlawanan dengan Dae Woong. Dae Woong kaget begitu melihat tidak ada Mi Ho dan dia pun langsung pergi mencari Mi Ho.
Dae Woong menemukan Mi Ho yang sedang berdiri di depan TV dan mengikuti dance-nya Brown Eyed Girls. Dae Woong tertawa dan mengajari Mi Ho yang benar lalu berkata, "Kau ini benar-benar payah. Apa yang di ajari oleh Dong Joo hah?" Mi Ho hanya berkata bahwa dia benar-benar senang di tempat itu karna banyak barang yang menakjubkan. Dae Woong pun bertanya, "Kau tidak tahu peralatan rumah tangga standar? Lalu apa yang kau pelajari dari Dong Joo? Bukankah kau selalu datang ke tempatnya setiap hari?" Mi Ho kesal dan menjawab, "Aku belajar banyak hal dari Dong Joo. Aku tahu tv, mesin cuci... banyak yang aku tahu." Dae Woong pun berkata, "Baiklah kalau begitu mari kita buktikan seberapa tahu kamu akan barang elektronik."
Dae Woong memperlihatkan Mi Ho sebuah radio dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau tahu ini apa?" Mi Ho menjawab bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda itu. Dae Woong pun berkata, "Dong Joo benar-benar payah karna tidak memberi tahu apa ini. Jika kau meletakan headset itu di dekat kepalamu maka aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan." Dae Woong meletakan headset di kening Mi Ho dan dia pun berkata, "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Daging..." Mi Ho pun menatap Dae Woong takjub, "Wah.. Bagaimana bisa kau tahu?" Dae Woong menjawab, "Aku bisa tahu apa yang kau pikirkan." Dae Woong tersenyum lalu pergi melihat barang-barang lainnya.
Dae Woong melihat alat timbangan dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau tahu alat ini?" Mi Ho menggeleng dan bilang bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda timbangan. Dae Woong berkomentar, "Kau tidak tahu ini? Apa yang selama ini Dokter Dong Joo ajarkan padamu hah? Baiklah Dokter Cha Dae Woong yang akan memberi tahu benda apa ini. Kau lihat di benda ini ada angka? Jika kau naik ke atas benda itu maka akan kelihatan berapa umurmu." Mi Ho pun naik ke atas timbangan dan Dae Woong berkata, "Ya ampun... Ternyata kau ini benar-benar lebih tua dari yang aku pikirkan." Mi Ho kaget dengar itu sementara Dae Woong tertawa senang dan pergi meninggalkan Mi Ho.
Dae Woong memperlihatkan alat catok rambut dan dia malah berkata pada Mi Ho bahwa itu adalah alat sumpit daging. Mi Ho percaya saja dan bilang bahwa itu adalah bena yang bagus. Lagi-lagi Dae Woong tertawa karna sudah mempermainkan Mi Ho.
Dae Woong memperlihatkan remote dan Mi Ho ternyata sudah tahu bahwa itu adalah remote TV dan remote AC. Dae Woong pun memperlihatkan kalkulator dan bilang bahwa itu adalah remote pengatur manusia. Mi Ho tidak percaya namun Dae Woong terus meyakinkah Mi Ho dan bilang jika Mi Ho menekan tombol merah maka Dae Woong akan mati. Mi Ho mencoba menekan tombol merah dan Dae Woong pun langsung berhenti bergerak. Mi Ho langsung panik dan memanggil-manggil Dae Woong. Dae Woong memutarkan kepala ke arah Mi Ho dan tersenyum lalu berkata, "Kau ini terlalu mudah untuk di bohongi. "
Dae Woong memperlihatkan vacum cleaner dan bilang pada Mi Ho bahwa benda itu bisa menyedot apapun yang ada di sekelilingnya. Mi Ho tidak percaya dan akhirnya Dae Woong pun menjalankan mesin dan tangannya malah tersedot. Dae Woong panik dan Mi Ho pun menarik tangan Dae Woong dan langsung membanting vacum cleaner itu. Dae Woong kaget dan berkata, "Aku hanya bercanda..." Mau tidak mau Dae Woong harus membayar vacum cleaner yang rusak itu dan dia berkata pada Mi Ho, "Apakah masuk akal benda sekecil ini bisa menghisapku?" Mi Ho menjawab, "Kau yang bilang seperti itu. Kau mengerjaiku lagi.." Dae Woong menyesal dan berkata "Benar. Aku seharusnya mendapatkan hukuman karna telah mengerjaimu." Mi Ho langsung pergi meninggalkan Dae Woong yang mengomel karna dia tidak membutuhkan vacum cleaner itu.
Mi Ho berdiri di depan kipas angin dan Dae Woong pun berkomentar, "Dia terlihat seperti akan memangsaku. tapi ini tidak masuk akal." Dae Woong terus menatap Mi Ho dan dia bilang, "Akhir-akhir ini aku selalu lupa jika dia itu Gumiho yang akan memakanku. Melihatnya seperti ini... Mi Ho terlihat seperti manusia biasa." Dae Woong terus menatap Mi Ho lama dan Mi Ho berkata, "Woong Ah. Anginnya sangat besar dan aku seperti mau terbang." Dae Woong berjalan untuk mematikan kipas angin dan bilang, "Jika kau terlalu lama berdiri disitu maka mukamu akan mengembang. Ayo pergi." Dae Woong pergi terlebih dahulu dan Mi Ho pun bilang bahwa Dae Woong pasti marah padanya karna sudah merusak vacum cleaner tersebut.
Ketika berjalan pulang, Dae Woong tiba-tiba saja berhenti berjalan dan melihat Mi Ho lama. Mi Ho diam saja kebingungan. Dae Woong menggelengkap kepalanya lalu berjalan kembali.
Hye In, Byung Soo dan Sun Nyeon pergi makan siang bersama. Byung Soo bertanya, "Ada aoa menghubungi kami?" Hye In bilang bahwa mereka akan terlibat dalam satu film dan dia ada sebuah permintaan pada Byung Soo dan Sun Nyeon. Byung Soo dan Sun Nyeon sama-sama bingung. Hye In pun berkata, "Kalian berdua tahu seberapa canggungnya aku dan Dae Woong sekarang..." Sun Nyeon menyela dan berkata, "Ya kami tahu kalau awalnya kau berfikir bahwa dia menyukaimu. Tapi Mi Ho datang dan kini kau jadi tersingkirkan." Byung Soo jelas langsung memarahi Sun Nyeon.
Hye In lalu berkata, "Ya kau benar kini aku hanya menjadi lelucon. Aku harap kalian bisa membuat aku dan Dae Woong tidak canggung lagi." Byung Soo mengerti dan bilang bahwa dia akan membantu. Hye In juga berkata bahwa dia tidak ingin canggung dengan Mi Ho makanya dia ingin Byung Soo memberi tahu seperti apa Mi Ho itu. Byung Soo bilang bahwa sebenarnya dia tidak begitu mengenal Mi Ho karna Dae Woong jarang membicarakan tentang Mi Ho.
Hye In kembali bertanya, "Sepertinya dia tidak sekolah disini. Lalu dimana dia sekolah?" Byung Soo melihat ke Sun Nyeon dan menjawab "Sepertinya dia tidak sekolah saat ini." Hye In kebingungan dan kembali bertanya, "Lalu apa pekerjaannya?" Sun Nyeon menjawab, "Dia selalu mengikuti Dae Woong karna dia pengangguran". Hye In bilang, "Menurut cerita Dae Woong, mereka bertemu di desa dan Mi Ho mengikutinya. Jadi dia tinggal di desa?" Sun Nyeon menjawab, "Aku tidak yakin. Dia sepertinya tidak tinggal di luar negeri juga. Ketika di Bioskop, dia bahkan tidak mengetahui siapa itu Won Bin. Dia bahkan tidak tahu lelucon dan juga gaya berpakaiannya sangat buruk." Byung Soo menanggapi kata-kata Sun Nyeon, "Mi Ho ini sungguh memiliki karismatik yang luar biasa di dunia ini." Sun Nyeon bertanya pada Hye In, "Kau terlihat tenang tapi pasti hal ini sangat mengganggumu benar?"
Hye In mengalihkan pembicaraan dan bertanya pada Sun Nyeon, "Perempuan yang di cari oleh ayahmu itu, seberapa hebat?" Sun Nyeon menjawab, "Menurut ayahku, perempuan itu bisa terbang ke atas pohon dan berlari lebih cepat dari pada mobil. Huh mungkin itu hanya bohong. Hye In, kau pasti ingin sekali jadi pemeran utama." Hye In hanya diam saja.
Hye In pergi meninggalkan Byung Soo dan Sun Nyeon lalu dia berkata, "Bahkan asal perempuan itu pun tidak ada yang tahu. Bahkan dia bisa terbang di angkasa?" Hye In lalu meningat kejadian saat Dae Woong tiba-tiba mencari Mi Ho dan tidak mempedulikannya. Hye In berkata, "Ini sangat aneh... Apakah mereka tinggal bersama dan perempuan itu benar-benar terjatuh? Dia terjatuh dari atas gedung? Ah ini tidak mungkin. " Hye In menghilangkan pikiran anehnya itu dan pergi.
Di rumah, seperti biasa Mi Ho duduk di depan kipas angin sementara Dae Woong memasakkan daging untuk Mi Ho. Mi Ho bilang bahwa rambutnya itu adalah rambut rubah makanya pengertingan manusia tidak berlangsung lama. Mi Ho juga bilang bahwa dia sebenarnya sangat menyukai rambut keritingnya. Dae Woong diam-diam terus memperhatikan Mi Ho. Mi Ho menggunakan tulang untuk membuat rambutnya keriting dan itu tambah membuat Dae Woong keheranan. Mi Ho bertanya, "Ada apa?" Dae Woong menjawab, "Uh tidak. Lanjutkan saja. Orang lain menggungkapkan identitasnya melalui bunga sementara kau melalui tulang. Itu terlihat jelas di otakmu. Ya itu bagus. Huh aku hampir saja kebingungan. Ya Mi Ho itu Gumiho. Mi Ho Gumiho Mi Ho Gumiho..." Mi Ho langsung marah dan bilang bahwa dia tidak ingin di lihat sebagai Gumiho.
Mi Ho lalu menghampiri Dae Woong dan dia bertanya, "Woong Ah, kapan kita pergi kencan lagi? Eh... Kapan kita pergi jalan-jalan kembali? Aku ingin sekali melakukan itu. Aku senang sekali jalan-jalan terutama denganmu." Dae Woong takut dan dia menjawab, "Sepertinya kau senang sekali menonton. Kau bisa menonton sendiran.. bahkan kau bisa sering pergi kesana sendirian." Mi Ho berkata bahwa menonton akan menyenangkan jika perginya bersama Dae Woong. Mi Ho juga bilang bahwa yang dia sukai itu bukan menonton melainkan Dae Woong. Dae Woong makin ketakutan. Mi Ho mengambil daging dan berkata, "Ah lezat... Dae Woong aku senang." Dae Woong bertanya pada Mi Ho, "Mi Ho, kamu suka daging kan? Kamu suka jika aku belikan daging kan? Ah itu sebabnya kau menyukaiku kan?" Mi Ho terdiam lama.
Dae Woong mengambil piring daging dan berkata, "AKu tidak akan memberikanmu daging lagi.. Kau tak akan menyukai aku lagi kan?" Mi Ho terdiam lama dan menjawab, "Apa boleh buat kalau begitu." Dae Woong kesal dan berkata, "Kau ini kenapa? Kau ini Gumiho! Kalau aku katakan padamu aku tak akan memberikanmu daging lagi, kamu seharusnya berkata, "Apakah kau mau mati?Kembalikan dagingku!" Kau seharusnya berkata seperti itu. "Apa boleh buat kalau begitu." itu bukan kata-kata yang di ucapkan oleh Gumiho!" Mi Ho pun bilang bahwa mulai sekarang dia tidak akan menakut-nakuti Da Woong kembali. Dae Woong bilang bahwa tingkah Mi Ho semakin aneh dan itu membuatnya takut.
Dae Woong berkata, "Mi Ho-ya. Buat aku takut. Kau harus menakut-nakuti aku. Lalu aku akan takut padamu jadi aku tak akan lupa kalau kau ini adalah Gumiho.Dengan mengatakan "akan aku lakukan apapun yang kau suka" dan mengatakan, "Aku suka Woong-ah" itu membuatku bingung apakah kau ini manusia atau Gumiho." Mi Ho dengan senang hati meminta Dae Woong menganggapnya seperti manusia saja.Dae Woong marah dan berkata, "Mana mungkin. Kau ini Gumiho! Bersikaplah seperti Gumiho yang memiliki ekor 9." Mi Ho kesal dan berkata, "Baiklah..."
Dae Woong lalu mengambil daging Mi Ho dan Mi Ho pun berkata dengan lemas, "Apakah kau ingin mati? kembalikan dagingku!" Dae Woong pura-pura ketakutan dan langsung mengembalikan daging pada Mi Ho dan dia pergi untuk tidur. Mi Ho langsung menusuk-nusuk dagingnya dengan lemas.
Dae Woong tiduran di kasurnya dan berkata, "Baiklah.. Aku harus mempejalas hubungan kami ini. Bagi dia dan aku... kita tidak boleh bingung. Gumiho... Gumiho... Ohh... Gumiho... Gumiho.."
Dong Joo sedang tertidur dan dia bermimpi tentang perempuan yang mirip dengan Mi Ho. Dong Joo meminta perempuan itu untuk tinggal bersamanya namun perempuan itu telah jatuh cinta pada laki-laki lain yang seorang manusia. Perempuan itu meminta bantuan Dong Joo agar membuatnya menjadi manusia. Dong Joo berkata bahwa laki-laki itu telah mengkhianati si perempuan dan sebaiknya laki-laki itu dibunuh saja. Perempuan itu tidak sanggup membunuh laki-laki itu dan dia meminta Dong Joo untuk membunuh dirinya sendiri saja. Dong Joo mengikuti permintaan perempuan itu dan akhirnya perempuan itu pun menghilang.
Dong Joo terbangun dari mimpinya dan dia menangis karna dia memimpikan wanita yang sebenarnya dia cintai.
Pagi-pagi Dae Woong sudah sibuk memasang sebuh papan yang bertuliskan angka 1 hingga 100. Dae Woong melihat papan itu dan berkata, "Baiklah sisa 93 hari lagi. Sekarang aku sudah memasang ini dan ini terlihat lebih teratur." Mi Ho berlari masuk ke dalam rumah menghampiri Dae Woong dan bilang bawa disekitar sini akan di bangun sebuah toko daging dan itu membuat perempuan tua itu khawatir toko ayamnya tidak akan laku lagi. Dae Woong memuji Mi Ho yang kini mulai mengetahui berita di sekitar kota dan mengkhawatirkan perasaan seorang tetangga.
Mi Ho bilang, "Tapi kalau ada toko daging baru, itu akan sangat bagus sekali. Saat kita duduk disini maka bisa mencium bau daging setiap saat." Dae Woong berkata, "Bukankah jika ada toko daging baru maka bangunannya akan selesai tahun depan? Ini tidak masuk akal kau akan mencium bau daging setiap saat dari toko daging yang mungkin akan buka ketika musim semi nanti." Mi Ho terdiam. Dae Woong memperlihatkan papan buatannya dan berkata, "Waktumu tersisa 93 hari.Saat musim semi tahun depan, tempat ini akan penuh dengan bau daging dan kamu tidak akan ada disini." Mi Ho pun bertanya, "Lalu, aku akan ada dimana?" Dae Woong menatap Mi Ho kasian dan bertanya, "Bukankah kau akan kembali ke kuil? Tidak. Ini bukan urusanku. Mi Ho.. Aku dan kamu hanya bisa sejauh ini, tidak akan mungkin lebih dari ini. Aku pergi..."
Dae Woong membawa tasnya dan siap pergi, Mi Ho melambaikan tanganya dan Dae Woong mengepalkan tangannya. Mi Ho pun mengikuti mengepalkan tangannya dan Dae Woong berkata, "Aku akan membawa daging untukmu. Aku pergi." Mi Ho terus melambaikan tangannya dengan wajah sedih.
Seperti biasa Mi Ho pergi ke tempatnya Dong Joo dan bercerita tentang Dae Woong yang berkata bahwa dia lebih senang merasa takut pada Mi Ho dari pada rasa dekat dengan Mi Ho.Dong Joo berkata, "Jika kau menjadi manusia maka kau tak akan bisa bersamanya." Mi Ho bertanya, "Bisakah aku katakan padanya bahwa aku akan segera menjadi manusia?" Dong Joo balik bertanya, "Jika kau mengatakan padanya kau akan menjadi manusia, apakah kau harap dia akan menyukaimu? Apa.. yang membuatmu berfikir seperti itu? Kamu tak memiliki apapun yang di sukai manusia."
Mi Ho kesal dan berkata, "Apa yang tak aku punya?" Dong Joo pun menjawab, "Pertama kau tidak memiliki uang yang paling disukai oleh manusia. Kamu tak memiliki pekerjaan tetap untuk menghasilkan uang juga kamu tidak memiliki ilmu untuk bekerja. Tanpa keahlian dan latar belakang, kamu tidak akan memiliki apapun." Mi Ho lemas dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menjadi manusia yang tidak berguna." Dong Joo berkata, "Saat ini kau adalah makhluk special... melepaskan hal sepenting itu sangat tidak berguna. Kau akan menjadi manusia biasa. Aku sungguh tak mengerti apa yang kau pikirkan."
Mi Ho bertanya pada Dong Joo, "Guru Dong Joo... Apakah kau sedang tidak enak badan hari ini?" Mi Ho menyentuh wajah Dong Joo dan terlihat wajah Dong Joo sedih. Mi Ho pun bertanya, "Dong Joo, apakah kau sedang sedih?" Mi Ho mengeluarkan minuman dari dalam tasnya dan bilang, "Ini untuk Dae Woong tapi ini juga boleh untuk Dong Joo. Karena kamu tidak memakan daging tetai sayuran, maka minum ini saja." Dong Joo menerima minuman pemberian Mi Ho dan mengucapkan terima kasih. Mi Ho bialng bahwa dia akan membawakan minuman itu untuk Dong Joo lagi lain kali. Mi Ho pun pamit pergi dan Dong Joo berkata, "Aku akan menunggumu.."
Dae Woong masuk ke ruangannya Dong Hong dan kaget begitu melihat ada Hye In. Hye In bilang bahwa Dong Hong meminta mereka berdua untuk menunggu sebentar. Hye In melihat penghargaan Dong Hong dan menjatuhkannya, Dae Woong kaget dan langsung menangkap piala yang jatuh itu. Hye In kaget dan ketika dia mundur, dia justru menabrak lemari CD Milik Dong Hong dan isinya pun langsung berjatuhan. Tiba-tiba terdengar suara Dong Hong yang memanggil Dae Woong dan Hye In pun jadi kebingungan, "Apa yang harus kita lakukan?"
Ketika Dong Hong datang ke ruangannya, Dong Hong melihat Hye In yang sedang terduduk di lantai dan Hye In bilang bahwa Dae Woong belum datang. Dong Hong pun berkata bahwa dia akan menunggu Dae Woong di luar sebentar lagi. Hye In sengaja duduk di lantai untuk menutupi kaset kaset yang jatuh dan Dae Woong bersembunyi di balik kursi. Dae Woong pun langsung bilang agar mereka segera membereskan kaset-kaset itu sebelum Dong Hong datang kembali. Dae Woong membereskan semua kaset itu dan tetap cuek pada Hye In. Dae Woong memuji rok panjang yang di pakai oleh Hye In karna bisa menutupi kaset yang terjatuh. Hye In tertawa dan bilang bahwa yang hebat adalah kaset yang terjatuh karna bisa membuat dia kembali akrab dengan Dae Woong. Dae Woong bilang bahwa jika mereka ketahuan menjatuhkan kaset itu mungkin mereka akan mendapatkan masalah maka sebaiknya mereka cepat membereskannya.
Dae Woong menyimpan kaset yang terjatuh pada tempat CD dan Hye In melihat cincin itu masih di pakai oleh Dae Woong dan itu semakin membuat Hye In kesal. Tiba-tiba terdengar suara bebek yang ternyata itu bunyi messanger. Dae Woong mendengar suara itu dan berkata, "Hmm sepertinya suara itu tidak terdengar asing."
Ya ternyata suara itu adalah suara Bibi. Kakek bilang pada bibi bahwa semangkanya sangat manis. Bibi kembali ceria dan menyarankan kakek banyak memakan semangka karna bisa menyehatkan tubuh. Kakek berkata bahwa dia senang melihat bibi seperti ii dan sepertinya hidupnya kembali manis. Bibi terlihat gembira dan berkata, "Ah sangat manis sekali..."
Mi Ho pergi ke tempat elektronik dan melihat poster handycam yang diinginkan oleh Dae Woong. Mi Ho lalu membayangkan dirinya membelikan itu untuk Dae Woong dan nanti Dae Woong akan berkata, "Wah Mi Ho ya kau ini semakin seperti manusia saja." Mi Ho pun dengan bangganya berkata, "Maka dari itu perlakukan aku seperti manusia." Dae Woong berkata, "Baiklah, Mi Ho kau benar-benar keren." Mi ho tersenyum senang membayangkan hal itu dan bertanya berapa harga itu pada petugas toko.
Di rumah, Dae Woong terus memandangi papan tanggal dan dia juga melihat cincinnya. Dae Woong berkata, "Huh tinggal 93 hari lagi. Aku pikir waktu akan tetap diam tetapi ternyata waktu itu berlalu dengan begitu cepat." Dae Woong mencoret angka di papan dan berkata, "Karna hari ini sudah mau berakhir maka sisa dia bersamaku tinggal 92 hari lagi. Ngomong-ngomong... hari sudah mau malam kenapa dia belum pulang?" Dae Woong menelfon HP Mi Ho namun tidak di angkat juga karena Mi Ho sedang bekerja dengan mencuci piring panggangan daging.
Hingga larut malam, Dae Woong menelfoni Mi Ho namun tidak diangkat juga. Dae Woong pun bertanya-tanya, "Apakah dia ada di rumah Dong Joo?" Dae Woong mengambil HPnya dan berniat menelfon Dong Joo namun dia mengurungkan nilainya dan melemparkan HPnya. Beberapa saat kemudian HPnya berbunyi dan Dae Woong pun langsung senang karna itu telfon dari Mi Ho. Mi Ho bertanya, "Woong Ah apakah kamu menelfonku?" Dae Woong marah-marah dan bertanya, "Kamu dimana? Kenapa berisik sekali di tempatmu?" Mi Ho bilang bahwa dia sedang sibuk jadi Dae Woong jangan menelfonnya. Dae Woong kesan dan bertanya, "Kapan kau akan pulang?" Mi Ho menjawab, "Aku akan pulang telat jadi sebaiknya kau tidak perlu menungguku."
Mi Ho langsung menutup telfonnya dan itu membuat Dae Woong kesal sekali. Dae Woong melemparkan HPnya dan bilang bahwa dia tidak akan menelfon Mi Ho kembali. Tapi ternyata semalaman Dae Woong menunggu Mi Ho yang tidak juga pulang. Dae Woong bilang bahwa dia tidak akan menunggu Mi Ho lagi tapi lagi-lagi Dae Woong ternyata menunggu Mi Ho pulang. Dae Woong akhirnya menelfon Mi Ho kembali dan bertanya, "Mi Ho ya, kenapa kau belum pulang juga?" Mi Ho menjawab bahwa dia sangat sibuk dan ada apa Dae Woong menelfonnya? Dae Woong bilang bahwa Mi Ho itu perempuan dan tidak baik perempuan ada di luar rumah malam-malam begini. Mi Ho lalu berbisik, "Woong-ah, aku ini Gumiho. Aku tutup ya telfonnya." Dae Woong baru sadar dan dia pun bertanya pada dirinya sendiri, "Kenapa aku menelfonnya? Aku tidak akan menelfonnya lagi. Baiklah aku akan mengeluarkan Batrai HPnya."
Dae Woong pun memilih tidur namun tetap saja dia tidak berhasil memejamkan matanya. Ketika dia melihat ke tempat tidur Mi Ho, Dae Woong kaget karna Mi Ho sudah pulang. Dae Woong pun marah-marah "Kapan kau pulang? Aku tidak menunggumu aku ini orang yang tinggal bersamamu. Heh Gumiho, aku pikir aku harus tahu apa yang kau lakukan. Biarkan aku tahu maka aku bisa tidur dengan tenang." Mi Ho tidak mempedulikan kata-kata Dae Woong dan dia hanya berkata, "Woong ah- aku sibuk, aku pergi." Dae Woong benar-benar kaget melihat Mi Ho yang pergi dengan teruru-buru.
Mi Ho terus bekerja dan berkata, "Ayo cari uang." Sementara itu Dae Woong mulai merasa kesepian karna dia harus makan sendirian karna Mi Ho lagi-lagi pulang terlambat. Dae Woong menghampiri papan tanggal dan langsung mencoret satu tanggal lagi.
Dae Woong menunggu kepulangan Mi Ho dengan bermain bola.Dae Woong terus menunggu Mi Ho dan dia pun mencoba menelfon Mi Ho namun lagi-lagi HP Mi Ho mati. Sampai pagi Dae Woong menunggu Mi Ho namun Mi Ho tidak pulang juga. Dae Woong pun mulai berfikir, "Apakah aku harus menghubungi Dong Joo? Tidak.. Aku tidak boleh panik dan harus bersabar."
Akhirnya Mi Ho pulang dan Dae Woong pun langsung menghampiri Mi Ho, "Kau sudah pulang?" Mi Ho menjawab, "Ya. Aku benar-benar sibuk sekali." Dae Woong langsung bertanya, "Apakah kau selama ini bersama Dong Joo?" Mi Ho hanya tersenyum dan itu semakin membuat Dae Woong kesal dan berkata, "Jika kamu terus tiur di luar tanpa memberitahu aku terelbih dahulu, sebaiknya kau keluar saja!" Mi Ho juga kesal di usir seperti itu makanya dia bilang, "Baiklah! Aku akan tinggal bersama Dong Joo saja." Ketika Mi Ho mau pergi, Dae Woong menahan tangan Mi Ho dan berkata, "Kenapa kau melakukan ini semua padaku? Apa arti Dong Joo bagimu hah?" Mi Ho menjawab, "Jika kamu itu sapi, Dong Joo adalah sapi liar untukku. Aku tidak tertarik pada sapi jinak sepertimu. Aku akan menjinakan sapi liar lainnya." Mi Ho tertawa puas dan akhirnya Dae Woong terbangun dari mimpinya.
Dae Woong berkata, "Kenapa aku bisa bermimpi seperti ini? Karna menunggunya maka aku bermimpi tentang sapi gila. Aku tidak perlu cemas..." Dae Woong menghampiri papan tanggal dan mencoret satu tanggal lagi dan dia berkata, "Waktu ternyata berjalan begitu cepat."
Mi Ho makan bersama dengan perempuan tua dan dia bilang bahwa mencari uang itu ternyata tidak mudah bahkan karena terlalu sibuk mencari uang kini dia jarang bertemu dengan Dae Woong. Perempuan tua itu pun bertanya, "Apakah kau benar-benar membutuhkan uang? Apakah kamu mau mencari uang denganku?" Mi Ho pun langsung tersenyum senang.
Ternyata mencari uang yang di maksud oleh perempuan tua itu adalah ikut shooting promosi daging. Dan tugas Mi Ho hanya makan daging sambil terus tersenyum. Iklan mengenai daging itu di tayangkan live dan di tempat Dae Woong dan Byung Soo sedang makan pun iklan itu di putar tetapi mereka berdua tidak menyadari iklan tersebut.
Byung Soo bertanya pada Dae Woong, "Kenapa kau begitu lelah? Apakah kau tidak tidur semalam?" Dae Woong menjawab, "Aku tidur nyenyak sekali. Karena tidur terlalu nyenyak maka mukaku mengembang." Byung Soo tersenyum lalu menanyakan kabar hubungan Dae Woong dan Mi Ho. Dae Woong berkata bahwa hubungannya dengan Mi Ho baik-baik saja. Dae Woong tidak melihat ke TV dan bertanya-tanya, "Apa yang sedang di lakukan oleh Mi Ho?"
Shooting Iklan itu terus berlanjut dan produser pun meminta kameramen terus mengarahkan kamera ke Mi Ho karna banyak sekali panggilan telfon berkat ada Mi Ho.
Hubungan Bibi dan Dong Hong semakin baik dan mereka pun berniat untuk pergi makan sup udon bersama. Dae Woong berkata, "Mi Ho pasti sedang makan daging di suatu tempat sambil tersenyum senang." Byung Soo melihat TV dan langsung kaget karna ada Mi Ho. Dae Woong juga sama kagetnya dengan Byung Soo dan dia bertanya, "Bagaimana bisa dia ada disana?" Tiba-tiba Bibi dan Dong Hong datang menghampiri Dae Woong. Dae Woong takut Dong Hong melihat Mi Ho di TV makanya dia berusaha menghalangi TV agar Dong Hong tidak bisa melihat TV.
Bibi mengajak Dae Woong makan bersama namun Dae Woong menolaknya. Dong Hong mendengar siaran TV yang membahas daging iga makanya Dong Hong pun mengajak Bibi makan sup Iga Bakar. Bibi setuju dan langsung pergi bersama Dong Hong. Dae Woong menatap TV dan terlihat ada Mi Ho dan juga Perempuan tua penjual ayam. Dae Woong berkata, "Aku sangat mengkhawatirkannya tapi ternyata dia sedang bersenang-senang."
Shooting selesai dan Mi Ho dan perempuan tua itu mendapatkan bayaran. Si pembawa acara menghampiri Mi Ho dan bilang bahwa kerja Mi Ho sangatlah baik dan dia harap Mi Ho mau menjadi model acara iklan seperti ini lagi. Mi Ho tersenyum senang dan menciumi uang yang dia dapat.
Dae Woong pulang ke rumah dan Mi Ho pun langsung menghampiri Dae Woong dan berkata, "Dae Woong sejak kemarin kita belum saling bertemu kan?" Dae Woong bersikap cuek dan bilang, "Benarkah? Aku tidak ingat." Mi Ho bilang, "Woong ah, aku benar-benar sibuk. Saking sibuknya aku tidak sempat bertemu denganmu. Aku rindu sekali padamu..." Dae Woong berkata bahwa dia tadi melihat Mi Ho sangat senang memakan daging sapi. Mi Ho bilang bahwa dia diajak oleh Perempuan tua penjual ayam untuk shooting iklan itu.
Mi Ho sadar kalau Dae Woong wajahnya terlihat kesal makanya dia bertanya, "Dae Woong, apakah kamu marah?" Dae Woong menjawab, "Mau kau bergaul dengan perempuan tua penjual ayam atau dengan Dong Joo.. itu bukan urusanku. Tapi kenapa kau tidak bisa menghubungi aku? Bukankah itu keterlaluan?" Mi Ho bilang bahwa kemarin itu banyak sekali piring panggangan yang mesti dicuci makanya dia tidak bisa mengangkat telfon dari Dae Woong. Dae Woong kaget mendengar hal itu dan bertanya, "Untuk apa kau mencuci piring panggangan?" Dengan polosnya Mi Ho menjawab, "Untuk mencari uang..." Dae Woong bertanya kembali, "Untuk apa kau mencari uang?" Mi Ho menjawab, "Untuk membelikan barang yang kau suka." Mi Ho tersenyum senang sementara Dae Woong terdiam.
Mi Ho bilang bahwa dia sudah berjanji akan membelikan benda yang diinginkan oleh Dae Woong makanya dia bekerja mencuci piring panggangan agar mendapatkan uang untuk membelikan benda yang disukai Dae Woong. Dae Woong mulai sadar dan bertanya, "Jadi kau tidak pulang ke rumah dan bilang sangat sibuk... bukan karena kau pergi main, tetapi mencari uang?" Mi Ho mengangguk dan berkata bahwa mencari uang ternyata bukanlah hal yang mudah dan hidup di dunia manusia juga bukanlah hal yang mudah. Dae Woong berkomentar bahwa Mi Ho adalah Gumiho yang sangat aneh karna mau melakukan hal seperti itu.
Mi Ho lalu bilang, "Woong Ah, apakah kamu mau lihat benda yang aku beli untukmu?" Dae Woong kebingungan dan bertanya, "Apa yang aku suka?" Mi Ho berkata bahwa waktu pergi ke bioskop, Dae Woong melihat benda ini dan bilang bahwa benda ini sangat keren. Dae Woong berfikir dan kaget, "Apakah kau membelikannya? Itu kan benda yang sangat mahal... Berapa banyak piring panggangan yang kamu cuci untuk membelinya?" Mi Ho tersenyum dan bilang, "Buntutku rasanya seperti akan putus karna terus mencuci. Aku akan berikan hadiah ini untukmu... Kau akan terkejut. Lihat saja..."
Mi Ho membawa benda yang ternyata sebuah poster handycam yang waktu itu dilihat oleh Dae Woong. Dae Woong jelas kaget melihat itu dan berkata, "Ini benar-benar mengejutkanku." Mi Ho bertanya, "Apakah kau tidak menyukainya?" Dae Woong tersenyum lalu bertepuk tangan dan berkata, "Terima kasih banyak. Ini dia yang aku sangat inginkan. Mi Ho... kau benar-benar memiliki selera yang sangat bagus dalam memilih hadiah. Aku akan memajangnya di samping tempat tidurku. Aku sangat menyukainya hingga aku ingin menangis." Mi Ho jelas senang dan bertanya, "Apakah kau benar-benar menyukainya?" Dae Woong menjawab, "Ya, aku sangat menyukainya."
Dae Woong lalu bilang bahwa Mi Ho sekarang semakin seperti manusia. Mi Ho ikut senang dan bilang bahwa ekornya seperti mau keluar karna senang melihat Dae Woong yang sangat senang menerima hadiahnya. Akhirnya poster itu pun di simpan oleh Dae Woong di samping tempat tdiurnya.
Mereka berdua makan daging seperti biasa. Mi Ho bilang bahwa pembawa acara tadi memintanya datang kembali ke tempat itu dan mereka memberikan daging padanya untuk di bawa pulang. Dae Woong bilang jika Mi Ho seperti ini maka mungkin Mi Ho bisa menjadi model home shopping. Mi Ho bilang bahwa dirinya ini special jadi banyak orang yang menginginkannya. Lalu Mi Ho berkata bahwa pemilik toko daging meminta dia mencuci piring panggangan setiap hari. Dae Woong bertanya, "Bukankah sulit mencuci piring panggangan itu?" Mi Ho menjawab, "Iya sangat sulit."
Dae Woong bertanya, "Kau pasti mendapatkan banyak uang dari mencuci piring itu. Berapa yang kau dapatkan?" Mi Ho menjawab, "Hanya 1 lembar." Dae Woong kaget dan bertanya, "1 Lembar? 10000 won?" Mi Ho menggelengkan kepala. Dae Woong tambah kaget, "1000 won?" Mi Ho menganggukan kepala. Dae Woong benar-benar kaget dan langsung mendatangi pemilik toko daging.
Dae Woong langsung marah-marah pada pemilik toko karna menyuruh Mi Ho mencuci semua panggangan dan hanya membayar sedikit. Pemilik toko bilang bahwa identitas Mi Ho itu tidak jelas makanya dia tidak bisa membayar Mi Ho seperti membayar yang lainnya. Dae Woong bilang bahwa Mi Ho bisa tampil dalam iklan di TV besar, sementara si pemilik toko itu malah memperlakukan Mi Ho seperti ini. Dae Woong pun mengancam pemilik toko itu dengan bilang bahwa dia akan melaporkan hal ini pada sebuah stasiun TV. Pemilik toko itu langsung kaget dan panik.
Akhirnya pemilik toko itu membayar gajih Mi Ho sama seperti gajih karyawan lainnya. Mi Ho bilang pada Dae Woong bahwa dia pikir dia memang akan menerima sedikit uang. Mi Ho juga bilang bahwa wajahnya pasti terlihat bodoh makanya mudah di bodohi orang-orang. Dae Woong mencoba menghibur Mi Ho dengan bilang bahwa Mi Ho itu adalah Gumiho dan berbeda dari manusia. Mi Ho berkata, "Betul. Aku ini Gumiho dan tidak gampang menjadi manusia." Dae Woong terus memberikan semangat pada Mi Ho, "Mi Ho ya, jangan patah semangat. ayo percaya diri!"
Hye In dan Sun Nyeon pergi ke toko elektronik dan Hye In membeli handycam terbaru yang sebenarnya diinginkan oleh Dae Woong. Hye In bilang bahwa dia membeli handycam itu untuk berlatih aktingnya karna akan lebih mudah jika aktingnya itu di rekam secara langsung. Hye In bertanya pada Sun Nyeon, "Kenapa kamu tidak membeli juga?" Sun Nyeon menjawab "Bagianku hanya 2 baris saja." Hye In teringat Dae Woong dan dia pun meminta petugas membungkuskan 1 handycam lagi. Sun Nyeon bertanya, "Untuk siapa?" Hye In menjawab, "Untuk Dae Woong. Karena kami akan tampil bersama jadi akan sangat berguna dan lebih baik jika aku belikan untuknya juga."
Sun Nyeon bilang, "Kalau soal membantu dalam akting, itu pasti bukan Hye In tapi Mi Ho yang akan membantunya. Walaupun Dae Woong cedera tapi jika dia bersama Mi Ho maka dia akan baik-baik saja." Hye In sangat kesal dan bertanya, "Jadi sesakit apapun dia, dia akan tetap shooting demi Mi Ho?" Sun Nyeon mengangguk dan menjawab, "Ya. meski dokter melarangnya tapi dia pasti bisa melakukannya."
Dae Woong membawa Mi Ho ke kantor Dong Hong dan meminta Mi Ho untuk menunggu sebentar sementara dia akan melihat kostum untuk shooting film nanti. Mi Ho mengangguk mengerti. Dae Woong menghampiri Mi Ho kembali dan bilang bahwa setelah selesai maka mereka akan pergi jalan dan makan bersama. Mi Ho senang dan bertanya, "Kencan?" Dae Woong kembali menegaskan, "Jalan-jalan!" Mi Ho cemberut dan melambaikan tangan pada Dae Woong.
Bibi dan Dong Hong selesai makan dan Bibi berkata bahwa dia sangat menikmati makan siangnya itu. Bibi mulai memberanikan diri untuk menggandeng Dong Hong dan Dong Hong juga tersenyum senang. Tiba-tiba Dong Hong melihat Sun Nyeon datang dan dia pun terpaksa mendorong Bibi ke dalam sebuah ruangan hingga terjatuh. Sun Nyeon mengahmpiri Dong Hong dan berkata, "Papa, aku sangat lapar. Kau belum makan bukan? Ayo makan bersama." Dong Hong menjawab bahwa dia sudah makan dan tidak memiliki uang lagi. Dong Hong benar-benar mersa tidak enak pada Bibi yang menatapnya sedih. Sun Nyeon terus memaksa Dong Hong untuk pergi makan dan membeli handycam untuk membantunya dalam latihan akting. Sun Nyeon memaksa pergi sehingga Dong Hong tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan langsung pergi meninggalkan Bibi.
Bibi jelas kesal karna ternyata Dong Hong belum bercerita tentang dirinya pada Sun Nyeon. Hye In melihat bibi yang terjatuh dan dia pun bertanya, "Apakah kau baik-baik saja?" Bibi menjawab, "Ya. aku tidak apa-apa." Ketika Hye In mau pergi, Bibi menghentikannya dan bertanya "Apakah kau ini temannya Dae Woong?" Hye In menganggukan kepalanya.
Mi Ho menunggu Dae Woong sambil melihat uangnya dan dia bertanya, "Jika aku memiliki uang ini.. apakah aku akan menjadi manusia yang berguna?" Pendengaran Mi Ho menangkap suara seseorang yang sedang membicarakan Dae Woong. dan orang yang sedang membicarakan Dae Woong itu adalah Bibi dan Hye In.
Bibi bilang bahwa dia melihat foto Hye In di HP Dae Woong dan mengira bahwa Hye In adalah pacar Dae Woong. Hye In bilang bahwa Dae Woong memiliki pacar tapi bukan dirinya. Bibi meminta maaf karna salah mengira. Hye In mulai menjelek-jelekan Mi Ho di depan Bibi dengan berkata, "Aku tidak bisa menilai orang lain tapi aku benar-benar khawatir pada Dae Woong sehingga aku mengatakan hal ini padamu. Pacar Dae Woong itu sengaja mendekati Dae Woong agar mengambil keuntungan dari Dae Woong. Bahkan Dae Woong menyembunyikan identitas pacarnya itu. Sejak Dae Woong tinggal dengan pacarnya, Dae Woong benar-benar berubah. Bahkan Dae Woong dulu sempat gagal ikut audisi namun dia di terima ulang oleh Sutradara." Bibi jelas kaget mendnegar hal itu karna Kakek sudah bertemu dengan pacar Dae Woong dan Kakek menilai bahwa pacar Dae Woong itu sangat baik.
Hye In terus menjelek-jelekan Mi Ho dan berkata, "Apakah kau tahu bahwa Dae Woong ini cedera parah namun tetap memaksakan ikut shooting?" Bibi jelas semakin panik mendengar itu. Hye In bilang bahwa Dae Woong mendapatkan cedera saat bertemu dengan pacarnya, Dokter sudah melarang Dae Woong untuk shooting, bahkan dirinya pun sudah membujuk Dae Woong namun Dae Woong tetap ingin shooting karena pacarnya Dae Woong yang memintanya. Bibi kaget mendegar itu dan bilang bahwa dia akan segera pergi.
Hye In senang sudah mengatakan semua itu pada Bibi dan ketika dia berbalik mau pergi, dia kaget karna ternyata ada Mi Ho. Hye In bertanya, "Kau menguping semuanya dari belakang hah?" Mi Ho marah dan berkata, "Kau bahkan tidak tahu apapun tapi kau menyebarkan rumor yang tidak benar!" Hye In berkomentar, "Apa? Apa ada yang salah? Semua itu memang benar. Kau ini sudah bodoh tapi tetap terus mengikuti Dae Woong, bukankah ini benar?" Mi Ho bilang, "Aku bukan bodoh tetapi berbeda!" Hye In kebingungan dan bertanya, "Berbeda? Berbeda seperti apa?" Mi Ho menjawab, "Jika kamu mengetahuinya, kamu akan mati!" Hye In kaget dan langsung pergi meninggalkan Mi Ho.
Hye In menuju mobilnya dan berkata, "Dasar perempuan aneh. Berani sekali dia mengancamku. Aku benar-benar tersinggung. Lihat saja... Aku akan memberikannya pelajaran." Hye In melihat handycam yang mau di berikan pada Dae Woong dan dia pun berkata, "Jika aku memberinya langsung pada Dae Woong maka Dae Woong tidak akan memberi tahu pacarnya bahwa benda itu dari aku..."
Dae Woong kesal karna Mi Ho ternyata langsung pulang tanpa menunggu dirinya terlebih dahulu. Di rumah, Mi Ho membersihkan poster dan dia berkata, "Huh kenapa aku sangat bodoh bisa membelikan apa yang dia inginkan? Huh dia bahkan tidak mengatahui apapun juga."
Tiba-tiba pintu rumah di ketuk dan ada seseorang yang datang untuk mengantarkan sebuah paket. Mi Ho menerima paket itu yang ternyata dikirim oleh Hye In. Mi Ho membuka paket itu dan isinya adalah handycam. Mi Ho pun akhirnya sadar bahwa hadiah yang sebenarnya diinginkan oleh Dae Woong itu adalah handycam, bukan poster bergambar handycam.
Bibi menceritakan semua yang dia dengar dari Hye In pada Kakek dan Kakek sangat marah mendengar semua itu apalagi Bibi bilang jika Dae Woong terlalu memaksakan diri maka kemungkinan terburuk adalah Dae Woong tidak bisa berjalan kembali. Kakek juga semakin marah karna ternyata Mi Ho bukannya melarang tapi terus memaksa Dae Woong untuk melanjutkan shooting.
Mi Ho pergi ke Dong Joo dan mulai bercerita, "Aku pikir dia menyukai poster yang aku berikan.." Dong Joo bilang bhwa petugas toko itu sangat kejam karna menjual poster seperti itu seharga $100. Mi Ho bilang bahwa itu adalah uang dari hasil mencuci panggangan. Dong Joo juga berkomentar bahwa pemilik toko daging sapi itu juga orang yang jahat karna hanya membayar $10 per-harinya. Mi Ho bilang bahwa dia ini bukanlah orang bodoh tetapi berbeda. Dong Joo berkata, "Benar... kau ini berbeda. dan berbeda ini lebih sulit dari pada bodoh. Kalau kau bodoh... kau dapat mengejar dengan cara belajar dan mencari ilmu.. namun kalau berbeda... kau tidak bisa melakukan apapun juga untuk merubahnya. tapi kau bisa dengan bersikap seperti manusia."
Mi Ho bertanya, "Jika aku menjadi manusia... apakah aku bisa mengetahui apa yang Dae Woong suka?" Dong Joo menjawab, "Dae Woong sudah tahu kalau kau ini berbeda, Lebih baik jika kau tinggal dengan orang yang menyangka bahwa kau ini bodoh karna bekerjasama dengan mereka akan lebih mudah. Sulit belajar dengan seseorang yang sudah mengetahui bahwa kau ini berbeda."
Semua tugas Dae Woong sudah selesai dan Byung Soo pun mengajak Dae Woong untuk pergi minum namun Dae Woong menolaknya karna dia sudah ada janji dengan Mi Ho. Dae Woong juga bilang bahwa dia akan pergi membeli daging dulu sebelum pulang. Byung Soo heran dan berkata, "Kau membelikannya daging? Bukankah seharusnya kau membelikan dia bunga?" Dae Woong menjawab, "Mi Ho itu berbeda. dia suka daging dari pada bunga." Byung Soo bertanya, "Dia tidak menyukai bunga?" Dae Woong menjawab, "Ya. Hmm Mi Ho suka bunga tidak ya? Ah aku belum sempat tanyakan padanya. Hmm sepertinya dia tidak menyukai bunga." Byung Soo bilang, "Bagaimana bisa kau berkata bahwa dia tidak menyukai bunga padahal kau belum menanyakannya hah?" Byung Soo tersenyum dan pergi meninggalkan Dae Woong.
Dae Woong berfikir lama, "Mi Ho itu kan berbeda... Apakah dia juga menyukai bunga? Hmmm..."
Akhirnya Dae Woong pulang ke rumah dengan membawa bunga. Dae Woong berkata, "Huh seberapa besar aku memikirkannya, aku rasa bunga ini tidak cocok untuknya. Gumiho dan Bunga.. hmm benar-benar komedi." Dae Woong mau membuang bunga itu namun dia langsung kaget begitu melihat poster handycam ada di tempat sampah. Akhirnya Dae Woong membawa poster handycam dan bunga itu ke dalam rumah. Dae Woong melihat ada kotak handycam di atas meja dan Dae Woong berkata, "Sepertinya Mi Ho menyadarinya..."
Mi Ho pulang ke rumah dan dia kaget karna melihat poster handycam itu ada di dalam rumah. Dae Woong muncul dari belakang poster itu dan bertanya, "Hey, kenapa poster sebagus ini kau buang?" Mi Ho pun menjawab, "Sebenarnya kau tidak menyukainya kan." Dae Woong berkata, "Benar... awalnya aku tidak menyukai poster ini. Namun karena ini pemberian darimu maka aku harus menyukainya mulai sekarang. Aku tidak tahu apakah kau akan menyukai ini atau tidak... tapi aku sudah menyiapkan hadiah sebagai balasan untukmu." Dae Woong mengeluarkan bunganya dan Mi Ho pun tersenyum senang.
Dae Woong bertanya, "Apakah kau menyukai bunga juga?" Mi Ho menjawab, "Tentu saja. Aku sangat menyukainya." Dae Woong berkata, "Aku pikir karna kau berbeda maka kau tidak akan menyukainya. Tapi ternyata aku salah. Jika kau menyukai bunga itu, aku lega." Mi Ho bilang, "Aku belum pernah memberikan apapun yang kau suka." Dae Woong menggelengkan kepalanya dan bilang, "Kau hanya salah mengerti saja. Kau tidak mengetahui apa yang aku suka karena kau belum mengenalku jadi kau salah paham. Dengan adanya perbedaan, kita bisa saling mengenal satu sama lain dengan saling bertanya."
Mi Ho tersenyum dan berkata, "Baiklah aku akan bertanya apapun yang ingin aku tanyakan." Dae Woong ikut tersenyum dan bilang, "Baiklah..." Mi Ho pun mulai bertanya, "Woong Ah, Sekarang... seberapa besar kau takut padaku?" Dae Woong pun terdiam sesaat dan menjawab, "Sejujurnya aku tidak takut sama sekali padamu. Aku hanya ingin memastikan hubungan kita makanya aku pura-pura ketakutan." Mi Ho kembali bertanya, "Apakah kamu masih tidak suka jika aku ada di dekatmu?" Dae Woong menjawab, "Sejjujurnya... aku tidak membencimu. Bahkan sekarang aku sudah terbiasa."
Dae Woong mengalihkan pembicaraan dengan bilang bahwa tempat di dalam poster itu sangat bagus dan suatu saat nanti Dae Woong akan mengajak Mi Ho kesana. Mi Ho senang dan bertanya, "Woong Ah, bisakah mulai sekarang kau menyukaiku? Walaupun aku berbeda denganmu... bisakah kau menyukaiku?" Dae Woong kaget mendengar pertanyaan itu dan dia terdiam lama. Ada daun dari bunga yang terjatuh dan Dae Woong pun menangkap daun itu. Dae Woong menggenggam erat daun itu dan siap menjawab tapi tiba-tiba saja Kakek masuk kedalam rumah dan berkata, "Kalian berdua tidak bisa bersama! Putuskan hubungan kalian! Dae Woong cepat kemasi barang-barangmu!"