Dream High Episode 11

Posted: Rabu, 09 November 2011 by khyunkhyun in Label:
0

Sepulangnya dari Jepang ke Korea, Sam Dong langsung mencukur rambutnya. Ia merasakan emosi luar biasa dalam hatinya. Emosi karena masalah pendengarannya dan emosi karena Hye Mi.

Sam Dong yang baru...

Sam Dong memeriksakan pendengarannya di rumah sakit.
"Telingamu akan berdengung dan perlahan kemampuan pendengaranmu akan berkurang." kata Dokter. "Pengobatan mungkin bisa menstabilkan kondisimu, tapi tidak akan mampu menyembuhkan pendengaranmu. Pengobatan bisa memperlambat proses hilangnya pendengaranmu."
Sam Dong berjalan gontai di jalanan yang ramai. Wajahnya pucat pasi.
"Ibu, kau berbohong padaku." pikir Sam Dong. "Kau mengatakan bahwa Tuhan hanya akan memberikan cobaan yang sanggup kulalui. Tapi hal itu tidak benar untukku. Aku merasa tidak sanggup menghadapi semua cobaan yang jatuh di pundakku. Ini sangat kejam. Mulanya aku memiliki mimpi indah yang ingin kuwujudkan, tapi sekarang aku harus mengucapkan selamat tinggal pada mimpi itu. Bagaimana aku menghadapi semua ini?"
Sam Dong berlutut di tengah jalan dan menangis keras. Menangis... seorang diri... di tengah keramaian kota...
Oh Hyuk menyerahkan surat pengunduran dirinya dan meminta Bum Soo berjanji menjaga murid-muridnya dengan baik.
Bum Soo memenuhi permintaan Oh Hyuk.
Setelah mengetahui bahwa Oh Hyuk mengundurkan diri, Kyung Jin langsung mengejarnya.
"Apa yang akan kau lakukan setelah mengundurkan diri?" tanya Kyung Jin khawatir. "Apakah kau menemukan pekerjaan di sekolah lain?"
"Tidak." jawab Oh Hyuk.
"Kau tidak punya rencana apapun?" tanya Kyung Jin lagi, kelihatan tidak bisa mengendalikan emosinya. Ia kelihatan khawatir dan sedih karena Oh Hyuk mengundurkan diri.
Oh Hyuk hanya diam memandang Kyung Jin.
Kyung Jin sadar akan emosinya dan mulai menjaga sikap. Jaim. "Sekarang banyak sekali guru yang sedang mencari pekerjaan." katanya. "Dengan kemampuanmu, hampir tidak mungkin kau bisa bersaing dengan mereka. Lalu bagaimana dengan anak-anak?"
"Merekalah yang paling pikirkan lebih dari hal lain." ujar Oh Hyuk. "Karena itulah aku mempercayakan mereka padamu. Kita sudah pernah membicarakan mengenai ini, bukan? Tolong jaga anak-anak."
Oh Hyuk berjalan pergi. Kyung Jin hanya bisa diam, menatap kepergian Oh Hyuk dengan mata berkaca-kaca.
Oh Hyuk masuk ke dalam kelas. Disana hanya ada Pil Sook dan Hye Mi.
"Sam Dong belum muncul juga?" tanya Oh Hyuk.
"Aku belum melihatnya sejak datang ke sekolah tadi pagi." jawab Hye Mi.
Oh Hyuk mengucapkan selamat karena Hye Mi, Pil Sook dan Sam Dong berhasil masuk ke kelas seni.
Pil Sook menggandeng tangan Hye Mi, tapi Hye Mi langsung mengelak.
"Apa kau sudah benar-benar sembuh dari Hepatitis A?" tanya Hye Mi kejam. "Penyakit itu menular, kau tahu?"
Pil Sook kesal dan malah merangkul Hye Mi.
Hye Mi berlari menghindari Pil Sook. Pil Sook mengejar dan mencium pipinya.
Ponsel Hye Mi berdering. Ia menerima telepon dari Perusahaan Entertainment Top dan menyuruhnya datang ke kantor mereka.
Hye Mi datang ke kantor Perusahaan Entertainment Top dan bertemu dengan Baek Hee disana.
"Ada perlu apa kau kemari?" tanya Baek Hee.
"Aku tidak tahu." jawab Hye Mi. "Direktur perusahaan ini mengatakan ingin bertemu denganku."
Baek Hee terlihat cemas.
Direktur Top menawarkan kontrak pada Hye Mi. Hye Mi diberi penawaran untuk bergabung menjadi personil baru K.
"Kenapa tiba-tiba kau memilihku?" tanya Hye Mi, terkejut.
"Kami tidak memilihmu dengan tiba-tiba." jawab Direktur. "Kami sudah memperhatikanmu sejak lama. Kau sangat mengesankan di Kompetisi Menari. Kami juga melihat nilai ujian akhir bulanmu. Penampilanmu di Jepang juga bagus. Baca dan pelajari kontrak ini. Isi kontrak ini sangat bagus untuk seorang pemula. Pikirkan baik-baik. Tolong buat kebutusanmu mengenai kontrak ini pada akhir bulan."
"Aku mengerti." ujar Hye Mi, mengerima dokumen tersebut.
Hye Mi berjalan ke luar dari ruangan. Pikirannya seperti mengawang-awang.
Hye Mi berhenti berjalan, kemudian mencubit pipinya sendiri.
"Tidak sakit." pikirnya. "Apakah ini hanya mimpi?"
Ia kemudian membenturkan kepalanya sendiri ke dinding dan langsung kesakitan. Rupanya memang bukan mimpi.
Hye Mi menunjukkan kontrak itu pada Oh Hyuk untuk meminta pendapat.
"Katanya isi kontrak itu sangat bagus." kata Hye Mi. "Apa benar?"
"Ya." jawab Oh Hyuk.
"Benarkah?" seru Hye Mi senang.
"Kau sangat ingin debut?" tanya Oh Hyuk, melihat Hye Mi yang terlihat sangat senang.
"Tentu saja." kata Hye Mi. "Jika debut, aku bisa membayar hutang-hutang kita. Aku juga bisa membayarmu."
"Kalau itu alasanmu, lebih baik tidak usah debut." kata Oh Hyuk tenang. "Kontrak ini tidak sebagus itu. Tidak akan bisa membayar hutangmu. Jika kau debut, bukan berarti kau bisa menghasilkan banyak uang. Sebuah kontrak adalah hal yang harus kau pikirkan masak-masak."
Tidak lama kemudian, Hye Sung dan Oh Sun pulang berbelanja. Oh Sun marah-marah karena Hye Sung tidak membantunya membawa belanjaan.
"Hye Sung, apa kau melihat Sam Dong?" tanya Hye Mi.
"Aku melihatnya keluar rumah pagi ini." jawab Hye Sung. "Ia mengatakan akan pulang ke rumah dan melarangku menghubunginya."
"Kenapa?" gumam Hye Mi cemberut.
Hye Mi masuk ke kamar Sam Dong dan Jin Kuk.
Ia memandang baju seragam Sam Dong yang digantung dengan wajah muram. "Apapun masalahnya, seharusnya ia tidak pergi tanpa pamit." gumam Hye Mi sedih.
Malam itu, Sam Dong berjalan tanpa tujuan di kota.
Ketika melewati sebuah bar, ia mendengar suara musik dan langsung masuk ke dalamnya.
Sam Dong hanya berdiri diam, memandang panggung itu dengan ekspresi muram. Keadaan disana sangat ramai dan bising, namun telinga Sam Dong hanya bisa mendengar suara samar-samar. Suara-suara itu terdengar samar, kemudian kencang, lalu samar lagi.
Sam Dong tertawa pahit, kemudian menangis.
Sam Dong terduduk di dekat speaker. Ia memejamkan mata dan menyentuhkan tangannya kesana, menikmati setiap suara yang masih bisa ia dengar.
Ketika akhirnya konser berakhir dan bar itu sudah sepi, In Sung memberikan satu kaleng minuman pada Sam Dong.
"Jika kau memberitahu seseorang bahwa aku bekerja paruh waktu disini, kau akan mati!" kata In Sung mengancam. "Sebenarnya, banyak sekali murid dari sekolah kita yang bekerja paruh waktu di club-club di sekitar sini."
In Sung terus mengoceh, tapi Sam Dong hanya diam dan kelihatan tidak memperhatikan omongan In Sung.
"Kenapa kau tidak pulang?" tanya In Sung.
"Aku tidak punya tempat tinggal." jawab Sam Dong.
"Apa maksudmu?" tanya In Sung. "Bukankah kau tinggal di rumah Guru Kang?"
"Tidak ada suara apapun disana." jawab Sam Dong. "Tapi disini ada banyak suara. Suara itu tidak mungkin melarikan diri."
"Karena itu kau kabur dari rumah?" tanya In Sung bingung. "Kenapa kata-katamu dangat sulit dimengerti?"
Sam Dong hanya diam, menatap hampa ke depan.
Direktur mulai memencar para anggota K. "Mulai minggu depan, Shi Hyuk, So Hyun dan Tae San akan mempersiapkan album spesial dan memiliki jadwal masing-masing." katanya. "Jason dan Ri Ah, kalian akan melakukan pemotretan di Inggris selama 8 hari 7 malam. Sekarang kalian sedang libur, maka nikmati liburan kalian."
Direktur tidak menyebut Baek Hee sama sekali.
"Bisakah aku tidak pergi?" tanya Jason. "Aku ikut serta dalam kelas spesial Komposer Musik yang diadakan selama libur. Selain kelas itu, aku juga sedang belajar bahasa Jepang."
"Ada apa denganmu?" tanya Jin Kuk. "Kau kelihatan serius sekali akhir-akhir ini."
"Agar menjadi penyanyi yang hebat, pengembangan diri wajib dilakukan." jawab Jason seraya memakai kacamata.
Direktur memuji Jason.
Baek Hee juga mengatakan akan mengikuti Kelas Komposer Musik. Ri Ah malah ikut-ikutan juga.
Pil Sook menempelkan permen ke pintu loker Jason.
Di lokernya sendiri ternyata Jason menempelkan nilainya. A+.
"Apa Jason ingin menunjukkan perbaikan nilainya?" gumam Pil Sook senang.
Beberapa saat kemudian, Jason lewat dan berjalan pura-pura cuek.
"Jason! Aku melihat nilaimu!" seru Pil Sook senang. "Kau luar biasa!"
Jason mengambil permen di pintu lokernya dan terus berjalan.
Pil Sook menari-nari bersemangat sambil mengangkat jempolnya tinggi-tinggi. Sampai-sampai tidak sengaja ia membentur tembok.
Jin Man sepertinya jatuh cinta pada Kyung Jin.
Ketika Kyung Jin sedang berjalan, Jin Man menghalangi jalannya. Sikapnya itu membuat Kyung Jin sangat kesal.
"Guru Shi..." ujar Jin Man terbata-bata. "Apakah... kau melihat Oh Hyuk? Aku tidak melihatnya sejak kemarin."
"Apa kau belum dengar, Guru Kang..." Mendadak Kyung Jin berteriak karena melihat penampakan di belakang Jin Man. Penampakan itu adalah Doo Shik.
Doo Shik datang mencari Oh Hyuk. Kyung Jin menjelaskan pada mereka bahwa Oh Hyuk sudah mengundurkan diri. Bum Soo menggunakan kesalahan Oh Hyuk menyelenggarakan konser palsu untuk memaksa Oh Hyuk mengundurkan diri. Ia melakukan itu demi melindungi anak-anak.
"Guru Kang mengundurkan diri?" terdengar suara Hye Mi dari belakang mereka. Rupanya Hye Mi mendengar semua ucapan Kyung Jin.
Dengan emosi dan kemarahan yang besar, Hye Mi datang menemui Bum Soo. Saat itu Bum Soo sedang rapat bersama guru-guru lain.
"Kepala Sekolah memecat guru kami, bukan?" tanya Hye Mi berani. "Apa yang kau katakan pada guru kami?"
Jin Man berusaha membawa Hye Mi keluar, tapi Hye Mi menolak.
"Biarkan dia." kata Bum Soo ada Jin Man. Ia bangkit dan mendekati Hye Mi. "Aku tidak memecatnya. Ia pergi atas keinginannya sendiri. Selama tiga tahun, dia adalah guru yang mendapat nilai terendah. Dia seharusnya sudah dikeluarkan sejak lama."
"Kenapa guru kami mendapat nilai terendah?" tanya Hye Mi. "Kelas Guru Kang memperoleh nilai yang lebih baik dibandingkan kelas yang lain. Lalu kenapa ia mendapat nilai terendah?"
"Aku juga merasa aneh." bisik Min Chul pada Seung Hee. Seung Hee mengangguk setuju.
"Nilai yang baik di semester ini belum menjadi bukti nyata untuk tidak memecatnya!" seru Bum Soo membela diri. "Data-data yang lain juga diperlukan."
"Data macam apa yang kau gunakan?!" seru Hye Mi emosi.
Kyung Jin masuk ke ruangan. "Membandingkan dirimu dengan murid yang lain adalah hal yang sedikit sulit, bukan?" katanya tajam pada Hye Mi.
"Lalu apa lagi yang harus kami lakukan?" tanya Hye Mi menantang.
"Kami akan mengadakan Kelas Komposer Musik selama libur." ujar Kyung Jin. "Kalian harus mendapatkan nilai A di kelas itu. Jika semua murid Guru Kang mendapat nilai A, kami akan mengakui kemampuan Guru Kang. Kepala Sekolah dan guru-guru lain juga harus mengakuinya."
"Ya, dengan begitu semua akan terbukti." ujar Seung Hee setuju. Guru-guru lain juga setuju.
"Baiklah." jawab Hye Mi percaya diri. "Kami semua akan memperoleh nilai A dan tolong kembalikan Guru Kang."
Bum Soo memanggil Kyung Jin ke ruangannya untuk bicara berdua.
Kyung Jin mengatakan pada Bum Soo bahwa ia melakukan semua itu agar guru-guru lain tidak merasa simpatik pada Hye Mi dan malah membuat semuanya menjadi lebih buruk.
Menurut Kyung Jin, kemungkinan ketiga murid Oh Hyuk mendapat nilai A adalah 10.000 banding 1.
Direktur memanggil Baek Hee ke ruangannya. Saat itu Direktur sedang menonton rekaman ketika Hye Mi menyanyi. Baek Hee kelihatan sangat cemas.
"Aku sedang berpikir akan mengganti personil." kata Direktur.
"Aku akan berusaha semampuku." kata Baek Hee dengan kekhawatiran memuncak.
"Masalahnya adalah tidak ada yang bisa kau lakukan." kata Direktur seraya menunjukkan sebuah dokumen pada Baek Hee. "Jadwal semua personil padat, hanya kau saja yang tidak. Hanya kau. Aku tidak ingin orang yang hanya berusaha keras. Aku butuh orang yang memiliki kemampuan."
"Kalau begitu, aku akan menjadi orang yang memiliki kemampuan." kata Baek Hee, hampir menangis. "Penyanyi yang bisa menciptakan lagu sangat berguna bagi perusahaan, bukan? Aku akan ikut Kelas Komposer Musik. Bisakah kau memikirkan keputusanmu lagi setelah melihat nilaiku?"
Tangan Baek Hee gemetaran.
"Kumohon?" pinta Baek Hee.
Hye Mi bercerita pada Pil Sook mengenai janjinya pada Kyung Jin.
Pil Sook sangat terkejut mendengarnya. "Apa mungkin kita semua mendapat nilai A?" tanyanya. "Lalu bagaimana dengan Sam Dong? Apa dia sudah kembali? Lalu bagaimana dengan kehadiran hari ini? Bukankah kehadiran juga dihitung?"
Hye Mi meraih ponselnya untuk menelepon ibu Sam Dong dan menyuruh Pil Sook belajar meniru suara Sam Dong.
"Bagaimana aku bisa meniru dialeknya?" keluh Pil Sook.
Diam-diam, Jason mendengar percakapan mereka.
Hye Mi menelepon ibu Sam Dong.
"Hye Mi, ada apa?" tanya Ibu Sam Dong. "Apa terjadi sesuatu dengan Sam Dong?"
Hye Mi terkejut mendengar penyataan ibu Sam Dong. Bukankah Sam Dong seharusnya sedang ada di rumah?
"Tadi malah aku memimpikan Sam Dong." kata ibu. "Dia memanggil 'Ibu' dengan suara yang menyedihkan. Aku sangat cemas. Apa ia baik-baik saja?"
"Ya, bibi." jawab Hye Mi berbohong.
Pil Sook berlatih meniru suara Sam Dong. Jason memperhatikannya dari jauh.
"Aneh sekali." gumam Hye Mi.
Pil Sook mengira Hye Mi sedang mengomentari dirinya. "Aku memang tidak bisa." katanya putus asa.
"Sam Dong... menghilang." ujar Hye Mi lemah.
Hye Mi sangat mencemaskan Sam Dong. Pil Sook menyuruhnya agar tidak khawatir. Mungkin saja Sam Dong sedang bermain atau sedang jalan-jalan atau sedang pergi ke Sauna.
Murid-murid masuk ke Kelas Komposer Musik. Jason duduk di sebelah Pil Sook. Pil Sook sangat senang melihatnya.
Guru mereka kali ini adalah seorang komposer bernama Tuan Joo Young Hoon.
"Hadiah kali ini adalah nilai 100 dan yang mendapat nilai A akan tampil di panggung." kata Seung Hee.
Young Hoon mulai mengabsen murid satu per satu. Saat nama Sam Dong dipanggil, Pil Sook mencoba meniru suara Sam Dong. "Hadir." katanya pelan.
Young Hoon tidak bisa mendengar Pil Sook. "Song Sam Dong." panggilnya lagi.
"Ya, hadir." terdengar suara seorang pria. Jason menyelamatkan mereka lagi.
Oh Hyuk kursus Bahasa Inggris.
Direktur berusaha mempromosikan Baek Hee, tapi sepertinya semua kurang tertarik padanya. Mereka lebih menginginkan Jin Kuk atau Jason. Secara tidak sengaja Jin Kuk melihat mereka.
Baek Hee berusaha keras menciptakan lagu, namun kelihatannya ia tidak berbakat dalam hal tersebut. Secara diam-diam, ia berniat melihat karangan lagu orang lain, namun mengurungkan niatnya dan kembali berusaha sendiri.
Sam Dong mengepel lantai bar dengan lemas. Ia menatap dengan sedih keyboard yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.
Sam Dong teringat ketika ia menciptakan lagunya yang pertama, Maybe, yang ia nyanyikan bersama Hye Mi di panggung.
In Sung datang dan meminta Sam Dong pulang. Sam Dong malah mendorong In Sung dan menarik kerahnya. Tanpa berkata apa-apa, Sam Dong kemudian berjalan menjauh.
Hye Mi mencari-cari Sam Dong seorang diri.
Ketika sedang mencari, ponselnya berdering. In Sung menelepon Hye Mi dan mengatakan bahwa saat itu Sam Dong sedang ada bersamanya.
In Sung menari Hye Mi menemui Sam Dong. Saat itu Sam Dong sedang berdiri diam, mendengar nyanyian dan keramaian di dalam bar.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Hye Mi cemas pada Sam Dong. "Apa kau terluka?"
Sam Dong menoleh, memandang Hye Mi dengan pandangan aneh.
Hye Mi terdiam. "Kapan kau memotong rambutmu?" tanyanya.
Sam Dong tidak menjawab dan membuang muka.
"Ayo kita keluar dan bicara." ajak Hye Mi. Karena Sam Dong tidak bergeming, Hye Mi menggandeng tangannya.
Sam Dong menepiskan tangan Hye Mi dengan kasar. "Tidak." katanya tegas.
"Ada apa denganmu?" tanya Hye Mi. "Apa ada sesuatu yang terjadi? Jangan membuang-buang waktumu disini. Ayo ikut aku."
Hye Mi menggandeng tangan Sam Dong lagi dan Sam Dong menghempaskan tangan Hye Mi.
"Kubilang tidak!" bentak Sam Dong.
Hye Mi terkejut dan menatap Sam Dong dengan mata berkaca-kaca. "Sam Dong..."
Setelah konser selesai, Hye Mi bicara berdua dengan Sam Dong.
"Ayo kita keluar dan bicara." ajak Hye Mi. "Jika kita tertangkap polisi sedang berada disini, kita akan dikeluarkan dari sekolah."
Hye Mi meraih tangan Sam Dong dan Sam Dong menghempaskan tangannya lagi.
"Kau bodoh!" seru Hye Mi. "Guru Kang sudah menyerahkan surat pengunduran diri karena kita berlatih di club malam dan membuat konser palsu. Ia dipaksa keluar dari sekolah! Jika kita ingin membawa Guru Kang kembali, kami butuh kau, Sam Dong!"
Hye Mi menarik tangan Sam Dong. Kali ini Sam Dong diam saja.
"Kau selalu memerintahku." kata Sam Dong, menatap Hye Mi. "Kau tahu apa yang kupikirkan saat ini? Beratus dan beribu kali sehari, aku merasa menyesal karena mengikutimu."
"Apa?"
Sam Dong bangkit dari duduknya dan maju mendekati Hye Mi.
"Aku menyesal dan menyesal." kata Sam Dong. "Kenapa saat itu aku harus turun dari panggung dan menggandeng tanganmu? Kenapa aku harus percaya pada semua kebohonganmu? Kenapa aku harus mendengar nyanyianmu?! Kenapa aku harus mengikutimu... dan berakhir dengan mencintai musik?!"
Hye Mi menatap Sam Dong dengan mata berkaca-kaca.
"Sekarang, tinggalkan aku." kata Sam Dong. "Kumohon."
Sam Dong berjalan pergi.
Hye Mi menangis.
Hye Mi pulang ke rumah dan menemukan Oh Hyuk tertidur. Disebelahnya ada surat lamaran pekerjaan Oh Hyuk. Itu membuat Hye Mi marah.
Ia menarik syal yang digunakan sebagai bantal oleh Oh Hyuk.
Oh Hyuk terbangun.
"Kenapa kau mencampakkan kami?" tanya Hye Mi sambil menangis. "Jika kau tahu seberapa keras usaha kami... kau tidak akan membuang kami begitu saja."
Hye Mi berjalan cepat ke kamarnya.
"Bagaimana bisa aku mencampakkan kalian?" gumam Oh Hyuk.
Young Hoon mengajarkan anak-anak cara mengarang lagu.
Hye Mi belajar dengan sangat giat dan serius.
Hye Mi menemui Sam Dong setiap hari untuk mengajaknya kembali dan belajar mengarang lagu. Tapi Sam Dong selalu mengacuhkan Hye Mi.
Hye Mi memaksa Sam Dong mempelajari buku yang dibawanya, tapi Sam Dong malah membuang buku itu ke tempat sampah.
Hye Mi akhirnya mengucapkan semua yang diajarkan Young Hoon agar Sam Dong bisa belajar tanpa membaca buku itu.
Sam Dong hanya diam dan menganggap Hye Mi tidak ada.
"Aku tidak akan menyerah!" seru Hye Mi bertekad.
Sebagai tugas akhir, Young Hoon menyuruh anak-anak mengarang musik untuk lagu berjudul Dreaming. Young Hoon sudah menyiapkan liriknya, anak-anak tinggal menciptakan musiknya. Tidak boleh ada yang membantu mereka dalam menciptakan musik.
"Menggunakan teori dalam buku tidak akan berguna." kata Young Hoon. "Kalian harus menggunakan pengalaman pribadi sebagai pondasi dasar menciptakan lagu. Satukan perasaan-perasaan kalian pada lagu dari awal hingga akhir. Biarkan emosi kalian mengalir dalam. Setelah kalian merasakan emosinya, maka kalian akan bisa menciptakan musik yang menyentuh hati dan jiwa."
Pil Sook dan Hye Mi berpikir. Bagaimana caranya menjadikan perasaan menjadi sebuah lagu?
Ketika mereka sedang merenung, mendadak Kyung Jin datang.
"Untuk memperoleh perasaan itu, kalian tidak bisa menggunakan cara akademik." kata Kyung Jin. "Kalian harus mengalaminya sendiri. Bisa dengan membaca buku atau menonton film atau bertanya pada seseorang mengenai pengalaman mereka."
Hye Mi dan Pil Sook memandang Kyung Jin dengan heran. Kenapa Kyung Jin malah membantu mereka?
"Kali ini aku ada di pihak kalian." kata Kyung Jin. "Kalian harus mendapat nilai A!"
Hye Mi bertanya pada Jin Man mengenai kisah hidupnya.
Jin Man bercerita dengan penuh semangat dan emosi menggebu-gebu mengenai kisah cintanya, tapi rupanya itu tidak membantu Hye Mi.
Jin Man menangis-nangis sendiri dan sampai tidak tahu kalau saat itu Hye Mi sudah kabur entah kemana.
Dengan diam-diam, Jason memberikan sebuah tiket bioskop di loker Pil Sook.
Malamnya, Pil Sook datang ke bioskop. Tidak lama kemudian, Jason datang dan duduk disampingnya.
"Jason?" ujar Pil Sook kaget.
"Jangan salah paham." kata Jason, kelihatan sedikit kaku dan salah tingkah. "Aku disini untuk mencari pengalaman. Kau mengerti?"
Pil Sook tersenyum dan mengangguk. Ia menawarkan popcornya pada Jason, lalu menunduk, menulis sesuatu.
Pil Sook menulis lagu berdasarkan perasaannya saat itu.
Hye Mi melihat gambar-gambar Sam Dong dan teringat semua kenangan dan pengorbanan Sam Dong untuknya. Dari awal pertemuan mereka sampai kini. Mata Hye Mi berkaca-kaca.
Hye Mi menulis lagu berdasarkan perasaannya itu.
Berbeda dengan Pil Sook dan Hye Mi yang menulis lagu berdasarkan perasaan mereka, Baek Hee tidak bisa mengapresiasikan perasaannya.
Pikiran Baek Hee sudah buntu. Ia akhirnya meniru karangan lagu milik orang lain.
Hye Mi mengunjungi Sam Dong di tempat In Sung, tapi Sam Dong sudah tidak berada disana.
In Sung berbohong dengan mengatakan bahwa Sam Dong pergi tanpa pamit. Pada kenyataannya, saat itu Sam Dong sedang bersembunyi.
Hye Mi mencari-cari Sam Dong dimana-mana tapi tidak bisa menemukannya.
Hye Mi kemudian menelepon In Sung untuk menanyakan apakah Sam Dong kembali kesana.
"Pulanglah, Hye Mi." kata In Sung. "Ini sudah larut malam..."
Hye Mi malah mematikan telepon.
"Hey!" In Sung memanggil Sam Dong. "Ia sedang mencarimu malam-malam. Apakah kau benar-benar tidak akan mau peduli lagi?"
Sam Dong tidak mengatakan apapun.
Malam sudah larut. Hye Mi masih berada di luar untuk mencari Sam Dong.
Hye Mi terduduk lemas di kursi di halte. Mendadak dua orang pria mengganggunya.
"Nona, berhubung udara sangat dingin, bagaimana jika kau minum soju bersama kami?" kata seorang pria.
"Aku murid SMA." kata Hye Mi.
"Kalau begitu, ayo minum kopi bersama." ajak pria itu.
Kedua pria itu menarik Hye Mi dengan paksa.
"Lepaskan aku!" teriak Hye Mi.
Sam Dong langsung datang dan memukul kedua pria itu. Sam Dong kelihatan menghajar mereka habis-habisan, tapi ternyata tidak. Sam Dong malah meninju tangannya sendiri ke tanah hingga berdarah.
"Kau tahu berapa lama aku mencarimu?!" seru Hye Mi. "Jika kau ingin pergi, ucapkan selamat tinggal terlebih dulu!"
"Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya." kata Sam Dong tanpa memandang Hye Mi. "Aku ingin kau pergi."
"Aku juga sudah mengatakan padamu kalau aku tidak akan menyerah!" seru Hye Mi tidak mau kalah. "Ketika aku hampir jatuh, kau dan Guru Kang yang menarikku. Kini giliranku. Walaupun aku tidak tahu kenapa kau menjadi seperti ini, tapi kali ini aku ingin menolongmu."
Hye Mi memberikan sebuah buku pada Sam Dong. "Ini adalah lirik ujian kali ini." katanya.
Sam Dong menerima buku itu, lalu meletakkanya di bangku.
"Terima ini juga." kata Hye Mi seraya menyerahkan kalung keberuntungannya pada Sam Dong. "Ini akan memberimu kekuatan dan menyelesaikan semua masalahmu. Walaupun aku tidak percaya, tapi aku akan sangat senang jika kalung ini berguna untukmu."
Sam Dong menatap Hye Mi dan membelai rambutnya.
"Aku sudah menyuruhmu pergi." kata Sam Dong. "Tapi kau malah datang padaku."
Hye Mi menyentuh tangan Sam Dong, tapi Sam Dong melepaskan tangan Hye Mi dari tangannya.
"Mungkin kau akan menyesali hari ini." kata Sam Dong tajam. Ia mengambil buku di kursi dan berjalan pergi.
Sam Dong berdiri di dekat keyboard sambil membaca buku dari Hye Mi. Tidak sengaja tangannya menekan tombol keyboard hingga berbunyi. Sam Dong terkejut.
Ia menekan not demi not dan secara otomatis menciptakan nada demi nada.
Sang jenius mulai mengarang musiknya sendiri.
Song Sam Dong datang ke kelas dan mengumpulkan karangannya. Hye Mi sangat senang melihatnya.
Young Hoon mengumumkan murid-murid yang mendapatkan nilai A.
"Murid pertama yang mendapatkan nilai A adalah Kim Pil Sook." ujar Young Hoon.
Pil Sook bersorak senang. "Yes!"
"Musik Kim Pil Sook sangat mempesona." kata Young Hoon. "Kelihatannya seperti sedang... jatuh cinta."
"Murid kedua yang mendapatkan nilai A adalah Go Hye Mi." kata Young Hoon.
Hye Mi tertawa senang.
Di luar, Jin Man dan Kyung Jin juga bersorak pelan. "Yes!"
"Banyak sekali poin di lagu Go Hye Mi." kata Young In. "Aku ingin melihat bagaimana rasanya jika ditampilkan di panggung."
Hye Mi dan Pil Sook sangat senang. Sam Dong hanya melihat sekilas ke arah Hye Mi dengan pandangan tanpa ekspresi.
"Murid ketiga yang mendapatkan nilai A adalah Yoon Baek Hee." kata Young Hoon. "Karangannya seperti karangan profesional."
Hye Mi dan Pil Sook kecewa.
"Ada satu lagi." kata Young Hoon menambahkan. "Walaupun ia tidak mendapatkan nilai A. Tapi karangan ini menggetarkanku. Karangan milik Song Sam Dong. Sejujurnya, aku ingin menolak karangan ini. Tapi, semakin kudengar lagu ini, semakin terasa kekuatan misterius yang terkandung di dalamnya. Tidak ada perasaan inspiratif dalam lagunya. Pada orang seumur kalian, sangat tidak mungkin menunjukkan perasaan terluka. Walaupun tidak mendapatkan nilai A, tapi aku merekomendasikan lagu ini dinyanyikan bersama lagu bernilai A di panggung nanti."
Hye Mi menoleh menatap Sam Dong.
Jin Kuk mengajak Oh Hyuk makan bersama di kedai.
Jin Kuk bertanya sampai kapan Oh Hyuk akan mencampakkan mereka.
Oh Hyuk menjawab bahwa ia tidak akan bisa mencampakkan mereka dan sekarang sedang berjuang untuk kembali lagi ke sekolah.
Seung Hee dan Min Chul memberikan dokumen pada Bum Soo. Itu adalah tiga calon guru yang dipilih oleh para guru untuk menggantikan Oh Hyuk.
Bum Soo melihat-lihat siapa calon guru itu. Ia sangat terkejut ketika lamaran Oh Hyuk ada disana.
"Guru Kang kembali mengajukan lamaran." kata Seung Hee. "Itu tidak melanggar aturan sekolah."
"Seperti kata Kepala Sekolah, kandidat dipilih berdasarkan kriteria ketat." kata Min Chul.
Dengan bangga, Baek Hee mengabarkan bahwa dirinya mendapat nilai A dan karangannya disebut seperti karangan profesional.
Kyung Jin menemuinya. "Baek Hee, aku ingin menanyakan sesuatu padamu" katanya. "Apakah kau menulis lagu itu?"
"Ya, tentu saja." kata Baek Hee berbohong, tanpa memandang Kyung Jin.
"Aku mengajarmu selama disini dan aku tahu kemampuan murid-muridku." kata Kyung Jin tajam. "Orang lain tidak tahu, tapi aku tahu. Itu bukan lagumu."
"Memang." ujar Baek Hee acuh. "Lalu kenapa?"
"Apa kau tahu itu melanggar aturan?!" seru Kyung Jin marah.
"Bukankah itu yang kau ajarkan padaku?" tanya Baek Hee. "Ketika Ah Jeong berbohong agar ia bisa tampil di panggung. Apa kau tahu, akulah yang meletakkan paku ke sepatu Ah Jeong. Aku mulai melanggar aturan sejak saat itu. Kaulah yang mengajarkanku, Guru."
"Yoon Baek Hee..."
"Presiden ingin menggantikanku dengan Hye Mi sebagai personil K." kata Baek Hee, menangis. "Aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilnya dariku!"
Saat itu, Hye Mi mendengar percakapan mereka.
"Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkannya mengambil posisiku!" teriak Baek Hee.

Related Posts by Categories

0 komentar: