0
Jae In dan Tae Sung berpencar mencari Gun Wook di sekitar RSJ. Tae Sung mencarinya di halaman luar di tengah hujan dan Jae in di sepanjang selasar dan lorong RSJ. Diantara para pasien. Tapi nihil, Gun Wook tidak ada diantara mereka.
Ny. Shin masuk ke kantornya dan mendapat telp dari orang suruhannya. Shim Gun Wook menghilang. Ny. Shin berusaha menyalakan lampu tapi sepertinya lampu di gedung itu mati karena petir. Ny. Shin masuk dan ketika kilat menyambar, cahayanya menerpa kursi putarnya. Ny. Shin melihat ada sesosok pria duduk membelakanginya dan ia terperanjat, itu Shim Gun Wook!
Ny. Shin antara takut dan marah, lalu ia memberanikan diri mendekati kursi itu dan memutarnya. Ternyata kosong! What?
Ny. Shin kaget dan ia melihat Gun Wook berjalan menjauh. Berhenti!! kata Ny. Shin dan ia meraih lengan Gun wook, Shim Gun Wook...Lalu tiba-tiba lenyap (sudah semakin aneh saja). Kemudian terdengar rekaman suara Ny. Shin : Apa kau pikir aku akan membiarkan orang yang mencari perkara denganku? ...dst (rekaman ketika Ny. Shin menyuruh Kim membunuh Gun Wook). Ny. Shin ketakutan, dan ia melihat sekeliling ruangan-nya dan berteriak :
"Apa kau pikir aku takut? Kau juga, seperti orang tuamu 20 tahun lalu, harus dilenyapkan Shim Gun Wook. Keluar!!" Shim Gun Wook keluar!!! KELUAR!!!
Ny. Shin mencari sumber suara dan mengacak lacinya, lalu menemukan rekaman-nya.
Jae In dan Tae sung gagal menemukan Gun Wook. Gwak menelepon Jae In, dan Jae in berkata aku ke RSJ tapi Gun Wook menghilang.
Kemudian seseorang masuk ke apartemen Gun Wook.
Tae Sung mengantar Jae In ke apartemen Gun Wook, menolak untuk masuk dan tidak ingin bertemu Gun Wook lagi (Tae Sung memang tidak ketemu Gun Wook lagi selamanya, jadi ice-cream date itu yang terakhir.) dan ia sadar Jae In tidak mencintainya, jadi Tae sung meyakinkan Jae In kalau dia tidak akan menemui Jae In lagi. Aku memutuskanmu, kata Tae Sung. Cepat sana pergi, Shim Gun Wook membutuhkanmu.
Jae In lalu beranjak tapi ia menoleh lagi, Terima Kasih Tae Sung. Jae In pergi. Tae Sung terlihat terluka tapi ia akhirnya tersenyum dan masuk mobil. Hanya...makanan Jae in ternyata ketinggalan di mobilnya. (asyik....)
Jae In masuk ke apartemen Gun Wook, berharap menemukan pria itu tapi bukan Gun Wook yang ia temui. Tae Ra ada di depan Wall-of-crime-nya Gun Wook.
Tae Ra : Apa ini?
Jae In : Kalau kau bertemu Gun Wook, tanyakan sendiri.
Tae Ra kaget : Apa dia masih hidup?
Jae In membenarkan, hanya kondisinya tidak baik, ia bahkan tidak mengenaliku.
Tae Ra berkata kalian berdua, sepertinya jauh lebih dekat dari yang kupikirkan. Dan apa ini semua, Gun Wook mendekatiku dan kau mendekati Tae sung, apa kalian berdua sudah merencanakan semua ini, untuk menjebak keluargaku?
Jae In : Kau hanya marah karena merasa dikibuli kan? Tapi bagaimana dengan Gun wook, bagaimana dengan lukanya?
Tae Ra : Untuk orang yang akan menikah dengan Tae sung..
Jae In : Aku putus dengan Tae Sung.
Tae Ra terkejut dan dengan sinis berkata, jadi karena Tae sung bukan putra kandung ayahku maka keinginanmu untuk menikahinya juga lenyap?
Jae In baru tahu itu dan ia heran, Tae sung bukan anak presiden Hong? Tae Ra : Tae sung sendirian sekarang. Apa kau tidak mempertimbangkan perasaan Tae sung?
Jae In : Ada orang yang jauh lebih penting bagiku sekarang, aku tidak peduli bagaimana posisi Tae Sung lagi.
Lalu Gwak menelepon Jae In dan berkata mereka memindahkan Gun Wook ke RS lain. Jae in merasa lega. Tae Ra mendengarkan percakapan itu dengan wajah cemburu.
Sementara itu, Tae sung makan sendirian, ia menikmati masakan Jae In dan bergumam : Aku pikir rasanya tidak enak. (iklan Tupperware dulu hehe..tapi memang bagus sih lunch box-nya Jae in, ah dasar ibu2 tea..)
Detektif Gwak dan Lee masih di kamar RS Gun Wook dan Gwak melihat kamera kecil ditempel di speaker. Suster masuk dan menyerahkan amplop pada Gwak, detektif, saya lupa, penjaga Gun Wook pesan untuk memberikan ini pada Anda. setelah dibuka ternyata isinya rekaman.
Gwak : Detektif Lee..
Lee : Ya Pak
Gwak : Buat surat penahanan.
Lee : Untuk siapa?
Kedua detektif menunggu Ny. Shin : Nyonya, anda ditahan dengan tuduhan pembunuhan.
Ny. Shin ada di ruang pemeriksaan bersama Gwak. Tentu saja Ny. Shin kita tidak mau menjawab apapun pertanyaan Gwak. Tunggu Pengacaraku. Gwak juga kesal dan mengajukan pertanyaan : Shin Myung Won-sshi, sebutkan nama anda!
Ny. Shin mendengus, kau sudah tahu tapi masih tanya. Gwak : Ini untuk membuat BAP! Lalu pengacara Ny. Shin datang.
Tae Ra menunggu di luar dan mengamati ibunya. Pengacaranya keluar dan berkata pada Tae Ra kalau kondisinya tidak bagus. Mereka punya bukti yang memberatkan Ny. Shin.
Tae Sung masuk dan ia kaget mendengar kalau Ny. Shin mencoba membunuh Gun Wook. Tae sung tahu kalau Gun Wook punya bukti untuk mendakwa Ny. Shin, dan ini mengesalkan Tae sung. Aku harus bertemu si brengsek itu.
Won In mencoba jam pemberian Tae Sung dan mengaguminya. Kakaknya berkata ia akan mengembalikan jam itu, simpan kembali. Won In protes, apa tidak sayang? Tapi Jae In tidak mempedulikannya.
Partner Gun Wook dan Sekretaris Kim bertemu, mereka memiliki semua data tentang Ny. Shin. Keduanya ternyata kerja sama.
Partner Gun Wook berkata : Gun Wook sangat terkejut ketika tahu kalau Tae sung juga korban sama seperti dirinya. Ny. Shin ini ..bagaimana ia bisa menyimpan rahasia selama itu. Bagaimana satu orang saja bisa menyebabkan penderitaan banyak orang.
Kemudian...Shim Gun Wook, sehat dan waras, jalan masuk ke apartemennya. Bagaimana orang jalan bisa sedemikian menarik? hahahaha...
Melepas jasnya dan membantingnya di meja, minum air dan langsung masuk ke ruang "kerjanya"
Tae Sung berlari naik ke apartemen Gun Wook dan menggedor-gedor pintu apartemen-nya, Shim Gun Wook! buka! Kau puas sekarang? Buka! Apa ini karena kau sudah diusir keluar?
Gun Wook tidak mempedulikan Tae Sung dan di dalam, ia asyik dengan urusan-nya sendiri, membakar semua filenya di wall-of-crime itu. Dengan pemantik wasiatnya. (misteri pemantik Shim Gun Wook)
Suara Gun Wook : Bahkan hidup yang kau benci saat ini-pun adalah suatu kebohongan. Rasa sakit yang kau akibatkan dengan hidup sembrono tidak akan hilang. Apakah itu tidak adil? Itu tidak bisa diapa-apakan lagi. Itu kau dan itu aku.
Persidangan Ny. Shin.
Jaksa : Apakah terdakwa memerintah agar Shim Gun Wook dibunuh?
Ny. Shin menyangkalnya. Mengapa aku harus membunuhnya? Aku tidak kurang apa-apa dan dia pernah menjadi anak-ku.
Jaksa memberikan bukti rekaman pembicaraan Ny. Shin dengan Sekretaris Kim, ketika menyuruh membunuh Gun Wook. Kalau seharusnya Sekretaris Kim melakukannya 20 tahun lalu dan kalau ia bukan orang yang sabar.
Jaksa : Apakah ini suara terdakwa?
Ny. Shin : Iya benar. (wah enak bener langsung ngaku, kalau di Indonesia kan harus di proses dulu, frekuensi suaranya matching ngga, padahal jelas2 itu suara-nya) Tapi itu tidak membuktikan apapun, aku tidak pernah berkata menyuruh membunuh Shim Gun Wook. Kadang seseorang yang emosi berkata sesuatu yang tidak masuk akal, misalnya ketika aku berkata aku ingin dia mati bukan berarti dia harus benar2 dibunuh. Ny. Shin benar2 lihai.
Ny. Shin bahkan tetap tenang ketika Sekretaris Kim juga memberikan kesaksian yang memberatkannya, dan berkata setelah ia menerima perintah, ia memperingatkan Gun Wook tentang rencana Ny. Shin.
Kemudian Jaksa mengajukan satu saksi lagi, yaitu pembunuh bayaran yang disewa Ny. Shin. Yang mengaku diperintah Ny. Shin untuk membunuh Gun Wook.
Ny. Shin meledak, Kapan aku mengatakan itu? Mereka semua sudah menjebakku, aku bahkan tidak mengenal orang itu!!
Jaksa mengajukan bukti lagi. Kali ini rekaman video, ternyata itu rekaman selama Ny. Shin ketakutan sendiri di kantornya dan berkata : Kau juga, seperti kedua orang tuamu 20 tahu lalu, harus disingkirkan, Shim Gun Wook! Ny. Shin teriak, aku tidak membunuh siapapun!
Ny. Shin diminta mengatakan kata2 terakhirnya, ia berkata akan menahan semua ini. Aku tidak punya alasan untuk membunuh orang yang pernah kuanggap sebagai anak.
Jae In tidak tahan dan murka, pembohong! Kau sudah menghancurkan kehidupan Gun Wook dan menghabisi keluarganya! Semua terperanjat melihat emosi Jae In yang tidak terkendali dan penjaga harus menyeretnya keluar dari ruang sidang.
Jae In keluar dan menuruni tangga, Gwak menyusulnya. Dan memberikan rekaman yang berisi bukti dengan menambahkan, ada juga pesan tambahan untukmu. Lalu ia pergi.
Jae In menyalakan rekaman itu dan terdengar suara Gun Wook : Moon Jae In, apa kau mendengarnya? Ini adalah kebenaran dari dunia yang kau inginkan. Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau pilih. Aku akan selalu ada di tempat yang sama.
Ny. Shin akhirnya terbukti bersalah dan diikat bersama para tahanan lain untuk dikirim ke penjara. Ia ada di barisan paling belakang. Manager Uhm mengikutinya. Shim Gun Wook juga ada di sekitar situ untuk melihat Ny. Shin. Ny. Shin berhenti dan memanggil Gun Wook : Hong Tae Sung!
Gun Wook tertegun : hmm?
Ny. Shin : Apa kau bertemu Presiden Hong ? Apa ia memanggilmu Tae Sung? Bagaimana perasaanmu sudah membuat orang jatuh pingsan tanpa tahu kalau orang itu adalah ayahmu sendiri?
Gun Wook terperanjat.
Penjaga meminta Ny. Shin untuk segera pergi. Lepaskan! kata Ny. Shin, aku akan mengatakan ini sebelum pergi.
Ny. Shin : Bagaimana perasaanmu setelah membunuh kakak kandungmu sendiri, membuat ayahmu lumpuh dan mempermainkan adik perempuanmu? Pada akhirnya kau kehilangan segalanya karena dirimu sendiri. Aku membuang yang asli dan membawa masuk yang palsu. Aku menang.
Tae Ra tiba dan mendengar kata2 ibunya, ia shock.
Ny. Shin dibawa pergi dan bis tahanan itu berlalu. Manager Uhm melihat ke arah Gun Wook dan berkata Tuan Muda, saya minta maaf karena terlambat mengatakan ini pada anda.
Gun Wook : Aku dengar ada orang yang menemuiku di RS sebenarnya...
Tae Ra juga mendekat dan tanya, apa sebenarnya yang terjadi...
Gun Wook terpukul sekali dan shock. Ia pulang dan terduduk di lantai lemas.
Gun Wook akhirnya menemui Tuan Hong. Perlahan jalan mendekati ayahnya yang duduk di kursi roda. Teringat ketika kecil, ayahnya sangat menyayanginya, pertemuan mereka ketika ia masuk Haeshin, waktu itu ayahnya berkata ini pertemuan pertama kita, tapi entah mengapa kau seperti familiar bagiku.
Gun Wook berlutut, meraih tangan Tuan hong dan menangis tersedu-sedu. Gun Wook tidak bisa berkata apa-apa. Tuan Hong hanya tersenyum lembut, ia memandang Gun Wook dengan pandangan sayang.
Sekretaris Kim dan Manager Uhm duduk. Uhm tanya sejak kapan sekretaris Kim tahu ini semua. Kim menjelaskan, Ibu kandung Gun Wook bernama Choi Yeun, dia bekerja di bagian informasi Haeshin. Itulah mengapa aku yakin kalau Gun Wook benar anak Presiden Hong, ketika mereka berkata kalau Gun Wook bukan anak mereka, aku merasa aneh.
Kim : Aku sudah menutupi semua kesalahan Ny. Shin dan bersedia masuk penjara karenanya, tapi ketika dipenjara, istriku sakit. Tapi Ny. Shin tidak peduli padanya. Sehingga istriku meninggal. Itulah mengapa aku membela Gun Wook dan mengurus makam kedua orang tuanya.
Uhm juga berkata aku juga tidak melakukan yang lebih baik.
Tae sung memberikan surat pengunduran diri pada Tae Ra. Tae Ra menolaknya, aku sekarang bisa melindungimu dan juga Haeshin. Tae sung berkata aku juga ingin jadi orang yang bisa melindungi seseorang dan kalau aku harus kembali ke Haeshin, aku akan melakukannya karena kemampuanku sendiri.
Tae sung berkata setengah bercanda, kalau aku tahu akan seperti ini akhirnya, paling tidak waktu itu aku harus lulus kuliah ketika ayah membiayaiku. Tae Ra tersenyum.
Tae sung yang juga sudah tahu kalau Gun Wook adalah Tae sung yang asli berkata, apa kau tahu satu hal yang membuatku lega?
Tae Ra : apa?
Tae sung : Kalau dipikir-pikir, kalian tidak ada hubungan darah, kalian bukan kakak-adik kandung, jadi jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri.
Tae Ra tersenyum lembut lalu tanya, apa aku boleh memelukmu? Tae Sung tidak keberatan. Tae Ra bangkit dan memeluk adiknya itu.
Jae In mengajak Won In ke rumah makan kak Jang dan bertemu dengan kedua detektif yang juga sedang menikmati makan siang. Ke-empatnya bergabung.
Karena perkataan Tae sung, Tae Ra pergi ke apartemen Gun Wook. Tae Ra melihat Gun Wook duduk bersandar di tiang. Tae Ra berkata ini terakhir kalinya aku memanggilmu Shim Gun Wook. Ada banyak hal yang harus kita selesaikan.
Gun Wook menoleh tapi diam saja. Ia sangat terpukul.
Tae Ra melanjutkan, ia tidak pernah menyesal telah bertemu dengan Gun Wook, Tae Ra tahu kalau Gun wook main2 dengan Mo Ne, tapi ia juga bisa merasakan kalau Gun Wook tulus kepadanya. Dan Tae Ra tidak bisa melawan rasa tertariknya pada Gun Wook.
Gun Wook terjatuh ke lantai, Tae Ra langsung lari menolongnya.
Ketika Gun Wook duduk lagi, ternyata foto keluarga mereka terjatuh di lantai. Tae Ra memungutnya, semua ini..hanya karena kau ingin kembali ke keluarga kita? Apa kau sangat merindukannya?
Tae Ra mengaku, ketika kau diusir keluar, aku merasa sangat terpukul dan meskipun aku tahu itu bukan salahmu, aku merasa kau sudah menghianatiku, kuharap perasaan tidak enakku ini bisa menghiburmu. Suara Tae Ra gemetar : Aku akan mencoba memanggilmu Tae Sung.
Tae Ra pergi dan kembali ke auditorium dimana ia dan Gun Wook terkurung. Lalu Tae Ra melihat Tae Sung kecil memanggilnya, kakak! Tae Ra berlutut dan memeluk Tae Sung kecil: Maaf..maafkan kakak. Tae Sung kecil dengan riang menjawab tidak apa-apa.
Tae Sung pergi ke restaurant Kak Jang dan bertemu Jae In dkk. Keduanya lalu bicara di luar. Tae Sung membawa tas besar, tas yang dulu dibawa Gun Wook ketika di Jepang. Tae Sung berpamitan dan sekaligus berkata kalau Gun Wook pasti sangat terpukul. Tae Sung menyuruh Jae In menemani Gun Wook sekarang, karena sebenarnya Gun Wook adalah Tae Sung yang asli, jadi dia menghancurkan keluarganya sendiri, dia pasti sangat menderita.
Jae In kaget sekali, ia baru tahu itu. Jae In lalu bergegas pergi menuju apartemen Gun Wook.
Di apartemen, Gun Wook mengeluarkan kotak, ternyata isinya pistol. Gun wook mengeluarkan pistol dan mengingat pertama kali menggoda Mo Ne, ingat Mo Ne ketika bayi, lalu ia ingat ketika bertemu Tae Kyun di lift dan ketika peti Tae Kyun diturunkan di liang lahat.
Gun Wook merasa terpukul, lalu ia mengangkat pistol itu dan mengarahkannya ke kepalanya...
Jae In masuk, Gun wook langsung menjatuhkan pistol ke lantai.
Jae In memeluk Gun wook dari belakang dan berkata ia mengerti Gun wook pasti sangat menderita setelah menyembunyikan rencana pembalasan dendam-mu begitu lama. (ini pertemuan terakhir keduanya)
Gun wook menggeleng ingin berkata sesuatu tapi tidak ada suara keluar. Jae In berkata kalau keluarga Gun wook pasti akan bisa memaafkannya. Jae In mengambil tangan Gun wook dan memutarnya, berhadapan dengan-nya.
Lalu memperkenalkan diri, Apa kabar, aku Moon Jae In, senang bertemu denganmu..
Jae In berkata ayo katakan siapa namamu? kenapa diam saja, Jae In mendorong Gun Wook mengucapkan nama aslinya. Gun Wook berusaha menyebut namanya, susah sekali tapi dengan terbata ia berkata : Aku..Hong Tae..Sung.
Jae In : Hong Tae sung..senang bertemu denganmu.
Lalu Jae In memeluk Gun Wook sambil menangis. Jae In mengendurkan pelukannya dan mencium Gun Wook. Keduanya berciuman.
Mo Ne datang dari Amerika dan ia sudah mendapat alamat Gun Wook. Ia mendekati pintu apartemen dan mencoba membuka pintu. Ternyata tidak terkunci. Mo Ne masuk perlahan dan melihat apartemen Gun wook yang elegan, ia jalan perlahan terus menuju ruang tengah dan terkejut ketika melihat Gun wook dan Jae In yang sedang berciuman mesra. Keduanya "sibuk" sekali hingga tidak menyadari kehadiran Mo Ne.
Mo Ne gemetar dan langsung beranjak keluar dengan perlahan.
Beberapa saat kemudian, Jae In menerima telp dari Won In. Jae In berkata kalau ia ada di rumah Gun Wook, dan mengundang Won In. Jae In keluar dari apartemen dengan berteriak pada Gun Wook : Gun Wook-ah, rapikan apartemen-nya ya, aku segera kembali. Jae In pergi.
Mo Ne yang ternyata masih menunggu di situ mengambil kesempatan ini untuk masuk ke dalam.
Mo Ne masuk ke apartemen Gun Wook. Gun Wook tidak ada di ruang tengah. Melihat foto Gun Wook+Jae In di meja dan merasa kesal dan menjatuhkan foto itu. Lalu...Mo Ne melihat pistol di karpet. (Gun Wook ini..kenapa ngga langsung disimpan pistolnya..arrrw). Mo Ne langsung mengambilnya.
Gun Wook keluar dari kamar mandi dan Mo Ne langsung mengarahkan pistol itu padanya.
Gun Wook : Mo Ne !
Mo Ne : Apa kau pikir aku tidak akan tahu apa-apa saat di Amerika? Mereka bilang kau yang melakukan ini pada keluargaku!
Gun Wook : Kau akan terluka, letakkan pistol itu!
Mo Ne : Tutup mulutmu! Apa yang dilakukan Jae in disini? Aku dan Tae Ra, dan Tae Sung juga..apa kau akan menghancurkan Tae Sung?
Gun Wook : Jangan melakukan ini Mo Ne! Lalu ia mendekat
Mo Ne : Jangan mendekat! Aku akan membunuhmu! Berhenti!
Gun Wook : Mo Ne!
Mo Ne : Jangan panggil namaku! Jika bukan karena kau aku tidak seperti ini. Karena kau aku seperti ini. Aku ingin kau mati! Mati!
Lalu Mo Ne menarik pelatuknya, DOR!!
Jae In tersentak, suara apa itu? Won In datang berlari, dan akhirnya aku sampai di rumah Gun Wook kata Won In, lihat bagus kan hidup tanpa tali.
Jae in bingung, Won In berkata Gun Wook pernah bilang ia ingin naik ke atas menggunakan tali. Naik sampai ke surga.
Di dalam apartemen, Mo Ne tertegun dan shock setelah menembak. Gun Wook mengulurkan tangan, letakkan senjata itu, Mo Ne..
Gun Wook jalan mendekat tapi Mo Ne berteriak : Jika kau sebut namaku aku akan menembak.
Gun Wook dengan lemah berkata : Aku minta maaf
Mo Ne : Maaf? Apa yang kau sesali? Setelah ini semua? Apa yang kau sesali? Mengapa? Apa kau takut aku akan membunuhmu, apa karena itu?
Gun Wook tersenyum tipis, Mo Ne aku mengerti. Seperti masa lalu, apa kau bisa memanggilku Oppa untuk terakhir kalinya?
Mo Ne : Oppa? kau tidak berarti apa-apa bagiku.
Mo Ne menjatuhkan senjatanya dan pergi : tidak berarti apa-apa...
Ternyata Gun Wook terluka. Di pinggangnya. Gun Wook mendekap lukanya dan terjatuh. Meraih handuk dan mengelap pistol itu untuk menghilangkan sidik jari Mo Ne.
Sementara itu, Jae In dan Won in belanja di supermarket. Ada cabe ijo euy..
Gun wook berjuang dengan nyawanya di apartemen. Ia berusaha berdiri tapi jatuh lagi. Mengambil jasnya dan dengan sempoyongan pergi meninggalkan apartemen.
Jae In dan Won In selesai belanja, Won in semangat sekali, ayo kita makan bersama Gun Wook.
Jae In dan Won In sampai di apartemen Gun Wook. Won In terpesona. Jae in heran, kemana Gun Wook? Ia mencari Gun Wook ke semua ruangan. Apa ini? Kemana dia? Keduanya akhirnya memutuskan untuk memasak saja sambil menunggu Gun Wook.
Jae In : Won in..apa kau tahu apa yang paling ia sukai?
Won In : Apa?
Jae In : Masakan rumahan, tapi aku tidak tahu apa makanan kesukaan-nya, ia pasti punya makanan favorit. Aku akan menanyakan-nya nanti. (If only you have that chance, girl...sigh)
Gun wook jalan sempoyongan di jalan. Orang2 melihat dengan heran tapi takut mendekat. Gun Wook meraih tiang dan mencoba bertahan. Sementara itu kedua kakak beradik Moon sudah selesai masak. Jae In melarang adiknya makan, tunggu Gun Wook dulu.
Jae In heran, kemana Gun Wook, mengapa tidak membawa ponselnya? Won In terpesona dengan masakan kakaknya, sepertinya ini makanan terenak yang pernah kau masak...
Gun Wook jalan dan berdarah2, ia terjatuh lagi. Orang2 semakin heran tapi tidak ada yang mau ikut campur, sigh..kenapa org2 itu? (Oh kalau saja pasukan RF ada di situ pasti dah digotong rame2 bawa ke UGD ya? haha..)
Jae In dan Won In masih menunggu dan malam semakin larut, Won In sudah kelaparan dan mengantuk. Jae in bingung kemana Gun Wook, lalu ia jalan ke dekat meja dan menemukan secarik kertas, tulisan tangan Gun Wook, karena ada urusan mendadak, orang tua angkatnya memintanya pulang ke Amerika.
Jae In heran, ia pulang ke Amerika? Tapi mengapa begitu mendadak?
Gun Wook terus saja jalan sempoyongan sampai kamera buram dan gelap!
Beberapa saat kemudian...entah berapa lama...
Tuan Hong duduk di taman bersama Tae Ra. Sudah bisa bicara perlahan dan tanya bagaimana dengan Tae Sung (dua2-nya). Tae Ra yang sebenarnya juga tidak tahu kabar keduanya menjawab, keduanya pasti baik-baik saja. "Anak itu" pasti akan kembali suatu hari nanti.
Tuan Hong berkata : Aku ingin makan bersama seluruh keluarga kalau mereka pulang.
Tae Ra menerima paket. Ketika dibuka, ada paket yang dibungkus bagus sekali, dengan pita yang indah. Isinya ternyata untuk So Dam, ada baju, boneka, tapi ada juga DVD Dirty Dancing. Tae Ra tahu itu dari siapa. Ada sepucuk surat, ditujukan untuk So Dam, tapi sebenarnya kata2nya untuk Tae Ra :
"So dam-ah, apa kau ingin jadi putri? Kalau kau mau jadi putri, kau harus tersenyum 100 kali sehari, terutama di depan ibumu." Yang mencintai So Dam, paman-mu.
Tae Ra menangis membaca surat Gun Wook itu.
Tanpa sengaja Jae In menyenggol bangau kertas yang ia temukan di Jeju. Jae In iseng membuka lipatan banagu itu lagi dan ada tulisan Gun Wook : Kak Taera, Mo Ne, keluarga ..Lalu ada tambahan Jae In, Won In, keluarg..maksudnya akan menulis keluarga tapi kurang satu goresan lagi.
Ada paket, Won in membawa masuk dan membukanya, ternyata isinya topeng kaca entah asli buatan Ryu Sensei atau topeng yang dipesan Gun wook waktu itu.
Ada catatan : Bagaimana dunia kalau dilihat dari mata orang yang kau cintai? Jae In-ah...aku memikirkan itu. Jika aku melihat dunia dari pandangan yang lain, akan terlihat seperti apa? Jae In..apa kabar? Kau harus berbahagia bagaimanapun juga. Jika kau melihat duniaku melalui mata itu..aku juga akan bisa tertawa. Sekarang, apa kau akan melihat duniaku dan bukannya aku?
Jae In bersemangat karena ia pikir Gun Wook pulang dan langsung ke apartemen-nya, tapi kecewa karena ternyata kosong.
Ny. Shin dibebaskan dari penjara (pengacaranya jago..atau uang yang berkuasa?). Ny. Shin dengan tersenyum puas melihat Tae Ra diangkat sebagai Presiden Direktur Haeshin ke-27.
Tae Sung jalan sendirian di jalanan sepi.
Mo Ne menikmati spa, lalu belanja dan berlatih yoga.
Sementara itu Moon Jae In memikirkan isi surat Gun Wook : "Dalam kegelapan malam, sulit mengatakan mana langit dan mana tanah, dan apakah sinar itu api atau bintang. Kemana aku akan pergi? Apakah surga? Atau neraka?"
Di tepi sungai..polisi memasang police line di suatu lokasi. Ditemukan mayat seorang pria. Polisi meletakkan mayat itu di bed-dorong dan menutupinya dengan selimut. Tangan mayat itu menjuntai keluar dan mengenakan jas sperti jas Gun Wook.
Lalu selimutnya terbuka sedikit dan cukup untuk memperlihatkan wajah mayat itu : Shim Gun Wook!
Polisi memasukkan mayat itu ke ambulance dan pergi.
Sementara itu, Jae In berkeliling dengan membawa topeng kaca di tangannya, memikirkan Gun Wook. Ia berdiri membelakangi papan pengumuman.
Di papan itu ada selembar kertas dari kepolisian, ditemukan mayat seorang pria. Usia antara 20-30 tahun, memiliki bekas luka di punggung. Tinggi : 180 cm. Kertas itu tidak tertempel dengan benar dan melambai2 tertiup angin.
Jae In bertanya-tanya : Gun Wook, dimana kau? Apa dunia yang kau lihat sekarang adalah dunia yang bahagia?
Ny. Shin masuk ke kantornya dan mendapat telp dari orang suruhannya. Shim Gun Wook menghilang. Ny. Shin berusaha menyalakan lampu tapi sepertinya lampu di gedung itu mati karena petir. Ny. Shin masuk dan ketika kilat menyambar, cahayanya menerpa kursi putarnya. Ny. Shin melihat ada sesosok pria duduk membelakanginya dan ia terperanjat, itu Shim Gun Wook!
Ny. Shin antara takut dan marah, lalu ia memberanikan diri mendekati kursi itu dan memutarnya. Ternyata kosong! What?
Ny. Shin kaget dan ia melihat Gun Wook berjalan menjauh. Berhenti!! kata Ny. Shin dan ia meraih lengan Gun wook, Shim Gun Wook...Lalu tiba-tiba lenyap (sudah semakin aneh saja). Kemudian terdengar rekaman suara Ny. Shin : Apa kau pikir aku akan membiarkan orang yang mencari perkara denganku? ...dst (rekaman ketika Ny. Shin menyuruh Kim membunuh Gun Wook). Ny. Shin ketakutan, dan ia melihat sekeliling ruangan-nya dan berteriak :
"Apa kau pikir aku takut? Kau juga, seperti orang tuamu 20 tahun lalu, harus dilenyapkan Shim Gun Wook. Keluar!!" Shim Gun Wook keluar!!! KELUAR!!!
Ny. Shin mencari sumber suara dan mengacak lacinya, lalu menemukan rekaman-nya.
Jae In dan Tae sung gagal menemukan Gun Wook. Gwak menelepon Jae In, dan Jae in berkata aku ke RSJ tapi Gun Wook menghilang.
Kemudian seseorang masuk ke apartemen Gun Wook.
Tae Sung mengantar Jae In ke apartemen Gun Wook, menolak untuk masuk dan tidak ingin bertemu Gun Wook lagi (Tae Sung memang tidak ketemu Gun Wook lagi selamanya, jadi ice-cream date itu yang terakhir.) dan ia sadar Jae In tidak mencintainya, jadi Tae sung meyakinkan Jae In kalau dia tidak akan menemui Jae In lagi. Aku memutuskanmu, kata Tae Sung. Cepat sana pergi, Shim Gun Wook membutuhkanmu.
Jae In lalu beranjak tapi ia menoleh lagi, Terima Kasih Tae Sung. Jae In pergi. Tae Sung terlihat terluka tapi ia akhirnya tersenyum dan masuk mobil. Hanya...makanan Jae in ternyata ketinggalan di mobilnya. (asyik....)
Jae In masuk ke apartemen Gun Wook, berharap menemukan pria itu tapi bukan Gun Wook yang ia temui. Tae Ra ada di depan Wall-of-crime-nya Gun Wook.
Tae Ra : Apa ini?
Jae In : Kalau kau bertemu Gun Wook, tanyakan sendiri.
Tae Ra kaget : Apa dia masih hidup?
Jae In membenarkan, hanya kondisinya tidak baik, ia bahkan tidak mengenaliku.
Tae Ra berkata kalian berdua, sepertinya jauh lebih dekat dari yang kupikirkan. Dan apa ini semua, Gun Wook mendekatiku dan kau mendekati Tae sung, apa kalian berdua sudah merencanakan semua ini, untuk menjebak keluargaku?
Jae In : Kau hanya marah karena merasa dikibuli kan? Tapi bagaimana dengan Gun wook, bagaimana dengan lukanya?
Tae Ra : Untuk orang yang akan menikah dengan Tae sung..
Jae In : Aku putus dengan Tae Sung.
Tae Ra terkejut dan dengan sinis berkata, jadi karena Tae sung bukan putra kandung ayahku maka keinginanmu untuk menikahinya juga lenyap?
Jae In baru tahu itu dan ia heran, Tae sung bukan anak presiden Hong? Tae Ra : Tae sung sendirian sekarang. Apa kau tidak mempertimbangkan perasaan Tae sung?
Jae In : Ada orang yang jauh lebih penting bagiku sekarang, aku tidak peduli bagaimana posisi Tae Sung lagi.
Lalu Gwak menelepon Jae In dan berkata mereka memindahkan Gun Wook ke RS lain. Jae in merasa lega. Tae Ra mendengarkan percakapan itu dengan wajah cemburu.
Sementara itu, Tae sung makan sendirian, ia menikmati masakan Jae In dan bergumam : Aku pikir rasanya tidak enak. (iklan Tupperware dulu hehe..tapi memang bagus sih lunch box-nya Jae in, ah dasar ibu2 tea..)
Detektif Gwak dan Lee masih di kamar RS Gun Wook dan Gwak melihat kamera kecil ditempel di speaker. Suster masuk dan menyerahkan amplop pada Gwak, detektif, saya lupa, penjaga Gun Wook pesan untuk memberikan ini pada Anda. setelah dibuka ternyata isinya rekaman.
Gwak : Detektif Lee..
Lee : Ya Pak
Gwak : Buat surat penahanan.
Lee : Untuk siapa?
Kedua detektif menunggu Ny. Shin : Nyonya, anda ditahan dengan tuduhan pembunuhan.
Ny. Shin ada di ruang pemeriksaan bersama Gwak. Tentu saja Ny. Shin kita tidak mau menjawab apapun pertanyaan Gwak. Tunggu Pengacaraku. Gwak juga kesal dan mengajukan pertanyaan : Shin Myung Won-sshi, sebutkan nama anda!
Ny. Shin mendengus, kau sudah tahu tapi masih tanya. Gwak : Ini untuk membuat BAP! Lalu pengacara Ny. Shin datang.
Tae Ra menunggu di luar dan mengamati ibunya. Pengacaranya keluar dan berkata pada Tae Ra kalau kondisinya tidak bagus. Mereka punya bukti yang memberatkan Ny. Shin.
Tae Sung masuk dan ia kaget mendengar kalau Ny. Shin mencoba membunuh Gun Wook. Tae sung tahu kalau Gun Wook punya bukti untuk mendakwa Ny. Shin, dan ini mengesalkan Tae sung. Aku harus bertemu si brengsek itu.
Won In mencoba jam pemberian Tae Sung dan mengaguminya. Kakaknya berkata ia akan mengembalikan jam itu, simpan kembali. Won In protes, apa tidak sayang? Tapi Jae In tidak mempedulikannya.
Partner Gun Wook dan Sekretaris Kim bertemu, mereka memiliki semua data tentang Ny. Shin. Keduanya ternyata kerja sama.
Partner Gun Wook berkata : Gun Wook sangat terkejut ketika tahu kalau Tae sung juga korban sama seperti dirinya. Ny. Shin ini ..bagaimana ia bisa menyimpan rahasia selama itu. Bagaimana satu orang saja bisa menyebabkan penderitaan banyak orang.
Kemudian...Shim Gun Wook, sehat dan waras, jalan masuk ke apartemennya. Bagaimana orang jalan bisa sedemikian menarik? hahahaha...
Melepas jasnya dan membantingnya di meja, minum air dan langsung masuk ke ruang "kerjanya"
Tae Sung berlari naik ke apartemen Gun Wook dan menggedor-gedor pintu apartemen-nya, Shim Gun Wook! buka! Kau puas sekarang? Buka! Apa ini karena kau sudah diusir keluar?
Gun Wook tidak mempedulikan Tae Sung dan di dalam, ia asyik dengan urusan-nya sendiri, membakar semua filenya di wall-of-crime itu. Dengan pemantik wasiatnya. (misteri pemantik Shim Gun Wook)
Suara Gun Wook : Bahkan hidup yang kau benci saat ini-pun adalah suatu kebohongan. Rasa sakit yang kau akibatkan dengan hidup sembrono tidak akan hilang. Apakah itu tidak adil? Itu tidak bisa diapa-apakan lagi. Itu kau dan itu aku.
Persidangan Ny. Shin.
Jaksa : Apakah terdakwa memerintah agar Shim Gun Wook dibunuh?
Ny. Shin menyangkalnya. Mengapa aku harus membunuhnya? Aku tidak kurang apa-apa dan dia pernah menjadi anak-ku.
Jaksa memberikan bukti rekaman pembicaraan Ny. Shin dengan Sekretaris Kim, ketika menyuruh membunuh Gun Wook. Kalau seharusnya Sekretaris Kim melakukannya 20 tahun lalu dan kalau ia bukan orang yang sabar.
Jaksa : Apakah ini suara terdakwa?
Ny. Shin : Iya benar. (wah enak bener langsung ngaku, kalau di Indonesia kan harus di proses dulu, frekuensi suaranya matching ngga, padahal jelas2 itu suara-nya) Tapi itu tidak membuktikan apapun, aku tidak pernah berkata menyuruh membunuh Shim Gun Wook. Kadang seseorang yang emosi berkata sesuatu yang tidak masuk akal, misalnya ketika aku berkata aku ingin dia mati bukan berarti dia harus benar2 dibunuh. Ny. Shin benar2 lihai.
Ny. Shin bahkan tetap tenang ketika Sekretaris Kim juga memberikan kesaksian yang memberatkannya, dan berkata setelah ia menerima perintah, ia memperingatkan Gun Wook tentang rencana Ny. Shin.
Kemudian Jaksa mengajukan satu saksi lagi, yaitu pembunuh bayaran yang disewa Ny. Shin. Yang mengaku diperintah Ny. Shin untuk membunuh Gun Wook.
Ny. Shin meledak, Kapan aku mengatakan itu? Mereka semua sudah menjebakku, aku bahkan tidak mengenal orang itu!!
Jaksa mengajukan bukti lagi. Kali ini rekaman video, ternyata itu rekaman selama Ny. Shin ketakutan sendiri di kantornya dan berkata : Kau juga, seperti kedua orang tuamu 20 tahu lalu, harus disingkirkan, Shim Gun Wook! Ny. Shin teriak, aku tidak membunuh siapapun!
Ny. Shin diminta mengatakan kata2 terakhirnya, ia berkata akan menahan semua ini. Aku tidak punya alasan untuk membunuh orang yang pernah kuanggap sebagai anak.
Jae In tidak tahan dan murka, pembohong! Kau sudah menghancurkan kehidupan Gun Wook dan menghabisi keluarganya! Semua terperanjat melihat emosi Jae In yang tidak terkendali dan penjaga harus menyeretnya keluar dari ruang sidang.
Jae In keluar dan menuruni tangga, Gwak menyusulnya. Dan memberikan rekaman yang berisi bukti dengan menambahkan, ada juga pesan tambahan untukmu. Lalu ia pergi.
Jae In menyalakan rekaman itu dan terdengar suara Gun Wook : Moon Jae In, apa kau mendengarnya? Ini adalah kebenaran dari dunia yang kau inginkan. Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau pilih. Aku akan selalu ada di tempat yang sama.
Ny. Shin akhirnya terbukti bersalah dan diikat bersama para tahanan lain untuk dikirim ke penjara. Ia ada di barisan paling belakang. Manager Uhm mengikutinya. Shim Gun Wook juga ada di sekitar situ untuk melihat Ny. Shin. Ny. Shin berhenti dan memanggil Gun Wook : Hong Tae Sung!
Gun Wook tertegun : hmm?
Ny. Shin : Apa kau bertemu Presiden Hong ? Apa ia memanggilmu Tae Sung? Bagaimana perasaanmu sudah membuat orang jatuh pingsan tanpa tahu kalau orang itu adalah ayahmu sendiri?
Gun Wook terperanjat.
Penjaga meminta Ny. Shin untuk segera pergi. Lepaskan! kata Ny. Shin, aku akan mengatakan ini sebelum pergi.
Ny. Shin : Bagaimana perasaanmu setelah membunuh kakak kandungmu sendiri, membuat ayahmu lumpuh dan mempermainkan adik perempuanmu? Pada akhirnya kau kehilangan segalanya karena dirimu sendiri. Aku membuang yang asli dan membawa masuk yang palsu. Aku menang.
Tae Ra tiba dan mendengar kata2 ibunya, ia shock.
Ny. Shin dibawa pergi dan bis tahanan itu berlalu. Manager Uhm melihat ke arah Gun Wook dan berkata Tuan Muda, saya minta maaf karena terlambat mengatakan ini pada anda.
Gun Wook : Aku dengar ada orang yang menemuiku di RS sebenarnya...
Tae Ra juga mendekat dan tanya, apa sebenarnya yang terjadi...
Gun Wook terpukul sekali dan shock. Ia pulang dan terduduk di lantai lemas.
Gun Wook akhirnya menemui Tuan Hong. Perlahan jalan mendekati ayahnya yang duduk di kursi roda. Teringat ketika kecil, ayahnya sangat menyayanginya, pertemuan mereka ketika ia masuk Haeshin, waktu itu ayahnya berkata ini pertemuan pertama kita, tapi entah mengapa kau seperti familiar bagiku.
Gun Wook berlutut, meraih tangan Tuan hong dan menangis tersedu-sedu. Gun Wook tidak bisa berkata apa-apa. Tuan Hong hanya tersenyum lembut, ia memandang Gun Wook dengan pandangan sayang.
Sekretaris Kim dan Manager Uhm duduk. Uhm tanya sejak kapan sekretaris Kim tahu ini semua. Kim menjelaskan, Ibu kandung Gun Wook bernama Choi Yeun, dia bekerja di bagian informasi Haeshin. Itulah mengapa aku yakin kalau Gun Wook benar anak Presiden Hong, ketika mereka berkata kalau Gun Wook bukan anak mereka, aku merasa aneh.
Kim : Aku sudah menutupi semua kesalahan Ny. Shin dan bersedia masuk penjara karenanya, tapi ketika dipenjara, istriku sakit. Tapi Ny. Shin tidak peduli padanya. Sehingga istriku meninggal. Itulah mengapa aku membela Gun Wook dan mengurus makam kedua orang tuanya.
Uhm juga berkata aku juga tidak melakukan yang lebih baik.
Tae sung memberikan surat pengunduran diri pada Tae Ra. Tae Ra menolaknya, aku sekarang bisa melindungimu dan juga Haeshin. Tae sung berkata aku juga ingin jadi orang yang bisa melindungi seseorang dan kalau aku harus kembali ke Haeshin, aku akan melakukannya karena kemampuanku sendiri.
Tae sung berkata setengah bercanda, kalau aku tahu akan seperti ini akhirnya, paling tidak waktu itu aku harus lulus kuliah ketika ayah membiayaiku. Tae Ra tersenyum.
Tae sung yang juga sudah tahu kalau Gun Wook adalah Tae sung yang asli berkata, apa kau tahu satu hal yang membuatku lega?
Tae Ra : apa?
Tae sung : Kalau dipikir-pikir, kalian tidak ada hubungan darah, kalian bukan kakak-adik kandung, jadi jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri.
Tae Ra tersenyum lembut lalu tanya, apa aku boleh memelukmu? Tae Sung tidak keberatan. Tae Ra bangkit dan memeluk adiknya itu.
Jae In mengajak Won In ke rumah makan kak Jang dan bertemu dengan kedua detektif yang juga sedang menikmati makan siang. Ke-empatnya bergabung.
Karena perkataan Tae sung, Tae Ra pergi ke apartemen Gun Wook. Tae Ra melihat Gun Wook duduk bersandar di tiang. Tae Ra berkata ini terakhir kalinya aku memanggilmu Shim Gun Wook. Ada banyak hal yang harus kita selesaikan.
Gun Wook menoleh tapi diam saja. Ia sangat terpukul.
Tae Ra melanjutkan, ia tidak pernah menyesal telah bertemu dengan Gun Wook, Tae Ra tahu kalau Gun wook main2 dengan Mo Ne, tapi ia juga bisa merasakan kalau Gun Wook tulus kepadanya. Dan Tae Ra tidak bisa melawan rasa tertariknya pada Gun Wook.
Gun Wook terjatuh ke lantai, Tae Ra langsung lari menolongnya.
Ketika Gun Wook duduk lagi, ternyata foto keluarga mereka terjatuh di lantai. Tae Ra memungutnya, semua ini..hanya karena kau ingin kembali ke keluarga kita? Apa kau sangat merindukannya?
Tae Ra mengaku, ketika kau diusir keluar, aku merasa sangat terpukul dan meskipun aku tahu itu bukan salahmu, aku merasa kau sudah menghianatiku, kuharap perasaan tidak enakku ini bisa menghiburmu. Suara Tae Ra gemetar : Aku akan mencoba memanggilmu Tae Sung.
Tae Ra pergi dan kembali ke auditorium dimana ia dan Gun Wook terkurung. Lalu Tae Ra melihat Tae Sung kecil memanggilnya, kakak! Tae Ra berlutut dan memeluk Tae Sung kecil: Maaf..maafkan kakak. Tae Sung kecil dengan riang menjawab tidak apa-apa.
Tae Sung pergi ke restaurant Kak Jang dan bertemu Jae In dkk. Keduanya lalu bicara di luar. Tae Sung membawa tas besar, tas yang dulu dibawa Gun Wook ketika di Jepang. Tae Sung berpamitan dan sekaligus berkata kalau Gun Wook pasti sangat terpukul. Tae Sung menyuruh Jae In menemani Gun Wook sekarang, karena sebenarnya Gun Wook adalah Tae Sung yang asli, jadi dia menghancurkan keluarganya sendiri, dia pasti sangat menderita.
Jae In kaget sekali, ia baru tahu itu. Jae In lalu bergegas pergi menuju apartemen Gun Wook.
Di apartemen, Gun Wook mengeluarkan kotak, ternyata isinya pistol. Gun wook mengeluarkan pistol dan mengingat pertama kali menggoda Mo Ne, ingat Mo Ne ketika bayi, lalu ia ingat ketika bertemu Tae Kyun di lift dan ketika peti Tae Kyun diturunkan di liang lahat.
Gun Wook merasa terpukul, lalu ia mengangkat pistol itu dan mengarahkannya ke kepalanya...
Jae In masuk, Gun wook langsung menjatuhkan pistol ke lantai.
Jae In memeluk Gun wook dari belakang dan berkata ia mengerti Gun wook pasti sangat menderita setelah menyembunyikan rencana pembalasan dendam-mu begitu lama. (ini pertemuan terakhir keduanya)
Gun wook menggeleng ingin berkata sesuatu tapi tidak ada suara keluar. Jae In berkata kalau keluarga Gun wook pasti akan bisa memaafkannya. Jae In mengambil tangan Gun wook dan memutarnya, berhadapan dengan-nya.
Lalu memperkenalkan diri, Apa kabar, aku Moon Jae In, senang bertemu denganmu..
Jae In berkata ayo katakan siapa namamu? kenapa diam saja, Jae In mendorong Gun Wook mengucapkan nama aslinya. Gun Wook berusaha menyebut namanya, susah sekali tapi dengan terbata ia berkata : Aku..Hong Tae..Sung.
Jae In : Hong Tae sung..senang bertemu denganmu.
Lalu Jae In memeluk Gun Wook sambil menangis. Jae In mengendurkan pelukannya dan mencium Gun Wook. Keduanya berciuman.
Mo Ne datang dari Amerika dan ia sudah mendapat alamat Gun Wook. Ia mendekati pintu apartemen dan mencoba membuka pintu. Ternyata tidak terkunci. Mo Ne masuk perlahan dan melihat apartemen Gun wook yang elegan, ia jalan perlahan terus menuju ruang tengah dan terkejut ketika melihat Gun wook dan Jae In yang sedang berciuman mesra. Keduanya "sibuk" sekali hingga tidak menyadari kehadiran Mo Ne.
Mo Ne gemetar dan langsung beranjak keluar dengan perlahan.
Beberapa saat kemudian, Jae In menerima telp dari Won In. Jae In berkata kalau ia ada di rumah Gun Wook, dan mengundang Won In. Jae In keluar dari apartemen dengan berteriak pada Gun Wook : Gun Wook-ah, rapikan apartemen-nya ya, aku segera kembali. Jae In pergi.
Mo Ne yang ternyata masih menunggu di situ mengambil kesempatan ini untuk masuk ke dalam.
Mo Ne masuk ke apartemen Gun Wook. Gun Wook tidak ada di ruang tengah. Melihat foto Gun Wook+Jae In di meja dan merasa kesal dan menjatuhkan foto itu. Lalu...Mo Ne melihat pistol di karpet. (Gun Wook ini..kenapa ngga langsung disimpan pistolnya..arrrw). Mo Ne langsung mengambilnya.
Gun Wook keluar dari kamar mandi dan Mo Ne langsung mengarahkan pistol itu padanya.
Gun Wook : Mo Ne !
Mo Ne : Apa kau pikir aku tidak akan tahu apa-apa saat di Amerika? Mereka bilang kau yang melakukan ini pada keluargaku!
Gun Wook : Kau akan terluka, letakkan pistol itu!
Mo Ne : Tutup mulutmu! Apa yang dilakukan Jae in disini? Aku dan Tae Ra, dan Tae Sung juga..apa kau akan menghancurkan Tae Sung?
Gun Wook : Jangan melakukan ini Mo Ne! Lalu ia mendekat
Mo Ne : Jangan mendekat! Aku akan membunuhmu! Berhenti!
Gun Wook : Mo Ne!
Mo Ne : Jangan panggil namaku! Jika bukan karena kau aku tidak seperti ini. Karena kau aku seperti ini. Aku ingin kau mati! Mati!
Lalu Mo Ne menarik pelatuknya, DOR!!
Jae In tersentak, suara apa itu? Won In datang berlari, dan akhirnya aku sampai di rumah Gun Wook kata Won In, lihat bagus kan hidup tanpa tali.
Jae in bingung, Won In berkata Gun Wook pernah bilang ia ingin naik ke atas menggunakan tali. Naik sampai ke surga.
Di dalam apartemen, Mo Ne tertegun dan shock setelah menembak. Gun Wook mengulurkan tangan, letakkan senjata itu, Mo Ne..
Gun Wook jalan mendekat tapi Mo Ne berteriak : Jika kau sebut namaku aku akan menembak.
Gun Wook dengan lemah berkata : Aku minta maaf
Mo Ne : Maaf? Apa yang kau sesali? Setelah ini semua? Apa yang kau sesali? Mengapa? Apa kau takut aku akan membunuhmu, apa karena itu?
Gun Wook tersenyum tipis, Mo Ne aku mengerti. Seperti masa lalu, apa kau bisa memanggilku Oppa untuk terakhir kalinya?
Mo Ne : Oppa? kau tidak berarti apa-apa bagiku.
Mo Ne menjatuhkan senjatanya dan pergi : tidak berarti apa-apa...
Ternyata Gun Wook terluka. Di pinggangnya. Gun Wook mendekap lukanya dan terjatuh. Meraih handuk dan mengelap pistol itu untuk menghilangkan sidik jari Mo Ne.
Sementara itu, Jae In dan Won in belanja di supermarket. Ada cabe ijo euy..
Gun wook berjuang dengan nyawanya di apartemen. Ia berusaha berdiri tapi jatuh lagi. Mengambil jasnya dan dengan sempoyongan pergi meninggalkan apartemen.
Jae In dan Won In selesai belanja, Won in semangat sekali, ayo kita makan bersama Gun Wook.
Jae In dan Won In sampai di apartemen Gun Wook. Won In terpesona. Jae in heran, kemana Gun Wook? Ia mencari Gun Wook ke semua ruangan. Apa ini? Kemana dia? Keduanya akhirnya memutuskan untuk memasak saja sambil menunggu Gun Wook.
Jae In : Won in..apa kau tahu apa yang paling ia sukai?
Won In : Apa?
Jae In : Masakan rumahan, tapi aku tidak tahu apa makanan kesukaan-nya, ia pasti punya makanan favorit. Aku akan menanyakan-nya nanti. (If only you have that chance, girl...sigh)
Gun wook jalan sempoyongan di jalan. Orang2 melihat dengan heran tapi takut mendekat. Gun Wook meraih tiang dan mencoba bertahan. Sementara itu kedua kakak beradik Moon sudah selesai masak. Jae In melarang adiknya makan, tunggu Gun Wook dulu.
Jae In heran, kemana Gun Wook, mengapa tidak membawa ponselnya? Won In terpesona dengan masakan kakaknya, sepertinya ini makanan terenak yang pernah kau masak...
Gun Wook jalan dan berdarah2, ia terjatuh lagi. Orang2 semakin heran tapi tidak ada yang mau ikut campur, sigh..kenapa org2 itu? (Oh kalau saja pasukan RF ada di situ pasti dah digotong rame2 bawa ke UGD ya? haha..)
Jae In dan Won In masih menunggu dan malam semakin larut, Won In sudah kelaparan dan mengantuk. Jae in bingung kemana Gun Wook, lalu ia jalan ke dekat meja dan menemukan secarik kertas, tulisan tangan Gun Wook, karena ada urusan mendadak, orang tua angkatnya memintanya pulang ke Amerika.
Jae In heran, ia pulang ke Amerika? Tapi mengapa begitu mendadak?
Gun Wook terus saja jalan sempoyongan sampai kamera buram dan gelap!
Beberapa saat kemudian...entah berapa lama...
Tuan Hong duduk di taman bersama Tae Ra. Sudah bisa bicara perlahan dan tanya bagaimana dengan Tae Sung (dua2-nya). Tae Ra yang sebenarnya juga tidak tahu kabar keduanya menjawab, keduanya pasti baik-baik saja. "Anak itu" pasti akan kembali suatu hari nanti.
Tuan Hong berkata : Aku ingin makan bersama seluruh keluarga kalau mereka pulang.
Tae Ra menerima paket. Ketika dibuka, ada paket yang dibungkus bagus sekali, dengan pita yang indah. Isinya ternyata untuk So Dam, ada baju, boneka, tapi ada juga DVD Dirty Dancing. Tae Ra tahu itu dari siapa. Ada sepucuk surat, ditujukan untuk So Dam, tapi sebenarnya kata2nya untuk Tae Ra :
"So dam-ah, apa kau ingin jadi putri? Kalau kau mau jadi putri, kau harus tersenyum 100 kali sehari, terutama di depan ibumu." Yang mencintai So Dam, paman-mu.
Tae Ra menangis membaca surat Gun Wook itu.
Tanpa sengaja Jae In menyenggol bangau kertas yang ia temukan di Jeju. Jae In iseng membuka lipatan banagu itu lagi dan ada tulisan Gun Wook : Kak Taera, Mo Ne, keluarga ..Lalu ada tambahan Jae In, Won In, keluarg..maksudnya akan menulis keluarga tapi kurang satu goresan lagi.
Ada paket, Won in membawa masuk dan membukanya, ternyata isinya topeng kaca entah asli buatan Ryu Sensei atau topeng yang dipesan Gun wook waktu itu.
Ada catatan : Bagaimana dunia kalau dilihat dari mata orang yang kau cintai? Jae In-ah...aku memikirkan itu. Jika aku melihat dunia dari pandangan yang lain, akan terlihat seperti apa? Jae In..apa kabar? Kau harus berbahagia bagaimanapun juga. Jika kau melihat duniaku melalui mata itu..aku juga akan bisa tertawa. Sekarang, apa kau akan melihat duniaku dan bukannya aku?
Jae In bersemangat karena ia pikir Gun Wook pulang dan langsung ke apartemen-nya, tapi kecewa karena ternyata kosong.
Ny. Shin dibebaskan dari penjara (pengacaranya jago..atau uang yang berkuasa?). Ny. Shin dengan tersenyum puas melihat Tae Ra diangkat sebagai Presiden Direktur Haeshin ke-27.
Tae Sung jalan sendirian di jalanan sepi.
Mo Ne menikmati spa, lalu belanja dan berlatih yoga.
Sementara itu Moon Jae In memikirkan isi surat Gun Wook : "Dalam kegelapan malam, sulit mengatakan mana langit dan mana tanah, dan apakah sinar itu api atau bintang. Kemana aku akan pergi? Apakah surga? Atau neraka?"
Di tepi sungai..polisi memasang police line di suatu lokasi. Ditemukan mayat seorang pria. Polisi meletakkan mayat itu di bed-dorong dan menutupinya dengan selimut. Tangan mayat itu menjuntai keluar dan mengenakan jas sperti jas Gun Wook.
Lalu selimutnya terbuka sedikit dan cukup untuk memperlihatkan wajah mayat itu : Shim Gun Wook!
Polisi memasukkan mayat itu ke ambulance dan pergi.
Sementara itu, Jae In berkeliling dengan membawa topeng kaca di tangannya, memikirkan Gun Wook. Ia berdiri membelakangi papan pengumuman.
Di papan itu ada selembar kertas dari kepolisian, ditemukan mayat seorang pria. Usia antara 20-30 tahun, memiliki bekas luka di punggung. Tinggi : 180 cm. Kertas itu tidak tertempel dengan benar dan melambai2 tertiup angin.
Jae In bertanya-tanya : Gun Wook, dimana kau? Apa dunia yang kau lihat sekarang adalah dunia yang bahagia?