SINOPSIS Who Are You Episode 8 Part 1
Posted: Minggu, 25 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label: Who Are You
0
Moon-sik
mengurungkan niatnya meninggalkan ruang dokumen, Hyung-joon yang mendengar
langkah kaki Moon-sik mendekat, segera siaga.
Moon-sik berjalan namun tak
menyadari adanya Shi-on dilorong, dia melewati lorong rak Shi-on.
Panggilan
masuk dari Gun-woo, membuat Moon-sik segera bergegas meninggalkan ruang
dokumen.
Hyung-joon
lega dengan kepergian Moon-sik, walau dia hantu masih bisa takut ternyata.
Shi-on memandang Hyung-joon penasaran kenapa Hyung-joon mau menolongnya,
Hyung-joon tak menanggapi pertanyaan Shi-on dan hanya menatapnya tanpa
ekspresi. Shi-on bertanya, “Siapa yang mencoba membunuhku?”
Hyung-joon
beranjak dari hadapan Shi-on tapi kemudian menoleh, Hyung-joon seolah meminta
Shi-on untuk mengikutinya. Shi-on pun mengikuti Hyung-joon.
Hyung-joon
menatap kearah salah satu kotak di rak, Shi-on mengetahui maksud Hyung-joon dan
membuka kotak itu. Shi-on mengambil salah satu dokumen.
Moon-sik
berjalan meninggalkan ruang dokumen.
Shi-on
membaca cover dokumen, tertulis kalau itu dokumen tahun 2007. Shi-on menoleh
pada Hyung-joon yang ditanggapi dengan anggukan. Shi-on membuka lembar demi
lembar dokumen itu namun tepat di halaman terakhir yaitu halaman 22 sudah
tiada. Shi-on menoleh pada Hyung-joon namun Hyung-joon sudah pergi meninggalkan
Shi-on.
Dan
halaman yang hilang itu ternyata sedang difax-kan moon-sik, entah untuk siapa. Aku bisa melihat disini wajah jahat
Moon-sik, dia yang biasanya bersikap baik namun dibelakangnya seperti ini.
Gun-woo
dirumahnya mencoba menelfon Shi-on namun tak ada jawaban, ternyata ponsel
Shi-on tertinggal diruang kerja. Gun-woo kesal dengan Shi-on, “Bagaimana dia
tak mengangkat panggilannya?”
Shi-on
berjalan pulang, sebuah suara menegurnya. Gun-woo muncul dan bertanya apa yang
terjadi dan kenapa tak mengangkat telfonnya. Shi-on menilik tasnya, dia baru
sadar kalau ponselnya tertinggal dikantor.
Gun-woo
mengajak Shi-on untuk bertemu dengan Moon-sik, Shi-on heran ada apa. Gun-woo
menarik tangan Shi-on, “Itu pasti sulit bagimu, jadi dia bilang dia
mentraktirmu makanan berenergi.”
Chicken
tersaji, Shi-on ragu apakah makanan ini berenergi?
Gun-woo
tersenyum dan mengajak Shi-on untuk makan. “Apalagi yang lebih berenergi dari
ayam dimusim panas? Kau akan merasa lebih segar setelah makan sesuatu yang
pedas”
Shi-on
mengingat sesuatu. Shi-on mengeluarkan pistol mainan yang dipinjamkan padanya
beberapa waktu yang lalu. Shi-on merasa berterimakasih dengan CCTV yang
dipasang Gun-woo jadi dia sekarang tak membutuhkan pistol mainan Gun-woo.
Gun-woo
mengambilnya dengan senang hati, Gun-woo memperagakan bagaimana jika ia
menembak. “ini adalah pistol jenis terbaik untuk menembak. Ini aman, mudah
digunakan, dan mudah dibawa-bawa. Ini benar2 sempurna!”
Gun-woo
melirik lengan Shi-on dan seolah meremehkannya, “tapi, ini sedikit susah bagi
seorang gadis dengan lengan yang lemah untuk menggunakannya. walaupun jika kau
adalah Ketua Tim.”
Gun-woo
kembali memperagakan gaya menembaknya, namun sekarang dia menekan pelatuk
pistol hingga mengeluarkan api. Gun-woo lalu meniup api itu.
Moon-sik
meminta maaf akan keterlambatannya, Moon-sik menegur Gun-woo yang bukannya
membelikan makanan yang bagus untuk Shi-on malah makanan yang dibeli adalah
makanan kesukaan Gun-woo. Moon-sik melihat pistol mainan Gun-woo, “Kamu masih
membawa ini bersamamu?”
Moon-sik
bertanya pada Shi-on apa Gun-woo memamerkan keahlian menembaknya lagi, Shi-on
meng-iya-kan. Moon-sik memuji Gun-woo memang bagus dalam menembak, jelas saja
Gun-woo melayang dibuatnya dan bergaya sok keren. Keekekekek
Moon-sik
memberitahu kalau Gun-woo pernah menang lomba menembak.
Moon-sik seolah akan menggeplak kepala
Gun-woo, “Tapi apa yang akan kamu lakukan dengan keahlian itu? Kamu harus
jauh-jauh dari bahaya.”
Gun-woo
mengeluh dengan Moon-sik yang telah memujinya tapi kenapa sekarang kata-katanya
sangat kejam.
Moon-sik
memperagakan gaya menembaknya, “Pistol bukan sesuatu yang bisa kau acuhkan dan pamerkan.
Ini adalah postur naluri. Bukankah aku Tuan Senjata legendaris dari Bonchung?”
Gun-woo
mendesis mendengar ocehan Moon-sik, mulai lagi mulai lagi.
Bang!!
Bang!!, Moon-sik menarik pelatuk pistolnya, Moon-sik mengarahkan ujung senjata
kearah Shi-on. Yang dilakukan oleh Moon-sik ini malah memunculkan
kilasan-kilasan saat penembakan Hyung-joon, Ingatan Shi-on seperti semakin
jelas walaupun dia hanya bisa mengingat tangan si penembak.Shi-on yang pusing
menjatuhkan gelasnya, Moon-sik kaget dan membuat Gun-woo khawatir dengan
keadaan Shi-on. “kau baik-baik saja?”
“Kamu
pernah ada di Bonchung? Apakah kamu kenal Detektif Lee Hyeong Joon?” Shi-on
penasaran. Moon-sik dengan polos menggeleng tak tau, Gun-woo ikutan kepo dan
bertanya apa Moon-sik ada boncung juga saat itu.
Moon-sik
berkata pada Gun-woo, “Tapi aku mengambil cuti karena aku sakit. Aku sudah memberitahumu
sebelumnya kalau aku beristirahat selama 6 bulan.”
Shi-on
masih berusaha tanya apakah Moon-sik pernah mendengar namanya. Moon-sik tidak
ingat tapi dia akan mencoba bertanya pada kolega dan hoobae’nya. Mereka terdiam
untuk beberapa saat.
Gun-woo
mencoba mencairkan suasana, mari minum.
Gun-woo
bertanya habis darimana Shi-on, kau meninggalkan kator lebih dulu dari pada
aku. Shi-on mengatakan kalau dia dari ruang penyimpanan dokumen. Tentu saja
jawaban Shi-on membuat Moon-sik terkejut dan terlihat cemas. Shi-on
melanjutkan, “Aku punya beberapa material yang harus aku lihat tapi aku baru
saja kembali.”
Moon-sik
mencoba mengalihkan pembicaraan dan mengajak untuk ronde kedua. Shi-on
mengangguk tanpa curiga, namun kita dapat melihat pandangan Moon-sik kembali
terlihat licik dan keujam.
~~~
Shi-on
keluar rumahnya dengan tergesa-gesa, untuk sejenak dia terdiam melihat sesuatu
dihadapannya. Ternyata sudah ada Gun-woo yang menjemput Shi-on. Gun-woo
berbasa-basi kalau bagaimana sepagi ini tapi sudah sangat panas, “Lagipula ini
sudah dijalannya, jika kau pikir lingkungan negara kita dan ekonomi. Naik mobil
bersama-sama adalah yang terbaik!”
Shi-on
sepertinya malas dengan basa-basi Gun-woo jadi dia segera masuk ke mobil, apa
kau tak masuk?
Jelas
Gun-woo sangat senang, aku masuk..aku masuk..
Di
mobil, Shi-on bertanya sampai kapan Gun-woo akan menjaganya.
Gun-woo
: “Pria yang ingin membunuhmu, kita masih belum tahu siapa mereka. Apakah
insiden dari 6 tahun yang lalu atau apapun juga. jangan mencoba untuk menyiksa
dirimu sendiri dan berurusan dengan itu sendiri. Ayo lakukan bersama-sama.
Aku harus merasa yakin
untuk berhenti [menjagamu].”
~~~
Setibanya
dikantor, Seong-chan dan Seung-ha segera memberi hormat. Dengan wajah yang
riang Seong-chan mengomentari kedatangan Shi-on dan Gun-woo yang bebarengan.
Gun-woo tak memberi alasan tapi dia malah heran apa ada sesuatu yang baik(untuk
seong-chan). Seong-chan tersenyum, karena besok adalah weekend.
Gun-woo
bertanya apa hubungannya. Seong-chan menjelaskan kalau itu menandakan dia akan
libur. Shi-on mengingatkan kalau barang yang hilang di subway akan segera
datang. Gun-woo mengerti dan mengajak Seong-chan dan Seung-ha pergi.
Selepas
kepergian yang lain, Shi-on segera membuka situs kantornya dan mencari info
tentang Hyung-joon, “Meninggal pada tahun 2007, Lee Hyeong Joon.”
Shi-on
menemukan alamat rumah Hyung-joon, Shi-on mencatatnya dan segera beranjak
pergi.
~~~
“Terakhir
kali, apa yang kamu bilang padaku, aku memikirkannya dengan baik.” Ucap
Seong-chan ditengah-tengah penge-cek-an barang. Gun-woo lupa apa yang dia
katakan.
Seong-chan
: “Kamu tidak seharusnya membuat penilaian berdasarkan penampilan luar
seseorang. Setiap orang memiliki keadaan mereka sendiri.”
Gun-woo
mengerti arah pembicaraan Seong-chan mengenai si shaman, Seong-chan segera
meralat kalau bukan shaman tapi konsuler spiritual. Gun-woo bertanya, jadi
kenapa?
Gun-woo
menatap Seong-chan menggoda, kau kencan?
Seong-chan
langsung seneng banget dibilang kencan dan menunjukkan tiket film yang
dibelinya. Gun-woo mengomentari gaya Seong-chan yang sangat kuno. Jelas saja
kata-kata Gun-woo membuat mental Seong-chan down, jadi apa yang kau lakukan di
akhir pekan?
“Biarkan
aku ingat, itu sudah lama sekali...aku akan pergi ...nonton film” Gun-woo
mencoba merebut tiket Seong-chan, Seong-chan kesal karena Gun-woo
mengagetkannya. Gun-woo meyakinkan kalau di hanya bercanda tapi sekali lagi dia
mencoba merebut tiket Seong-chan. Seong-chan cemberut dan mencoba mengamankan
tiketnya dari Gun-woo.
~~~
Shi-on
mencoba menemukan alamat Hyung-joon namun dia sangat kesulitan untuk
menemukannya. Dia berjalan kesana-kemari namun terlihat makin bingung.
Sampai
sesuatu membuatnya menjadi seolah sangat paham dengan jalannya, “Ada jalanan
disini. Jika kamu memutar jalan ini. ada kantor kecil real estate.”
Seorang
bibi depan rumah makan yang dilewati Shi-on seolah mengenal Shi-on dan akan
mengatakan sesuatu atau mungkin menyapanya. Tapi seolah bibi itu menepis
pikirannya karena Shi-on terus berjalan.
Shi-on
sampai didepan sebuah rumah yang cukup besar, dia berjalan menuju rumah itu.
Shi-on berusaha memencet bel rumahnya tapi itu sudah rusak. Shi-on merasa dia
juga sangat familiar dengan kotak surat di dekat pintu rumah Hyung-joon,
perlahan Shi-on membuka penutup kotak itu. Benar saja, didalamnya ada kunci
masuk rumah.
Shi-on
membuka gerbang rumah Hyung-joon dan menuju kepintunya namun sayang pintu
rumahnya terkunci. Shi-on mencoba melihat kedalam rumah dari jendela kaca
samping, Shi-on melihat beberapa benda terpajang didalam ruangan namun ada satu
yang membuat Shi-on tertarik, sebuah boneka kecil yang terpajang didekat tempat
pensil. Shi-on sepertinya mencoba mengingat sesuatu.
~~~
Gun-woo
memamerkan kemenangannya di lomba menembak, Gun-woo menunjukkan foto-foto
kemenangannya pada Seung-ha dan Seong-chan. Seong-chan menatap itu seolah
meremehkan, Gun-woo melirk Seong-chan membuat Seong-chan segera merubah
sikapnya dan memuji Gun-woo.
Shi-on
masuk keruangan bertanya kenapa sangat berisik. Seung-ha bertanya apakah Ketua
Tim sudah tahu kalau Gun-woo menang lomba menembak.
“apa kau pamer pada anak-anak?” tanya Shi-on.
Gun-woo mengelak ini semua bukan membual tapi karena Seung-ha dan Seong-chan
mengejek senjata mainannya. Seong-chan mengajak untuk melihat foto-foto Gun-woo
tapi Shi-on menolak, terpaksa Seung-ha harus menarik Shi-on.
Shi-on
melihat foto Gun-woo namun sayang beribu sayang bukan Gun-woo yang jadi pusat
perhatian Shi-on tapi malah piala yang dipegang Gun-woo. Shi-on bertanya pada
Gun-woo yang akan pergi, lomba menembak apa yang Gun-woo lakukan.
Gun-woo
bergaya dengan senjata mainannya, ‘Lomba Menembak Polisi Nasional.’
Shi-on
teringat dengan piala yang dipajang Hyung-joon dirumahnya. Shi-on segera
kembali dan menyalakan komputer untuk mencari informasi tentang Lomba Menembak
Polisi Nasional. Shi-on membuka artiklenya, namun dia dikejutkan dengan foto
Hyung-joon yang tengah memegang piala kemenangan dan disampingnya berdiri juga
Moon-sik.
Shi-on
jadi teringat dengan kata-kata Moon-sik yang tak mengenali Hyung-joon. Shi-on
seolah tak percaya.
~~~
Moon-sik
tengah gelisah mengingat kalau Shi-on kemarin habis dari ruang penyimpanan
dokumen, dan Moon-sik juga teringat saat dia tak jadi membuka pintu dan kembali
masuk keruang penyimpanan karena dia mendengar suara seseorang pria, kayaknya
suara Hyung-joon. “appa, kemana kau akan pergi?”
Moon-sik
melihat jam tangan yang terbungkus di laci, dia melihatnya. Ini kayak diskip chingu, Moon-sik lalu
mengunci lacinya.
Moon-sik
keluar dari ruangannya, tepat saat itu juga Shi-on menuju ke kantor Moon-sik.
Shi-on berselisih dengan Moon-sik, tapi saat membalikkan badan Shi-on masih
sempat melihat Moon-sik yang keluar dari kantor. Shi-on pun mengikuti Moon-sik.
Moon-sik
tergesa-gesa masuk ke taksi, Shi-on pun ikut mengejarnya. Shi-on terus
membuntuti Moon-sik.
Moon-sik
memasuki sebuah gereja dengan diikuti Shi-on. namun naas, sebuah panggilan
masuk Shi-on panik segera bersembunyi. Shi-on bahkan tak sadar kalau dia telah
mengangkat panggilan itu.
Gun-woo
yang menelfon Shi-on bergumam darimana asal bunyi loncengnya.
Gun-woo
akhirnya menghubungi Moon-sik. Gun-woo bertanya apa yang akan Moon-sik lakukan
besok.
Moon-sik
: “Putri dari salah satu temanku menikah dan aku harus pergi kesana.”
Gun-woo
: “Aku baru akan mengajakmu memancing”
Gun-woo
menyadari ada suara lonceng juga di sekita Moon-sik, dimana kau berada?
Moon-sik
mengatakan kalau dia ada di gereja Youngsan, Gun-woo tau kalau Moon-sik datang
kesana jika ada masalah. Moon-sik menyuruh Gun-woo jangan terus bermain
dengannya yang sudah tua tapi dengan ketua Yang saja yang lebih muda. Gun-woo
memberitahu kalau ketua yang sedang pergi. Moon-sik terkejut, Ketua Tim Yang
tidak berada di kantor?
Gun-woo
meng-iya-kan tapi tasnya masih dikantor. Gun-woo dan Moon-sik mengakhiri
panggilan mereka.
Gun-woo
berjalan mendekat kemeja Shi-on, dia melihat komputer Shi-on yang masih
menyala, disana Gun-woo melihat foto Hyung-joon dan Moon-sik berdiri bersama.
Gun-woo jadi teringat saat Shi-on bertanya apa Moon-sik mengenal Hyung-joon,
Moon-sik mengaku kalau dia tak mengenalnya.
Gun-woo
menyadari sesuatu dan bergegas pergi.
~~~
Moon-sik
duduk dibangku gereja dengan penuh perasaan yang campur aduk, lelah, menyesal.
Shi-on juga sedari tadi duduk dibangku belakang Moon-sik, dia terus
memperhatikan gerak geriknya.
Moon-sik
kemudian berdiri, dia seperti menguatkan tekadnya dan terlihat pandangan licik.
Moon-sik
ternyata tak menghampiri Shi-on tapi malah masuk keruang dalam gereja, dari
pandangan matanya aku tahu kalau dia sudah menyadari keberadaan Shi-on.
Shi-on
mengikuti Moon-sik, dia masuk keruangan dengan waspada. Namun sayang dia
kehilangan jejak Moon-sik.
Shi-on
masih celingukan, ternyata Moon-sik sudah ada dibelakang Shi-on. “apa yang
membawamu datang kemari Ketua Tim Yang?”
~~~