Sinopsis Good Doctor Episode 4 part 2
Posted: Minggu, 25 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label: Good Doctor
0
dr. Go mengumpulkan para orang tua untuk membicarakan masalah Shi On, tentu saja para Orang Tua ingin Shi On dipecat dari RS, Tapi dr. Go tidak memiliki kewenangan itu? Mengapa? Bukankah dr. Go adalah Kepala Departemen Pediatri? Jika dia tidak berwenang, lalu siapa yang berwenang?
dr. Go menjelaskan dr. Park Shi On adalah kasus lain. Dia khusus direkrut sebagai upaya rumah sakit untuk merehabilitasi kecacatannya. Lalu pada siapa mereka harus mengeluh? dr. Go menyerankan mereka untuk berbicara dengan Direktur,,, tapi akan lebih baik lagi jika mereka pengaduan atau petisi tertentu yang ditanda tangani dan mereka mengadukannya pada yayasan.
Apakah mereka bisa melakukannya. Tentu saja, para orang tua sangat bersemangat mendengar ide itu. Diam-diam dr. Go tersenyum kecil dia merasa dia punya kesempatan sendiri untuk menyingkirkan Park Shi On dengan mudah, dan tentu saja itu sekaligus menyingkirkan direktur Choi juga.
In Hae mencoba bertanya pada anak-anak, apakah dr. Park Shi On sengaja membuat mereka terluka di gudang? Salah satu anak menjawab, sebenarnya dr. Park sepertinya tidak sengaja, dia hanya perpegangan saat barag-barang di rak terjatuh.
“Lalu mengapa kalian membuatnya seolah dia sengaja melakukannya untuk menakuti kalian?” Salah seorang anak menjawab jika waktu itu dia merasa takut.
In Hae memberitahu jika dr. Park Shi On melakukan hal itu karena dia ingin dekat dengan mereka. Tapi para anak-anak tetap saja merasa takut pada Shi On. mereka beranggapan bahwa dr. Park Shi On adalah dokter yang aneh. In Hae sudah tak bisa bicara apapun lagi.
dr. Go berbicara dengan Kim Do Han dan Yoon Seo di ruang staf Pediatri. dr. Go memutuskan untuk memindahkan semua pasien Park Shi On ke dokter lain. Kim Do Han mengeluhkan jika seperti itu para dokter yang lain akan kelebihan pasien. Semua itu bukan keinginan dr. Go itu adalah keinginan para wali.
dr. Go berpikiran, jika Shi On tetap seperti ini, lama-lama dia bisa membunuh pasien. Yoon Seo merasa dr. Go berlebihan. “Kau masih berbicara begitu, setelah melihatnya sendiri?”
Yoon Seo berkata dia memang melihatnya sendiri, dia melihat bahwa Park Shi On tidak melakukannya denga sengaja. Tapi tetap saja anak-anak itu terluka. d. Go merasa kesal dan mengumpat, seharusnya mereka tidak menerima Park Shi On sejak awal.
Setelah dr. Go pergi, Kim Do Han berpendapat bahwa apa yang dikatakan dr. Go itu benar, untuk sementara akan lebih aman jika semua pasien Park Shi On dipindahkan ke dokter lain dan membiarkannya untuk berada di bangsal saja dan melakukan pemeriksaan rutin.
Ya Eun salah satu pasien di bangsal anak, merasa perutnya sangat sakit. Ibunya bingung dan terus bertanya dimana yang sakit, teman-temannya merasa cemas dengan keadaannya termasuk In Hae yang ada disana. Anak itu merasa sakit di bagian perutnya, “Rasanya seperti ancing, ancing, wung, wung.” Ibunya bingung dengan apa yang dikatakan Ya Eun.
In Hae berinisiatif untuk membawa Shi On agar memeriksa anak itu. Setelah Shi On datang, dia berkata, bahwa dia akan memeriksa anak itu. Tentu saja si ibu tidak setuju, “Apa yang kaulakukan? Kau melukai mereka, dan sekarang apa yang ingin kaulakukan?”
In Hae merasa si ibu keterlaluan. “Ahjuma… Bagaimana kau bisa bicara seperti itu pada Dokter?” Si Ibu tidak peduli dan meminta In Hae untuk menutup mulut. Dia tidak akan mengijinkan dr. Park Shi On untuk menyentuh tubuh putrinya.
Si Ibu berteriak, “Jangan pernah mendekati anak-anak kami lagi.” Shi On bersikeras bahwa dia harus tetap memeriksa keadaa anak itu. Si Ibu berkata itu tidak perlu dan meminta Shi On segera keluar dengan nada galak. In Hae merasa ini sudah tidak baik. Akhirnya In Hae mengajak dr. Park Shi On nya untuk keluar dengan menggandeng tangannya.
Kim Do Han melakukan salam perpisahan dengan tim Pediatri karena dia akan menjalani hukuman skorsingnya. Kim Do Han berkata agar mereka bekerja keras selama seminggu dan jika ada masalah darurat mereka harus segera menghubunginya, “Kami akan mengurus segalanya. Jangan khawatir dan beristirahatlah.”
Kim Do Han tertawa kecil, “Mendengar kalian akan mengurus segalanya adalah hal paling mengerikan bagiku.” para dokter tim Pediatri pun ikut tertawa mendengar gurauan Profesor mereka. Kim Do Han berpesan, “Selama aku tak ada, patuhi perintah Dr. Cha.” Kim Do Han pun memberi pesan khusus pada Yoon Seo untuk mengunjungi orang tua bayi premature.
Kim Do Han meninggalkan tim nya dan meminta mereka untuk tetap bekerja keras.
Sebelum meninggalkan RS, di jalan, Kim Do Han bertemu dengan Park Shi On yang memberi salam padanya dengan sedikit ketakutan. Kim Do Han berhenti dan berkata pada Park Shi On, “Selama aku tak di sini, jangan melakukan apa pun selain makan, tidur, dan bernapas. Kau tak suka melihat orang lain terluka dan menderita, 'kan?”
Shi On mengangguk, “Ya. Aku sangat tak menyukainya. Benar-benar tak menyukainya.”
“Maka pikirkan ini. Saat Kau bertindak atas kehendakmu sendiri, betapa sakit dan menderitanya rekan kerjamu.” Kim Do Han memberi peringatan pada Park Shi On secara tersirat.
Setelah mendapatkan peringatan dari Kim Do Han, Park Shi On merenung di tepi lapang basket. Dia melihat para dokter bagian lain yang sedang bermain basket. Bola basket itu terlempar ke arah Shi On, saat akan mengambil bola dari Shi On, salah seorang dokter menyapanya, “Kau dari Departemen Bedah Anak?” Shi On menjawab, “Ya”
“Kami dari Departemen Bedah Syaraf. Kau ingin ikut bermain?” Shi On tadinya hanya terpana, akhirnya dia ikut main juga (Bedah syaraf? waduh~~~ langsung teringat professor Lee Kang Hyun di Brain)
Shi On bermain basket bersama para dokter dari departemen bedah syaraf, dia kebingungan karena bola terus di lempar-lempar dan dia tak pernah punya kesempatan mendapatkan bola.
Saat akhirnya Park Shi On menerima bola, dengan penuh semangat melemparkan bola itu menuju ring, padahal jarak dia dari ring sangatlah jauh. Walhasil Shi On gagal memasukan bola karena dia pun melakukan lemparan vertikal.
Saat akhirnya Park Shi On menerima bola, dengan penuh semangat melemparkan bola itu menuju ring, padahal jarak dia dari ring sangatlah jauh. Walhasil Shi On gagal memasukan bola karena dia pun melakukan lemparan vertikal.
Semua orang merasa kecewa, dan Shi On hanya bisa tertunduk menerima tatapan kecewa para dokter bedah saraf itu. Seharusnya Shi On melemparkan bola itu pada lempar satu tim nya agar bola itu bisa masuk ke dalam ring bukannya dilemparkan sendiri dari jauh, itulah gunanya kerja sama tim. Dan Shi On belum memahami itu.
Yoon Seo mengunjungi orang tua bayi premature, dia menanyakan kabar ibu dari sang bayi yang sudah semakin sehat setelah bayinya berhasil diselamatkan. Ibu bertanya bagaimana keadaan bayinya? Yoon Seo menjawab, nafasnya masih lemah tapi dia akan baik-baik saja.
Yoon Seo kemudian tertarik pada lukisan yang tertempel di dinding dekat tempat tidur si Ibu. Lukisan seorang ibu dan bayinya, “Siapa yang melukis itu? Lukisannya sangat bagus” si Ayah menjawab, “Dokter Park Shi On”
Ternyata Shi On melukis gambar itu ketika dia berada di dalam bisa saat berangkat ke RS tadi pagi. Shi On bahkan memberi nama pada bayi itu, “Aku memberinya sebuah nama. "Dong" yang berarti gerak. Dan "Soo" yang berarti tangan. Artinya dia akan menggerakkan tangannya dengan baik. Dong Soo, saat dia tumbuh besar, seperti kakakku, Pandai bermain basket, voli, dan bisbol.”
Orang tua bayi premature mengatakan pada Yoon Seo, mereka memberi nama anak mereka Dong Soo, seperti nama yang diberikan Park Shi On. Karena yang memberikan nama adalah orang yang menyelamatkan nyawa bayi itu, mereka yakin Dong Soo akan berumur panjang.
Mendengar penuturan orang tua Dong Soo dan lukisan yang digambar Park Shi On, Yoon Seo merasa terharu.
Yoon Seo mengunjungi Dong Soo di ruang inkubasi nya. Dia menatap Dong Soo penuh haru dan mencoba meraih tangan kecilnya. Ternyata Dong Soo merespon dan mengenggam jari Yoon Seo “Kau melakukannya dengan baik. Jangan memegangnya terlalu keras, kau akan kehabisan tenaga.” Yoon Seo tersenyum dan berterimakasih pada Dong Soo.
Seorang perawat mencemaskan keadaan Seo Joon yang tidak mau makan dan kesulitan tidur sehingga dia menjadi lemah. Perawat tersebut melaporkannya pada Kepala perawat saat Shi On sedang berada di meja informasi. Kepala perawat merasa itu sangat tidak baik, apalagi Seo Joon akan segera pulang, mereka juga tidak bisa memberinya obat tidur dan ibunya pergi bekerja. Saat ini Seo Joon sedang sibuk menghitung domba agar bisa tidur.
Shi On menjadi cemas mendengar hal itu dan berkata, “Aku akan memeriksanya” Kepala Perawat berusaha mencegah, namun Shi On sangat tangkas, dia bergegas pergi ke kamar Seo Joon. Yoon Seo datang dan mencegah kepala perawat untuk mengejar Shi On. Yoon Seo merasa Shi On pasti akan menangani Seo Joon dengan baik.
Shi On masuk ke kamar Seo Joon yang sedang sibuk menghitung domba. Seo Joon menolaknya, “Pergilah! Apa dokter ingin menggangguku lagi?”
“Tidak. Aku dengar kau tidak bisa tidur”
Seo Joon mengabaikan Shi On dan memintanya untuk pergi. Seo Joon kembali menghitung domba, “13 domba… 14 domba…”
“Seharusnya kau tidak menghitung domba” Shi On berpendapat. Seo Joon jadi penasaran, “Kenapa?”
Shi On bertanya “Do you know how to speak English?” Seo Joon berbangga diri, “Of course, I'm the best of my class.”
Shi On kemudian bertanya, Apa bahasa inggrisnya domba? “Sheep” Lalu apa bahasa inggrisnya tidur? “Sleep” . Pengucapan kata "sheep" dan "sleep" terdengar sama. Itu lah sebabnya mereka yang berbahasa Inggris menghitung domba untuk mencoba tidur.
Seo Joon membuat kesimpulan, “Kalau begitu yang memakai bahasa Korea tak perlu menghitung domba?” Shi On membenarkan, hanya yang berbahasa inggris yang bisa mengantuk dengan menghitung domba. Jadi mereka harus mencari kata yang mirip dengan “jahm” (tidur dalam bahasa Korea) Hmm apa ya? “jahm-jari” (capung dalam bahasa Korea)
Seo Joon senang karena bisa menemukan kata yang pengucapanhya mirip dengan tidur dalam bahasa Korea. Seo Joon pun mulai menghitung capung, “ satu capung, dua capung…” dan Seo Joon benar-benar mengantuk. Seo Joon merasa dirinya akan segera tertidur. Seo Joon terus menghitung capung ditemani Shi On disampingnya hingga dia benar-benar bisa tertidur.
Shi On senang karena dia bisa mengatasi kesulitan tidur yang dialami Seo Joon. Sementara Yoon Seo menatap apa yang apa yang diajarkan Shi On pada Seo Joon dari balik pintu kamar. Yoon Seo tersenyum melihat apa yang telah dilakukan Shi On. Hmm,,, sepertinya Yoon Seo sudah tidak kesal lagi pada Shi On.
In Young sedang membereskan barang-barang di kamar In Hae, dia pamit untuk pergi dan memberi beberapa wejangan pada adiknya agar tidak terlalu sering keluar kamar supaya cepat sembuh. Sambil lalu In Hae menyetujuinya, tapi In Young tahu In Hae tidak serius, dia memperingatkan adiknya itu.
In Hae lalu bertanya, “Eonnie… Di mana kakak bekerja di malam hari?” In Young sedikit gugup mendapat pertanyaan itu dari sang adik. In Young menjawab dia bekerja di minimarket. In Hae berkoemntar, pantas saja kakaknya itu terlihat kurang sehat. Pasti dia sangat lelah kan?
In Young tidak ingin mempermalasahkan hal itu, dia meminta In Hae untuk fokus pada perawatannya agar cepat sembuh. In Hae jadi merasa bersalah karena sudah membuat kakaknya sangat bekerja keras, “Eonnie,, maafkan aku” In Young jadi merasa tak nyaman dan meminta In Hae untuk tidak berkata seperti itu lagi. In Young pun pamit pada In Hae dan segera keluar dari kamar rawat adiknya.
In Hae langsung gerak cepat, dia mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada dr. Han Jin Wook bahwa kakaknya sudah keluar dari kamarnya. Jin Wook senang mendapat sms itu. Dia pun bergegas pergi mencari In Young.
“Na In Young-ssi” panggil Jin Wook setelah menemukan gadis itu. In Young menoleh, “Ya, Dokter” Jin Wook berkata ada yang ingin dia bicarakan, karena In Young terlihat buru-buru dia akan berbicara dengan singkat.
In Young jadi cemas, “Apakah kondisi In Hae memburuk?” Jin Wook menjawab bukan itu yang ingin dia bicarakan. Dengan ragu-ragu dan malu-malu, Jin Wook akhirnya memberanikan diri mengatakan tujuannya memanggil In Young, “Tidak, bukan itu. Apa kau ada waktu akhir minggu ini?” In Young jadi merasa bingung dengan pertanyaan Jin Wook.
“Aku punya 2 tiket konser. Jika kau ada waktu, kita bisa pergi bersama.” Ahaaa,, ternyata ajakan kencan dari dr. Han Jin Wook^^ Sayangnya In Young tidak memberikan jawaban yang diharapkan Jin Wook (dan aku #eh?)
“Maaf. Aku berterima kasih dokter sudah mengajakku. Tapi aku agak kurang nyaman sebagai wali pasien. Mulai sekarang... Kuharap anda tak akan melakukan ini lagi.”
Jin Wook hanya bisa melongo mendengar jawaban In Young. Dia tak sempat berkata apa-apa lagi, In Young sudah keburu pergi. Jin Wook mencoba mencegah, tapi In Young sudah berlalu, akhirnya Jin Wook berdiri dengan bingung setelah di tolak In Young (poor dr. Han ~.~)
Perawat Jo dan In Hae memperhatikan adegan tersebut dari jauh. Perawat Jo berkomentar, “dr. Han memang tampan, tapi dia tidak pandai memikat hati wanita” In Hae jadi kesal sendiri, “Apa semua dokter seperti itu? Dia benar-benar tidak punya keterampilan”
Perawat Jo membenarkan kata-kata In Hae, padahal In Hae sudah memberikan kesempatan pada Jin Wook untuk mengajak kakaknya untuk berkencan, tapi hanya itu yang bisa dia lakukan? berdiam diri saja setelah ditolak. In Hae sangat menyayangkan hal itu.
WaPredis Kang datang menemui seseorang misterius yang sedang menonton pertandingan bisbol. WaPresdir Kang terlihat sangat menghormati orang itu, dia bertanya mengapa beliau tidak beristirahat dulu dan malah langsung mengajaknya bertemu di lapangan seperti itu. Pria misterius itu berkata bahwa dia merasa jauh lebih baik saat melihat orang-orang sehat.
Pria itu menoleh pada WaPresdir Kang,, jeng,, jeng,, (eh,, dia yang jadi Detektif Choi Moon Shik - Sunbae nya Gun Woo di Who Are You kan? ) Pria itu bertanya, “Kau butuh waktu berapa lama lagi?” WaPresdir Kang menjawab dengan mantap jika dia akan menyelesaikannya dalam 3 bulan.
Pria itu merasa sangat heran, “Kau biasanya sangat cepat” WaPresdir Kang jadi tidak enak hati, “Kurasa kali ini agak sedikit berbeda. Maaf, Pak. Jangan mencemaskannya” Pria misterius itu paham, karena hal itu pasti ada alasannya.
WaPresdir Kang jadi penasaran, “Boleh aku bertanya kenapa anda mendadak datang ke Korea?” Pria itu menjawab bahwa dia sengaja datang untuk melihat WaPresdir Kang.
“Angsa bertelur emas tak bisa bertelur jika tak diberi makan. Pastikan mereka tak mati kelaparan. Dan jangan diberi makan terlalu banyak juga.” ujar pria itu. WaPresdir Kang mengerti maksud orang yang di hormatinya itu, “Baik, Pak. Aku akan mengingatnya” (Siapa sebenarnya pria misterius itu?)
Chae Kyung datang ke sebuah restoran dan menemui Direktur Choi dan,,, ibu tirinya. Direktur Choi sengaja mengundang Chae Kyung untuk makan siang bersamanya. Chae Kyung duduk di hadapan Presdir Lee dan disamping Direktur Choi.
“Kenapa tiba-tiba anda memanggilku?” tanya Chae Kyung ramah pada Direktur Choi. Direktur merasa tidak ada salahnya melakukan hal itu, karena walaupun mereka bekerja di gedung yang sama dia tak pernah bertemu dengan Chae Kyung.
Direktur Choi terdengar kecewa karena sudah lama Chae Kyung tidak mampir ke kantornya. Chae Kyung pun meminta maaf. Chae Kyung pun mulai beralasan bahwa departemen perencanaan sangat sibuk, direktur Choi paham betul mengenai hal itu.
Presdir Lee mulai bersuara, “Ketika dia masih kecil, dia akan datang pada anda dan menanyakan ini dan itu...” Chae Kyung langsung menoleh pada ibu tirinya itu dan memotong perkataannya, “Itu terjadi saat Presdir Lee menjadi istri ayahku.” Presdir Lee langsung bungkam mendengar perkataan tajam Chae Kyung.
Direktur Choi yang merasakan aura tidak bersahabat antara Chae Kyung dan Presdir Lee mengajak keduanya untuk makan. Tapi komentar Chae Kyung adalah, “Entahlah… Aku tak yakin jika aku bisa makan seperti ini.” Seolah mengatakan bahwa dia sedang tidak ingin makan bersama ibu tirinya karena sedang tidak enak hati.
Direktur Choi membujuknya, “Chae Kyung-a, Sudah lama kita tak bertemu, kenapa kau begitu sensitif?” Chae Kyung beralasan dia seperti ini karena Kim Do Han diskrosing akibat ulah Park Shi On. WaPresdir Kang dan Ketua Yayasan Lee sangat ingin menurunkan Direktur Choi dan Presdir Lee dari jabatan mereka, tapi mengapa mereka bisa sangat tenang?
Presdir Lee berpendapat Itu adalah urusan mereka, Chae Kyung tidak perlu memikirkan hal itu dan memintanya untuk fokus pada pekerjaannya.
“Aku tak bisa tak mempedulikannya. Apa kalian tahu betapa kerasnya ayahku bekerja untuk membangun rumah sakit dan yayasan ini?” Chae Kyung merasa Presdir Lee dan Direktur Choi tidak ingin mempertahankan RS Sung Woo lagi dan tidak peduli jika pada akhirnya mereka dilengserkan dan RS Sung Woo diambil alih orang lain.
Presdir Lee tidak senang mendengarnya, “Apakah kau harus mengatakan hal itu?” Chae Kyung merasa dia harus mengatakannya, karena dengan begitu Direktur Choi dan Presdir Lee akan menganggap masalah ini serius.
Direktur Choi meminta maaf karena semua masalah ini terjadi karena kesalahannya. Direktur Choi mengatakan dia akan memastikan supaya Chae Kyung tidak perlu lagi mencemaskan hal itu dan mengajaknya makan.
Karena Chae Kyung sudah mengatakan apa yang ingin dia katakan, sekarang dia sudah bisa makan dengan tenang. (Aishhh,, aku kok makin sebel sama Yoo Chae Kyung kelakuannya kayak anak manja yang keinginananya gak dituruti aja >_<)
Kim Do Han menghabiskan waktu skrosingnya dengan menonton film sendirian di bioskop. Dia memilih film komedi. Namun dia sama sekali tidak tertawa ketika menonton, bahkan disaat penonton lain tertawa karea beberapa adegan di film itu. Kim Do Han sepertinya sama sekali tidak bisa menikmati waktu skorsingnya.
Kim Do Han menghabiskan waktu skrosingnya dengan menonton film sendirian di bioskop. Dia memilih film komedi. Namun dia sama sekali tidak tertawa ketika menonton, bahkan disaat penonton lain tertawa karea beberapa adegan di film itu. Kim Do Han sepertinya sama sekali tidak bisa menikmati waktu skorsingnya.
Shi On sedang mengunting kukunya, dia pun teringat pada perkataan kakaknya, “Kuku adikku tampak seperti bulan sabit” Shi On pun teringat kenangan bersama kakaknya.
Shi On pergi keluar dan melihat bulan sabit, kemudian dia mengarahkan jempolnya yang baru saja di potong menuju bulan sabit yang ada di langit. Ternyata bentuknya sangat pas, kakaknya benar… Kuku Shi On sepergi bulan sabit.
Yoon Seo sedang mengerjakan sesuatu, lalu dia istirahat dan mengambil sebuah boneka perekam dia tiduran di sofa sambil menatap boneka itu. Yoon Seo teringat kata-kata yang selalu di katakan Park Shi On, “Kita harus segera mengoperasinya” Yoon Seo merekam kata-kata itu di bonekanya dan memencet boneka itu untuk mendengarkannya kembali.
Yoon Seo menatap serius pada boneka tersebut. Sambil berpikir bahwa boneka itu Park Shi On, Yoon Seo memikirkan lukisan yang dibuat Shi On untuk ibu Dong Soo (bayi premature) dan juga saat Shi On mengajari Seo Joon untuk menghitung capung agar bisa tidur.
Yoon Seo bertanya pada si boneka, “Park Shi On… Orang seperti apa kau sebenarnya?”
Yoon Seo mulai penasaran pada Park Shi On. Saat akan mencoba tertidur pun Yoon Seo mengikuti cara yang diajarkan Park Shi On pada Dong Soo, menghitung capung.
Seorang anak dalam keadaan kritis dibawa ke sebuah RS, sayangnya itu hanya RS kecil yang tidak ada spesialis anaknya, mereka menolak untuk menangani anak tersebut. Orang tua sang anak membawanya ke RS lain dan mendapatkan jawaban yang sama, apalagi ternyata anak itu harus segera di operasi, dan yang terbaik dia di operasi oleh Dokter dari tim Pediatri.
Kim Do Han dan Yoo Chae Kyung pergi berlibur. Chae Kyung terlihat sangat bahagia, “Rasanya menyenangkan bisa berkencan untuk beberapa saat. Kau juga senang kan?” Tapi saat Chae Kyung menoleh pada Kim Do Han, tunangannya itu malah asyik menatap ponselnya seolah menanti panggilan darurat dari RS.
Chae Kyung tidak senang akan hal itu, dia mendekati Kim Do Han dan mengambil ponselnya, “Ayolah... Nikmati liburan kita” Kim Do Han merelakan ponselnya dan tersenyum terpaksa. Tanpa sepengetahuan Kim Do Han, Chae Kyung menonaktifkan ponselnya.
Yoon Seo sedang memeriksa pasiennya, pasien tersebut dalam keadaan stabil dan baik, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Woo Il Kyu datang dan mengabarkan ada pasien anak perempuan berumur 8 tahun di UGD dengan intususepsi. Yoon Seo kaget mendegarnya dan segera meminta ijin pada ortu pasien yang sedang dia cek, kemudian berbegas pergi ke UGD. Tidak lupa… Yoon Seo juga mengajak Shi On bersamanya.
Tim Pediatri mengecek keadaan pasien dan dokter UGD yang pertama menanganinya menjelaskan seberapa parah keadaan anak itu. Kondisinya sangat tidak baik, bahkan tanda vitalnya pun menunjukan bahwa anak perempuan itu sangat lemah dengan suhu badan 39 derajat, tekanan darah 80/40 serta detak jantung 150 bahkan nafas nya sangat tidak stabil.
Melihat kondisi anak itu, Shi On berkata, “Jika aspirasi respiratori terjadi ketika dia muntah, kemungkinan pneumonia aspirasi.”
Yoon Seo sangat cemas mengetahui keadaannya. Orang tua anak tersebut mengatakan bahwa mereka telah ditolak oleh 5 rumah sakit karena merasa tak sanggup untuk menanganinya. Yoon Seo kaget mendengarnya dan segera memerintahkan untuk segera melakukan tes darah dan menyiapkan ruang operasi.
Yoon Seo dan tim pediatri termasuk juga Shi On, mengecek hasil tes anak tersebut di layar monitor. Ternyata diagnosis Shi On benar tentang pneumonia aspirasinya. Kondisinya benar-benar sudah sangat memburuk. Mereka khawatir bahwa kondisi anak tersebut akan semakin memburuk bahkan setelah operasi. Tapi yang lebih mencemaskan adalah anak tersebut bisa saja kena serangan jantung sebelum operasi dilakukan.
Orang tuanya sangat cemas, mereka jadi bertanya, “Urri Min Hee… apa yang akan terjadi padanya?” Yoon Seo mencoba menenangkan orang tua Min Hee. Saat ini mereka harus memulai dulu operasi nya kemudian melihat perkembangan selanjutnya.
Yoon Seo berkata, “Segera hubungi Profesor... Tidak.. maksudku, hubungi Dokter Kepala Go”
Tiba-tiba saja Min Hee mengalami serangan jantung, semuanya menjadi panik. Yoon Seo dan Jin Wook segera mencoba mengembalikan detak jantung Min Hee yang sempat menghilang sesaat dengan melakukan CPR.
dr. Go tersenyum puas melihat daftar tanda tangan para orang tua pasien untuk surat pengaduan terhadap tindak kelalaian Park Shi On. Ponselnya berdering, dr. Go mendapatkan laporan bahwa ada pasien intususepsidr. dr. Go paham dan berkata dia akan segera kesana, tapi setelah mengetahui keadaan anak itu yang sempat terkena serangan jantung, dr. Go sangat kaget.
dr. Go menemui Yoon Seo, “Apa kau sudah gila? Ini sudah terlambat! Begitu kau buka perutnya, dia akan terkena serangan jantung!” Yoon Seo berpendapat bahwa mereka tidak bisa mengirimnya ke RS lain. dr. Go memperingatkan Yoon Seo, jika terjadi sesuatu pada Min Hee, maka mereka akan disalahkan dan RS akan dituntut.
“Jadi, kita harus menolak pasien gawat hanya karena kita takut resiko tersebut?” Tanya Yoon Seo.
“Aku memberitahumu demi kepentingan departemen dan rumah sakit kita! Mengerti?”
Yoon Seo tidak peduli, dia akan tetap mengoperasi Min Hee. dr. Go menjadi frustasi dan bertanya mengapa tidak ada yang mau mendengarkan kata-katanya. Dengan dingin Yoon Seo berkata, “Karena sebagai seorang dokter, kata-kata anda sangat tidak layak” dr. Go menjadi berang mendengar kata-kata bawahannya itu, “Apa kau bilang?”
Yoon Seo berkata, masalah tanggung jawab, dia akan memikirkannya nanti. Yoon Seo pergi untuk melakukan operasi pada Min Hee. dr. Go jadi blingsatan dan memanggil-manggilnya, “Dokter Cha! Dokter Cha!” Yoon Seo tak menggubris dan tetap pergi.
Yoon Seo kembali ke ruang rawat Min Hee dan mendapat laporan dari Jin Wook bahwa semuanya telah disiapkan. Tapi siapa yang akan mengoperasinya? Yoon Seo berkata, dr. Go menolak untuk melakukan operasi. Jadi… apakah Yoon Seo yang akan mengoperasinya?
Shi On jadi cemas dan panik mendengar dr. Go menolak mengoperasi Min Hee. Shi On kemudian berkata, “ Kita bisa menyelamatkannya. Kita bisa menyelamatkannya. Harus.” Yoon Seo menatap Min Hee, dan dia tahu dialah yang harus menyelamatkan Min Hee.
Setelah lama menatap Min Hee, Yoon Seo berkata, “Yang pertama, kita harus memindahkan pasien” ke Ruang operasi maksudnya.
Chae Kyung sedang mengiris-iris sayuran dan Kim Do Han memperhatikannya. Mereka berdua kemudian saling bertukar senyum.
Saat Chae Kyung lengah, Kim Do Han mengambil ponselnya yang tergeletak di meja. Kim Do Han tidak senang saat menyadari ponselnya mati, dia menatap Chae Kyung dengan kesal dan segera mengaktifkan kembali ponselnya. Kim Do Han kaget saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Yoon Seo, dia tahu pasti ada keadaan darurat di RS.
Saat Chae Kyung lengah, Kim Do Han mengambil ponselnya yang tergeletak di meja. Kim Do Han tidak senang saat menyadari ponselnya mati, dia menatap Chae Kyung dengan kesal dan segera mengaktifkan kembali ponselnya. Kim Do Han kaget saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Yoon Seo, dia tahu pasti ada keadaan darurat di RS.
Kim Do Han segera menelpon Yoon Seo di ruangan lain dan menanyakan keadaannya. Yoon Seo berkata dia akan segera masuk ke ruang operasi, tak ada pilihan lain, dialah yang harus mengoperasinya. Kim Do Han melarangnya dan berkata dialah yang akan mengoperasinya. Bagaimana caranya?
Kim Do Han meminta Yoon Seo untuk menunjukan kondisi pasien melalui ponselnya agar dia bisa mengoperasinya dari jarak jauh. Yoon Seo bersikeras dialah yang akan mengoperasi. Kim Do Han sedikit kesal dan berkata, “Dengarkan aku! Aku yang akan memutuskan operasi pertamamu. Jangan melakukan reposisi manual secara paksa. Pertama, temukan bagian atas dan bawah usus yang tampak baik. Aku segara tiba, jadi bertahanlah” Yoon Seo menyetujui hal itu.
Kim Do Han segera bersiap pergi dan berkata pada Chae Kyung bahwa dia harus segera ke RS karena ada operasi darurat. Chae Kyung berpendapat bahwa ada dokter bedah lain di RS, tapi Kim Do Han mengabaikan pendapat tunangannya itu. “Aku akan segera kembali setelah operasinya selesai. Tunggu aku”
Kim Do Han pun pergi meninggalkan Chae Kyung, sementara Chae Kyung menanggilnya, “Oppa… Oppa..” Tapi Kim Do Han mengabaikannya.
Kim Do Han melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal agar bisa segera sampai ke RS, Jin Wook menelponnya. Kim Do Han menanyakan perkembangannya, tapi belum sempat Jin Wook berkata banyak, ponsel Kim Do Han mati. Habis baterai. Kim Do Han jadi kesal dan membanting ponselnya ke kursi mobil di sebelahnya. Akhirnya dia hanya bisa melajukan mobilnya lenih cepat dari sebelumnya.
Yoon Seo bertanya tentang keberadaan Kim Do Han, Jin Wook melaporkan bahwa tadi ponsel Kim Do Han sudah tidak bisa dihubungi lagi. Yoon Seo berkeyakinan bahwa dialah yang harus melakukan operasi ini.
Di ruangan pengawasan, dr. Go berteriak, “Kau tak mau berhenti sekarang? Ini peringatan terakhir. Hentikan operasinya.” Yoon Seo tak peduli dan berkata bahwa dia akan segera memulai operasinya. dr. Go terus berteriak dan membuat Yoon Seo terganggu. Akhirnya dia meminta Shi On untuk mematikan speker dari ruang pengawasan. dr. Go menjadi semakin geram, karena apapun yang kini dikatakannya tidak akan didengar oleh Cha Yoon Seo.
Yoon Seo pun memulai operasinya untuk mengembalikan intususepsi usus kecilnya ke posisi semula secara manual tanpa harus memotong usus besarnya. Yoon Seo fokus pada operasinya. Park Shi On berkata, “Hati-hati… Hati-hati..” Woo Il Kyu menjadi kesal dan berkatam “Tutup mulutmu”
Yoon Seo dan tim pediatri kembali fokus pada operasinya. Shi On memperhatikan kondisi anak itu, dia merasa ada yang aneh. Jin Wook yang melihat keadaan Shi On bertanya, “Dokter Park. Kau baik-baik saja?”
“Anak ini tak bergerak sebagaimana mestinya.” kata Park Shi On cemas, Woo Il Kyu berpendapat tentu saja dia tidak bergerak karena dia dibius. Bukan itu maksudnya. Yoon Seo merasa para dokter menjadi tidak fokus dan meminta mereka kembali untuk fokus.
Saat Yoon Seo akan melanjutkan operasi ke tahap selanjutnya, Min Hee tiba-tiba terkena serangan jantung. Yoon Seo dkk bergerak cepat, memberinya atropine dan mempersiapkan alat kejut jantung. Yoon Seo berkata dia akan segera melakukan CPR nya, tapi Dokter Anestesi melarangnya nya, karena dia akan mengecek detak jantungnya dulu.
Setelah semuanya di cek, Yoon Seo pun segera memberikan CPR pada anak itu dengan menekan-nekan dadanya. Akhirnya detak jantungnya kembali meski pasih sangat lemah. Alat kejut jantung pun tiba. Yoon Seo mulai menggunakannya dengan energi 50 joule.
Tak ada reaksi, Dokter Anestesi menyarankan untuk menaikan energinya menjadi 100 joule, karena detak jantung Min Hee turun lagi. Yoon Seo melakukannya dan kembali memberi shoot alat kejut jantung pada dada Min Hee. Tapi tak ada reaksi, detak jantung Min Hee sudah tidak kembali lagi.
Yoon Seo masih berusaha, namun tak ada yang berubah, saat itulah Kim Do Han datang dan melihat kondisi ini. Dokter lain menoleh dan berkata, “Profesor…” Yoon Seo masih berharap dia bisa mengembalikan detak jantung Min Hee dengan kembali menekan dadanya sambil berkata, “Kumohon….” dengan lirih. Tapi tidak ada yang terjadi…