Sinopsis Who Are You Episode 4 part 1

Posted: Rabu, 21 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label:
0
Episode sebelumnya, Shi-on bertemu dengan hantu yang tubuhnya terlihat begitu kedinginan. Kemudian dengan petunjuk dari itu pula, dia dapat menemukan sebuah potongan tangan. Karena tak adanya petunjuk dari penemuan potongan tangan itu, DNA ataupun sidik jari tak bisa dilacak.
Sampai sebuah potongan kaki ditemukan digedung konstruksi. Mereka akan mengatasi kasus ini dengan jaksa yangmenangani adalah Jaksa Park Woon Joon. Namun pada akhir episode, saat Shi-on dan Gun-woo serta Jaksa Park serta Inspektur Lee menyelidiki kasus itu. Shi-on melihat bayangan Hantu di tubuh Jaksa Park.
~~~
 
Ni bayangannya, tapi gak jelas karena emang cuma sekilas..


Jaksa Park menyuruh orang yang tak terlibat dalam kasus untuk pergi. Shi-on ingin mengatakan sesuatu tapi bayangan Hantu tampak ditubuh Jaksa Park membuat Shi-on menghentikan kata-katanya karena terkejut dan melirik kesamping.


Benar saja, disana sudah ada si Hantu yang menangis menatap Jaksa Park. Shi-on menatap Jaksa Park lagi, terlihat menyadari sesuatu. Shi-on kembali menoleh ke arah hantu dan menyadari kalau kaki si Hantu sudah tak ada sehingga dia mengambang di udara. Shi-on terkejut.
~~~
EPISODE 4

Gun-woo dan Shi on keluar dari ruang forensik, Shi-on tampak begitu banyak pikiran sehingga memijat-mijat keningnya. Shi-on bertanya kenapa Gun-woo datang ke sini.
Gun-woo seolah tak mau menjawab perihal kedatangannya. Gun-woo menilai Jaksa adalah Jaksa, tapi kenapa Jaksa Park bertingkat seperti itu. Gun-woo mengulang kata-kata Jaksa Park, “ ‘Apa? Orang-orang yang tidak berhubungan dengan kasus harus pergi?’ Kenapa kita tidak berhubungan? Jika kita tidak menemukan potongan tubuh, dia tidak akan bisa melakukan investigasi. Baj*ngan.. Aku merasa kasihan kepadanya, jadi aku mencoba untuk menjaganya.”
Shi-on bingung kenapa Gun-woo merasa kasian pada Jaksa Park. Gun-woo memberitahu kalau sehari sebelum pernikahan tunangannya kabur.
“Tunangannya kabur?” Shi-on mencurigai sesuatu.
~~~



Shi-on mencari tahu profil Jaksa Park dan mencari beritanya di internet. Shi-on menemukan berita tentang kabar pernikahan Jaksa Park. Shi-on melihat berita itu, disana terpampang foto pre-wedding Jaksa Park dan Hantu.
Shi-on mengingat kilasan saat Gun-woo merasa kasian akan pernikahan Jaksa Park yang gagal. Saat Hantu juga menangis menatap Jaksa Park diruang forensik.


Gun-woo masuk keruang kantor karena dipanggil oleh Shi-on. Shi-on mmengirim permintaan ke Tim Angkatan Investigasi Gabungan untuk memindahkan Gun-woo ke tim mereka. Gun-woo bertanya kenapa dia.
Shi-on : “Detektif Cha, Kau memiliki pengalaman dan yang paling penting kau adalah orang yang memulai kasus ini. Sebagai penyidik tim investigasi. Ini permulaan yang bagus kan? Lagipula kau tidak suka bekerja di sini.”
Gun-woo : “Bagiku ini bukan ide yang buruk. Apa kau akan baik-baik saja? Sendirian dengan dua anak baru tersebut?”
Shi-on menyuruh Gun-woo jangan khawatir yang penting Gun-woo melakukan kerja yang baik di Angkatan Investigasi.


Gun-woo merasa kalau dia tak punya pilihan jadi dia akan melakukan yang terbaik. Gun-woo ngeloyor pergi tapi Shi-on memanggilnya, awasi Jaksa Park dan memberitahu kalau ada sesuatu yang terjadi. Gun-woo meng-iya-kan.
~~~

Moon-sik sedang bersama Gun-woo. Moon-sik memberitahu kalau ada permintaan dari Tim Investigasi Seoul untuk penambahan personil dan Shi-on sangat merekomendasikan Gun-woo mungkin karena Gun-woo menemukan potongan tangan dan sangat memenuhi kualifikasi.
Gun-woo tak hanya termenung, tak sependapat dengan alasan Moon-sik tentang perekomendasiannya. Dia teringat ketika dia meminta dipindahkan karena tak bisa terus bekerja dengan wanita gila. Gun-woo menghela nafas, sepertinya dia menyesal dengan permintaannyasendiri.


Moon-sik menyuruh Gun-woo untuk belajar dari dia (him..merujuk pada Jaksa Park mungkin). Tapi yang lebih penting jaga dirimu. “kau mengerti?”
Moon-sik tak menerima jawaban dari Gun-woo karena dia sedang sibuk dengan pekirannya. Moon-sik menghentakkan minumnya kemeja, “kau mengerti?”
Gun-woo langsung mengangguk, iya.
~~~

Markas Investigasi Polisi Gabungan
Gun-woo sudah ada dimarksa mendengarkan penjelasan dari Inspektur Lee.
Jaksa Park datang, semua langsung membungkuk hormat. Jaksa mendekat, sekilas dia melirik Gun-woo.



Jaksa Park bertanya pada Bagaimana hasil tes forensik dari CSI.
Inspektur Lee menjelaskan, “Potongan tubuh yang ditemukan di lokasi konstruksi dan yang ditemukan di gunung, berasal dari tubuh yang sama.”
Jaksa menanyakan keanehan dari tempat kejadian perkara. Inspektur Lee menjelaskan kalau di tempat konstruksi sudah terbengkalai selama dua tahun.
Menurut Jaksa Park, pelaku sudah sangat mengenal itu ataupun dia sudah mengawasinya selama beberapa saat. “Dalam radius 10 km dari dua tempat yang wilayah belum maju dan wilayah kosong”
Jaksa Park menyuruh untuk memberitahu kepolisian setempat karena mereka harus kesana dalam satu jam.

Semua anggota yang mengikuti penjelasan dari Jaksa Park dan Inspektur Lee segera bubar.
Salah seorang penyelidik memberitahu pada Jaksa Park kalau tak jauh dari tempat kejadian ditemukan sebuah koper dan mereka menemukan sebuah sampel kulit. Jaksa Park segera melihatnya.
Gun-woo yang tadinya sudah bubar,ikut nimbrung melihat koper itu. Dia mengingat-ingat koper yang dimaksud.


Gun-woo berfikir, “Apa? Berarti gelandangan tersebut mengambil tas dari Pusat Kehilangan dan Ditemukan, apa ada hal yang berkaitan di dalamnya?”
Jaksa Park bertanya dengan kesal, Ada apa Detektif Cha?
Gun-woo mengatakan kalau dia pernah melihat koper itu. Menurut Jaksa Park koper itu umum digunakan dan tak ada nama yang tertera. “kenapa kau bisa yakin? Dimana kau melihatnya”
Gun-woo mengatakan kalau dia melihatnya di pusat kehilangan dan ditemukan.



Jaksa Park menertawakan Gun-woo. Bagaimana Gun-woo begitu yakin.
Gun-woo membela diri kalau itu memang terlihat sama persis. Jaksa Park sinis pada Gun-woo, “Aku tahu kau menemukan bagian tubuh sekali dengan keberuntungan. tapi kasus ini bukanlah permainan anak-anak. Ini bukanlah tempat bersantai seperti Pusat Kehilangan dan Ditemukan.”

Gun-woo kesal tapi tak bisa melawan.
~~~



Shi-on membuka lembar demi lembar album foto pre-wedding Yoon Hee (hantu) dan Jaksa Park. Shi-on bertanya apakah setelah Yoon-hee menghilang ibu Yoon-hee menghubungi Jaksa Park.
Ibu mengaku kalau dia tak pernah sekalipun menghubunginya. Shi-on bertanya apa Yoon Hee punya pria lain.
Ibu Yoon Hee yakin kalau putrinya bukan orang seperti itu.


Ibu memberitahu kalau Yoon-hee tak memiliki kesehatan yang baik. Fakta ini membuat Shi-on sedikit terkejut.
Ibu melanjutkan kalau anaknya seperti begitu menderita karena memiliki sakit asma yang parah. Ibu Yoon Hee menggenggam tangan Shi-on untuk memohon agar dia menemukan putrinya.
~~~


Gun-woo berjalan dilorong yang penuh akan gelandangan. Dia sedang mencari Ki-chul, dia menemukannya sedang tertidur lelap.
Gun-woo membangunkan Ki-chul. Ki-chul menguap, dengan malas dia bertanya ada apa. Gun-woo mengatakan kalau dia akan mengembalikan KTP Ki-chul. Tapi saat Ki-chul akan mengambilnya, Gun-woo menarik KTP Ki-chul. Gun-woo mengeluarkan foto koper perak, kau tau ini?
Ki-chul bingung, hanya melirik Gun-woo.


Gun-woo menatap Ki-chul setengah menakuti,  “Paman, Kau koper ini kan? Baiklah, pria yang mengambil koper ini. Kamu mengingatnya kan?”
Ki-chul menatap foto itu, dia kemudian melirik kearah Gun-woo. Ragu.
~~~



Gun-woo menempel sketsa orang yang mengambil koper dari Ki-chul. Dia sedang bersama Jaksa Park dan Inspektur Lee.
Jaksa Park menganalisa urutan kejadian, “Tersangka yang mengambil tas dan dengan sengaja meninggalkan tangan di hutan. Lalu meninggalkan potongan kaki di lokasi konstruksi”
Gun-woo menujuk sketsa Pria Koper, “Dia adalah tersangkanya”



Jaksa Park merasa kalau Gun-woo sangat naif. Bagaimana dia bisa menyimpulkan tersangka hanya dengan sebuah keterangan dari gelandangan. Bagaimana kalau mereka ada dalam satu pihak?
“oleh karena itu kita harus menangkap dan menginterogasinya, Aku akan menangkapnya sendiri.” Saran Gun-woo.


Inspektur Lee (aku bingung di sub yang ini detektiv terus yang satu inspektur) melirik Jaksa Park. Jaksa Park menyuruh Ins. Lee untuk menangkap gelandangan itu, ” Dan, ambil rekaman CCTV dalam radius 3 blok dari tempat kejadian perkara.”
Det. Lee menyanggupi perintahnya. Mereka berdua pergi meninggalkan Gun-woo yang terlihat kesal karena analisanya selalu dibantah.
~~~

Seorang ibu keluar dari rumah membawa dua buah kantong. Penjaga menawarkan untuk membawakan barang si-nyonya. Si-nyonya ini tampak tak bersemangat. Penjaga bertanya apa Jaksa ada diluar lagi?
Masih dengan tak bersemangat dia mengatakan kalau dia tak tau.


Si nyonya masuk kerumah lagi.
Shi-on menghampiri penjaga, Shi-on bertanya apakah dia(si nyonya) adalah ibu Jaksa Park. Penjaga meng-iya-kan lalu bertanya siapa Shi-on.
Shi-on mengeluarkan Idnya, “Pusat Kehilangan dan Ditemukan Perwira Yang Si On.”



Petugas menyakan apa yang diinginkan Shi-on sehingga mencari Ibu Jaksa Park.
Shi-on belum sempat menjawab apapun, Jaksa Park datang. Petugas pun pergi.
Jaksa Park : “Tidakkah kau berlebihan? Maksudku, seorang inspektur melakukan investigasi di rumah seorang jaksa?”
Shi-on tersenyum, “Aku rasa orang yang harus diselidiki adalah kau, Jaksa Park. Tentang hilangnya Jang Yoon Hee.”


Jaksa Park berteriak kesal, “Apakah kau tahu apa yang kau bicarakan? Kalau aku melihat kamu bermain-main, aku tidak akan diam saja.”
Shi-on tetap diam menatap Jaksa Park tak bergeming.
~~~

Pria Koper menerima sebuah panggilan dari seseorang, “Ya, aku mengerti.”
Pria Koper menyelesaikan panggilannya. Dia kemuan menyuruh pada rekannya untuk melajukan mobilnya, pergi.
~~~



Bayangan Shi-on tampak dari kaca spion, Gun-woo yang memang sedang menunggu Shi-on segera keluar menghampirinya. Shi-on bertanya apa yang Gun-woo lakukan didepan rumahnya?
Gun-woo tak perduli dengan pertanyaan Shi-on. “Bagaimana kamu tahu?”
Shi-on bingung. Gun-woo menanyakan apakah Ada sesuatu yang mencurigakan tentang tas milik gelandangan itu.


Shi-on dengan tak semangat mengatakan kalau dia tak tahu apa-apa.
Gun-woo merasa kalau beberapa orang akan berfikir kebetulan tapi bagaimana Shi-on berlari menuju gunung.
Shi-on berusaha mengalihkan pembicaraan, “Aku sudah meminta Pak Kepala untuk pemindahan departemen untukmu, Jadi tunggu saja.”


Shi-on berjalan pergi meninggalkan Gun-woo. Gun-woo bertanya, Apa ini hari terakhir?
Shi-on : “Bukankah kamu minta untuk dipindahkan dari tim?”
Gun-woo : “Apakah kita memulainya sebagai sebuah tim?”
Shi-on merasa kalau ini sudah malam dan menyuruh Gun-woo pulang.
~~~



Shi-on masuk kerumah, dia menyalakan lampu tapi tiba-tiba lampu menjadi mati-nyala-mati. Shi-on langsung waspada. Lampu mati agak lama.
Sebuah tangan membekap mulut shi-on, Shi-on melawan tapi si pelaku ini seorang laki-laki dengan masker. Shi-on menginjak kaki Pelaku dan segera berbalik memukul wajahnya. Pelaku tersungkur, Shi-on segera melemparinya dengan apa yang ada didekatnya.
Gun-woo mendengar keributan, dia yang akan tak jadi pergi dan berbalik.




Ternyata dibelakang Shi-on ada Seorang yang lain segera membekap Shi-on lagi. Pelaku yang tersungkur bangkit dan mengambil vas untuk dipukul ke Shi-on.
Tepat saat itu, Gun-woo masuk kerumah segera memukul pelaku yang mengambil vas. Gun-woo melawannya, tentulah Gun-woo yang menang di duel ini.



Pelaku satunya melepaskan Shi-on dan mengambil pisau yang telah disiapka. Dia akan menusuk Gun-woo tapi Shi-on menangkap tanganya. Pelaku menghempaskan tubuh Shi-on hingga dia tersayat lengannya.
Gun-woo berbalik menyadari, namun posisi membuat Gun-woo terjepit. Dia mencari alat untuk melawan. Gun-woo mengambil remote dan memukulnya pada pelaku. Remote vs pisau.
Saat ada kesempatan mereka pun kabur. Gun-woo mencoba mengejarnya namun tak berhasil.


Gun-woo melihat darah mengalir dari lengan Shi-on, “Kemana kau pikir kau akan pergi dengan itu(luka)?”
Gun-woo menyeret Shi-on masuk.
~~~

Gun-woo membersihkan luka Shi-on, “Wanita macam apa yang terluka karena pisau? Apakah kamu tidak menikah?”
Shi-on merasa kalau tidak akan apa-apa, waktu akan menyembuhkannya. Shi-on menyuruh Gun-woo untuk pulang.


Gun-woo tak menanggapi perintah Shi-on. Dia menyingkirkan bantal yang ada disofa dan berbaring disana.
Shi-on menatap Gun-woo, Apa yang kau lakukan?
Gun-woo memejamkan matanya, “Aku sedang tidak menggodamu, jadi berhentilah bermimpi. Siapa tahu mereka akan kembali lagi, jadi aku akan berjaga-jaga.”
Shi-on akhirnya luluh, dia melemparkan selimut ada Gun-woo. Gun-woo mengejek Shi-on yang gagal mengusirnya.


Gun-woo menatap kondisi rumah Shi-on, Kondisi keamanan tempat ini sangat buruk.  Gun-woo bertanya dimana keluarga Shi-on. Shi-on mengatakan kalau keluarganya telah meninggal dan tak ada saudara.
Gun-woo menatap kasian pada Shi-on, Kapan mereka meninggal?


Shi-on menatap Gun-woo, saat hari kelulusan di sekolah dasar.
Gun-woo melihat Shi-on sedih, dia mengubah topik pembicaraan. “Orang-orang itu sangat berani. Mereka berani menyerang petugas polisi? Kalau aku menangkap mereka, aku akan-“
Shi-on memotong, “Jaksa Park Woong Jun.”
Gun-woo bingung maksud Shi-on.


Shi-on memberitahu kalau korbannya adalah tunangan jaksa Park. Gun-woo merasa itu tak mungkin, jangan bicara omong kosong.
Shi-on : “Aku juga akan berpikir seperti itu, tapi kamu lihat, kasus tas dengan tangan di dalamnya. dan kaki yang kita temukan. Jika kamu pikir tentang ini, mereka ditemukan terlalu cepat.”
Gun-woo sedikit berfikir tapi kemudian menyuruh tidur.

Gun-woo merebahkan tubuhnya kesofa. Dia terlihat memikirkan kata-kata Shi-on tapi kemudian menggeleng. Menepiskan pikirannya.

~~~

Related Posts by Categories

0 komentar: