Sinopsis Good Doctor Episode 4 Part 1

Posted: Sabtu, 24 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label:
0
Sebelum ke sinopsisnya, aku akan memberitahu bahwa aku mengganti beberapa panggilanku pada beberapa tokoh di drama ini. Wakil Presdir Kang menjadi WaPresdir Kang, Dokter Kepala Go menjadi dr. Go, Dokter Kepala Kim menjadi dr. Kim.  Ini hanya untuk memudahkan penulisan biar nggak kepanjangan saja. Maaf ya^^

Pembedahan Bayi Prematur yang tadinya berjalan lancar mendadak menghadapi masalah. “Ini adalah perofasi CBD” Yoon Seo berseru panik. Itu adalah keadaan dimana Empedu merembes keluar dan menciptakan Tumor Empedu.

Para Dokter Kepala, Diretur dan Wapresdir Kang ikut cemas mendengar kondisi ini. Apakah Operasi berjalan tidak lancar? Orang tua sang Bayi mendoakan kelancaran operasi bayinya. Karena hanya dengan itulah mereka bisa menolong anak mereka.

Yoon Seo menyarankan mereka harus melakukan cholangiojejunostomy* untuk keadaan ini. Tapi Park Shi On berkata mereka tidak bisa melakukan itu. Yoon Seo berteriak, “Apa yang kau katakan? Saat ini, itu adalah satu-satunya pilihan” Shi On nampak cemas dan panik. (*cholangiojejunostomy = Bedah anastomis dari saluran empedu ke jejunum)

Kim Do Han berpikir, kemudian berkata, “Apa yang Park Shi On katakan benar. Saluran Empedunya terlalu tipis dan usus halus tak cukup panjang untuk itu” Yoon Seo jadi semakin panik dan cemas, “Kemudian,,, apakah ada alernatif lain?” tanya Yoon Seo. Kim Do Han mengehela nafas pasrah, “Tidak ada”

Park Shi On mulai meracau dengan gaya bicara robotnya, “Jika kita mengambil lebih banyak waktu, bayi akan berada dalam bahaya. Bayinya kelelahan” Tapi masalah perofasi empedu itu tidak bisa dipecahkan, karena batu empedu menghambat saluran empedu dan tekanan yang dihasilkannya membuat empedu pecah. Untuk sementara mereka tidak bisa memberi  makanan pada bayi karena kondisi usus yang buruk. Semua yang berada di ruang operasi berpikir apa yang sebaiknya dilakukan.

Semua orang yang berada di luar ruangan operasi juga merasa cemas dan panik melihat kondisi kritis ini. dr. Go mencibir, “Inilah sebabnya mengapa orang tidak boleh seenaknya mengambil  operasi bayi prematur pada kondisi kritis.” dr. Kim cemas dengan kondisi ini, “Tidak ada banyak waktu. Apa yang mereka lakukan  hanya berdiri dan berpikir?” 

Lain halnya dengan dr. Go yang malah terlihat senang dan berkata “Dia akan sangat dipermalukan.” dr. Go tertawa sinis memikirkan Kim Do Han yang pada akhirnya akan dipermalukan. dr. Kim heran dengan tingkah koleganya itu dan bertanya, “Bagaimana kau bisa tertawa dalam situasi ini? Pasien bisa saja mati”

WaPresdir Kang merasa cemas dengan hal ini dan bertanya pada dr. Kim, apakah tidak ada jalan lain? Untuk saat ini tidak ada. Bahkan jika mereka berhasil mengangkat tumor empedu dan menutup lukanya, tidak ada jalan untuk mencegah terjadinya perofasi, dan lagi fistula usus yang diciptakan untuk  membuang kotoran pasti akan menyebabkan komplikasi utama. Direktur Choi yang mendengarkan hal itu hanya bisa menutup mata kemudian melirik cemas pada dr. Kim dan WaPresdir Kang yang sedang berbincang, dia juga bingung dan khawatir dengan keadaan ini.

Kondisi bayi semakin menurun, kadar oksigen jenuhnya sudah mencapai 80% dan suhu tubuhnya menjadi 36 derajat. Tak ada solusi yang dapat dilakukan karena kondisinya semakin memburuk. Kim Do Han cemas dan berpikir apa yang harus dilakukan.

Park Shi On menatap kondisi sang bayi, dia berpikir dan menemukan solusi, “Ta,, tabung Drainase… Aspirasi” Yoon Seo berpendapat itu tidak akan memberikan solusi karena itu hanya akan menguras empedu nya keluar saja. Tapi Kim Do Han berpikiran lain, Solusi yang diberikan Park Shi On adalah yang terbaik yang bisa mereka lakukan. Kim Do Han pun memberi perintah untuk menyelesaikan operasi ini dan meminta Wong Il Kyu untuk mengambil tabung drainase yang tertipis.

Yoon Seo masih merasa tabung drainase itu hanya akan sia-sia karena bisa menimbulkan infeksi. Kim Do Han berkata,  “Tekanan di dalam saluran empedu saat ini rendah. Bahkan jika kita tidak bisa menjahit perforasi, kita masih bisa mengalirkan empedu dengan tabung. Kita dapat mencegah peritonitis.”

Park Shi On menambahkan, “Dan juga,  kita bisa mengharapkan penutupan secara alami pasca operasi” Mendengar pendapat Park Shi On, Yoon Seo masih merasa bingung namun WaPresdir Kang yang berada di luar tampak takjub dengan pengetahuan Park Shi On tersebut.

Kim Do Han meneruskan operasinya, “Jahitan PDS 6-0” (PDS 6-0= sejenis benang bedah, 6-0= menunjukan ketebalan benang) Dokter lainpun kembali fokus pada operasi penutupan lukanya. Sepertinya operasi kembali berjalan dengan lancar, semua orang merasa tenang dan senang, hmm,, kecuali dr. Go sepertinya.

Kim Do Han menjelaskan “Bagian yang tampak seperti artefak dari hasil USG, adalah batu empedu kecil yang merupakan penyebab perforasi pada saluran empedu. Itulah mengapa ada sejumlah kecil kebocoran empedu di sekitarnya.Penilaian Park Si On adalah benar.” 

Yoon Seo masih merasa cemas, karena saluran empedu terlalu tipis, bukah kan itu akan semakin tipis setelah jahitan pertama? Kim Do Han paham, dan jika itu terputus mereka akan kesulitan untuk melakukan penutupan alami, karena itu mereka hanya akan membuat beberapa jahitan kecil untuk menyatukannya. Park Shi On yang mendengarkan penjelasan Kim Do Han mengangguk-ngangguk kecil, dia sangat setuju dengan Profesornya itu.

Wong Il Kyu datang membawa tabung drainase, tanpa membuang waktu, Kim Do Han dan tim nya segera melakukan pemasangan tabung drainase pada sang sang bayi. Dan dengan terpasangnya tabung drainase tersebut, maka operasi bayi Prematur ini bisa dikatakan telah berjalan dengan lancar.

WaPresdir Kang merasa takjub dengan operasi tersebut, dia bertanya pada Direktur Choi, “Direktur, apakah ini berakhir dengan baik?” Direktur membenarkan dan tersenyum lega.

Kim Do Han keluar dari ruangan yang dijadikan tempat operasi dan berterimakasih pada Direktur Choi karena telah membiarkannya melakukan Operasi di luar OR (Operasi Room). Direktur malah merasa sangat berterimkasih karena Kim Do Han dan tim Pediatri teah bekerja keras untuk operasi ini. Setelah Kim Do Han memberikan salah, Direktur, WaPresdir Kang, dr. Go dan dr. Kim pergi dari tempat itu.

Kim Do Han menoleh ke belakang, disana ada Yoon Seo dan Shi On yang sedang melihat keadaan dari bayi premature. Kim Do Han merasa lega melihatnya. Kemudian dia menatap Shi On, apa yang dipikirkannya? Entahlah tidak bisa aku tebah, apakah akhirnya dia merasa bersyukur akan keberadaan Shi On, karena tanpa pengetahuan Shi On, mereka belum tentu bisa menyelamatkan bayi itu.

Kim Do Han dan Yoon Seo menemui kedua orang tua bayi. Mereka berterimakasih karena para dokter tidak menyerah pada kondisi bayi mereka. Kim Do Han mengatakan masih ada faktor resiko, jadi mereka masih harus menunggu. Jika bayi nya tetap kuat maka semua akan berjalan dengan baik seriiring waktu berlalu. 

Diluar hal itu Orang tua bayi tetap merasa sangat berterima kasih. Yoon Seo berkata, “Kami yang harus berterima kasih kepada bayi. Karena dia telah berjuang dengan baik” Yoon Seo pun menyarankan agar Ibu Sang Bayi beristirahat dengan baik karena sebelumnya dia tidak mendapatkan perawatan pasca melahirkan dengan baik.

Dr. Go datang dan berterimakasih pada Kim Do Han atas usahannya telah menyelamatkan bayi premature itu. Tapi,,,, dia harus tetap mempertanggung jawabkan tindakannya yang telah berani menyalahi kode etik kedokteran. Jadi Kim Do Han harus kembali ke ruang konferensi bersama Park Shi On. Yoon Seo jadi cemas mendengarnya, apalagi dr. Go mengatakan itu di depan wali pasien.

Park Shi On mengikuti Kim Do Han yang sedang menuju ruang konferensi. Kim Do Han berbalik dan berkata, “Kau bisa pergi ke stasiun” Park Shi On menolak, “Tidak… aku juga harus pergi. Aku harus pergi dan menerima hukuman ku…” 

Kim Do Han jadi geram mendengarnya, “Jika aku mengatakan kau untuk pergi. Maka pergilah.” Park Shi On jadi sedikit ketakutan dan memutuskan untuk pergi. Namun setelah Kim Do Han berbalik dan melanjutkan perjalannya, Park Shi On kembali mengikutinya. Kim Do Han berbalik lagi, “Cepat Pergi!” Kini Shi On tak bisa menolak lagi dan benar-benar menuruti keinginan profesornya untuk pergi.

dr. Go dan dr. Kim merasa heran dengan keputusan WaPresdir Kang, “Apa yang kau katakan, menurunkan beratnya hukuman?” Menurut pandangan WaPresdir Kang jika Operasi bayi premature ini di kenal oleh dunia luar, maka bayangkan jumlah konsultasi yang akan meningkat  ke RS mereka. Dan jika Kim Do Han di skors terlalu lama, maka Rumah Sakit akan menderita kerugian besar.

Tentu saja, dr. Go dan dr. Kim tidak merasa puas. Mereka berharap Kim Do Han tetap dihukum sebagaimana mestinya. WaPresdir Kang tidak berpikir demikian, dia memikirkan profit RS juga. Jadi menurutnya yang terbaik adalah hukuman yang telah dia dan Direktur Choi tetapkan. Dan Untuk Park Shi On, mereka hanya perlu memberi hukuman ringan saja.

dr. Go protes, bagaimana bisa begitu? Park Shi On lah yang memulai semua masalah itu. Bukan kah sudah dikatakan sebelumnya jika Park Shi On hanya mengikuti perintah Kim Do Han saja, jadi mereka akan membiarkannya, seperti yang seharusnya.

Kim Do Han masuk ke dalam ruang konferensi tanpa Park Shi On, ini membuat dr. Go dan dr. Kim bertanya-tanya, “Kemana dr. Park Shi On?” Dengan wajah dingin, Kim Do Han berkata, “Aku bermaksud mengambil semua tanggung jawab. Jika ada hukuman untuk Park Shi On, akan langsung aku sampaikan padanya”

WaPresdir Kang meminta Direktur Choi untuk membacakan keputusan hukuman untuk Kim Do Han. Direktur Choi menatap waswas pada Kim Do Han, tapi bagaimana pun hukuman tetaplah hukuman. Direktur Choi pun mulai membacakan keputusannya.

“Meskipun operasi nya berhasil, fakta bahwa aturan internal telah dilanggar tidak dapat diabaikan. Jadi, profesor Kim Do Han kami menjatuhkan hukuman  satu minggu skorsing dan pengurangan gaji satu bulan. Skorsing resmi akan dimulai setelah pengobatan untuk pasien yang dijadwalkan untuk minggu ini berakhir. Ini akan mulai Senin depan.”

Direktur Choi menatap Kim Do Han dan bertanya, “Apakah kau memiliki keberatan, Profesor Kim Do Han?” Tanpa memnadang direktur Choi, Kim Do Han menyatakan. “Tidak” Dia menerima semua hukuman itu dengan hati sedikit dongkol. Apalagi saat dia tahu bahwa hukuman untuk Park Shi On hanyalah membuat laporan karyawan.

Yoon Seo dan Tim Pediatri lain cemas dengan nasib Profesor mereka. Hong Kil Nam datang dan membawa berita, “Mereka mengatakan satu minggu skorsing dan pengurangan satu bulan gaji.” Yoon Seo merasa jengkel dengan keputusan itu. 

Kim Sun Joo mengeluhkan hal ini, “Ini bukan seperti ada kecelakaan medis, dia hanya melakukan operasi yang sangat sulit berhasil. apakah itu masuk akal?” Tim Dokter Pediatri merasa tidak senang, tapi mereka bisa apa? “Lalu bagaimana dengan Park Shi On?” Hong Kil Nam memberi tahu jika dia tidak diberi hukuman kecuali membuat laporan karyawan, semakinlah Yoon Seo dan Wong Il Kyu terlihat makin jengkel.

Park Shi On datang ke ruang staf tim Pediatri, hal ini membuat semua orang tidak suka. Bahkan Yoon Seo pun menatap tak senang padanya. Wong Il Kyu sangat ekstrim dia mendorong Park Shi On hingga terjatuh,

“Kau,,, bagaimana kau bisa menunjukkan wajahmu disini?”.

Han Jin Wook  menegur Wong Il Kyu, “Apa yang kau lakukan di depan seniormu?”

Il Kyu makin meradang dan bertanya pada Jin Wook, “Apakah kau tidak marah, Sunbae?  Menurutmu siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas semua ini?” Kim Sun Joo mendukung il Kyu, “Dia benar. Mengapa Profesor harus menerima hukuman seperti itu?”

Il Kyu semakin kesal melihat Shi On yang hanya diam saja, “Hei. Kau bahkan tidak bisa mengucapkan hal sederhana seperti ‘Maafkan aku’,  ‘Aku sudah membuat kesalahan besar’ atau sesuatu?”

Park Shi On hanya diam saja, dia tidak tahu harus berkata apa. Dia juga bingung apa kesalahannya dan hukuman apa yang harus dia terima. Il Kyu semakin kejam dengan berkata, “Akh… Kau tidak bisa mengatakan hal-hal tersebut karena tingkat kognitifmu hanya mencapai sekitar sekolah dasar, kan?”

Jin Wook kembali menegurnya, “Woo Il Kyu, Jaga lidahmu!” Tapi Il Kyu sudah sangat kesal, dia berkata bahwa bukan kah mereka juga tahu bahwa Park Shi On hanya akan mengerti jika mereka bersikap kasar. 

Yoon Seo yang sejak tadi menahan amarah menyuruh mereka semua untuk diam. Dia tidak ingin lagi mendengar perdebatan dan meminta mereka untuk bersikap biasa saat Profesornya datang. Yoon Seo mengancam, jika mereka terus berdebat, maka mereka semua akan mati.

Yoon Seo kemudian menarik Park Shi On pergi dari ruang staf tim Pediatri untuk menyelamatkannya dari cercaan Il Kyu yang lebih kejam.

Namun toh,, Yoon Seo juga melampiaskan kekesalannya pada Shi On, “Selama residensi, siapa pun pernah menyebabkan masalah yang tidak disengaja. Aku juga melakukannya. Namun, masalah itu sendiri tidak apa-apa,  yang penting  adalah sikap dalam menghadapinya. Kau benar-benar... tidak memiliki rasa bersalah?”

Park Shi On memandang ke banyak arah dan berkata, “Bayi itu selamat, benar-benar merasa sangat beruntung…” Yoon Seo jadi semakin kesal, “Aku tidak sedang membicarakan masalah bayi itu, tapi tentang kau dan tim kita!”

Yoon Seo mengambil nafas panjang dan berkata, jika Park Shi On kembali membuat masalah, dia tidak bisa lagi membelanya. Dia tidak merasa perlu membela seorang staf yang bahkan tidak mengerti apa itu kerja sama tim.

Yoon Seo masuk ke ruangan Kim Do Han, “Jika kau ingin bertanya apakah aku baik-baik saja, lebih baik kau berhenti dan jika kau ingin melaporkan sesuatu, tinggalkan saja” Yoon Seo tersenyum kecil mendengarnya, tapi bukan itu yang ingin dia sampaikan pada Kim Do Han.

“Profesor,,,  Operasi drainase bayi prematur hari ini, jujur…. aku bahkan tidak bisa membayangkan itu. Aku salah tentang artifact juga, dan Aku salah menilai Seong Hoo  terakhir kali. Namun, Park Si On akurat tentang segala sesuatu. Sama seperti yang  Profesor katakan waktu itu,  dalam hal pengetahuan medis, Park Si On ada depanku  tiga hingga empat langkah. Aku mengakui hal itu”

Kim Do Han menatap heran pada Yoon Seo sambil tertawa kecil seolah sudah tahu kemana arah pembicaraan Yoon Seo, “Apa yang ingin kau katakan?”

“Ini bukan seperti merasa rendah diri, tetapi aku merasa bingung untuk mengakuinya, Jika melihat keterampilannya saja, entah bagaimana aku merasa kita harus tetap menempatkannya di tim Pediatri, Tapi untuk hal di luar itu, aku juga tak bisa menilai dengan baik sekarang.”

Kim Do Han tersenyum lalu berkata, “Biar kutanya satu hal saja. Ada dua pilihan. Pertama, Seorang dokter yang luar biasa tanpa akal sehat. Kedua, Seorang dokter biasa dengan akal sehat. Siapa yang akan kau pilih?”  Yoon Seo bingung mendengar pertanyaan Kim Do Han.

“Seorang jenius dengan gangguang mental menjadi seorang pahlawan hanya dalam buku komik. Daripada pahlawan buku komik, aku lebih membutuhkan mitra yang bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Dan pada akhirnya, itulah yang akan membantu para pasien.”

Yoon Seo tercengang mendengar jawaban Profesornya itu. “Jadi… anda mempertahankan Park Shi On selama ini, hanya karena Direktur?” Raut wajah Kim Do Han mengeras, dia memilih tidak menjawab pertanyaan Yoon Seo dan berkata, “Jika tidak ada lagi yang ingin kau katakan lagi, Pergilah”
Yoo Chae Kyung tidak terima tentang hukuman yang diberikan pada tunangannya. Dia membicarakan masalah ini dengan WaPresir Kang, tapi bagaimana lagi, ini sudah keputusan forum dan tidak bisa diubah lagi. 

Chae Kyung kemudian bertanya, “Apakah Park Si On saja tidak cukup? Direktur dan Park Si On. Aku pikir hanya dua orang berdiri di jalur domino. Namun, baru terpikir olehku bahwa Profesor Kim Do Han mungkin juga terjebak dalam antrian itu.”

WaPresdir kaget mendengar dugaan Chae Kyung dan berkata sepertinya ada kesalahpahaman. Chae Kyung akan senang jika itu hanya sebuah kesalah pahaman. Tapi Jika Kim Do Han menjadi korban dalam pertempuran konyol itu, Chae Kyung tidak akan tinggal diam. 

WaPresdir jadi sedikit panik karena kecurigaan Chae Kyung dia pun meyakinkan, “Selama aku masih berada di posisi ini, tidak akan ada yang jadi korban” (Maksudnya apa ya? WaPresdir ini benar-benar mencurigakan tapi juga bikin bingung)

Na In Hae menerima perawatan dari perawat Jo dan dr. Han Jin Wook ditemani kakaknya Na In Young. In Hae menatap Kakaknya dan dr. Jin Wook seperti sedang merencanakan sesuatu. Setelah Perawat Jo selesai mengganti perbannya, In Hae merasa lega karena perutnya sudah kenyang. 

In Young bertanya Jin Wook, “Apakah infeksinya baik-baik saja?” Jin Wook menjawab dengan lega, ”Ya, untungnya, antibiotik itu efektif, sehingga kondisinya sangat meningkat. Sekarang, dia akan baik-baik saja.” Perawat Jo mengingatkan bahwa In Hae harus tetap meminum obatnya secara teratur.

In Young merasa lega mendengarnya. Jin Wook melirik In Young, dan In Hae yang sadar dengan perasaan  dr. Han Jin Wook pada kakaknya langsung berinisiatif, “Perawat Jo… bisakah kita keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan”

Perawat Jo yang tidak cepat tanggap merasa bingung dan sedikit enggan, kenapa tidak dibicarakan disini saja? In Hae memaksanya untuk keluar dan berkata itu rahasia mereka berdua. In Hae sengaja melakukannya agar bisa membiarkan Jin Wook dan In Young berdua saja.

Setelah di tinggal In Hae dan Perawat Joo, Jin Wook dan In Young jadi canggung dan kikuk. Jin Wook menatap In Young malu-malu, lalu berkata, “Tampaknya kau lebih kurus sekarang” In Young menjawab, “Ya…  ini karena pekerjaanku cukup berat”.

Dengan penuh perhatian Jin Wook berkata, “Tolong jaga kesehatanmu saat bekerja. Jika kau merasa kurang sehat, jangan ragu untuk memberitahuku.” In Young berkata dia tidak apa-apa. Jin Wook kembali malu-malu dan In Young menjadi canggung. (Haduhhh… aku gemes sama mereka berdua,,, boleh gak kalo di drama ini aku Shipperin mereka aja^^)

Di luar kamarnya In Hae bertanya pada perawat Jo, apakah perawat Jo tidak mengerti maksudnya. Dengan polos perawat Jo berkata dia tidak mengerti. Hmm dasar tidak peka.  Setelag beberapa saat, akhirnya perawat Jo mengerti apa yang dimaksud In Hae. dr. Han Jin Wook dan Na In Young? 

In Hae masih merasa kesal, Seharusnya perawat Jo mengerti dengan hanya melihatnya saja. In Hae jadi berpraduga, “Saat masih di sekolah, pasti tidak ada yang pernah mengajakmu berkencan kan?” Dengan PD perawat Jo berkata “Anak ini! Kau tak tahu betapa terkenalnya  aku waktu itu. Semua orang ingin mendapatkanku, sering terjadi keributan...” In Hae tidak percaya dan meminta Perawat Jo berhenti untuk mengarang cerita.

Perawat Jo masih bersikeras dengan ceritanya, hingga Yoon Seo dan Kepala perawat datang dan membenarkan cerita Perawat Jo, tapi Kepala perawat langsung berkata, “Seorang pria yang tak pernah pulang bahkan pada hari libur dan terus... berkeliaran di sekitar rumah sakit pergi ke kencan macam apa?” Yoon Seo jadi penasaran dan bertanya pada perawat Jo, “Apakah ada yang kau sukai di rumah sakit?”

Perawat Jo jadi melirik malu-malu. Kepala Perawat terlihat kesal, “Lalu kenapa jika ada yang seseorang yang dia sukai?” 

Kepala Perawat berjalan melewati Perawat Jo dan menatapnya dengan tak senang, lalu  berkata meremehkan “Siapa yang akan suka pada monster seperti ini?”

Perawat Jo jadi geram, “Aa.. apa?” Kepala perawat pun pergi. Perawat Jo membela diri di depan In Hae dan Yoon Seo, “Walau Sekarang wajahku seperti ini… Saat masih muda, aku dihujani pujian bahwa aku adalah patung yang melambangkan ketampanan.” In Hae tentu saja tidak percaya, “Patung yang melambangkan ketampanan? Memang benar kau adalah patung. Tapi patung yang pecah berkeping-keping.”

Perawat Jo menjadi semakin kesal dan geram mendengarnya, “Anak kecil ini!” sambil menjitak In Hae.  Maka  In Hae pun berkomentar, “Wah,,, seorang perawat memukuli pasiennya” Yoon Seo hanya bisa tersenyum melihat interaksi In Hae dan Perawat Jo. ^_^

Seorang perawat datang dan meminta Yoon Seo untuk melihat kedaan Seo Joon. Yoon Seo bergegas ke kamar Seo Joon, dan yang dia lihat disana adalah Shi On yang sedang dimarahi ibu Seo Joon. Yoon Seo bertanya ada apa? dan menatap geram pada Shi On.

Ibu Seo Joon menjelaskan bahwa Dr. Park Shi On membawa makanan untuk Seo Joon tapi Seo Joon tidak boleh memakan makanan dari tepung terigu, tapi apa ini? Shi On menyangkal, “Itu bukan terbuat dari tepung terigu, itu kue beras. Seperti juga cokelat, tak apa jika kadar gulanya tinggi. Gula tak mempengaruhi kondisi Seo Jun jadi...”

Ibu Seo Joon semakin marah, “Meski begitu, bagaimana kau bisa memberinya sesuatu seperti ini? Apa kau tak punya akal sehat sebagai dokter?”  Shi On tetap bersikukuh bahwa Seo Joon tidak apa-apa jika mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat dan kadar dula tinggi. Yoon Seo yang berada disana menjadi sangat kesal.

“Cukup! Dr. Park, Pergilah!”  Yoon Seo kemudian meminta maaf pada Ibu Seo Joon dan berjanji bahwa kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Seo Joon berniat mengambil makanan dari Shi On, tapi Ibunya melarang dan berkata dia akan membuang makanan itu.

Shi On berkata pada Yoon Seo bahwa konsumsi otak adala 20% dari konsumsi tubuh, jika Seo Joon tubuh Seo Joon tidak menelan makanan dan minuman sama sekali, Aktivitas otak Seo Joon akan menjadi tidak stabil dan dapat menyebabkan stres serta kurang tidur.

Yoon Seo mencoba memahami, “Jadi kau membawakan kue itu karena mengkhawatirkan keadaan Seo Joon?” Shi On membenarkan, Yoon Seo sangat mengerti maksud Shi On dan akan menganggapnya sebagai maksud baik. Tapi Yoon Seo memperingati Shi On agar jangan mengubah diet pasien sesuka hatinya. Yoon Seo mengatakan hal itu masih dengan kesal. Shi On hanya bisa menjawab, “Ya” pada permintaan seniornya itu.

dr. Go melaporkan sesuatu pada Ketua Yayasan Lee Hyuk Pil masalah keputusan WaPresdir Kang tentang insiden operasi bayi premature yang dilakukan Kim Do Han dengan menyalahi aturan.

Ketua Lee kesal mendengarnya dan bertanya apa yang sebenarnya diinginkan oleh WaPresdir Kang? Padahal mereka memiliki kesempatan untuk menyingkirkan Direktur Choi dan Presdir Lee Yeo Won maka Ketua Lee bisa naik jabatan jadi Presdir dan dr. Go menjadi WaPresdir. Ketua Lee berpikiran jika dr. Go harus melakukan sesuatu di belakang WaPresdir Kang.

Park Shi On sedang membaca di perpustakaan RS, Wong Il Kyu dan Hong Kil Nam datang. Niat usil Wong Il Kyu pun muncul, “Dia benar-benar manusia pemindai." Wong Il Kyu mengejek Shi On, dia pun bertanya pada Shi On, "Jika kau membacanya,  apa kau bisa menghafal semuanya?” Dengan PD Shi On menjawab, “Ya.. Aku bisa menghafal semuanya”

Tentu saja ini membuat Wong Il Kyu jadi sebal, dia memukulkan buku yang dibawanya ke kepala Shi On dengan pelan-pelan dan berkata, “Bagus sekali. Bisa menghafal apa yang kaubaca...” Hong Kil Nam mencoba menghentikan Wong Il Kyu agar tidak terus mengganggu Shi On, tapi Wong Il Kyu tidak berhenti dan meminta Hong Kil Nam melepaskannya karena dia tidak akan memukul Park Shi On.

“Tapi... Walau bicaramu seperti profesor di ruang operasi, kami tak iri padamu. Kau tahu, daripada menjadi Dokter, seharusnya kau tampil di acara TV saja. "Raja Menghafal Park Shi On". Sesuatu seperti itu. Itu sangat cocok denganmu.” Wong Il Kyu melanjutkan ejekannya.

Hong Kil Nam semakin geram pada temannya itu dan memintanya untuk berhenti. Dia akhirnya menarik Wong Il Kyu agar menjauh dari Park Shi On dan memintanya berhenti mengolok-olok Park Shi On. Sementara Shi On, dia hanya bisa termenung menerima semua ejekan Wong Il Kyu (aduh kasian liat ekspresi wajahnya Shi On nih -_-)

Kim Do Han dan Yoo Chae Kyung sedang makan malam bersama. Chae Kyung berkata pada tunangannya agar Kim Do Han menganggap skrosingnya sebagai liburan selama seminggu, bukan kah Kim Do Han bahkan tidak pernah berlibur walaupun satu hari? Chae Kyung mengajaknya pergi ke Ahnmyeondo, karena mereka sudah lama tidak kesana.

Bagaimana dengan pekerjaan Chae Kyung? Chae Kyung tersenyum dan berkata, tidak akan ada yang berani membantah jika dia mengatakan ingin berlibur. Kim Do Han hanya bisa tersenyum mendengarnya.

Chae Kyung kemudian berkata, “Aku sudah memikirkannya. Bisakah kau keluar dari Departemen Pediatri? Kau bisa pindah ke HPB dan menjadi Kepala di sana setelah Profesor Kim Jae Joon disingkirkan. Aku yakin Presdir Lee bisa melakukan itu untukmu. Maka kau bisa bekerja lebih mudah dibandingkan di Departemen Bedah Anak.” Kim Do Han tidak senang mendengar perkataan Chae Kyung.

Maka Chae Kyung kembali beralasan, “ Aku tidak suka melihatmu berada diantara Park Shi On dan Direktur. Kau tak perlu menjadi bagian dari permainan politik yang tak berarti ini.” Dengan dingin Kim Do Han menanggapi keinginan Chae Kyung, “Aku bukan politisi, tapi dokter bedah. Jangan mengkhawatirkan hal tak penting.”

Chae Kyung tentu saja mencemaskan Kim Do Han, “Kau tunanganku bagaima mungkin aku tidak mengkhawatirkamu?” Kim Do Han berkata, jika begitu Chae Kyung tidak perlu mencampuri urusan pekerjaannya, karena Kim Do Han sama sekali tidak berniat untuk meninggalkan departemen Pediatri.

Chae Kyung bertanya mengapa? “Apakah karena Direktur?” Kim Do Han segara menjawab, “Bukan” Lalu apa alasannya? Kim Do Han menunduk dan raut wajahnya mengeras, dia enggan mengatakan alasannya. Dia menatap Chae Kyung dan berkata, “Cukup sampai di sini saja”

Chae Kyung kecewa pada sikap Kim Do Han, karena dia sama sekali tidak pernah mengatakan alasannya tidak bisa meninggalkan departemen Pediatri. Kim Do Han tidak ingin memperpanjang masalah dan berkata, jika mereka sudah selesai makan lebih baik segera pulang, dia sudah cukup merasa lelah.

Park Shi On menghabiskan makan malam instannya sambil menonton acara lawak di televisi. Tapi sepertinya Shi On kurang menikmatinya. Saat akan tidur Shi On agak kesulitan untuk terlelap, dia gelisah dan mulai mengitung capung, hingga akhirnya terlelap tidur. (hmft.. hmft.. hmft.. itu wajah Joo Won lucu banget^^)

Kim Do Han sedang berbicara dengan ibunya ditelepon. Ibunya bertanya apakah Do Han selalu sibuk, ya,, begitulah. Kim Do Han bertanya apakah Ayahnya masih rutin mengecek kadar insulinnya. Tentu saja, dan tiba-tiba ibunya ingin bertanya sesuatu pada Kim Do Han.

“Apa baru-baru ini kau mengunjungi Soo Han? Ibu juga ke sana, dan ibu lihat ada bunga di sana” Mendengar pertanyaan sang ibu, Kim Do Han langsung menghelas nafas merasa tak nyaman dengan pertanyaan itu. Dia sepertinya bingung harus menjawab apa, hingga dia memutuskan untuk berbohong

“Tidak. Aku tak kesana” Ibunya terdengar kecewa karena berpikir Kim Do Han datang berkunjung ke makam sang adik. Ibunya berpesan agar Kim Do Han selalu makan teratur dan jika ada waktu berharap putranya itu bisa pulang ke rumah.

Pertanyaan tentang Soo Han sepertinya menganggu Kim Do Han malam itu, hingga dia sulit untuk tidur nyenyak dan berusaha tidur dalam kecemasannnya tanpa mengganti kemeja dan celananya.

Pagi hari nan cerah, Yoon Seo hendak pergi ke RS dan saat itu Shi On baru keluar dari Apartemennya. Yoon Seo menyapanya dengan canggung, sementara Shi On membalasnya dengan anggukan kepala. 

Di dalam bis, saat Yoon Seo sibuk denga ponselnya, dia heran apa yang sedang dilakukan Shi On dengan buku sketsa dan pensilnya. Merasa diperhatikan Shi On mencoba menghindari pandangan Yoon Seo dan terlihat tak nyaman, tapi sesekali melirik Yoon Seo. Untuk memastikan apakah sunbae nya itu masih memperhatikannya? Ujung nya mereka berdua malah lirik-lirikan di dalam bis. Hingga akhirnya Yoon Seo berhenti memperhatikan Shi On, dan Park Shi On kembali fokus pada buku sketsa nya^^

Kim Do Han dan Yoon Seo baru saja keluar dari ruang operasi. Saat sedang mmebersihkan tangan mereka, Yoon Seo memperhatikan keadaan Kim Do Han yang sepertinya kurang sehat. “Apa tidurmu kurang nyenyak semalam? Kondisimu tampak kurang baik” Kim Do Han berkata dia baik-baik saja, Hanya sedikit lelah.

Yoon Seo berkata, Kim Do Han tidak boleh sakit. Jika dia sakit siapa yang akan menangani operasi anak-anak. Kim Do Han bertanya apakah Yoon Seo akan membiarkan dia bekerja sendirian hingga akhir?

“Kau harus segera melakuka operasi” Yoon Seo kaget mendengarnya dan memastikan apakah menurut profesornya itu Yoon Seo sudah siap untuk melakukan operasinya sendiri? Yoon Seo baru tahun pertama mengambil subspesialisasi. Kim Do Han mengingatkan bukan kah Yoon Seo sudah tahun kedua?

Yoon Seo jadi kegirangan, dia senang karena akan dipercaya untuk melakukan operasi mandiri. Yoon Seo meminta Kim Do Han memilihkan salah satu operasi untuknya lengkap dengan ordernya. Dengan tegas Kim Do Han berkata, “Bila ada pasien dengan atresia esofagus, kau boleh mengambil alih operasi.” Yoon Seo dengan senang hati menerimanya, “Baik. Aku mengerti”
Yoon Seo sedang mengecek keadaan Seo Joon yang semakin hari semakin membaik. Yoon Seo berkata Seo Joon akan segera sembuh karena dia telah mendengarkannya. Seo Joon bertanya apakah dia bisa segera pulang.

Hmm sayangnya Seo Joon masih harus beristirahat di RS, Seo Joon tampak kecewa. Yoon Seo mencoba menghibur, “Bukankah kau senang bisa melihat dokter cantik ini sedikit lebih lama?” Seo Joon mencibir, “Dokter selalu bilang bahwa dokter cantik.” sepertinya tidak bagi Seo Joon (Yoon Seo sepertinya punya kecendurungan narsis akut di hadapan para pasiennya)

Park Shi On sedang dalam perjalanan kunjungannya, dia melihat sekelompok pasien anak-anak berlari ke dalam gudang sambil menyembunyikan sesuatu. Shi On mengikuti mereka dan akhirnya memergoki mereka sedang membuka banyak camilan bersama-sama di dalam gudang itu.

Para anak kaget melihat keberadaan Shi On dan memintanya untuk tidak memberitahu ibu mereka tentang kejadian ini. Shi On berjanji tidak akan melaporkannya. Anak-anak kaget dengan jawaban Shi On.

Shi On ingin mendekatkan dirinya dengan anak-anak. Dia pun bertanya, “Apakah aku noleh bermain bersama kalian?”
Anak-anak menjadi heran atas permintaan Dr. Park Shi On. Ketua geng anak menginjinkan Shi On bergabung tapi… “Jika kau ingin bergabung bersama kami, ada syaratnya.”

Mendengar kata-kata itu, Shi On teringat tentang seorang anak di masa kecilnya mengatakan hal itu sebelum dia dan kakaknya mengalami kecelakaan di terowongan. Dulu… mereka masuk ke terowonga itu sebagai syarat agar Shi On bisa bermain dengan genk anak tersebut. Kata-kata, ‘JIka kau ingin bergabung bersama kami, ada syaratnya’ seolah menjadi trauma bagi Shi On.

Karena itulah setelah mendengar hal itu, Shi On menjadi gugup dan tubuhnya oleng, pandangannya muali berkunang-kunang. Shi On berpegangan pada rak di gudang itu namun rak itu tidak cukup kuat menahan berat tubuhnya hingga rak-rak an itu terjatuh dan isinya yang berupa beberapa botol kosong terjatuh hingga pecah.

Yoon Seo yang sedang berbicara dengan para orang tua yang meminta anak mereka dipindahkan dari pengawasan Park Shi On mendengar teriakan anak-anak dari arah gudang. Yoon Seo dan para orang tua panik dan bergegas pergi menuju gudang.

Yoon Seo kaget melihat keadaan tersebut, ada Shi On yang terlihat bingung dan gugup di salah satu sudut gudang sementara para anak-anak menangis serta sebagian ada yang terluka karena tertimpa rak dan pecahan kaca botol.

Para orang tua bertanya apa yang terjadi, dengan polosnya anak-anak berkata bahwa Shi On menjatuhkan rak itu dan membuat mereka ketakutan dan terluka. Shi On tidak berkata apa-apa dia hanya diam dan ikut keakutan juga. Tentu saja para orang tua semakin menyalahkan Shi On dan rasanya semakin ingin menjauhkan anak mereka dari jangkauan Shi On.

Perawat Jo dan yang lainnya cepat tanggap menghadapi situasi ini, Mereka segera mengamankan para anak-anak kembali ke bangsalnya dan mengecek luka para anak. dr. Go melihat kepanikan ini dan mulai memikirkan sesuatu untuk menyingkirkan Park Shi On.

Yoon Seo kembali memarahi Park Shi On karena inisiden tersebut, “Apa gunanya kau bisa menghafal semua di dalam buku ini? Apa gunanya kau memiliki keterampilan? Tak seorang pun ingin kau menjadi Dokter mereka!” Park Shi On tetap memasang tampang polosnya dan tanpa beban berkata, “Tapi aku harus jadi dokter”

“Apa yang ingin kaulakukan  sebagai seorang Dokter? Kau pikir semua baik saja  bila operasimu berhasil? Aku marah dan muak kau membuatku kecewa setiap hari, Park Shi On. Aku tahu tak seharusnya aku marah, tapi aku sudah tak tahan lagi!” Yoon Seo melampiaskan kekesalannya, meski dia tak tahu percuma marah pada Shi On, tapi saat ini dia benar-benar merasa kesal dan muak.
 
Saking kesalnya, setelah meninggalkan Park Shi On, Yoon Seo pergi untuk membeli minuman di mesin penjual minuman, tapi minumannya sama sekali tak keluar. Yoon Seo semakin emosi dan menendang-nendang mesin itu sebagai pelampiasan emosinya. Tapi tetap saja tidak ada yang keluar. Yoon Seo mencoba untuk tenang.
Seorang pasien anak datang dan memberikan minuman yang berhasil dia keluarkan dengan mudah dari mesin penjual minuman itu tanpa harus marah-marah. Yoon Seo menerima minuman dari anak itu dan kemudian tersenyum sambil memegang pipi chuby pasien anak tersebut. Yoon Seo seolah tersadar, emosinya tak akan menyelesaikan apapun.

dr. Go tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia melaporkan insiden di gudang pada WaPresdir Kang. dr. Go merasa tak habis pikir mengapa ada seorang dokter yang menyerang pasiennya. WaPresdir Kang berkata, yang dia dengar itu bukan serangan tetapi kecelakaan. WaPresdir Kang akan mengurus hal ini dan meminta dr. Go untuk fokus pada pekerjaannya.
dr. Go merasa ini adalah tanggung jawabnya juga karena dia adala kepala departemen Pediatri dia merasa ini harus dilaporkan pada direktur, namun sepertinya WaPresdir Kang tidak bepikir demikian. dr. Go merasa… ini adalah waktunya melakukan sesuatu tanpa diketahui oleh WaPresdir Kang.

Related Posts by Categories

0 komentar: