Sinopsis Good Doctor Episode 3 part 2

Posted: Sabtu, 24 Agustus 2013 by khyunkhyun in Label:
0


Do Han yang biasanya tegas, harus dituntun oleh dr. Choi yang juga mabuk. Dalam mabuknya, Do Han meminta dr. Choi untuk berjanji padanya kalau dr. Choi tak boleh menyerah dengan mudah dan harus tetap bertahan di posisi Direkturnya, “Jika Anda diturunkan, saya akan menaikkan Anda kembali.”   

Dr. Choi menepuk bahu Do Han, mengiyakan saja omongan mabuknya. Tapi Do Han malah menepuk dadanya keras-keras, dan bertekad, “Tidak!! Saya.. Kim DO HAN! Tak akan membiarkan Anda pergi!!” Dan Do Han pun terjatuh.
Lucu rasanya melihat kedua dokter hebat jalan terhuyung-hyung karena mabuk. Dr. Choi yang juga sudah mabuk juga hanya bisa menarik Do Han untuk bangkit. Untung Yoon Seo muncul dari pintu lobi dan melihat mereka berdua. Ia segera membantu dr. Choi untuk menegakkan Do Han.
Melihat kondisi dr. Choi yang tak mungkin untuk mengantarkan Do Han (nanti bisa-bisa keduanya malah tergeletak di jalanan lagi), Yoon Seo menawarkan diri untuk membawa Do Han pulang. Dr. Choi tak mau merepotkan Yoon Seo, tapi Yoon Seo bersikeras sehingga dr. Choi pun menyetujuinya.
Yoon Seo mengambil tangan Do Han untuk dirangkulkan ke bahunya dan membawanya pergi. Dr. Choi hanya menghela nafas melihat kepergian mereka.
Sepertinya Yoon Seo cukup mengenal apartemen Do Han, karena ia bisa masuk dengan mudah dan tak canggung di dalamnya. Setelah membaringkan Do Han, pandangannya tertumbuk di meja kerja Do Han. Dan ia pun tersenyum.
Di meja itu, selain foto Chae Kyung, terpampang pula foto mereka yang sekarang menjadi residen, dan juga fotonya saat minum-minum. Saat ia masih culun dengan kacamata namun Do Han tetap keren seperti sekarang.
Foto itu diambil di bar ala rumah sakit dengan Paman bartender yang melayani mereka. Dan saat Yoon Seo menatap Do Han secara diam-diam, Do Han memergokinya. Yoon Seo langsung menunduk malu dan meneguk sojunya. Aww… cute… ternyata Yoon Seo naksir Do Han sejak lama.
Mungkin curi pandang itu sering terjadi dan menyebabkan Yoon Seo mabuk. Dan lebih cute –nya lagi, karena mabuk, Yoon Seo pun pulang dengan digendong oleh Do Han.
Aww.. harusnya Yoon Seo sering nonton k-drama karena jika ia sering nonton, ia harusnya tahu kalau pria yang mau mem-piggyback pada akhirnya menyukainya.
Dalam mabuknya, Yoon Seo mencoba mengungkapkan rasa sukanya. Tapi bahkan dalam mabuknya pun, ia tetap tak berani mengucapkannya. Ia malah menghembuskan nafasnya keras-keras membuat Do Han melarangnya melakukan itu, “Nafasmu bau alcohol.”
Yoon Seo pun mencoba mengungkapkan kata ‘suka padamu’ tapi yang keluar malah, “Apa kau suka makanan rebus? Ikan rebus, kerang rebus..”
Do Han tertawa mendengar omongan Yoon Seo yang ngaco karena mabuk.
Dan sekarang, melihat Do Han tertidur pulas karena mabuk, Yoon Seo hanya bisa tersenyum dan memandanginya.
Yoon Seo pun pulang dan saat melewati kamar Shi On, ia berhenti sejenak. Ia melihat Shi On duduk di balkon dengan menatap kosong pada bulan. Ia memperhatikan Shi On lama, tapi ia kemudian meneruskan langkahnya,menuju kamarnya sendiri.
Shi On tertidur dan bermimpi. Ia bermimpi saat di goa tambang dulu. Saat ia melihat dr. Choi mencoba menyelamatkan kakaknya, dengan memompa dadanya dan memberikan nafas buatan. Saat dr. Choi melihat jam tangannya (untuk merekam waktu kematian?) ia melihat tangan kakaknya bergerak-gerak.
Ia bergumam memanggil kakaknya, “Hyung… hyung..” membuat dr. Choi kaget dan mengarahkan senter ke arahnya.  
Itulah hal terakhir yang ia lihat di mimpinya karena ia terbangun dengan wajah penuh keringat dan menatap ruangannya yang kosong dan gelap.
Keesokan paginya, Do Han berterima kasih pada Yoon Seo atas kejadian semalam dan Yoon Seo menerimanya seperti itu bukan sesuatu hal yang berat, kecuali, “Anda harus menjaga berat badan Anda, karena kelihatannya Anda semakin gemuk.”
Ha. Do Han pun memicingkan matanya dan menjawab, “Itu karena aku stres. Aku akan baik-baik saja jika kalian tak menimbulkan banyak masalah.”
Disindir seperti itu, Yoon Seo hanya tersenyum santai dan menjawab, “Ya, tak masalah jika Anda melemparkan kesalahan pada kami.”
Do Han pun mengambil tas dari bawah meja dan memberikannya pada Yoon Seo yang langsung dibuka karena penasaran. Betapa kagetnya Yoon Seo melihat di dalam tas itu adalah parfum.
Tanpa menatap Yoon Seo dan sok sibuk dengan layar computer, Do Han berkata kalau ia memberikan ini bukan demi Yoon Seo, tapi demi kenyamanan pasien.
Tch.. Yoon Seo hanya senyum-senyum tanpa menjawab. Akhirnya Do Han mendongak dan melihat wajah Yoon Seo yang sumringah, langsung berkata dengan keras, “Dan jangan minum terlalu banyak.”
LOL, emang siapa yang kemarin mabuk?
Tetap tersenyum, Yoon Seo berkata, “Yaa… pokoknya terima kasih.”
Keluar dari ruangan Do Han, Yoon Seo melihat Shi On yang tergesa-gesa keluar ruangan seperti akan melakukan sesuatu yang rahasia. Dan ia dapat menebak apa yang akan dilakukan residen baru itu. Di tengah perjalanan Shi On menuju NICU, Yoon Seo mencegatnya.
Ia benar-benar meneriaki Shi On yang tak mendengar kata-katanya, “Apa kau kira ini akan membantu bayi dan tim kita? Kenapa kau bertindak semaunya? Kau sudah kusuruh untuk berpikir!”
“Saya..” perlahan-lahan Shi On menjawab, “saya bukan robot.”
Tapi Yoon Seo tak menganggap seperti itu. Shi On tak merawat pasien dengan hati, tapi lebih pada punya  hanya keinginan untuk menyembuhkan mereka. Tapi Shi On menyela kalau ia tak seperti itu, “Saya bisa merasakannya. Bayi itu ingin hidup.”
Yoon Seo mendesah frustasi mendengar Shi On mengatakan kalau tangan bayi itu bergerak-gerak tanda dia ingin hidup. Yoon Seo menjawab kalau gerakan itu hanya refleks, tapi Shi On menggeleng.
Sekerjap kilas balik saat ia melihat tangan kakaknya yang bergerak-gerak di goa saat itu dan ia menjelaskan kalau bayi memang belum bisa bicara, “Tapi ia tetap ingin hidup. Ia ingin melihat ibunya.
Maka Yoon Seo pun pergi ke NICU untuk membuktikan kata-kata Shi On. Dan ia melihatnya. Dan sekarang ia melihat tangan kecil yang bergerak-gerak itu dengan pandangan baru.
Il Kyu memikirkan kata-kata dr. Go yang menyuruhnya sesuatu hingga ia tak konsentrasi dalam bekerja. Akhirnya ia menemui Do Han dan berkata, “Saya tak tahu harus bagaimana menjelaskan.. Tapi ini tak serius.. Saya dengar dari beberapa residen HPB kemarin yang mengatakan kalau Prof. Kim mengembalikan bayi itu ke HPB karena Profesor tak mampu mengurusnya. Dan mereka dengar dari Prof. Kim Jae Joon. “
Do Han tersenyum kecil mendengarnya, tapi hatinya jelas panas saat Il Kyu meneruskan, “Prof. Kim Jae Joon bahkan mengatakan kalau Anda tak ingin disalahkan karena mengacaukan operasi.” Masih tetap tersenyum ia meminta Il Kyu untuk tak menyebarkan berita ini lagi.
Tapi umpan telah digigit, dan ikan pun tertangkap. Misi selesai. Setelah mendengar dari Il Kyu, ia pergi ke NICU dan memeriksa rekam medis bayi prematur itu walau sudah dicegah oleh para residen HPB. Ia malah bertanya sinis, “Aku tak mau melakukannya? Baiklah, aku tak akan menyulitkan kalian. Aku akan mengambil alih bayi prematur ini.”
Kedua residen itu bukanlah bagian dari tim jahat. Mereka pem-bully, tapi mereka hanya orang luar. Tentu saja mereka bingung dengan kata-kata yang menyudutkan mereka, “Yang kalian lakukan hanya drainase dan kalian bilang kalian sudah melakukan yang terbaik?”
Mereka hanya bisa tertunduk saat Do Han memukul kepala mereka dengan dokumen rekam medis dan membentak mereka, “Kalian bahkan tak berusaha menolong bayi malang itu dan masih menyebut diri kalian ahli bedah?! Keluar saja!!”
Yoon Seo dan Il Kyu buru-buru menuju ruangan mereka karena Do Han tiba-tiba memanggil dan memutuskan untuk berubah pikiran. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Shi On dan Yoon Seo langsung menyuruh Shi On untuk berterima kasih pada professor mereka karena yang tak hanya Shi On yang sekarang ingin menyelamatkan bayi itu.
Pertemuan untuk mempersiapkan operasi pun dilakukan saat itu juga. Kondisi bayi yang masih sangat muda (22 minggu dengan berat 547 gr –what?!) membuat banyak variable yang tak dapat dilihat dengan USG semata bahkan ari hasil tes lain pun kondisi bayi sesungguhnya tak bisa diketahui secara persis.
Namun kondisi sudah pelik dan operasi harus sudah dilakukan dalam 24 jam ke depan. Dan Do Han mengingatkan kalau keberhasilan operasi ini di bawah 20%.
Shi On memperhatikan gambar USG dan menceletuk kalau ada yang menumpuk di bawah hati. Ia bangkit dan menunjukkan bayangan hitam dan mengatakan walau sedikit, sepertinya ada yang menumpuk di sekitar kandung empedu. Yoon Seo mengatakan kalau itu hanya artefak biasa. Tapi Shi On menggeleng, ia merasa yakin akan apa yang dilihatnya.
Il Kyu menyindir Shi On yang mungkin sekarang menjadi ahli 3 dimensi. Do Han menengahi dan berkata kalau residen biasanya masih bingung dalam mengidentifikasikan artefak.
Di tengah meeting, dr. Kim muncul bersama kedua residennya, marah-marah karena Do Han mengambil pasiennya. Do Han berkata kalau ia melakukan pengambilalihan ini karena dr. Kim tak merawat pasien dan malah menelantarkannya. Dr. Kim berkata kalau cara Do Han merawat pasien itu akan lebih buruk daripada caranya, “Dan rumah sakit akan menuntut pertanggungjawabanmu.”
Do Han tak gentar dan mengiyakan ancaman dr. Kim Dan Shi On pun mengepalkan tangannya. “Saya juga akan bertanggung jawab,” semua mata memandang sikap heroik itu, namun Shi On kemudian bertanya, “Tapi bertanggung jawab untuk apa?”
Gubrak.. rasanya saya mendengar masing-masing residen mengerang dalam hati dan berkata, “Inni lagiii…”
Dr. Kim hanya tersenyum sinis mendengarnya, dan memandangi semua anggota tim Do Han sebelum menghentakkan kakinya pergi. Do Han hanya bisa menatap frustasi pada Shi On yang menatap kepergian dr. Kim dengan polos.
Kabar ini sampai juga di atas. dr. Choi bertanya pada Wapresdir Kang, apakah memang perlu diadakan rapat komite? Wapresdir Kang mengiyakan karena mereka tak mungkin mengabaikan keberatan dr. Kim yang merupakan salah satu dokter terbaik di negara mereka.
Dr. Choi berkata kalau ia juga akan mengundurkan diri saat rapat tersebut diadakan. Ia merasa semua ini terjadi karena Shi On, dan sesuai janjinya di rapat terdahulu, ia akan mengundurkan diri jika terjadi masalah. Wapresdir Kang mengatakan hal itu belum perlu untuk dilakukan.
Para residen juga membicarakan masalah ini. Rapat komite cepat atau lambat pasti akan terjadi karena ini menyangkut harga diri dr. Kim sebagai Kepala bagian bedah HPB. Il Kyu kesal karena melihat Park Shi On kembali membuat masalah. Yoon Seo menengahi dan berkata kalau Do Hanlah yang membuat keputusan akhir, “Dan yang bisa kita lakukan adalah mengikuti instruksinya.”
Do Han sedang mempelajari rekam medis bayi saat Shi On mendatanginya dan berterima kasih karena bersedia mengoperasi bayi premature itu. Do Han berkata kalau ia tak melakukan hal ini karena Shi On.
Ia malah mengatakan kalau Shi On selama ini telah bersalah pada pasien dan keluarganya karena memberi mereka harapan palsu. Dan harapan itu membawa keputusasaan yang lebih besar. ”Dokter bukanlah dewa. Jangan pernah berikan harapan palsu pada mereka.”
Do Han berdiri dan menatap Shi On, “Menurutku kau tetap dokter yang buruk. Tapi aku akan mempertahankanmu sampai kau menjadi dokter yang sesungguhnya. Dan saat itu lihatlah, seberapa banyak kau telah merugikan pasien. Jika nanti kau menyadarinya, berhentilah menjadi dokter. Tanpa rasa penyesalan.”
Tim jahat berkumpul merayakan kemenangan mereka lebih awal. Hei.. apa nggak pernah mendengar kalau merayakan sebelum kemenangan terjadi itu bawa sial? Dr. Go tak percaya kalau Do Han mudah sekali masuk ke perangkap mereka. Wapresdir Kang juga akan menyalahkan Park Shi On sehingga otomatis dr. Choi akan maju mengambil tanggung jawab.
Di tengah-tengah kegembiraan mereka, Wapresdir Kang pamit pulang terlebih dahulu. Katanya masih ada urusan penting. Dan urusan penting itu adalah berlatih bisbol?
Saya merasa wapresdir Kang ini memang penggila bisbol, tapi apa ini termasuk urusan penting? Jawabannya muncul saat di sebelahnya muncul seseorang. Orang itu hanya datang untuk menaruh amplop coklat dan langsung pergi.
Latihan bisbol pun berakhir dan wapressdir Kang membuka amplop coklat itu di dalam mobilnya. Ada foto Do Han berbagai gaya, mutasi rekening Do Han, bahkan dokumen catatan sipil. Dalam dokumen terakhir itu ada sesuatu yang membuatnya tertarik. Nama Soo Han yang ada di bawah Do Han dicoret, sehingga nama itu tak terdaftar lagi di catatan sipil.
Hmm.. menarik. Do Han dan Soo Han. Seperti Yi On dan Shi On?
Dan siapa sebenarnya wapresdir Kang ini? Karena Wapresdir Kang menelepon seseorang dan mengatakan kalau manajer dan cleanup hitter tetap tinggal (Direktur Lee dan dr. Go?). Dan selama GM (Presdir Lee?) sudah diganti, maka pembangungan gedung tak akan ada masalah lagi. Hmm.. mencurigakan. Lebih mencurigakan lagi saat dia berkata kalau orang baru yang menarik.(hmm.. Do Han?)
Di rumah, Do Han membuka-buka buku kedokteran lamanya dan tak sengaja ada foto yang hampir sobek di dalamnya. Fotonya bersama seorang remaja yang persis sama dengan foto di rumah abu. Apakah mungkin mereka memang kakak adik? Entahlah, karena setelah melihatnya, Do Han merobek foto itu menjadi dua tapi ia tak tega untuk merobeknya menjadi serpihan-serpihan kecil, hanya meremasnya.
Rapat komite dilakukan yang menjadikan Do Han dan Shi On sebagai target. Seperti yang direncanakan, dr. Go membidik Do Han dan Shi On yang bersalah dalam kasus ini. Shi On akan mengaku kalau ialah yang melakukannya. Tapi Do Han memotong ucapan Shi On dan menegaskan kalau keputusan ini ia ambil sendiri, “Setelah mendengar cerita dr. Park Shi On, saya memerintahkannya.”
Semua kaget mendengarnya. Dr. Go mengungkit kabar yang didengarnya bukan seperti itu. Shi Onlah yang memutuskan sendiri dan meminta Do Han untuk mengingat-ingat lagi. Do Han pun menjawab, “Residen di tahun pertama tak akan mungkin mampu mengambil keputusan seperti ini.”
Wapresdir Kang pun menanyakan tentang Do Han yang akhirnya berubah pikiran. Do Han menjawab kalau hal ini disebabkan karena bagian HPB mengabaikan pasien itu. dr. Kim berdiri marah dan berkata kalau bayi itu tak akan menjadi lebih baik dengan cara apapun.
“Jika itu bukan mengabaikan, lalu apakah itu cara Anda merawat pasien?” sela Do Han.
“Memberi pengobatan dan memaksakan operasi pada pasien yang tanpa harapan. Itu adalah kesombongan dan keegoisan seorang dokter bedah,” jawab dr. Kim.
“Ada 20% kemungkinan untuk berhasil,” kali ini Shi On yang menyela, “Jadi bukannya tak ada harapan.”
Dr. Kim langsung membentak Shi On yang berani menyelanya. Do Han menatap tajam pada Shi On, mengisyaratkan untuk diam. Dr. Kim berkata kalau ia memutuskan tak mengoperasi pasien ini adalah demi  kepentingan pasien dan keluarganya.
“Karena tahu pasien itu akan mati. Apakah Anda tak ingin membuang waktu dan uang?” sindir Do Han.
Dr. Kim marah mendengarnya dan dr. Choi mengingatkan Do Han untuk menghormati seniornya namun ia juga meminta dr. Kim untuk menahan emosinya. Dr. Kim pun duduk kembali, tapi situasi tetap memanas.
Di NICU, terjadi perubahan kondisi si bayi yang drastis. Yoon Seo yang saat itu berjaga, memeriksa kondisi fisik bayi dan dengan cemas ia langsung pergi keluar ruangan.
Dr. Choi mengatakan kalau Do Han sudah menyalahi prosedur dengan memindahkan pasien tanpa ijin dokter dan hanya ijin dari orang tua pasien. Oleh karena itu, merujuk kasus yang pernah terjadi maka ada dua pilihan untuk Do Han,
“Pertama, dia bisa mengembalikan pasien ke departemen asalnya dan menulis permintaan maaf dan pemotongan satu bulan gaji. Atau kedua, dia akan melakukan operasi namun gaji dipotong selama 3 bulan dan juga penundaan pemberian dana penelitian. Dr. Kim Do Han, apa pilihan yang Anda pilih?”
Do Han menghela nafas dan berpikir sejenak sebelum ia menjawab mantap, “Saya akan melakukan operasi.”
Wapresdir Kang mengingatkan jika operasi gagal, Do Han akan menghadapi sidang etik. Dr. Kim juga mengatakan kalau operasi ini tak berjalan lancar, rumah sakit juga akan mendapat masalah.
Namun sebelum perdebatan itu meruncing, dari balik pintu muncul Yoon Seo. Dr, Go memarahi Yoon Seo yang lancang masuk ke dalam ruang rapat. Tapi Yoon Seo minta maaf karena ia harus memberitahu Do Han sesuatu yang sangat penting.
Tanpa menunggu jawaban ia menghampiri Do Han dan mengatakan kondisi kritis bayi, “Detak jantung turun di bawah 100 dan ketergantungan oksigen meningkat. Ph juga meningkat dan ia tak kencing sejak 3 jam yang lalu. Dan perutnya terus kembung.”
Shi On langsung berdiri dan berkata, “Dia harus segera dioperasi,” dan berlari keluar ruangan. Do Han pun berdiri, namun ia lebih formal. Ia menghadap dr. Choi dan seluruh anggota rapat, “Saya minta maaf. Saya akan kembali setelah operasi.”
Melihat kondisi bayi itu, Do Han memutuskan kalau bayi itu harus dioperasi sekarang dan di tempat ini pula. Semua residen kaget mendengar hal ini. Tapi Shi On mengatakan kalau keputusan Do Han itu dikarenakan kondisi bayi yang sangat rentan akan perubahan sekecil apapun,


“Bayi bisa hipotermia dan akan sangat sulit mempertahankan suhu tubuhnya ika kita memindahkannya. Bayi premature bisa dalam bahaya hanya dengan perubahan sekecil apapun. Pada kondisi seperti ini kita harus mengoperasinya. ”


Do Han menyuruh anak buahnya untuk memanggil tim anestesi dan suster. Namun ternyata kepala bagian anestesi tak mengijinkan anak buahnya untuk mengikuti operasi ini resikonya sangat tinggi karena dilakukan di luar kamar operasi. Begitu pula dengan suster kamar operasi yang menolak karena  tak terbiasa dengan ruangan NICU dan takut kehilangan perlengkapan operasinya karena perpindahan tempat yang tiba-tiba.

Do Han mencoba mengatakan kalau situasi ini adalah gawat darurat. Tapi suster itu mengatakan kalau mereka tetap harus mengikuti prosedur yang langsung dibentak Yoon Seo, “Prosedur apa jika nyawa bayi ini dalam bahaya?”


“Siapa yang akan tanggung jawab jika terjadi masalah?” tanya suster itu.


“Aku tak akan meminta pertanggungjawabanmu,” tiba-tiba terdengar suara dr. Choi. “Jika ada yang tak beres, aku yang akan bertanggung jawab. Dr. Jung siapkanlah dirimu dan suster, ambil perlengkapanmu dan panggil perawat yang bertugas.”


Setelah kedua orang itu pergi, dr. Choi berbalik menatap Do Han. Do Han menatap gurunya sedih. Ia yang sedari tadi mencoba mengeluarkan Shi On dari masalah untuk mencegah dr. Choi untuk ikut terlibat, sekarang harus melihat kalau dr. Choi yang bertanggung jawab akan operasi yang akan ia lakukan. Dr. Choi hanya tersenyum kecil, menenangkan.


Disaksikan dari luar oleh dr. Choi, wapresdir Kang, dr. Kim dan dr. Go, Do Han pun melakukan operasi bayi prematur itu. Ibu bayi tak henti-hentinya berdoa di luar NICU. Setelah berlangsung beberapa lama, sepertinya operasi sudah hampir berakhir.


Wapresdir Kang yang bukan dokter bertanya pada dr. Choi apakah operasi ini berhasil? Dr. Choi tersenyum dan berkata bangga, “Melebih berhasil. Dalam kasus operasi bayi premature yang pernah dilakukan, ini adalah keberhasilan untuk bayi premature terkecil yang pernah ada. Dan keberhasilan ini termasuk yang langka yang akan masuk dalam catatan dunia bedah anak.”

Wapresdir Kang tersenyum mendengarnya.

Operasi selesai dan Do Han menyuruh Yoon Seo untuk menutup perut bayi itu. Tapi Shi On mencegah karena ia melihat sesuatu yang menumpuk di bawah hatinya, sama seperti yang ia ungkapkan sebelumnya dan itu bukan artefak.


Yoon Seo meminta agar operasi segera diselesaikan karena kondisi vital bayi akan semakin menurun jika tak segera ditutup.Tapi Do Han menghentikan Yoon Seo dan menuruti ucapan Shi On. Ia menguak salah satu organ, dan semua terkesiap.


“Ada lubang di saluran empedu,” kata Yoon Seo kaget. Do Han pun melanjutkan dengan berkata kalau empedu merembes keluar dan menciptakan tumor empedu. Yoon Seo berkata kalau mereka harus segera menghilangkannya dengan melakukan cholangiojejunostomy walau beresiko tinggi terjadi infeksi.

Note : cholangiojejunostomy = operasi atanastomosis dari saluran empedu ke jejunum. *nggak ada hubungannya dengan Pulau Jeju*


Shi On mengatakan kalau hal itu tak bisa dilakukan. Yoon Seo mendebat Shi On karena hanya itu pilihan yang mereka miliki. Tapi Do Han membenarkan pendapat Shi On, “Saluran empedunya terlalu tipis dan usus kecil juga tak bisa menjangkaunya.”


Yoon Seo menatap Do Han was-was dan bertanya, “Lalu apakah ada Anda punya pilihan lain?”


Do Han mendongak dan menjawab, “Tak ada.”

Komentar :

Jeng jeng..!!

Lalu bagaimana, dong? Masa bayi itu akan mati? Simak saja kelanjutannya di tempat Irfa, ya..


Di balik wajah poker wapresdir Kang, sepertinya ia adalah mata-mata yang disusupkan oleh pihak lain yang motifnya kita belum tahu dengan jelas. Tapi sepertinya ia ingin mengenyahkan Presdir Lee dari rumah sakit itu. Untuk mengambil alih rumah sakit itu? Atau membangun rumah sakit bedah anak lain yang lebih prestisius dan mematikan rumah sakit USW?


Dan, sadar nggak setiap kali pikiran Yoon Seo mengarah pada Do Han, dan pada saat itu Shi On muncul di hadapannya? Hehehe… Yang pertama saat Yoon Seo flashback piggybacknya Do Han dan kedua saat Yoon Seo menerima parfum. Apakah itu tanda-tanda dia harus move on?

Related Posts by Categories

0 komentar: