Sinopsis Wild Romance Episode 11

Posted: Minggu, 08 April 2012 by khyunkhyun in Label:
0


Muyeol meminta Eunjae untuk menjadi pengawal Jonghee. Eunjae keberatan, kenapa harus dia, masih banyak pengawal-pengawal yang lain, direktur Jang juga bisa. Muyeol tidak mau pengawal yang lain, karena satu-satunya pengawal yang dia percaya hanya Eunjae.
Muyeol menelpon manager Kim untuk membatalkan latihannya, karena Eunjae tidak mau menjaga Jonghee. Manager Kim tidak megijinkan Muyeol absen.
Di kamarnya Jonghee, melukis sepasang mata kucing dengan lipstik. Sooyoung melihatnya dengan kaget. Sooyoung akhirnya menghentikan Jonghee dan menyuruhnya makan. Jonghee tetap mogok makan dan terus diam.
Eunjae datang menggantikan Sooyoung menjaga Jonghee. Akhirnya Eunjae mau juga menjaga Jonghee. Sooyoung pergi karena ada kelas.
Eunjae diam saja melihat Jonghee yang juga hanya diam saja.
Muyeol akhirnya berangkat ke pusat latihan, Dongsu juga ikut.
Muyeol terus saja smsan denga Eunjae menanyakan Jonghee. Eunjae hanya membalas semua pertanyaan Muyeol dengan 'Ya!'. Hahaha..
Karena kesel dengan Muyeol yang terus terusan mengirim sms, akhirnya Eunjae gak bales sms nya Muyeol, lalu Muyeol sms lagi 'Idiot, ada masalah apa? Jawab aku!' belum sempet Eunjae beres menghela nafas, Muyeol sms lagi, 'Hey, idiot!'.
Muyeol dan tin Red Dreamers sedang mengikuti kelas yoga. Suasananya tenang, sepi. Muyeol gak bisa diam seperti itu, akhirnya dia ambil ponsel nya lalu mau mengirim sms ke Eunjae. Tapi Eunjae keburu menelpon Muyeol. "Hei, sekarang aku sedang.." belum sempat Muyeol ngomong, di seberang sana Eunjae teriak-teriak, "Yaa..bukannya kau bilang kau percaya padaku? Kalau kau tidak percaya padaku kau saja yang kerja. Awas saja kalau kirim sms lagi, aku akan tutup pintu dan pulang ke rumahku. Mengerti! TUTUP!!!". Terdengarlah suara Eunjae ke seluruh penjuru ruang latihan yoga Muyeol. Padahal di ruangan itu sudah tertulis dilarang menggunakan ponsel. Jeng jeng, semua mata tertuju pada Muyeol. Hwahahaha..
Eunjae masih kesal setelah menutup ponselnya. "Hooh, benar-benar bikin orang naik darah! Belum sempat aku menarik nafas sudah ding dong ding dong (bunyi ponselnya Eunjae). Memangnya cuma dia saja yang pacaran?". Jonghee memandang Eunjae, takjub kali ya, kok ada orang kaya gini.

Saat makan, Dongsu berkata kalau dia pikir Muyeol itu seperti anak kecil, tapi sekarang saat Jonghee sakit, Muyeol setengah mati memikirkan Jonghee. Muyeol berkata kalau sekarang dia punya Eunjae, jika terjadi sesuatu si idiot itu tahu bagaimana menanggulanginya.
Makanan Eunjae datang, Eunjae makan dengan lahap dengan sesekali mengatakan kalau makannya enak sekali. Tapi Jonghee tetap diam dengan wajah sedih dan pandangan lurus ke depan.
Wartawan Koh menemui manager Kim, bertanya apa ada perkembangan baru tentang kasus mereka? Manager Kim membuat sebuah catatan siapa-siapa saja yang mungkin jadi tersangka. Park Muyeol, Yoo Eunjae, Jin Dongsu, istri Jin Dongsu, Kim Taehan (manager Kim), bibi. Kejadian terakhir TKP-nya di rumah Kang Jonghee, dan tidak banyak yang tahu kalau dia sudah kembali ke Korea, jadi tersangkanya adalah orang-orang yang tahu kalau Jonghee ada di Korea. Tapi mereka tidak punya bukti apapun. Wartawan Koh menunjuk satu nama sebagai orang yang patut dicurigai, Kim Taehan . "Motif, manager humas Park Muyeol, dengan kata lain orang yang tahu segala gerak-gerik Park Muyeol.". "Jika ini bisa dikatakan motif, buat apa membuatnya jadi serumit ini? Aku bisa saja mengumumkan semua rahasia Park Muyeol."jawab Manager Kim. Dia yang nulis nama dia sendiri, trus dibantah sendiri. hadeeh..
Wartawan Koh menambahkan, kalau soal motif, ada orang yang mempunyai motif paling kuat, Jin Dongsu. Apa ada motif yang lebih besar dari rasa iri. Dari SMP sampai kuliah dia adalah yang paling hebat, dia juga yang pertama main di timnas, dia yang pertama mendapat nilai kontrak tertinggi. Saat kuliah tidak ada yang kenal Park Muyeol, para pencari bakat juga tidak tertarik padanya. Tapi sekarang...? Manager Kim diam saja memikirkan kata-kata wartawan Koh.
Muyeol dan Dongsu sedang jalan menuju tempat latihan. Muyeol berhenti sebentar untuk mengirim sms pada Eunjae. Tiba-tiba dari belakang ada mobil yang melaju tepat ke arah Muyeol. Dongsu melihatnya, dia cepat-cepat berlari ke arah Muyeol dan menarik Muyeol ke pinggir. Mereka berdua terjatuh, tangan Dongsu terluka.
Jonghee masih mogok makan, Eunjae sampai terkantuk-kantuk menjaga Jonghee yang masih seperti patung. Bibi datang membawakan makanan. Bibi menyuruhnya makan, bagaimana nanti kalau dia pingsan. Bibi juga terlihat kesal dengan tingkah Jonghee.
Eunjae sudah habis kesabarannya, benar-benar kesal dengan kelakuan Jonghee. Mogok makan, sedih terus. "Untuk apa? agar orang-orang menjadi sibuk gara-gara kau? Kalau kau adikku, sudah kuhajar kau dari tadi."kata Eunjae. Eunjae berkata kalau di dunia ini ada yang lebih menderita dari Jonghee, ada yang lebih sedih, ada yang lebih ingin mati. "Lalu, kucingmu mati kenapa? Kalau memang kau begitu sedih, sekalian saja ikut mati.". Eunjae sudah hilang kesabaran.
Jonghee ngamuk mendengar kata-kata Eunjae, Eunjae menahannya, menindihnya di atas sofa. Jonghee meronta-ronta minta dilepaskan. Eunjae yang terlanjur kesal berkata kalau gara-gara Jonghee, Muyeol hampir hancur. Tidak gampang baginya untuk bangkit kembali. Dan kau bertingkah seperti ini? lebih baik kau tidak usah kembali ke sini. Jonghee kesal sekali dengan Eunjae.
Manager Kim datang karena mendengar Dongsu terluka. Manager Kim, Dongsu dan Muyeol akhirnya membicarakan tentang peneroran Muyeol dan orang yang mungkin memberikan foto itu.
Jonghee akhirnya mau makan, meskipun makannya seperti 'Eunjae, nih liat, aku makan!' Muyeol kaget melihatnya. Eunjae hanya berkata, makannya wanita itu tidak boleh terlalu dimanjakan. Melayanglah sendok Jonghee ke Eunjae. Yah, ngambek lagi tuh Jonghee. Muyeol minta maaf atas kelakuan Jonghee. Muyeol memuji Eunjae karena telah berusaha. Eunjae juga minta maaf sudah berbuat sedikit kesalahan, "Aku memiting dia sedikit.". Muyeol ngambek, "Kenapa kau piting dia? Dia sudah kurus. Kenapa kau berbuat seperti itu?". Eunjae mengancam Muyeol kalau dia terus marah-marah, Eunjae tidak mau jadi pengawal lagi. Muyeol nyerah diancam seperti itu. Hahaha, good job Eunjae.

Muyeol membelikan makanan untuk Eunjae. Eunjae bercerita tentang Dongah yang membuntuti Yunyeok. Muyeol berpesan agar Dongah berhati-hati, karena Yunyeok sangat berbahaya.
Dongah masih terus mengikuti Yunyeok. Yunyeok menyadari Dongah yang terus mengawasinya. Dongah pun tertangkap basah. Dongah berhasil mencari alasan, akhirnya mereka berdua bisa berbincang-bincang sambil jalan-jalan.
Dongah dan Yunyeok akhirnya sampai di puncak bukit, dimana mereka bisa melihat kota Seoul. Yunyeok bercerita tentang masa kecilnya yang suram. Dongah merasa tidak enak mereka hanya berdua di atas situ, dia berlari untuk turun. Yunyeok menghalanginya. Dia langsung bertanya kenapa Dongah selalu menguntitnya. Dongah beralasan kalau dia menyukai Yunyeok.
Dongah tak tahu lagi bagaimana cara dia pergi dari tempat itu, akhirnya Dongah menjerit. Tapi tempat itu jauh dari pemukiman. Sekali lagi Yunyeok bertanya apa yang dia dan manager tim Read Dreamers cari tentang dirinya. Saking ketakutannya Dongah tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Yunyeok lalu memukul perut Dongah. Dongah roboh. Akhirnya Dongah mengaku kalau mereka mencari siapa pengirim foto Muyeol yang matanya dirusak.
Dengan menggunakan sisa tenaga, Dongah lari dari tempat itu sambil berteriak minta tolong. Tapi Yunyeok berhasil menangkapnya lagi. Lalu tiba-tiba ada suara sirine. Yunyeok yang mengira itu sirine polisi dan kabur.
Ternyata yang membunyikan sirine itu adalah seorang ibu-ibu. Dan ibu-ibu itu adalah bibi pengurus rumah Muyeol. Bibi kasihan dengan kondisi Dongah, lalu membantunya. Bibi menawarkan telponnya agar Dongah bisa menelpon seseorang untuk menjemputnya. Dongah menelpon manager Kim.

Manager Kim lari pontang panting untuk menjemput Dongah.
Bibi melewati rumah Yunyeok, lalu dia memutuskan untuk masuk ke dalam. Bibi berbincang dengan nenek Yunyeok. Dia meminta pada nenek kalau ada yang bertanya pada nenek soal dia, jawab saja nenek tidak tahu. Bibi juga memastikan kalau Yunyeok tidak kenal dengan dirinya.
Muyeol ngobrol dengan Eunjae soal pendapat manager Kim yang berkata kalau pelakunya kemungkinan orang yang dekat dengannya. Muyeol heran apa ada orang dekat yang ingin dia mati? Muyeol bertanya pada Eunjae, apa ada orang di dekatnya yang ingin dia mati? "Ada,"kata Eunjae. "Yang pasti, aku tidak dekat denganmu."jawab Muyeol, tahu maksud Eunjae. "Oh, kalau begitu, tidak ada.". (Aku ketawa ngakak liat percakapan ini.)
Eunjae menyuruh Muyeol pulang, tapi Muyeol tidak mau, dia ingin menjaga Jonghee. Sekali lagi Eunjae harus melihat rasa sayangnya Muyeol terhadap Jonghee.
Manager Kim tiba di tempat Dongah. Dongah baru keluar dari supermarket. Manager Kim bertanya apa yang terjadi, dengan santainya Dongah berkata kalau dia hampir saja mati, lalu masuk ke mobil manager Kim. Di mobil Dongah terus aja ngomong, cerita dengan santai gimana Yunyeok tadi memperlakukannya. Manager Kim emosi tngkat tinggi. Manager Kim marah ke Dongah, dia berpikir Dongah menganggap situasi ini lucu, "Apa kau benar-benar tidak merasa apa-apa? Mendengar ceritamu saja aku marah dan tidak tahu harus berbuat apa. Apa kau sangat senang? kau pikir ini petualangan? Kau pikir ini lelucon? kau punya pikiran tidak?". Dongah sedikit senang ketika manager Kim marah, berarti dia khawatir. Tapi manager Kim kali ini benar-benar, dan benar marah. (Aku ngerti perasaan manager Kim, dia khawatir banget dengan Dongah. Tapi ternyata Dongah dengan santai terus nyerocos ngomong dan ngomong lagi, seolah-olah gak terjadi apa-apa.)
Malam itu Dongah tidur bersama Eunjae. Dongah ingin bercerita kalau dia sedih dan ketakutan melihat manager Kim yang marah.
Muyeol terus menjaga Jonghee. Saat Jonghee akhirnya bangun, dia melihat Muyeol tidur di sofa. Muyeol terbangun melihat Jonghee. Jonghee kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Muyeol. Dan tepat saat itu, Eunjae datang melihat mereka berdua.

Muyeol melakukan kerja sosialnya lagi. Manager Kim ikut mengawasi, tapi dia marah-marah terus dengan asisten-asistennya. Moodnya manager Kim masih jelek banget.
Eunjae menemani Jonghee makan. Bibi melihat mereka berdua, ralat, bibi melihat Jonghee dengan pandangan misterius. Jonghee mau balapan banyak-banyakan makan dengan Eunjae, tapi akhirnya Jonghee malah muntah-muntah gara-gara kebanyakan makan.
Jonghee terus berjalan menyusuri trotoar. Eunjae terus mengikutinya dari belakang. Jonghee menemukan seekor kucing liar, dia terus mencarinya. Eunjae bertanya apa yang dia cari, Jonghee tidak menjawab.
Manager Kim mencoba menelpon Dongah. Tapi Dongah sakit, dia sama sekali tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Sampai malam Eunjae terus mengikuti Jonghee. Eunjae sedang ditelpon Muyeol ketika segerombolan anak badung nyari gara-gara dengan Jonghee. Jonghee tidak sengaja menabrak salah satu anak itu, Eunjae sudah meminta maaf tapi anak-anak badung itu gak mau, mereka minta ganti rugi. Jonghee memukulkan tasnya ke salah satu anak yang mencoba memegang tasnya. Anak-anak itu tambah ngamuk.

Bibi sedang memikirkan Yunyeok saat dia sedang menuangkan sayur panas. Lalu tanpa sengaja bibi menjatuhkan mangkuk, dan kuah panas mengenai kakinya. Muyeol merawat sedikit kaki bibi. Diam-diam bibi merasa senang dengan perhatian Muyeol ini.
Kembali ke Eunjae dan Jonghee yang dikeroyok anak-anak badung. Anak-anak itu mencoba memukul mereka berdua tapi Eunjae berhasil menangkisnya. Karena Eunjae dan Jonghee kalah jumlah akhirnya mereka memutuskan buat lari.
Eunjae lari sambil menggandeng tangan Jonghee. tapi karena Jonghee sakit, jadi mereka tidak bisa lari jauh. Anak-anak itu berhasil menyusul. Eunjae menyuruh Jonghee lari duluan sementara Eunjae memblokir mereka. Sekarang Eunjae benar-benar dikeroyok oleh preman-preman itu.
Muyeol bertamu sebentar di rumah bibi. Kode sandi rumah bibi sama dengan kode sandi di rumah Muyeol. Bibi menyuruh Muyeol menunggu sementara dia masuk ke kamar. Bibi dandan. (Dandan? Bibi dandan buat siapa? Muyeol?)
Eunjae babak belur dikeroyok, lalu Jonghee datang bersama polisi yang membubarkan mereka.
Muyeol menemukan foto bibi di masa muda. Bibi cantik sekali di masa mudanya. Muyeol berbincang dengan bibi, lalu Jonghee menelponnya. Bibi gak suka Muyeol pergi karena Jonghee.
Muyeol datang, melihat Jonghee yang mukanya tergores membuat dia marah pada Eunjae. Muyeol marah besar dan menyalahkan Eunjae yang membiarkan Jonghee terluka. Jonghee memberitahu kalau Eunaje juga terluka, Muyeol tidak percaya. "Mana yang luka? Buktinya dia baik-baik saja."kata Muyeol. Eunjae diam saja. Dia langsung berdiri dan pergi.

Karena dikeroyok tadi, jalan Eunjae jadi terpincang-pincang. Muyeol menyadari dia salah. Jonghee dan Muyeol menyusul Eunjae. "Kau terluka? Bilang saja kalau terluka. Apa susahnya?"kata Muyeol. Eunjae diam saja terus berjalan. (Aku emosi lihat Muyeol. Gak tahu kejadiannya seperti apa udah nyalah-nyalahin orang. Ini kan sebenernya salahnya Jonghee, tapi Eunjae yang harus kena keroyok. Gitu juga masih dikata-katain sama Muyeol. Haish... Oke tenang, tarik nafaass...hembuskan..)
Muyeol merasa bersalah, dia akan mengantarkan Eunjae pulang. Eunjae menghempaskan tangan Muyeol, "Lepaskan!". Sambil berjalan pergi, Eunjae berkata, "Jangan menangis..jangan menangis Yoo Eunjae..", sambil menangis.
Tanpa bicara lagi Muyeol menggendong Eunjae yang sedang menangis ke dalam mobil. Jonghee melihatnya, rasa khawatir dan menyesal terlihat di matanya.
Bibi memasuki sebuah ruangan di rumahnya. Ruangan itu penuh berisikan foto Muyeol. Ruangan ini adalah ruangan yang biasa dipakai pelaku buat merusak foto Muyeol. Jadi bibi adalah si pelaku??




Source Pelangidrama.net

Related Posts by Categories

0 komentar: