Titrasi Asam Basa

Posted: Selasa, 28 Februari 2012 by khyunkhyun in Label:
2

PENDAHULUAN
Tujuan:
1.      Memahami reaksi asam dan basa
2.      Mengetahui titik akhir titrasi pada asam dan basa

Latar belakang :
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zatdengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasibiasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam prosestitrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagaititrasi asam basa. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant”dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahuikonsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”.Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukandengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secarastoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai“titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan,kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaantersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.





Untuk mengetahui titik ekivalen, dapat digunakan indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akanberubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahanwarnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga lima tetes. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.


Landasan Teori

Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah mendefinisikan asam-basa sebagai berikut: Asam adalah donor proton dan sebaliknya basa disebut sebagai aseptor proton.
Kemudian teori ini lebih dikenal sebagai teori asam basa Bronsted- Lowry sebagai penghargaan bagi mereka berdua.
Definisi
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya.
Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan.
Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah


Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH   →   NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O
Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat
Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH   →   NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH   →   H2O + NH4+
Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah


Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH   →   NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O
Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat


Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2   →   HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2-   →   HBO2
Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4   →   CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4-   →   NH4OH
Berikut beberapa indikator asam basa:


Indikator
Perubahan warna
Pelarut
Asam
Basa
Thimol biru
Merah
Kuning
Air
Metil kuning
Merah
Kuning
Etanol 90%
Metil jingga
Merah
Kuning-jingga
Air
Metil merah
Merah
Kuning
Air
Bromtimol biru
Kuning
Biru
Air
Fenolftalein
Tak berwarna
Merah-ungu
Etanol 70%
thimolftalein
Tak berwarna
biru
Etanol 90%

Alat Dan Bahan

1. Buret
2. Statif
3.Pipet


4.Gelas Ukur
5.Labu Elemeyer
6.Kertas PH
7.Corong
8. Larutan NAOH 0.1 M
9. Larutan HCL
10. Indikator Phenoltalien (PP)
  
Prinsip Kerja Titrasi Asam Basa


Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukandengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaanekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi).Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kitamencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut.Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer makakita bisa menghitung kadar titrant. 

Cara Mengetahui Titik Ekuivalen :
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperolehkurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelumproses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalenterjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidakdiperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahanwarnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikitmungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekatmungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Rumus Umum Titrasi:
 nxMxV asam = nxVxM basa
Keterangan:
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)


Cara Kerja

1.Pasang buret pada statif dengan tegak

2.Masukan larutan NaOH 0.1M pada Biuret
3. Ambil 25ml larutan HCl dengan gelas ukur jika kelebihan atau kekurangangan sesuaikan sengan pipet.
4. Masukan HCl dalam tabung elemeyer dan tambahkan indicator PP
5. Titrasi larutan HCl denagn NaOH 0.1M hingga titik ekivalen. Titik ekivalen dapat diketahui jika warna HCl berubah menjadi pink muda tapi jangan sampe menjadi pink tua karena larutan tersebut sudah jadi basa. (titik ekivalen PH=7).
  
Pengamatan
Percobaan pertama:
Mula-mula vol NaOH : 50 ml
Akhir vol NaOH         : 47.8 ml
Terpakai vol NaOH     : 2.2 ml
Vol HCl                      : 25 ml
Ph hasil titrasi              : 7
Indikator PP                : 5 tetes
Konsentrasi NaOH     : 0.1 M
Konsentrasi HCl         : 11/1250 M
Mol HCl                      : 0.22 mol
Gram HCl                   : 7.92 gr

Kesimpulan     :
Sepertinya terjadi kesalahan saat meneteskan indicator PP. Indikator PP terlalu bayak di teteskan pada HCl sehingga cepat terjadi titik ekivalen.


Percobaan ke dua :
Mula-mula vol NaOH             : 50 ml
Akhir volume NaOH              : 47.3 ml
Terpakai volume NaOH          : 2.7 ml
Volume HCl                            : 25 ml
Indikator PP                            : 5 tetes
Konsentrasi NaOH                 : 0.1 M
Konsentrasi HCl                     : 0.0108 M
Mol HCl                                  : 0.27 mol
Gram HCl                               : 9.72gr



Kesimpulan     :
Indikatot PP yang ditambhakna lebih dari 5 tetes sehingah lebih cepat ke titik ekivalennya.
Titrasi pada gambar di atas ke banyakan NaOH sehingga warnanya berubah menjadi pink tua.


Percobaan ke tiga        :
Mula-mula vol NaOH : 50 ml
Akhir vol NaOH         : 41.8ml
Terpakai vol NaOH     : 8.2ml
Vol HCl                      : 25 ml
Indikator PP                : 5 tetes
Konsentrasi NaOH     : 0.1 M
Konsentrasi HCl         : 0.0328M
Mol HCl                      :  0.82 mol
Gram HCl                   : 29.52 gr


Kesimpulan :
Percobaan ke tiga ini hasilnya palik baik karena telah mencapai titk ekivalen dengan warana pink muda dengan kadar vol HCl dan NaOH yang pas dan PP yang pas sesuai dengan data.



Pembahasaan

Penambahan indicator PP pada HCl memepengaruhi dalam proses titrasi jika PP di terlalu bayak di tambahkan pada HCl makan larutan tersebut akan cepat mencapai titik ekivalen.
NaOH adalah larutan yang paling berpengaruh dalam proses titrasi. Untuk mengubah sebuah larutan menjadi basa atau menjadi netral.
Keguanaan titrasi asam basa ini untuk menunjukan bahwa asam dapat di ubah menajadi basa ataupun netral atau sebaliknya basa dapat di ubah menjadi asam maupun netral. Contohnya air merupakan pelarut universal selain gampang didapatkan dan harganya murah ia dapat menetralkan asam maupun basa pada volume dan konsentrasi tertentu.

Related Posts by Categories

2 komentar:

  1. Anonim says:

    love day tuh siapa yang nyanyi-nya ya??? aku suka banget lagu ini

  1. Love Day - A Pink Eunji & Beast Yoseob ..^^