0
Yoo Kyung bersikeras: “Kali ini sunguh tidak boleh, benar-benar tidak bisa”
Young Joo kesal dengan tingkah Yoo Kyung dan berteriak padanya: “Han Yoo Kyung kita sudah berakhir. Kau yang mengakhiri semuanya”
Yoo Kyung menyangkal: “Tidak, kita belum berakhir. Kita tidak bisa berakhir”
Di balik tembok pilar tempat parkir itu, Jung Eun mendengar semua percakapan Young Joo dan Yoo Kyung. Dia sadar benar apa yang dibicarakan keduanya. Jung Eun langsung menarik kesimpulan jika Young Joo adalah lelaki yang dicampakan Yoo Kyung di masa lalu artinya Young Joo adalah ayah kandung Han Byul. Kenyataan inilah yang membuat Jung Eun sangat syok mendengar percakapan mereka berdua.
Jung Eun sangat syok mendengar percakapan Young Joo dan Yoo Kyung, hingga dia menjatuhkan hiasan bunga yanga akan diberikannya pada Young Joo. Jung Eun menangis dalam diam, bagaimana pun kenyataan ini terlalu menyakitkan baginya. Dia tak tahan berdiri tegak, dia pun akhirnya terduduk dengan berjongkok di balik tembok sambil menangis, meski berusaha menahan tangisnya sekuat tenaga.
Young Joo akhirnya menarik Yoo Kyung ke tempat lain, mungkin ia merasa taka man berbicara dengan Yoo Kyung di tempat itu (takut ketauan Jung Eun kah??). Kang Woo melihat Young Joo yang menarik Yoo Kyung, dia geram melihat hal itu. Dalam hati dia pasti sangat ingin melabrak Young Joo karena berani bertemu Yoo Kyung di hari pertunangannya dengan Jung Eun.
Namun, Kang woo teringat pada Jung Eun yang mencari Young Joo ke tempat parkir, dia pun mencari Jung Eun dan menemukannya terjongkok sambil menangis di balik tembok.
Hiasan bunga untuk Young Joo hancur diinjak orang-orang yang berlalu lalang di tempat parkir. Jung Eun menatap hiasan bunga yang hancur itu dengan perasaan hancur juga.
Kang Woo datang menghampirinya. “Jung Eun-ssi” kata Kang Woo pada Jung Eun. Jung Eun masih menangis bukannya menanggapi Kang Woo, Jung Eun malah berkata: “Hiasan Bunga,, hiasan bunganya hancur” Air mata Jung Eun jatuh tak tertahankan, tentu saja bukan menangisi hiasan bungan yang hancur, tapi menangisi kenyataan tak terduga yang baru saja diketahuinya.
Kang Woo mencoba menenangkan Jung Eun, dia tahu Jung Eun pasti kaget saat tahu Yoo Kyung lah wanita masa lalu Young Joo. Kang Woo berkata: “Han Yoo Kyung hanyalah masa lalu, kau tidak usah khawatir”.
Jung Eun masih menagis, dia berkata: “Kau tidak tahu apapun, masalahnya tidak semudah itu”. Kang Woo jadi kesal melihat sikap Jung Eun yang masih menangis dengan gemetar. Dia berdiri dan bertanya pada Jung Eun: “Diantara kalian bertiga, ada rahasia apalagi yang tidak aku ketahui? Mengapa semuanya menjadi begitu rumit?”
Kang Woo mengela nafas dan menatap Jung Eun yang masih berjongkok sambil menangis dengan gemetar. Kang Woo berkata pada Jung Eun: “Sekarang belum terlambat, jika kau tidak sanggup, maka lepaskan saja!”
Jung Eun mulai mengangkat kepalanya mendengar kata-kata Kang Woo, tanpa menatapnya. Kang Woo melanjutkan kata-katanya: “Sekarang, asal kau memegang tanganku, maka kau bisa pergi kemanapun kau mau”. Tangis Jung Eun masih berderai, namun dia berusaha tegar, dia pun bertanya pada Kang Woo: “Dimana mobilmu? Aku tidak boleh ada disini” kata Jung Eun sambil menangis gemetar.
Tanpa pikir panjang, Kang Woo langsung menarik Jung Eun dari tempatnya dan membawanya ke mobilnya.
Young Joo memaksa Yoo Kyung mengikutinya. Yoo Kyung berusaha melepaskan diri. Saat mereka sampai di tempat Sepi, Young Joo pun melepaskannya. Yoo Kyung langsung menyerang Young Joo dengan tuduhan.
Yoo Kyung: “Kau, demi mempermainkan aku kan melakukan hal ini? Iya kan? Makanya kau melakukan hal ini, benarkan?”
Young Joo hanya bisa menghela nafas mendengar tuduhan Yoo Kyung masih saja menuduh macam-macam padanya.
“Tapi mengapa harus Jung Eun? Mengapa harus Jung Eun” Kata Yoo Kyung sambil berteriak pada Young Joo.
“Mengapa kau bersikap seperti ini?” Tanya Young Joo kesal, tapi Yoo Kyung tak menggubrisnya dan kelbali bertanya: “Kapan Kau dan Jung Eun memulai? Bahkan Choi Kang Woo pun mengatakan tidak tahu?”
Young Joo kembali menghela nafas dan berkata pada Yoo Kyung tanpa melihat ke arah Yoo Kyung sama sekali, “Kami hidup bersama selama 6 tahun” kata Young Joo menjelaskan.
Mendengar kata-kata Young Joo, terdengar sangat kaget. Dia menatap Young Joo dengan tatapan tak percaya-nya. (Dalam pikiran Yoo Kyung, bagaimana semua ini bisa terjadi? –abaikan, hanya pikiranku kok-)
“Yoon Myung Ja Ahjuma juga Han Byul, kami semua tinggal bersama selama ini” lanjut Young Joo memberikan penjelasan tentang hubungannya dengan Jung Eun.
Yoo Kyung semakin kaget mendengar pengakuan Young Joo.
Yoo Kyung: “Bagaimana bisa itu terjadi?”
Young Joo: “Jadi, aku mohon padamu. Hari ini adalah hari terpenting dalam hidupku. Tolong jangan masuk lagi dalam hidupku”
Yoo Kyung: “Jangan masuk lagi?”
Young Joo: “Ini sudah 6 tahun. Yoo Kyung-ah, apakah aku tidak boleh bahagia?”
Yoo Kyung tak bisa menjawab, dia hanya bisa menatap Young Joo sambil menahan tangis. Young Joo melanjutkan perkataannya:
Yoo Kyung tak bisa menjawab, dia hanya bisa menatap Young Joo sambil menahan tangis. Young Joo melanjutkan perkataannya:
“Saat Kau meninggalkan ku, Kau tahu,..itu sangat sulit bagiku? Dan yang menyelamatkanku dari semua kesulitan itu adalah Jung Eun. Di matamu, aku mungkin haya seorang pedagang kain. Tapi dimata Jung Eun aku adalah Lelaki paling hebat, jadi biarkan aku tetap hidup seperti ini”
Yoo Kyung tak bisa membalas sepatah katapun semua permohonan Young Joo barusan, dia hanya bisa menangis dan menatap Young Joo yang menatapnya meminta pengertian dari Yoo Kyung untuk tidak lagi mengganggu hidupnya. Akhirnya Yoo Kyung berkata: “Aku mengerti,,, Aku sudah mengerti”.
Lalu Yoo Kyung pun pergi meninggalkan Young Joo sambil menangis.
Sementara Young Joo hanya bisa melihat kepergian Yoo Kyung dan kembali menghela nafas, dia terlihat merasa bersalah karena telah mengatakan semua itu pada Yoo Kyung.
Mobil Kang Woo yang membawa Jung Eun keluar dari tempat parkir. Kang Woo benar-benar membawa Jung Eun pergi dari tempat acara pertunangan.
Di mobil, Jung Eun yang masih Syok hanya melamun dengan pandangan kosong. Kang Woo tak tega melihat wanita yang dicintainya menjadi begitu menderita seperti ini. Kang Woo pun bertanya: “Kemana kita harus pergi?”
Jung Eun kaget mendengar pertanyaan Kang Woo dan menoleh ke arah Lelaki yang tak menatapnya itu.
Kang Woo melanjutkan perkataannya: “Di depan sana sudah pintu jalan tol, kita bisa pergi kemanapun”.
Jung Eun kembali melamun dan balik bertanya: “Harus pergi kemanakah?”.
Jung Eun kaget mendengar pertanyaan Kang Woo dan menoleh ke arah Lelaki yang tak menatapnya itu.
Kang Woo melanjutkan perkataannya: “Di depan sana sudah pintu jalan tol, kita bisa pergi kemanapun”.
Jung Eun kembali melamun dan balik bertanya: “Harus pergi kemanakah?”.
Jung Eun menghela nafas dan mulai meracau, “Aku sebenarnya tidak punya tempat untuk pergi, kemanapun juga tidak ada”. Kang Woo menatap Jung Eun yang kini mulai menangis dan membiarkan gadis itu meneruskan perkataannya. “Juga tidak ada tempat yang bisa aku datangi, yang aku punya hanya Ibu dan Putriku saja” kata Jung Eun sedih sambil masih menangis dan menunduk menahan air mata yang tetap keluar.
Kang Woo makin tak tega melihat keadaan Jung Eun akhirnya menepikan mobilnya. Kang Woo berkata pada Jung Eun: “Mengapa tidak ada siapapun? Bukankah masi ada Young Joo?”.Mendengar kata-kata Kang Woo, Jung Eun berhenti menangis dan menatap Kang Woo yang menatapnya dengan punuh amarah. Kang Woo meneruskan kata-katanya: “Aku sudah kalah telak darinya. Saat skandal tentang Jung Eun-ssi yang seorang ibu tunggal yang tak menikah terungkap, dia langsung berniat mengadakan pertunangan denganmu. Apa kamu masih ingin meninggalkannya?”
Jung Eun tak bisa menjawab pertanyaan Kang Woo, dia hanya bisa menangis semakin deras.
Di gedung acara pertunangan, Young Joo kelimpungan mencari Jung Eun, dia mencoba menelpon ponselnya, namun tak ada jawaban. Mi Ryun dan Han Soo datang, Mi Ryun berkata bahwa Jung Eun meninggalkan ponselnya di ruang rias saat berkata akan menyusul Young Joo di tempat parkir. Han Soo berkata, lebih baik Young Joo menanyakan keberadaan Jung Eun pada Kang Woo, karena tadi Kang Woo bilang akan menyusul Jung Eun ke tempat parkir. Young Joo pun langsung menelpon Kang Woo.
Ponsel Kang Woo pun berdering, Kang Woo menatap layar ponselnya, namun tidak segera menangangkatnya. Dia berkata pada Jung Eun bahwa Young Joo menelponnya. Jung Eun kaget dan berkata: “Jangan katakan bahwa aku melihat Yoo Kyung”. Kang Woo mengerti dan mengangkat telepon nya.
Kang Woo: “Ya,, Jung Eun bersamaku, kami segera kembali”
Mendengar Jung Eun bersama Kang Woo, Young Joo pun menghela nafas lega.
Young Joo: “Apa Jung Eun baik-baik saja?”
Kang Woo: “Tidak ada apa-apa kok, hanya saja hiasan bunganya rusak. Jadi kami pergi ke toko bungan untuk mencari yang baru”
Young Joo malah jadi curiga dan menanyakan sesuatu pada Kang Woo: “Tunggu dulu Kang Woo-ya. Tadi Yoo Kyung datang, apakah Jung Eun melihatnya?”. Kang Woo menatap Jung Eun yang masih saja melamun dan Nampak tertekan. Kang Woo pun berbohong pada Young Joo seperti permintaan Jung Eun: “Tidak, tidak ada hal seperti itu. Kami akan segera kembali” Kang Woo menutup teleponnya dan menatap Jung Eun yang balik menatapnya.
Akhirnya Jung Eun dan Kang Woo kembali ke tempat acara pertunangan (padahal aku sangat berharap Kang Woo benar-benar membawa Jung Eun pergi aja –abaikan, itu hanya keinginan pribadiku–).
Kang Woo menghentikan mobilnya di depan pintu masuk gedung. Jung Eun masih tampak tak bersemangat dan tertekan. Jung Eun bertanya pada Kang Woo: “Apakah wajahku baik-baik saja?” Kang Woo menjawab: “Iya, baik-baik saja kok”.
Kang Woo melihat Young Joo yang keluar dari gedung dan mencari mereka. Kang Woo berkata pada Jung Eun: “Chogi,, Young Joo sudah keluar”. Jung Eun dan Kang woo melihat Young Joo yang menghampiri mobil Kang Woo dari dalam mobil. Jung Eun menatap Young Joo ragu-ragu, kemudian dia melihat ke arah Kang Woo yang berusaha meyakinkannya untuk kembali pada Young Joo (Aigo,,, Kang Woo-ssi,, mengapa hatimu begitu lapang membiarkan wanita yang kau cintai untuk kembali pada lelaki yang mungkin akan menyakitinya lebih banyak lagi.)
Kang Woo melihat Young Joo yang keluar dari gedung dan mencari mereka. Kang Woo berkata pada Jung Eun: “Chogi,, Young Joo sudah keluar”. Jung Eun dan Kang woo melihat Young Joo yang menghampiri mobil Kang Woo dari dalam mobil. Jung Eun menatap Young Joo ragu-ragu, kemudian dia melihat ke arah Kang Woo yang berusaha meyakinkannya untuk kembali pada Young Joo (Aigo,,, Kang Woo-ssi,, mengapa hatimu begitu lapang membiarkan wanita yang kau cintai untuk kembali pada lelaki yang mungkin akan menyakitinya lebih banyak lagi.)
Jung Eun pun keluar dari mobil dan berhadapan dengan Young Joo yang sudah sampai disamping mobil Kang Woo.
Young Joo: “Sebenarnya, Kau pergi kemana?”
Jung Eun: “Aku hanya pergi sebentar saja”
Young Joo: “Kau bukan orang yang biasa telat, kau selalu berjanji kepadaku namun pada akhirnya malah meninggalkanku begitu saja” (-ingat janji mereka 10 tahun lalu dan janji nonton film-)
Jung Eun kaget mendengar kata-kata Young Joo dan menatap Young Joo yang begitu khawatir dan ketakutan.
Young Joo: “Aku berpikir, kali ini pun kau akan meninggalkanku lagi, aku sangat takut memikirkannya”
Jung Eun: “Aku akan pergi kemana? Satu set keluargaku ada disini semua”
Young Joo menatap Jung Eun dan menarik Jung Eun kedalam pelukannya dengan penuh emosi.
Kang Woo tak tahan melihat semua itu dan memilih pergi (aduh,, aku kasian sama Kang Woo…).
Kang Woo tak tahan melihat semua itu dan memilih pergi (aduh,, aku kasian sama Kang Woo…).
Jung Eun pun membalas pelukan Young Joo yang semakin erat sambil menahan tangisnya dipelukan lelaki itu.
Acara pertunanganpun di mulai. Hak Guk bertindak sebagai MC di acara itu dan menyambut kedatangan kedua mempelai dengan datang sambil bergandengan tangan. Semua orang bertepuk tangan menyambut kedatangan mereka. Hak Gu memperkenalkan profil keduanya, dimana Young Joo kini bertindak sebagai Direktur perusahaan L’Amor yang sedang diujung kebangkrutan karena mempertaruhkan asset perusahannya dan sebuah bisnis yang berbahaya dan Jung Eun adalah Aktris yang kini sedang merintis karirnya. Jadi kehidupan mereka mungkin hanya akan bergantung pada Jung Eun yang akan jadi aktris terkenal. Hak Gu pun memberi semangat pada Jung Eun. “Seo Jung Eun fighthing”. Para tamu dan keluarpun tertawa mendengar gurauan Hak Gu.
Jung Eun dan Young Joo duduk di kursi mereka. Young Joo terlihat sangat bahagia namun Jung Eun tampak muram dan tertekan. Young Joo dan Jung Eun saling menatap, Jung Eun berusaha tersenyum pada Young Joo yang tersenyum padanya.
Sementara Young Joo berbahagia di acara pertunangannya dengan Jung Eun. Yoo Kyung hanya bisa menangis di perjalanan pulangnya setelah Young Joo memintanya pergi dan tak mengganggu kehidupannya lagi.
Acara pertunangan Jung Eun dan Young Joo pun berlanjut, Jung Eun telah menyematkan cincin pertunangannya di jari manis Young Joo, begitu pun sebaliknya.
Keduanya memberi hormat pada keluarga dan para tamu Undangan. Jung Eun menangis setelah melakukan hal itu.
Keduanya memberi hormat pada keluarga dan para tamu Undangan. Jung Eun menangis setelah melakukan hal itu.
Maka Hak Gu berkata pada Young Joo: “Hyung, jika kau berani membuat Noona menangis, aku tidak akan mengampunimu”. Giliran Han Soo yang berkomentar membela adiknya: “Kau ini, apa kau tidak tahu itu adalah air mata bahagia”. (pertengkaran para saudarakah?? hihihi..)
Mi Ryun meminta Jung Eun berhenti menagis, Ahjumma bersyukur dengan nasib Jung Eun sekarang, karena dulu dia hidup begitu susah. Teman-teman Young Joo yang kini bekerja di perusahaan Kang Woo juga para pegawai Young Joo memberikan ucapan selamat pada Young Joo dan Jung Eun.
Semua orang bahagia, begitu juga Lee Ae Rin, namun dia kaget saat melihat seseorang di balik pintu yang mengintip kebahagiaan keluarga mereka.
Mi Ryun meminta Jung Eun berhenti menagis, Ahjumma bersyukur dengan nasib Jung Eun sekarang, karena dulu dia hidup begitu susah. Teman-teman Young Joo yang kini bekerja di perusahaan Kang Woo juga para pegawai Young Joo memberikan ucapan selamat pada Young Joo dan Jung Eun.
Semua orang bahagia, begitu juga Lee Ae Rin, namun dia kaget saat melihat seseorang di balik pintu yang mengintip kebahagiaan keluarga mereka.