Sinopsis It's Okay, Daddy's Girl Episode 4
Posted: Minggu, 19 Februari 2012 by khyunkhyun in Label: It's Okay Daddy's Girl
0
Jin Goo mengantar Sook Hee pulang ke rumah. Raut wajah Sook Hee sangat tegang dan ketakutan. Terlebih ketika melihat sebuah mobil polisi terparkir di depan rumahnya.
“itu rumah kami,tolong berhenti” pinta Sook Hee pada Jin Goo dan bergegas turun dari mobil.
Sook Hee melihat Man Soo sedang berbicara dengan beberapa orang polisi. Sook Hee memanggil Man Soo “Man Soo”. Man Soo terlihat sedikit lega karena kakaknya sudah kembali. Man Soo mengatakan kepada Sook Hee kalau suaminya sekarang pingsan dan tak sadarkan diri.
Sook Hee segera masuk ke dalam rumah diikuti dengan Jin Goo. Terdengar suara Chae Ryung dan Ae Ryung dari dalam kamar yang memanggil nama Ayah yang sedang pingsan.
“apa yang kalian lakukan? Jangan menggoncangkan tubuhnya seperti itu, Sesuatu hal yang buruk akan terjadi” ucap Jin Goo pada Chae Ryung dan Ae Ryung. Jin Goo melepaskan syal yang melilit di lehernya dan meletakkannya di bawah kepala Ayah. Jin Goo kemudian menelepon ke rumah sakit milik Ayahnya dan mengabarkan kalau Ayah Ae Ryung pingsan dan tak sadarkan diri. (wah, Jin Goo hebat…. Walaupun tidak berkeinginan menjadi dokter tetapi dia tahu sedikit tentang ilmu kedokteran).
Mobil Ambulance akhirnya datang. Jin Goo meminta kepada mereka untuk membawa Ayah ke Rumah Sakit Manin milik keluarganya karena semua tim medis telah dipersiapkan. Polisi yang berniat membawa Ayah pergi akhirnya membatalkan rencananya.
Jin Goo menemani Ae Ryung selama perjalanan ke rumah sakit sementara Chae Ryung, Ibu dan Pamannya menyusul.
Di dalam Mobil Ambulance
Ae Ryung terus menangis melihat keadaan Ayahnya. “Ayah” ucap Ae Ryung sedih. Jin Goo yang melihat keadaan Ayah dan Ae Ryung tiba-tiba merasa iba “tenanglah, Ayahmu akan baik-baik saja. Di Rumah sakit kami terdapat 3 dokter terbaik, jangan khawatir” Ucap Jin Goo berusaha menenangkan Ae Ryung dan menggenggam tangan Ae Ryung. Ae Ryung mengangguk. (Aku suka banget dengan Jin Goo dan namja-namaja lainnya di episode-episode selanjutnya, kecuali Jong Seok).
Dr Kang menerima telepon dari Ibu Jin Goo. Dia meminta Dr Kang untuk menolong Ayah Ae Ryung, calon menantunya. Dr Kang meminta maaf tidak bisa ke rumah sakit karena sedang berada di luar. Dr Kang mengatakan kalau dia akan meminta Dr Hong (Dokternya cakep banget) untuk menggantikannya.
“baiklah, tapi tolong katakan pada suamiku kalau Jin Goo benar-benar khawatir dan kali ini Jin Goo benar-benar serius dengan gadis ini” ucap Ibu Jin Goo dan mengakhiri percakapan.
“aku pikir dia tiba-tiba pulang karena mengetahui siapa sesungguhnya Jin Goo” ucap teman Ibu Jin Goo
“aku tahu, dia bersikap seperti itu karena masalah pribadinya”
“aku berpikir kalau Jin Goo tertarik pada Ae Ryung, melihat bagaimana dia ikut terlibat dalam menyelamatkan nyawa Ayah Ae Ryung. Sama seperti yang pernah dilakukannya dulu pada gadis salon. Mereka hanya menangis dan Jin Goo langsung melunasi hutangnya”
“mengapa kau menyebut hal itu lagi” teriak Ibu Jin Goo.
Begitu Ibu Jin Goo menutup telepon, Dr Kang segera menelepon Dr Hong untuk menggantikannya. Belum selesai Dr Kang berbicara, perhatiannya teralihkan oleh seorang gadis yang berjalan ke arahnya. “oke, begitu saja”.
“aku tidak berpikir ini dirimu Jae Hee” sapa Dr Kang dan sedikit terkejut
“terima kasih kepada dirimu dan Ibu Jin Goo, lisensi kedokteranku berhasil dicabut dan sekarang inilah gayaku. Oh ya, Ibu Jin Goo dan Jin Goo sedang melakukan apa?” tanya Jae Hee
“kamu jangan memanggilnya Jin Goo” ucap Dr Kang merasa bersalah
“tidak mungkin aku memanggilnya Oppa, umur kami sama”
“tapi, apa yang kamu lakukan disini?” tanya Dr Kang berusaha mengalihkan arah pembicaraan
“apa kamu bertanya mengapa aku tidak kembali lagi ke Amerika dan tinggal disini. Belakangan ini aku bekerja disana” jawab Jae Hee dan menunjuk sebuah klub malam
“kenapa?”
“uang, fun, makanan mahal dan enak, teman pria. Kamu harus datang dengan Direktur dan jika kamu memerlukan pelayanan silahkan telepon. Dan untuk Direktur, aku belum mengubah nomor teleponku” jawab Jae Hee dan berlalu pergi.
Orang yang sedang dibicarakan Dr Kang dan Jae Hee ternyata sedang berada di sebuah Bar dan minum dengan seorang pengacara ternama yang merupakan Ayah Jong Seok.
“kenapa kau minum banyak sekali? Apa karena ulah Jin Goo lagi?” tanya Direktur
“bukan, ini karena anakku” jawab Ayah Jong Seok setengah mabuk
“apa yang dilakukannya. Dia bersekolah di sekolah hukum terbaik di Amerika dan akan mewarisi firma hukum milikmu. Kau hanya terlalu serakah saja kan?”
“Dokter akan menyimpan rahasia dari pasiennya kan? Tolong beritahukan kepada anakku untuk menjalani terapi psikologis” ucap Ayah Jong Seok.
Direktur terkejut mendengar ucapan Ayah Jong Seok, bagaimana mungkin seorang seperti Jong Seok harus menjalani terapi. Baru saja Dierktur ingin bertanya lebih lanjut, Dr Kang datang dan memberitahukan kalau hari ini Jin Goo sudah menjadi pahlawan dan semuanya karena Ae Ryung.
Ayah dibawa masuk ke UGD. Ae Ryung hanya bisa menunggu. Seorang pria berpakaian biru laut bergegas masuk ke ruangan UGD, namun Jin Goo dengan cepat menahannya. “Dr Hong aku mohon lakukan yang terbaik” pinta Jin Goo “ya” jawab Dr Hong singkat.
Ae Ryung terduduk lemas dan masih menangis “Ayah, Ayah” gumam Ae Ryung. Chae Ryung, Paman dan Ibunya akhirnya tiba di rumah sakit.
“Unnie, bagaimana keadaan Ayah? Dimana dia sekarang?” tanya Chae Ryung
“dia di ruangan operasi” jawab Ae Ryung
“apa yang mereka katakan? Apa dia baik-baik saja?” tanya Sook Hee lagi
“operasinya akan memakan waktu yang lama, kita hanya bisa menunggu” jawab Jin Goo
“aku akan disini dan menunggu sampai operasinya selesai. Aku akan disini dan menemani Ayah” ucap Chae Ryung tegas dan kembali menangis. Ae Ryung berjalan mendekati adiknya dan memeluknya. Ae Ryung berusaha menyabarkan Chae Ryung dan dengan sikapnya Ae Ryung seolah-olah berkata semuanya akan baik-baik saja dan Ayah akan segera sembuh.
Sementara itu di ruangan Operasi, Dr Hong memulai operasi. “oke, kita mulai operasi, pisau bedah” ucap Dr Hong. Dr Hong terlihat serius dalam mengoperasi Ayah. (omo, gantengnya dokter Hong…. Kak Saa punya kenalan dokter nggak??? Hehehehe)
Marco dan Ricardo berdiri di depan sebuah klub malam yang lumayan terkenal. Mereka ingin sekali masuk namun tidak memiliki uang sama sekali. Jin Goo, sahabat mereka sama sekali tidak bisa membantu. Tiba-tiba dua orang gadis berjalan ke arah mereka. Marco dan Ricardo seperti cacing kepanasan melihat ke dua gadis tersebut semakin mendekat dan berjalan melewati mereka. “astaga, parfum mereka seperti akan membunuhku” gumam Marco.
Dua gadis yang dilihat Marco dan Ricardo adalah gadis yang sama yang mereka lihat sewaktu di salon. Salah satu gadis tersebut adalah Jae Hee. Jae Hee bekerja di klub malam namun hari ini Jae Hee dan temannya datang sebagai pelanggan dan bukan sebagai karyawan.
Di depan klub, Marco semakin uring-uringan. Marco ingin sekali berkenalan dengan dua gadis tadi. Ricardo yang sama sekali tidak memiliki uang melihat jam tangan Marco yang lumayan bermerek. Mereka berdua memutuskan menjualnya dan akhirnya bisa masuk ke klub.
Jong Seok berada di apartemennya ditemani seorang wanita (heran dech, suka ma Chae Ryung tapi masih mengabiskan waktu bersama wanita lain, memang ada kelainan nich Jong Seok). Bora tiba-tiba meneleponnya.
“ada apa Bora? Apa? Aku kan sudah mengatakan kalau itu salahnya. Langkah selanjutnya? Dia perlu mengimbanginya. Kompensasi apa? Harga untuk membunuh seseorang. Tentu saja Chae Ryung tidak akan mengangkat telepon. Jika itu terjadi padamu, apa kau juga akan mengangkat telepon? Ayahnya membunuh seseorang (wanita yang bersama Jong Seok sedikit terkejut). Kita akhiri teleponnya”.
“kamu sangat jahat. Siapa yang membunuh siapa?” tanya teman wanita Jong Seok penasaran
“yang terbunuh tidaklah penting, yang penting siapa yang membunuhnya,… titik.” Jawab Jong Seok dan tersenyum penuh kemenangan.
Chae Ryung dan Ae Ryung tidak henti-hentinya berdoa demi kelancaran operasi sang Ayah. Sementara Sook Hee tertidur di bahu Man Soo. Jin Goo yang melihatnya merasa kasihan. Jin Goo mengambil inisiatif untuk membelikan minuman untuk mereka.
“Paman, ini kopinya, Chae Ryung ini kopinya, Ae Ryung ini” ucap Jin Goo dan memberikan kopi pada mereka bertiga. Jin Goo berusaha menenangkan Ae Ryung dan keluarganya. Dan tanpa disadari Jin Goo, Ayahnya diam-diam memperhatikannya bersama Dr Kang.
Dr Kang mengajak Jin Goo berbicara
“yang mana, yang rambut bergelombang atau lurus?” tanya Dr Kang
“rambut lurus dengan wajah kecil, tidakkah kamu berpikir Ayah akan menyukainya?”
“kamu sendiri bagaimana?”
“kamu tahu kan seleraku”
“jika dia bukan tipemu, kenapa kau meminta tim operasi untuk bersiap-siap dan membuat masalah besar?”
“seseorang sedang sekarat dan aku tidak mungkin tinggal diam”
“aku berpikir Direktur menyukainya”
“apa Ayah ada disini?”
“ya, dia ingin bertemu dengan Dr Hong”
“mengapa Ayah ingin bertemu dengannya? Apa Ayah ingin memeriksa hasil operasi? Ae Ryung harus lulus dengan nilai yang sempurna di tes pertamanya ini”
“kamu benar-benar ingin menikah jika Ayahmu menyetujuinya?”
“dia adalah jalan hidupku sekarang”
“maksudmu uang?” tanya Dr Kang namun belum sempat Jin Goo menjawab Hpnya berbunyi. Marco menelepon dan mengatakan kalau dia dan Ricardo sekarang berada di surga.
Chae Ryung gelisah menunggu operasi yang tak kunjung selesai. Chae Ryung kemudian berdiri dari duduknya dan hendak mendekati pintu kamar Operasi, namun tangannya ditahan oleh Ae Ryung. Ae Ryung mengatakan kepada Chae Ryung untuk menelepon Jong Seok karena hasil otopsi terhadap jasad Duk Gi pasti dikirim juga ke keluarganya. Ae Ryung takut jika keluarga Duk Gi datang ke rumah sakit membuat keributan sehingga membuat kondisi Ayahnya semakin parah dan bisa saja Ibu mereka juga ikut sakit memikirkannya.
Jong Seok memberitahukan kepada Ibunya kalau Ayah Chae Ryung sedang di rumah sakit.
“Polisi menggerebek rumah mereka dan surat penangkapan terhadap Ayah Chae Ryung sudah diterbitkan. Dia mungkin terkejut dan mempunyai penyakit hipertensi. Sekarang Ayahnya sedang berada di rumah sakit. Chae Ryung bertanya apa mereka perlu mengunjungi keluarga Duk Gi, apa yang harus aku katakan? Biasanya setelah pemakaman keluarga korban menanyakan jumlah kompensasi”
“katakan pada mereka aku akan menelepon nanti”
“berapa banyak yang Ibu pikirkan untuk jumlah uang kompensasinya? Berapa yang akan Ibu minta pada orang tua Chae Ryung?”
“kamu benar-benar tidak merasa bersalah?” tanya Ibu Jong Seok heran dengan sikap anaknya
Tiba-tiba pintu kantor di ketuk. Ternyata yang datang adalah orang tua Duk Gi. Ibu Jong Seok jelas heran karena mereka baru saja membicarakan masalah kompensasi tetapi kenapa orang tua Duk Gi sudah datang. Ibu Jong Seok melirik ke arah Jong Seok untuk mencari jawaban namun Jong Seok hanya mengangkat bahu pertanda tidak tahu.
Inti dari pembicaraan antara Ibu Jong Seok dan Orang tua Duk Gi adalah hasil kompensasi yang harus dibayar keluarga Chae Ryung adalah 500 juta. Orang tua Duk Gi terlihat sangat senang. “anak ini walaupun sudah pergi, tetapi tetap berbakti pada orang tua” gumam Ayah Duk Gi.
Disaat Chae Ryung dan keluarganya gelisah menunggu hasil operasi, Jong Seok datang dan mengabarkan kalau biaya kompensasi yang harus mereka bayar adalah 500 Juta Won. Sook Hee jelas terkejut dan mengatakan kalau keluarganya tidak memiliki uang sebanyak itu. Jong Seok malah menambahkan kalau itu jumlah yang sangat kecil, mereka bahkan bisa membayar hingga 1 M kalau saja orang tuanya tidak meminta keringanan ditambah Ayah Chae Ryung juga harus menjalani masa hukuman dan ke pengadilan begitu dia sembuh.
Jin Goo mondar mandir di depan Ae Ryung layaknya setrika alam. Jin Goo merasa aneh dengan teman Chae Ryung, Jong Seok.
“siapa orang itu, kesannya terlihat sangat buruk”
“dia teman Chae Ryung, mereka sekolah bersama-sama di Amerika”
Kembali ke Jong Seok dan Chae Ryung
Jong Seok menyarankan Chae Ryung menemui keluarga Choi Duk Gi dan berbicara dengan mereka. “Jika mereka setuju, Ayahmu mungkin tidak akan ditahan. Semakin cepat kamu bertemu dengan mereka semakin baik untukmu” ucap Jong Seok
“ayo kita pergi” ajak Chae Ryung
“kamu mau kemana….. aku yang akan pergi” ucap Man Soo mencegah Chae Ryung
“aku yang akan pergi” ucap Sook Hee
“lebih baik Chae Ryung yang pergi, ini adalah hal yang lebih baik” ucap Jong Seok. Dari nada bicara Jong Seok terdengar ada sesuatu hal yang sedang direncanakannya.
Jin Goo kembali membelikan minum untuk Ae Ryung.
“caramu memperlakukan Ayahku mencerminkan bagaimana kamu akan menjadi dokter yang baik, kenapa kau tidak jadi dokter?”
Jin Goo tersenyum tipis, sepertinya banyak hal yang berkelebat di pikirannya memikirkan pertanyaan Ae Ryung
“aku tidak perlu. Jika kamu terlahir sebagai putri Direktur Rumah Sakit kamu tidak harus belajar”
“bukankah belajar dan berusaha lebih keras adalah hal yang baik”
“kenapa?” tanya Jin Goo sedikit heran
“karena itu jauh lebih muda mengikuti keinginan orang tua” jawab Ae Ryung
Jin Goo kembali tersenyum tipis “bisa lebih muda dan bisa juga lebih keras”
“Gumawo Jin Goo, jika bukan karenamu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Ayahku”
“jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Ayahku nanti. Aku belajar apa yang harus dilakukan jika dalam keadaan darurat dari Ayahku. Operasi mungkin jauh lebih baik untuknya”
Dan kembali tanpa disadari Jin Goo di ruang monitor rumah sakit, Ayah Jin Goo diam-diam mendengar percakapan mereka.
Sun Do menelepon adiknya, Sun Ae dan bertanya kenapa dia belum juga datang. Ternyata Sun Ae sudah berdiri dibelakangnya “aku sudah berada disini” ucap Sun Ae. Sun Do kemudian mengambil salah satu jas yang dibawa adeknya dan berganti pakaian.
“kamu adik Sun Do?” tanya teman Sun Do yang merasa tertarik dan baru tahu kalau Sun Do memiliki adik yang sangat cantik
“ya, aku adik Sun Do, Shin Sun Ae, tapi…..?”
“kami?” tanya Yun Do heran namun teman Sun Do dengan cepat membekap mulutnya
“kami adalah teman Sun Do” jawab teman Sun Do dan tertawa
“bukan itu. Hal yang lebih penting kenapa saudaraku tiba-tiba meneleponku dan memintaku membawa dua setelan jas?”
Belum sempat pertanyaan Sun Ae dijawab, Sun Do sudah selesai berganti pakaian dan mengajak Yun Do dan temannya pergi. Yun Do terus memperhatikan Shin Ae dengan wajah heran karena Shin Ae terus saja tersenyum padahal tidak ada yang lucu.
Di tempat pemakaman
Sun Do membantu Hyuk Gi memakai dasi. Hyuk Ki mengucapkan terima kasih kepada Sun Do karena sudah meminjamkan jas hitam untuknya dan bersedia datang di pemakaman Duk Gi. Sun Do bertanya apa hasil pemeriksaan terhadap Duk Gi sudah keluar. Wajah Hyuk Gi semakin sedih “aku akan mencari tahu semuanya selesai pemakaman nanti”.
Sementara itu Wook Ki juga memakai jas hitam dengan dibantu teman Sun Do. Samar-samar terdengar suara Ayah Wook Ki berteriak marah-marah dan memaki seseorang. Wook Ki jelas terkejut dan bergegas menuju sumber suara.
Terlihat Chae Ryung yang berusaha menahan sakit saat Ibu Wook Ki memukul dan mencacinya. “dasar kau, apa yang kau lakukan datang kesini!!! Kau sudah membunuh anakku!!! Kau akan kubunuh malam ini juga!!!”.
Wook Ki menarik Ibunya ke dinding
“hentikan” teriak Wook Ki
“kau membuatku kehilangan anakku” teriak Ibu Wook Ki histeris
“anakku mati karenamu, jangan hentikan aku” teriak Ayah Wook Ki dan berusaha melepaskan diri dari Yun Do yang menahannya.
“Ayahnya bukanlah penyebab kematian Hyung, tolong berhenti” teriak Wook Ki pada Ibunya.
Jong Seok yang bersembunyi dan tersenyum senang melihat Chae Ryung menderita sontak terkejut. “kembalikan anakku” teriak Ibu Wook Ki dan terduduk lemas di lantai. Wook Ki berbalik dan menatap Chae Ryung yang meneteskan air mata dan menutup telinganya. Wook Ki menarik tangan Chae Ryung pergi.
Hyuk Ki yang baru saja datang hanya bisa terdiam dengan mata berkaca-kaca melihat kesedihan yang dialami orang tuanya.
Wook Ki menahan taxi yang sedang lewat untuk Chae Ryung. Wook Ki membuka pintu taxi namun Chae Ryung kembali menutupnya
“apa maksudmu Ayahku tidak bersalah? Apa kamu mendengar sesuatu dari Polisi?” selidik Chae Ryung
“bahkan jika orang tuaku meminta uang jangan memberikan kepada mereka sampai semuanya sudah pasti”
“apa maksudmu? Apa kamu memiliki bukti kalau Ayahku tidak bersalah?”
“tidak ada, tapi kita akan mencarinya”
“mengapa?” tanya Chae Ryung sedikit heran
“karena aku berpikir kalau Ayahmu tidak mungkin melakukannya”
“jika Ayahku tidak pingsan ia pasti akan datang hari ini” ucap Chae Ryung sedih
“dia pingsan?” tanya Wook Ki memastikan apa yang didengarnya tidak salah
“ya, dia sekarang sedang dioperasi. Aku datang kemari untuk berbicara dengan kalian”
“tidak apa-apa, sebaiknya kamu pulang sebelum hal yang lebih buruk terjadi” ucap Wook Ki turut prihatin
Tiba-tiba Yun Do muncul dan menawarkan diri mengantar Chae Ryung ke rumah sakit. Awalnya Che Ryung menolak namun Yun Do mengatakan kalau saat ini Chae Ryung pasti tidak membawa dompet. Yun Do dan Chae Ryung berpamitan pada Wook Ki dan masuk ke dalam taxi.
Sesampainya di rumah sakit, Chae Ryung mengucapkan terima kasih kepada Yun Do. Chae Ryung tidak berbicara terlalu banyak karena masih shock dengan kejadian yang baru menimpanya. Yun Do sepertinya mengerti dan terlihat dari raut wajahnya yang tampan. (omo, Chae Ryung beruntungnya dirimu bisa bersama dua namja cakep).
“Chae Ryung bagaimana? Jong Seok mengatakan kalau kamu masuk sendiri ketika dia memarkirkan mobil?” tanya Sook Hee begitu melihat putrinya
Chae Ryung tidak menjawab pertanyaan Ibunya dan malah menanyakan kondisi Ayahnya. Pertanyaan Chae Ryung dijawab dengan kedatangan Jin Goo yang memberitahukan kepada Ae Ryung kalau Ayahnya telah selesai di operasi. Dr Kang menambahkan kalau ada cairan yang mengelilingi otak Ayah Chae Ryung dan cairan tersebut meletus dan itulah yang menyebabkan Ayah sakit dan pingsan.
Dr Hong keluar dari kamar operasi. Chae Ryung dan yang lainnya mengucapkan terima kasih kepada Dr Hong.
“kapan Ayahku akan keluar?” tanya Chae Ryung
“dia telah dipindahkan ke ruang perawatan intensif” jawab Dr Hong.
Di Rumah Jin Goo
Ayah Jin Goo mendapat kabar yang sama. Ayah Jin Goo terlihat senang mendengarnya. Ibu dan Adik Jin Goo masuk ke ruang kerja Ayahnya dan menanyakan keadaan Ayah Ae Ryung.
“operasinya berjalan lancar tapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah pasca operasi” ucap Ayah Jin Goo
“pendarahan otak kan dan ketidakstabilan?” tanya Adek Jin Goo
“bagaimana kamu mengetahuinya?” tanya Ayah Jin Goo sedikit heran
“aku sebentar lagi akan kuliah kedokteran dan aku sudah belajar keras Ayah”
Ibu Jin Goo mulai menyinggung mengenai Ae Ryung
“aku dengar kau sudah melihat gadis itu, apa pendapatmu tentangnya? Dia adalah tipe gadis yang tenang dan sopan, idaman semua mertua. Sebaiknya pernikahannya kita percepat”
“mereka sedang bersedih dan kamu ingin menikahkannya, keluar” ucap Ayah Jin Goo
Ibu Jin Goo terus saja mengomel karena setiap kali dirinya berbicara, suaminya selalu menyuruhnya untuk keluar. Namun pada akhirnya dia menurut ketika suaminya menatapnya dengan tajam.
Di ruang tamu Ibu Jin Goo tidak berhenti mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga ucapannya di hadapan suaminya. Adik Jin Goo juga ikut menyalahkan ibunya, kalau saja Ibunya tidak berbicara sembarangan mungkin mereka bisa mengetahui lebih tahu tentang pendapat Ayah mengenai Ae Ryung.
Di rumah sakit
Jin Goo menasehati Ae Ryung dan Chae Ryung agar pulang ke rumah beristirahat. Tapi pada dasarnya Ae Ryung dan Chae Ryung sangat menyayangi Ayahnya, mereka pun tidak berniat untuk beranjak dari rumah sakit. Akhirnya Man Soo dan Sook Hee yang pulang ke rumah.
Jin Goo menarik tangan Ibunya masuk ke dalam kamar. Jin Goo mulai menginterogasi Ibunya tentang Ayahnya, apa Ayahnya menyetujuinya untuk menikah dengan Ae Ryung atau tidak. Ibu Jin Goo tidak menjawab dan malah mengungkit semua pernikahan Jin Goo terdahulu yang selalu saja batal karena sikap Jin Goo. Jin Goo meyakinkan Ibunya kalau hal tersebut tidak akan terjadi lagi, dia sudah yakin dengan pilihan Ibunya kali ini (dan hal itu memang benar Chingudeul, aku paling suka dengan pasangan yang satu ini, dibandingkan Chae Ryung dan …… hehehehe, rahasia).
Di ruang perawatan, Ayah masih tidak sadarkan diri. Selang panjang masih terpasang di mulutnya. Ke dua kakak beradik, Ae Ryung dan Chae Ryung berusaha mengintip melalui sela-sela kaca namun hasilnya nihil, mereka tidak bisa melihat Ayah.
“Ayah baik-baik saja…. Tapi biaya yang akan kita keluarkan nanti pasti sangat banyak” gumam Chae Ryung sedih
“mengapa kau mengatakan hal seperti itu?” tanya Ae Ryung
“biaya kompensasi atas kematian Duk Gi 500 juta. Tapi tidak perduli apapun, kita akan memberikan perawatan yang terbaik untuk Ayah, kita tidak akan menyerah”
“tentu saja” jawab Ae Ryung
“tapi, saudara Duk Gi mengatakan kalau bukan Ayah penyebab kematian Duk Gi”
“apa maksudnya?” tanya Ae Ryung heran
“aku juga tidak tahu pastinya, tapi dia mengatakan kalau Ayah tidak bersalah. Orang setua Ayah tidak mungkin melakukannya”
“apa kamu sudah memebritahu Ibu?”
“ya, tapi mustahil rasanya karena orang tua Jong Seok mengatakan itu tidak mungkin”
“apa kita tidak bisa mencari pengacara lain?”
“Ibu mengatakan mendapatkan pengacara lain tidak murah, Ibu akan mencoba berbicara pada Orang tua Jong seok”
Sook Hee dan Man Soo menemui Ayah dan Ibu Jong Seok. Mereka ingin membahas lagi mengenai kasus kematian Duk Gi yang dituduhkan kepada Ayah. Man Soo membuka pembicaraan dengan mengatakan kalau dirinya pernah mendengar kalau orang yang dituduh membunuh bisa saja tidak membayar biaya kompensasi dan adik Duk Gi memberitahu kepada Chae Ryung kalau belum tentu Ayah yang membunuh Duk Gi.
Ayah dan Ibu Jong Seok yang notabene mengetahui kejadian sebenarnya mengatakan kepada Sook Hee dan Man Soo kalau mereka tetap harus membayarnya karena Duk Gi meninggal dalam keadaan masih muda dan sebaiknya mereka menyelesaikan pembayaran kompensasi sebelum Ayah sadar. Dan mengenai adik Duk Gi mungkin dia hanya trauma mengetahui kenyataan kalau Kakaknya sudah meninggal dunia dan urusan kematian Duk Gi mereka hanya berurusan dengan orang tua Duk Gi dan bukan saudara mereka.
Sook Hee tertunduk lemas mendengarnya, hatinya serasa hancur berkeping-keping. Satu masalah belum selesai sekarang ditambah dengan sebuah masalah lagi. Man Soo mengeluarkan surat rumah sebagai jaminan kepada Bank untuk meminjam uang dan membayar kompensasi. Man Soo juga mengatakan mungkin harga rumah mereka tidak mencukupi pembayaran biaya kompensasi, jadi mereka akan mencari tambahan lagi.
Dibalik semua pembicaraan, Man Soo menaruh kecurigaan kepada Ayah dan Ibu Jong Seok. Dari cara bicara mereka, mereka sangat ngotot kalau keluarganya harus membayar biaya kompensasi. Mereka tidak berusaha mencarikan jalan keluar agar masalah kompensasi biayanya dapat lebih ringan ataupun malah tidak ada sama sekali.
Sook Hee ditemani Man Soo menemui pemilik sebuah perusahaan yang bekerja di bidang pinjaman atau kalau lebih kasarnya disebut rentenir/lintah darat. Disaat Sook Hee bersiap-siap menandatangani perjanjian hitam diatas putih dengan rentenir, Man Soo mencegahnya.
“Noona bukankah lebih baik kalau kita mencari pengacara lain saja?”
“memangnya kenapa? Semua pengacara sama saja” jawab Sook Hee
“mereka berdua terlihat tidak membantu sama sekali” keluh Man Soo
“sudah tidak ada waktu, jika masalah ini terus ditunda semuanya akan semakin bertambah kacau. Belum lagi biaya pengobatan dan bagaimana jika keluarga korban datang ke rumah sakit dan mengamuk. Pernikahan Ae Ryung akan batal dan biaya pengobatan akan bertambah besar. Aku bukannya serakah karena ingin Ae Ryung menikah, aku hanya ingin melihat keluarga ini menjadi lebih baik. Dan juga ini karenamu yang menjual barang-barang palsu”
“araso, kau jangan menangis, aku memang salah, ayo cepat tanda tangan” ucap Man Soo meminta maaf (sedikit tambahan, kalau di Indonesia biasanya jika seseorang jika membuat suatu perjanjian dengan orang lain mereka akan membubuhkan tanda tangan di kertas perjanjian tetapi kalau di Korea sendiri mereka biasanya membubuhkan stempel chingudeul, meskipun ada beberapa yang kadang-kadang masih membubuhkan tanda tangan).
Sepeninggal Man Soo dan Sook Hee , Ayah Jong Seok bertanya kepada Istrinya mengapa menyuruh Ibu Chae Ryung meminjam uang kepada rentenir. Ibu Jong Seok tersenyum dan menjawab pertanyaan suaminya dengan sederhana, semakin sedikit kita ikut campur dalam urusan mereka semakin baik.
Ayah Jong Seok mulai mengeluh tentang Jong Seok. Istrinya mengatakan mengirim Jong Seok ke Amerika lebih cepat jauh lebih baik.
Sementara itu Jong Seok sendiri sedang berada di sebuah tempat pencucian mobil. Seperti tidak ada beban dan rasa bersalah, Jong Seok membuang tongkat golf yang digunakannya untuk memukul Duk Gi ke tempat sampah.
Ayah Jong Seok menemui orang tua Duk Gi dan menyerahkan sebuah buku tabungan yang telah terisi uang sejumlah 500.000.000 juta won. Orang tua Duk Gi terperangah menatap nominal angka yang tertera. Mereka tidak memperdulikan ke dua anak lelakinya, Hyuk Ki dan Wook Ki yang berada di pemakaman dan menangisi kepergian saudara mereka Duk Gi.
Hyuk Ki dan Wook Ki pulang ke rumah. Hyuk Ki yang baru saja duduk dikejutkan dengan sebuah pesan yang ditemukan Wook Ki di dinding. Pesan dari ke dua orang tua mereka.
“Kami pergi, jangan mencari kami. Jika kalian menemukan alasan lain kematian Duk Gi, kalian berdua berusahalah untuk mengembalikan 500 juta won yang sudah kami terima”.
Hyuk Ki dan Wook Ki terduduk lemas di lantai. Kesedihan atas kematian Duk Gi masih membekas di hatinya sekarang ke dua orang tuanya kembali menambahkan kesedihan kepada dirinya dan Wook Ki.
Chae Ryung akhirnya diizinkan melihat Ayahnya.
“Ayah, Ayah bisa mendengarku kan? Ayah bisa mendengarku dengan baik kan? Ayah bisa mengerti semuanya kan? Ayah tahu kan, aku tidak bisa hidup tanpa Ayah. Aku sangat mencintai Ayah dibandingkan apapun di dunia ini, itu yang harus Ayah ingat. Itulah sebabnya aku menjadi gadis Ayah, Ayah ingat kan? Oleh karena itu, cepatlah sadar, buka matamu Ayah dan lihatlah aku, katakan “It’s Okay Daddy’s Girls”, sekali saja Ayah. Kau seperti ini karenaku, Aku bisa gila karenamu Ayah, Aku sangat mencintaimu Ayah. Jadi, bangunlah dan katakan “tidak apa-apa gadis Ayah” Ayah sadarlah”.
Wook Ki memandangi foto dirinya, Hyuk Ki dan Duk Gi. Sebuah pesan tiba-tiba masuk ke Hp Wook Ki dan membuatnya terkejut.
“aku tidak bisa mengklarifikasi kematian Duk Gi sekarang, aku tidak bisa melawannya, maafkan aku, aku sangat menyesal”.
Sementara itu di sebuah rumah sewa terlihat pria dan wanita paruh baya tengah sibuk menyembunyikan uang yang mereka miliki di bawah karpet. Bunyi bel tiba-tiba membuat ke dua orang tersebut terkejut dan buru-buru menyembunyikan uang yang masih berserakan.
Si Wanita mengintip melalui celah pintu, ternyata yang datang hanyalah seorang pria yang ingin melakukan survei. Mereka berdua adalah Ayah dan Ibu Hyuk Ki.
Sebuah kegaduhan kembali tercipta di rumah Chae Ryung. Chae Ryung menelepon ibunya yang saat itu sedang menyiapkan makanan yang akan dibawa ke rumah sakit. Chae Ryung mengabarkan kalau keadaan Ayahnya kembali down.
Dr Hong berlari tergesa-gesa menuju kamar perawatan. Di dalam kamar sudah ada Ae Ryung yang menangis melihat kondisi Ayahnya yang berteriak meronta-ronta serta kejang-kejang.
“Apakah anda dapat mendengar suara saya?” tanya Dr Hong sambil memeriksa Ayah. Ayah hanya bisa meronta kesakitan dan hal itu membuat seisi kamar panik.
“itu rumah kami,tolong berhenti” pinta Sook Hee pada Jin Goo dan bergegas turun dari mobil.
Sook Hee melihat Man Soo sedang berbicara dengan beberapa orang polisi. Sook Hee memanggil Man Soo “Man Soo”. Man Soo terlihat sedikit lega karena kakaknya sudah kembali. Man Soo mengatakan kepada Sook Hee kalau suaminya sekarang pingsan dan tak sadarkan diri.
Sook Hee segera masuk ke dalam rumah diikuti dengan Jin Goo. Terdengar suara Chae Ryung dan Ae Ryung dari dalam kamar yang memanggil nama Ayah yang sedang pingsan.
“apa yang kalian lakukan? Jangan menggoncangkan tubuhnya seperti itu, Sesuatu hal yang buruk akan terjadi” ucap Jin Goo pada Chae Ryung dan Ae Ryung. Jin Goo melepaskan syal yang melilit di lehernya dan meletakkannya di bawah kepala Ayah. Jin Goo kemudian menelepon ke rumah sakit milik Ayahnya dan mengabarkan kalau Ayah Ae Ryung pingsan dan tak sadarkan diri. (wah, Jin Goo hebat…. Walaupun tidak berkeinginan menjadi dokter tetapi dia tahu sedikit tentang ilmu kedokteran).
Mobil Ambulance akhirnya datang. Jin Goo meminta kepada mereka untuk membawa Ayah ke Rumah Sakit Manin milik keluarganya karena semua tim medis telah dipersiapkan. Polisi yang berniat membawa Ayah pergi akhirnya membatalkan rencananya.
Jin Goo menemani Ae Ryung selama perjalanan ke rumah sakit sementara Chae Ryung, Ibu dan Pamannya menyusul.
Di dalam Mobil Ambulance
Ae Ryung terus menangis melihat keadaan Ayahnya. “Ayah” ucap Ae Ryung sedih. Jin Goo yang melihat keadaan Ayah dan Ae Ryung tiba-tiba merasa iba “tenanglah, Ayahmu akan baik-baik saja. Di Rumah sakit kami terdapat 3 dokter terbaik, jangan khawatir” Ucap Jin Goo berusaha menenangkan Ae Ryung dan menggenggam tangan Ae Ryung. Ae Ryung mengangguk. (Aku suka banget dengan Jin Goo dan namja-namaja lainnya di episode-episode selanjutnya, kecuali Jong Seok).
Dr Kang menerima telepon dari Ibu Jin Goo. Dia meminta Dr Kang untuk menolong Ayah Ae Ryung, calon menantunya. Dr Kang meminta maaf tidak bisa ke rumah sakit karena sedang berada di luar. Dr Kang mengatakan kalau dia akan meminta Dr Hong (Dokternya cakep banget) untuk menggantikannya.
“baiklah, tapi tolong katakan pada suamiku kalau Jin Goo benar-benar khawatir dan kali ini Jin Goo benar-benar serius dengan gadis ini” ucap Ibu Jin Goo dan mengakhiri percakapan.
“aku pikir dia tiba-tiba pulang karena mengetahui siapa sesungguhnya Jin Goo” ucap teman Ibu Jin Goo
“aku tahu, dia bersikap seperti itu karena masalah pribadinya”
“aku berpikir kalau Jin Goo tertarik pada Ae Ryung, melihat bagaimana dia ikut terlibat dalam menyelamatkan nyawa Ayah Ae Ryung. Sama seperti yang pernah dilakukannya dulu pada gadis salon. Mereka hanya menangis dan Jin Goo langsung melunasi hutangnya”
“mengapa kau menyebut hal itu lagi” teriak Ibu Jin Goo.
Begitu Ibu Jin Goo menutup telepon, Dr Kang segera menelepon Dr Hong untuk menggantikannya. Belum selesai Dr Kang berbicara, perhatiannya teralihkan oleh seorang gadis yang berjalan ke arahnya. “oke, begitu saja”.
“aku tidak berpikir ini dirimu Jae Hee” sapa Dr Kang dan sedikit terkejut
“terima kasih kepada dirimu dan Ibu Jin Goo, lisensi kedokteranku berhasil dicabut dan sekarang inilah gayaku. Oh ya, Ibu Jin Goo dan Jin Goo sedang melakukan apa?” tanya Jae Hee
“kamu jangan memanggilnya Jin Goo” ucap Dr Kang merasa bersalah
“tidak mungkin aku memanggilnya Oppa, umur kami sama”
“tapi, apa yang kamu lakukan disini?” tanya Dr Kang berusaha mengalihkan arah pembicaraan
“apa kamu bertanya mengapa aku tidak kembali lagi ke Amerika dan tinggal disini. Belakangan ini aku bekerja disana” jawab Jae Hee dan menunjuk sebuah klub malam
“kenapa?”
“uang, fun, makanan mahal dan enak, teman pria. Kamu harus datang dengan Direktur dan jika kamu memerlukan pelayanan silahkan telepon. Dan untuk Direktur, aku belum mengubah nomor teleponku” jawab Jae Hee dan berlalu pergi.
Orang yang sedang dibicarakan Dr Kang dan Jae Hee ternyata sedang berada di sebuah Bar dan minum dengan seorang pengacara ternama yang merupakan Ayah Jong Seok.
“kenapa kau minum banyak sekali? Apa karena ulah Jin Goo lagi?” tanya Direktur
“bukan, ini karena anakku” jawab Ayah Jong Seok setengah mabuk
“apa yang dilakukannya. Dia bersekolah di sekolah hukum terbaik di Amerika dan akan mewarisi firma hukum milikmu. Kau hanya terlalu serakah saja kan?”
“Dokter akan menyimpan rahasia dari pasiennya kan? Tolong beritahukan kepada anakku untuk menjalani terapi psikologis” ucap Ayah Jong Seok.
Direktur terkejut mendengar ucapan Ayah Jong Seok, bagaimana mungkin seorang seperti Jong Seok harus menjalani terapi. Baru saja Dierktur ingin bertanya lebih lanjut, Dr Kang datang dan memberitahukan kalau hari ini Jin Goo sudah menjadi pahlawan dan semuanya karena Ae Ryung.
Ayah dibawa masuk ke UGD. Ae Ryung hanya bisa menunggu. Seorang pria berpakaian biru laut bergegas masuk ke ruangan UGD, namun Jin Goo dengan cepat menahannya. “Dr Hong aku mohon lakukan yang terbaik” pinta Jin Goo “ya” jawab Dr Hong singkat.
Ae Ryung terduduk lemas dan masih menangis “Ayah, Ayah” gumam Ae Ryung. Chae Ryung, Paman dan Ibunya akhirnya tiba di rumah sakit.
“Unnie, bagaimana keadaan Ayah? Dimana dia sekarang?” tanya Chae Ryung
“dia di ruangan operasi” jawab Ae Ryung
“apa yang mereka katakan? Apa dia baik-baik saja?” tanya Sook Hee lagi
“operasinya akan memakan waktu yang lama, kita hanya bisa menunggu” jawab Jin Goo
“aku akan disini dan menunggu sampai operasinya selesai. Aku akan disini dan menemani Ayah” ucap Chae Ryung tegas dan kembali menangis. Ae Ryung berjalan mendekati adiknya dan memeluknya. Ae Ryung berusaha menyabarkan Chae Ryung dan dengan sikapnya Ae Ryung seolah-olah berkata semuanya akan baik-baik saja dan Ayah akan segera sembuh.
Sementara itu di ruangan Operasi, Dr Hong memulai operasi. “oke, kita mulai operasi, pisau bedah” ucap Dr Hong. Dr Hong terlihat serius dalam mengoperasi Ayah. (omo, gantengnya dokter Hong…. Kak Saa punya kenalan dokter nggak??? Hehehehe)
Marco dan Ricardo berdiri di depan sebuah klub malam yang lumayan terkenal. Mereka ingin sekali masuk namun tidak memiliki uang sama sekali. Jin Goo, sahabat mereka sama sekali tidak bisa membantu. Tiba-tiba dua orang gadis berjalan ke arah mereka. Marco dan Ricardo seperti cacing kepanasan melihat ke dua gadis tersebut semakin mendekat dan berjalan melewati mereka. “astaga, parfum mereka seperti akan membunuhku” gumam Marco.
Dua gadis yang dilihat Marco dan Ricardo adalah gadis yang sama yang mereka lihat sewaktu di salon. Salah satu gadis tersebut adalah Jae Hee. Jae Hee bekerja di klub malam namun hari ini Jae Hee dan temannya datang sebagai pelanggan dan bukan sebagai karyawan.
Di depan klub, Marco semakin uring-uringan. Marco ingin sekali berkenalan dengan dua gadis tadi. Ricardo yang sama sekali tidak memiliki uang melihat jam tangan Marco yang lumayan bermerek. Mereka berdua memutuskan menjualnya dan akhirnya bisa masuk ke klub.
Jong Seok berada di apartemennya ditemani seorang wanita (heran dech, suka ma Chae Ryung tapi masih mengabiskan waktu bersama wanita lain, memang ada kelainan nich Jong Seok). Bora tiba-tiba meneleponnya.
“ada apa Bora? Apa? Aku kan sudah mengatakan kalau itu salahnya. Langkah selanjutnya? Dia perlu mengimbanginya. Kompensasi apa? Harga untuk membunuh seseorang. Tentu saja Chae Ryung tidak akan mengangkat telepon. Jika itu terjadi padamu, apa kau juga akan mengangkat telepon? Ayahnya membunuh seseorang (wanita yang bersama Jong Seok sedikit terkejut). Kita akhiri teleponnya”.
“kamu sangat jahat. Siapa yang membunuh siapa?” tanya teman wanita Jong Seok penasaran
“yang terbunuh tidaklah penting, yang penting siapa yang membunuhnya,… titik.” Jawab Jong Seok dan tersenyum penuh kemenangan.
Chae Ryung dan Ae Ryung tidak henti-hentinya berdoa demi kelancaran operasi sang Ayah. Sementara Sook Hee tertidur di bahu Man Soo. Jin Goo yang melihatnya merasa kasihan. Jin Goo mengambil inisiatif untuk membelikan minuman untuk mereka.
“Paman, ini kopinya, Chae Ryung ini kopinya, Ae Ryung ini” ucap Jin Goo dan memberikan kopi pada mereka bertiga. Jin Goo berusaha menenangkan Ae Ryung dan keluarganya. Dan tanpa disadari Jin Goo, Ayahnya diam-diam memperhatikannya bersama Dr Kang.
Dr Kang mengajak Jin Goo berbicara
“yang mana, yang rambut bergelombang atau lurus?” tanya Dr Kang
“rambut lurus dengan wajah kecil, tidakkah kamu berpikir Ayah akan menyukainya?”
“kamu sendiri bagaimana?”
“kamu tahu kan seleraku”
“jika dia bukan tipemu, kenapa kau meminta tim operasi untuk bersiap-siap dan membuat masalah besar?”
“seseorang sedang sekarat dan aku tidak mungkin tinggal diam”
“aku berpikir Direktur menyukainya”
“apa Ayah ada disini?”
“ya, dia ingin bertemu dengan Dr Hong”
“mengapa Ayah ingin bertemu dengannya? Apa Ayah ingin memeriksa hasil operasi? Ae Ryung harus lulus dengan nilai yang sempurna di tes pertamanya ini”
“kamu benar-benar ingin menikah jika Ayahmu menyetujuinya?”
“dia adalah jalan hidupku sekarang”
“maksudmu uang?” tanya Dr Kang namun belum sempat Jin Goo menjawab Hpnya berbunyi. Marco menelepon dan mengatakan kalau dia dan Ricardo sekarang berada di surga.
Chae Ryung gelisah menunggu operasi yang tak kunjung selesai. Chae Ryung kemudian berdiri dari duduknya dan hendak mendekati pintu kamar Operasi, namun tangannya ditahan oleh Ae Ryung. Ae Ryung mengatakan kepada Chae Ryung untuk menelepon Jong Seok karena hasil otopsi terhadap jasad Duk Gi pasti dikirim juga ke keluarganya. Ae Ryung takut jika keluarga Duk Gi datang ke rumah sakit membuat keributan sehingga membuat kondisi Ayahnya semakin parah dan bisa saja Ibu mereka juga ikut sakit memikirkannya.
Jong Seok memberitahukan kepada Ibunya kalau Ayah Chae Ryung sedang di rumah sakit.
“Polisi menggerebek rumah mereka dan surat penangkapan terhadap Ayah Chae Ryung sudah diterbitkan. Dia mungkin terkejut dan mempunyai penyakit hipertensi. Sekarang Ayahnya sedang berada di rumah sakit. Chae Ryung bertanya apa mereka perlu mengunjungi keluarga Duk Gi, apa yang harus aku katakan? Biasanya setelah pemakaman keluarga korban menanyakan jumlah kompensasi”
“katakan pada mereka aku akan menelepon nanti”
“berapa banyak yang Ibu pikirkan untuk jumlah uang kompensasinya? Berapa yang akan Ibu minta pada orang tua Chae Ryung?”
“kamu benar-benar tidak merasa bersalah?” tanya Ibu Jong Seok heran dengan sikap anaknya
Tiba-tiba pintu kantor di ketuk. Ternyata yang datang adalah orang tua Duk Gi. Ibu Jong Seok jelas heran karena mereka baru saja membicarakan masalah kompensasi tetapi kenapa orang tua Duk Gi sudah datang. Ibu Jong Seok melirik ke arah Jong Seok untuk mencari jawaban namun Jong Seok hanya mengangkat bahu pertanda tidak tahu.
Inti dari pembicaraan antara Ibu Jong Seok dan Orang tua Duk Gi adalah hasil kompensasi yang harus dibayar keluarga Chae Ryung adalah 500 juta. Orang tua Duk Gi terlihat sangat senang. “anak ini walaupun sudah pergi, tetapi tetap berbakti pada orang tua” gumam Ayah Duk Gi.
Disaat Chae Ryung dan keluarganya gelisah menunggu hasil operasi, Jong Seok datang dan mengabarkan kalau biaya kompensasi yang harus mereka bayar adalah 500 Juta Won. Sook Hee jelas terkejut dan mengatakan kalau keluarganya tidak memiliki uang sebanyak itu. Jong Seok malah menambahkan kalau itu jumlah yang sangat kecil, mereka bahkan bisa membayar hingga 1 M kalau saja orang tuanya tidak meminta keringanan ditambah Ayah Chae Ryung juga harus menjalani masa hukuman dan ke pengadilan begitu dia sembuh.
Jin Goo mondar mandir di depan Ae Ryung layaknya setrika alam. Jin Goo merasa aneh dengan teman Chae Ryung, Jong Seok.
“siapa orang itu, kesannya terlihat sangat buruk”
“dia teman Chae Ryung, mereka sekolah bersama-sama di Amerika”
Kembali ke Jong Seok dan Chae Ryung
Jong Seok menyarankan Chae Ryung menemui keluarga Choi Duk Gi dan berbicara dengan mereka. “Jika mereka setuju, Ayahmu mungkin tidak akan ditahan. Semakin cepat kamu bertemu dengan mereka semakin baik untukmu” ucap Jong Seok
“ayo kita pergi” ajak Chae Ryung
“kamu mau kemana….. aku yang akan pergi” ucap Man Soo mencegah Chae Ryung
“aku yang akan pergi” ucap Sook Hee
“lebih baik Chae Ryung yang pergi, ini adalah hal yang lebih baik” ucap Jong Seok. Dari nada bicara Jong Seok terdengar ada sesuatu hal yang sedang direncanakannya.
Jin Goo kembali membelikan minum untuk Ae Ryung.
“caramu memperlakukan Ayahku mencerminkan bagaimana kamu akan menjadi dokter yang baik, kenapa kau tidak jadi dokter?”
Jin Goo tersenyum tipis, sepertinya banyak hal yang berkelebat di pikirannya memikirkan pertanyaan Ae Ryung
“aku tidak perlu. Jika kamu terlahir sebagai putri Direktur Rumah Sakit kamu tidak harus belajar”
“bukankah belajar dan berusaha lebih keras adalah hal yang baik”
“kenapa?” tanya Jin Goo sedikit heran
“karena itu jauh lebih muda mengikuti keinginan orang tua” jawab Ae Ryung
Jin Goo kembali tersenyum tipis “bisa lebih muda dan bisa juga lebih keras”
“Gumawo Jin Goo, jika bukan karenamu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Ayahku”
“jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Ayahku nanti. Aku belajar apa yang harus dilakukan jika dalam keadaan darurat dari Ayahku. Operasi mungkin jauh lebih baik untuknya”
Dan kembali tanpa disadari Jin Goo di ruang monitor rumah sakit, Ayah Jin Goo diam-diam mendengar percakapan mereka.
Sun Do menelepon adiknya, Sun Ae dan bertanya kenapa dia belum juga datang. Ternyata Sun Ae sudah berdiri dibelakangnya “aku sudah berada disini” ucap Sun Ae. Sun Do kemudian mengambil salah satu jas yang dibawa adeknya dan berganti pakaian.
“kamu adik Sun Do?” tanya teman Sun Do yang merasa tertarik dan baru tahu kalau Sun Do memiliki adik yang sangat cantik
“ya, aku adik Sun Do, Shin Sun Ae, tapi…..?”
“kami?” tanya Yun Do heran namun teman Sun Do dengan cepat membekap mulutnya
“kami adalah teman Sun Do” jawab teman Sun Do dan tertawa
“bukan itu. Hal yang lebih penting kenapa saudaraku tiba-tiba meneleponku dan memintaku membawa dua setelan jas?”
Belum sempat pertanyaan Sun Ae dijawab, Sun Do sudah selesai berganti pakaian dan mengajak Yun Do dan temannya pergi. Yun Do terus memperhatikan Shin Ae dengan wajah heran karena Shin Ae terus saja tersenyum padahal tidak ada yang lucu.
Di tempat pemakaman
Sun Do membantu Hyuk Gi memakai dasi. Hyuk Ki mengucapkan terima kasih kepada Sun Do karena sudah meminjamkan jas hitam untuknya dan bersedia datang di pemakaman Duk Gi. Sun Do bertanya apa hasil pemeriksaan terhadap Duk Gi sudah keluar. Wajah Hyuk Gi semakin sedih “aku akan mencari tahu semuanya selesai pemakaman nanti”.
Sementara itu Wook Ki juga memakai jas hitam dengan dibantu teman Sun Do. Samar-samar terdengar suara Ayah Wook Ki berteriak marah-marah dan memaki seseorang. Wook Ki jelas terkejut dan bergegas menuju sumber suara.
Terlihat Chae Ryung yang berusaha menahan sakit saat Ibu Wook Ki memukul dan mencacinya. “dasar kau, apa yang kau lakukan datang kesini!!! Kau sudah membunuh anakku!!! Kau akan kubunuh malam ini juga!!!”.
Wook Ki menarik Ibunya ke dinding
“hentikan” teriak Wook Ki
“kau membuatku kehilangan anakku” teriak Ibu Wook Ki histeris
“anakku mati karenamu, jangan hentikan aku” teriak Ayah Wook Ki dan berusaha melepaskan diri dari Yun Do yang menahannya.
“Ayahnya bukanlah penyebab kematian Hyung, tolong berhenti” teriak Wook Ki pada Ibunya.
Jong Seok yang bersembunyi dan tersenyum senang melihat Chae Ryung menderita sontak terkejut. “kembalikan anakku” teriak Ibu Wook Ki dan terduduk lemas di lantai. Wook Ki berbalik dan menatap Chae Ryung yang meneteskan air mata dan menutup telinganya. Wook Ki menarik tangan Chae Ryung pergi.
Hyuk Ki yang baru saja datang hanya bisa terdiam dengan mata berkaca-kaca melihat kesedihan yang dialami orang tuanya.
Wook Ki menahan taxi yang sedang lewat untuk Chae Ryung. Wook Ki membuka pintu taxi namun Chae Ryung kembali menutupnya
“apa maksudmu Ayahku tidak bersalah? Apa kamu mendengar sesuatu dari Polisi?” selidik Chae Ryung
“bahkan jika orang tuaku meminta uang jangan memberikan kepada mereka sampai semuanya sudah pasti”
“apa maksudmu? Apa kamu memiliki bukti kalau Ayahku tidak bersalah?”
“tidak ada, tapi kita akan mencarinya”
“mengapa?” tanya Chae Ryung sedikit heran
“karena aku berpikir kalau Ayahmu tidak mungkin melakukannya”
“jika Ayahku tidak pingsan ia pasti akan datang hari ini” ucap Chae Ryung sedih
“dia pingsan?” tanya Wook Ki memastikan apa yang didengarnya tidak salah
“ya, dia sekarang sedang dioperasi. Aku datang kemari untuk berbicara dengan kalian”
“tidak apa-apa, sebaiknya kamu pulang sebelum hal yang lebih buruk terjadi” ucap Wook Ki turut prihatin
Tiba-tiba Yun Do muncul dan menawarkan diri mengantar Chae Ryung ke rumah sakit. Awalnya Che Ryung menolak namun Yun Do mengatakan kalau saat ini Chae Ryung pasti tidak membawa dompet. Yun Do dan Chae Ryung berpamitan pada Wook Ki dan masuk ke dalam taxi.
Sesampainya di rumah sakit, Chae Ryung mengucapkan terima kasih kepada Yun Do. Chae Ryung tidak berbicara terlalu banyak karena masih shock dengan kejadian yang baru menimpanya. Yun Do sepertinya mengerti dan terlihat dari raut wajahnya yang tampan. (omo, Chae Ryung beruntungnya dirimu bisa bersama dua namja cakep).
“Chae Ryung bagaimana? Jong Seok mengatakan kalau kamu masuk sendiri ketika dia memarkirkan mobil?” tanya Sook Hee begitu melihat putrinya
Chae Ryung tidak menjawab pertanyaan Ibunya dan malah menanyakan kondisi Ayahnya. Pertanyaan Chae Ryung dijawab dengan kedatangan Jin Goo yang memberitahukan kepada Ae Ryung kalau Ayahnya telah selesai di operasi. Dr Kang menambahkan kalau ada cairan yang mengelilingi otak Ayah Chae Ryung dan cairan tersebut meletus dan itulah yang menyebabkan Ayah sakit dan pingsan.
Dr Hong keluar dari kamar operasi. Chae Ryung dan yang lainnya mengucapkan terima kasih kepada Dr Hong.
“kapan Ayahku akan keluar?” tanya Chae Ryung
“dia telah dipindahkan ke ruang perawatan intensif” jawab Dr Hong.
Di Rumah Jin Goo
Ayah Jin Goo mendapat kabar yang sama. Ayah Jin Goo terlihat senang mendengarnya. Ibu dan Adik Jin Goo masuk ke ruang kerja Ayahnya dan menanyakan keadaan Ayah Ae Ryung.
“operasinya berjalan lancar tapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah pasca operasi” ucap Ayah Jin Goo
“pendarahan otak kan dan ketidakstabilan?” tanya Adek Jin Goo
“bagaimana kamu mengetahuinya?” tanya Ayah Jin Goo sedikit heran
“aku sebentar lagi akan kuliah kedokteran dan aku sudah belajar keras Ayah”
Ibu Jin Goo mulai menyinggung mengenai Ae Ryung
“aku dengar kau sudah melihat gadis itu, apa pendapatmu tentangnya? Dia adalah tipe gadis yang tenang dan sopan, idaman semua mertua. Sebaiknya pernikahannya kita percepat”
“mereka sedang bersedih dan kamu ingin menikahkannya, keluar” ucap Ayah Jin Goo
Ibu Jin Goo terus saja mengomel karena setiap kali dirinya berbicara, suaminya selalu menyuruhnya untuk keluar. Namun pada akhirnya dia menurut ketika suaminya menatapnya dengan tajam.
Di ruang tamu Ibu Jin Goo tidak berhenti mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga ucapannya di hadapan suaminya. Adik Jin Goo juga ikut menyalahkan ibunya, kalau saja Ibunya tidak berbicara sembarangan mungkin mereka bisa mengetahui lebih tahu tentang pendapat Ayah mengenai Ae Ryung.
Di rumah sakit
Jin Goo menasehati Ae Ryung dan Chae Ryung agar pulang ke rumah beristirahat. Tapi pada dasarnya Ae Ryung dan Chae Ryung sangat menyayangi Ayahnya, mereka pun tidak berniat untuk beranjak dari rumah sakit. Akhirnya Man Soo dan Sook Hee yang pulang ke rumah.
Jin Goo menarik tangan Ibunya masuk ke dalam kamar. Jin Goo mulai menginterogasi Ibunya tentang Ayahnya, apa Ayahnya menyetujuinya untuk menikah dengan Ae Ryung atau tidak. Ibu Jin Goo tidak menjawab dan malah mengungkit semua pernikahan Jin Goo terdahulu yang selalu saja batal karena sikap Jin Goo. Jin Goo meyakinkan Ibunya kalau hal tersebut tidak akan terjadi lagi, dia sudah yakin dengan pilihan Ibunya kali ini (dan hal itu memang benar Chingudeul, aku paling suka dengan pasangan yang satu ini, dibandingkan Chae Ryung dan …… hehehehe, rahasia).
Di ruang perawatan, Ayah masih tidak sadarkan diri. Selang panjang masih terpasang di mulutnya. Ke dua kakak beradik, Ae Ryung dan Chae Ryung berusaha mengintip melalui sela-sela kaca namun hasilnya nihil, mereka tidak bisa melihat Ayah.
“Ayah baik-baik saja…. Tapi biaya yang akan kita keluarkan nanti pasti sangat banyak” gumam Chae Ryung sedih
“mengapa kau mengatakan hal seperti itu?” tanya Ae Ryung
“biaya kompensasi atas kematian Duk Gi 500 juta. Tapi tidak perduli apapun, kita akan memberikan perawatan yang terbaik untuk Ayah, kita tidak akan menyerah”
“tentu saja” jawab Ae Ryung
“tapi, saudara Duk Gi mengatakan kalau bukan Ayah penyebab kematian Duk Gi”
“apa maksudnya?” tanya Ae Ryung heran
“aku juga tidak tahu pastinya, tapi dia mengatakan kalau Ayah tidak bersalah. Orang setua Ayah tidak mungkin melakukannya”
“apa kamu sudah memebritahu Ibu?”
“ya, tapi mustahil rasanya karena orang tua Jong Seok mengatakan itu tidak mungkin”
“apa kita tidak bisa mencari pengacara lain?”
“Ibu mengatakan mendapatkan pengacara lain tidak murah, Ibu akan mencoba berbicara pada Orang tua Jong seok”
Sook Hee dan Man Soo menemui Ayah dan Ibu Jong Seok. Mereka ingin membahas lagi mengenai kasus kematian Duk Gi yang dituduhkan kepada Ayah. Man Soo membuka pembicaraan dengan mengatakan kalau dirinya pernah mendengar kalau orang yang dituduh membunuh bisa saja tidak membayar biaya kompensasi dan adik Duk Gi memberitahu kepada Chae Ryung kalau belum tentu Ayah yang membunuh Duk Gi.
Ayah dan Ibu Jong Seok yang notabene mengetahui kejadian sebenarnya mengatakan kepada Sook Hee dan Man Soo kalau mereka tetap harus membayarnya karena Duk Gi meninggal dalam keadaan masih muda dan sebaiknya mereka menyelesaikan pembayaran kompensasi sebelum Ayah sadar. Dan mengenai adik Duk Gi mungkin dia hanya trauma mengetahui kenyataan kalau Kakaknya sudah meninggal dunia dan urusan kematian Duk Gi mereka hanya berurusan dengan orang tua Duk Gi dan bukan saudara mereka.
Sook Hee tertunduk lemas mendengarnya, hatinya serasa hancur berkeping-keping. Satu masalah belum selesai sekarang ditambah dengan sebuah masalah lagi. Man Soo mengeluarkan surat rumah sebagai jaminan kepada Bank untuk meminjam uang dan membayar kompensasi. Man Soo juga mengatakan mungkin harga rumah mereka tidak mencukupi pembayaran biaya kompensasi, jadi mereka akan mencari tambahan lagi.
Dibalik semua pembicaraan, Man Soo menaruh kecurigaan kepada Ayah dan Ibu Jong Seok. Dari cara bicara mereka, mereka sangat ngotot kalau keluarganya harus membayar biaya kompensasi. Mereka tidak berusaha mencarikan jalan keluar agar masalah kompensasi biayanya dapat lebih ringan ataupun malah tidak ada sama sekali.
Sook Hee ditemani Man Soo menemui pemilik sebuah perusahaan yang bekerja di bidang pinjaman atau kalau lebih kasarnya disebut rentenir/lintah darat. Disaat Sook Hee bersiap-siap menandatangani perjanjian hitam diatas putih dengan rentenir, Man Soo mencegahnya.
“Noona bukankah lebih baik kalau kita mencari pengacara lain saja?”
“memangnya kenapa? Semua pengacara sama saja” jawab Sook Hee
“mereka berdua terlihat tidak membantu sama sekali” keluh Man Soo
“sudah tidak ada waktu, jika masalah ini terus ditunda semuanya akan semakin bertambah kacau. Belum lagi biaya pengobatan dan bagaimana jika keluarga korban datang ke rumah sakit dan mengamuk. Pernikahan Ae Ryung akan batal dan biaya pengobatan akan bertambah besar. Aku bukannya serakah karena ingin Ae Ryung menikah, aku hanya ingin melihat keluarga ini menjadi lebih baik. Dan juga ini karenamu yang menjual barang-barang palsu”
“araso, kau jangan menangis, aku memang salah, ayo cepat tanda tangan” ucap Man Soo meminta maaf (sedikit tambahan, kalau di Indonesia biasanya jika seseorang jika membuat suatu perjanjian dengan orang lain mereka akan membubuhkan tanda tangan di kertas perjanjian tetapi kalau di Korea sendiri mereka biasanya membubuhkan stempel chingudeul, meskipun ada beberapa yang kadang-kadang masih membubuhkan tanda tangan).
Sepeninggal Man Soo dan Sook Hee , Ayah Jong Seok bertanya kepada Istrinya mengapa menyuruh Ibu Chae Ryung meminjam uang kepada rentenir. Ibu Jong Seok tersenyum dan menjawab pertanyaan suaminya dengan sederhana, semakin sedikit kita ikut campur dalam urusan mereka semakin baik.
Ayah Jong Seok mulai mengeluh tentang Jong Seok. Istrinya mengatakan mengirim Jong Seok ke Amerika lebih cepat jauh lebih baik.
Sementara itu Jong Seok sendiri sedang berada di sebuah tempat pencucian mobil. Seperti tidak ada beban dan rasa bersalah, Jong Seok membuang tongkat golf yang digunakannya untuk memukul Duk Gi ke tempat sampah.
Ayah Jong Seok menemui orang tua Duk Gi dan menyerahkan sebuah buku tabungan yang telah terisi uang sejumlah 500.000.000 juta won. Orang tua Duk Gi terperangah menatap nominal angka yang tertera. Mereka tidak memperdulikan ke dua anak lelakinya, Hyuk Ki dan Wook Ki yang berada di pemakaman dan menangisi kepergian saudara mereka Duk Gi.
Hyuk Ki dan Wook Ki pulang ke rumah. Hyuk Ki yang baru saja duduk dikejutkan dengan sebuah pesan yang ditemukan Wook Ki di dinding. Pesan dari ke dua orang tua mereka.
“Kami pergi, jangan mencari kami. Jika kalian menemukan alasan lain kematian Duk Gi, kalian berdua berusahalah untuk mengembalikan 500 juta won yang sudah kami terima”.
Hyuk Ki dan Wook Ki terduduk lemas di lantai. Kesedihan atas kematian Duk Gi masih membekas di hatinya sekarang ke dua orang tuanya kembali menambahkan kesedihan kepada dirinya dan Wook Ki.
Chae Ryung akhirnya diizinkan melihat Ayahnya.
“Ayah, Ayah bisa mendengarku kan? Ayah bisa mendengarku dengan baik kan? Ayah bisa mengerti semuanya kan? Ayah tahu kan, aku tidak bisa hidup tanpa Ayah. Aku sangat mencintai Ayah dibandingkan apapun di dunia ini, itu yang harus Ayah ingat. Itulah sebabnya aku menjadi gadis Ayah, Ayah ingat kan? Oleh karena itu, cepatlah sadar, buka matamu Ayah dan lihatlah aku, katakan “It’s Okay Daddy’s Girls”, sekali saja Ayah. Kau seperti ini karenaku, Aku bisa gila karenamu Ayah, Aku sangat mencintaimu Ayah. Jadi, bangunlah dan katakan “tidak apa-apa gadis Ayah” Ayah sadarlah”.
3 Namja cakep
“aku tidak bisa mengklarifikasi kematian Duk Gi sekarang, aku tidak bisa melawannya, maafkan aku, aku sangat menyesal”.
Sementara itu di sebuah rumah sewa terlihat pria dan wanita paruh baya tengah sibuk menyembunyikan uang yang mereka miliki di bawah karpet. Bunyi bel tiba-tiba membuat ke dua orang tersebut terkejut dan buru-buru menyembunyikan uang yang masih berserakan.
Si Wanita mengintip melalui celah pintu, ternyata yang datang hanyalah seorang pria yang ingin melakukan survei. Mereka berdua adalah Ayah dan Ibu Hyuk Ki.
Sebuah kegaduhan kembali tercipta di rumah Chae Ryung. Chae Ryung menelepon ibunya yang saat itu sedang menyiapkan makanan yang akan dibawa ke rumah sakit. Chae Ryung mengabarkan kalau keadaan Ayahnya kembali down.
Dr Hong berlari tergesa-gesa menuju kamar perawatan. Di dalam kamar sudah ada Ae Ryung yang menangis melihat kondisi Ayahnya yang berteriak meronta-ronta serta kejang-kejang.
“Apakah anda dapat mendengar suara saya?” tanya Dr Hong sambil memeriksa Ayah. Ayah hanya bisa meronta kesakitan dan hal itu membuat seisi kamar panik.
Source pelangidrama.net