Prosecutor Princess Episode 5
Posted: Kamis, 10 November 2011 by khyunkhyun in Label: prosecutor princess
0
In Woo mengatakan pada Hye Ri kalau dia tidak boleh pergi kemana-mana. Apa maksudnya? Kenapa dia tidak boleh pergi? In Woo tidak akan mengatakan alasan yang sebenarnya dan hanya bilang Hye Ri tidak boleh pergi ke Jepang atau kemana saja di luar Korea. Hye Ri mulai terganggu dan bertanya lagi kenapa? In Woo menjawab, “Karena aku tidak akan membiarkanmu pergi!”
Hye Ri terlihat tidak puas dengan larangan ini dan terlihat sedikit bingung. In Woo mulai mendekati Hye Ri dan dia masih memegang tangannya. Dia lalu melepaskan genggamannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Hye Ri. Hye Ri jelas tidak terima pada perlakuan seperti ini. Dia ketakutan. In Woo bertanya, “Ma Hye Ri, kau ingin seperti ini?” Hye Ri menjawab, “Kapan aku pernah mengatakan pada Pengacara Seo kalau aku ingin melakukan sesuatu seperti ini?”
In Woo hanya tidak ingin Hye Ri lari dari masalahnya. Hye Ri sebenarnya ingin memarahi In Woo ketika seorang bertanya apakah mereka akan begitu terus sepanjang waktu. Ada antrian di belakang mereka dan Hye Ri berkata jika keadaannya benar-benar memalukan. Dia mencoba bertahan tapi In Woo lebih kuat. Dia berkata, “Kemana kau akan pergi ketika kau kembali, setelah bersembunyi dari ayahmu? Dan bagaimana kalau ayahmu tidak setuju dengan hal ini? Bukankah kau bilang ayahmu tidak setuju bila kau hidup secara serampangan? Apa yang akan kau lakukan nanti?”
Hye Ri berkata jika dia akan bekerja sebagai pengacara tapi In Woo tidak mempercayainya – dia selalu memandang rendah pengacara. Dan juga, Hye Ri itu jaksa dan telah dipecat, siapa yang akan menyewanya? Hye Ri tidak peduli. Dia akan menemukan cara sendiri untuk bertahan hidup tanpa bantuan In Woo atau siapapun. Dia hanya tidak ingin kembali setelah semua penghinaan yang dia terima. In Woo masih berusaha. Dia bertanya tentang kasus gadis kecil itu. Bagaimana dengan pembelaannya? Apakah Hye Ri akan meninggalkannya tanpa berpikir lagi? Hye Ri sudah memutuskan untuk pergi. Lagipula, ibu gadis itu tidak menyukainya. Jadi ini akan menjadi situasi yang menguntungkan buat mereka berdua.
In Woo kemudian menyebut nama Jaksa Yoon. Tapi Hye Ri tetap menolak untuk pergi hanya karena Yoon Se Joon. Dia sudah membenci Hye Ri. Tapi, In Woo menjawab dengan marah kalau Jaksa Yoon akan menanggung kegagalan Hye Ri. Apakah Hye Ri ingin memperlihatkan pada Jaksa Yoon imej dirinya yang jelek? Hye Ri masih mempertahankan sikap keras kepalanya. Dia tidak ingin menjadi Jaksa dan benar-benar tidak ingin berada di tempat seperti itu.
In Woo: “Berapa orang, sih, yang mau bekerja sebagai jaksa karena mereka melakukannya? Mereka melakukan ini untuk memberi makan diri sendiri, untuk hidup, bukan untuk mati. Hidup memang seperti itu. Siapa kau hingga ingin melakukan hal yang kau suka atau kau rasa menyenangkan?”
Hye Ri: “Siapa kau hingga berani mengatakan padaku apa yang harus aku lakukan? Kau pergi dan jalani hidupmu itu. Tapi kenapa kau seperti ini padaku?”
In Woo: “Karena aku malu! Aku pikir kau punya sesuatu. Seorang jaksa yang kabur dari acara seminarnya untuk membeli barang-barang bermerek, meski disebut bodoh, tidak apa. Meski kau tidak ingin, meski kau tidak menyukainya, aku pikir kau paling tidak punya harga diri. Aku pikir kau akan menunjukkannya pada mereka semua. Fakta bahwa kau tidak akan menunjukkan pada mereka jika kau adalah jaksa yang tidak berbakat…itu bukan kehebatannmu? Itulah kanapa kau harus menunjukkan pada mereka baru pergi. Bagiku, yang percaya padamu; bagi Jaksa Yoon yang memberimu kesempatan; bagi Ji Min yang terluka… tunjukkan pada mereka harga dirimu!”
Hye Ri: “Siapa kau hingga berani mengatakan padaku apa yang harus aku lakukan? Kau pergi dan jalani hidupmu itu. Tapi kenapa kau seperti ini padaku?”
In Woo: “Karena aku malu! Aku pikir kau punya sesuatu. Seorang jaksa yang kabur dari acara seminarnya untuk membeli barang-barang bermerek, meski disebut bodoh, tidak apa. Meski kau tidak ingin, meski kau tidak menyukainya, aku pikir kau paling tidak punya harga diri. Aku pikir kau akan menunjukkannya pada mereka semua. Fakta bahwa kau tidak akan menunjukkan pada mereka jika kau adalah jaksa yang tidak berbakat…itu bukan kehebatannmu? Itulah kanapa kau harus menunjukkan pada mereka baru pergi. Bagiku, yang percaya padamu; bagi Jaksa Yoon yang memberimu kesempatan; bagi Ji Min yang terluka… tunjukkan pada mereka harga dirimu!”
Hye Ri cukup tersentuh tapi dia tetap tidak yakin. Dia tidak peduli bila orang lain melihatnya sebagai orang yang tidak berguna. Hye Ri menolak semuanya meski In Woo sudah mengatakan semuanya dengan wajah sedih. Dia berusaha untuk merasa kalau dia tidak tersentuh oleh kata-kata In Woo itu. Akan tetapi, kata-kata itu menggema di telinganya, ketika dia memimpikan Ji Min dan Profesor. Ketika Hye Ri berpikir kalau dirinya sedang terbangun, dia mengalami sebuah mimpi yang nyata lagi. Kali ini, teman-teman kantornya yang melarangnya untuk tinggal. Mimpi dan In Woo, jadi Hye Ri memutuskan untuk meninggalkan rencananya dan berlari untuk mengahadapi kenyataan.
Di markas In Woo. Jenny sedang berbicara dengan seseorang bernama direktur Kang, yang akhirnya mengungkap jika Hye Ri pergi maka ‘sebuah kasus’ akan berada dalam bahaya. In Woo bersikap tenang. Dia tahu Hye Ri masih punya harga diri dan dia pasti akan kembali. Jenny bertanya kenapa In Woo tidak menunggu Hye Ri jika dia yakin Hye Ri akan kembali. In Woo hanya tidak ingin Hye Ri menunjukkan kebiasaan jelek. Jenny bernyanyi lagi: In Woo gugup, dia takut jika Hye Ri tidak akan tinggal, In Woo tidak seyakin itu tentang Hye Ri. Tapi, Jenny tidak melanjutkan perkataannya sebab seorang penguntit, yang ternyata sekretaris In Woo mengatakan kalau Jaksa Ma keluar dari pesawat.
Sementara itu, Hye Ri pulang ke rumah yang membuat ayahnya senang. Di tempat kerja, Hye Ri kembali dengan menyamar, dan di pintu masuk teman2 sekerjanya sedang membicarakan video ‘insiden tomat’ itu. Ketika Hye Ri memperoleh perhatian mereka, teman2 Hye Ri itu hanya memandangnya tanpa rasa bersalah. Hye Ri cukup beruntung sebab dia tiba di kantor bos-nya beberapa menit setelah surat pengunduran dirinya. Dia mendapat kesempatan untuk bicara dan meminta kesempatan kedua. Bos hanya melempar surat itu dan membiarkan Hye Ri melanjutkan kewajibannya. Tapi tidak hanya itu, Jaksa Yoon dan Ketua Lee juga membantu Hye Ri. Mereka berusaha menghapus semua video ‘insiden tomat’ itu dari internet.
Hye Ri harus menunjukkan pada semua orang kalau dia memang bisa. Jadi dia mulai melanjutkan investigasinya tentang kasus Ji Min. Tapi, kemudian Se Joon memanggilnya. Se Joon berkata kalau tidak sulit untuk mengungkap ajumma yang memukul itu berbohong. Dia kemudian membuat Hye Ri menganalisa situasi keseluruhan, mengatakan dengan tegas kalau Hye Ri sudah menuduh ajumma yang tidak bersalah melakukan penyerangan. Hye Ri mendapat maksud Se Joon. Penyiraman tomat itu memang kejam tapi Hye Ri sudah bersikap tidak adil pada ajumma itu. Jadi dia pantas mendapatkannya. Jaksa Yoon kemudian mengalihkan topik pembicaraan dengan mengatakan kalau putrinya menyukai kue yang Hye Ri buatkan untuknya. Dia siap membantu Hye Ri dalam kasus Ji Min.
Ketika Hye Ri pulang kerja lebih awal, In Woo muncul entah dari mana dan menawarkan diri untuk menjadi supirnya. Hye Ri menolaknya dan mereka bertengkar sedikit tentang kenapa akhirnya Hye Ri tinggal dan bagaimana In Woo tahu dia tidak jadi pergi. Pada akhirnya, Hye Ri mengaku kalau In Woo berhasil menahannya dan In Woo berkata, “Jadi sekarang kau milikku!”
In Woo mengantar Hye Ri pulang. Hye Ri ingin membuat kue seperti yang dia buatkan untuk putrinya Se Joon. Meski bentuk kuenya mengerikan banget, tapi dia sangat tulus membuatnya. Dengan kotak penuh kue, Hye Ri pergi ke rumah Ji Min. Dia mengatakan pada ibu bahwa dia melakukan banyak kesalahan, tapi dia tidak bermaksud melakukannya. Dia hanya tidak tahu apa-apa tentang anak-anak dan sekarang masih belajar. Hye Ri bahkan bercerita tentang rencananya untuk pergi dan juga tentang mimpinya tentang Ji Min dan guru les-nya. Ibu mengijinkan Hye Ri untuk menjahit baju boneka Ji Min yang robek dan mengisyaratkan untuk melanjutkan kasus itu.
Ada yang aneh. Setiap baju boneka Ji Min robek, yang menandakan kalau anak itu sangat trauma. Hye Ri mulai sensitive dan hubungannya dengan Ji Min mulai tumbuh. Hye Ri tidak ingin serius dan mau menari serta menyanyi dengan sangat jelek dihadapan gadis kecil itu. Mereka tertawa dan sangat menikmati suasananya. Hye Ri senang dengan kesuksesannya dan pulang bersama In Woo. Hye Ri sangat puas pada dirinya. Kepercayaan Ji Min sudah ditangan. Ketika membicarakan kasus ini, mereka sadar kalau mereka belum makan malam. Jadi mereka setuju untuk pergi keluar dan makan apapun yang In Woo pilih.
Ketika mereka sampai di rumah, Hye Ri sudah tertidur. In Woo mencoba membangunkannya tapi tidak bisa. Dia membuka topi Hye Ri dan memandanginya, sangat dekat. Dia menyentuh wajah Hye Ri lalu menggulung jaketnya untuk dijadikan bantal bagi Hye Ri agar dia merasa nyaman. In Woo kemudian tidur disebelah Hye Ri. Hye Ri bangun dan bertanya-tanya kenapa meraka ada disana. Setelah menyadari jika bantal yang dia pakai adalah jaket In Woo, Hye Ri membuka gulungan itu dan menyelimutkannya pada In Woo. Hye Ri keluar dari mobil dan In Woo, ternyata dia tidak tidur sungguhan. Dia hanya berpura-pura tidur.
Keesokan harinya, Hye Ri mewawancarai Ji Min dan ibunya. Disana juga ada penasehat anak. Rupanya, guru les Ji Min bermain ‘es dan lonceng’ dengan gadis itu. Jadi ketika sang guru berkata ‘es’, Ji Min tidak boleh bergerak dan kemudian sang guru memanfaatkannya lalu mulai melecehakn gadis kecil itu. Hye Ri meminta maaf karena menanyakan pertanyaan ini dan bertanya kenapa Ji Min tidak menyuruh gurunya berhenti. Ji Min sudah melakukannya tapi gurunya terus saja beraksi. Guru les Ji Min juga mengancam jika dia tidak akan memberikan les padanya lagi.
Setelah wawancara ini, Hye Ri menemui atasannya dengan membawa tuduhannya yang sangat menakjubkan. Bos-nya sangat terkejut ketika Hye Ri bilang akan mengadakan sidang di pengadilan. Dia ingin membunuh pria yang pasti akan memperkosa Ji Min kalau saja siswa yang les jam 5 tidak datang lebih awal. Masalahnya, dia tidak punya bukti, hanya pengakuan hukum, dan tidak cukup untuk memenangkan pengadilan. Solusinya adalah hanya meyakinkan Ji Min untuk memberikan pengakuan secara pribadi, yang tentu saja akan menambah trauma gadis itu. Bos Hye Ri tahu situasi ini memusingkan dan sulit. Tapi, Hye Ri mengatakan kalau itu adalah pilihan terbaik. Juga, dia sudah berjanji pada ibu Ji Min untuk membuktikan kalau Kim Yoon Shik bersalah. Atasan memberi Hye Ri beberapa kasus berharga dan ingin tahu bagaimana Hye Ri menanganinya sebelum mengambil keputusan final.
Sekali lagi, Hye Ri mendapatkan file kasus putra pemilik toko bunga (Shin Dong Ha) yang sedang menyiapkan buket bunga putih untuk In Woo. In Woo membawa bunga itu ke pinggir danau. Tidak jelas untuk siapa. Dia berdiri disana untuk beberapa saat lalu meninggalkan bunganya begitu saja.
Di kantornya, Hye Ri menampilkan pertanyaannya. Dia punya semua fakta yang tertulis di bukunya, dan ingin tahu versi Dong Ha tentang konflik kekerasan dengan seorang pria bernama Lee Yong Chul. Dong Ha berkata kalau dia ingin menolong seorang gadis yang dilecehkan oleh Yong Chul. Mereka ingin kabur tapi lebih banyak pria muncul, yang membuat mereka akhirnya terpisah. Tiga orang pria menyerang Dong Ha dan mulai memukulnya. Sampai akhirnya dia menemukan pipa, yang membuatnya bisa membela diri. Tapi waktunya salah. Soalnya waktu dia mulai mengayunkan pipanya, polisi datang. Terjadi kesalahpahaman dan dia pun ditangkap. Masalahnya, gadis itu menghilang dan tidak ada yang tahu tentangnya. Untuk itu, Dong Ha sekarang terbelit masalah rumit karena aksi heroiknya.
Tepat ketika Hye Ri akan mengusir Dong Ha, In Woo muncul dan mengatakan kalau dia adalah pengacara Dong Ha. Hye Ri terkejut. In Woo tidak ada waktu untuk bercanda, jadi dia langsung ke pokok permasalahannya – dia ingin meminta perpanjangan waktu agar mampu mengumpulkan bukti untuk membuktikan kalau Dong Ha tidak bersalah. Jaksa Ma tidak yakin. Rasanya itu mustahil, bohong, dan tambahan pula, mereka tidak punya bukti atau saksi. Hye Ri tidak akan memberikan perpanjangan. Alasan untuk perpanjangan tidak cukup.
In Woo percaya pada kliennya, jadi dia melakukan taruhan: In Woo akan menemukan bukti dan membawanya kehadapan Hye Ri. In Woo yakin jika Hye Ri akan menyesali keputusannya. Dia sebenarnya sudah mendapatkan sedikit klu tentang gadis misterius yang ditolong Dong Ha. Sekretaris In Woo menemukan kalau gadis itu membeli kaca mata baru setelah penyerangan itu. Dia punya kontak info dan ada taruhan dengan Hye Ri.
Hari H tiba. Baik Hye Ri (dengan jubahnya yang bersinar!) maupun In Woo bersiap-siap untuk hari besar itu. Secara tak terduga, asisten Hye Ri masuk ke ruangan Hye Ri sambil membawa surat yang berisi info yang relevan tentang masa lalu Yoon Shik. Kelihatannya, dia dulu punya catatan kejahatan di tempat dia bekerja dulu di AS.
Pengadilan dimulai. Akan tetapi, Ji Min menolak untuk bicara. Dia menutup mulutnya rapat-rapat. Di luar, di ruang tunggu, banyak orang menyaksikan proses pengadilan itu, termasuk In Woo. Tapi mereka kelihatan khawatir dan gugup sebab gadis itu tidak mengatakan apa-apa. Jaksa Ma mengambil keputusan drastis: dia harus melucu, menari-nari seperti angsa, sama dengan yang dia lakukan sebelumnya di rumah Ji Min. Taktik ini berhasil. Ji Min mau berbicara dan mengatakan kalau guru les-nya memang menyakitinya dengan menggunakan pelajaran biola sebagai alasan.
Semua orang tersentuh dengan pengakuan Ji Min dan mulai merasa kalau gadis itu kehilangan masa kanak-kanaknya dengan cara yang tidak adil dan kejam. Bahkan pengacara sang guru les tidak dapat menahan dirinya. Dia terlihat jijik dan marah. Jaksa Ma harus membuat pernyataan akhirnya. Ma Hye Ri: “Kemampuan seorang anak untuk membayangkan sangat besar. Khususnya, seorang anak usia 7 tahun seperti Ji Min. Tapi, bagi anak usia 7 tahun, rasa sakit, takut dan rasa ngeri dilecehkan secara seksual sangat tidak bisa dibayangkan. Apa kau ingat air mata Ji Min? Ada rasa takut… Apa kau pikir itu sandiwara? Bukti… Ji Min… Kim Yoon Shik… Hal itu hanya ada di pikiran mereka. Bagi terdakwa, dia mungkin hanya memiliki ingatan-ingatan. Tapi, bagi Ji Min, dia tidak hanya memiliki ingatan, hatinya penuh dengan luka akibat kejadian itu yang bahkan tidak ingin dia ingat.”
Kemudian, Hye Ri menyerahkan bukti tambahan yang membuktikan kalau Yoon Shik tidak sebersih dan sebaik yang dia tampilkan: Yoon Shik kembali ke Korea karena sebuah perjanjian yang dia buat dengan sekolah lamanya dimana insiden-nya yang terdahulu terjadi. Yoon Shik kalah dan saat pengadilan berakhir, Hye Ri menemui Ji Min dan mereka saling berpelukan. Saat pelukan ini, muncul seorang wanita misterius yang memperhatikan. Media menunggu Jaksa Ma dan memujinya atas cara jitunya mengahadapi setiap rintangan yang dia temui. Perubahan dalam sikap Hye Ri terlihat: pertama-tama dia berterima kasih dan mengatakan kalau dia bukan Jaksa pertama yang memenangkan sebuah kasus. Dan bahwa, mereka semua adalah bajingan kotor yang hanya memusatkan perhatian pada kecantikannya.
In Woo telah melihat semua ini dan sangat bangga pada Hye Ri. Tapi Hye Ri kelihatannya tidak terlalu peduli sebab dia malah mencari Se Joon dan mengatakan kalau hari ini dia sangat mengagumkan. Hye Ri menelpon In Woo untuk membicarakan kasus Dong Ha. Kenapa In Woo tidak memberitahunya kalau dia punya bukti lain tentang kasus Dong Ha itu? Memang tidak dan In Woo malah mengatakan kalau Hye Ri berhutang makan malam padanya. Sayangnya, Hye Ri diundang ke acara kumpul bareng rekan2 kerjanya dan tidak hanya itu, Ketua Lee mengungkap jika Jaksa Yoon adalah orang yang menelpon media untuk menghentikan publikasi video ‘insiden tomat’ itu. Hye Ri terpesona dan In Woo, yang masih di telpon, mendengarkan dengan putus asa.
Ketika Hye Ri pergi minum dengan rekan2 kerjanya, In Woo malah minum dengan ayah Dong Ha. In Woo bersikap sedikit kejam malam itu. Dia bertanya pada ayah Dong Ha apakah Dong Ha orang yang baik atau apakah dia pernah membuat orang lain menderita. Ayah Dong Ha menjawab kalau anakanya bukan orang yang sempurna dan masa sulitnya sekarang pasti hukuman dari perbuatannya di masa lalu. Ada berita baik. Gadis itu akhirnya ditemukan. Sementara itu, ketika acara ngumpul jaksa berakhir, Hye Ri meminta Se Joon untuk mengantarnya pulang. Di dalam mobil, dia meminta perhatian Se Joon tapi ditolak. Hye Ri sedikit mabuk dan mulai menertawakan pernyataan Se Joon tentang orang yang mabuk dan apa yang dulu dia katakan tentang dirinya yang menyukai Se Joon. Se Joon tersnyum dan berkata, “Tidak!”
In Woo menunggu di luar rumah Hye Ri dan melihat ‘tunangannya’ tiba bersama Se Joon. In Woo menyaksikan bagaimana berterus terangnya Se Joon ketika Hye Ri mengahadapinya dan bertanya kenapa dia menghindari dan menolak cintanya. Se Joon: “Aku memang sangat tertarik padamu. Aku ingin bersenang-senang semalam denganmu. Untuk membuatku melakukan itu, bukankah karena hal itu kau bersikap seperti ini?”
Hye Ri kesal. Dia berkata kalau tubuhnya spesial. Dia juga spesial dan dia tidak peduli apa yang orang lain bilang tentang dirinya. In Woo telah mendengar apa yang dikatakan dan terlihat kesal. Ketika Hye Ri masuk ke rumahnya, Se Joon mencoba mengikutinya tapi In Woo menghentikannya dengan mengarahkan lampu mobilnya ke mata Se Joon yang membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas.
Keesokan paginya, Ayah Ma mengatakan pada Hye Ri jika pria yang dulu menolak berkencan buta dengannya, kini ingin bertemu dengannya. Hye Ri menolak dan bilang kalau dia tidak suka pria yang plin-plan. Ayah berkata kalau harga diri seorang wanita ada saat seorang pria mengikutinya.
Di kamar mandi kantor, Hye Ri bertemu dengan Jung Sun. Dia bertanya tentang penyakit yang diderita istri Se Joon tapi Jung Sun tidak mau menjawabnya. Berikutnya, Hye Ri malah berkata, “Aku menyukai Jaksa Yoon. Aku punya segalanya. Jadi kenapa dia tidak mau menerimaku?”
Masih ingat dengan wanita yang memandangi Hye Ri dan Ji Min yang berpelukan di pengadilan? Ternyata dia adalah teman Hye Ri semasa kuliah dulu. Dia berencana untuk membuat pengumuman besar. Dia mengirimkan foto Hye Ri yang masih gendut pada Min Suk, yang tentu saja langsung menyebarkannya.