Prosecutor Princess Episode 3
Posted: Kamis, 10 November 2011 by khyunkhyun in Label: prosecutor princess
0
Sebelum sampai di kantor polisi, Hye Ri dan Yoo Na mendiskusikan situasi mereka yang sulit serta bagaimana mereka akan membuat kejadian ini dibawah kendali. Hye Ri adalah seorang jaksa dan mendapat tuduhan seperti ini akan menghancurkan karir dan reputasinya. Yang paling buruk, karena dia adalah petugas hukum, dia tahu bila dia harus membayar untuk pembelaan ini.
Setelah menerima sms dari In Woo, Yoo Na menyarankan untuk menelponnya saja. Dengan begitu mereka dapat menyelesaikan seluruh kesalahpahaman ini tanpa diketahui ayah Hye Ri. Hye Ri langsung ingat bagaimana dia menendang kaki In Woo dan betapa kejamnya dia karena masalah ‘tidak hadir di seminar’ itu. Jadi dia tidak bisa melakukan itu. Yoo Na menasehati Hye Ri kalau dia bisa saja sekarang kehilangan kehormatan dihadapan seseorang yang tidak punya kehoramatan.
Hye Ri setuju tapi enggan. In Woo berkata dia tidak ingin mengambil kasus atau uang Hye Ri dan mengancam akan menutup telpon bila Hye Ri tidak menjelaskan apa yang sedang terjadi. Hye Ri menjelaskan semua kekacauan ini tapi dengan cara yang aneh dan In Woo memarahinya karena Hye Ri bahkan tidak tahu apa yang dia bicarakan. Tanpa pengacara, Hye Ri harus menghadapi investigasi penyidik, yang cenderung lebih percaya pada kedua pria yang bersama Hye Ri di klub ketimbang dirinya. Kedua pria itu mengambil keuntungan dengan mengatakan kalau Hye Ri dan temannya menawarkan uang untuk bisa bersenang-senang semalam bareng mereka.
Hye Ri tidak mengerti kenapa kedua pria ini berbohong dan mencoba menyadarkan mereka, “Tidakkah kalian tahu berbohong dan memberikan kesaksian yang salah adalah kejahatan besar?” Mereka tetap mengaku sebagai korban yang tidak bersalah sama sekali. Mereka tidak akan mengubah kesaksian mereka. Berikutnya, In Woo muncul. Dia berteriak terkejut. In Woo: “Sayang! Apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Oh, aku membawamu ke klub berharap agar kau dan Yoo Na bersenang-senang untuk pertama kalinya setelah waktu yang cukup lama! Apa ini? Pemerkosaan? Siapa penipu itu? Kedua orang ini?”
Ketika In Woo memeprkenalkan dirinya sebagai tunangan Hye Ri, dia langsung bangkit untuk protes, tapi In Woo membuatnya duduk lagi. Dia lalu berbicara dengan kedua penipu itu. Hanya dengan mengamati pakaian mereka serta mendengarkan argument mereka, In Woo berhasil membuat kedua orang itu tersandung. In Woo memnunjuk kaus mereka yang merupakan kaus bermerk dan bertanya siapa yang membelikan dan kapan. Kedua penipu itu bingung, dan In Woo menjelaskan kenapa dia menjadi tajam begini. In Woo: “Aku mendengar kalian lari dari rumah Maret lalu. Jadi aku bertanya-tanya kapan orang tua kalian membelikan kaus-kaus ini untuk kalian. Apa kalian kabur dari rumah untuk menipu noona? Kalian ditangkap Desember lalu saat sedang mencari noona di internet, kan?”
Hye Ri dibebaskan, dan In Woo berkata kalau Hye Ri buta sebab tidak melihat jika pria-pria itu masih muda. Tapi Hye Ri mengkhawatirkan sesuatu yang lebih penting – bagaimana bila kejadian ini tersebar di kantor jaksa? In Woo memintanya untuk tidak khawatir dan berjanji dia tidak akan mengatakan sepatah katapun. Dia lalu menawarkan diri untuk mengantar Hye Ri pulang. Dia melihat keadaan Hye Ri yang menyedihkan dan bahwa Hye Ri akan minum dengan perut kosong. Akan tetapi, In Woo terlalu optimis sebab kejadian itu tidak hanya menyebar di kantor jaksa tapi di seluruh Korea! Kencan buta Hye Ri dibatalkan. Semua temannya membencinya dan dia dianggap mencemarkan nama baik jaksa.
Hye Ri menolak untuk pergi bekerja dan mempertimbangkan untuk berhenti. Dia merasa sangat kacau dan tidak bisa menghadapi orang-orang jahat dikantor. Dia bahkan tidak sadar kalau nama dan foto-fotonya telah beredar di internet. Ayah Hye Ri telah menyelidiki apa yang dilakukan putrinya di kantor dan menemukan kalau dia diremehkan. Hye Ri tidak mandiri tapi diabaikan. Dia sudah dua kali melakukan kesalahan. Flashback: Hye Ri dulu adalah mahasiswa jurusan design dan seorang model juga. Ayah dan ibu datang ke acara fashion show Hye Ri tapi dia dituduh menjiplak rancangan Vera Wang. Sebagai model, Hye Ri juga tidak berbakat. Dia berjalan dengan tidak benar dan bersembunyi dibalik buket bunganya. Bahkan dia terjatuh beberapa kali. Ayah yang melihat ini langsung menarik rambut Hye Ri, membakar semua pakaiannya, kartu, dan membuat Hye Ri akhirnya mengejar karir sebagai jaksa.
Kembali ke masa kini. Ayah berkata kalau Hye Ri gagal menjadi jaksa dalam dua minggu, dia akan membuat Hye Ri hidup sendiri. Ayah: “Pepatah ‘ orang tua mencintai anaknya tanpa syarat’ adalah pepatah yang paling aku benci. Itu membuatku muak. Pepatah itu tidak ada di dunia nyata. Apa yang gratis? Aku membiarkanmu menghabiskan uang sebanyak yang kau mau. Sekarang giliranmu melakukan apa yang aku ingin kau lakukan. Mengapa aku harus mengalah?” Ayah juga berkata kalau dia sudah membelikan apapun seumur hidup Hye Ri. Hye Ri tidak punya pilihan. Dia harus pergi bekerja dan menuruti semua kemauan ayahnya. Dan ibu hanya menyuruh Hye Ri untuk menuruti apa kata ayah!
Sekali lagi, semua kartu Hye Ri disita. Bahkan kunci mobilnya dan dia hanya mendapat 5000 won! Dia juga harus naik bus. Meski begitu, Hye Ri tidak lupa bila dia adalah seorang wanita terhormat dan tetap berdandan di dalam bus. Apa yang paling Hye Ri takutkan terjadi. Reputasinya telah benar-benar dirusak dan semua orang tahu tentang skandal-nya. Tidak ada orang yang ingin menyembunyikan hal itu. Bos Hye Ri memainkan permainan paling kejam. Dia tidak membentak Hye Ri, tidak memarahinya, dan tidak mencoba membunuhnya. Dia hanya mengatakan kalau tidak ada kasus buat Hye Ri untuk diselesaikan.
Hye Ri kalah jadi dia mengunjungi semua teman sekantornya. Mereka tidak menghiraukan Hye Rid an berpura-pura buta. Akhirnya, Hye Ri bertemu dengan Jaksa Yoon, yang memberitahu Hye Ri untuk berhenti bila dia tidak suka pekerjaannya. Hye Ri: “Kenapa kau begitu membenciku. Kau sudah mengenalku, kau melihatku di resor ski.” Se Joon: “Bagaimana aku bisa lupa?” Hye Ri: “Lalu, kenapa kau bersikap seolah-olah kau tidak mengenalku? Jika kau bersikap sepertinya kau tidak mengebalku, seharusnya kau seperti itu hingga akhir… Kenapa kau menceritakan pada semua orang tentangku?” Asisten Jaksa Yoon masuk dan mengatakan yang sebenarnya: dia yang menyebar berita itu. Se Joon keluar tanpa berkata apa-apa. Asisten itu lalu bercerita tentang Kim Don Suk dan Se Joon yang tidak mampu menangkapnya. Sekarang Hye Ri tahu kenapa Se Joon membencinya.
In Woo menemui reporter yang membuntuti Hye Ri. Dia memerintahkan reporter itu untuk tidak mengeluarkan cerita tentang Hye Ri. Jurnalis itu curiga – kenapa? Apa In Woo melakukan ini untuk menyelamatkannya? Berpura-pura menjadi tunangannya? Tapi In Woo tidak bisa digertak. Dia tahu latar belakang jurnalis ini: salah satu artikelnya membuat seseorang bunuh diri. Sang jurnalis menulis tentang rekaman skandal seks Jin Young Ra. Dia menerima uang dari musuh Jin Young Ra.
In Woo menemui Hye Ri yang sekarang tidak lagi bersikap jutek. Dia memberitahu Hye Ri kalau dia telah memastikan bahwa artikel tentang dirinya akan segera ditarik. Hye Ri: “Lalu bagaimana kau mengenal orang itu? Apa kau menemuinya? Apa kau yang membuat artikel itu ditarik?” In Woo: “Apa yang seharusnya aku lakukan? Apa lagi yang bisa aku lakukan? Kalau tidak, aku akan disalahkan lagi!” In Woo lalu menertawakan ancaman ayah Hye Ri serta cara Hye Ri yang mau menerima ancaman itu. Hye Ri berkata kalau ancaman itu bukan kata-kata kosong. Dia akan diasingkang jika tidak memecahkan satu kasus. Jika dia ingin sukses dan mendapatkan hak atas pakaiannya, dia harus memecahkan sebuah kasus atau melakukan penyelidikan sendiri (In Woo terihat curiga!).
Hye Ri ingin menangani pemesanan makan siang, tapi sekali lagi dia diperingatkan untuk tidak perlu melakukan itu. Semua temannya pergi ke restoran Korea tanpa mengajaknya juga. Mereka pasti berpikir bila Hye Ri bakal pergi ke resto mahal. Hye Ri sangat kelaparan jadi dia pun mulai makan dari kotak makan siangnya yang hanya berisi sayuran. Dia mencoba meyakinkan dirinya pada kebahagiaannya tapi gagal. Dia akhirnya mengganyang habis kue dan permen. Tidak puas dengan hal itu, dia pergi ke restoran Korea untuk makan sepuasnya. Sayangnya, restoran yang dipilih Hye Ri sama dengan yang dipilih teman-teman kantornya. Dan Hye Ri mendengar mereka membicarakan dirinya.
Ji Won: “Ma Hye Ri melakukan itu?”
Min Suk: “Dia mungkin di kantornya sekarang. Makan tomat!”
Ji Won: “Dia akan berhenti, benar kan?”
Min Suk: “Bagaimana kalau bertaruh?”
Se Joon: “Apa untungnya bertaruh pada seseorang yang bakal berhenti juga?”
Jung Sun: “Apa Jaksa Ma bilang dia akan berhenti?”
Se Joon: “Bagaimana dia akan bertahan, ketika dia tidak mempunyai kemampuan dan usaha? Khususnya di lingkungan seperti ini.”
Pimpinan: “Benar. Karena kau adalah pembimbingnya, kau pasti tidak merasa enak dengan hal ini.”
Min Suk: “Apa yang kau bicarakan? Jaksa Yoon adalah orang pertama yang mengusirnya!”
Jung Sun: “Dia tidak mengusir Hye Ri, dia hanya tidak bisa menanganinya. Jujur saja, siapa sih yang bisa menangani Hye Ri?!”
Ji Won: “Seseorang tanpa rasa tanggung jawab dan bakat. Aku pasti tidak suka menangani orang seperti dia.”
Pimpinan: “Ah, itu aneh. Dia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan tidak bisa mengusahakan yang terbaik tapi masih ingin terlihat professional. Aku tidak mengerti dia!”
Min Suk: “Biasanya, kau menyebut orang seperti itu gila.”
Min Suk: “Dia mungkin di kantornya sekarang. Makan tomat!”
Ji Won: “Dia akan berhenti, benar kan?”
Min Suk: “Bagaimana kalau bertaruh?”
Se Joon: “Apa untungnya bertaruh pada seseorang yang bakal berhenti juga?”
Jung Sun: “Apa Jaksa Ma bilang dia akan berhenti?”
Se Joon: “Bagaimana dia akan bertahan, ketika dia tidak mempunyai kemampuan dan usaha? Khususnya di lingkungan seperti ini.”
Pimpinan: “Benar. Karena kau adalah pembimbingnya, kau pasti tidak merasa enak dengan hal ini.”
Min Suk: “Apa yang kau bicarakan? Jaksa Yoon adalah orang pertama yang mengusirnya!”
Jung Sun: “Dia tidak mengusir Hye Ri, dia hanya tidak bisa menanganinya. Jujur saja, siapa sih yang bisa menangani Hye Ri?!”
Ji Won: “Seseorang tanpa rasa tanggung jawab dan bakat. Aku pasti tidak suka menangani orang seperti dia.”
Pimpinan: “Ah, itu aneh. Dia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan tidak bisa mengusahakan yang terbaik tapi masih ingin terlihat professional. Aku tidak mengerti dia!”
Min Suk: “Biasanya, kau menyebut orang seperti itu gila.”
Pada saat inilah, isakan Hye Ri terdengar keras dan mereka akhirnya menyadari keberadaannya. Membicarakan orang lain jelas salah. Mereka semua bahkan bisa-bisanya terlihat menyesal! Hye Ri menenangkan diri dan mengahadapi Jaksa Yoon. Dia menyuruh Se Joon untuk bersiap-siap. Untuk menunggu dan melihat. Sebab dia akan menendang pantat Se Joon dan menjadi lebih baik darinya (go girl!). Hye Ri akan menyingkirkan wajah mengerikan Se Joon dan membuatnya menyesal sebab sudah berani menyingkirkannya. Hye Ri mengatakan pada Se Joon kalau dia akan membuktikan jika dia mampu melakukannya. Dia bisa bersikap professional.
Sementara itu, In Woo dan Jenny sedang membicarakan Hye Ri. In Woo bertanya apakah Hye Ri cocok di posisi Jaksa. Tapi, Jenny menolak memberikan pendapatnya. In Woo berkata dia tidak peduli, pendapatnyalah yang penting. Ketika malam tiba, barulah kita tahu kenapa In Woo terobsesi pada Hye Ri. In Woo sedang berdiri di depan rumah Hye Ri dan flashback: ketika mereka masih kecil, Hye Ri memberikan In Woo muffin yang sangat lezat. In Woo miskin? Mungkin saja. Hye Ri berkata kalau dia seharusnya tidak kelaparan, dia bisa mati.
Kemudian Hye Ri sampai dan In Woo tidak bisa mengubah wajah melankolisnya dan Hye Ri bisa merasakannya tapi menyalahartikannya. Hye Ri berkata jika dia membuatnya ketakutan dengan wajah seperti itu. In Woo tidak merespon tuduhan ini dan malah bertanya kenapa Hye Ri menangis. Hye Ri diam saja dan akhirnya, In Woo menawarkan sebuah kasus untuk ditangani Hye Ri. Dia setuju dan mereka pun merencanakan pertemuan di kantor In Woo besok. Tapi In Woo sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang kasus ini. Hye Ri berpikir kalau In Woo menyukainya – kenapa pula In Woo mengikutinya kemana-mana? Dia merasa bangga pada hal itu.
Lalu, siapa sih gadis yang dirawat oleh Jung Sun? Ternyata dia adalah putri Jaksa Yoon. Dia bukan ayah yang penuh perhatian dan gadis itu berhasil membuatnya tersenyum. Mereka sedang makan bersama dan gadis itu ingin memanggil Jung Sun. Akan tetapi, Se Joon menolaknya. Di sisi lain, In Woo sedang menjelaskan rencananya pada Hye Ri. Dia sedang menyelidiki beberapa tempat judi illegal dan Hye Ri harus menyamar kesana dan menggrebeknya. In Woo mengajarkan caranya pada Hye Ri. Karena Hye Ri punya daya ingat yang luar biasa, dia mampu mengingat penjelasan In Woo.
Hye Ri masih harus belajar bagaimana menjadi ajumma yang sebenarnya. Dia dan In Woo pergi ke tempat permandian umum. Hye Ri memperhatikan ibu-ibu yang ada disana. Mereka berteriak, mereka bergerak dengan kasar, mereka menggoyangkan tangan, mereka menggaruk kaki, mereka tertawa keras-keras dan Hye Ri hanya mengikuti apa yang dilakukan para ajumma itu. In Woo senang melihat ini. Ketika sesi latihan berakhir, mereka membeli alat-alat yang berhubungan dengan kegiatan mata-mata. Masalahnya, Hye Ri tidak ingin memakai telpon dengan feature keamanan dan Hye Ri hanya meminta yang basic, yang hanya menerima feedback.
Hye Ri didandani dan dikirim ke tempat judi itu dengan seorang pengawal hanya untuk mengobservasi. Di kantornya, Hye Ri menguyah permen karet sambil membaca sebuah file kasus. Dia bertingkah seperti seorang ajumma. Berikutnya, Hye Ri pun dikirim ke lapangan. Perlengkapannya telah dipasang oleh Jenny dan Hye Ri pun mengenakan sepatu Gioberni-nya. Hye Ri percaya kalau sepatunya akan membawa keberuntungan. In Woo berkata kalau keberuntungan dibawa oleh seseorang dan memberikan sebuah bros padanya. Tapi, keberuntungan itu bakal dihapus oleh asisten Hye Ri: pria ini diminta oleh Jaksa Yoon untuk menemaninya dalam penyelidikan kasus Kim Don Suk. Dan dia pergi tanpa memberitahu Hye Ri.
Hye Ri seharusnya tidak memakai sepatunya yang itu. Pria menakutkan memandangi Hye Ri. Dia memutuskan untuk berjalan pergi. Sekarang lebih banyak lagi pria mengerikan yang memandangi Hye Ri dan tragedi pun tidak bisa dihindari. Hye Ri berusaha pergi dengan alasan ingin ke kamar mandi. Akan tetapi, kamar mandinya tidak punya ruangan. Itu tempat antah berantah! Hye Ri lalu mengirim sms pada Penyidik Cha. Tapi, cahaya hp-nya membuat Hye Ri kesulitan mengirim sms. Pria mengerikan itu mendekati Hye Ri dan menanyakan pertanyaan. Dia melihat alat mata-mata di punggung Hye Ri ketika dia terjatuh dan pengejaran pun dimulai.
Cha menerima sms Hye Ri dan pesannya sangat aneh. Pesan itu berisi tentang makanan di lemari es! Cha menelpon Se Joon, yang sedang menunggu berita tentang Kim Don Suk di kantor, dan menyuruhnya untuk memeriksa kulkas. Se Joon menemukan GPS dan sebuah surat yang ditulis oleh Hye Ri: “Penyidik Cha, jika anda membaca surat ini, artinya Jaksa Ma sudah berhasil membuat video bukti tentang adanya rumah judi illegal. Tolong, datanglah ke tempatku bersama polisi. Aku membawa transmitter GPS jadi ikuti saja peta-nya. Ada sekitar 40 atau 50 penjudi dan 11 orang lari dari tempat ini, jadi pastikan anda membawa cukup orang untuk menangkap orang-orang ini.”
Hye Ri telah sukses melakukan penyelidikan. Tapi In Woo tidak akan berkesempatan menyelamatkan Hye Ri. Dia tidak tahu dimana Hye Ri berada. Untung bagi Se Joon karena ada GPS dan mampu menemukan keberadaan Hye Ri.
Hye Ri ditanyai tapi dia tidak menjawab apa-apa. In Woo dan Se Joon sedang dalam perjanan mencari Hye Ri… dan kemudian dia melihatnya. Penyelamatnya datang: Se Joon! Hye Ri bingung kenapa Se Joon datang sendiri dan bertanya dengan keras dimana para polisi?