My Princess episode 4

Posted: Minggu, 13 November 2011 by khyunkhyun in Label:
0

Petugas bandara mengecek tiket milik Lee Seol, beberapa kali ia menyamakan antara foto dengan wajah Lee Seol. Lalu petugas bandara itu berkata, "Silakan keluar dari garis ini." Petugas bandara membuka garis pembatas, dan menyuruh Lee Seol dan Park Hae Young untuk keluar dari antrian.
"Ada apa ini?" tanya Park Hae Young.
"Anda dilarang untuk melakukan perjalanan jauh." jawab petugas.
"Kenapa? Kenapa bisa begini?" tanya Lee Seol.
"Begini, aku seorang diplomat, Park Hae Young. Dan ini sangat tidak mungkin kalau kami mendapatkan masalah seperti ini."
"Anda harus mencari tahu hal itu sendiri kenapa anda tidak diperbolehkan untuk melakukan perjalanan jauh." jawab petugas. "Selanjutnya.." ucap petugas memanggil antrian berikutnya.

 Mau tidak mau, Lee Seol dan Park Hae Young harus keluar dari antrian. Park Hae Young bertanya, "Hey, kau tidak memiliki masalah hukum yang belum terselesaikan kan? Seperti tunggakan pajak atau yang lainnya?"
Lee Seol berpikir sejenak, "Ah, apa tagihan gas kota yang belum dibayar itu juga termasuk?"
"Aish, apa-apaan ini.." ucap Park Hae Young kesal. Ia lalu menarik tangan Lee Seol, "Ayo, ikut aku.."

 Park Hae Young dan Lee Seol menelpon seseorang untuk mengetahui kenapa Lee Seol tidak diperbolehkan pergi. "Jadi, maksudmu Lee Seol ada di dalam daftar nama yang tidak diperbolehkan untuk melakukan perjalanan keluar negeri? Kenapa? Ah, baiklah.. Aku mengerti.." Dengan kesal, Park Hae Young mematikan handphonenya. Lee Seol juga ikut bingung, ia mengikuti gerakan Park Hae Young yang terus saja mondar mandir.
"Hey, aku jadi merasa takut. Ada apa? Katakan padaku." pinta Lee Seol.
"Ada seseorang dibalik semua ini. Seseorang yang bekerja sama dengan pihak pemerintahan untuk tidak membiarkanmu pergi." jawab Park Hae Young.
"Tapi siapa?" tanya Lee Seol.
"Kau pasti menyadari siapa yang melakukannya."

"Apa mungkin Ayah Yoon Joo." terka Lee Seol.
"Kakek sudah membiayai kuliah Ayah Yoon Joo dan juga menjadi saksi dalam pernikahannya. Aish.." jawab Park Hae Young.
"Owh.. Ternyata orang-orang konglongmerat memiliki hubungan yang sangat dekat satu sama lain. Jadi, kau pikir, Kakek dan Ayah Yoon Joo yang ada dibalik semua ini? Mereka berkomplot dan menjadikanku seperti seorang penjahat begitu." Lee Seol menerka lagi. Ia berpikir kalau kakek dan Ayah Yoon Joo menjadikannya seolah-olah seperti criminal, agar ia tidak bisa meninggalkan korea.
"Aaah, tapi bagaimana mungkin orang yang memberikan seluruh hartanya untuk menjadikanmu seorang Princess, dapat melakukan hal semacam itu." ucap Park Hae Young.
"Mungkin saja." jawab Lee Seol. "Apapun bisa dilakukan saat dalam keadaan marah. "


"Kau lihat kemarin? Bagaimana caraku mentapnya? Aku menatap ke arah Kakek dan Ayah Yoon Joo seperti ini.. ni.." Lee Seol menyipitkan matanya lalu menarik kedua ujung matanya Hahaa... "Dan aku berkata, aku tidak akan memaafkanmu.."
Park Hae Young hanya menatapnya aneh..

  "Targetnya sekarang bukan kau tapi aku." jawab Park Hae Young. "Kalau mereka sudah bermain ekstrim, maka mulai sekarang aku harus bisa mengeluarkan semua kemampuanku."
Lee Seol meledek, "Bagaimana bisa kau melakukan itu. Kau saja tidak bisa mengatasi masalah video di internet waktu lalu. Kemampuan apa itu?"
"Hey, kau pikir aku tidak mengatasi hal itu, karena aku tidak bisa? Huh? Aku hanya tidak ingin menyelewengkan wewenang pemerintahan saja." jawab Park Hae Young.
"Aaah.. Aku mengerti, aku mengerti.. Lebih baik aku pulang.." jawab Lee Seol.

"Kau mau kemana?" tanya Park Hae Young seraya menahan tangan Lee Seol.
"Aku mau ke rumah ibuku." jawab Lee Seol. "Lebih baik aku pulang untuk mempertanggung jawabkan surat yang aku tulis." Lee Seol pergi dari rumah dengan tidak pamit ibunya terlebih dulu, ia malah hanya membuatkan surat untuk ibunya.
"Kau akan pergi ke Egypt dan kau menulis surat?" tanya Park Hae Young heran.
"Ya. Maka dari itu, sebelum itu membunuhku, aku harus pulang." jawab Lee Seol.
"Ibumu tidak akan membunuhmu, karena kau akan segera berangkat ke Egypt." jawab Park Hae Young.
"Memangnya kau tau, kapan pencabutang pelarangan keluar negeri untuk diriku akan dilakukan? Kita kan tidak tau kapan hal itu akan terjadi. Saat membaca surat yang aku tulis, mungkin ibu akan segera mencari pacarku." jawab Lee Seol. Yah, saat ibunya membaca surat dari Lee Seol, mungkin Ibu Lee Seol kira, Lee Seol dibawa pergi oleh pacarnya.
"Nah, kalau kau tidak ingin dibunuh oleh ibuku, lebih baik cepat, kita kembali ke rumah." jawab Lee Seol.Dengan mengendap-endap Lee Seol dan Park Hae Young masuk ke dalam rumah. Lee Seol memanggil ibunya dengan pelan, "Ibu.. Buu.. Ibu.." Karena dirasa rumah sangat sepi dan tidak ada panggilan dari ibunya, Lee Seol mengencangkan suaranya, "Ibu.. Ibuu.. Bu.."
"Ah, sepertinya ia tidak ada dirumah." kata Lee Seol.
"Bagus. Sekarang kau cepat ambil surat itu. Kau letakkan dimana?" tanya Park Hae Young.
"Di laci kamar ibuku." jawab Lee Seol seraya bergegas menuju kamar ibunya dan membuka laci. Tapi, setelah dicari, ia tidak menemukan surat itu..
"Tidak ada.. Bagaimana ini??" Lee Seol panik.
"Cari yang teliti. Kau simpan di mana?" tanya Park Hae Young yang menjaga pintu.
"Aku menaruhnya di buku besar, agar ibu dapat membacanya saat hari minggu. Tapi, buku itu tidak ada.." jawab Lee Seol.
"Mungkin dia pergi beribadah?" terka Park Hae Young.
"Ah, cepat-cepat nyalakan mobil" seru Lee Seol.

Park Hae Young dan Lee Seol sampai di tempat peribadatan. Lee Seol dan Park Hae Young masuk lalu duduk di bangku paling belakang. Mereka duduk tepat dibelakang ibu Lee Seol, mereka juga melihat surat Lee Seol terselip diantara lembar-lembaran buku.
"Itu, surat itu." tunjuk Lee Seol.
"Sepertinya, ibumu belum membacanya." jawab Park Hae Young.
"Cepat, kau ambil surat itu.." suruh Lee Seol.
"Kenapa harus aku?"
"Kau kan memiliki lengan yang panjang. Tidak mungkin aku yang harus mengambilnya. Cepat.." ujar Lee Seol.

Park Hae Young melakukan yang disuruhkan oleh Lee Seol. Ia pikir, ibu Lee Seol sedang konsentrasi beribadah, jadi mungkin ia tidak akan menyadarinya, kalau buku yang ada dihadapannya diambil. Park Hae Young dengan perlahan mengulurkan lengannya untuk mengambil surat yang terselip di buku, buku itu ada di depan Ibu Lee Seol. Ibu Lee Seol menyadari kalau bukunya akan diambil, maka Ibu Lee Seol menengok.
Park Hae Young salah tingkah, ia berpura-pura sedang berdoa.
Lee Seol hanya meringis.
"Kalian, kapan kalian datang?" tanya Ibu Lee Seol heran.
"Ah, baru saja.. Dia, dia sedang libur dan memutuskan untuk membersihkan penginapan, jadi setelah itu aku ajak saja ia ke sini." jawab Lee Seol.
Park Hae Young mengangguk-angguk. "Aku datang untuk menjemputmu agar kau merasa nyaman."
"Aigoo.. Kau ini." jawab Ibu Lee Seol.

 "Ibu, karena kita sudah sampai sini, jadi kami akan benar-benar berdoa. Pinjamkan buku itu." pinta Lee Seol.
"Ah, ini sudah selesai." jawab Ibu Lee Seol, seraya memasukkan buku dan surat yang terselip di buku ke dalam tas. "Ya, sudah cepatlah nyalakan mobil."
"Ah, baik. Bagaimana kalau aku yang membawakan tasmu ke mobil." pinta Park Hae Young.
"Ah, benarkah.. Baiklah.." jawab Ibu Lee Seol seraya menyerahkan tasnya pada Park Hae Young. Park Hae Young tersenyum, ia mendapatkan tas Ibu Lee Seol, kesempatan baginya untuk mengambil surat milik Lee Seol. Kemudian Park Hae Young segera membawa tas itu keluar ruangan. Sesampainya diluar ia menggeledah tas untuk mencari buku dan ia membuka amplop yang terselip dibuku. Park Hae Young tidak berhasil mendapatkan surat itu, yang ia dapatkan hanya beberapa amplop berisi uang.

 Ternyata surat milik Lee Seol tertukar dengan surat yang berisi uang untuk amal. Yang diserahkan oleh ibu Lee Seol untuk amal, ternyata bukan amplop berisi uang, tapi malah amplop yang berisi surat Lee Seol. Tamatlah riwayat Lee Seol, karena saatnya dibacakan satu-persatu amplop itu.

Satu persatu amplop berisi uang dan permintaan mulai dibacakan. Dan giliran surat dari Lee Seol yang dibacakan.
"Ah, sepertinya ini sebuah surat.. Baiklah, uang memang tidak penting, yang penting adalah ketulusan hati." ucap seseorang yang memimpin doa. "Baiklah.. Aku akan membacakannya.. Ibu, ini aku Lee Seol.." semua kaget.. Terlebih Lee Seol, ia benar-benar panik. Surat untuk ibunya malah dibacakan ditempat umum dan di tempat yang tidak seharusnya.
Surat itu terus dibacakan. "Ibu, pergilah ke dapur, kemudian ambilah obat herbal di lemari. Mungkin saat kau membacakan surat ini, aku sedang berada di pesawat menuju Egypt. Uah, sepertinya anak ini kabur dari rumah."

 Ibu Lee Seol menahan malu dan kesal, ia tidak mengerti apa yang dilakukan anaknya. Lee Seol panik, ia benar-benar panik. Park Hae Young datang dan ia kembali duduk di samping Lee Seol.
Surat kembali dibacakan, "Ibu, aku tidak menceritakan hal ini sebelumnya, karena aku takut kau akan merasa sedih. Aku sudah sangat ingin pergi ke Egypt dari dulu dan mungkin aku akan menetap di negara itu dalam jangka waktu yang lama."

Park Hae Young yang baru saja datang dan langsung mendengar hal itu, langsung termangu. Keduanya mulai panik..
Surat itu kembali dibacakan,  "Ibu jaga dirimu dan jaga kesehatanmu. Lee Seol. Ibu Lee Seol, apakah kau hadir hari ini? Apa ada Ibu Lee Seol di ruangan ini?"
Ibu Lee Seol merapikan rambutnya, "Ah, iyah, aku disini."
"Ibu, sepertinya anakmu kabur dari rumah.."
"Ah, ituu.. itu.." Ibu Lee Seol terbata, ia langsung melihat ke arah anaknya.

 Dalam hitungan ketiga, Park Hae Young dan Lee Seol langsung kabur dari ruangan. Mereka berlari ke luar ruangan. Ibu Lee Seol yang melihat hal itu segera mengejar mereka, dan ruangan menjadi ricuh. Ibu Lee Seol berhasil mengejar Lee Seol, ia memukul Lee Seol. Semua orang memperhatikan mereka. Ibu-ibu yang lain merasa kasian melihat Lee Seol dipukuli, mereka mencoba menghentikan pukulan Ibu Lee Seol.


 Park Hae Young berusaha melindungi Lee Seol, ia berkata, "Ibu,, tolong hentikan.."
"Aaah, semua ini karena kau.. Kau yang menyebabkan semua ini.. bukan.. huh?" ungkap Ibu Lee Seol kesal, ia kembali memukuli Lee Seol.
"Ibu, ini semua salahku." ucap Park Hae Young.
"Apa? Apa maksudmu.. Jadi, kalian merencanakan semua hal ini? Begitu.. Apa kau.. Apa dia hamil?" tanya Ibu Lee Seol pada Park Hae Young.
Tanpa disangka, semua orang bersorak mendengar ucapan Ibu Lee Seol. Mereka berkata, "Ah, selamat-selamat.. Hari ini memang hari yang sangat indah.. Ah, selamat.."


Park Hae Young dan Lee Seol segera menolak pernyataan itu, Hahahaa.. Mereka bingung sendiri bagaimana menghadapi orang-orang yang saling bersorak. 
"Bukan, bukan seperti itu." ucap Park Hae Young.
"Tentu bukan." ucap Lee Seol.
Kenapa masalah mereka jadi serumit ini.. Hahaa.. xp

Kemudian, salah seorang mengatakan ."Aku sepertinya mengenal kau." ucap orang itu pada Park Hae Young.
Park Hae Young langsung menutup wajahnya, ia menggeleng-geleng.
"Aaah, bukankah, kau cucu dari pemilik Dae Han Group kan??" tanya orang itu.
Whoaa.. Mendengar hal itu semua orang bertambah heboh. Begitu juga ibu Lee Seol, ibu Lee Seol yang tadi marah, sekarang ia membelalakkan matanya senang. Senang karena anaknya dihamili oleh cucu dari Dae Han Group.. 

Kepanikan bertambah, Lee Seol sudah tidak bisa lagi mengatasi kesalahpahaman ini. Lalu Park Hae Young memohon, "Aku mohon, demi perusahaan dan demi keluargaku.. Jangan sampai publik tau mengenai hal ini.." pinta Park Hae Young dengan polos.
"Ah, tentu saja.. Tentu saja.." jawab mereka. "Kami mengerti keadaanmu, kami mengerti. Demi Tuhan kami akan - SSssshhh.. Shsshss.."
Yang lain mengikuti "Ssssshhssh." Para warga kompak menaruh jari telunjuk mereka dibibir dan "Sssshhhssh...!!" 
Hahaa.. Mereka berjanji untuk tidak mengatakannya pada siapapun, lah kan udah jadi rahasia umum sekarang..




 Di rumah Lee Seol, Park Hae Young dan Lee Seol mencoba menjelaskan mengenai hal sebenarnya yang sudah terjadi. Mereka memperlihatkan video tentang wartawan yang mengejar mereka berdua tempo hari.
"Sepertinya, ibumu mulai tersentuh dengan video itu, lihat, dia terus menonton video itu." bisik Park Hae Young pada Lee Seol.
Ibu Lee Seol masih fokus melihat video.

 "Itulah kenapa kau mengambil video itu dari internet??" Lee Seol memukul Park Hae Young.
"Tenanglah.." suruh Ibu Lee Seol. Ia meletakkan laptopnya di atas meja. "OMO, kau membuat kekacauan seperti ini?! Kau juga bahkan masuk berita? Huh?!"
Lee Seol dan Park Hae Young hanya bisa menunduk, mereka yakin kalau mereka akan dimarahi.
"Kalian?! Romantis sekali.." ucap Ibu Lee Seol.. HAHAA.. Kacauu..
"Aku bahkan dari dulu sangat ingin melakukan hal seperti ini. Aigoo, kau pasti sangat menyukai hal ini." kata Ibu Lee Seol.

 Lee Seol dan Park Hae Young saling menatap, mereka tidak mengira ibunya akan berkata seperti itu.
"Ibu, apa kau tidak marah?" tanya Lee Seol.
"Bagaimana bisa aku marah kalau aku tau hal yang sebenarnya." jawab Ibu Lee Seol. "Aigoo, bahkan aku tidak tau sama sekali kalau kalian akan pergi bulan madu."
Lee Seol protes, "Ibu, kami tidak pergi bulan madu, kami saja belum menikah."
"Bagaimana bisa kalian pergi berdua keluar negeri kalau hal itu bukan disebut dengan bulan madu." jawab Ibu Lee Seol. "Aku tau sedikit tentang cinta. Aigoo.. Benar kata orang, kalau anak itu akan mengikuti orang tuanya.."
"Ibu, apa kau dan ayah juga kabur?" tanya Lee Seol penasaran.
"Yah, bagaimanapun cinta lebih kuat dari apapun." jawab Ibu Lee Seol.

 Lee Seol masih bersikukuh untuk menjelaskan hal yang sebenarnya, tidak boleh ada kesalahpahaman, karena yang ia sukai bukan Park Hae Young tapi profesor Nam Jung Woo. "Ibu, begini, sebenarnya kami tidak.."
Ucapan Lee Seol terputus oleh kata-kata Park Hae Young, "Ibu, Kami saling mencintai."
Lee Seol menatap kesal ke arah Park Hae Young, kenapa ia mengatakan hal itu..
"Kau sangat beruntung memiliki pria seperti Park hae Young, itu sama saja dengan kau memenangkan sebuah lottre." jawab Ibu Lee Seol, pada Lee Seol.

Park Hae Young tersenyum. "Ibu maafkan kami, karena baru memberitahumu tentang status hubungan kami."
"Hei, hei, kau.. Apa kau gila?!" Lee Seol kesal.
"Tenanglah, lambat laun kita juga harus memberitahukan tentang hubungan kita pada ibumu.." jawab Park Hae Young seraya tersenyum. "Tenanglah, Oppa yang akan membereskan semua ini."
"Oppa?!!" Lee Seol bertambah kesal.. Haha..

"Ibu, maafkan aku harus mengatakan hal ini. Sebenarnya hubungan kami ini tidak direstui oleh orang tuaku. Saat Lee Seol bertemu dengan kakek, kakek bahkan menangis dan berlutut padanya." ucap Park Hae Young, ia mulai mengarang-ngarang cerita yang masih disangkutpautkan dengan kejadian yang sebenarnya.
"Benarkah sampai seburuk itu?" tanya Ibu Lee Seol.
"Untuk itulah, Aku dan Lee Seol harus pergi keluar negeri untuk menjaga hubungan ini." ucap Park Hae Young dengan sungguh-sungguh. "Untuk itu.." Park Hae Young berlutut di depan Ibu Lee Seol. Ibu dan anak itu terkejut melihat Park Hae Young yang berlutut. Ibu Lee Seol terkejut karena terpukau sedangkan Lee Seol terkejut karena cemas, bingung dan kesal.
"Kami mohon, kau bisa merestui kami sehingga kami bisa pergi ke Egypt dengan restumu." ucap Park Hae Young seraya menunduk.
"OMo.. Apa kalian benar-benar saling mencintai?" tanya Ibu Lee Seol.
"Ya." jawab Park Hae Young.
"Kalau seperti itu, tidak penting restu dariku." jawab Ibu Lee Seol seraya tersenyum senang.

 "Terimakasih Ibu. Terimakasih." Park Hae Young mengangguk-angguk dengan sungguh-sungguh. "Terimakasih.."
Lee Seol hendak berbicara, tapi Park Hae Young segera memotongnya, "Aigoo, kenapa kau tidak bilang kalau kau punya ibu yang cool dan baik seperti itu."
"Sifatku memang seperti ini." jawab Ibu Lee Seol seraya tersenyum senang karena mendapat pujian.
"Tapi, bu.." lagi-lagi kata-kata Lee Seol terputus, karena langsung disambar oleh Park Hae Young.
"Kalau tau seperti ini, pasti kita tidak perlu cemas untuk meminta restu dari nya." ucap Park Hae Young.

"Tapi, sebelum pergi. Maukah kalian untuk meregistrasikan pernikahan kalian?" tanya Ibu Lee Seol.
Pertanyaan itu membuat Park Hae Young dan Lee Seol diam tidak berkutik.
"Apa?" Park Hae Young menatap Ibu Lee Seol dengan polos.
Park Hae Young dan Lee Seol saling menatap.
"Meregistrasikan pernikahan kalian." kata Ibu Lee Seol.
"Tapi, kami tidak memiliki rencana seperti itu." jawab Park Hae Young.

Kemudian terdengar suara ketukan dari pintu rumah, beberapa pengawal suruhan kakek datang dan segera masuk ke dalam rumah. Salah satu pemimpin pengawal itu berkata, "Tuan, kami datang untuk menjemputmu."
"Ada apa?" tanya Park hae Young.
Pengawal itu tidak menjawab, ia malah melihat keheranan karena Park Hae Young yang berlutut. Menyadari kalau dirinya sedang berlutut, Park Hae Young segera membenarkan dirinya, ia kembali duduk di sofa.

 Lee Seol dan ibunya mengantarkan Park Hae Young sampai depan rumah. Di depan rumah terparkir beberapa mobil mewah yang sudah menunggu.
Lee Seol kesal "Jadi, kau ingin menyelamatkan dirimu sendiri begitu?"
"Hei, kalau kau ingin ikut, tidak apa-apa.." jawab Park Hae Young. "Kakek malah akan menyukainya.."


 Park Hae Young berkata pada Ibu Lee Seol, "Perjalananku ke Seol akan sangat cepat, jadi jangan khawatir. Dan selama itu aku ingin kau menjaga Lee Seol."
Ibu Lee Seol tertawa, ia membenarkan jas Lee Seol. "Aigoo, tenang saja menantuku Park Hae Young.. Kau pikir aku tidak bisa menjaga putriku sendiri. Begitu?"
"Kapan kau akan kembali?" tanya Lee Seol kesal.
"Aku akan kembali secepatnya." jawab Park hae Young dengan masih menyunggingkan senyumnya.
"Ia, seberapa lama?" tanya Lee Seol lagi.
"Aigoo.." Park Hae Young mencubit gemas kedua pipi Lee Seol. "Kau ini sangat pemarah. Tenang saja."

 Ibu Lee Seol yang melihat hal itu segera mengerutkan keningnya kemudian tertawa. Bukan hanya Ibu Lee Seol yang mengerutkan kening, tapi pemimpin pengawal itu juga menatap aneh dengan tingkah Park Hae Young.
"Aigoo... Aigoo.. Kau ini.. Kenapa-kenapa.. Kau baru saja bertemu denganku dan kau masih saja merasa rindu. Aigoo.." Park Hae Young tertawa dan ia memperhatikan ekspresi Ibu Lee Seol, tertawanya semakin keras saat tau kalau Ibu Lee Seol ternyata mulai percaya tentang hubungan dirinya dengan Lee Seol.
"Baiklah, ibu.. Aku harus pergi." pamit Park Hae Young.
"Baiklah, hati-hati di jalan.." jawab Ibu Lee Seol seraya tersenyum senang.


 Di sebuah gedung megah, Kakek Park Hae Young dan Ayah Yoon Joo tengah melihat konstruksi bangunan mewah. Karikatur mini dari konstruksi bangunan Istana yang akan ditempati oleh Princess, siapa lagi kalau bukan Princess Lee Seol. Kakek Park Hae Young secara khusus mendesign mewah bangunan Istana. Bangunan Istana mewah bergaya Kerajaan Inggris di Regent's Park-London itu kelak akan menjadi tempat tinggal Princess. (Untuk Episode 5 dan 6, Lee Seol akan menghadapi kehidupan Istana)

Presiden datang untuk menemui Kakek Park Hae Young. Presiden sangat terkesima dengan bangunan mewah itu. Kakek juga tidak lupa untuk membuatkan sebuah bangunan monumen bersejarah untuk Presiden. Kelak saat presiden turun dari jabatannya, monumen itulah yang akan dijadikan sebagai sebuah pengingat jasa-jasa Presiden dalam membantu terbentuknya Keluarga Kerajaan.

 Kubu yang kontra (The Gum Ja Party) dengan keputusan Kakek Park Hae Young dan Presiden tengah sibuk berdemo. Ia berdemo di tengah terik matahari sendirian (demo yang aneh..). Banyak wartawan yang mengelilinginya untuk mendapatkan berita. Dan karena kelelahan saat berdemo, presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) yang sedang berdemo pura-pura pingsan dan akhirnya ia harus di bawa ke rumah sakit.


 Untuk menguatkan posisinya dalam mempertahankan harta warisan Kakek Park Hae Young, Yoon Joo datang untuk menemui Kubu kontra (The Gum Ja Party) itu. Ia harus menjalin koneksi dengan banyak pihak pemerintahan yang kontra terhadap pembentukan kembali keluarga kerajaan. Tentu saja niatnya itu tidak ada yang mengetahui.

Yoon Joo menemui pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party), presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) berkata pada Yoon Joo, "Kita harus mengikuti arus dan tentu saja harus mengambil perhatian dari masyarakat. Kita tidak boleh bertentangan dengan opini masyarakat, kita yang harus mengarahkan opini masyarakat tersebut. Kau tau, masyarakat sekarang sudah amat pintar dan mereka bahkan tidak mudah dibohongi. Kau hanya perlu mengekspos hal yang sebenarnya. Tentang keluarga, pendidikan. Apa kau pikir masyarakat tersebut tidak bisa menilai terhadap gadis bodoh itu? Dan masyarakat yang akan membereskan semuanya."

Nah, perkataan dari presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) itu menginspirasi Yoon Joo untuk melakukan siasat licik lain. Ia akan mengekspos pada masyarakat umum tentang latar belakang Lee Seol, tentang ayah Lee Seol yang terlibat banyak masalah. Cukup gampang bagi Yoon Joo untuk melakukan hal itu, karena ia juga kan punya koneksi dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Jadi, semua berita buruk yang diberitakan oleh Reporter Yoo Gi Gwang, sumbernya berasal dari Yoon Joo.

 Yoon Joo menghadap Kakek Park Hae Young, ia bersikap seolah ia berada di pihak kakek Park Hae Young. "Aku baru saja menemui Presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party). Dan sepertinya masyarakat masih tidak menyukai tentang keputusan yang telah dibuat."
Ayah Yoon Joo berkata, "Bagaimanapun juga kita harus memperbaiki jalinan hubungan kita dengan pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party). Agar semuanya berjalan lancar."


 Park Hae Young datang untuk menemui kakeknya. Ayah Yoon Joo memberi isyarat pada Yoon Joo untuk keluar ruangan.
"Kau anak yang tidak tau diuntung. Kau sudah menyembunyikan Princess begitu saja." Kakek marah pada Park Hae Young.
"Kakek, apa ini masuk akal? Kau memberikan seluruh hartamu untuk seseorang yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kita." jawab Park Hae Young. Ia masih berusaha untuk menyadarkan Kakeknya, kalau tidak ada gunanya memberikan semua harta kekayaan pada orang lain.
"Dae Han Group dibangun dan didirikan pertama kali juga karena bantuan dari keluarga kerajaan." jawab Kakek dengan emosi. Saya suka takut kalau liat kakek-kakek marah sambil teriak-teriak, takut tiba-tiba jantungnya berhenti berdetak (??)
"Kalau begitu, kau tidak seharusnya memberikan semua hartamu. Kau hanya cukup untuk melunasi semua dana yang diberikan oleh keluarga kerajaan dan membayar bunganya." jawab Park Hae Young.
"Kenapa?!! Apa itu uangmu! Apa kau yang mencarinya?! Kenapa kau sangat khawatir dengan harta itu." Kakek marah besar.

 "Baiklah, kalau seperti itu, aku akan bertindak sesuai dengan caraku." ungkap Park Hae Young.
"Apa maksudmu?" tanya Kakek.
"Sangat mudah untuk menculik gadis itu. Aku tidak peduli, bagaimana caraku menculiknya. Mungkin aku akan mengikat kaki dan tangannya." ancam Park Hae Young.
"Kau!! Lihat, sekarang dia sudah berbicara mirip seperti ayahnya." ucap kakek.

Mendengar hal itu Park Hae Young terkejut. Ayahnya? Ayah Park Hae Young yang pergi, tanpa memberikan kabar sejak 20 tahun yang lalu juga menghadapi situasi seperti yang ia hadapi saat ini.
"Apa situasi yang aku hadapi saat ini juga sama dengan yang dihadapi oleh ayahku?" tanya Park Hae Young. Suasana menjadi semakin tegang. "Sudah lama aku merasa sangat penasaran. Kenapa ayahku tidak diperbolehkan lagi untuk menginjakkan kakinya di negara ini? Apa dosa yang ia perbuat sehingga kau mengusirnya.  Apa karena pembentukan kembali keluarga kerajaan? Agar keluarga kerajaan dapat terbentuk kembali, kau mengusirnya dan membiarkanku hidup sebagai yatim piatu. Apa ayahku juga mencoba untuk menyingkirkanmu dan cemburu terhadap perusahaan ini? Begitu?" tanya Park Hae Young.
"Tutup mulutmu!" bentak Kakek.
"Kau sebaiknya keluar, mari kita bicarakan diluar." ucap Ayah Yoon Joo.
"Keluar! Suruh ia keluarr!!" bentak Kakek.
"Baiklah. Aku akan keluarga. Dan jangan harap kau bisa melihat Princess lagi." jawab Park Hae Young seraya keluar dari ruangan kakeknya.
Karena marah, kesehatan kakek menjadi tidak membaik.

 Yoon Joo yang sedari tadi mencuri dengan pembicaraan antara Park Hae Young dan kakeknya, ia berkata pada Park Hae Young. "Oppa, kau tidak boleh berkendara dalam keadaan seperti ini. Hal ini akan membuatmu celaka." ucap Yoon Joo cemas. "Oppa, tenangkan hatimu dan tinggalah sebentar."
"Saat keluarga kerajaan sudah terbentuk dan saat aku jatuh bangkrut, aku tidak akan bisa lagi untuk menikahimu. Masuklah." jawab Park Hae Young seraya pergi meninggalkan Yoon Joo.
Yoon Joo menatap Park Hae Young yang semakin menjauh, ia menahan air matanya.


 Pagi harinya Park Hae Young mengerahkan semua pemikirannya, ia harus menyelamatkan harta warisannya. Sama seperti Yoon Joo, Park Hae Young menemui Presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party).
Park Hae Young mengatakan "Aku ingin meminta bantuanmu. Bisakah kau mencabut ketentuan untuk -tidak boleh melakukan perjalanan jauh?-"
"Kenapa? Apa ada ingin mengirim seseorang pergi?" tanya Presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party). "Apa itu Princess?"
Park Hae Young tersenyum, "ternyata kau sangat cepat menanggapinya."
"Ah, aku juga seperti itu. Tapi, kenapa kita tidak menggunakan cara yang lebih mudah saja? Kau tau, masa kecil anak itu tidaklah baik. Kalau kita mempublikasikan hal itu kepada publik. Maka tentu saja, kita tidak perlu melakukan hal apapun." Ini juga saran yang ia berikan pada Yoon Joo.

 Di rumah Lee Seol, ibunya tengah menyiapkan banyak masakan agar Lee Seol bisa membawanya saat ia akan pergi ke Egypt.
"Ibu, bagaimana bisa aku membawa makanan sebanyak ini ke dalam pesawat?" tanya Lee Seol.
"Aigoo, kau ini bodoh. Aku menyiapkan ini semua karena aku khawatir, saat kau di Egypt, kau tidak bisa menemukan makanan yang biasa kau makan." jawab Ibu. "Oh, ya.. Sebelumkau pergi, sebaiknya kau berpamitan terlebih dulu pada Proffesor. Jangan pergi begitu saja."
"Iya, ibu. Aku sudah melakukannya. Aku sudah berpamitan dengannya lewat surat." Lee Seol terkejut dengan ucapannya sendiri. "Ah, surat! Surat!!"

 Lagi-lagi tragedi surat. Sebelum Lee Seol pergi ke Egypt selain membuat surat untuk ibunya, ia juga membuatkan surat untuk Profesor Nam Jung Woo. Surat special buatan Lee Seol, ia menuliskan perasaannya pada Profesor Nam Jung Woo dalam surat itu. Lee Seol bahkan menyemprotkan parfum pada amplop surat itu. Hahaa..

Lee Seol panik, ia segera menelpon profesor Nam Jung Woo.
"Halo." sapa Lee Seol.
"Ah, Lee Seol. Baru saja, aku akan menelponmu karena khawatir dengan keadaanmu. Bagaimana? Apa kau kembali ke rumah dengan selamat?" tanya Profesor.
"Ah, iah." jawab Lee Seol. "Profesor.. Hmmm.. Apa kau menemukan surat aneh?"
Profesor mengambil surat Lee Seol, "Ah, maksudmu surat ini : dear professor.. Ada tanda love di antasnya." Profesor menahan gelaknya.
"Ah, benar.. Profesor, apa mungkin kau sudah membacanya?" tanya Lee Seol penasaran.
"Aku baru saja menerimanya. Sudah lama sekali, aku tidak menerima surat dengan tulisan tangan." jawab Profesor seraya tersenyum.
Lee Seol berlonjak, "Professor, aku akan menemuimu untuk mengambil surat itu kembali. Aku mohon, kau jangan membacanya, aku mohon..."
"Kenapa? Kau mengirimkan surat ini tapi aku tidak boleh membacanya?"
"Ah, saat itu aku memang mengirimkannya untukmu, tapi sekarang keadaannya sudah berubah.. Aku mohon profesor, aku mohon kau tidak membaca surat itu. Aku akan segera ke sana. Tunggu aku.." Lee Seol segera mengambil sweater dan tasnya lalu berlari keluar rumah. Ibu Lee Seol yang melihat hal itu berkata, "Hei, menantu Park tidak membolehkanmu keluar rumah."
"Ah, hanya sebentar ibu." jawab Lee Seol, ia segera pergi dan mengejar bus.


 Lee Seol berlari menuju kampus, saat ia berlari beberapa wartawan mencegatnya.
"Permisi, bisakah kita mengadakan interview sebentar?"
"Apa?" tanya Lee Seol tidak mengerti.
"Kau adalah -gadis yang dipeluk- itukan?" tanya sang wartawan.
Lee Seol langsung menutupi wajahnya dengan tudung kepala. Beruntungnya Lee Seol karena Profesor datang menghampirinya.

 Profesoar Nam  Jung Woo berkata, "Kau lebih memilih untuk berada di sini lalu mengadakan wawancara dari pada menghadiri kelasku?" ucap Profesor, ia berpura-pura marah, agar bisa mengelabui wartawan. "Kau akan mendapat masalah besar." ucap Professor seraya pergi.
Lee Seol tersenyum, "Professor.." panggilnya, Lee Seol lalu mengejar Profesor dan membiarkan begitu saja para wartawan itu.

 Di kafe kampus, Lee Seol berkata, "Profesor, ternyata kau sangat mahir berakting."
Professor Nam Jung Woo tersenyum, "Benarkah? Orang-orang mengira kalau aku tidak memiliki sisi laki-laki yang baik. Tapi, mereka tidak tau, kalau aku punya sisi liar yang lain." ucap Profesor seraya mengambil surat Lee Seol dari balik jasnya.
"Ah, itu. Profesor, tolong kembalikan padaku." pinta Lee Seol saat melihat surat pink miliknya. Lee Seol berusaha merebut surat itu, tapi tidak bisa.
"Kenapa kau ingin mengambil kembali apa yang sudah kau berikan?" tanya Profesor, ia menahan tawanya.
"Ah, kalau kau ingin melihatku mati, kau bisa langsung membaca surat itu. Professor aku mohon, tolong kembalikan padaku." Lee Seol memohon.
"Kenapa?"
"Kalau kau membaca surat itu mungkin aku akan sangat malu dan enggan untuk bertemu denganmu lagi."
"Untuk itulah kau pergi ke Egypt?" tanya Profesor.
"Ah, aku pergi ke Egypt---" Lee Seol menyadari sesuatu. "Ah, Profesor, apa kau sudah membaca surat itu??"
Professor Nam Jung Woo bahkan hafal isi surat Lee Seol, "Professor, saat aku tiba di Egypt, Aku berharap kau masih single dan setiap minggu kau akan makan ramen sendiri di rumah. Aku merasakan ketulusan dari surat itu." jawab Profesor seraya tersenyum.

 "Ah ternyata kau sudah membacanya." Lee Seol menunduk malu.
"Pemilihan umum sudah mulai akan dilaksanakan akhir-akhir ini, tapi ternyata Sang Princess pergi ke Egypt. Aku sangat mencemaskanmu. Kau ingin pergi ke Egypt tapi tidak memberitahu siapapun." ucap Profesor Nam Jung Woo.
"Profesor, setelah membaca surat itu, kau masih mengkhawatirkanku?" tanya Lee Seol, ia senang ternyata Profesor lebih care dari pada yang ia kira.
"Apa aku juga harus mencemaskan keselamatanmu atau kesehatanmu saat disana?"
"Profesor teruslah untuk mengkhawatirkanku.." jawab Lee Seol. Hahaa..
"Tapi, kenapa kau tidak ingin menjadi Princess?" tanya Professor.
"Karena.. Karena aku sangat menyukai kehidupanku saat ini. Dan, aku juga tidak ingin memiliki musuh. Kau tau, nanti saat aku menjadi seorang Princess dan aku akan menjadi terkenal. Pasti ada saja golongan orang yang akan anti padaku. Dan, tentu saja, kakakku akan menjadi leader dari golongan anti itu." jawab Lee Seol.
Profesor hanya tersenyum mendengar penjelasan fan sekaligus penggemarnya itu.

 Kemudian, Lee Seol menerima telepon dari ruang organisasi, teman-temannya di ruang organisasi mengabarkan pada Lee Seol kalau keadaan sudah mulai kacau. Beberapa wartawan banyak yang menelpon ke ruang organisasi untuk menanyakan tentang keberadaan Lee Seol. Lee Seol segera melihat keadaan, ia berkata pada Profesor, "Profesor, aku permisi dulu." ucap Lee Seol, ia hendak melihat keadaan yang terjadi. Lee Seol berada di lantai dua, dari lantai dua ia melihat kerumunan wartawan tengah mengepung kampus.

 Lee Seol kembali menemui Profesor Nam Jung Woo, dan ia berkata dengan cemas. "Aku pasti sudah ditemukan sekarang." ucapnya.

Reporter Yoo Gi Gwang menginformasikan langsung dari kampus Lee Seol. "Di duga, ini adalah tempat dimana Princess menjalani pendidikannya. Princess Lee Seol yang merupakan keturunan langsung dari Kaisar Soon Jong dan anak perempuan dari Lee Yoon Chong. Park Hae Young yang merupakan cucu dari pemilik Dae Han Group diduga merupakan tunangan dari Princess dan hal ini yang menjadi fokus pemberitaan. Dikabarkan bahwa Dae Han Group mencoba memutar balikkan fakta dan diduga Dae Han Group membuat skema keuangan dibalik semua ini."

presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) senang melihat berita itu, ia beranggapan kalau pihak pro pasti akan kualahan (?) mengatasi hal ini.


Park Hae Young yang melihat tayangan itu, segera menghubungi Lee Seol.
"Hallo. Cepat kau keluar dari rumah dan pergi ke suatu tempat yang tidak dapat diketahui siapapun. Aku akan menghubungimu lagi nanti dan aku akan menemuimu di tempat itu." ucap Park Hae Young.
Lee Seol berteriak.. Ia tengah dikejar-kejar oleh wartawan.. Hahaa.. Lee Seol dibantu oleh Profesor Nam Jung Woo untuk menghindari serbuan wartawan. Lee Seol berlari seraya menerima telepon dari Park Hae Young.
Park Hae Young kesal. "Apa?! Kau ada di kampus.?!!"
Park Hae Young benar-benar kesal, ia sudah menyuruh Lee Seol untuk tetap di rumah tapi kenapa Lee Seol malah ke kampus. Ckckc.. Semua ini bermula karena masalah surat. Hahaa..

Lee Seol bersama Profesor berlari secepat mungkin, untuk bisa menghindari wartawan.
"Bagaimana ini?" ucapnya panik seraya terus berlari.

Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo sampai di ruang organisasi. Mereka segera masuk ruang organisasi dan mengunci pintu. Dua orang teman Lee Seol segera menyambut mereka. Profesor berkata, "Jaga pintu agar mereka tidak bisa masuk." ucap Profesor pada kedua teman Lee Seol.

Kedua teman Lee Seol segera menjaga pintu, satu dari mereka berkata, "Ah, bagaimana. Ada apa ini??"
Yang lain berkata seraya mengambil bedak dan mulai berdandan, "Aku tidak tau, apa yang sedang terjadi. Tapi, bukankah kita harus terlihat cantik di depan kamera."
"Ah, iya.a." dan mereka mulai berdandan seraya menjaga pintu. Hahaaa..


Reporter Yoo Gi Gwang semakin memberitakan hal yang sensitive, ia memberitakan bahwa, "Telah dikabarkan bahwa beberapa tahun terakhir ini Dae Han Group meminta bantuan pemerintahan Korea dalam pembangunan kembali keluarga kerajaan. Dugaan sementara adalah Dae Han Group menggunakan Keluarga kerajaan untuk money laudering. Dan Dae Han Group juga dikabarkan sudah menekan pihak pemerintahan."

Presiden pihak pro tentu saja tidak menyukai statement itu, ia membantu Dae Han Group dalam pembentukan kembali keluarga kerajaan adalah murni untuk mengembalikan kejayaan Korea.

Kakek Park Hae Young pun marah mendapat laporan seperti itu dari Ayah Yoon Joo.

Park Hae Young menyusul Lee Seol ke kampus. Melihat Park Hae Young datang, para wartawan segera menghampirinya dan mengajukan padanya banyak pertanyaan. Pertanyaan mengenai tanggapan Park Hae Young terhadap semua pemberitaan yang mulai menjatuhkan Dae Han Group. Park Hae Young hanya terus berjalan, tanpa memperdulikan para wartawan.

Saat di depan pintu ruang organisasi, Park Hae Young segera menelpon Lee Seol, "Halo, aku sudah sampai, jadi buka pintunya."
Kemudian, yang membukakan pintu adalah Profesor Nam Jung Woon. Park Hae Young dan Profesor Nam Jung Woon saling menatap sinis. Park Hae Young segera masuk ke dalam ruang organisasi, dan Profesor berusaha untuk mencegah para wartawan untuk tidak memasuki orang organisasi.

Saat bertemu Lee Seol, Park Hae Young marah, ia berteriak ke arah Lee Seol. "Kenapa kau keluar rumah. Kenapa?! Aku sudah mengatakan padamu untuk tetap tinggal di rumah.."
Lee Seol tidak terima kalau dirinya dibentak seperti itu, "Hey, memangnya aku tidak bisa membentakmu juga, huh?! Kau pikir kau siapa? Kau pikir, siapa yang sudah melibatkanku sampai ke dalam masalah serumit ini. Siapa yang menyebabkan semua ini."
"Aku hanya khawatir!" jawab Park Hae Young. Ehm.. jawaban yang membuat kekesalan Lee Seol mereda. Park Hae Young khawatir dengan keadaan Lee Seol.
"Kau mematikan ponselmu dan kau pergi ke kampus. Apa kau pikir itu tidak membuat khawatir?" tanya Park Hae Young.
"Ayo, ikut denganku sekarang juga." Park Hae Young menarik tangan Lee Seol.


Tapi, Profesor segera mencegah kepergian Park Hae Young.
"Ada urusan apa kau?" tanya Park Hae Young pada Profesor Nam Jung Woon.
"Aku adalah dosennya, dan aku tidak akan membiarkan kalian pergi sebelum mengetahui hal yang sebenarnya terjadi." jawab Profesor Nam Jung Woon.
"Tidak ada gunanya untuk menjelaskan semuanya padamu, kau tidak ada urusan dalam masalah ini." jawab Park Hae Young. 
"Jadi, apa menurutmu. Kita harus menunggu di sini sampai semua wartawan dari seluruh dunia datang ketempat ini. Begitu?" tanya Park Hae Young dengan sinis.
"Banyak wartawan yang tengah mengekspos apa yang sedang terjadi. Kita perlu memikirkan sebuah rencana." 
"Tunanganku dan aku sendiri, masalah kami bukan urusanmu."
"Aku tidak yakin kalau kau itu adalah tunangan Lee Seol atau malah seseorang yang hendak menculiknya, Aku benar-benar tidak yakin.." jawab Profesor.

Park Hae Young terdiam ia menatap Lee Seol. Sedangkan Lee Seol tersipu malu karena profesor membelanya.
"Bukankah kau sudah telat untuk pergi ke Egypt. Terlebih lagi, kalau kau keluar dari ruangan ini, kau harus berurusan dengan para wartawan. Jadi tidak ada gunanya kau dan lee Seol pergi dari tempat ini?" jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Apa-apaan ini kenapa dia membicarakan tentang Egypt." tanya Park Hae Young, ia menatap kesal ke arah Lee Seol. Bukankah seharusnya yang mengetahui rencana kepergian Lee Seol ke Egypt, hanya Park Hae Young.
Lee Seol salah tingkah, ia meringis. "Begini.. Kau tau, ternyata pengiriman surat itu lebih cepat dari yang aku kira."
"Apa ? Kenapa harus surat!!" Park Hae Young kesal. "Sebenarnya apa yang kau tulis di dalam surat itu?"
"Sumpah, sampai aku mati, aku tidak akan memberitahukan isi surat itu padamu." jawab Lee Seol.
"Jangan membentaknya." ucap Profesor Nam Jung Woo. "Itu hanya sebuah surat manis yang penuh cinta." HAHAA..

Kemudian Park Hae Young mendapat telepon yang memberitahukan bahwa pengawal akan datang untuk menjemput mereka. Tidak berapa lama kemudian beberapa pengawal masuk ke dalam ruang organisasi. Mereka membungkuk untuk memberi hormat pada Park Hae Young, lalu pengawal itu berkata, "Kami datang untuk mengawal anda keluar dari sini."
"Baiklah." jawab Park Hae Young.
"Direktur Oh Yoon Joo juga datang ke sini untuk mendampingi anda." ucap pengawal itu lagi.

Oh Yoon Joo masuk ke dalam ruang organisasi, ia berkata, "Aku datang ke sini atas permintaan kakek. Untuk memastikan kalau kalian bisa keluar dari sini."
"Sebenarnya kau tidak perlu ke sini." jawab Park Hae Young.
"Dan, kalau ada hal yang ingin kau tanyakan, silakan kau tanyakan pada Yoon Joo, karena ia lebih mengetahui apa yang terjadi daripadaku." jawab Park Hae Young, ia menggenggam tangan Lee Seol lalu mereka keluar dari ruang organisasi dengan pengawalan ketat.

Oh Yoon Joo tidak menyertai Park Hae Young dan Lee Seol tapi ia tetap berada di ruang organisasi untuk berbicara dengan Profesor Nam Jung Woo. "Aku, Sekretaris eksekutif dari Dae Han Group akan memberikanmu penjelasan. Pihak kampus juga akan diberikan penjelasan atas semua kericuhan ini. Tapi, pertama aku akan menjelaskan--"
"Berhenti.. Dae Han punya banyak sekretaris tapi kenapa kau yang datang kesini?" tanya Profesor.
"Kami sedang dalam perang dingin." jawab Yoon Joo.


Park Hae Young dan Lee Seol dikawal ketat saat melintasi koridor. Para pengawal sama sekali tidak memperbolehkan wartawan untuk mengambil gambar. 
Park Hae young menutupi wajah Lee Seol dengan tangannya, lalu ia berkata, "Kau datang ke kampus untuk menemui Profesor kan?"
"Ah, tidak.. Aku datang ke kampus karena ada yang harus dikerjakan.." jawab Lee Seol.

"Ah, gara-gara kau kita harus kabur ke tempat lain lagi." kata Park Hae Young.
"Apa maksudmu?"
"Ok, dalam hitungan ketiga, kita lari.."
Lee Seol mengikuti saja apa kata Park Hae Young. Park Hae Young mulai menghitung dan dalam hitungan ketiga, mereka berdua lari dari kawalan para pengawal.

Para pengawal panik, karena Park Hae Young berhasil membawa Lee Seol pergi. Para pengawal diperintahkan untuk membawa kembali Lee Seol untuk menemui kakek, tapi ternyata Park Hae Young membawa pergi Lee Seol. Yah, seperti statement Park Hae Young sebelumnya, kalau ia tidak akan membiarkan kakek dengan mudah untuk bertemu dengan Lee Seol, ia akan berbuat tindakan agar pembentukan keluarga kerajaan berjalan sulit. Salah satunya dengan menculik Lee Seol. Kata-kata menculik kurang tepat sebenernya, tapi terjemahan korea english dari vikii tertulis 'kidnapped'. Gimana bisa dibilang penculikan, kalau Lee Seol dengan sukarela (?) diajak pergi bersama Park Hae Young.

Park Hae Young mengemudikan mobilnya dengan kencang. Ia tidak ingin para pengawal berhasil mengikuti mereka. Lee Seol berkata, "Bukankah seharusnya kita pergi menemui Kakek?"
"Kau akan pergi ke Egypt, dan masalah pencabutan -pelarangan agar kau dapat ke luar negeri- juga akan segera diselesaikan dalam dua hari mendatang. Jadi, kau tidak perlu memikirkan hal itu." jawab Park Hae Young.
"Tapi, masalahnya sekarang berbeda. Mereka, para reporter dan seluruh negeri sudah mengetahui kalau aku ini adalah Princess. Bagaimana bisa aku pergi ke Egypt?!" ujar Lee Seol. "Para reporter juga sudah banyak memotretku tadi." Lee Seol menunduk.
"Lihat! Semua ini akibat kau tidak mendengarkanku, kalau pun ada sebanyak apapun wartawan di sekitarmu, kalau kau bersamaku, tidak akan ada yang bisa mengambil fotomu." 
"Lalu, kenapa aku tidak diperbolehkan untuk tetap tinggal dan bertemu dengan kakek, kenapa kita harus pergi sejauh ini?!"

Park Hae Young kesal, "Aish.. Semua ini benar-benar gila!"
Lee Seol kaget, karena Park Hae Young terlihat tengah membentaknya, "Hei, Lihat. Kau bahkan sudah terbiasa untuk membentakku sekarang. Kalau seperti ini terus, aku tidak akan bekerja sama denganmu."
"Aku sedang tidak berbicara denganmu. Kita sedang terburu-buru tapi bensin mobil ini habis." jawab Park Hae Young. "Ah, dimana SPBU terdekat. Argh, tidak ada yang berjalan sesuai keinginan." keluh Park Hae Young.
Lee Seol hanya menatap aneh ke arah Park Hae Young.

Mobil Park Hae Young memasuki wilayah SPBU dan pegawai segera menyambut mereka. Park Hae Young menurunkan kaca mobilnya. Pegawai SPBU segera bertanya, "Selamat datang. Akan diisi berapa banyak?"
Park Hae Young menjawab, "Diisi sampai penuh."
Karena khawatir petugas SPBU mengenali Lee Seol sebagai Princess, maka Lee Seol menutupi wajahnya.
"Sudah turunkan tanganmu. Kau akan semakin menarik perhatian mereka kalau kau terus menutupi wajahmu seperti itu." ungkap Park Hae Young.
"Ah, benarkah? Apa aku masih terlihat cantik saat aku menutupi wajahku?" tanya Lee Seol. Hahaa..
"Ya, sudah, sudah. Tutup saja wajahmu.."

Park Hae Young mendapat telepon dari kakek. 
"Hallo.." sapa Park Hae Young.
Karena masalah yang terjadi, kesehatan kakek semakin drop. Saat menelpon Park Hae Young, ia sedang diperiksa oleh dokter. "Apa maksudmu dengan menyembunyikan Princess? Huh?!!" Kakek marah.
"Aku sudah mengatakan sebelumnya, kalau aku akan melakukan tindakan sesuai dengan caraku sendiri."
"Kembali. Cepat kembali!!" 
Dokter yang melihat kakek marah-marah berkata, "Seharusnya kau tidak banyak berbicara saat aku tengah memeriksa tekanan darahmu."
Hahaa.. Kakek malah berganti memarahi dokter, "Diam!!"
"Cepat kembali!!" suruh Kakek pada Park Hae Young.
"Tidak, aku tidak akan membiarkan warisanku hilang begitu saja. Aku bahkan sudah tidak sabar untuk mengikat tangan dan kakinya. Baiklah, aku akan menutup telepon ini." Park Hae Young mematikan ponselnya tanpa mempedulikan kakeknya.

Lee Seol menatap tidak mengerti ke arah Park Hae Young, "Apa kau bilang, kau ingin mengikat kaki dan tanganku?"
"Aku memang bilang seperti itu." jawab Park Hae Young.

Pengisian bensin selesai, petugas memberikan bon agar Park Hae Young menandatanganinya. Petugas SPBU itu ternyata menyadari kalau yang ada di dalam mobil adalah Princess Lee Seol. Saat kaca mobil diturunkan, petugas itu segera mengambil foto Lee Seol dengan kamera ponselnya. Lalu petugas itu bersorak, "Hei, bukankah itu Princess.. Hei, hei, dengar Princess ada di dalam mobil ini. Ow, amazing." Mendengar seruan itu, semua petugas SPBU segera berkumpul mengelilingi mobil untuk dapat memotret Lee Seol.

Lee Seol panik dan Park Hae Young berusaha agar para petugas itu berhenti memotret. Tidak lama kemudian, pengawal kakek Park Hae Young datang. Para pengawal segera mencegah para petugas untuk mengambil gambar. Pemimpin pengawal berkata, "Tuan muda, kau harus kembali sekarang juga. Kau harus kembali, karena Kakek mencarimu dan Princess."

Park Hae Young memberi isyarat agar para pengawal segera mengatasi kekacauan yang terjadi saat ini. SPBU itu bertambah ricuh, para pegawai dan pengawal berseteru dan ini kesempatan bagi Park Hae Young untuk menancapkan gasnya lalu pergi..

Park Hae Young terus melajut, mereka sudah pergi jauh dari kota Seoul. Saat mengemudi Park Hae Young memperhatikan Lee Seol yang tertidur pulas. Melihat Lee Seol yang tertidur pulas dan karena tidak ingin mengganggunya, Park Hae Young menghentikan mobilnya di tepi pantai. Ia bahkan membuat Lee Seol agar merasa nyaman, ia menyelimuti Lee Seol dengan jasnya. Care nyaa Oppaa..


Lee Seol terbangun setelah tidur nyenyak. Ia bangun dengan keterkejutan, karena ia baru menyadari kalau mereka sudah tidak lagi berada di kota Seoul. Lee Seol melihat ke arah Park Hae Young, Park Hae Young tertidur pulas. Lee Seol melihat jam Park Hae Young, ternyata mereka sudah pergi dalam jangka waktu yang lama. "Oh, sudah lama sekali dan sudah sejauh ini." ucap Lee Seol pada dirinya sendiri. Sekarang giliran Lee Seol yang menyelimuti Park Hae Young dengan jas.



Lee Seol menyelimuti Park Hae Young dengan jas, Lee Seol mendekatkan wajahnya ke wajah Park Hae Young. Ia penasaran dengan bulu mata Park Hae Young yang terlihat panjan. Dengan ragu, Lee Seol menyentuh bulu mata Park Hae Young dengan ujung jari telunjuknya. Ia lalu bergumam, "OMO, dia punya bulu mata yang sangat panjang." Hahaa.. Lee Seol kembali menyentuh bulu mata Park Hae Young lalu ia mengukur bulu matanya sendiri. Lagi-lagi Lee Seol terkejut, karena bulu mata Park Hae Young benar-benar panjang.. 

Lee Seol menyudahi acara sentuh-menyentuh bulu mata Park Hae Young (????) hahaa.. Lee Seol melihat keadaan sekelilingnya. Daratan dipenuhi salju dan tepat didepannya adalah sebuah sungai (laut?). Lee Seol ingin menghirup udara luar, ia memutuskan untuk keluar dari mobil, tapi Park Hae Young segera menahan tangan Lee Seol. Park Hae Young berkata dengan masih memejamkan matanya. "Kau mau kemana? Apa kau mau kabur?"
"Huh?! Kau sudah bangun. Kapan kau bangun. Apa kau mendengar sesuatu?" Lee Seol panik, ia khawatir.
"Apa? Mendengar apa? Bulu mata?" jawab Park Hae Young.
"OMO!! Kau bodoh! kenapa kau berpura-pura tidur padahal kau sudah bangun?"
"Kenapa kau menyentuh wajah orang seenaknya?"
"Kau, kenapa kau menurunkan jok kursiku? Kenapa?"
"Karena kau mengorok. Saat aku merendahkan jok mobilmu, kau berhenti mengorok." jawab Park hae Young. "Kau harus pergi ke rumah sakit. Kau harus segera dioperasi." ucap Park Hae Young dengan malas. 
"Apa? Tidak mungkin. Aku tidak mungkin mengorok."
Kemudian, perut Lee Seol mulai berdendang (?), Lee Seol kelaparan. Park Hae Young hanya tertawa.
"Apa kau lapar?" tanya Park Hae Young.
Lee Seol mengangguk.



Mereka pergi ke sebuah kedai makanan. Karena mereka sedang berada jauh dari kota Seoul, pantas saja tidak ada yang mengenali atau memperhatikan kedatangan mereka. Para pengunjung di kedai makanan itu sibuk dengan diri mereka masing-masing. Lee Gi-Kwang (beast) as Gun-I (seorang pelayan) mengantarkan pesanan Lee Seol dan Park Hae Young. Gun I sangat ramah, ia bahkan memberikan bonus minuman dan mengedipkan matanya pada Lee Seol. Awalnya Lee Seol menutup wajahnya dengan tangan, tapi karena suasana begitu damai jadi ia tidak melakukan hal itu lagi.

Saat makan, Lee Seol mengambil semua ikan dan hanya menyisakan sayuran untuk Park Hae Young. Hihiii.. Lee Seol pun bertanya, "Apa aku harus benar-benar pergi ke Egypt?"
"Gzz.. Kau menanyakan hal yang membuatku khawatir." jawab Park Hae Young.
"Aku tidak tahu kalau ternyata Dae Han Group itu sangat menakjubkan. Mungkin saja saat aku di Egypt nanti mereka akan dapat menemukanku."
"Dan saat itu, kau harus kabur lagi."
"Sampai kapan?"
"Who knows??"

Kemudian, TV yang ada di kedai itu menyiarkan breaking news. Dalam breaking news tersebut Reporter Yoo Gi Gwang memberikan informasi yang sangat mengejutkan. Gun-I memperbesar volume TV, seraya berkata "Hyung.. Hyung.. Bisakah kalian tenang sebentar. Ini berkaitan dengan masa depan pekerjaanku. Kalau pembentukan kembali keluarga kerajaan tidak jadi, maka aku akan jadi pengangguran.." Yap, Gun-I akan menjadi asisten memasak kelak saat Lee Seol sudah masuk istana.

Reporter Yoo Gi Gwang memberitakan, "Park Hae Young Dae Han Group yang baru-baru ini mengunjungi universitas dimana Princess meneruskan pendidikannya. Dan seperti yang telah dikabarkan bahwa Lee Seol adalah orang yang menjadi figure utama dalam pengembalian dan pembentukan kembali keluarga kerajaan. Dan misteri dari Ayah kandung Lee Seol sudah terpecahkan saat ini. Bersamaan dengan kabar besar, mengenai Lee Seol yang merupakan cucu dari Kaisar Soonjong. Ada sebuah informasi menyebutkan bahwa Ayah Lee Seol yaitu Lee Han, adalah anak satu-satunya dari Kaisar Lee Young. Menurut sumber dari Dae Han Group menyatakan bahwa Lee Han -Ayah Princess Lee Seol- yang sudah meninggal 20 tahun yang lalu, terlibat dalam kehidupan yang tidak baik. Ia didugaan terlibat dalam tindakan kriminal seperti pencurian, penipuan dan tindakan kriminal lain. Tentu saja informasi ini sangat menggemparkan masyarakat."



Semua pengunjung yang berada di kedai itu segera berkomentar tidak meng-enak-an tentang ayah Lee Seol. Lee Seol geram, tidak boleh ada seorang pun yang menjelek-jelekan ayahnya. Lee Seol bangkit dari duduknya lalu berkata dengan keras, "Tidak. Ia tidak seperti itu."
Mendengar ucapan Lee Seol, semua pengunjung diam dan mereka memperhatikan Lee Seol.
Lee Seol mencoba menahan tangisnya, "Kalau kalian tidak mengetahui dengan benar tentangnya, jangan pernah kalian berbicara seperti itu."
Park Hae Young menatap cemas ke arah Lee Seol. Ia kemudian mengajak Lee Seol untuk pergi, "Sudahlah.. Ayo.."

Gun-I hanya menatap polos ke arah Lee Seol dan Park Hae Young pergi dari kedainya.



Lee Seol menatap laut. Ia terus menangis. Laut itu mengingatkan dirinya dengan kenangan bersama ayahnya. Saat Lee Seol kecil, Lee Seol dan ayahnya bermain-main di tepi pantai. Mereka membuat boneka salju.
Lee Seol kecil berkata, "Ayah, apa tanganmu sakit?"
Ayahnya menjawab, "Tidak, tanganku tidak pernah sakit saat aku menggendongmu."
"Ayah, apa kita tidak bisa pulang?"
"Kau pastii mengantuk, tidurlah." jawab Ayah Lee Seol mencoba mengalihkan pembicaraan.



"Aku harus kembali ke Seol. Aku harus menemui Kakek." ungkap lee Seol.
"Kenapa harus menemui kakek?" tanya Park Hae Young.
"Karena selama ini, yang aku tahu, hanya kakeklah orang yang memiliki cukup kekuatan untuk men-clear-kan semuanya. Yang mereka beritakan itu adalah bohong. Aku akan membuktikannya, kalau semua itu bohong. Dan aku akan membuat orang-orang bodoh itu meminta maaf atas apa yang sudah mereka ucapkan." jawab Lee Seol. Bagaimanapun juga saat seseorang yang kita sayangi mendapat cemooh-an buruk dari lingkungan sekitar, pasti kita yang menyayangi orang itu tidak terima dengan semua cemoohan yang ada. Naluri Lee Seol sebagai seorang anak yang sangat mencintai Ayahnya, mengharuskan dirinya untuk membuat semuanya menjadi jelas, ia tidak ingin nama Ayahnya tercoreng hanya karena berita-berita seperti itu. Dan, inilah alasan kenapa Lee Seol harus masuk ke istana. Dengan kedudukannya sebagai seorang Princess, ia akan dapat membersihkan nama baik ayahnya.

"Kau besok tidak akan ada di sini lagi. Kau akan segera pergi ke Egypt." Park Hae Young mencoba meyakinkan.
"Tidak.. Aku tidak akan pergi ke Egypt."
"Apa yang akan kau lakukan kalau ternyata semua berita itu adalah benar. Kau bahkan tidak ingat dengan betul bagaimana kehidupan masa kecilmu. Dia bisa saja melakukan apapun. Dia bahkan meninggalkanmu saat kau masih kecil dan hanya berusaha untuk mempertahankan hidupnya sendiri."
"Kau pasti lupa. Ayahku tidak meninggalkanku." jawab Lee Seol. 

Tiba-tiba Gun-I datang dan menghampiri Lee Seol, "Oh, Noona.. Sudah sedari tadi aku mencarimu." ucap Gun-I dengan nafas memburu.
"Apa maumu?" tanya Park Hae Young.
"Kenapa kau mencariku?" tanya Lee Seol dengan ramah.
"Ah, kau pasti princess. Maafkan atas kejadian tadi." Gun-I membungkuk, lalu ia kembali berkata, "Semua berita itu bohong. Aku bahkan tidak percaya sama sekali."
"Dia bukan princess, ayo pergi." Park Hae Young menarik tangan Lee Seol. Tapi kemudian beberapa mobil datang menghampiri mereka.

Melihat mobil yang datang, Gun-I berseru "Ah, mereka sudah datang.. Mereka terus mencarimu, jadi aku mengarahkan mereka untuk datang ke tempat ini. Terimakasih. Selamat jalan." Gun-I pergi berlari meninggalkan Park hae Young dan Lee Seol.


Rombongan mobil itu adalah mobil kakek dan para pengawalnya. Kakek turun dari mobil dibantu oleh Ayah Yoon Joo. Kakek berkata, "Yang Mulia aku datang untuk menjemputmu. Kau tidak boleh menolak semua hal ini, masyarakat korea sedang menunggumu." ucap Kakek dengan sopan.
"Masyarakat sudah menerima banyak berita yang tidak benar. Apa aku masih bisa menjadi seorang Princess?" tanya Lee Seol.
"Tentu saja, kau sudah siap menjadi seorang Princess." Kakek mempersilakan Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil.

Lee Seol menatap Park Hae Young lalu ia masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan Park Hae Young. Rencana Park Hae Young untuk mendapatkan kembali harta warisannya semakin sulit.




Kakek langsung membawa Lee Seol masuk ke dalam istana. Mobil memasuki area istana dan semua penjaga, pengawal membungkuk memberikan hormat. Kakek membangunkan Lee Seol yang tertidur di dalam mobil. "Yang Mulia, kita sudah sampai."
Lee Seol terbangun, ia lalu dipersilakan keluar dari mobil. Dengan takjub, Lee Seol melihat istana megah di hadapannya. Daaaan, kehidupan istana Lee Seol dimulai..


Related Posts by Categories

0 komentar: